Majalah Kareba Edisi (1) Perdana

Page 1

KAREBA Magz - Edisi Perdana | Mei 2014

1


Aga Kareba

Tak Sekedar Hadir! Alhamdulillah di awal Mei 2014, ma­ jalah ini telah terbit. Tentu dengan harapan Kareba Magazine bisa terus memantapkan langkahnya. Itu yang menambah semangat kami untuk terus memberikan sajian terbaik. Lahirnya majalah ini tak lepas dari peran berbagai pihak, terutama Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo dan jajarannya yang sudah lama menginginkan adanya layanan informasi seputar Sulsel yang komprehensif dengan kemasan yang ringan (soft). Kami berharap majalah ini tidak sekedar hadir saja, tetapi dapat memberi arti. Sehingga pembaca merasa kebutuhan dan layanan informasi tentang Sulsel bisa didapatkan melalui Kareba Magazine.

Oleh karena itu, konten majalah ini selain menghadirkan tulisan soal Sulsel, juga beberapa rubriknya menampilkan artikel lain berupa potensi daerah, sarana pendukung, fasilitas layanan, akomodasi, transportasi, kuliner obyek wisata, culture dan lainlainnya. Respon dari Anda pembaca sangat kami harapkan untuk perbaikan majalah ini kedepannya. Karena itu informasi, saran, masukan, dan kritik yang konstruktif menjadi sangat berharga bagi kami. Akhirnya, kami ucapkan selamat membaca. D. Khaddafi

CONTENTS potensi

Sulsel Kaya Potensi Energi Terbarukan......... 1 perhubungan

“Jarak Sulsel-Jeddah Kian Dekat” ................ 2 komoditas

Pekalongan Punya Nama Sulsel Punya Bahan Bakunya................................... 3 pariwisata

Jangan Mati Sebelum ke Tana Toraja............. 4-5 it & gadgets

COVER STORY

Ketika PARASAMYA Berlabuh di Sulsel .......................... 9-11

TELEKOMUNIKASI

Harga Mati Demi Padi .................................. 12 Hotel dan MICE di Sulsel Tumbuh Pesat...... 13 WTP Itu Berarti Tak Korupsi ........................ 14

Womans Inspring

varia daerah

Menanti Smarphone made in Sulsel ............. 6 Si Petani Kian Melek Informasi .................... 7 Perempuan-perempuan Pengendali Kampus.. 8 heritage

Kembalikan Pamor Legenda Tana Beru......... 15 spotlite

Merekam Deru Laju Sulsel ........................... 16-17

Barru, Pare-pare, Selayar dan Bantaeng.......... 18-19 sport

Sulsel Gudang Karateka Nasional................... 20 FOOD NOTES

Kuliner Paling Dicari di Makassar ................. 21

Pembina: Plt.Sekretaris Daerah Sulawesi Selatan H.Abdul Latief | Pelindung: Kepala Biro Humas & Protokol Setda Pemprov Sulsel, A.Darmawan Bintang | Pengarah : Kepala Bagian Humas Setda Pemprov Sulsel, D. Khaddafi | Editor in Chief : M.Rusman Madjulekka | Senior Editor: M.Kiblat Said Editor: Amirullah Hanafie, Ali Kumala, Badaruddin, M.Ibrahim Halim | Foto: Humas Setda Pemprov Sulsel | Layout: www.imagistudio.com Penerbit : Biro Humas & Protokol Setda Provinsi Sulawesi Selatan Alamat Redaksi: Bagian Humas Biro Humas & Protokol Setda Pemprov Sulsel Jl.Urip Sumohardjo No. 269 Makassar, Sulawesi Selatan. KAREBA Magz - Edisi Perdana | Mei 2014 Telp.0411-453965, Fax: 0411-453489. | Email: redaksikarebamagazine@gmail.com | Website: www.sulselprov.go.id.


potensi

Sulsel Kaya Potensi Energi Terbarukan

“P

emerintah sebaiknya jangan ragu-ragu menyerahkan pengelolaan listrik pada pihak swasta. Pilih mana, tandatangani jaminan untuk swasta atau lampu mati,” tegas Syahrul Yasin Limpo (SYL), Gubernur Sulsel mencermati kondisi byar pet yang kerap melanda daerah ini. Memang, soal kelistrikan di Indonesia menjadi ‘benang kusut’. Faktor alam seperti kemarau sering dijadikan sebagai alasan tidak maksimalnya fungsi pembangkit listrik tenaga air (PLTA) di Bakaru di Pinrang. Sementara pembangkit listrik yang lain tengah dalam perbaikan. Ambil contoh, saat PLTD Suppa dan PLTG Sengkang tengah dalam perbaikan, menyebabkan tidak optimalnya pasokan listrik. Kondisi ini membuat Sulsel membutuhkan tambahan sumber listrik. Sejurus dengan SYL, DPRD Sulsel ikut mendesak PLN agar memberi kesempatan kepada pihak swasta dalam membangun pembangkit listrik. Selain itu, pembangkit listrik yang telah selesai dibangun di sejumlah daerah harus segera difungsikan. “Sebaiknya pembangkit yang sudah siap itu segera difungsikan, kalau investornya sudah tidak berminat melanjutkan, kita serahkan saja ke investor lain,” kata Devisanty Erawaty, anggota DPRD Sulsel.

Sebenarnya daerah ini menyimpan potensi besar sumber energi terbarukan. Misalnya, potensi pembangkit listrik tenaga air di Sulsel 2.946,8 MW, potensi pembangkit mini hidro 70,2 MW, potensi pembangkit listrik tenaga mikro hidro 7,66 MW, serta potensi panas bumi yang mencapai 371 MW. Belum lagi dengan pembangkit tenaga angin skala kecil, energi surya, dan bioenergi. Potensi PLTA yang mencapai 2.946,8 MW telah dimanfaatkan sebanyak 518 MW. Sementara untuk mini hidro telah termanfaatkan 10,6 MW dari potensi sebesar 70,2 MW, dan telah terpasang 63 unit Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro dengan kapasitas 1.897 kW dari total potensi sebesar 7.662,9 MW. Selain itu, Sulsel juga tengah melakukan penambahan jumlah pembangkit listrik tenaga angin. Sebanyak dua unit pembangkit listrik tenaga angin akan dibangun di Kota Parepare dan Kabupaten Selayar dengan kapasitas masing-masing 100 MW. Pemanfaatan angin sebagai sumber listrik di Sulawesi selatan dinilai sangat memadai, karena secara umum kecepatan angin di Sulawesi selatan berkisar 2-4 m/ detik. Pada beberapa daerah tertentu seperti Takalar, Bulukumba, Sidrap dan Selayar kecepatan anginnya lebih dari 4 m/detik, sehingga cukup memadai untuk

Diharapkan dengan potensi tersebut maka Sulsel menjadi provinsi paling siap dengan infrastruktur kelistrikan. pembangkit listrik tenaga angin skala kecil. Sulsel juga punya sumber energi panas bumi dengan potensi sebesar 371 MW tersebar di 16 lokasi di Sulsel. Sedangkan pengembangan bioenergi sangat sesuai diaplikasikan karena didukung oleh ketersediaan lahan yang mencukupi untuk pembudidayaan tanaman penghasil bioenergi seperti biodiesel (601.992 Ha), bioetanol (40.700 Ha). “Diharapkan dengan potensi tersebut maka Sulsel menjadi provinsi paling siap dengan infrastruktur kelistrikan,” ujar Syahrul. *** (rus). KAREBA Magz - Edisi Perdana | Mei 2014

1


perhubungan

Rosyinah Manaf, Vice President East Region IV Garuda Indonesia

“ Jarak Sulsel - Jeddah Kian Dekat ” mengincar penumpang Makassar, tetapi juga untuk mendorong konektifitas antara kawasan timur Indonesia dan barat, khususnya kota Medan. Diharapkan jarak Sulsel-Jeddah kian dekat. Selama ini pasar penumpang dari wilayah sekitar Sulawesi Selatan harus melalui Jakarta terlebih dahulu. Dengan adanya rute ini posisi Makassar merupakan salah satu hub bagi Garuda Indonesia makin kuat. Dan hub ini, Garuda Indonesia banyak melakukan penerbangan ke wilayah timur dan utara Indonesia, seperti Papua, Menado, Kendari, Ambon dan juga ke Denpasar dan Surabaya. Kabarnya Garuda akan membuka rute domestik baru di Sulsel dengan provinsi tetangga?

S

etelah kurang lebih 3 tahun Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo (SYL) ‘berjuang’ untuk pembukaan penerbangan rute Makassar-Jeddah, akhirnya pihak maskapai nasional Garuda Indonesia meresponnya dengan meresmikan pembukaan rute tersebut mulai 1 Mei 2014. Selain itu, berkat ‘kegigihan’ SYL, pihak Garuda Indonesia pun juga membuka penerbangan dari Makassar ke Bau-Bau, Mamuju, Luwuk dan Selayar dengan menggunakan pesawat armada terbaru ATR 72-600. Bahkan per 1 Mei 2014 Garuda resmi menerbangi rute dari Makassar ke Jogjakarta. Berikut wawancara dengan Rosyinah Manaf, Vice President East Region IV Garuda Indonesia: Apa yang Melatarbelakangi Garuda Indonesia membuka rute MakassarJeddah ? Yah…memang kami Garuda Indonesia secara resmi membuka jalur Makassar-Jeddah via Medan dengan frekuensi tiga kali dalam sepekan.

2

KAREBA Magz - Edisi Perdana | Mei 2014

Adapun penerbangan perdana rute baru tersebut dimulai pada 1 Mei 2014 dengan menggunakan Boeing 747 seri 400. Dalam pandangan kami. pembukaan rute penerbangan Makassar-Jeddah tersebut diestimasi mampu melayani pertumbuhan penumpang yang melakukan perjalanan religi. Apalagi daftar tunggu jamaah baik umroh maupun haji dari kawasan timur Indonesia terbilang panjang. Itu artinya ada potensi calon penumpang yang cukup tinggi sebagai market kami. Kami berharap dari sisi tingkat keterisian kursi pesawat bisa mencapai 80%, dengan kapasitas seat secara keseluruhan mencapai 455 kursi. Dan kami membanderol harga tiket penerbangan internasional tersebut sebesar US$1.375 atau sekitar Rp16,5 juta per penumpang. Lalu, Apa Target yang di Bidik Garuda Indonesia dengan Pembukaan Rute Penerbangan tersebut? Oh..ya kedepan kami selaku maskapai pelat merah tentu saja tidak hanya

Ya memang sudah dalam perencaan kami rencana pembukaan rute penerbangan baru seperti dari Makassar ke Bau-Bau, Mamuju, Luwuk dan Selayar dengan menggunakan pesawat armada terbaru ATR 72-600. Tunggu setelah pesawat ke empat datang, akan kita buka segera rute-rute tersebut. Tapi sejak 15 April lalu, kami telah menerbangi rute dari Makassar ke Jogjakarta. *** (rusman madjulekka).

Selain rute MakassarJeddah, berkat ‘kegigihan’ SYL, pihak Garuda Indonesia juga akan membuka penerbangan dari Makassar ke BauBau, Mamuju, Luwuk dan Selayar


komoditas

Pekalongan Punya Nama

Sulsel Punya

Bahan Bakunya S

elama ini orang mengenal Batik Pekalongan. Namun tidak banyak yang tahu, kalau bahan baku pembuatan batik Pekalongan tersebut menggunakan “getah pinus” yang berasal dari daerah Sulawesi Selatan. Oh..ya? Buktinya getah pinus dari kabupaten Maros menjadi salah satu yang terbaik dalam membuat batik, sehingga permin­taan bahan baku tersebut dari Pekalongan cukup besar. “Bahkan, sejak beberapa tahun lalu, ratarata dikirim 40 ton produksi getah pinus asal daerah ini ke Pekalongan,” ujar Hatta Rahman, Bupati Maros. Ia mengakui, potensi “getah pinus” di beberapa lokasi di Maros mulai dilirik investor. Luas areal lokasi pohon pinus sekitar 4.770 ha, terdapat di Kec. Mallawa 250 ha, Camba 1.200 ha, Cenrana 2.270 ha, Simbang 300 ha dan Kecamatan Tompobulu 750 ha. Saat ini, areal lahan pinus yang disadap oleh petani terletak di kecamatan Camba dan Cenrana sekitar 500 hektar, dengan sebanyak 30 petani penyadap yang sudah berproduksi sejak Maret 2010. Produksi setiap bulan rata-rata antara 600 kg sampai dengan 1 ton. Menurut Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo (SYL) penyadapan getah pinus ini diharapkan akan mampu mengangkat potensi ekonomi Sulsel, khususnya Maros. Memberi dampak ekonomi yang positif kepada masyarakat dengan tidak merusak pelayanan ekosistem. Sebab hutan merupakan sarana yang penting bagi penggunaan air tanah,” jelasnya. Apalagi, lanjutnya, kedepan SYL berharap kegiatan pengolahan getah pinus ini akan terus dikembangkan dan dilakukan secara kontinyu. Dengan begitu kegiatan usaha ekonomi rakyat dapat lebih dikembangkan. *** (rus).

“Namun tidak banyak yang tahu,kalau bahan baku pembuatan batik Pekalongan tersebut menggunakan “getah pinus” yang berasal dari daerah Sulawesi Selatan.

KAREBA Magz - Edisi Perdana | Mei 2014

3


pariwisata

Pesona budaya dan wisata Tana Toraja

“JANGAN MATI sebelum ke

TORAJA” PERCAYA atau tidak, kunjungan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ke Sulawesi Selatan pertengahan Februari 2014 lalu sebenarnya buah dari sebuah provokasi. SBY (mungkin) terprovokasi pernyataan Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo, “Jangan Mati Sebelum ke Toraja”. Yah, kalimat provokatif ini memang pertama kali dilontarkan Syahrul saat menyambut Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu saat menghadiri event internasional Lovely December in Toraja 2013. Bagi Mari, itu pertama kalinya ia menginjakkan kaki di Tana Toraja. Kepada Ibu Menteri, Ketua Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia (APPSI) ini berharap agar saat tiba di Jakarta

4

KAREBA Magz - Edisi Perdana | Mei 2014

ia membagi pengalamannya kepada Presiden (SBY) berkunjung ke Toraja menyelami budaya dan menyaksikan langsung pesona magis wisata Tana Toraja. “Bahkan kalau perlu, sampaikan kepada dunia agar jangan mati dulu sebelum ke Toraja,” demikian pesan Syahrul kepada Ibu Menteri. Hasilnya, dua bulan kemudian, Presiden SBY pun berkunjung ke Sulsel. Tak tanggung-tanggung, kunjungan SBY ke Sulsel kali ini pun menjadi yang terlama sepanjang sejarah. Lima hari empat malam. SBY kemudian melontarkan pujian sekaligus pengakuan di sela-sela kunjungan tersebut. Ia menyebut wisata Tana Toraja sebagai wisata paling populer setelah Bali.

Pujian SBY memang tidak berlebihan. Di sini, Anda bisa menikmati kebudayaan khas suku Toraja yang mendiami daerah pegunungan dengan budaya khas Austronesia asli. Kebudayaan Toraja memiliki keunikan yang berbeda. Mulai dari rumah adat Tongkonan, upacara pemakaman Rambu Solo, pekuburan Gua Londa, pekuburan Batu Lemo, atau pekuburan Bayi Kambira. Budaya Tana Toraja yang paling banyak menyedot wisatawan asing adalah Rambu Solo. Budaya warisan leluhur yang memasyarakatkan penyembelihan kerbau dengan cara yang unik untuk menghormati arwah kerabat yang sudah meninggal dunia. Ritual Rambu Solo adalah upacara adat kematian untuk mengantar arwah orang yang meninggal dunia menuju alam roh. Bagi mereka kematian adalah kembalinya kepada keabadian bersama para leluhur mereka di sebuah tempat peristirahatan yang disebut puya. Kematian bagi mereka adalah penyempurnaan. Karena itu mereka yang meninggal betul-betul disebut meninggal setelah prosesi upacara ini ditunaikan. Lalu bagaimana jika belum? Bagi yang belum melaksanakan acara itu, mereka hanya disebut sakit atau lemah. Jasad mereka pun diperlakukan ibarat orang yang masih hidup. Ia dibaringkan di tempat tidur. Berpakaian lengkap. Diberi makan dan minum. Bahkan tidak jarang mereka kerap tetap diajak mengobrol. Ritual ini sangat penting bagi sang torayan (sebutan orang Toraja) karena kesempurnaan pelaksanaan acara diyakini menentukan posisi arwah orang yang meninggal tersebut, apakah arwah


gentayangan (bombo)? Arwah yang mencapai tingkat dewa (To membali Puang)? Atau menjadi dewa pelindung (Deata). Dalam konteks ini upacara Rambu Solo menjadi sebuah “kewajiban� sehingga dengan cara apapun masyarakat Tana Toraja akan mengadakannya sebagai wujud pengabdian kepada mereka yang telah mendahului mereka. Itu hanya secuil gambaran tentang kekayaan budaya Toraja. Masih banyak jenis ritual lain yang dapat dinikmati. Begitu pula dengan pesona keindahan alamnya yang tersohor. Ibu Ani Yudhoyono (Istri Presiden SBY) bahkan terlihat beberapa kali melepaskan jepretan kamera D-SLR miliknya seolah tak ingin kehilangan momen terbaik selama berada di Toraja. So, bagi Anda yang belum berkunjung, silakan berkemas ke Toraja sebab tidak ada yang tahu kapan kematian itu tiba []

KAREBA Magz - Edisi Perdana | Mei 2014

5


it & gadgets

S ma rtphone Ma d e i n S u lsel Men a n ti

telah selesainya dibuat design pabrik maupun design dari handphone yang akan diciptakan. Dengan adanya industri itu maka impor produk ponsel, computer genggam, dan tablet berkurang, serta dapat membantu defisit perdagangan. Selama ini impor produk tersebut pada tahun 2013 tercatat 55 juta unit dengan nilai 3 miliar dollar AS atau Rp 33 triliun. Ini dengan asumsi harga rata-rata Rp 600.000 per unit dan perkiraan 15% merupakan produk mewah. Bagi Jumain yang juga menjabat Sekretaris Utama Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) menjelaskan, kalau dari segi hardware di semua pabrikan pasti akan sama. Hanya saja yang membedakan pada software, operating sistem dan fitur. Makanya, untuk menciptakannya harus betul-betul mempelajari permintaan konsumen seperti apa, apalagi produk yang bakal dihasilkan hanya akan menyasar

T

ak lama lagi, di Sulawesi Selatan bakal hadir pabrik Smartphone. Pemprov Sulsel telah meneken kerjasama dengan Universitas Hasanuddin (Unhas) dan PT Industri Telekomunikasi Indonesia (INTI) untuk mewujudkan pabrik handphone pintar tersebut. Rencananya pabrik dibangun di kabupaten Gowa pada pertengahan tahun 2015. “Unhas sudah memperlihatkan konsep pengembangan ponsel pintar yang dimaksud. Hanya saja pada beberapa hal masih butuh perubahan pada beberapa design,” ujar Komisaris Utama PT INTI, Jumain Appe di Makassar, Senin (7/4/2014). Gagasan awal untuk membangun pabrik tersebut, menurut Jumain, berasal dari Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo yang disampaikan pada tahun 2013. Rencana tersebut lalu dikomunikasikan ke Fakultas Teknik Unhas dan disambut positif dengan

6

KAREBA Magz - Edisi Perdana | Mei 2014

Gagasan awal untuk membangun pabrik tersebut, menurut Jumain, berasal dari Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo yang disampaikan tahun 2013. Lalu oleh Fakultas Teknik Unhas telah dibuatkan design pabrik maupun design produk handphone yang akan diciptakan.

kalangan menengah ke bawah dengan mengusung produk handphone murah. “Smartphone ini nantinya akan dijual ke pasaran seharga Rp 400.000. Kendati murah dipastikan fiturnya akan sama dengan smartphone kelas atas sehingga para penggunanya akan nyaman menggunakan produk tersebut,” jelas Ketua Ikatan Alumni Fakultas Teknik UNHAS ini. Ia menjelaskan, dengan asumsi di atas dan ketersediaan fakultas teknik elektro yang akan dijadikan pusat pengembangan smartphone tersebut, maka dana yang dibutuhkan untuk investasi dari segi peralatan maupun pengadaan suku cadang berkisar Rp 50 miliar. Jumain Appe mengungkapkan, untuk mempercepat kehadiran pabrik tersebut yang ditargetkan di 2015, diharapkan Pemprov maupun Unhas segera melakukan pengkajian baik dari segi pasar, teknologi, sosial, engineering maupun keekonomiannya. “Sasaran produk ini nantinya tahap awal di Indonesia Timur, keberadaan PT INTI akan mensuplai dari segi manufaktur. Sementara, dari segi tenaga kerja dipastikan tetap melibatkan SDM karena pabrik ini nantinya menerapkan system semi otomatis,” terangnya. Sementara Rektor Unhas, Idrus Paturusi menyatakan, gagasan bangun pabrik smartphone sangat menarik, apalagi sebelumnya sudah mendapat dukungan dari kementerian BUMN yang meminta segera mengembangkan industri di Indonesia Timur. Kalau perlu, lanjut Idrus, melibatkan JICA yang sudah sangat berpengalaman dengan beberapa produk teknologinya. “Negara ini adalah negara besar. Setiap hari kita menghasilkan insinyur. Lalu apa yang mereka kerja, sehingga tahun depan kita akan buat industri handphone,” kata Syahrul Yasin Limpo, Gubernur Sulsel. Ia melanjutkan, Indonesia ini sudah saatnya menunjukkan bisa bersaing dengan negara lain. “Kita harus beralih ke industri, hadirkan sains, riset dan teknologi. Kita harus siapsiap menghadapi era modern,” tandasnya. *** (rus).


TELEKOMUNIKASI

si PETANI kian melek informasi

S

ulawesi Selatan (Sulsel) me­ ma­ suki era teknologi fiber optic (FO) dalam dunia telekomunikasi pa­da Juli 2014. Pada saat itu, PT Telkom merampungkan pembangunan FO pada 175 titik di wilayah Sulsel. Dengan fasilitas fiber optic ini diharapkan membuat warga di pedesaan pun bisa menikmati jasa telekomunikasi dan coverage internet dengan akses terhadap informasi harga komoditi dan lainnya yang berkaitan dengan pertanian, perkebunan, perikanan dan sebagainya.

“Pengerjaan Fiber Optic Telkom itu bertujuan mendukung Node B atau jaringan 3G dan 4G pada BTS Telkomsel dan meningkat pelbagai layanan Telkom,” ujar General Manager PT Telkom Area Makassar Firmansyah, beberapa waktu lalu kepada pers, di Makassar. Dukungan Telkom kepada Telkom­ sel, lanjutnya, sejalan dengan kebijakan perusahaan plat merah itu untuk mem­ berikan layanan 3G dan 4G melalui BTS Telkomsel. Selain itu, perseroan

mengincar penambahan pelanggan yang menggunakan layanan Indonesia Digital Home (IndiHome). Pada tahun ini, Telkom Area Makassar juga mengincar pertumbuhan pelanggan sebesar 10% atau menjadi 270.000 pe­langgan. Hingga akhir 2013, tercatat jumlah pelanggan Telkom di Area Makassar sebanyak 250.000 pelanggan.Dari jumlah itu, terdapat 45.000 pelanggan yang merupakan pelanggan speedy, sementara sisinya merupakan pelanggan telepon. Pada tahun 2014 ini juga, Telkom menargetkan sebanyak 10.000 pelanggan baru untuk IndiHome. Layanan IndiHome merupakan paket layanan Telkom yang terdiri atas telepon, Internet speedy dan TV berbayar. Telkom sendiri menyasar pelanggan IndiHome di daerah Makassar, Gowa, Maros, Takalar, Jeneponto, Bantaeng, Bulukumba, Bone dan Kabupaten Pangkep. “Perbaikan dan pembangunan FO untuk IndiHome tidak terkait dengan proyek Palapa Ring. Telkom bangun sendiri FO itu,” ujarnya. ***

Warga di pedesaan pun bisa menikmati jasa telekomunikasi dan coverage internet dengan akses terhadap informasi harga komoditi dan lainnya.

KAREBA Magz - Edisi Perdana | Mei 2014

7


woman’s inspiring

Perempuan-perempuan

Pengendali Kampus

TENTU bukan sebuah kebetulan bahwa enam perguruan tinggi di Sulawesi Selatan kini dikendalikan oleh perempuan-pe­rem­ puan hebat. Yang teranyar adalah tampil­ nya Prof. Dr. Dwia Aries Tina sebagai

8

pemenang pada Pemili­ han Rektor Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar di awal tahun 2014 ini. Pemerhati pe­ rem­­puan Indar Ari­ fin menilai tampilnya Prof. Dr. Dwia Aries Tina memenangi Pil­ rek Unhas me­ne­gaskan bahwa perempuan me­ miliki kompetensi untuk ikut serta dalam kom­ petisi kepe­mimpinan. “Bukan jenis kelamin yang diperde­ batkan. Kita butuh tokoh perempuan yang ber­ pikir secara kolektif. Ini bukan olah raga yang membutuhkan kekuatan fisik.

Ini butuh kekuatan manajerial, intele­ gensia yang menurut saya laki-laki dan perempuan bisa bertanding tanpa melihat jenis kelamin,” jelasnya. Tampilnya Prof. Dwia memang merupakan seja­rah bagi Kam­pus Merah. Ini kali pertama kam­ pus terbesar di In­ donesia Timur ini dipimpin oleh seorang wanita. Dosen Sosiologi Unhas yang juga ketua Ikatan Sosiologi Indonesia menga­ lahkan lima kandidat lain yang semuanya laki-laki. Prof. Dwia pun semakin menguat­ kan dominasi wanita di dunia akademis di Sulawesi Selatan. Selain Dwia Aries Tina, tercatat ada lima kampus yang dipimpin oleh wanita. Menariknya, lima dari enam rektor tersebut merupakan alumni dari Universitas Hasanuddin. [ibrahim]

Prof. Dwia Aries Tina • Lahir: Lampung, 19 April 1964 • S1 Sosiologi Universitas Airlangga • Rektor Universitas Hasanuddin (Unhas)

Prof. Dr. Masrurah Mokhtar, MA • Lahir: Bone, 9 September 1950 • Alumni S1 Sastra Unhas • Rektor Universitas Muslim Indonesia (UMI)

Dr Ir Andi Majdah Muhyiddin Zain, Msi • Lahir: Yogyakarta, 25 November 1964 • S1 Universitas Hasanudin • Rektor Universitas Islam Makassar

Prof. Dr. Siti Melantik Rompegading, SH., MH • Lahir: Makassar, 19 Mei 1964 • S1 Hukum Universitas Hasanuddin • Rektor Universitas Sawerigading Makassar

Dr. Ir. Apiaty Kamaluddin, AS., MS • Lahir: 5 September 1956 • S1 Pertanian Universitas Hasanuddin • Rektor Universitas Pepabri Makassar

Dr. Andi Niniek Fariaty Lantara • Lahir: Makassar, 5 September 1955 • S1 Ekonomi Universitas Hasanuddin (Unhas) • Rektor Universitas Veteran Indonesia (UVRI) Makassar

KAREBA Magz - Edisi Perdana | Mei 2014


COVER STORY

Ketika Parasamya Berlabuh di Sulsel JUMAT, 25 April 2014, merupakan hari bersejarah bagi masyarakat dan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan. Di Istana Negara, Jakarta, Gubernur Sulawesi Selatan DR. H. Syahrul Yasin Limpo, SH., M.Si., MH, menerima penghargaan tertinggi Penganugerahan Tanda Kehormatan Samkarya Nugraha Parasamya Karya Nugraha dari Presiden Republik Indonesia DR. H. Susilo Bambang Yudhoyono. Penghargaan ini menggenapkan 140 penghargaan nasional yang diterima oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan di bawah kepemimpinan Syahrul Yasin Limpo.

S

AMKARYA Nugraha Parasamya Karya Nugraha merupakan supremasi tertinggi kepada institusi pemerintah yang menunjukkan karya tertinggi pelaksanaan pembangunan dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat. Penghargaan ini diperoleh sebagai bentuk penghargaan Negara yang diberikan kepada institusi Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan yang dipimpin oleh Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo dan Wakil Gubernur Agus Arifin Nu’mang atas darma bakti dan kesetiaan yang biasa terhadap bangsa dan negara. Hal ini sesuai dengan yang diamanat­ kan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2009 tentang Gelar, Tanda Jasa dan Tanda Kehormatan dan Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan UU Nomor 20 Tahun 2009 tentang Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan, serta Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 73 Tahun 2009 tentang Tata Cara Pelaksanaan Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah. Untuk memperoleh Tanda Kehormatan berupa Samkarya Nugraha Parasamya Purnakarya Nugraha tidaklah mudah. Ini hanya bisa diperoleh setelah melalui seleksi yang sangat ketat. Harus memenuhi persyaratan umum dan khusus, serta melewati verifikasi, pertimbangan dan penilaian khusus oleh Dewan Gelar Adat, Tanda Jasa dan Tanda Kehormatan Pe­me­rintah Pusat. Salah satu pe­ ni­ laiannya adalah telah memperoleh peni­lai­ an­­ ­se­bagai provinsi ter­­baik se-­Indonesia atas evaluasi terhadap Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) ­ sebanyak tiga kali berturut-turut yaitu tahun 2009, tahun 2010, dan tahun 2011, serta LPPD tahun 2012. Indikator yang digunakan dalam evaluasi ini mencakup dua hal besar. Pertama tataran pengambil kebijakan seperti hubungan kerja dengan pihak legislatif serta dengan unsur Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) yang dulu bernama Muspida. Dan kedua, tataran KAREBA Magz - Edisi Perdana | Mei 2014

9


COVER STORY pelaksana kebijakan yakni bagaimana jajaran-jajaran Pemprov menjalankan fung­ si pelayanan kepada masyarakat dalam rangka peningkatan kesejahteraan. Penghargaan ini memang sangat istimewa bagi rakyat Sulsel dan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan. Untuk diketahui, terakhir kali penghargaan ini keluar yakni di masa orde baru yakni untuk Gubernur Provinsi Sumatera Barat Azwar Anas dan Gubernur Jawa Tengah Supardjo Rustam. Dan memasuki era reformasi yang diawali pada tahun 1998, akhirnya

Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan menjadi provinsi pertama yang memenuhi syarat sehingga Samkarya Nugraha Parasamya Purnakarya Nugraha keluar untuk bersemayam di Sulawesi Selatan. Dengan diraihnya tanda kehormatan tertinggi ini, maka Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo sebagai individu (gubernur) dan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan sebagai institusi telah paripurna mendapatkan tiga tanda kehormatan sipil tertinggi negara; Bintang Mahaputra, Satyalancana Karya Bhakti

Praja Nugraha, dan Samkarya Nugraha Parasamya Purna Karya Nugraha. “Penghargaan dan prestasi ini bukan milik Syahrul. Ini adalah milik seluruh rakyat Sulsel karena ini hanya bisa diraih karena seluruh jajaran pemerintah provinsi, pemerintah daerah kabupaten/kota dan DPRD Provinsi, seluruh stakeholder, dan utamanya rakyat Sulsel kompak bekerja keras untuk mencapainya,” demikian Syahrul mengomentari penghargaan ini. (ibrahim)

Fakta-fakta tentang Samkarya Nugraha Parasamya Purna Karya Nugraha • Penerima adalah provinsi dengan status provinsi terbaik selama 3 tahun berturut-turut • Provinsi terbaik ditetapkan berdasarkan Evaluasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) • Penerima telah memenuhi syarat atau indikator dengan jumlah 2.834 item penilaian • Penerima merupakan pemegang tanda kehormatan Satyalancana Karya Bakti Praja Nugraha • Penerima telah diverifikasi, dipertimbangkan, dan dinilai khusus oleh Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan Pemerintah Pusat • Penghargaan tertinggi atas karya pelaksanaan pembangunan dan peningkatan kesejahteraan rakyat • Terakhir dikeluarkan hanya di zama orde baru (Gubernur Sumatera Barat Azwar Anas dan Gubernur Jawa Tengah Supardjo Rustam) • Provinsi Sulawesi Selatan (secara institusi) dan Syahrul Yasin Limpo (sebagai perseorangan/gubernur) merupakan penerima pertama kalinya di era reformasi • Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK RI selama tiga tahun berturut-turut menjadi salah satu syarat untuk mendapatkan penghargaan ini • Dengan diraihnya penghargaan ini maka Gubernur Sulawesi Selatan telah paripurna (lengkap) mendapatkan tiga tanda kehormatan sipil tertinggi negara

Penghargaan Tiga Provinsi Yang Berprestasi Paling Tinggi Secara Nasional Tahun 2011 diserahkan oleh Wakil Presiden RI.

10

KAREBA Magz - Edisi Perdana | Mei 2014

Penghargaan Bintang Mahaputera Tanggal 12 Agustus 2011 di Jakarta

Penghargaan Tiga Provinsi Yang Berprestasi Paling Tinggi Secara Nasional Tahun 2012 diserahkan oleh Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi.


COVER STORY

D

alam sejarah anugerah Parasamya Purnakarya Nugraha (Penghargaan tertinggi bidang pemerintahan) baru dua provinsi di Indonesia yang pernah menerima penghargaan tersebut. Provinsi Sumatera Barat di era Gubernur Azwar Anas dan Jawa Tengah di era Gubernur Supardjo Rustam. Penghargaan ini tergolong langka. Karena setelah Orde Baru, baru pada tahun 2013 pemerintah kembali memberikan penghargaan tersebut. Nah, berkat tiga tahun berturut-turut berkinerja terbaik, Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan mendapat anugerah Parasamya Purnakarya Nugraha yang diserahkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono 25 April 2014.

Apa indikator penilaiannya sehingga Sulsel bisa meraih penghargaan tersebut? Salah satu indikator adalah tiga tahun berturut-turut meraih wajar tanpa pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan. Namun selain itu, penilaian juga menyentuh pada aspek terselenggaranya pemerintahan yang baik, antara lain, karena konsistensi memenuhi hak dasar masyarakat, seperti pangan, pendidikan, dan kesehatan. Setidaknya 1.400-an variabel penilaian yang mesti kita lewati. Tentu saja itu tercapai berkat harmonisasi pemerintah provinsi bersama 24 pemerintah kabupaten/kota se-Sulsel serta para

Penghargaan ini tergolong langka. Berkat tiga tahun berturut-turut berkinerja terbaik, Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan mendapat anugerah Parasamya Purnakarya Nugraha

pemangku kepentingan, termasuk pengusaha dan perbankan. Terima kasih kepada seluruh masyarakat Sulsel yang telah berpartisipasi dalam setiap program yang dicanangkan Pemprov Sulsel.

Adakah contoh yang bisa Anda sebutkan menunjukkan keberhasilan program yang dijalankan? Yah…tentu banyak. Disektor pertanian, misalnya, dengan produksi pertanian Sulsel yang terus menanjak dari tahun ke tahun. Sejak mulai memimpin Sulsel pada tahun 2008, saya sudah menargetkan produksi beras kita bisa surplus 2 juta ton. Dan terbukti, pada tahun 2008 hingga 2012 target itu tetap tercapai. Padahal sebelumnya, surplus beras sulsel hanya 1,2 juta ton. Bahkan pada tahun 2013 kami menargetkan surplus beras 3 juta ton. Dan Sulsel menyuplai beras ke 17 provinsi, khususnya di Indonesia timur. Berkat geliat ekonomi yang positif tersebut membuat angka pertumbuhan ekonomi Sulsel stabil pada 8,2 persen, melampaui pertumbuhan nasional yang sekitar 6 persen.

Lalu, apa makna dibalik penghargaan tertinggi tersebut? Keberhasilan ini semua bukan karena SYL (Syahrul Yasin Limpo). Tetapi, karena kita semua di Sulsel yang menginginkannya. Dan kesuksesan atau keberhasilan tersebut harus kita syukuri bersama karena merupakan akumulasi dari kesuksesan-kesuksesan kecil yang telah diperoleh sebelumnya. Karena itu saya harapkan penghargaan ini dimaknai sebagai ‘cambuk’ dan motivasi untuk bekerja lebih keras lagi dalam memajukan Sulsel dan mensejahterakan rakyat.Dengan menghadirkan pemerintahan yang baik dan berpihak pada rakyat. ***

KAREBA Magz - Edisi Perdana | Mei 2014

11


COVER STORY

Harga Mati

Demi Padi

“W

ah...rupanya Bapak banyak dikenal para petani didaerah ini?” konfirmasi kami kepada Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel), Syahrul Yasin Limpo, suatu hari diselasela kesibukan aktivitasnya. “Ah...biasa aja. Mungkin saya sering bertemu dengan mereka kalau berkunjung ke daerah. Biarlah orang yang bicara,” ujar Syahrul merendah sebagaimana filosofi padi. Bagi pria yang berkarir dari level desa ini, prinsipnya untuk menuju kemandirian pangan di Sulsel: “Berproses Lebih Cepat, Berlari Kencang!” Syahrul populer dikalangan petani Sulsel. Bahkan sebagian menjulukinya ‘Gubernur Beras’ karena berbagai kebijakannya yang pro-ketahanan pangan. Di berbagai kesempatan, dia selalu memngingatkan pejabat struktural di setiap satuan kerja daerah membeli beras lokal Sulsel. “Ini untuk membentuk pasar sistemik, agar beras Sulsel dikenal, harganya jadi bagus dan tentunya pendapatan petani bisa meningkat,” tutur Syahrul. Keinginan Syahrul Syahrul perlahan terwujud. Harga gabah kering petani di Sulsel merangkak naik seiring kenaikan produksinya. Bahkan Syahrul tak berhenti sampai di situ. Ia pun memanfaatkan

12

KAREBA Magz - Edisi Perdana | Mei 2014

kelebihan produksi padi itu untuk di ekspor ke negara tetangga sehingga income petani daerah ini diharapkan bisa berlipat-lipat. Meski demikian, Syahrul memprediksi tak lama lagi beberapa kawasan sawah di daerah sentra produksi akan menyusut ‘tergerus’ imbas pembangunan. Apalagi kalau pemilik lahan butuh uang, pasti dijual untuk perumahan dan keperluan non-pertanian lainnya. Itulah sebabnya, mulai beberapa tahun lalu, Syahrul telah menginstruksikan SKPD terkait melaksanakan pencetakan sawah baru. Selain itu, Syahrul juga mengawasi agar pemerintah desa menjalankan aturan yang menjamin lahan tersebut tak dialihfungsikan. ***

Bagi pria yang berkarir dari level desa ini, prinsipnya untuk menuju kemandirian pangan di Sulsel: “Berproses Lebih Cepat, Berlari Kencang!”

SYL WAY

Petik gitarmu...., dengan nada yang tidak fals....
Kalau kau petik gitarmu dengan nada yang tepat dan mulai menyanyi dengan senandung yang enak dan kamu senangi...!!!, maka....suara gitarmu akan membuat hatimu menjadi tenang...., bahagia dan gembira....kalaupun terpaksa ada lagu sedih, maka petikan gitar dan senandungmu adalah obat yang membuat kau tdk larut dalam kekecewaan/ kegagalan berlama-lama...., segera aborsi dengan lengkingan simphony yang secara perlahan akan berganti dengan lagu optimis menata esok yang pasti akan terbuka lebih baik.....
Artinya petik gitarmu dengan nada yang indah sehingga semua terenergi indah jangan dengan nada fals....atau tanggapi segalanya dengan positive thingking, maka semua akan positif.
­Ingat... fatwa agama mengatakan..., tidak berpindah...sebutir debu dari tempatnya tanpa izin Allah, tidak terjadi satu kejadian apapun tanpa kehendak Allah, artinya kalau ada yang tdk kita capai itu mungkin belum waktunya atau ada hal lain yang ­Allah siapkan untuk kita....
Ingat kalau ada yang gagal itu berarti anda menjadi orang yang makin kuat mental dan terlatih makin tangguh menghadapi tantangan kedepan..., bagaikan pisau yang terasah makin tajam bukan...!?!?!??
 Segeralah lakukan kerja dan usaha seperti apa yang engkau tekuni dan ada sebelumnya....., segera alihkan gerakan dan kerja yang lebih serius pada hal lain dan ingat..., jangan putuskan hubungan dengan teman-teman yang ada..., berlaku biasalah...!!...., ja­ ngan berlarut-larut salahkan orang lain, kalau menjadi pemaaf maka hatimu, pikiranmu dan badanmu menjadi ringan dan happy saja....
 ayo...kembali ceria..., ayo petik gitarmu lagi yang indah...!!!, kita cari jalan lain yang lebih baik..., kamu telah lakukan yang terbaik..., tidak ada yang perlu terus disesalkan...kembalikan langkahmu yang makin optimis menghadapi masa depan yang Insya Allah lebih baik, kita rajut dan renda lagi cita-cita kita ke depan..., salamakki....wassalam SYL Way 11/4.....@rujab....untuk semua saudaraku yang sangat saya banggakan dan cintai...


COVER STORY

Hotel dan MICE

di Sulsel Tumbuh

B

isnis perhotelan di Makassar dan Sulawesi Selatan pada umumnya dalam tiga tahun terakhir tercatat meningkat pesat. Pada tahun 2014 ini saja, setidaknya ada 31 hotel segera beroperasi di Makassar. Dengan pembukaan hotel-hotel tersebut, jumlah kamar bertambah sebanyak 5.125. Artinya, jumlah kamar pada tahun ini meningkat 64,8 persen dibanding tahun sebelumnya, yakni 7.911 kamar. “Kami sangat bersyukur pertumbuhan hotel di Makassar sangat dinamis,” kata Ketua Badan Pimpinan Daerah (BPD) Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia Sulawesi Selatan, Anggiat Sinaga, di Makassar. Sejak awal 2014 hingga akhir April, lanjut Anggiat, sudah tiga hotel yang diresmikan, yakni Tune Hotel, Max Hotel, dan Ocean View. Selanjutnya segera menyusul hotel lainnya termasuk hotel JW Marriot di kawasan Tanjung Bunga. Ditengah ketatnya persaingan hotel di Makassar tak membuat Red Planet Hotels Indonesia gentar membuka cabangnya dengan produk Tune Hotels. Country Head Red Planet Hotels Indonesia, Angkoso B. Soekadari, percaya pertumbuhan ekonomi Sulawewsi Selatan merupakan pertanda bahwa bisnis perhotelan sangat potensial di Makassar. “Makassar saat ini sangat diperhitungkan secara nasional sebagai kota destinasi terbesar di Indonesia timur. Jumlah wisatawan yang masuk melalui pelabuhan dan bandara di Kota Makassar tidak bisa dibandingkan dengan kotakota besar lainnya di Indonesia Timur,” ujarnya. Selain itu, keberadaan hotel itu terkait langsung dengan pertumbuhan industri pariwisata dan Meeting, Incentive,

Convention, and Exhibition (MICE) di Makassar menjadi magnet bagi pemilik modal untuk menanamkan uangnya dalam bisnis jasa ini. Pertumbuhan hotel di Makassar disambut baik oleh Gubernur Sulawesi Selatan. Syahrul Yasin Limpo. Pesatnya pertumbuhan hotel di Makassar, kata dia, justru menjadi bukti bahwa ekonomi Sulawesi Selatan tumbuh dengan pesat. “Pertumbuhan ekonomi ditandai dengan pertumbuhan hotel suatu daerah,” tuturnya. ***

Pesat Kami sangat bersyukur pertumbuhan hotel di Makassar sangat dinamis,” kata Ketua PHRI Sulawesi Selatan, Anggiat Sinaga.

Salah satu hotel yang sering menjadi tempat penyelenggaraan event bertaraf nasional di Makassar.

KAREBA Magz - Edisi Perdana | Mei 2014

13


COVER STORY

Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan Hattrick WTP

"WTP

itu berarti

Tak Korupsi” B

agi masyarakat awam, istilah Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) mungkin masih asing. Karena itu, di beberapa kesempatan bertatap muka dengan masyarakat, Gubernur Sulawesi Selatan H Syahrul Yasin Limpo berulang kali menyederhanakan istilah ini dengan kalimat sederhana, "WTP itu berarti tidak korupsi". Mengacu pada kriteria-kriteria penilaian yang menjadi parameter bagi Badan Pemeriksa Keuangan RI (BPK) dalam mengeluarkan opini WTP tersebut, maka pemaknaan WTP sebagai sebuah pengakuan terhadap bersihnya sebuah pemerintahan dari praktek korupsi memang sudah tepat. Keberhasilan meraih WTP tiga kali berturut-turut memang tidak semudah membalikkan telapak tangan. Intinya, WTP hanya bisa diraih jika sebuah pemerintahan menjalankan, mengelola, dan menyajikan laporan keuangan yang transparan dan sesuai aturan. Pemprov Sulsel telah melakukan itu. Dan hanya Sulsel satu-satunya provinsi yang berhasil meraihnya tiga kali.

Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo menerima hasil pemeriksaan keuangan BPK RI dengan opini wajar tanpa pengecualian (WTP) dari DR Rizal Jalil.

"Intinya, WTP hanya bisa diraih jika sebuah peme­rintahan menjalankan dan mengelola keuangan serta menyajikan laporan keuangan yang transparan dan sesuai aturan. Pemprov Sulsel telah melakukan itu. Dan hanya Sulsel satu-satunya provinsi yang berhasil meraihnya tiga kali".

Bagi kalangan pengusaha, opini yang dikeluarkan BPK ini adalah pertanda baik bagi iklim usaha di Sulsel. Ketua DPP Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Sulsel La Tunreng berpendapat, diraihnya WTP menegaskan bahwa Pemprov Sulsel senantiasa menjaga penyelenggaraan pembangunan dan pemerintahan berdasarkan rule yang ada.

Di kalangan pengusaha pun demikian. Gusti Raizal Eka Putra (Deputi Direktur KPw BI Wilayah I Sulampapua), mengatakan, raihan WTP tiga kali itu menjadi bukti kinerja Pemprov Sulsel yang baik dan taat dalam mengelola keuangan daerah.

"Pertumbuhan ekonomi yang di atas angka pertumbuhan nasional adalah salah satu buktinya. Dan bagi pengusaha itu adalah peluang dan tantangan yang harus segera dijawab," jelas La Tunreng sembari menambahkan bahwa mewakili pengusaha ia tentu bangga atas pencapaian tersebut.

Dari sisi perbankan dan sebagai mitra pemerintah, tentu akan memberikan dukungan penuh terhadap Pemprov. WTP ini mendorong perbankan untuk selalu meningkatkan kinerja di sektor produktif yang akan berdampak pada perekonomian Sulsel," tutur Gusti.

14

KAREBA Magz - Edisi Perdana | Mei 2014

Sementara bagi akademisi, salah satunya H Irwan Akib (Rektor Unismuh Makassar), pencapaian yang luar biasa ini menjadi bukti bahwa dalam membangun, Pemprov Sulsel berpihak pada kesejahteraan masyarakat . Kita harapkan itu akan terus terjaga, dan diimplementasikan hingga ke jajaran tingkat bawah. Karena intinya pemerintahan adalah melayani masyarakatnya dan bagaimana menjadikan masyarakat sejahtera. Saya kira penghargaan ini akan berujung pada peningkatan kesejahteraan masyarakat Sulsel," katanya optimistis.[Ibe]


HERITAGE

Kembalikan Pamor Legenda Tana Beru

D

ulu, kapal tradisional Phinisi dibuat oleh para panrita lopi (sebutan pengrajin kapal phinisi) di Tana Beru, Bulukumba, Sulsel. Tapi kini, kampung di ujung selatan jazirah Sulsel itu hanya bisa menatap pasrah menyaksikan minimnya aktivitas pembuatan kapal Phinisi ciri khas Sulsel. Pangkal soalnya, keterbatasan bakan baku kayu. “Sudah beberapa tahun terakhir ini kami tak lagi mengerjakan pembuatan perahu Phinisi karena kesulitan memperoleh bahan baku kayu,” ujar Caraba, salahseorang perajin perahu Phinisi di Tana Beru. Pria yang mengaku berlayar sejak umur 12 tahun dan selama 14 tahun menjadi kapten dalam pelayaran dengan phinisi hingga

Foto-foto : Gener Wakulu

Tapi kini, kampung di ujung selatan jazirah Sulsel itu hanya bisa menatap pasrah menyaksikan minimnya aktivitas pembuatan kapal Phinisi ciri khas Sulsel.

Aceh dan Papua ini pembuatan perahu phinisi membutuhkan bahan baku kayu yang khusus dan berkualitas baik. “Pada umumnya kami menggunakan kayu Palapi, kayu Mane dan kayu jati. Sebagian besar kayu-kayu jenis tersebut didapatkan dari daerah Kendari, Sulawesi Tenggara,” tambahnya. Saat ini pembuatan perahu phinisi ramai oleh pemesan warga asing yang berasal dari Thailand, Australia dan Cina. Dikarenakan bahan baku untuk pembuatan perahu phinisi saat ini mahal, pemesan dari konsumen lokal sangat jarang. Negaranegara asing yang memesan juga rata-rata menggunakan perahu phinisi dengan tambahan mesin sebagai daya geraknya. Para perajin perahu Phinisi, menurut Caraba, berharap agar persoalan bahan baku tersebut bisa dicarikan jalan keluar oleh Pemda setempat dengan menjalin kerjasama dengan pihak pemda tetangga agar ada jaminan kesinambungan pasokan bahan baku. “Sebab kami punya pengetahuan dan ketrampilan pembuatan perahunya. Jadi otomatis bahan baku kayu dengan sendirinya akan terserap ke daerah kami,” ujar Carabba. Hal senada pun diungkapkan Ganding Sitepu, Dosen Perkapalan Universitas Hasanuddin Makassar. “Kejayaan kampung pembuatan perahu Phinisi harus dikembalikan. Dan semestinya Pemkab Bukukumba mempertimbangkan keberlangsungan para pengrajin kapal phinisi di Tana Beru,” ujar Ganding. *** (rus).

KAREBA Magz - Edisi Perdana | Mei 2014

15


SPOTLITE

Merekam

Deru Laju

Sulsel

Potret pembangunan Sulawesi Selatan (Sulsel) tersaji dengan apik dalam dalam pameran foto bertajuk ‘Mahakarya Pembangunan Sulsel’ Refleksi Satu Tahun periode kedua Kepemimpinan Sayang (Syahrul Yasin Limpo dan Agus Arifin Numang) di Trans Studio Mal, Makassar pada 8--12 April 2014. “Setidaknya melalui karya foto ini wajah Sulsel bisa terekam, meski tidak bisa mewakili semua sektor pembangunan. Fotofoto tersebut sangat luar biasa dan dapat dimaknai bahwa Sulsel memiliki alam yang subur yang tergambar pada foto tema pertanian. Disamping itu dari sisi pertumbuhan tergambar dari foto-foto bangunan yang tinggi,” ujar Wagub Sulsel Agus Arifin Nu’mang saat berkeliling melihat foto yang dipamerkan, seusai membuka pameran foto tersebut, Kamis (8/4). Pameran foto ini menampilkan 60 karya dari 29 pewarta foto cetak, online, komunitas foto dan karya foto mahasiswa. Foto yang ditampilkan merupakan foto pilihan yang telah menjalani proses kurasi dari para kurator di Galeri Foto Jurnalistik Antara (GFJA) Makassar dari 300 karya yang diterima panitia. Setidaknya karya foto tersebut telah merekam ‘denyut’ pembangunan di Sulsel melalui wisata, pertanian, perhubungan, perekonomian dan lainnya. ***

“Setidaknya karya foto tersebut telah merekam ‘denyut’ pembangunan di Sulsel melalui wisata, pertanian, perhubungan, perekonomian dan lainnya” Agus Arifin Nu’mang Wagub Sulsel

16

KAREBA Magz - Edisi Perdana | Mei 2014


spotLITE

KAREBA Magz - Edisi Perdana | Mei 2014

17


varia DAERAH

Garongkong Gerakkan Industri Barru BARRU -- Pendiri Bosowa Corporindo M Aksa Mahmud bersama Gubernur Sulsel H Syahrul Yasin Limpo larut dalam bahagia yang tak kepalang setelah perusahaan Bosowa beroperasi. Pemancangan tiang pertama Dermaga dan Terminal Pengepakan Semen Bosowa di Garongkong, Barru, beberapa bulan lalu menandakan industri Sulsel kini melebar dan bergerak ke Barru.

Kawasan seluas 30 hektar itu nantinya dilengkapi fasilitas penampungan batubara, gypsum, dan pasir besi. Ini berarti, Garongkong akan menjadi lokomotif yang akan menarik gerbong berbagai industri lainnya di Barru dan Sulsel yang muaranya tentu saja peningkatan kesejahteraan rakyat.(ibe)

Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa meresmikan proyek itu dan disaksikan dua gubernur, SYL dan Gubernur Sulbar Anwar Adnan Saleh, Bupati Barru Andi Idris Syukur, mantan Bupati Barru Andi Muhammad Rum, dan CEO Bosowa Erwin Aksa.

foto : www.barrukab.go.id

Dermaga dan terminal pengepakan semen yang dibangun Bosowa ini menelan investasi sebesar Rp 700 miliar yang antara lain untuk membangun dermaga (jetty) pengiriman klinker, dermaga kapal/tongkang, dermaga kapal kecil untuk pengiriman semen, gudang, serta terminal pengepakan semen beserta empat silo penyimpanan semen yang masing-masing berkapasitas 20 ribu ton.

Mengubah yang Tabu Jadi Biasa PAREPARE -- Jejak kultur birokrasi tempoe doeloe memang gampang-gampang susah untuk dihapus. Bahkan fenomena ini masih saja menjadi warna tersendiri dalam pemerintahan sebuah daerah. Salah satunya dalam hal pengelolaan dan penyediaan informasi kepada masyarakat. Kadang hal yang semestinya dibuka untuk rakyat justru ditutupi dengan dalih ‘rahasia’ negara. Namun fakta di atas kini tidak berlaku di Parepare. Segala informasi mengenai pembangunan dan pemerintahan di Kota Bandar Madani kini bisa diakses via internet melalui www. pareparekota.go.id. “DPA yang dulu sangat tabu dibagi keluar, kini kami tampilkan melalui website resmi yang siapa saja di belahan dunia ini bisa melihatnya,” jelas Kepala Dinas Kominfo Parepare H. Iwan Asaad yang terjun langsung ‘mengeksekusi’ setiap informasi yang seharusnya juga dibuka kepada publik. 18

KAREBA Magz - Edisi Perdana | Mei 2014


varia DAERAH

Bantaeng Bertekad Jadi Pusat Smelter di KTI BANTAENG - Sebanyak 52 investor dari delapan negara (China, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Indonesia, Perancis, India dan Swedia) mengikuti Smelter Summit 2014 di Kabupaten Bantaeng, akhir Maret guna memantapkan posisi Bantaeng sebagai pusat smelter di Sulsel. Kegiatan yang mengambil tema Bantaeng Industrial Parktersebut dihadiri Wakil Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), Kementerian Perindustrian, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bank Indonesia, PLN dan sejumlah petinggi lainnya. Deputy Pengembangan Pengkajian Teknologi BPPT Dr Ir Marzan Iskandar mengatakan, Smelter Summit merupakan antisipasi pemberlakuan UU Mineral dan Batubara (Minerba). Ia berharap, pertemuan ini menghasilkan rekomendasi, terutama yang terkait dengan penunjukan Kabupaten Bantaeng sebagai pusat smelter di kawasan timur Indonesia (KTI). (*)

Selayar Bangun Bandara di Takabonerate SELAYAR- Kabupaten Selayar menambah satu lagi bandara untuk menambah jumlah wisawatan ke daerah kepulauan tersebut. Bandara yang diberi nama Bandara Pariwisata tersebut telah dianggarkan di RAPBD Sulawesi Selatan 2012 sebesar Rp 3 miliar. Bandara yang berlokasi di pulau Latondu ini tepat berada di tengah-tengah kepulauan Takabonerate. Pembangunan bandara yang berukuran sedang ini dilakukan dengan sharing Pemerintah Daerah (Pemda) Selayar. Dimana pemerintah Selayar yang menyediakan lahan. “Ini salah satu komitmen Pak Syahrul Yasin Limpo (Gubernur Sulsel) untuk mengembangkan pariwisata Sail Takabonerate,” kata anggota Komisi D Ince Langke. (*).

Bagi Anda yang memiliki informasi seputar kegiatan,peristiwa atau yang berkaitan dengan inovasi daerah dapat dikirimkan naskah dan fotonya ke alamat email kami: redaksikarebamagazine@gmail.com.

KAREBA Magz - Edisi Perdana | Mei 2014

19


sport

Sulsel Gudang Karateka Nasional

K

epala Staf TNI AD (Kasad) Jenderal TNI Budiman pada saat Kejurnas Karate Piala Kasad VII di Makassar, 3 Mei 2014, mengungkapkan jika Provinsi Sulawesi Selatan sebagai gudang atlet karate handal yang telah berhasil mengharumkan negara di kejuaraan tingkat regional maupun internasional. “Pengurus daerah di Sulsel banyak menciptakan atlet-atlet karate yang potensial, sehingga bisa menjadikan kader-kader karate kita pada tingkat nasional maupun internasional,” ujar Budiman. Turut hadir dalam acara pembukaan Kejurnas itu, Ketua Umum PB Forki Mayjen (Purn) TNI Hendarji Soepandji dan diikuti oleh sejumlah kontingen yang

20

KAREBA Magz - Edisi Perdana | Mei 2014

berasal dari 33 provinsi dengan jumlah 338 atlet secara keseluruhan serta 25 Perguruan Karate di seluruh Indonesia. Oleh karena itu, Budiman memberikan dukungan penuh kepada PB Forki dalam setiap melaksanakan kegiatan dengan harapan karateka Indonesia senantiasa dapat berprestasi di kejuaraan internasional. Sementara itu, Ketua PB Forki Sulawesi Selatan sekaligus Gubernur Sulawesi Selatan, Syahrul Yassin Limpo mengatakan tujuan diadakannya kejuraan tahunan ini untuk mencari bibit atlet yang handal agar bisa membawa nama bangsa ketingkat internasional. “Inikan kejuaraan nasional, kita mau lebih dari pada itu,” katanya Syahrul.

“Pengurus daerah di Sulsel banyak menciptakan atlet-atlet karate yang potensial, sehingga bisa menjadikan kader-kader karate kita pada tingkat nasional maupun internasional,” ujar Kasad Jendral TNI Budiman.

Juara Umum

Tim karate Sulsel berhasil menjadi juara umum pada Kejurnas Kasad 2014 setelah merebut lima emas, empat perak dan lima perunggu. Karateka yang menyabet emas tersebut Hendro Salim (kumite +84kg putra), Bayu Ramadhan (kumite -55kg putra), Muhammad Duhril (kumite -60kg putra), Faisal Zainuddin (kata perorangan), serta trio kata Sulsel Faisal, Aswar, dan Fidelis Lolobua. Ketua Forki Sulsel, Syahrul Yasin Limpo mengaku gembira dan bersyukur sekaligus bangga dengan keberhasilan tim Sulsel mewujudkan target juara umum. Pihaknya juga menilai keberhasilan karateka Sulsel karena persiapan yang lebih matang. “Kami bersyukur target kita terpenuhi. Keberhasilan kita ini sekaligus membuktikan bahwa proses pembinaan berjalan maksimal. Saya juga memberikan apresiasi kepada Karateka Sulsel yang mampu mengeluarkan kemampuan terbaiknya,” kata Syahrul. ***


food notes

Kuliner Favorit PALING Dicari di

Makassar

Sulawesi Selatan dengan ibukota Makassar memang dikenal sebagai salah satu kota dengan hidangan makanan yang menggugah selera. Ada banyak kuliner khasnya yang membuat siapa saja ingin datang lagi di kota ini. Nah, berikut ini jenis kuliner favorit ala ‘kota daeng’ yang paling dicari adalah:

cOTO mAKASSAR

1. Coto Makassar Jenis kuliner ini sangat populer di Makassar. Disajikan dengan kuahnya yang gurih dan hangat, terasa begitu lezat ketika dinikmati dengan ketupat. Anda sisa pesan mau jenis coto yang hanya berisi daging, paru atau campur. Dibeberapa sudut kota terdapat warung yang menyajikan coto Makassar. PALLUBASA

2. Sop Konro & Konro Bakar Sop Konro dibuat dari daging sapi pilihan yang dicampur kuah sup. Sedangkan Konro Bakar merupakan daging iga sapi pilihan yang dipanggang dan dipadu dengan bumbu kacang racikan khas Makassar. Yang ramai dikunjungi biasanya Warung Sop Konro milik Haji Hanafi di Jl.Lompobattang, tak jauh dari lapangan Karebosi (alun-alun).

KONRO BAKAR

3. Pallubasa Agak mirip dengan Coto Makassar, Pallubasa adalah kuliner berkuah. Sup daging sapi ini memiliki kuah yang dicampur dengan kelapa goreng. Rasanya gurih dan segar. Anda juga bisa pesan sajian dengan menambahkan kuning telur mentah. Yang banyak dikunjungi warung di Jl.Serigala dan Jl.Onta Lama.

4. Ikan Bakar Bagi penikmat ikan, maka Makassar adalah surganya. Tak hanya melimpah, daerah ini pun diberi anugerah berupa hasil laut. Sebut saja ikan kerapu yang oleh masyarakat Sulsel disebut ikan sunu dan baronang. Jenis lainnya adalah kakap, lamuru, tuna, cepa, cumi, udang, lobster, bandeng, ikan merah (juku eja), dan lainnya. Tak heran, makan ikan menjadi salah satu dari sekian banyak tujuan bagi siapa pun dari luar Kota Makassar atau Sulsel yang berkunjung ke kota ini.

IKAN BAKAR

PISANG IJO

6. Pisang ijo Pisang ijo khas Makassar berupa es dengan bubur sumsum, sirup, dan pisang yang diberi lapisan warna hijau. Salahsatu warung dengan es pisang ijo yang terkenal adalah warung Bravo.

5. NyukNyang Tak lengkap ke Makassar kalo tidak mencoba sajian Nyuknyang Makassar. Banyak pengunjung asal luar kota yang ingin mencicipi makanan khas Makassar tersebut. Apa sih Nyuknyang itu? Makanan ini sebenarnya mirip dengan bakso/bakwan kalao di Jawa. Bedanya, ada baksonya bentuk kotak. Nyuknyang terbuat dari daging sapi yang disajikan seperti bakso dengan dilengkapi kuah. Nah, silahkan mencoba dan rasakan sensasinya pisang epe

NYUKNYANG

7. Pisang Epe Semacam camilan khas Pantai Losari, namanya pisang epe. Pisang epe banyak dijual gerobak di sekitar Pantai Losari. Pisang epe adalah pisang bakar yang dijepit hingga pipih. Kemudian pisang bakar panas diberi bumbu durian, keju atau cokelat. Tergantung selera. *** (rus).


22

KAREBA Magz - Edisi Perdana | Mei 2014

Foto: Dok.Setneg RI


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.