Kareba Magazine Edisi 02

Page 1

KAREBA Magz - Edisi 02 | Juni 2014

1


Aga Kareba

Menghadirkan Yang Terbaik Bagi Pembaca Setelah kehadiran edisi perdana Kareba Magazine pada Mei 2014, Alhamdulillah….kami tidak menyangka banyak respon para pembaca, baik terhadap tampilan maupun konten yang disajikan. Selain itu, permintaan untuk memperoleh majalah ini pun tak dapat kami elakkan, termasuk pembaca yang ingin menyumbang naskah. Berangkat dari beragam respon tersebut, membuat kami makin ‘berbenah’ diri untuk melakukan berbagai perbaikan dan bahan evaluasi yang lebih komprehensif.

Meskipun demikian, kami tetap tidak melupakan fitrah kami sebagai media internal lingkup Pemprov Sulsel yang senantiasa melakukan perbaikan disana-sini, baik itu menyangkut isi, rubrikasi, maupun perwajahan/desain. Misalnya, dalam edisi Juni ini kami menambah halaman isi, rubrikasi lebih beragam dan variatif. Semua itu kami lakukan demi kepuasan pembaca setia kami.*** Redaksi

CONTENTS ENERGI Menyulap Kota Sutera Jadi City Gas ............................... 01 industri Sulsel, Daerah Pasokan Energi Terbaik ........................... 02-03 investasi Investasi di Sulsel? Jangan Ragu ! Alur Perizinannya Dipangkas .......................................... 04-05 komoditas Syahrul : “Beras Untuk DKI” ......................................... 06 Jokowi Kaget Sulsel Surplus Beras .................................. 07

cover story

Jejak Kereta Api di Bumi Celebes ............................................................. 13-17

interview bersama Wakil Gubernur Sulawesi Selatan Agus Arifin Nu’mang : Walikota Baru harus Tata Ulang Makassar ......................................................................... 08-09

Makro Prediksi Bank Indonesia tahun 2014 : Dibayangi Perlambatan, Ekonomi Sulsel Tetap Tumbuh .................. 23

inspiring Andi Onny Tenri Gappa : Bunga, Pohon dan Motor ....... 10-11

Highlight Peresmian Penerbangan perdana Garuda Indonesia dari Makassar-Jeddah via Medan ..................................... 24

peternakan Sulsel Genjot Pelabuhan Ternak ..................................... 12 aria daerah • Bone Ekspor Kepiting ke Jepang • Mensos Puji Perencanaan Kematian di Gowa • Gubernur SYL Lantik Walikota Danny Pomanto......... 18-19 pariwisata Bontolangkasa, Desa Penenun Sutera ............................. 20-21 Jurus SYL Jaga Inflasi Sulsel di Bawah 2% ...................... 22

lifestyle Satu Langkah, Seribu Gaya dan Sehat ............................. 25 perkebunan Rambutan Lego, Angkat Pamor Buah Lokal Sulsel ......... 26 Foodnotes Cawiwi, Menikmati Sensasi Burung Belibis .................... 27 coffee break Kultur Kopi Makassar, Secangkir, Never Ending Story .... 28-29

Pembina: Plt.Sekretaris Daerah Sulawesi Selatan H.Abdul Latief | Pelindung: Kepala Biro Humas & Protokol Setda Pemprov Sulsel, A.Darmawan Bintang | Pengarah : Kepala Bagian Humas Setda Pemprov Sulsel, D. Khaddafi | Editor in Chief : M.Rusman Madjulekka | Senior Editor: M.Kiblat Said Editor: Amirullah Hanafie, Ali Kumala, Badaruddin, M.Ibrahim Halim | Foto: Humas Setda Pemprov Sulsel | Layout: www.imagistudio.com Penerbit : Biro Humas & Protokol Setda Provinsi Sulawesi Selatan Bagian Humas Biro Humas & Protokol Setda Pemprov Sulsel Jl.Urip Sumohardjo No. 269 Makassar, Sulawesi Selatan. KAREBA Magz - Alamat Edisi 02 Redaksi: | Juni 2014 Telp.0411-453965, Fax: 0411-453489. | Email: redaksikarebamagazine@gmail.com | Website: www.sulselprov.go.id.


ENERGI

Menyulap

Kota Sutera

City Gas

Jadi

“Biarkan warga Wajo menikmati dulu pasokan gas alam tersebut agar mereka betul-betul merasakan manfaat hasil energi yang dihasilkan dari alam bumi dimana mereka berpijak,” Syahrul Yasin Limpo

Foto: www.ceritacita.blogspot.com

Dulu Sengkang (ibukota kab.Wajo) dikenal sebagai kota sutera. Tapi kini telah ‘disulap’ menjadi City Gas. Dimana sebanyak 4.172 rumah tangga di daerah itu mendapat pasokan gas melalui skema pipanisasi jaringan gas bumi dari PT Energy Equity Epick Sengkang. Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo telah mewanti-wanti agar produksi gas alam Sengkang tersebut tidak dikirim keluar daerah sebelum masyarakat di daerah penghasil bisa menikmatinya terlebih dahulu. “Biarkan warga Wajo menikmati dulu pasokan gas alam tersebut agar mereka betul-betul merasakan manfaat hasil energi yang dihasilkan dari alam bumi dimana mereka berpijak,” kata Syahrul. Proyek pemipaan gas bagi rumah tangga tersebut telah dimulai sejak 2011, dengan menelan APBN mencapai Rp55 miliar untuk pembangunan jaringan pipa distribusi dan pipa transmisi. Pembangunan jaringan gas rumah tangga tersebut sekaligus menandai Kota Sengkang, ibu kota Kabupaten Wajo, menjadi city gas pertama di provinsi Sulawesi Selatan. Pemasangan jaringan gas ke se­ jum­ lah rumah tangga tersebut tidak dikenakan biaya karena sumber penda­ naan dari APBN tahun anggaran 2011. “Ini hasi kerja sama dan koordinasi yang baik antarpihak yang terkait dan yang paling penting jargas ini mendahulukan Kota Sengkang, sebelum dikembangkan ke wilayah lain di sekitarnya,” jelas Bupati Wajo, Andi Burhanuddin Unru. Pengujian pengaliran gas telah dilakukan oleh PT Pertamina, Direktorat Jenderal (Ditjen) Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral(ESDM) dan BUMD PT Wajo Energy Jaya (WEJ). ”Untuk pengaliran gas ini kami melakukan pengujian di 10 rumah tangga,” kata Direktur PT Wajo Energi Jaya, Parawangsa. *** (rus).

KAREBA Magz - Edisi 02 | Juni 2014

1


INDUSTRI

Sulsel,

Foto-foto PLTU : Taufiq ‘Imagi Studio’

Daerah Pasokan Energi Terbaik

2

KAREBA Magz - Edisi 02 | Juni 2014

Grup Bosowa melalui Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Jeneponto dengan kapasitas 2x125 Megawatt (MW), di Desa Punagaya, Jeneponto, Sulawesi Selatan yang diresmikan Menteri Energi Sumber Daya Mineral Jero Wacik, 19 Desember 2012 telah memasuki sistem jaringan distribusi PLN untuk wilayah Sulsel dan sekitarnya. Apa dampak dari PLTU ini bagi iklim investasi di Makassar secara khusus dan Sulawesi Selatan secara umum? “Sulsel dan sekitarnya akan menjadi salah satu provinsi dengan jaminan ketersediaan listrik dan infrastruktur terbaik di Indonesia,” ujar Chief Executive Officer (CEO) Bosowa Erwin Aksa. Erwin mengatakan, tak hanya Makas­ sar, PLTU ini juga akan menyediakan kebutuhan energi di Sulawesi Selatan dan


INDUSTRI Barat (Sulselbar) secara umum. Adanya pasokan baru ini diperkirakan PT PLN akan menghemat anggaran sekitar Rp 4 triliun. Bosowa membangun PLTU ini melalui anak usahanya, PT Bosowa Energy bekerja sama dengan PT SSP (Sumberenergi Sakti Prima) yang telah berpengalaman dalam pengembangan PLTU dengan nilai investasi sekitar US$ 250 juta. Setelah unit 1, Bosowa akan kembali berinvestasi senilai US$ 300 juta atau sekitar Rp 3 triliun untuk pembangunan PLTU Jeneponto Unit 2 di Desa Punagaya, Jeneponto, Sulawesi Selatan. Hal tersebut dilakukan untuk me­ ng­ an­ tisipasi lonjakan permintaan listrik di Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat dan sekaligus ikut menyukseskan program MP3EI (Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia) koridor Sulawesi.*** (rus).

“Sulsel akan menjadi salah satu provinsi dengan jaminan ketersediaan listrik dan infrastruktur terbaik di Indonesia,” ujar Chief Executive Officer (CEO) Bosowa, Erwin Aksa.

KAREBA Magz - Edisi 02 | Juni 2014

3


INVESTASI

Investasi di Sulsel? Jangan Ragu !

Alur Perizinannya Dipangkas

A

nda ingin menanam modal atau investasi di daerah Sulawesi Selatan? Sekarang tidak perlu ragu, karena Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan telah memangkas alur perizinan investasi serta pelayanan lebih profesional dengan pembentukan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP). “Apa yang bisa dibantu?” demikian sambutan staf pelayanan di lobby kantor Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah (BKPMD) Sulawesi Selatan di kawasan Panakkukang, Makassar. Selain itu, pelayanan pengurusan izin investasi terasa berbeda, tak lagi bertele-tele dan birokrasi yang panjang. Hal tersebut diungkapkan oleh Plt. Kepala BKPMD Sulsel, Irman Yasin Limpo, SH. Pendirian PTSP, lanjutnya, diharapkan lebih memacu arus investasi swasta asing maupun nasional yang masuk ke daerah ini. Lembaga PTSP akan melayani seluruh perizinan yang selama ini masih melalui beberapa satuan kerja perangkat daerah (SKPD) di lingkup Pemprov Sulsel. “Kami berharap, lembaga ini mampu memberikan pelayanan prima dengan sistem one stop service sehingga investor bisa lebih mudah menanamkan modalnya,” jelasnya. Selain itu, lanjut Irman, kehadiran PTSP bisa menjadi stimulus pertumbuhan ekonomi Sulsel dalam menyongsong pemberlakuan AFTA 2015. Adapun, realisasi investasi Sulsel sepanjang tahun lalu mencapai Rp11,4 triliun untuk PMDN atau melesat hampir empat kali lipat dibandingkan dengan tahun sebelumnya Rp2,3 triliun.

4

KAREBA Magz - Edisi 02 | Juni 2014

Berdasarkan data, penanaman modal asing (PMA) sepanjang 2013 justru menurun hingga 21% menjadi US$462,8 juta dibandingkan dengan tahun sebelumnya US$582,6 juta. PTSP melayani sebanyak 120 jenis layanan perizinan maupun non perizinan. Lembaga tersebut selain diharapkan memudahkan perizinan bagi investor juga merupakan bagian dari langkah penyederhanaan izin agar lebih memacu penanaman modal di daerah ini. Dalam rentang waktu Juni 2013 hingga Maret ini, PTSP telah melayani 20 sektor dengan 66 pelayanan perizinan dan 54 pelayanan non perizinan. (*).

Sekarang tidak perlu ragu, karena Pemprov Sulawesi Selatan telah memangkas alur perizinan investasi dan pelayanan yang lebih profesional.


INVESTASI

Foto-foto : berbagai sumber di internet

KAREBA Magz - Edisi 02 | Juni 2014

5


komoditas

BERAS SULSEL. Gubernur Sulsel H. Sy­ah­rul Ya­­­sin Limpo dan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo meninjau beras dalam peti kemas yang siap dikirim ke Jakarta usai penandatanganan MOU Kerjasama Pemasaran Hasil Pertanian Pemprov Sulsel dan Pemprov DKI Jakarta di Pelabuhan Soekarno Hatta, Makassar, Minggu (11 Mei 2014). Foto-foto: (Humas Pemprov/ Yatim-Fateh)

Syahrul :

“Beras untuk DKI” Kalau butuh beras, minta saja di Sulawesi Selatan, kami siap melayani berapapun permintaan di DKI (Daerah Khusus Ibukota) Jakarta, dan setiap saat kami bisa kirimkan, kalau Pak Jokowi (Joko Widodo) belum siap untuk membayarnya, tidak apalah mengutang dulu. “Berapapun banyaknya beras yang pak Jokowi minta untuk DKI akan kami siapkan, kalau pak Jokowi belum siap untuk membayar, boleh ngutang, silahkan ambil dulu, urusan bayarnya nanti belakangan,” ujar Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo pada penandatanganan nota kesepahaman (MoU) perdagangan beras, daging dan ikan dengan Gubernur DKI Joko Widodo (Jokowi) di Dermaga Peti Kemas Pelabuhan Makassar, Minggu (11/5). Jokowi menyambut baik kesediaan Syahrul untuk memberi kesempatan berutang, dia malah bersyukur, karena adanya pasokan daging sapi dari Sulsel ini paling tidak akan mencegah terjadinya impor untuk memenuhi kebutuhan daging DKI. Pengiriman beras oleh sejumlah

6

KAREBA Magz - Edisi 02 | Juni 2014

pengusaha ke DKI sebanyak 168 ton senilai Rp 1,34 miliar, ikan 72 ton senilai Rp 400 juta, daging satu kontainer. Selanjutnya setiap minggu akan disuplai 24 ton beras, ikan 3 – 4 ton, daging 10 kontainer, khusus daging dilakukan pengiriman setiap 10 hari sampai 20 hari. Misi dagang kedua gubernur itu disaksikan Wali Kota Makassar Mohammad Ramdhan Pomanto dan sejumlah pejabat Sulsel, kerja sama ini makin mempererat hubungan Jokowi dan Syahrul yang selama ini lancar berkomunikasi, bahkan sebelumnya Jowoki juga pernah ke Makassar bertemu Syahrul di Makassar Golden Hotel (MGH) membicarakan kerja sama perdagangan komoditas pertanian. Kesepahaman dagang dijalin Jokowi ketika berada di Makassar selama dua hari dengan jadwal agenda kegiatan yang padat setelah dari Manado, Sulawesi Utara dan tiba di Makassar, Sabtu (10/5). Calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) itu sempat mengunjungi rumah Hj Nurhayati Yasin Limpo, ibunda Syahrul di

Jalan H Bau Makassar, meresmikan Posko relawan pendukungnya, Sahabat Rakyat dan mengukuhkan Tim Sahabat Rakyat Indonesia Timur di Jalan AP Pettarani. Syahrul yang juga Ketua Asosiasi Pemerintahan Provinsi Seluruh Indonesia (APPSI) mengakui, hubungan keduanya terjalin melewati batas-batas politik dan partai dan pertemuan kali ini jangan disalah tafsirkan, tidak ada hubungan dengan soal pencapresan yang lagi menghangat, semata-mata menjalin kerja sama untuk kesejahteraan rakyat, kata gubernur dua periode itu. Sulsel tiga kali berturu-turut meraih predikat Wajar Tanpa Pengecualiaan (WTP) dan memboyong Samkarya Nugraha Parasamya Purna Karya Nugraha, penghargaan tertinggi di bidang pemerintahan, daerah ini andalan pangan di Indonesia dengan over stok 2.6 juta. Kelebihan produksi beras yang begitu besar menjadi mata dagangan bagi rakyat Sulsel sejak puluhan tahun silam yang melayani antarpulau. [Kib]


komoditas Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) mengaku kaget dengan pasokan di sentra pangan daerah yang berlimpah, sementara di Jakarta sebagai wilayah konsumen pangan mengalami keterbatasan pasokan, dan harus impor. Hal ini tak akan terjadi jika ada komunikasi yang rutin antara kepala daerah dan pemerintah pusat soal stok pangan. “Kemarin saya main ke Sulawesi Selatan (Sulsel), saya kaget sekali bahwa di sana ada surplus beras sebanyak 2,6 juta ton. Di Jakarta kita malah kehabisan beras. Detik itu juga saya tanda tangan dengan Pak Gubernur dan langsung dikirm ke Jakarta,” jelas Jokowi dalam Rakornas V Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) 2014 yang diadakan oleh Kemenko Perekonomian di Jakarta, Rabu 21 Mei 2014 seperti dikutip detik.com. “Kemudian di Lampung. Kita lihat sayur melimpah, buah, namun di sini (Jakarta) justru yang banyak buah dan sayur impor. Kalau tidak segera kita pasok berasnya, diisi lagi oleh impor,” tambahnya. Jokowi mengusulkan agar di­ bu­ at agenda rutin untuk forum komu­ nikasi antara pemerintah daerah dan pemerintah pusat, setiap bulan. “Saya hanya menyampaikan pengalaman di lapangan. Menurut saya, ini hanya masalah komunikasi antara pusat dengan gubernur, bupati dan wali kota. Mestinya memang ada sebuah komunikasi seperti ini. Poros presiden, menko, gubernur dan bupati, wali kota. Rutin, mungkin tidak

Jokowi Kaget

Sulsel Surplus Beras

Di Jakarta Justru Kehabisan hanya setahun sekali, tapi setiap bulan,” ujar Jokowi. Ia juga menyingung soal kurang meratanya pembangunan di beberapa daerah, terutama di bagian timur Indonesia. Hal ini karena kurangnya sarana dan prasarana transportasi, terutama di laut. “Saya melihat, infrastruktur, teru­ tama laut tidak pernah diperhatikan. Mestinya ada yang namanya tol laut, yang mengkoneksikan antara Jawa Sumatera, Sulawesi, Kalimantan dan Papua ada. Ada

tol laut, sehingga jadi sangat murah,” kata Jokowi. Menurutnya sistem logistik di Indonesia saat ini sangat tak efisien sehingga harga produk di wilayah Indonesia timur sangat mahal. Saat ini, mengirim barang dari Pulau Jawa ke Eropa jauh lebih murah daripada ke pulau-pulau lainnya. “Saya yakin semen di Jawa harga Rp 50 ribu, di Papua juga Rp 50 ribu, tidak Rp 1 juta waktu yang saya lihat kemarin,” tambah Jokowi. (*).

KAREBA Magz - Edisi 02 | Juni 2014

7


INTERVIEW Wakil Gubernur Sulawesi Selatan

Agus Arifin Nu’mang

Walikota Baru harus

Tata Ulang Makassar Kota ini terasa makin hari makin parah kemacetannya ya….?

Foto-foto PLTU : Taufiq ‘Imagi Studio’

Yah….kita meminta masyarakat bersabar menghadapi kemacetan di Makassar, khususnya di Jalan A.P Pettarani yang kini tengah dalam proses pelebaran. Penyebabnya bukan hanya kondisi jalan tapi juga jumlah kendaraannya yang semakin banyak. Mudahmudahan kalau pelebaran ini selesai bisa sedikit mengurangi kemacetan. Memang diakui, selama kurun waktu empat tahun Makassar sudah menjadi kota yang macet. Salah satu faktornya jumlah kendaraan di Sulawesi Selatan mencapai 1,9 juta. Tahun 2008 jumlah kendaraan baru mencapai 771 ribu. Karena itu, kita sudah meminta Dinas PU segera menyelesaikan pelebaran dan pembangunan jalan Mamminasata, jalan poros Makassar-Parepare, MakassarSinjai, dan Makassar-Bone serta Makassar-Palopo. Kita yakin, jika pelebaran jalan empat kabupaten ini rampung, Makassar tidak macet lagi. Selain macet, warga juga keluhkan panasnya Makassar. Kenapa bisa?

Wakil Gubernur Sulawesi Selatan, Agus Arifin Nu’mang meminta kepada Walikota Makassar yang baru dilantik 8 Mei 2014 tidak hanya mengumbar janji tapi menata ulang kota, dan harus konsisten dengan aturan yang sudah dibuat bersama. “Itu kuncinya kalau ingin melihat kota kita ini bisa maju dan berkembang tanpa lagi dipusingi dengan kemacetan, banjir, dan sampah,” ujarnya suatu sore di kediamannya Jl.Pettarani Makassar.

8

KAREBA Magz - Edisi 02 | Juni 2014

Dari dulu kita sudah mengingatkan dan memberi catatan terhadap minimnya Ruang Terbuka Hijau (RTH) di kota Makassar. Berdasarkan data yang kami miliki, RTH Makassar belum mencapai 8 persen. Jadi jangan heran kalau warga mengeluhkan panasnya kota Makassar karena kurangnya ruang RTH. Kedepan Walikota baru agar memperhatikan hal ini. Dan Pemkot seyogyanya tidak mudah membiarkan space RTH diberikan begitu saja untuk pembangunan ruko atau pusat perbelanjaan. Apalagi penyediaan RTH kan sudah di atur dalam Undang-Undang yang seharunya setiap daerah harus menyediakan RTH minimal 30 persen. Untuk itu kita meminta kepada Pemkot Makassar untuk segera memenuhi RTH yang sudah diatur dalam Undangundang. Dengan bertambahnya RTH kota Makassar kan akan terlihat lebih hijau dan asri.*** (rus).


INTERVIEW

Walikota Makassar yang baru dilantik 8 Mei 2014 tidak hanya mengumbar janji tapi menata ulang kota, dan harus konsisten dengan aturan yang sudah dibuat bersama.

Foto- : Asrul Shany (Dok. Majalah Panakkukang)

Agus Arifin Nu’mang

KAREBA Magz - Edisi 02 | Juni 2014

9


INSPIRING

Andi Onny Tenri Gappa

Bunga, Pohon dan Motor

O

nny, begitu ia akrab disapa, dikenal sebagai seorang banker, tak hanya bergelut dengan ‘bunga’ (bunga bank-red), pria yang sepintas mirip aktor laga Hongkong, Jackie Chan ini pun tak asing dikalangan penggiat lingkungan di tanahair.

dampak dan upaya menghadapi perubahan iklim di lingkungan masing-masing atau di manapun ia dibutuhkan. Diundang ke berbagai kampus perguruan tinggi, markas Komando Resimen Militer (Korem), menjadi instruktur bagi perwira untuk urusan lingkungan.

Suatu siang, ia menceritakan tentang dua gambar yang terpampang di ruang kerjanya. Gambar itu bercerita tentang gagasannya menghijaukan Indonesia. Onny telah mengambil peran perbaikan lingkungan di negeri ini tanpa pamrih, dari Nangroe Aceh Darussalam, Pasca Tsunami, terus bergerak ke berbagai daerah yang membutuhkannya.

Kegelisahan Onny pada lingkungan sangat beralasan, suhu di permukaan bumi terus naik akibat dari pelepasan gas/emisi CO2, gas metan, CFC dan lainnya yang berdampak pada efek rumah kaca. Peningkatan kadar gas emisi itu bukan baru terjadi, perkembangan drastis sejak tahun 1800-an pasca revolusi industri ketika mulai digunakannya pembakaran fosil untuk energi (bahan bakar minyak) hingga mencapai klimaksnya saat ini. Dunia internasional mengimingi royalty untuk mempertahankan hutan

Tokoh penyandang predikat The Climate Project Presenter ini memang berkewajiban memberi pemahaman ke warga tentang

10

KAREBA Magz - Edisi 02 | Juni 2014

Indonesia sebagai filter global, namun perusakan terus merambah. “Kasihan anak cucu kita, mereka akan mengalami kondisi lingkungan yang kritis, untuk itu tidak ada kata terlambat untuk menanam pohon,” ujarnya. Bekerja tulus, tekun dan tanpa pamrih, melakukan aksi penghijauan di berbagai daerah, membagikan ilmu dan bibit tanaman pohon, khususnya tanaman Trembesi (Samanea saman) dan Sengon ( Albizia falcataria) yang sangat produktif menyaring carbondioksida dan menghasilkan oksigen. Aksi itu mengantarkan Andi Onny Tenri Gappa ke Istana, diundang khusus oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, diminta membantu gerakan penanaman satu miliar pohon dan menjadi ‘duta penghijauan’ Indonesia.


INSPIRING Siapa pun yang tergerak melakukan upaya yang ia sebut ‘Sedekah Oksigen’ itu, Onny dengan gerakan “Panin Peduli” siap membantu, menyediakan bibit dan polibag hingga pelatihan. “Semua gratis. Beritahu saja, saya akan datang,” ujar pria kelahiran Jakarta 1 Desember 1958 ini meyakinkan. Rela mengeluarkan dana besar untuk menyediakan bibit pohon dalam jumlah banyak dan dibagikan gratis kepada siapa saja yang menginginkan. Tak pernah bosan mengingatkan betapa pentingnya pohon di sekitar kita sebagai penyaring karbondioksida yang beracun dan penghasil oksigen yang sangat dibutuhkan manusia. Makanya Onny geram jika ada yang seenaknya menebang pohon dalam kota sebab satu rimbunan pohon trembesi atau biasa juga disebut pohon hujan (raintree), bisa menyelamatkan bumi dari emisi carbon 28,5 ton pertahun. Diluar kesibukannya, suami Andi Soraya

Mattalatta ini juga punya hobi turing dan adventure baik di dalam negeri maupun di mancanegara menggunakan motor gede (moge), tokoh gerakan penghijauan ini berpetualang ke berbagai negara di Eropa dan Amerika dengan mengendarai moge antik seorang diri, selain menyalurkan hobi, membawa misi memperkenalkan Indonesia dikalangan bikers dari berbagai negara yang ditemui, dari pengalaman itu Onny menjadi orang pertama yang mendapat kepercayaan di Indonesia sebagai duta Edelweiss Bike Travel. “Saya punya koleksi motor dan mobil antik bersejarah, di antaranya Harley Davidson produksi 1950-an yang merupakan peninggalan mertua saya, Jenderal (Anumerta) Andi Mattalatta. Sedangkan Jeep tua berwarna hijau merupakan peninggalan dari paman saya, Jenderal (Anumerta) M Jusuf,” kisahnya.

Biodata :

• Nama : Andi Onny Tenri Gappa • Tempat dan Tanggal Lahir : Jakarta, 1 Desember 1958 • Istri : Andi Soraya Mattalatta • Anak : Andi Ian Gappa Pendidikan : • S-1 Fakultas Peternakan UGM 1983 Organisasi : • Pendiri UNHAS Green Community • Pelopor Makassar Hijau • Mantan Ketua Harley Davidson Club Indonesia (HDCI) Makassar • Anggota Tim Budi Daya Trembesi Istana Kepresidenan. • Ketua Dewan Penasihat Perbanas Sulsel.

[Kiblat Said/Rusman Madjulekka]

Andi Onny Tenri Gappa di tengah lokasi pembibitan pohon trembesi di Danau Tanjung Bunga. [foto-foto- M Kiblat Said] KAREBA Magz - Edisi 02 | Juni 2014

11


Sulsel Genjot Pelabuhan Ternak Menyongsong Asean Community, Pemprov Sulsel terus melakukan tero­ bo­ san dan inovasi. Salah satunya, digagas pengembangan infrastruktur kepelabuhan khusus ternak. Investasi tersebut digadang-gadang akan menggan­ deng pihak swasta dan perusahaan BUMN yang telah menggeluti sektor tersebut. “Rencana tersebut akan dibahas lebih

lanjut khususnya di tingkat dinas terkait,” ujar Wagub Sulsel, Agus Arifin Nu’mang di sela-sela menerima kunjungan BKPM, di kantor Gubernur Sulsel, 23 April 2014. Meski belum membeberkan lebih jauh, namun Agus mengemukakan biaya logistik untuk kepelabuhanan sering menjadi kendala dalam menopang ketahanan pangan dalam negeri

Ketika pelabuhan khusus ternak telah hadir banyak kerjasama yang bisa dibangun dengan beberapa negara termasuk Australia diantaranya budidaya pakan ternak, pemotongan, pemprosesan sampai ke logistik dan investasi

12

KAREBA Magz - Edisi 02 | Juni 2014

khususnya di daerah sehingga sudah harus menjadi perhatian serius. “Tidak maksimalnya pelayanan yang didapatkan membuat komoditi unggulan di daerah justru merugi,” ujarnya. Sapi menjadi ternak potensial di Sulsel untuk dikembangkan melalui rencana pelabuhan ini, selain sapi komoditi lain seperti kakao, rumput laut juga menjadi perhatian. Agus mengungkapkan jika produksi sapi dalam negeri bisa diperbaiki maka tidak mustahil ketergantungan terhadap impor akan menurun. Sedangkan Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal (BKPM), Himawan Hariyoga, menambakan, Sulsel menjadi provinsi yang cukup potensial jika pelabuhan khusus tersebut. “Ketika pelabuhan khusus ternak telah hadir banyak kerjasama yang bisa dibangun dengan beberapa negara termasuk Australia diantaranya budidaya pakan ternak, pemotongan, pemprosesan sampai ke logistik dan investasi,“ jelasnya. BKPM, lanjut Himawan, turut merangsang beberapa daerah yang berpotensi untuk menjadi ‘hub’ dalam pembangunan pelabuhan ternak. Di dalam pelabuhan khusus ternak telah dilengkapi berbagai fasilitas penunjang seperti kapal, jalan, pengangkutan dan penyimpanan. «Jika sudah ada tempat khusus dijamin akan membuat ternak kita di Indonesia akan sanggup bersaing dengan negaranegara lain,» katanya.‎ (*)

Foto : Humas Pemprov Sulsel - Yatim

PETERNAKAN


COVER STORY

DREAM COME TRUE

kereta api akhirnya jalan di sulawesi

KAREBA Magz - Edisi 02 | Juni 2014

13


Jejak Kereta Api di Bumi Celebes

Kereta Api Listrik (KRL) akan segera menjadi sarana transportasi di Sulawesi Selatan dan menjangkau hampir seluruh trans pulau Sulawesi. Mulai dari ujung selatan kaki Sulawesi (Makassar) sampai ke ujung utara kepala Sulawesi (Manado). Tapi sebenarnya transportasi kereta api pernah ada di daerah ini. Pada masa kolonial Belanda, jawatan trasportasi perkeretaapian dinamakan NV NISM atau Naamlooze Venootschap Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij. NV NISM di didirikan sekitar tahun 1867 dan yang menjadi pimpinan atau direktur pertama jawatan ini adalah Ir. J.P, de Bordes. Pada tahun 1922, pulau Celebes atau Sulawesi mendapat jatah pembangunan jalur kereta api sebagai sarana transportasi darat. Jalur kereta

14

KAREBA Magz - Edisi 02 | Juni 2014

api pertama di wilayah ini adalah dibangunnya jalur kereta api Makassar ke Takalar dengan panjang jalur 47 Km. Jalur pertama kereta api di Sulawesi ini dioperasikan sejak 1 Juli 1923. Kemudian pihak NV NISM kembali membuat rute kereta api dari Makassar ke Maros, namun rute Makassar-Maros ini belum selesai disebabkan karena berkecamuknya Perang dunia II yang akhirnya Indonesia berganti penguasa ke penguasa baru Jepang. Lain penguasa lain pula kebijakannya, jalur kereta api di Sulawesi dimatikan oleh pemerintah pendudukan Jepang, dengan alasan daerah lain ada yang membutuhkan. Maka dibongkarlah rel-rel kereta api di Sulawesi, dan diangkut ke Myanmar beserta kereta apinya. Maka reduplah masa kereta api di bumi Celebes. *** (rus).

Kereta api pertama di Sulsel dibangunnya jalur kereta api Makassar ke Takalar dengan panjang jalur 47 Km. Jalur pertama kereta api di Sulawesi ini dioperasikan sejak 1 Juli 1923.

Foto : Int.

COVER STORY


COVER STORY

Ground Breaking Rel Kereta Trans Sulawesi Titik Sejarah di bulan Juni

Sebuah sejarah Transportasi di bumi Celebes segera hadir di bulan Juni 2014. Proyek pembangunan rel kereta api Trans Sulawesi diperkirakan menghabiskan dana Rp 9 Triliun, yang akan didanai oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Dirjen Perkeretaapian Ke­ men­ terian Perhubungan Hermanto Dwiatmoko mengatakan pihak­nya sudah merampungkan de­sain rel tahap pertama akan menghubungkan wilayah Makassar hingga Parepare sepanjang 150 kilometer tersebut. Rencananya akn dilanjutkan dengan tahap-tahap berikutnya hingga Manado (Sulawesi Utara). “Saat ini pembebasan lahannya sudah mencapai 30 kilometer dan dilakukan oleh Pemprov Sulawesi Selatan. Kami mengharapkan proses pembebasan lahan bisa selesai sehingga 2015 mendatang proyeknya bisa segera dikerjakan. Kalau dananya ada langsung

dibangun double track tapi kalau tidak ada satu track saja dahulu,” jelasnya pertengahan Maret 2014 sebagaimana dikutip Bisnis.com. Dia memberikan gambaran untuk pemasangan rel saja, setiap kilometernya membutuhkan dana sebesar Rp50 juta sehingga total 150 kilometer bakal menguras anggaran Rp1 triliun. Sekitar Rp8 triliun digunakan untuk pembangunan fasilitas lain, seperti stasiun, sistem sinyal dan rambu-rambu, serta pengadaan kereta. Anggaran tersebut menu­ rutnya bakal menggunakan skema APBN kare­ na mekanismenya lebih sederhana diban­ dingkan menggunakan dana pinja­ man. Lanjutnya langkah itu tetap diambil meskipun ada beberapa negara seperti China dan Rusia juga berminat turut serta dalam proyek tersebut. “Kami meyakini pengo­perasi­an kereta di provinsi tersebut bisa memberi­

kan multiplier effect bagi peningkatan pem­ bangunan daerah karena selain membuka akses juga meringankan beban jalan,” ungkapnya. Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api Ditjen Perkeretaapian Kemenhub Hang­ goro Budi Wiryawan mengatakan rencananya Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono bakal me­ lakukan ground breaking Juni mendatang. Pembangunan rel dilakukan di wilayah Kabupaten Barru yang menghubungkan pabrik semen Tonasa dan Pelabuhan Garongkong. “Proses pembangunan relnya bisa memakan waktu sekitar tiga tahun dan dalam tempo lima tahun sudah bisa beroperasi. Juni ini ground breaking-nya berupa penyiapan jalan rel,” jelasnya. Untuk sementara, jalur ter­ sebut akan masuk dalam rute keperintisan untuk membuka akses. Selanjutnya, pihak operator dalam hal ini PT Kereta Api Indonesia (KAI) serta pihak swasta lainnya akan diikutsertakan dalam tender. Selain mengangkut pe­num­pang, kereta api tersebut rencananya juga menjadi kereta pengangkut logistik berupa semen Bosowa dan Tonasa dengan total produksi mencapai 12 juta ton per tahun. (*).

Foto : Int.

Kami meyakini pengoperasian kereta di provinsi tersebut bisa memberikan multiplier effect bagi peningkatan pembangunan daerah karena selain membuka akses juga meringankan beban jalan.

KAREBA Magz - Edisi 02 | Juni 2014

15


COVER STORY

Komitmen Bersama Gubernur se-Sulawesi PROYEK pembangunan Kereta Api tahap pertama dari Kota Makassar hingga Kota Parepare (145 kilometer) memang barulah permulaan dari rencana jangka panjang proyek perkeretaapian di Bumi Celebes. Setelah rute Makassar-Parepare dimulai pada Juni 2014 yang direncanakan selesai dan beroperasi pada tahun 2018, maka selanjutnya pembangunan akan terus dilanjutkan hingga jalur KA Celebes menembus wilayah paling utara Sulawesi yakni Kota Manado, Sulawesi Utara. Bahkan Kota Bitung pun akan ikut tersentuh dengan program ini yakni dari Kota Manado ke Bitung (80 km) Gubernur Sulawesi Selatan H. Syahrul Yasin Limpo mengungkapkan, rencana induk Jaringan Kereta Api Pulau Sulawesi yakni sepanjang kurang lebih 1.200 km. Program ini juga akan didukung terlebih dahulu dengan jaringan KA Perkotaan Mamminasata (Makassar, Maros, Sungguminasa, dan Takalar). Syahrul menyebut program Jaringan Kereta Api Pulau Sulawesi ini sebagai wujud nyata membentuk Koridor Ekonomi Sulawesi. Di Sulawesi Selatan keberadaan kereta api ini akan mendukung laju perekonomian Kota Makassar sebagai ibu kota provinsi menjadi Makassar Metropolitan dengan keberadaan KA Mamminasata. Selain menopang Makassar sebagai

kota metropolitan, KA ini juga mendukung operasionalisasi komplek industri semen yang ada di Maros, Pangkep, dan Barru. Sementara bagi Sulawesi Tenggara keberadaan kereta api akan mempercepat transportasi industri semen yang ada di Sulawesi Tenggara dan juga Sulawesi Selatan. Kemudian bagi Sulawesi Tengah dan Sulawesi Barat, rel kereta api akan banyak memberikan dukungan percepatan atau akselerasi pengangkutan sumber daya alam di industri perkebunan yang banyak terdapat di kedua provinsi ini. Di ujung utara Pulau Sulawesi, yakni Provinsi Gorontalo dan Sulawesi Utara, sebagai daerah dengan pengembangan industri kelautan dan perikanan yang sangat menonjol, ditambah lagi industri wisata bahari, maka proyek kereta api menjadi sebuah solusi yang cemerlang untuk mempercepat akselerasinya. “Inilah yang kita maksudkan sebagai koridor ekonomi Sulawesi. Jika ini segera terwujud maka bukan cuma Sulawesi Selatan yang akan menjadi pilar utama pembangunan nasional tetapi juga Pulau Sulawesi secara lebih luas akan menjadi simpul utama kebangkitan perekonomian bangsa,” kata Syahrul pada beberapa kesempatan. Karena itulah, Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Sulawesi Selatan

H. Masykur A. Sulthan mengungkapkan, mendahului ground breaking proyek ini, seluruh enam gubernur se-Sulawesi yakni Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Gorontalo, dan Sulawesi Utara akan bersepakat dalam sebuah MOU (perjanjian) komitmen untuk menjadikan proyek ini sebagai program utama bagi masing-masing provinsi. “Dalam waktu dekat ini, mendahului ground breaking, Gubernur Sulsel (Syahrul Yasin Limpo) akan memimpin pertemuan yang akan membahas mengenai komitmen bersama seluruh gubernur se-Sulawesi agar membantu percepatan proyek ini,” jelas Masykur akhir Mei lalu kepada KAREBA Magazine. Masykur juga menambahkan, Jaringan KA Makassar-Parepare telah merampungkan beberapa tahapan antara lain Studi FS, Rencana Induk Perkeretaapian (RIP) Nasional dan Prov Sulsel, Master Plan, Penetapan Trase (Basic Design), dan Detil Engineering Design (DED). Pada tahun 2014 ini tahapantahapan yang akan dirampungkan yakni studi Larap dan Amdal, penyediaan lahan phase pertama sepanjang 30 kilometer yang kemudian disusul dengan pembangunan konstruksi dan dicanangkan oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono.(ibe)

Dilengkapi 22 Stasiun Penumpang DALAM beberapa kali pertemuan, Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Sulawesi Selatan H. Masykur A. Sulthan, mengungkapkan bahwa jaringan Kereta Api Makassar-Parepare dengan panjang lintasan sekitar 150 kilometer akan dilengkapi dengan 22 stasiun penumpang. Berikut nama stasiun berikut daerah tempat stasiun masingmasing ditempatkan. Stasiun pertama yakni di daerah Tallo (Makassar). Stasiun awal ini akan memiliki rel (jalur) ganda yang nantinya berada di kawasan pelabuhan baru. Stasiun berikutnya masih di wilayah Makassar yakni di daerah Parangloe yang menghubungkan ke kawasan Bandara Sultan Hasanuddin. Kedua stasiun ini juga memiliki jalur ganda. Kemudian akhir dari jalur ganda ini yakni di Ibukota Kabupaten Maros yang juga merupakan stasiun penumpang.

16

KAREBA Magz - Edisi 02 | Juni 2014

Jalur berikutnya hingga jalur terakhir di Kecamatan Soreang di Kota Parepare hanya jalur tunggal. Jalur tunggal diawali di Pabrik Semen Bosowa di daerah Pute. Selanjutnya di Kabupaten Pangkep stasiun-stasiun akan didirikan di daerah Lempangang, Pangkajene (ibukota kabupaten), Bungoro (Pabrik Semen Tonasa), Labakkang, Ma’rang, Segeri, serta Mandalle (kampus Poltek Pertanian). Sementara di Barru stasiun-stasiun akan ditempatkan di daerah Tanete Rilau, Barru (kota kabupaten), Garongkong (pelabuhan/sepur percabangan), Takkalasi, Soppeng Riaja, Palanro, Mallusettasi, dan Kupa. Kemudian di Kota Parepare akan ada dua stasiun yakni di Lumpue dan Soreang. Khusus di Lumpue akan ada terminal multimoda yang terintegrasi dengan Terminal Angkutan Darat Lumpue.


Rencana Jaringan KA Pulau Sulawesi

COVER STORY Rencana Jaringan KA Propinsi Sulawesi Selatan

Rencana Induk Jaringan Kereta Api Pulau Sulawesi Sepanjang ±1.200 Km PROGRAM : • Tahap I : Makassar – Parepare sepanjang ± 145 Km; • Didukung jaringan KA perkotaan Maminasata (Makasar, Maros, Sungguminasa dan Takalar) secara terintegrasi; • Tahap II : Jaringan KA : Manado – Bitung sepanjang ± 80 Km.

Koridor Ekonomi Sulawesi Jaringan KA Makassar - Parepare Keterangan : • Studi FS, Rencana Induk Perkeretaapian (RIP) Nasional dan Prov Sul Sel, Master Plan, Penetapan Trase (Basic Design) dan Detil Engineering Design (DED) telah selesai ; • Sementara proses pengesahan dokumen perencanaan di Kementerian Perhubungan RI dan ditargetkan selesai akhir 2013; • Studi Larap dan Amdal dilaksanakan 2014; • Penyiapan lahan phase I sepanjang 30 Km diselesaikan April 2014; • Pembangunan konstruksi ditargetkan mulai 2014 dan dicanangkan oleh Bapak Presiden RI bersamaan dengan program MP3EI lainnya

Desain Stasiun Barru dan Maros

KAREBA Magz - Edisi 02 | Juni 2014

17


varia DAERAH

Bone Ekspor Kepiting ke Jepang BONE - Kabupaten Bone memiliki potensi perikanan air payau, sehingga menjadikan Bone menjadi salah satu daerah sentra penghasil Kepiting terbesar di Sulsel. Bahkan, Kepiting dari daerah yang mempunyai 27 kecamatan ini, sudah diekspor ke berbagai negara terutama ke Jepang, Singapura dan Cina. Bupati Bone, Andi Fahsar Mahdin Padjalangi, mengungkapkan, pemerintah akan menyiapkan kawasan air payau seluas 15.244 hektar yang tersebar di 10 kecamatan dan akan mengembangkan jenis budidaya Kepiting, Rumput Laut, Ikan Bandeng dan Udang. Foto : putranana.blogspot.com

Karena itu, lanjutnya, pihaknya meminta dukungan Kementrian Kelautan dan Perikanan RI untuk membantu program pembudidayaan kepiting yang ada di daerahnya. (*)

Gubernur Panen Parsial Udang Vanname TAKALAR -- Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo melakukan panen parsial budidaya udang vanname tambak super intensif di Instalasi Tambak Penelitian Punaga Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Payau, Desa Punaga, Kecamatan Mangarabombang, Takalar, Minggu (25 Mei 2014). Syahrul mengatakan, sektor perikanan, termasuk di dalamnya hasil tambak, membuat ekonomi di Sulsel tumbuh dengan baik. Inflasi juga terkendali dengan baik. “Pangan di bidang kelautan dan perikanan harus dikelola dengan baik,” ujarnya. Sementara, Bupati Takalar, Burhanuddin Baharuddin, mengatakan, panen parsial tersebut merupakan salah satu panen yang dilakukan untuk mengurangi populasi dalam jumlah tertentu, biasa dilakukan jika ada permintaan pasar. Budidaya udang vanname itu dilakukan sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan produksi secara lebih maksimal. “Takalar terdiri dari sembilan kecamatan dan potensi tambak ada di tiga kecamatan, diantaranya adalah di Mangarabombang,” ungkapnya sembari berharap, produksi udang yang terus meningkat bisa bermanfaat bagi kesejahteraan masyarakat.

18

KAREBA Magz - Edisi 02 | Juni 2014


varia DAERAH

Gubernur SYL Lantik Walikota Danny Pomanto

MAKASSAR - Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo melantik dan mengambil sumpah pasangan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Makassar periode 2014-2019 Mohammad Ramdhan Pomanto (Danny)-Syamsu Rizal (Ical) di anjungan Pantai Losari pada 8 Mei 2014. Gubernur atasnama Mendagri RI saat melantik Dany-Ical meminta agar Walikota dan Wakil Walikota Makassar yang baru ini bisa melakukan sinergi dengan Pemprov untuk membangun Makassar kedepan yang lebih baik. “Sebab Makassar merupakan ibukota provinsi Sulsel, sekaligus wajah kita semua,� ujar Syahrul. Selain itu, Syahrul juga meminta kepada Danny untuk secepatnya merealisasikan program 100 hari di awal masa jabatannya sehingga pembangunan di Makassar bisa berjalan dengan cepat dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. (*).

PELANTIKAN. Gubernur Sulsel H. Syahrul Yasin Limpo melantik dan mengambil sumpah M. Ramdhan Pomanto dan Syamsu Rizal MI sebagai Wali Kota dan Wakil Wali Kota Makassar. (Foto-foto Humas Pemprov - Jeanny-Al Fateh)

Bagi Anda yang memiliki informasi seputar kegiatan,peristiwa atau yang berkaitan dengan inovasi daerah dapat dikirimkan naskah dan fotonya ke alamat email kami: redaksikarebamagazine@gmail.com.

KAREBA Magz - Edisi 02 | Juni 2014

19


pariwisata

Bontolangkasa

Desa Penenun Sutera SUARA hentakan alat tenun terdengar dari salah satu rumah panggung kayu berdinding gemeca di Desa Bontolangkasa Selatan, Kecamatan Bontonompo, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan (Sulsel). Alat tersebut bentuknya sangat sederhana, terbuat dari kayu, dalam bahasa Makassar disebut pattannungang atau alat tenun, alat ini telah menyatu dalam kehidupan budaya masyarakat Bugis-Makassar sejak ratusan tahun silam untuk memproduksi sandang secara mandiri. Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) tersebut ditemukan masih dipakai oleh wanita-wanita terampil di Bontolangkasa,menghasilkan bermacam corak kain sutera khas Bugis-Makassar yang cantik. Industri tenun rumahan ini juga terdapat di sejumlah daerah lainnya di Sulsel dan menjadi obyek kunjungan wisatawan mancanegara dan domestik yang datang ke Makassar, mereka kadang harus menempuh perjalanan jauh ke sentra produksi sutera yang sangat terkenal di Kabupaten Wajo, padahal cukup dengan mengunjungi Bontolangkasa yang berjarak sekitar 25 km (kilo meter) dari Kota Makassar, wisatawan dapat menyaksikan proses pembuatan tenunan kain sutera tradisional Bugis-Makassar yang acap kali dijadikan cinderamata itu. Di desa andalan hasil pertanian tanaman pangan Gowa itu, banyak penenun sutera di rumah-rumah warga, umumnya wanita yang mewarisi keterampilan leluhurnya secara turun temurung, seperti yang dilakukan Nurhayati Daeng Rannu (50), perajin sutera di Desa Bontolangkasa Selatan. Wanita yang akrab disapa Rannu ini sangat terampil membuat karya seni tenun hanya dengan memakai

20

KAREBA Magz - Edisi 02 | Juni 2014


pariwisata ATBM. Berkat keterampilannya itu, Rannu yang hanya tamat SMP pernah diminta memeragakan keahliannya menenun sarung sutera di depan Ketua Umum Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) Herawati Budiono, saat mem­ buka pameran produksi Dekranas Daerah Sulsel di Hotel Sahid Makassar, beberapa waktu lalu.

Mitos Penenun

Rannu mengaku menimba ilmu dari Ibunya, Daeng Dinging (74) ahli pembuat aneka corak kain sutera yang dalam bahasa Makassar disebut cora’ (co­ rak) ­ la’ba ­(lebar), ­­jangki (batik), ca’di (kecil) dan poloso’ (polos). ­Usaha ini memberi nilai tambah pasca penanaman padi hingga menjelang panen. Menurutnya, penenun kain su­ tera tradisional Makassar sekarang makin langka, disebabkan semakin hari makin sulit mengajak generasi muda untuk belajar menenun lipa’ sa’be (sarung sutera). Kelangkaan itu disebabkan adanya mitos di tengah masyarakat, bahwa gadis yang mene­ kuni tannung (tenun) jodohnya akan

menjauh. “Banyak gadis yang tak mau diajak kerja tenun karena mereka yakin bisa ketinggalan jodoh, contohnya saya ini yang masih menyendiri sampai sekarang,” katanya sembari tersipu. Meskipun demikian, Rannu yakin mitos tersebut tak sepenuhnya ­­ benar, kalaupun jodoh seorang penenun menjauh, itu mungkin disebabkan karena gadis penenun lebih banyak mendekam di rumah untuk menyelesaikan pesanan kain tenun sehingga sulit bertemu jodoh seperti gadis lainnya. Wanita di desa ini baru mau belajar bertenun setelah berumahtangga, itupun tidak semua mampu menyerap pengetahuan ini sebab modalnya tidak hanya sebatas keinginan, melainkan harus dibarengi seni.

Kendala Bahan Baku

Pemerintah provinsi (Pemprov) Sulsel mengklaim saat ini ada sekitar 5.000 perajin sutera tersebar di beberapa kabupaten seperti di Bone, Soppeng, Wajo (Sengkang) Gowa dan Makassar, semuanya masih meng­ gunakan alat tradisional. Gubernur Sulsel Syahrul

Ya­­sin Lim­po me­ngakui, industri persute­ raan rakyat di Sulsel saat ini lebihmenggembirakan dibandingkan beberapa tahun lalu, perajin sutera Sulsel dulunya hanya mampu menghasilkan sekitar 60 meter kain tenunan per hari, sekarang dengan jumlah pengrajin yang tumbuh di berbagai daerah, produksinya bisa mencapai 500 hingga 600 meter perhari dengan corak dan desain yang variatif. Meskipun demikian, Syahrul masih prihatin dengan besarnya ketergantungan bahan baku dari luar, serta nilai tambah dari industri tersebut masih lebih dinikmati oleh pihak ketiga. Sulsel harus mengimpor be­ nang sutera sebanyak 70 ton untuk mendapatkan kualitas benang yang bagus dari 120 ton kebutuhan be­ nang per tahun. Bahan baku tersebut 60 persen harus diimpor dari Cina dan India, sedangkan 40 persen dipasok dari produksi benang sutera lokal dengan perbandingan harga untuk benang impor Rp 450 ribu per kg (kilo gram) dan benang lokal sekitar Rp 370 ribu per kg. [Kib]

Rannu (50), penenun sutera di Bontolangkasa Selatan, memeragakan pembuatan kain sutera menggunakan perlatan tradisional. [Kib]

KAREBA Magz - Edisi 02 | Juni 2014

21


Jurus SYL Jaga Inflasi Sulsel di Bawah 2% Menjaga harga pangan tidak naik tinggi agar inflasi terkendali memang bukan tugas mudah. Namun Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) Syahrul Yasin Limpo berhasil menjaga inflasi di bawah 2%. Bagaimana caranya? Syahrul mengatakan, sebagai pemimpin di Sulsel, dirinya terus menjamin ketersediaan suplai bahan kebutuhan pokok di daerahnya. “Ada 22 bahan pokok tiap bulan selalu dikontrol oleh Bupati dan Walikota di Sulawesi Selatan. Ada 5 daerah inti, tiap bulan mereka laporan. Ini tugas Gubernur, kalau ada distribusi produk tidak bisa dikontrol, harus segera diberhentikan,” terangnya dalam acara Sarasehan

Nasional: ‘Kebangkitan Ekonomi Bangsa’ di Kompleks Perkantoran BI Jakarta, Selasa,­20 Mei 2014, seperti dikutip detik.com. Hasilnya, Sulawesi Selatan mampu menekan angka inflasinya menjadi hanya di bawah 2%. “Berkat kontrol yang kami lakukan, Sulawesi Selatan bisa menekan inflasinya di bawah inflasi nasional. Inflasi kami bahkan di bawah 2%,” tandasnya. Pada acara yang dihadiri Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo, Menko Perekonomian Chairul Tanjung, dan kepala daerah ini, Syahrul mengakui memang sulit menjaga inflasi di daerahnya.”Menghadapi

“Berkat kontrol yang kami lakukan, Sulawesi Selatan bisa menekan inflasinya di bawah inflasi nasional. Inflasi kami bahkan di bawah 2%” Syahrul Yasin Limpo Foto : Humas Pemprov/Badar

22

KAREBA Magz - Edisi 02 | Juni 2014

lapangan dan kompleksitas yang begitu banyak, Gubernur memiliki tanggung jawab yang sangat berat. Bahkan lebih berat dibandingkan tugas menteri perekonomian,” ujar Syahrul. Tantangan terbesar yang dihadapi Pemerintah Daerah dalam menekan inflasi di masing-masing daerah, lanjut dia, adalah memastikan ketersediaan bahan pokok dengan jumlah yang sesuai dan dengan harga yang terjangkau. “Masyarakat tidak boleh bersoal dengan berasnya, tidak boleh bersoal dengan minyaknya, tidak boleh bersoal dengan gasnya, bahkan tidak boleh ada bom teroris meledak di daerah saya. Itu tugas Gubernur,” ujar dia. (*).


MAKRO

P r e d i k s i B a n k I n d o n e s i a t a h u n 2 0 1 4

Dibayangi Perlambatan, Ekonomi Sulsel Tetap Tumbuh seiring diterapkannya Undang-undang (UU) Pertambangan Mineral dan Batu Bara (Minerba),” bebernya. Adapun investasi dari beberapa sektor lain di luar Minerba seperti pehotelan, perdagangan, dan restoran, sebut Suhaedi akan menjadi salah satu sektor penunjang utama. Sedangkan prospek Kinerja Investasi (KI) di 2014, didukung oleh pertumbuhan penyaluran KI di Sulsel yang tinggi. Pada Desember 2013 lalu, pertumbuhan kredit ini sebesar 43,47 persen (year on year) terhadap total pangsa kredit sebesar 21,23 persen.

Foto : intisari-online.com

D

ari berbagai hasil survei yang dilakukan Bank Indonesia (BI), menunjukkan jika Sulsel pada 2014 ini tetap mengalami pertumbuhan ekonomi yang tinggi, kendati sejumlah kalangan baik pengamat ekonomi maupun beberapa organisasi pengusaha Sulsel, memproyeksikan pertumbuhan ekonomi mengalami perlambatan di beberapa sektor riil. Hasil Survei BI tersebut berasal dari Survei Konsumen (SK), Survei Penjualan Eceran (SPE), serta Survei Harga Properti Residensial (SPHR). BI juga melakukan sistem wawancara langsung dengan para pelaku usaha dalam kegiatan liaison officer (LO) atau musyawarahnya. Dari hasil survei tersebut, BI memotret bagaimana masyarakat dan pelaku usaha melihat kondisi ekonomi ke depan, khususnya dari sisi permintaan terkait tendensi konsumsi dan rencana investasi. Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah I Sulawesi, Maluku, dan Papua (Sulampua), Suhaedi mengatakan dari hasil SK tersebut, secara umum tetap kuat pada beberapa bulan ke depan. Hal ini tercermin dari hasil SPE 2013 yang mengindikasikan adanya kenaikan Indeks Penjualan Riil (IPR) sebesar 2,50 persen (month to month) dan 0,02 persen (year on year). Penjualan tertinggi berasal dari kebutuhan sekunder misalnya tas, sepatu, pakaian, di mana item-item ini mengalami kenaikan karena pengaruh musiman. “Di 2014 ini, estimasi pedagang eceran diindikasikan akan mengalami penurunan sebesar 17,50 poin. Menurunnya permintaan konsumen lantaran agenda politik pada enam bulan ke depan mereduksi pasar. Agenda pemilihan umum (Pemilu) 2014 ini juga diperkirakan akan berimbas pada kenaikan harga umum (inflasi),” jelasnya. Dipaparkan, perkembangan sektoral dan investasi di Sulsel dari hasil LO triwulan keempat di 2013 lalu, tergambar bahwa permintaan sektor domestik dari para pelaku usaha yang tersebar di Sulampua masih mengalami peningkatan. Peningkatan itu terjadi pada sektor perikanan, industri pengolahan semen, perdagangan, listrik, hotel, dan jasa-jasa lainnya. “Namun meningkatnya permintaan sektor domestik tersebut dari hasil wawancara kami, tetap akan dibayangi penurunan apabila dilihat dari sisi ekspor. Penurunan terutama terjadi pada sektor pertambangan dan penggalian

“Pertumbuhan yang tinggi tersebut disebabkan oleh tren pertumbuhan KI yang masih relatif stabil selama beberapa bulan sebelumnya,” tuturnya. Di sisi lain, tekanan inflasi di Sulsel pada awal 2014 tercatat sebesar 1,11 persen (month to month) atau 6,43 persen (year on year). Hasil SK pada Januari 2014 mengindikasikan bahwa tekanan harga pada tiga dan enam bulan ke depannya akan sedikit mereda namun tetap berada pada level yang tinggi. “Level harga yang masih tinggi didorong oleh penguatan permintaan selama Pemilu Legislatif (9 April 2014) dan Pemilu Presiden (9 Juli 2014), hingga periode masa Ramadan dan Lebaran yang akan jatuh pada Juli mendatang,” tandas Suhaedi. (*). KAREBA Magz - Edisi 02 | Juni 2014

23


HIGHLIGHT

Peresmian Penerbangan perdana Garuda Indonesia dari Makassar-Jeddah via Medan

PERESMIAN. Wakil Gubernur Sulawesi Selatan H. Agus Arifin Nu’mang meresmikan penerbangan perdana Garuda Indonesia dari Makassar - Jeddah via Medan dan Makassar - Yogyakarta di Hotel Clarion, Makassar, 30 April 2014. (Foto-foto: Humas Pemprov/Abdillah J) 24

KAREBA Magz - Edisi 02 | Juni 2014


LIFESTYLE

Satu Langkah, Seribu Gaya dan Sehat

Untuk sehat dan tak mati gaya tak perlu mahal dan jauh-jauh. Cukup ayunkan langkah ber-jogging ria. Di kota Makassar, banyak tempat bisa dijadikan lokasi untuk jogging. Apalagi di kota Makassar dan beberapa daerah lainnya di Sulsel pada setiap akhir pecan telah menerapkan program car free day, sehingga memungkinkan warga berolahraga di jalan raya protocol tanpa polusi kendaraan.

Dari banyak tempat yang biasanya dijadikan lokasi favorit yang cukup ramai dijadikan tempat jogging pada pagi hari ataupun sore hari adalah Lapangan Karebosi dan Taman Segitiga Macan. Di lapangan yang merupakan titik nol kilometer Makassar ini sudah sejak dulu jadi pusat untuk berolahraga di Makassar, khususnya lari pagi atau lari sore. Apalagi setelah revitalisasi lalu,jogging track sengaja dibuat melingkari setengah lapangan karebosi.

Belum lagi, rimbunnya pepohonan di sepanjang jalur jogging membuat para pelari ataupun pejalan tetap merasa sejuk. Selain jogging, juga ada yang bersepeda ataupun sesekali senam di beberapa sudut jogging track. Begitu juga pohon di Taman Macan juga cukup rindang. Bukan hanya jadi favorit jogging, bahkan untuk sekadar duduk di bangku tamannya, atau membawa anak bermain di area bermain anak-anak. ***(rus).

JOGGING. Gubernur Sulsel H. Syahrul Yasin Limpo berbaur dengan masyarakat melakukan jogging di Taman Macan, Makassar. (Foto: Humas Pemprov/Al Fateh) KAREBA Magz - Edisi 02 | Juni 2014

25


Perkebunan

Rambutan Lego

Angkat Pamor Buah Lokal Sulsel

Foto: www.angmohdan.com

Kalau dipasaran ada jenis rambutan aci atau binjai. Namun di Sulsel dikenal rambutan lego. Rambutan ini merupakan varietas hasil rekayasa tanaman dari Syahrul Yasin Limpo (Gubernur Sulsel). Pertama kali ia perkenalkan rambutan itu pada saat ia masih menjabat Bupati Gowa dua periode 19 tahun silam. Berawal pada 2001 Syahrul melakukan ujicoba ‘mengawinkan’ bibit varietas rambutan lokal di daratan Gowa yang sudah ada sekitar 40 tahun silam dengan bibit jenis rambutan lain dari luar daerah, semisal; ‘aci’ atau ‘binjai’. Dengan bantuan teknis Balai Benih Hortikultura, bibit varietas baru ini ditanam di sekitar Bendugan Bili-bili. Selang tiga tahun kemudian, berbuahlah rambutan jenis baru tersebut. “Karena manisnya seperti lengkeng, dan tumbuhnya di daratan Gowa, maka Pak Syahrul ketika memberi nama ‘Lego’ akronim dari lengkeng Gowa,” jelas Zulkarnaen Arief, Ketua Kadinda Sulsel dalam sebuah jumpa pers, Jumat 2 Mei 2014 di Makassar. Saat ini tercatat areal budidaya rambutan lego sekitar 30 ha tersebar di Sulsel dan masih terbuka peluang untuk dikembangkan lebih luas guna memenuhi kebutuhan lokal. Apalagi dengan prospek rambutan lego yang banyak digemari, lanjut Zulkarnain, pihaknya akan memfasilitasi para petani dan masyarakat yang berminat mengembangkan budidaya rambutan lego. Tujuannya, selain untuk memenuhi kebutuhan pasar lokal, juga berpotensi menjadi buah lokal Sulsel yang menembus pasar mancanegara. Rasanya? Bolehlah diadu. rambutan lego memiliki cita rasa yang manis dan isinya mudah terpisah dari bijinya. *** (rus).

“Karena manisnya seperti lengkeng, dan tumbuhnya di daratan Gowa, maka Pak Syahrul ketika memberi nama ‘Lego’ akronim dari Lengkeng Gowa,” jelas Zulkarnaen Arief, Ketua Kadinda Sulsel.

26

KAREBA Magz - Edisi 02 | Juni 2014


FOOD NOTES

C aw i w i

Masakan burung belibis atau dikenal dengan nama Cawiwi, umumnya berupa belibis goreng atau ditumis. Berminat mencicipinya?

Foto: 2lensa.wordpress.com

Tahukah Anda ‘burung termahal’ di muka bumi ini? Dan tahukah Anda burung tersebut ada di Sulsel ? Burung itu adalah belibis. Kenapa bisa termahal? Iya namanya saja “beli bis” tentu kaya sehingga mahal harganya. Bayangkan, sebuah bis atau bus bisa berharga lebih dari satu miliar rupiah. He..he..itu sekedar anekdot. Faktanya, burung belibis memang mahal, jika dibandingkan harga burung dara atau ayam. Jenis burung belibis hidup di Lawawoi atau Pangkajene, Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap), Sulawesi Selatan, yang dijual pedagang atau warung makan, berharga Rp 70 ribu. Kalau dimakan di warung, sesudah dimasak dengan bumbunya, harga sepotong belibis goreng Rp 60 ribu. Itu termasuk sayur, sambal dan nasi. Masakan burung belibis atau dikenal dengan nama Cawiwi, umumnya berupa belibis goreng atau ditumis. Berminat mencicipinya? Disarankan pilihlah warung makan yang spesialis dan sudah dikenal luas masyarakat. Apakah Anda bisa membedakan antara daging belibis, ayam, dan bebek atau itik? Sidrap memang dikenal dengan makanan belibisnya. Tetapi tidak banyak warung makan yang menjual belibis. Itu karena jenis burung ini kian langka. Belum diternakkan secara khusus. Tapi didapat dari masyarakat yang menangkap belibis dari habitatnya di kawasan Danau Sidenreng dan Danau Tempe. Sebenarnya burung ini bisa diternak. Umumnya belibis jantan lebih besar dari betina. Bobot belibis jantan dewasa 1000 gram per ekor dan betina 550 gram. *** (rus).

Foto: fotohewan.blogspot.com

Menikmati Sensasi Burung Belibis

KAREBA Magz - Edisi 02 | Juni 2014

27


Coffee Break

Kultur Kopi Makassar

Secangkir, Never Ending Story

D

i kota Makassar, Sulawesi Selatan, kopi bukan cuma sekedar minuman yang disajikan atau komoditas pertanian. Tapi, berawal dari warung kopi berbagai isyu-isyu bisnis, sosial, hingga politik di bahas. Materi obrolan tak pernah habis di warung-warung kopi di Makassar. Semuanya ngobrol. Kadang gaduh. Tapi seru. Hanya, kontennya bermacam-macam. Bukan hanya soal bisnis, sejarah, atau topik-topik aktual yang menjadi headline suratkabar hari itu, tapi lebih banyak ke persoalan sosial dan politik. Partisipannya juga majemuk. “Di Makassar, warung kopi menjadi ruang publik yang paling demokratis. Di tempat itu orang bebas ngobrol dan berdebat banyak persoalan,â€? ujar Hidayat Nahwi Rasul, salah seorang pengunjung warkop di bilangan Boulevard Panakkukang.Â

28

KAREBA Magz - Edisi 02 | Juni 2014


COFFEE BREAK Jika pertama kali ke Makassar, Anda akan menjumpai kerumunan orang yang sedang duduk-duduk di warung kopi. Ada beberapa warkop yang cukup favorit di kota ‘Anging Mammiri’ ini, seperti Warkop Phoenam, Warkop Dottoro, Warkop Daeng Anas, Warkop Daeng Sija, Warkop Tong San, Warkop Mamarita, Warkop Hai Hong dan lainnya. Apalagi pasokan bahan kopinya tak sulit. Di Sulawesi Selatan terdapat dua daerah penghasil kopi kelas dunia, yakni di Toraja dan di Kalosi (Kab.Enrekang). Rata-rata kopi yang disajikan merupakan perpaduan kopi Robusta dan Arabika yang dimasak sebelum disajikan. Selain kopi hitam, kopi susu tidak kalah mantapnya. Setelah dua jenis kopi ini dicampur, kopi lalu dimasak dengan teko yang terbuat dari besi kuningan. Cara masaknya sama persis dengan kopi tarik khas Aceh atau kopi tiam. Sebelum disajikan kopi harus dipanaskan terus di atas kompor. Anda dijamin akan semakin betah jika sekali-kali mencoba ikut nongkrong di warungwarung kopi di Makassar. Seperti misalnya Agung yang harinya tak lengkap bila dalam sehari ia tidak nongkrong di warkop, satu hingga dua kali, di pagi dan sore hari. "Iya…suasana di warkop tidak pernah membosankan, karena selalu kita menemukan sesuatu yang baru, seperti rekan bisnis atau informasi baru," ujar Agung yang berprofesi jual beli tanah dan rumah. *** (rusman madjulekka).

Di Makassar, warung kopi menjadi ruang publik yang paling demokratis. Di tempat itu orang bebas ngobrol dan berdebat banyak persoalan.



Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.