Tabloid aviasi edisi 77 thn vii november 2014

Page 1

AVIASI A V I A T I O N I S O U R P A S S I O N

www.tabloidaviasi.com

Edisi 77 Thn VII - 3 November 2014

Rp 20.000

E L E VATING S A F E T Y, S E R V IC E , BUS IN E S S

HEADLINES

BONUS POSTER Garuda Indonesia Boeing 737 MAX 8

Bermain di Bisnis Charter Bisnis penerbangan reguler semakin bergairah. Tapi, bagaimana dengan bisnis dan pasar pesawat charter? Akankah para pemain bisnis ini mendulang rupiah?

Annisa Putri xx xx Bersantai di ibis Styles Jakarta Airport Hal 42 31

Jembatan Bola DiAirBrazil MenelusuriUdara NegeriTurnamen Cerita dengan India Hal 20-21 22-23 Hal

Nuansa Religi di Kelenteng Boen Tek Bio Hal 36

Bandar Udara Hang NadimVersi Jeje Lintas Aviasi Hal 4

Lion Kerja Sama dengan CFM Internasional Bisnis Aviasi Hal 6

CRJ 1000 NextGen Semarakkan Sorong Airline Hal 8

Daniel Putut Kuncoro Adi Highway, Kami Bukan Monopoli Top Seat Hal 10

Dubes Prancis Resmikan ATR 42-600

Boeing 737 MAX 200 Dapur Pesawat Dihilangkan

Seremonia Hal 12

MenantiWajah Baru Gerbang Indonesia

Bandar Udara Hal 14-15

Rencanakan Perjalanan Anda Lebih Awal!!! Nikmati Kemudahan Reservasi Penerbangan dan Hotel Garuda Indonesia Citilink Indonesia

021 2351 9999 | www.garuda-indonesia.com 0804 1 807 807 0804 1 080 808 | www.citilink.co.id

Accor Hotels

www.accorhotels.com www.accorhotels.com/garudahost

021 255 33 400



Aviasi l November 2014 l 3

AVIASI A V I A T I O N O F I N D O N E S I A

PENERBIT

TREND MEDIA GLOBAL

Dari Redaksi

ALAMAT REDAKSI

Jl. Pulau Putri Raya LS No. 31 Kota Modern, Tangerang TEL I 021-68903778, 55780849 FAX I 021-55780849 EMAIL ENQUIRIES REDAKSI

I redaksi@tabloidaviasi.com I

ADVERTISING & MARKETING

marketing@tabloidaviasi.com WEBSITE I www.tabloidaviasi.com

CORPORATE

I Venita Pardede I Andi Gultom WAKIL PEMIMPIN UMUM I H. Yusuf Supriyatna PENASIHAT I Prof. DR. H. K. Martono, SH, L.L.M DIREKTUR UTAMA PEMIMPIN UMUM

Prof. Dr. H. Priyatna Abdurrasyid,SH,Ph.D Capt. Hasfrinsyah Hasan

Foto Cover: Boeing 737 MAX Foto: Dok. Boeing Company

Bisnis Charter dan Edisi Khusus Desember KITA sekarang telah memiliki peme足 rintahan dan presiden baru setelah Joko Widodo dilantik menjadi presiden dalam Sidang Paripurna MPR 20 Oktober lalu. Dapat dipastikan, pemerintahan baru juga akan menghadapi masalah yang belum sempat dituntaskan oleh pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono, termasuk masalah di dunia penerbangan. Faktanya industri penerbangan kini semakin semarak, meskipun belum dirasakan sama oleh para pemain jasa transportasi udara. Bisnis penerbangan reguler memang sudah merasakan nikmatnya melayani orang yang akan bepergian menggunakan jasa udara. Tapi tidak demikian dengan pelaku industri pesawat charter. Dilatarbelakangi kenyataan itulah

dalam edisi ini kami mencoba mencari tahu seperti apa masa depan industri jasa pesawat charter. Silakan Anda simak dalam laporan utama kami. Tantangan bisnis penerbangan dalam waktu dekat ini tampaknya bakal semakin sengit menyusul akan diberlakukannya Open Sky dan pasar bebas ASEAN pada 2015. Seperti apa situasi dan kondisi dunia aviasi kita pada 2015? Sudah siapkah kita? Kami coba menjawab pertanyaanpertanyaan itu yang akan kami sajikan dalam edisi khusus Aviasi pada Desember 2014. Jangan lewatkan edisi khusus tersebut. Akhirnya kami ucapkan selamat membaca dan selamat menikmati rona dunia penerbangan nusantara.

EDITORIAL PEMIMPIN REDAKSI REDAKTUR

Redaksi

I Andi Gultom

I Tom Maruli

A.I Nasution I Ir. Haryono Danang Prihantoro, S.Pd KEUANGAN/SEKRETARIS I Nita Nur Azizah MANAGER IKLAN/SIRKULASI I Yunita Pardede, S.Psi MARKETING I Antonio Ester Ida Berliana, SE Martin P. Gultom SIRKULASI I Susanto Achmad Milub DESAIN GRAFIS I Anto WEBSITE I Ian Nugroho PERWAKILAN I Agung (Kota Kinabalu) Sukardiansyah (Balikpapan) Sonoib (Medan) Kifli (Makassar) Bona Tobing (Semarang) Otto (Yogyakarta) Achmad Mantang (Pangkalpinang) Wuryanto (Surabaya) Haryono N (Bandung) STAF REDAKSI

Dari Pembaca

Tabloid Aviasi tersedia di Cilacap? SAYA sering bolak-balik Cilacap-Jakarta (Halim). menggunakan maskapai Susi Air. Saat di Bandar Udara Halim Perdanakusuma, saya membeli dan membaca Aviasi. Saya sangat tertarik dengan dunia penerbangan. Di kota kami ada Bandar Udara Tunggul Wulung. Apakah Aviasi tersedia di kota Cilacap? Bayu Cilacap

Liputan Penerbangan Perintis SAYA sebagai warga negara yang tinggal di daerah terpencil, ingin sekali mendapatkan informasi seputar penerbangan perintis.

Untuk saran, kritik dan komentar kirim email ke:

Apakah pemerintah masih memiliki program penerbangan perintis? Dengan tidak beroperasinya Merpati Nusantara Airlines, apakah penerbangan ini masih terlayani?

Redaksi menerima tulisan atau artikel dan foto yang berkaitan dengan dunia penerbangan. Setiap artikel atau tulisan yang dikirim ke redaksi diketik 2 spasi dan maksimum 3.000 karakter. Alamat pengiriman: redaksi@tabloidaviasi.com

Senang sekali jika Aviasi bisa memberikan informasinya.

redaksi@tabloidaviasi.com

Jakob Tambolaka

Info Berlangganan:

langganan@tabloidaviasi.com PIN: 28F7F165 Info Pemasangan Iklan:

marketing@tabloidaviasi.com 0812 88 737 747

PEMBERITAHUAN Kepada instansi yang akan mengundang Aviasi guna liputan/wawancara, undangan足mohon ditujukan kepada Redaksi Aviasi melalui e-mail: redaksi@tabloidaviasi.com, fax nomor: 021 5578 0849, atau dapat menghubungi melalui 足telepon atau SMS ke 0812 88 737 747. Wartawan Aviasi tidak diperkenankan menerima atau meminta imbalan dalam bentuk apa pun dari nara sumber. Wartawan Aviasi dilengkapi kartu pengenal atau surat keterangan tugas.


Lintas Aviasi

4 l Aviasi l November 2014

Lebak akan Bangun Airport

S

OEKARNO-Hatta International Airport walaupun lokasinya di Banten, masih dianggap kurang mencukupi, karena itu ada rencana pembangunan bandar udara di Lebak, Banten Selatan. Proyek ini sepenuhnya diserahkan ke pemerintah pusat sesuai Rencana Tata Ruang dan Wilayah. Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya menegaskan sangat terbuka kepada semua pihak yang akan membangun airport ini, selama dapat memajukan ekonomi masyarakat dan daerah. Iti Octavia mengusulkan agar pembangunan bandar udara berada di Curug Bitung dan Panimbang. “Kami sudah menyampaikan ke Pemerintah Provinsi, sementara pemerintah pusat (Kemenhub) teng­ ah mengkaji RTRW, sebab arena kecamatan Maja ini sudah ditetapkan sebagai kota kekerabatan,” jelasnya. Dalam kajian itu, Curug Bitung maupun Kecamatan Maja, dekat dengan Soekarno-Hatta. Bila tidak dilakukan penilaian matang, dikhawatirkan dapat mengganggu lalu lintas penerbangan. Menurut Iti, Maja sudah tidak ada masalah, sebab masuk ke dalam kawasan strategis nasional, terutama untuk permukiman yang siap menampung 1,5 juta penduduk. (Eky Fajrin)

Proyek Kereta Bandara Dimulai

REPLIKA BANDAR UDARA

Bandar Udara Hang Nadim Versi Jeje

(Foto-foto: Eky Fajrin)

K

Kiri ke kanan: Pedro Tololiu dan Yefta UF Tololiu.

ECINTAAN pada dunia penerbang­an dan cita-cita menjadi pilot, membuat ayah dan anak bernama Pedro Tololiu (39) serta Yefta UF Tololiu (13) mengaplikasikan miniatur airport yang dipamerkan pada ajang Tarakanita Fair 2014 pada 2 Oktober lalu. Jeje panggilan akrab Yefta UF Tololiu adalah salah seorang siswa SMP Tarakanita kelas 8B. Ia berhasil membuat miniatur Bandar Udara Internasional Hang Nadim Batam dengan rasio 1:200. Cita-cita menjadi pilot memotivasi Jeje

bersemangat membuat miniatur tersebut dengan ukuran mencapai 10 x 5,5 meter. Miniatur tersebut dibuat dalam kurun waktu dua tahun, usai pulang sekolah Jeje dengan Pedro berkola­ borasi membuat miniatur tersebut. Menurut Pedro, memang tidak mudah membuat miniatur ini. “Kami sedikit mengalami tantangan yakni pada pemasangan rumput. Namun, saya terus memberikan semangat kemudian biasanya ia bermain dulu baru kemudian mengerjakannya lagi,” paparnya. Melihat miniatur airport tersebut kita akan serasa menikmati bandar udara yang sesungguhnya, berbagai detail bandar udara seperti garbarata, runway, taxiway dan apron dibuat sesuai standar internasional. Salah satunya rumput, sengaja diimpor langsung dari Jerman yaitu busch (nama rumputnya). Miniatur yang dipamerkan tersebut terlihat paling ramai dikunjungi oleh pengunjung pameran lainnya. Andros (12), salah seorang pengunjung menuturkan kebanggaanya pada Jeje yang mampu membuat miniatur tersebut, dan berminat belajar kepada Jeje untuk mencari tahu proses pembuatan miniatur tersebut. (Eky Fajrin)

JARAK PANDANG PENERBANGAN

Tertunda Lebih 9 Jam

Pintu M1. (Foto: Eky)

P

ENGALIHAN rute M1 (pintu belakang) menuju Bandar Udara Soe­karno-Hatta mulai 7 Oktober lalu berkaitan dengan pembang­ unan proyek kereta airport. “Jalur KRL itu akan masuk ke bandar udara melalui pintu M1 hingga ke stasiun di bandar udara. Jalur kereta tersebut dibangun di median jalan M1 yang eksisting, sehingga kami juga akan merelokasi jalan tersebut,” jelas Bram Bharoto Tjiptadi, Senior General Manager PT Angkasa Pura II Kantor Cabang Utama Bandar Udara Soekarno-Hatta. Seperti diketahui, material bantalan untuk rel kereta saat ini sudah didatangkan dan ditempatkan di Pintu M1. Tahap pembangunan rel kereta akan segera dikerjakan oleh PT Railink. Akses jalan alternatif dapat melalui jalur Perimeter Utara dan jalur Perimeter Selatan yang dibangun PT Angkasa Pura II (Persero). (*)

Suasana apron (landas parkir) yang tertutup asap di Bandar Udara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II, Palembang. (Foto: Tom)

T

AMPAKNYA asap kebakaran hutan telah menjadi tradisi di tanah air. Akibatnya, sejumlah maskapai melakukan penundaan penerbangan bahkan membatalkannya. Dari pantauan Aviasi, bandar udara yang tidak dapat didarati bila asap mengepul, di antaranya adalah Palembang, Jambi, Pekanbaru, Palangkaraya, Sampit dan Pangkalan Bun. Yadis Tiawan, Kepala Humas dan Protokoler Angkasa Pura II Cabang Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta menyatakan pihak otoritas bandar udara memutuskan untuk menunda pemberangkatan atau pendaratan pesawat,

sebab jarak pandang yang pendek. Data ketepatan waktu penerbangan dari dan menuju Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng periode 1-19 Oktober lalu, untuk keberangkatan tertunda hingga lebih dari sembilan jam (583 menit) terjadi pada

penerbangan Lion Air JT 1340 tujuan Palembang yang seharusnya mengudara pukul 09.20 WIB, sementara delay ­terendah 16 menit pada penerbangan Garuda Indonesia GA 100 juga tujuan Palembang yang seharusnya berangkat pukul 05.50 WIB. (Dnn)

Delay Periode 1-19 Oktober 2014 Keberangkatan dari Soekarno-Hatta Maskapai/Tujuan Garuda Indonesia Citilink Lion Air Sriwijaya Air Batik Air

Palembang 144 kali 104 kali 31 kali -

Sumber: AP II Cabang Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta

Jambi 38 kali 8 kali 56 kali 10 kali -

Pekanbaru 48 kali 9 kali 69 kali 3 kali


Aviasi l November 2014 l 5

PENANGGULANGAN KEADAAN DARURAT

Trigana Air RTB

Swan Air Mendarat Darurat di Cengkareng

Pertolongan Kecelakaan Penerbangan dan Pemadam Kebakaran (PKP-PK) Swan Air. (Foto: Dok. Angkasa Pura II)

P

ADA 16 Oktober lalu, Swan Air Boeing 737-200 dengan nomor penerbangan RR-253 dari Sydney emergency landing di Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta. Sepuluh menit sebelum pesawat mendarat, pilot pesawat bernomor registrasi JRXXX memberitahukan kepada petugas ATC di Approach Radar bahwa pesawat mengalami gangguan pada Nose Wheel Gear. Kemudian pilot meminta clearance

pada petugas ATC bahwa pesawat akan melakukan fly pass di atas runway 25R (Utara). Pada saat dilakukan fly pass satu putaran, dipastikan kondisi Nose Wheel Gear dalam posisi miring (out of position), pesawat melakukan prosedur dumping fuel. Jumlah passenger on board 350 orang, korban luka berat 20 orang, luka sedang 40 orang dan 5 orang meninggal dunia. Begitulah skenario pada PKD (Penang­gulangan Keadaan Darurat)

yang disajikan secara nyata dan sesuai dengan prosedur dokumen AEP yang berlaku di Bandar Udara SoekarnoHatta. Direktur Utama PT Angkasa Pura II (Persero), Tri S. Sunoko menjelaskan latihan PKD adalah program rutin Kantor Cabang Angkasa Pura II setiap dua tahun sekali terkait dengan kesiapan sumber daya manusia (SDM), peralatan yang digunakan, maupun respon time, yang telah menjadi ketentuan International Civil Aviation Organization (ICAO), yaitu tiga menit. Senior General Manager Kantor Cabang Utama Bandara Soekarno-Hatta, Bram Bharoto Tjiptadi menegaskan PKD ini selain diatur undang-undang, juga merupakan wujud peningkatan pelayanan PT Angkasa Pura II (Persero) kepada pengguna jasa, karena di antaranya adalah latihan komando, komunikasi dan koordinasi serta pengaktifan EOC, latihan Penanggulangan Keadaan Darurat Air Craft Accident oleh PKP-PK, latihan pengaturan koordinasi lapang­ an (Command Post), latihan penanganan korban di collection area, triage area, care area dan pengangkutan korban ke rumah sakit rujukan. (Eky Fajrin)

OPERASIONAL PENERBANGAN

sehingga kerugian yang ditimbulkan dapat diminimalisasi. Namun demikian bagi Angkasa Pura I, merupakan suatu kebanggan dan kepatutan dapat mendukung acara HUT TNI 2014. Data laporan keuangan 2013, Bandar Udara Juanda memperoleh pendapatan Rp 356 miliar. Gerbang udara ini merupakan airport yang berkontribusi positif untuk keuangan Angkasa Pura I. Hingga semester II 2014 (Agustus) total pergerakan pesawat di Juanda mencapai 87.558 dan arus penumpang pada periode yang sama yaitu 11.181.333 orang. (Danang)

Operasional 1 Oktober – 7 Oktober 2014 Tanggal 1/10 (Foto: okezone.tv)

S

EBAGAI enclave sipil (operasional bergabung dengan militer), Bandar Udara Juanda Surabaya di Sidoarjo sempat terganggu untuk urus­ an komersialnya. Tim Corporate Communication PT Angkasa Pura I menyatakan bahwa kegiatan HUT TNI dilaksanakan pada 7 Oktober lalu dan dilakukan latihan seminggu sebelum acara berlangsung.

No. Penerbangan LNI 312, WON 1811, LNI 692, LNI 222, LNI 260, LNI 923, WON 1880, LNI 591, LNI 706, BTK 6575, LNI 266, LNI 736, WON 1845, LNI 910

Keterangan 14 Penerbangan tertunda

2/10

WON 1811, LNI 260, WON 1880, LNI 591, LNI 706, WON 1845, CTV 808, LNI 910, GIA 311

9 Penerbangan tertunda

3/10

WON 1811, LNI 260, LNI 706, LNI 706, KLS 671, LNI 910

6 Penerbangan tertunda

4/10

WON 1811, LNI 260, WON 1880, LNI 706, WON 1845, GIA 311, AWQ 386

7 Penerbangan tertunda

5/10 6/10

Normal Normal

Penerbangan reguler Penerbangan reguler

LNI 922

1 Penerbangan lebih awal

WON 1835, LNI 362, LNI 312, BTK 6573, SJY 564, LNI 692, LNI 222, BTK 6575, LNI 266, LNI 736, WON 1845

11 Penerbangan tidak beroperasi

7/10

Sumber: Angkasa Pura Airports

Boeing 737-200. (Foto: Tom)

B

OEING 737-200 milik Trigana Air harus RTB (Return To Base) atau kembali mendarat ke bandar udara keberangkatan disebabkan engine failure pada 10 Oktober lalu. Hal tersebut dibenarkan Herson, Kepala Bandar Udara Sentani di Jayapura, bahwa Trigana Air kembali mendarat karena salah satu mesinnya mati. Pilot menghubungi pihak ATC Sentani kemudian memutuskan untuk kembali ke airport. “Pesawat tujuan Wamena tersebut sudah airborne, sekitar 5 menit. Kami setelah mendapat instruksi dari ATC, melaksanakan sesuai prosedur yang ada untuk kejadian ini,” paparnya kepada Aviasi. Dari pantauan tim Aviasi, pesawat dengan nomor penerbangan TGN 373 mendarat kembali pukul 11.45 WIT, semua penumpang dan awak selamat. Menurut Herson, setelah pesawat landing, tidak ada masalah maupun kejadian serius. Pesawat lalu diperbaiki dan melanjutkan penerbangannya kembali. (Danang)

Mesin ATP Deraya Mati

Tercatat 42 Delay Saat HUT TNI Kepada Aviasi, tim Corporate Communication mengatakan, “Hal yang perlu kami sampaikan adalah bahwa Angkasa Pura I Cabang Bandar Udara Juanda Surabaya sudah berkordinasi dengan pihak TNI dan Otoritas Bandar Udara. Kesepakatan terkait telah diberitahukan dalam bentuk Notam kepada pihak airlines.” Berkomentar soal kerugian, tim tersebut mengatakan pada intinya para pihak yang terkena imbas dari kegiatan HUT TNI seperti Angkasa Pura I, maskapai, operator pelabuhan dan perusahaan pengangkutan laut sudah mengantisipasi dampak operasional,

Lintas Aviasi

British Aerospace ATP (Advanced Turbo-Prop). (Foto: Tom)

B

ANDAR Udara Sentani, Jayapura pada 8 Oktober lalu sibuk, karena pesawat baling-baling ATP milik Deraya meminta untuk kembali ke landas pacu. Saat dihubungi Aviasi, Herson, Kepala Bandar Udara Sentani menyatakan pesawat berjenis British Aerospace ATP (Advanced TurboProp) itu mesinnya mati sebelah setelah take off. Pilot lalu minta kembali ke runway, PKP-PK (Pertolongan Kecelakaan Penerbangan dan Pema­ dam Kebakaran). “Kejadian tersebut memang menimbulkan asap, namun bukan dari mesin melainkan dari ban. Pilot mendaratkan pesawat cukup keras, karena proses pengereman tidak dibantu oleh kedua mesin. Bila engine yang berfungsi hanya sebelah, dikhawatirkan pesawat justru akan berbelok setelah mendarat,” katanya. Penerbangan tersebut merupakan angkutan kargo tujuan Bandar Udara Dekai di Yahukimo. Menurut Herson, setelah ada perbaikan pesawat, esoknya pesawat sudah diterbangkan kembali. (Sat)


Bisnis Aviasi

6 l Aviasi l November 2014

PERAWATAN PESAWAT

Lion Kerja Sama dengan CFM International

Kiri ke kanan: Harman Cheema, GE Aviation; Max York, Vice President Sales Asia CFM International; Chris Drewer, Vice President Asia Pacific CFM International; Santoso Edi Wibowo, Direktur Jendral Perhubungan Udara; Handry Satriago, CEO GE Indonesia; Bambang Susantono, Pelaksana Tugas Menteri Perhubungan dan Wakil Menteri Perhubungan Indonesia; Romdani, President Director of Batam Aerotechnic; Bustian Riau, Kepala Kordinasi Penanaman Modal Batam; Edward Sirait, Direktur Umum Lion Air; I Wayan Subawa, Anggota II Deputi Perencanaan dan Pengembangan Batam; Stuart L. Dean CEO GE ASEAN, Jim Mullinax, Economic Counselor US Embassy for Indonesia, I Nyoman Rai Pering, Director Engineering Lion Group. (Foto: Tom)

P

ADA 15 Oktober lalu, Lion Group dan CFM International menandatangani kesepakatan material support 25 tahun untuk pusat pera­ watan mesin yang akan dibangun Lion Group di Batam. Lewat kesepakatan itu, hampir 1.000 mesin CFM yang saat ini dimiliki Lion Air atau yang sedang dalam pemesanan akan dirawat. Rencananya pusat perawatan me-

sin ini akan menjadi fasilitas canggih yang mampu menyediakan perbaikan mesin dan perbaikan besar (overhaul) di Lion Air. Selain itu, untuk mengembangkan kemampuan para insinyur atau tenaga ahli Indonesia dan menciptakan lebih banyak lapangan pekerjaan di Indonesia. Chris Drewer, VP of Asia-Pacific Sales untuk CFM Parent Company GE

Aviation, menyatakan kesepakatan ini merupakan mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia, sekaligus mendukung pembangunan fasilitas perawatan mesin pesawat tingkat dunia. Lion Group telah menjadi pelanggan CFM sejak 2000 dan telah mene­ rima lebih dari 100 mesin Boeing 737 bertenaga CFM56-7B. Pada Februari lalu, Lion memesan mesin bertenaga

CFM56-5B untuk 60 armada Airbus A320ceo yang bernilai US$ 1,2 miliar. CFM International (CFM) adalah perusahaan kemitraan 50/50 antara Snecma (Safran Group) dan GE CFM telah mengirimkan sekitar 27.000 mesin CFM56 ke lebih dari 500 operator di seluruh dunia dan telah menerima 8.000 pesanan untuk mesin LEAP yang canggih. (Dnn)

KERJA SAMA PERBANKAN

Program Redemption Mandiri Fiestapoin dan GarudaMiles

Erick Meijer, Direktur Marketing & Sales Garuda Indonesia (kedua dari kiri) saat MoU dengan Bank Mandiri. (Foto: Dok. Garuda Indonesia)

B

ANK Mandiri bekerja sama deng­ an Garuda Indonesia meluncurkan program “Redemption Man-

diri Fiestapoin dengan GarudaMiles” oleh Direktur Micro & Retail Banking Bank Mandiri, Hery Gunardi dan Direk-

tur Marketing & Sales Garuda Indonesia, Erik Meijer di Plaza Mandiri pada 2 Oktober lalu. Melalui kerja sama ini, Mandiri Fiestapoin dapat ditukarkan dengan GarudaMiles melalui microsite fiestapoin (www.mandirifiestapoin.co.id) dan mobile apps fiestapoin pada akhir Oktober lalu. Mobile apps fiestapoin adalah aplikasi yang memudahkan nasabah untuk melakukan cek dan tukar fiestapoin dengan berbagai hadiah dan penawaran menarik lainnya. Fiestapoin sendiri merupakan poin reward yang diberikan kepada nasabah berdasarkan perhitungan saldo ratarata tabungan dan transaksi melalui jaringan e-Channel (ATM, internet banking dan Mandiri SMS), maupun melalui cabang Mandiri. Fiestapoin tersebut dapat ditukarkan dengan berbagai macam hadiah langsung sesuai keinginan nasabah. GarudaMiles adalah bentuk apresi-

asi Garuda atas loyalitas pelanggan Garuda Indonesia. Anggota GarudaMiles akan memperoleh Mileage GarudaMiles untuk setiap kegiatan yang tercantum dalam program frequent flyer tersebut. Direktur Micro and Retail Banking Bank Mandiri Hery Gunardi me­ ngatakan promosi ini juga merupakan upaya meningkatkan awareness redemption Mandiri fiestapoin dan meningkatkan user account pengguna mobile apps fiestapoin sekaligus menciptakan marketing tools yang baru. Direktur Marketing & Sales Garuda Indonesia, Erik Meijer mengatakan bahwa pelanggan Garuda dan para pengguna kartu debit Mandiri akan mendapatkan manfaat lebih dan semakin nyaman terbang dengan Garuda. Bank Mandiri dan Garuda Indonesia juga akan melakukan kerja sama promosi dengan memanfaatkan mesin EDC yang terpasang di Ticketing Office Garuda Indonesia. (*)


Aviasi l November 2014 l 7

PENGEMBANGAN BANDAR UDARA

Bandar Udara Bandung Diperluas dengan Dana Rp 139 Miliar 300 persen. “Semangat dari pengembangan ini adalah menjadikan Husein Sastrane­ gara Airport (kode IATA: BDO) sebagai kebanggaan dan ikon Bandung selain tentunya menjaga tingkat pelayanan di tengah pertumbuhan jumlah penumpang pesawat yang cukup cepat,” jelas Direktur Utama PT Angkasa Pura II (Persero) Tri S. Sunoko. Area komersial di Bandar Udara Husein Sastranegara mencapai sekitar 3.000 m2 atau jauh lebih luas diban­ dingkan dengan eksisting saat ini yang hanya 500 m2. Bandar Udara Husein Sastranegara memiliki satu landas pacu (runway) 2.500 meter x 45 meter untuk pesawat sekelas Boeing 737 dan Airbus A320. (Danang)

Ground breaking di Bandung. (Foto: Dok. Angkasa Pura II Husein Sastranegara).

A

NGKASA Pura II melakukan ground breaking pengembangan Bandar Udara Husein Sastrane­ gara, Bandung pada 29 September lalu. Proyek ini ditargetkan usai 12 bulan, mencakup renovasi dan perluasan terminal penumpang dari luas existing 5.000 m2 menjadi 17.000 m2 dengan nilai pekerjaan mencapai Rp 139 miliar. Konsep “Modern yet Traditional” dari desain bangunan terinspirasi arsitektur tradisional atap rumah khas Jawa Barat, yakni Leuit dan Julang Ngapak, serta senjata tradisional Jabar, yaitu Kujang. Nuansa biru indigo juga akan menghiasi airport, diambil dari warna yang dihasilkan tanaman tarum yang sering digunakan oleh masyarakat Sunda zaman dulu untuk mewarnai pakaian. Sejalan dengan diperluasnya terminal, kapasitas tampung terminal akan

meningkat menjadi 3,4 juta penum­ pang per tahun. Saat ini kapasitasnya hanya 750.000 penumpang, padahal pada 2013 tercatat 2,46 juta penumpang atau kelebihan kapasitas sekitar Kinerja 2013 dan Pengembangan AP II Bandar Udara Soekarno-Hatta, Cengkareng Kualanamu, Deli Serdang Husein Sastranegara, Bandung Supadio, Pontianak Depati Amir, Pangkalpinang Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru Sultan Iskandar Muda, Banda Aceh Minangkabau, Padang Sultan Mahmud Badaruddin II, Palembang Halim Perdanakusuma, Jakarta Raja Haji Fisabilillah, Tanjung Pinang Sultan Thaha, Jambi Silangit, Tapanuli

Status Keuntungan Keuntungan Keuntungan Keuntungan Keuntungan Keuntungan Kerugian Kerugian Kerugian Kerugian Kerugian Kerugian -

Nilai Rp 2,1 Triliun Rp 71 Miliar Rp 22,85 Miliar Rp 13,24 Miliar Rp 801 Juta Rp 16,3 Miliar Rp 27,32 Miliar Rp 10,12 Miliar Rp 9,9 Miliar Rp 14,1 Miliar Rp 18,11 Miliar Rp 4,12 Miliar -

Anggaran Pengembangan Rp 26,2 Triliun Rp 2,5 Triliun Rp 302 Miliar Rp 1,73 Triliun Rp 466 Miliar Rp 803,7 Miliar Rp 202 Miliar Rp 378 Miliar Rp 444 Miliar Rp 264 Miliar

Sumber: Angkasa Pura II

PENGELOLAAN BANDAR UDARA

Angkasa Transportindo Selaras Kelola Halim Perdanakusuma

Para manajemen Adhi Karya dan Lion Air saat jumpa pers di Jakarta. (Foto: Dok. Lion Air)

P

ERTUMBUHAN penumpang yang cukup tinggi mendorong Lion Air sebagai operator yang sedang berkembang mengambil langkah untuk menggunakan Bandar Udara Halim Perdanakusuma sebagai gerbang kedua di Jakarta. ”Pada 2005 telah ditandatanganinya sebuah perjanjian kerja sama antara anak perusahaan Lion Group yaitu PT

Angkasa Transportindo Selaras dengan TNI Angkatan Udara berupa pemanfaatan lahan seluas 21 hektar sebagai bandar udara,” tegas Rusdi Kirana, Presi­ den Direktur Lion Group. Kerja sama ini dilakukan sesuai dengan peraturan yang berlaku pada saat itu dan diperkuat dengan Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia. Peraturan yang dimaksud

adalah Undang-Undang No.1 Tahun 2009 tentang Penerbangan, yang memperboleh­kan badan hukum swasta untuk menjadi operator bandar udara. ”Kami telah bekerja sama dengan kontraktor untuk rencana pembangun­ an Bandar Udara Halim Perdanakusuma dengan tujuan untuk meningkatkan kapasitas jumlah penumpang serta kenyamanan para pengguna jasa angkutan udara”, tambahnya. Rencana pengembangan diharapkan selesai sembilan bulan. Nantinya bandara ini akan digunakan untuk pe­ nerbangan domestik dan internasional dengan 11 juta penumpang per tahun. Biaya pembangunan bandar udara ini kurang lebih Rp 5 triliun meliputi pembangunan terminal, taxiway paralel, fasilitas standar bandar udara, belalai (garbarata) 17 unit dan moda transportasi lainnya seperti monorail untuk akses dari dan menuju Bandar Udara Halim Perdanakusuma. (Dnn)

Bisnis Aviasi

Citilink Gandeng IKiosk

Direktur & Chief Marketing Officer IKiosk, Hasnil Fajri (kiri) dan Arif Wibowo, CEO Citilink ketiga dari kiri). (Foto: Danang)

O

perator berkode IATA: QG pada 1 Oktober lalu menggandeng sistem digital “IKiosk” guna mengembangkan bisnis penerbangan Citilink dan lebih memberikan kemudahan pembelian dan pembayaran tiket pesawat. “Kerjasama dengan IKiosk ini merupakan salah satu bagian dari upaya Citilink untuk semakin melengkapi dan memperluas channel pembayaran sehingga mengembangkan akses pembelian berbasis smartphone,” kata CEO Citilink Indonesia, Arif Wibowo. Direktur & Chief Marketing Officer IKiosk, Hasnil Fajri menjelaskan bahwa keuntungan lain yang diperoleh pengguna IKiosk adalah mendapatkan cashback dan bagi hasil realtime ke akun pengguna dan (groupnya). IKiosk berjalan di platform Android, BB dan iOS (menyusul) dan dapat diunduh secara gratis, keanggotaan gratis. IKiosk adalah produk dari Data Aksara Matra. (Sat)

Garuda Pesan 50 Boeing 737 MAX 8

P

ADA 12 Oktober lalu, Garuda Indonesia mengumumkan memesan 50 Boeing 737 MAX 8 senilai US$ 4,9 miliar. The flag carrier Indonesia ini membeli 46 seri 737 MAX 8 dan mengkonversi empat tipe 737-800 ke 737 MAX 8. “Boeing 737 MAX 8 merupakan pesawat yang efisien bagi Garuda Indonesia. Pesanan ini membantu melanjutkan komitmen kami untuk menawarkan masyarakat Indonesia dan Asia Tenggara yang paling nyaman ,” kata Emirsyah Satar, CEO Garuda Indonesia. Garuda Indonesia saat ini meng­ operasikan 77 Boeing 737. Keputusan ini memberikan fleksibilitas maskapai untuk tumbuh dan memperbarui armadanya sesuai tuntutan pasar. Menurut Boeing, 737 MAX menggabungkan teknologi terbaru mesin CFM International LEAP-1B, sayap Advanced Technology dan perbaikan lainnya untuk memberikan efisiensi tertinggi, keandalan dan kenyamanan penumpang di pasar lorong tunggal (single aisle). Boeing737 MAX menawarkan 14 persen lebih hemat bahan bakar dan 20 persen lebih baik dibandingkan 737 Next-Generation. Selain itu, MAX memiliki 8 persen keuntungan per kursi dibanding A320neo. (Sat)


Airline

8 l Aviasi l November 2014

CRJ1000 NextGen Semarakkan Sorong

Bombardier CRJ1000 NextGen di Bandar Udara Domine Eduard Osok, Sorong. Pesawat ini dioperasikan Garuda Indonesia Explore Jet. (Foto: Abriyanto Mohammad)

K

EHADIRAN pesawat baru jenis Bombardier CRJ1000 NextGen Garuda Indonesia yang didatangkan sejak Oktober 2012 mulai terlihat dampaknya. Setidaknya ini terlihat di Sorong, Papua. CRJ1000 dan jadi Andal­ an di kawasan ini. Dalam satu hari, kini ada enam pe­ nerbangan dari Bandar Udara Domine Eduard Osok, Sorong yang menuju ke beberapa kota lain seperti Jayapura, Timika, Manokwari, Makassar, Manado. Keseriusan Garuda menambah frekuensi penerbangan ini bukan tanpa alasan. Pesona wisata Raja Ampat serta geliat perekonomian kota Sorong sendiri yang

menjadikan Garuda melihat ada pasar yang bagus di bumi Papua Barat ini. “Di sini ada industri migas, pabrik kelapa sawit, semen Gresik, Raja Ampat. Ini semua peluang pasar yang sangat baik. Kita sudah hadir lebih dulu. Jadi di saat nanti bandar udaranya sudah selesai renovasi, pasar Sorong tambah bagus dan kita siap melayani arus penumpang di sini dengan CRJ1000,” ungkap Mac Fee Kindangen, General Manager Garuda untuk Sorong. Para penumpang yang akan terbang ke Jakarta, Surabaya atau Bali, dengan mudah dilayani dengan kehadiran CRJ1000 melalui kota-kota besar seperti

Makassar, Manado maupun Jayapura. “Kami sangat terbantu dengan kehadiran CRJ1000 ini di Papua. Kita bisa memilih rute penerbangan ke beberapa kota penting Papua dari Jakarta,” kata Raflus Doranggi, Sekjen PMI Kabupaten Jayapura. Prospek Sorong sendiri memang sangat menjanjikan. Di samping bandar udaranya terus dibangun, mulai dari terminal penumpang hingga pemanjangan landasan hingga 2.400 meter, sejumlah hotel berkelas internasional pun hadir di sini. Jadwal tiba di Sorong untuk tamu dari Jakarta juga cukup menarik. Mi­

salnya saja dari Jakarta melalui Makassar penumpang bisa memilih dengan pe­nerbangan pukul 19.30 WIB dan tiba di Makassar tengah malam. Kemudian pukul 03.15 WITA sudah bisa melanjutkan ke Sorong dan tiba pada pukul 06.30 WIT. Jadwal ini sangat membantu masyarakat yang ingin melakukan kegiatan pada pagi hari di Sorong. CRJ1000 NextGen ini sen­diri yang berkapasitas 96 penumpang (12 bisnis dan 84 ekonomi), kini banyak ditempatkan di Makassar. Dari Makassar baru menyebar penerbangan ke beberapa kota lain di Indonesia Timur. (Abriyanto Mohammad)

Garuda Terbangi Timika-Manado

Tari adat Papua

G Kiri ke kanan: Wahyudi Kresna, GM Garuda Indonesia Jayapura; Capt. Agung; Capt. Tedjo Sutiarso, Eltinus Omaleng, SE, Bupati Mimika; Yohanes Basang, SE, M.Si, Wakil Bupati Mimika; Capt. Andrew Kaligis; Dedy Setjiadi, GM BO Timika; Jhon Retob, Kepala Seksi Perhubungan Udara Kabupaten Mimika. (Foto-foto: Dok. Garuda Indonesia Cabang Timika).

ARUDA Indonesia resmi membuka penerbangan Timika ke Manado melalui Sorong mulai 9 September lalu, dilayani tiga kali dalam sepekan. Vice President Garuda Indonesia Regional IV Rosyinah Manaf menjelaskan, rute baru Timika-Sorong-Manado sebelumnya pernah dioperasikan oleh Merpati Nusantara. Maskapai ber-tagline The Airlines of Indonesia menggunakan Bombardier CRJ1000 NextGen, berkapasitas 12 kelas

Bombardier CRJ1000 NextGen.

bisnis dan 84 kelas ekonomi. Perjalanan dari Bandar Udara Mozes Kilangin, Timika pukul 09.45 WIT deng­ an nomor penerbangan GA 473, tiba di Sorong pukul 11.10 WIT. Kemudian diteruskan dari Sorong GA 471 berangkat pukul 11.40 WIT, tiba di Bandar Udara Internasional Sam Ratulangi pukul 13.00 WITA. Sebaliknya, dari Manado pukul 04.30 GA 471, tiba di Sorong pukul 06.55 WIT, selanjutnya dari Sorong pukul 07.35 WIT dan tiba di Timika pukul 09.00 WIT. (*)


Aviasi l November 2014 l 9

Robert Sanjaya Consultant Cognito Communications Counsellors Saya lebih tertarik dengan bandar udara di daerah, seperti Adi Soemarmo di Solo atau Raja Haji Fisabilillah di Tanjung Pinang. Pengelolanya terlihat berusaha untuk meningkatkan infrastruktur, sehingga menjadi peluang bagi traveler untuk meningkatkan pengalamannya. Untuk staf di darat atau terminal pada umumnya sudah sangat membantu sekali. Bagi penumpang yang berkebutuhan khusus, harus meminta bantuan kepada maskapai terlebih dulu, jangan meminta bantuan saat sudah berada di terminal. Persiapan tetap perlu dilakukan. (Foto: Dnn)

Man Pebisnis Kapasitas di terminal, seperti ruang tunggu masih kurang, perlu diperlebar sehingga saat-saat tertentu penumpang tidak menumpuk dan barang bawaannya berserakan, sehingga penumpang menjadi kurang nyaman. Juga pada gate (pintu masuk), bila penumpang banyak, jangan hanya dibuka satu pintu saja. Kualitas layanan belakangan ini, bila dibandingkan negera tetangga cukup tertinggal. Walaupun airport di Indonesia statusnya internasional, sepertinya masih belum layak menyadang predikat itu. (Foto: Eky Fajrin)

Chrisna Rianti PR & Communication Manager ibis Indonesia Sangat penting agar pengelola bandara tetap mempertahankan maupun meningkatkan kenyamanan dan keamanan penumpang. Jadwal penerbangan, harus tepat waktu. Seringnya delay sangat mengganggu kenyamanan penumpang. Waktu setiap menit itu sangatlah berharga. (Foto: Dnn)

Darius Mahendra Traveler Sebagian besar bandar udara, fasilitas kursi masih sangat kurang, sehingga yang tidak dapat tempat. Ini memunculkan pemandangan yang tidak sedap. Selain itu, kenyamanan menjadi terganggu. Fasilitas umum lainnya yang harus ada dan perlu diperbanyak adalah smoking area. Untuk airport tax (PSC), masih manual dan tidak seragam di semua maskapai, ada yang digabung dalam tiket dan ada yang memberlakukan terpisah. (Danang) (Foto: Eky Fajrin)

Frequent Flyer


Top Seat

10 l Aviasi l November 2014

Daniel Putut Kuncoro Adi

‘Highway, Kami Bukan Monopoli’

(Foto: Eky Fajrin)

T

ERMINAL 1B Bandar Udara Internasional Soe­ karno-Hatta pada pertengahan Oktober lalu tampak penuh, baik di terminal keberangkatan maupun kedatangan. Penumpang mengular antre di counter check-in dan counter airport tax (passenger service charge). Salah satunya terlihat pada penerbangan Lion Air tujuan Sumatera. Di tengah kepadatan pergerakan penumpang tersebut, kesemrawutan terurai ketika berjumpa deng­an salah satu sosok penting di maskapai berlogo “singa merah”. Siapakah dia? Berpawakan besar, tegas dan berwibawa tercermin dari Capt. Daniel Putut Kuncoro Adi. Ia bukanlah penerbang biasa, sebab di Lion Air Group, laki-laki ini memangku jabatan sebagai Director Airport Operation and Services. Dia berpendapat, sektor penerbangan berperan penting dalam membangun pertumbuhan ekonomi daerah dan masyarakat Indonesia khususnya. “Bila akses dari suatu wilayah ke wilayah lain lebih cepat, lebih banyak, maka otomatis pergerakan orang dan barang pun juga demikian,” katanya saat ditemui Aviasi. Ia menambahkan, hadirnya Lion Air terbukti telah menjadi highway alias jalan tol di udara. “Kami bermain, bukan monopoli, dan tetap membantu masyarakat sesuai tagline kami “we make people fly”. Sepuluh tahun yang lalu, harga tiket Jakarta - Surabaya dipatok Rp 800.000 - Rp 1.000.000 sekali jalan, kini lebih murah.” Namun, hal yang disayangkan baginya, banyak operator yang gulung tikar. Beberapa disebabkan harga fuel (bahan bakar) tinggi, sparepart (suku cadang) yang masih dikenakan bea masuk, serta pengaruh

kurs Dollar. Sementara, pemasukan maskapai dalam rupiah dan pengeluaran dengan Dollar. “Lion Group memiliki load factor (tingkat isian penum­pang) 90 persen, tetapi yield (kemampuan daya beli untuk mencapai keuntungan) masih rendah. Artinya, walaupun penumpang selalu penuh, tetap saja belum profit,” kata laki-laki asal Surabaya ini. Strategi untuk itu, pihaknya melakukan pendekat­ an dengan regulasi soal pengaturan tarif batas atas dan bawah, suku cadang dengan bea masuk nol per­ sen serta dengan Pertamina karena pembelian avtur itu 5 persen dalam komponen biaya operasional.

Batam Jadi Bagian Penting

Dalam soal kemudahan bepergian, kargo dan seba­gainya Lion Group telah membuka di berbagai pintu seperti Kualanamu (KNO), Batam (BTH), Ceng­ kareng (CGK), Surabaya (SUB), Denpasar (DPS), Balikpapan (BPN), Makassar (UPG) dan kota lainnya bahkan di wilayah regional seperti Kuala Lumpur (KUL) dan Bangkok (BKK). “Penerbangan akan terkoneksi dari Lion Air, Wings Air, Batik Air, Malindo Air dan Thai Lion,” tegasnya.

Salah satu kota penting bagi Lion, sebagaimana penjelasan Capt. Daniel, adalah Batam. Awalnya Habibie mengemas wilayah ini dengan apik, termasuk Bandar Udara Internasional Hang Nadim guna menyaingi Singapura. Selain itu, pulau ini menjadi free trade zone, jadi misalnya untuk pembelian sparepart lebih mudah, tetapi sayangnya setelah dari Batam kemudian dibawa kota lain masih dikenakan bea masuk, walaupun sudah di Indonesia. Tak heran bila Lion Group membangun perbengkelan pesawat di sana. Daniel yang memiliki rating Boeing 747 ini mengaku karena pusat MRO (Maintenance, Repair, Overhoul) Asia Pasifik paling banyak di Batam. “Belakangan Batam menjadi kurang diminati pengguna jasa. Agar mempertahankan nilai Batam seperti konsep Habibie, kami membuka hub (pengumpul) di kota ini, kemudian diteruskan langsung ke berbagai kota, artinya sekarang lebih ramai lagi. Contohnya, dari Singapura ke Batam dengan kapal ferry, kemudian terbang ke Yogyakarta dengan Lion Air,” pungkas Daniel yang pertama masuk Lion pada 2003. (Dnn)

Informasi Lion Group Maskapai

Slogan

Lion Air

We Make People Fly

Wings Air Batik Air

Flying is Cheap Journey Begins

Malindo Air

Smarter Way to Travel

Thai Lion

Freedom to Fly

Lion Bizjet

More Efficiently than Larger, More Expensive Business Jet

Sumber: Lion Air Group pada Oktober 2014.

Jumlah Pesawat 68 Boeing 737-900ER 28 Boeing 737-800 27 ATR 72-600 dan ATR 72-500 8 Boeing 737-900ER dan Boeing 737-800 6 Boeing 737-900ER 3 ATR 72-600 4 Boeing 737-900ER 2 Hawker Beechcraft 900XP

Jumlah Penerbangan 592 setiap hari 164 setiap hari 50 setiap hari Charter


Aviasi l November 2014 l 11

Merawat Pesawat Bermalam di Kupang

K

etika kita akan melakukan perjalanan pada penerbangan paling awal, setibanya di bandar udara, pesawat sudah siap sedia membawa kita, berbeda pada penerbangan siang atau malam, di mana biasanya penumpang menunggu pesawat. Tahukah Anda? Penerbangan tersebut disesuaikan dengan rotasi (pergerakan) pesawat, selain kembali ke base (pangkalan utama), maskapai juga mengatur pesawat dengan menginap di suatu kota atau dikenal RON (Remain Over Night), termasuk kru yang bertugas. Seperti halnya Garuda Indonesia di Bandar Udara El Tari Kupang, penerbangan dari Surabaya dengan Boeing 737-800 dan dari Denpasar menggunakan Bombardier CRJ 1000 NextGen RON di sini. Selama me­ nginap, tentunya pesawat memerlukan perawatan khusus, sehingga esoknya siap terbang lagi. Johan Cruiff Gego Bosco, Ge­neral Manager PT Pratitha TitianNusantara Kupang saat ditemui Aviasi menyatakan bahwa selama pesawat bermalam di Kupang, kami memberikan fasilitas terbaik, mulai sesa­at setelah mendarat untuk penangan­an penumpang dan bagasi, kebersihan kabin, pengecekan mesin, kebersihan pesawat itu sendiri dan sebagainya. “Membersihkan badan pesawat juga termasuk kegiatan utama untuk Garuda Indonesia, sebagai customer. Dengan demikian, akan terlihat bersih dan kinclong. Dalam hal ini, kami juga memperhatikan kenyamanan penumpang,” tegasnya. Johan menambahkan, ada keun-

tungan yang diperoleh bila pesawat menginap di airport kota atau kabupaten, di antaranya adanya jaminan kepastian penerbangan kepada masyarakat. Ada bandar udara dan ada pesawat, pasti masyarakat lebih yakin ada penerbangan setiap pagi. Selain itu, memberikan pendapatan ekonomi kepada jasa ground handling, transportasi darat, hotel dan lainnya. PT Pratitha TitianNusantara (PTN) merupakan perusahaan pendukung industri aviasi khususnya di ground handling, selalu fokus pada Customer Satisfaction sebagai tingkatan kepuasaan pelanggan baik penumpang dan maskapai. Untuk mencapai dan mempertahankan hal tersebut, PTN mengedepankan aspek utama, antara lain:

Kiri ke kanan: Johan Cruiff Gego Bosco, General Manager PT Pratitha TitianNusantara Kupang dan M.Shahroom Shahrullah KK Garuda Indonesia Kupang. (Foto-foto: Tom)

1. Safety (keselamatan) 2. Secure (keamanan) 3. Convenience (kenyamanan) 4. Punctuality - On Time (ketepatan waktu) 5. Reliability (keandalan pelayanan) Tagline, “P.T.N: Solusi Layanan P.A.S.T.I” (Profesional, Amanah, Santun, Tanggap & Inovasi) PTN Values: 1. Integrity 2. Commitment 3. Learning - Professionalism 4. Communication 5. Care 6. Customer Orientation 7. Team Work 8. Discipline 9. Fair 10. Trust - Respect

Kantor Pusat:

Jl. Bungur Besar Raya 34H Jakarta 10610 Telepon: +6221 - 4253152 Faks.: +6221 - 4222411 Email: marketing@ptn.co.id, opscenter@ptn.co.id Website: www.ptn.co.id

Kiri ke kanan: Bombardier CRJ1000 NextGen dan Boeing. 737-800.

Bombardier CRJ1000 NextGen.


Seremonia

12 l Aviasi l November 2014

PESAWAT BARU

Dubes Prancis Resmikan ATR 42-600

Genesa Luluskan Angkatan Pertama

(Foto: Danang)

P Kiri ke kanan: Juvi Jodjana, CEO TransNusa; Koes Handono, Wakil dari Ditjen Perhubungan Udara; Madamme Corinne Breuze, Duta Besar Prancis untuk Indonesia; Tengku Burhanudin, Sekjen INACA dan Bayu Sutanto, Managing Director TransNusa. (Foto: Bayu Sutanto)

T

RANSNUSA Aviation Mandiri pada 8 Oktober lalu mendapat kehormatan dari Duta Besar Prancis untuk Indonesia, Madamme Corinne Breuze guna memberkati dimulainya operasi komersial pesawat ATR 42-600 registrasi PK-TNJ. Acara ditandai dengan melakukan pemecahan kendi di apron (landas parkir) Bandar Udara Internasional Halim Perdanakusuma. Dalam pidatonya, Dubes Prancis menyampaikan keunggulan-keunggulan yang dimiliki ATR. Breuze yakin bahwa di masa mendatang akan lebih banyak lagi pesawat

ATR didatangkan ke Indonesia untuk meningkatkan pertumbuhan industri penerbangan khususnya dan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada umum­ nya. Hal ini juga akan mempererat hubungan ekonomi antara Indonesia dan Prancis. Pada kesempatan yang sama, CEO TransNusa, Juvi Jodjana menyatakan bahwa dengan beroperasinya ATR 42600 telah memulai tahapan peremajaan armada turboprop Fokker 50 yang dioperasikankan selama ini. “TransNusa juga memulai visi baru, yaitu “Strive for Safety and Service”

yang mengutamakan keselamatan dan keamanan penerbangan sesuai persyaratan dari industri migas maupun regulasi keselamatan penerbangan,” papar Jodjana. Sementara Wakil dari Ditjen Perhubungan Udara Koes Handono pejabat di Direktorat Kelaikan Udara dan Pengoperasian Udara juga menambahkan bahwa dengan pengoperasian tipe baru pesawat ATR 42-600 ini dimaksudkan agar TransNusa mengutamakan aspek keselamatan (safety), baik flight safety maupun kelaikannya (airworthiness). (Bayu)

PAMERAN PENERBANGAN

Helitech International 2014 di Amsterdam

ADA 10 Oktober lalu, 11 penerbang diwisuda sebagai lulusan dari Genesa Dirgantara Pilot School. Mereka adalah angkatan pertama dari sekolah yang memiliki kepanjangan “Generasi Penerus Bangsa” ini. Adi Gunawan, Kepala Genesa kepada Aviasi menyatakan biaya sekolah di sini US$ 65.000. Berbasis di Bandar Udara Tunggul Wulung Cilacap. “Kami yakin bahwa penerbang kami siap berkompetisi.” “Sistem kami tidak ditumpuktumpuk, hal ini untuk mengakomodasi jadwal terbang. Kami memiliki target lulus 14 bulan. Bila ada kendala teknis, cuaca dan sebagainya bisa 18 bulan. Selain itu, pembayarannya pun dapat dicicil untuk PPL (Private Pilot License) dua kali dan CPL (Commercial Pilot License) serta IR (Instrument Rating) tiga kali,” tegasnya. Saat ini, Genesa memiliki pesawat latih Cessna 172, Cessna 206, Super Decathlon, Helicopter Robinson R44 dan Seneca 3. (Danang)

Ulang Tahun ke-10 Ipanema

(Foto: Dok. Embraer)

I (Foto-foto: Dok. Helitech International)

A

JANG pameran dirgantara di Eropa khusus helikopter ini diselenggarakan pada 14-16 Oktober lalu. Peserta pameran lebih dari 40 perusahaan, di antaranya Agusta Westland, Airbus Helicopters, BAE Systems, Bell Helicopter, Honeywell, ITT, MD Helicopters, Milestone, Rolls-Royce, Turbomeca dan Vector Aerospace. Acara terpusat di RAI Amsterdam. Tercatat 20 negara peserta dari Amerika

Utara dan Eropa ambil bagian. Pameran ini sepenuhnya didukung oleh Asosiasi Helikopter Eropa (European Helicopter Association), Reed Exhibitions sebagai penyelenggara Helitech International. Vittorio Morassi, Ketua Asosiasi Helikopter Eropa menegaskan salah satu tujuan kunci EHA adalah promosi yang aman, efisien dan ramah lingkungan. Patrick Moulay, Managing Director Bell Helicopter untuk Eropa me­

ngatakan, “Kami memiliki kesempatan untuk tidak hanya membangun dan mengembangkan hubungan ini, tetapi juga penawaran dan pengiriman Bell 407GX dan Bell 429, yang keduanya terus memiliki momentum yang kuat di seluruh Eropa.” Untuk Business and Strategy Conference bertema industry business leaders, hadir sebagai pembicara Jonathan Baliff, President and Chief Executive Officer Bristow Group; Robert Dranitzke, Managing Director Milestone Aviation; Daniele Romiti, CEO Agusta Westland and Guillaume Faury, President and CEO Airbus Helicopters. (Sat)

PANEMA, pesawat pertanian yang berbahan bakar etanol (sumber energi alternatif yang berasal dari tebu) EMB 202A, merayakan ulang tahun ke-10 sejak sertifikasi pada 19 Oktober lalu di Botucatu, Brazil. Penggunaan etanol didasarkan bahwa Brazil adalah produsen besar bahan bakar ini, yang sudah digunakan oleh mobil Brazil selama lebih dari 20 tahun. Fábio Bertoldi Carretto, Embraer Sales Manager untuk Ipanema menyatakan model ini juga lebih ekonomis. Rata-rata pemilik sebuah pesawat bertenaga etanol menghabiskan 25 persen lebih sedikit bahan bakar. Selain itu, bahan bakar jenis ini memberikan kekuatan lebih 7 persen, meningkatkan kinerja pesawat saat lepas landas, climbing (memanjat), kecepatan dan ketinggian maksimum. Hingga 2014, ada 269 pesawat terjual, 205 pesawat konversi didukung etanol. (*)



Bandar Udara

14 l Aviasi l November 2014

Menanti Wajah Baru Gerbang Indonesia

(Foto-foto: Dok. Manajemen Konstruksi dan PMU Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta)

S “Semangat kami adalah bersama kita mewujudkan dan memenuhi kebutuhan akan bandar udara yang berkelas dunia dan dapat membanggakan Bangsa Indonesia.”

EBAGAI salah satu pintu internasional menuju Indonesia, khususnya lebih dekat dengan ibukota negara, Soekarno-Hatta International Airport sudah melebihi kapasitas pe­ numpangnya. Betapa tidak? Pergerakan orang, barang dan pesawat tumbuh lebih cepat, dan terlihat padat. Menurut Angkasa Pura II selaku pe­ ngelola Bandar Udara Soekarno-Hatta (BSH), jumlah penumpang pada 2011 telah mencapai 52 juta orang, sedangkan kapasitas terminal eksisting hanya dirancang untuk melayani 22 juta penumpang per tahun. Sementara itu lalu lintas angkutan udara di kawasan ASEAN akan terus meningkat pada 10 tahun ke depan. Indonesia merupakan pasar yang besar bagi angkutan udara interna­ sional (arrival, transit dan destination) di kawasan Asia Pasifik yang diperkirakan tumbuh antara 4,1 persen - 5,7 persen per tahun. Belum lagi, mulai 7 Oktober lalu masyarakat dari dan menuju bandar udara “sudah biasa” dengan jalan belakang M1. Namun, mendadak macet, sebab jalan ditutup karena ada proyek pembangunan rel kereta api. Untuk mengatasi kepadatan lalu

lintas udara tersebut, telah disusun rencana pengembangan BSH yang dituangkan dalam grand design. Penyusunan grand design dengan pendekatan komprehensif, dilakukan untuk memberikan solusi, terutama terhadap masalah-masalah pokok seperti kapasitas, aksesibilitas, konektivitas, intermoda dan aspek lingkungan bandar udara. Grand design yang telah disusun memperhitungkan penampilan BSH sebagai bandar udara kelas dunia. Di samping itu grand design juga memperhitungkan dan mempertimbangkan terwujudnya eco airport. Dengan demikian diharapkan hasil pembangun­an dan pengembangan BSH akan meningkatkan mutu pelayan­ an maupun kenyamanan pengguna jasa bandar udara.

Terminal 3 Ultimate

Dalam rangka mewujudkan daya tampung 62 juta penumpang per tahun, dilakukan pengembangan Terminal 3 Ultimate dengan kapasitas 25 juta penumpang per tahun. Terminal 3 yang mempunyai slogan The Gate of Indonesia, dirancang mampu bersaing dengan airport di kawasan regional, memberikan rasa nyaman bagi peng-

guna jasa, baik penumpang maupun seluruh stakeholder. Konsep rancangan T3 didasarkan pada pemahaman mo­ dern medium di mana people – culture – nature dapat berinteraksi satu dengan yang lain secara harmonis.

Revitalisasi Terminal 1, Terminal 2 Sesuai dengan pertumbuhan kebutuhan lalu lintas penerbangan tersebut di atas, maka direncanakan kapasitas terminal ditingkatkan. Terminal 1 (T1), kondisi eksisting yang kapasitasnya 9 juta penumpang, ditingkatkan menjadi 18 juta penumpang per tahun Terminal 2 (T2), kapasitasnya akan ditingkatkan menjadi 19 juta penum­ pang per tahun. Pada saat ini kapasitasnya hanya 9 juta penumpang per tahun. Pengembangan fasilitas Terminal 1 dan Terminal 2, memiliki konsep interior percampuran antara mempertahankan image lokalitas budaya Indonesia deng­an penataan dan sentuhan modernitas, dengan mempertahankan karakter budaya dan tropis yang telah ada pada bangunan eksisting (saat ini).

Stasiun Kereta Api

Pertumbuhan jumlah penumpang juga berdampak pada aksesibilitas yang


Aviasi l November 2014 l 15

terbatas menuju bandar udara dan dapat berpotensi terjadinya hambatan menuju bandar udara. Sesuai deng足an Peraturan Presiden No. 83 Tahun 2011, pada 24 November 2011, tentang penugasan PT Kereta Api Indonesia (Persero) untuk menyelenggarakan sarana dan prasarana kereta api Bandar Udara Soekarno-Hatta Kereta Api terbagi dalam Express Line, (jalur kereta api dari Stasiun Dukuh Atas Jakarta). Untuk Commuter Line (jalur kereta api yang terhubung dari arah Tangerang melalui pintu M1)

Automatic People Mover System (APMS)

Sebagai sarana intermoda, memberikan kemudahan perpindahan pe足 numpang antarterminal dengan kereta otomatis yang menghubungkan Stasiun KA Bandara ke Terminal 1, Terminal 2 dan Terminal 3.

Integrated Building

Bangunan dengan fungsi integrasi, tersedia stasiun KA Bandara, stasiun APMS, gedung parkir, perkantoran, hotel, restoran dan sebagainya dengan fasilitas lengkap. terletak di antara jalan C3, C4 (antara Terminal 1 dan 2),

East Cross Taxiway

Pengembangan sisi udara direncanakan dengan melakukan peningkatan kapasitas fasilitas sisi udara dan memaksimalkan kapasitas sisi udara dengan memperhatikan peraturan keselamatan penerbangan yang berlaku serta acuan-acuan lain dalam standar geometris dan karakteristik bangunan sipil sisi udara. Secara kuantitatif pengembangan sisi udara harus mampu mendukung kapasitas pergerakan runway hingga 86 pergerakan pesawat udara/jam. Penghubung landas pacu (taxiway) dibangun East Cross Taxiway di sebelah

Bandar Udara

timur, saat ini yang aktif West Cross Taxiway. Jadi, pergerakan pesawat dari runway sebelah selatan dan utara lebih cepat.

Cargo Village

Untuk kompleks apron dan Terminal Kargo baru yang berlokasi di sektor barat (Jalan M1) dari airport direncanakan menjadi beberapa bangunan di antara terminal kargo domestik dan internasional, terminal mail kargo dan bangunan cargo center yang berfungsi sebagai fasilitas pelayanan kegiatan kargo. (Dnn)

Interior Terminal 3 Ultimate.

Dede Ulfah Traveler

Maman Budiman Pegawai Negeri Sipil

Dwi Mardiana Traveler

Sonny Africard Karyawan Swasta

Pembangunan Soekarno-Hatta, saya tahunya hanya persiapan stasiun kereta api. Ke depan sangat bagus karena ada peningkatan pelayanan. Sayangnya, pintu M1 ditutup, akses menjadi lebih jauh, khusus lewat Perimeter, tidak ada bengkel dan tidak ada tempat untuk singgah.

Untuk pengembangan bandar udara bagi saya tidak ada masalah, hanya jangan diperhatikan di terminal saja, tetapi yang bermasalah pada runway, apron karena sering antre. Artinya, fasilitas untuk penumpang dan pesawat belum seimbang.

Pengembangan berikutnya akan lebih bagus, tentunya fasilitasnya juga meningkat. Mohon diperhatikan hal-hal kecil terutama bagi kebutuhan penumpang, sebab kursi di emperan masih kurang, sehingga terlihat berserakan.

Pembangunan stasiun kereta api sangat bagus untuk SoekarnoHatta, karena sebagai gerbang internasional. Untuk itu, perhatikan intermoda umum, jangan sampai penumpang antre. Harap atur juga parkir kendaraan. Sampai saat ini, penanganan bagasi masih lama.


16 l Aviasi l November 2014

LaporanUtama

IBCAS 2014 di Jakarta Isu Penerbangan Bisnis dan Charter

Kiri ke kanan: Arif Wibowo, Ketua Umum INACA dan Santoso Eddy Wibowo, Pelaksana Tugas Direktorat Jenderal Perhubungan Udara. (Foto-foto: Tom)

I

Denon Prawiraatmadja Ketua Penerbangan Tidak Berjadwal INACA

NDONESIA National Air Carriers Association (INACA) dan Avcon Group pada 15-16 Oktober lalu untuk pertama kalinya menyelenggarakan Indonesia Business & Charter Aviation Summit (IBCAS) 2014 di Jakarta. Acara ini menjadi Business and Charter Aviation Summit yang diikuti 38 operator business and charter di Indonesia. Sejauh ini telah tercatat ada 276 pesawat yang terdaftar di bawah AOC 135, di mana 132-nya adalah helikopter. Acara ini mendatangkan lebih dari 200 delegasi dari lokal dan internasional. Konferensi ini lebih memfokuskan isu-isu strategis yang berkaitan dengan perkembangan penerbangan bisnis dan charter Indonesia. Beragam topik dibahas dalam acara itu, di antaranya tentang regulating the safety of general aviation & charter aircraft oleh Santoso Eddy Wibowo, Pelaksana Tugas Direktorat Jenderal Perhubungan Udara; develping global standards for business aviation through IS-BAO (International Standard for Business Aircraft Operations) certification oleh Kurt H Edwards, Direc-

tor Ge­neral The International Business Aviation Council serta developing key service to support the fixed & rotary wing aircraft fleet in Indonesia. Arif Wibowo, Ketua Umum INACA menyatakan perusahaan charter nasional membutuhkan dukungan berupa kepastian regulasi, kesiapan infrastruktur, fasilitas pemeliharaan, dan suku cadang guna meningkatkan daya saing melakukan ekspansi bisnis di kawasan ini. Arif menambahkan, acara ini digelar seiring dengan akan diberlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN pada akhir 2015. INACA mendorong bisnis pe­ nerbangan charter agar dapat ber­saing di tingkat regional, sehingga dapat berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional sekaligus memberikan keuntungan sosial bagi masyarakat. Denon Prawiraatmadja, Ketua Pener­ bangan Tidak Berjadwal INACA mengatakan bahwa produksi jasa penerbang­an serta infrastruktur merupakan tantangan bagi perusahaan pe­ nerbangan charter di Indonesia.

“Dengan ceruk pasar yang baru mencapai 5 persen dari penerbangan nasional, pada 2013 jasa charter kami perkirakan mencapai nilai penjualan US$ 530 juta. Untuk pasar masih didominasi migas, VIP, ambulance udara, survei udara dan leisure (liburan). Menurut Denon, 2013-2014 adalah tahun tantangan sekaligus peluang industri aviasi, khususnya yang bergerak di jasa charter. Praktis dalam 10 tahun terakhir merupakan saat di mana air charter berkembang pesat. Industri ini tumbuh seiring dengan pertumbuhan ekonomi di Indonesia dan suksesnya bisnis sumber daya alam seperti per­ tambangan minyak dan gas. Denon tak menutup mata, pertumbuhan sumber daya alam yang begitu pesat membuka peluang besar bisnis pesawat charter. Hanya sayangnya, fakta itu tidak begitu berbanding lurus dengan yang lain. Di satu sisi banyak industri SDA tumbuh pesat, tapi di sisi lain industri charter dihadapkan dengan semakin turunnya nilai tukar Rupiah terhadap Dollar dan harga avtur yang terus


Aviasi l November 2014 l 17

LaporanUtama

Yurlis Hasibuan, Kepala STPI Curug (ketiga dari kiri); Capt. Donny Hardjanto, Ketua Asosiasi Pilot Helikopter (keenam dari kiri), Bayu Sutanto, Ketua INACA Berjadwal (paling kanan) bersama pembicara IBCAS Summit 2014. (Foto: Tom)

melangit. Pada 2013-2014 air charter tetap tumbuh mencapai dua digit, karena banyak area eksplorasi khususnya mi足 nyak dan gas, kemudian disusul pasar VIP (Very Important Person), medical, tourism, dan areal survey. Ia berharap dalam waktu dekat, regu足lator dapat merampungkan persoalan nasional, seperti memperjelas kontribusi pemerintah dalam mendukung pertumbuhan charter, memperjelas posisi pemerintah dalam hal ini sektor perhubungan, bea cukai dan BUMN. Banyak potensi charter di Indonesia yang belum dikembangkan secara serius, seperti area-area taxi helicopter tourism, medical, transport dan VIP. Perlu ditekankan, bahwa Indonesia merupakan negara kepulauan. INACA optimistis jika pemerintah dapat menyelesaikan persoalan di atas, maka bisnis pesawat charter akan semakin bergairah.

Potensi Masa Depan untuk Indonesia

Berbicara soal penerbangan, baik komersial berjadwal maupun charter juga tidak bisa dilepaskan dari peran pesawat. Artinya armada harus disesuaikan dengan infrastruktur dan kebutuh足 an yang diperlukan. Dalam IBCAS Summit 2014, Lingga Sadoko Bijoyo, Commercial General Manager Premi Air memaparkan bahwa air charter untuk armada juga memerlukan sayap tetap (fixed wings) dan rotary wings (seperti helikopter). Sementara pasar industri charter adalah perusahaan minyak gas, produsen pertambangan, perusahaan lokal yang kebetulan mendapat kontrak proyek di Indonesia. Sedangkan untuk VIP market di antaranya para eksekutif, perusahaan. (Dnn)

Pertumbuhan Biz Jet Informasi Perkiraan Jumlah Penduduk GDP (USD Miliar) 2013 Pertumbuhan GDP (2013) Jumlah Biz Jet Perbandingan GDP (USD Miliar) Per Biz Jet

Indonesia 250 juta 870 5,8 persen 38

Singapura 5,4 juta 300 3,9 persen 41

Malaysia 30 juta 310 4,7 persen 43

China 1,36 miliar 9,240 7,7 persen 300

Brazil 200 juta 2,250 2,5 persen 3.000

USA 316 juta 16,800 1,9 persen 20.000

22.89

7.31

7.21

30.80

0.75

0.84

Singapura 5,4 juta 100.500 1,86 persen

Malaysia 30 juta 61.800 0,21 persen

China 1,36 miliar 643.000 0,05 persen

Brazil 200 juta 165.000 0,08 pesen

USA 316 juta 3.436 juta 1,09 peren

Sumber: World Bank Data dan JETNET LLC, China.org.cn

Potensial VIP Charter Informasi Perkiraan Jumlah Penduduk HNWI Populasi HNWI PerTotal Populasi

Indonesia 250 juta 37.600 0,02 persen

Sumber: World Bank Data dan Cap Gemini 2013 Report, HNWI: High Net Worth Individuals with minimum Financial Asset of US$ 1 Million.


LaporanUtama

18 l Aviasi l November 2014

Prospek Penerbangan Charter Pasar OGP (Oil Gas Producer)

Dash 7 di Bandar Udara Depati Amir, Pangkalpinang. Pesawat ini dioperasikan oleh Pelita Air untuk penerbangan charter minyak dan gas. (Foto: Dani)

D

I tengah turbulensi yang me­ nerpa penerbangan reguler saat ini, di mana pendapatan maskapai penerbangan tidak mampu mengcover beban biaya operasional penerbangan yang terus meningkat akibat naiknya harga avtur dan melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS, membuat beberapa maskapai mulai melirik potensi yang lebih menjanjikan, yaitu pener­bangan charter. Maskapai-maskapai yang berenca­ na menggunakan jurus ini antara lain TransNusa dan Garuda Indonesia. TransNusa yang awalnya berbasis di Kupang untuk menerbangi kawasan Bali dan Nusa Tenggara, kini mulai merambah ke penerbangan niaga non-berjadwal atau charter. TransNusa akan membuka pe­nerbangan langsung Jakarta Halim – Natuna untuk melayani kontrak charter dari perusahaan minyak di Natuna. Garuda Indonesia sedikit berbeda, dalam rangka lebih memaksimalkan potensi pasar turis China yang besar. Garuda tengah menjajaki penerbangan charter dari China ke Indonesia khususnya ke Bali. Garuda akan melakukan penerbangan charter dari beberapa kota di China seperti Harbin, Shenyang, Dalian, Zhengzhou, Jinan, Xian dan beberapa kota lain di China selatan dan barat. Sebagian besar penerbangan charter akan dilakukan di periode Chinese New Year sekitar Februari 2015.

atau asing untuk mengangkut penum­ pang dan kargo atau khusus mengangkut kargo. Angkutan udara niaga tidak berjadwal dalam negeri hanya dapat dilakukan oleh badan usaha angkutan udara na­ sional yang telah mendapat izin usaha angkutan tidak berjadwal dari Menteri Perhubungan. Pelaksanaan angkutan udara tidak berjadwal dalam negeri tersebut berdasarkan persetujuan terbang (flight approval) yang diberikan oleh Direktur Jenderal Perhubungan Udara (Pasal 91 ayat 2). Lalu bagaimana dengan maskapai penerbangan charter, apakah dapat melakukan penerbangan berjadwal? Berkaitan dengan hal ini, Pasal 91 ayat 5 UU RI No. 1 Tahun 2009 menyebutkan, badan usaha angkutan udara niaga tidak berjadwal dalam negeri dalam keadaan tidak terpenuhinya atau tidak terlayaninya permintaan jasa angkutan udara oleh badan usaha angkutan udara niaga berjadwal pada rute tertentu yang bersifat sementara, dapat melakukan kegiatan angkutan udara niaga berjadwal (schedule airlines).....asal kegiatan angkut­an udara niaga berjadwal yang dilakukan oleh angkutan udara niaga tidak berjadwal tersebut tidak menyebabkan terganggunya pelayanan angkutan udara pada rute yang masih dila­ yani oleh badan usaha angkutan udara niaga berjadwal lainnya.

Kaitan dengan Undang-Undang Penerbangan

Potensi Besar Indonesia

Dalam UU RI No. 1 Tahun 2009 disebutkan bahwa kegiatan angkutan udara niaga tidak berjadwal nasional diatur dalam pasal 83 ayat (3), 91, 92, 93, 94 dan 95. Menurut pasal pasal 83 ayat (3) kegiatan angkutan udara niaga dapat dilakukan secara tidak berjadwal (non schedule) yang melayani angkutan udara tidak terikat pada rute dan jadwal penerbangan yang tetap dan terjadwal. Penerbangan yang tetap dan teratur dapat dilakukan oleh badan usaha nasional dan

VP Marketing & Sales Embraer Asia Pasifik, Jose Costas, menyebutkan bertambahnya kekayaan dan kondisi topografi Indonesia merupakan faktor berkembangnya usaha charter di Indonesia. Potensi yang sangat menjanjikan di bisnis penerbangan charter adalah berkaitan dengan pemanfaatan keka­ yaan alam dan eksplorasi tambang di Indonesia, yaitu: • Penerbangan charter untuk mela­ yani angkutan pekerja perusahaan

minyak dan gas ke lokasi penam­­ba­n­g­­­an. Pesawat yang cocok adalah pesawat turboprop yang memiliki kemampuan mendarat di landas pacu yang pendek (kurang dari 1.000 m) atau pesawat berkemampuan Short Take Off Landing (STOL). • Untuk mengangkut kargo, peralatan berat, tim kesehatan, serta pemantauan keamanan wilayah pengeboran (helikopter). • Penerbangan untuk melayani para eksekutif dari perusahaan pertambangan, pertanian, minyak dan gas juga menggunakan pesawat Jet Eksekutif (9-16 seater). Saat ini sekitar 74 persen kegiatan pengeboran migas (hulu) dikuasai perusahaan asing, 22 persen nasional dan sisanya konsorsium asing dan lokal. Realisasi sekitar 20.000 jam dan total pe­ numpang diangkut sekitar 30.000 orang. Di Indonesia terdapat 217 perusaha­ an tambang (60 di antaranya sudah beroperasi) yang terdiri dari perusahaan minyak dan gas, perusahaan mineral serta perusahaan batu bara. Perusahaan tambang tersebut terutama beroperasi di delapan provinsi antara lain: • Riau produksi 365.827 barrel per hari, 6 block yaitu Rokan, Mountain front Kuantan, Siak Block, Selat panjang, Coastal Plains, Pekanbaru & Malacca Strait (Chevron, Petroselat, Pertamina, Bumi Siak Pusako, Sarana Pembangunan Riau & Kondur Petroleum) • Kalimantan Timur, produksi 134.626 barrel per hari, memiliki 4 block yaitu Sanga-sanga, Mamburungan, Kutai & Mahakam (Chevron, Vico & Medco) • Laut Jawa (off shore) produksi 65.154 barrel per hari, 2 block yaitu A Offs dan Southeast (British Petroleum, Pertamina & CNOOC s.e.s) • Kepulauan Riau, produksi 59.210 barrel per hari, 3 blok yaitu Natuna Sea block A, Natuna Sea Block B & South Natuna Sea Block A (Premier

oil, Conoco Philips & Star Energy) Jawa Timur, produksi 52.616 barrel per hari, 7 block yaitu Tuban, Kangean block, Brantas, Cepu, West Madura, Bawean & Gresik (Hess, Total, Kodeco energy, Mobil, Lapindo, Kangean Energy, Pertamina & Petrochina) • Sumsel, produksi 41.057 barrel per hari, 6 block yaitu Rimau, South & Central Sumatera, Lematang, Corridor, Pendopo & Raja block serta Ogan Komering (Pertamina, Medco, Talisman, Golden Spike & Conoco Philips) • Jambi, produksi 19.506 barrel per hari, 4 block yaitu Block Jabung, Bangko, Tungkal & South Jambi blok B (Petrochina, Pearl Oil & Conoco Philips) • Papua Barat, produksi 14.811 barrel per hari, 3 block yaitu Tangguh, Salawati & Kepala Burung (Pertamina/ ARCO, Petrochina & British Petroleum) Poin-poin penting yang perlu diketahui dari penyelenggaraan penerbangan charter di pasar OGP ini antara lain: • Term kontrak penerbangan charter pada umumnya adalah long term with contractual 1-5 tahun dan melalui proses tender untuk trans-­­ pa­ransi dan non-monopoli. • Operator charter wajib menyiapkan pesawat pengganti, sebagai antisipasi apabila pesawat yang digunakan mengalami kendala teknis, sehingga penerbangan charter dapat berjalan sesuai jadwal kontrak charter. • Mensyaratkan pemenuhan standar yang tinggi atas keselamatan pe­ nerbangan (Kategori 1 Kemenhub). Saat ini operator penerbangan yang telah melayani penerbangan charter untuk perusahaan minyak dan gas antara lain Pelita Air Services, IAT, Travira Air, Premi Air, Nusantara Air Charter (NAC) dan Surf Air Indonesia. Siapa menyusul? (Galih Rudyto) •


Aviasi l November 2014 l 19

LaporanUtama

Garuda Indonesia Jajaki Charter Mengejar Turis Sampai ke Negeri China

M

askapai Garuda Indonesia saat ini telah mela­yani penerbang­ an secara regu­ ler setiap hari ke China, dengan rute Denpasar (DPS)Beijing (PEK) pp, Jakarta (CGK)-Shanghai (PVG) pp, Jakarta (CGK)-Guang Zhou (CAN) pp. Namun dalam rangka lebih memaksimalkan potensi pasar China yang besar, Garuda tengah menjajaki penerbangan charter dari beberapa kota di China dengan tujuan Bali. Asa Perkasa, General Manager Garuda Indonesia Beijing, saat dihubungi Aviasi menyatakan bahwa Garuda sedang dalam tahap akhir negoisasi deng­ an para pen-charter. “Pesawat yang akan digunakan adalah Airbus A330 dan Boeing 737-800 dari beberapa kota di China, semua tujuan ke Bali,” jelas Asa. Garuda akan melakukan penerbangan charter dari beberapa kota di China seperti Harbin, Shenyang, Dalian, Zhengzhou, Jinan, Xian dan beberapa kota lainnya di China Selatan dan Barat. “Sebagian besar penerbangan charter akan dilakukan di periode Chinese New Year yaitu sekitar Februari 2015,” tambah Asa. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik secara nasional, wisatawan asal China merupakan pasar keempat terbesar Indonesia setelah Singapura, Malaysia dan Australia. Airbus A330-200 lepas landas dari Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta. Pesawat ini dioperasikan untuk penerbangan domestik dan internasional. (Foto: Anto zq)

Sedangkan berdasarkan kota tujuan utama di Indonesia yaitu Bali dan Jakarta, turis China menempati peringkat kedua dengan tingkat pertumbuhan rata-rata 20 persen. Porsi terbesar adalah tujuan Bali yang sebesar 45 persen dan Jakarta sebesar 32 persen. Masyarakat China gemar melakukan perjalanan wisata, salah satunya adalah ke Bali Dao = pa-li-tao (Pulau Bali). Tem-

pat tujuan mereka di Bali adalah Uluwatu, Tanah Lot dan Ubud. Turis China menyukai keindahan pantai Bali dan atraksi budaya seperti tari Bali. Pangsa pasar China sangat besar. Namun mereka umumnya sangat price sensitif, artinya tidak perduli menggunakan maskapai apa, yang penting berlibur dengan biaya murah. Jadi langkah Garuda untuk menjajaki penerbangan

Asa Perkasa General Manager Garuda Indonesia Beijing

charter sangat tepat. Masyarakat China memang suka berkeliling dunia untuk berlibur. Target pasarnya tentunya adalah traveler market. Beberapa kota di China lainnya yang memiliki potensi untuk pasar ini adalah Hangzhou (HGH), Chengdu (CTU), Kaohsiung (KHH), Jianjiang (JJN), Xiamen (XMN), Changsha (CSX). Jika konektivitas penerbangan ke daerah-daerah tujuan wisata yang ada di Indonesia dapat terhubung dengan baik, bukan tidak mungkin kelak, pasar China mampu menggeser Singapura, Malaysia dan Australia serta mampu menempati peringkat pertama jumlah turis mancanegara yang datang ke Indonesia. Jika dulu pepatah mengatakan ­“Carilah ILMU sampai ke negeri China”, nampaknya Garuda akan memakai jurus “Kejarlah turis sampai ke negeri China”. (Galih Rudyto)


Profil

20 l Aviasi l November 2014

Boeing 787-8 Dreamliner, dioperasikan oleh Air India untuk penerbangan internasional. (Foto: Flickr)

Menelusuri Negeri Cerita dengan Air India I Kekayaan bangsa Arya, Mogul, Arab, Persia, Portugis, Prancis dan Inggris, telah menjadi filosofi, sains, seni dan ke­ terampilan bangsanya telah mendunia. Tapi religi, patung, arsitektur, tari dan musik, menenun kain, makanan adalah ciri khas India. Semuanya bisa Anda dapatkan dalam lebih 400 penerbangan dan lebih dari 1.300 tujuan di seluruh dunia.

NDIA identik dengan kisah Mahabarata, perang Baratayudha dan sejenisnya. Cerita wayang di Indonesia juga bersumber dari kisah serupa dari India. Jika Anda penasaran dengan India, terbangah ke sana. Di negeri itu ada bangunan bersejarah bernama Taj Mahal yang melegenda. Untuk itu, sebelum menginjakkan kaki Anda ke India, terbanglah bersama maskapai asal negaranya, sentuhan-sentuhan India pasti Anda dapatkan.

Sari dan Maharajah

Sebagian besar kru awak pesawat berpakaian layaknya gaya busana popular di India. Wanita mengenakan pakaian yang disebut sari dan pria dengan dhoti atau lungi. Pakaian dari kain yang dijahit juga populer, seperti salwar kameez yang dikenakan wanita, sementara pria mengenakan kurta berikut piyama, selain celana panjang dan kemeja gaya Eropa. Menurut corporate Air India, logo baru maskapainya adalah angsa merah dengan ‘Konark Chakra’ oranye terbang. Angsa terbang merupakan metamorfosis dari logo karakteristik Air India, ‘The Centaur’, sedangkan ‘Konark Chakra’ mengingatkan logo India yang mencolok di ekor pesawat. “The Maharajah juga ditempatkan sebagai logo kampanye. “Kami menyebutnya seorang Maharajah, tapi darahnya tidak biru. Dia terlihat seperti

Layanan kelas bisnis. (Foto: Dok. Air India)

bangsawan, namun tidak royal. Ini sosok yang penampilannya ada di Air India seperti pada 1946, ketika Bobby Kooka sebagai Commercial Director Air India dan Umesh Rao, seorang seniman dengan J. Walter Thompson Ltd, Mumbai, bersama-sama menciptakan Maharajah,” kata Shri Pankaj Srivastava, Director-Commercial, Air India Ltd. The Maharajah sebagai penguasa India yang kaya melambangkan keanggunan dan hidup yang tinggi. Hingga sekarang, Maharajah telah menjadi tokoh dunia. Dia bisa menjadi anak di

Paris, pegulat sumo di Tokyo, seorang seniman trotoar, orang Indian, seorang bhikkhu, dan dia dengan mudah dapat bermain-main dengan keindahan dunia. Di dalam Maharajah ada pesona dan kecerdasan. Dia hampir seperti seorang teman untuk setiap traveler Air India.

Anda yang Terbang Pertama

Beri diri Anda banyak waktu untuk sampai ke bandar udara di negeri itu, sehingga memungkinkan untuk menghindari kemacetan lalu lintas, cuaca


Aviasi l November 2014 l 21

Profil

Anggota Star Alliance (diwakili oleh pramugari) saat peresmian Air India bergabung dengan aliansi ini. (Foto: Dok. Star Alliance)

buruk dan sebagainya. Check-in sebaiknya Anda lakukan 120 menit sebelum keberangkatan dan check-in counter akan ditutup 45 menit sebelum waktu keberangkatan untuk semua kelas perjalanan. Harap dicatat bahwa check-in counter penerbangan domestik beroperasi dari terminal internasional dan akan ditutup 60 menit sebelum waktu keberangkatan untuk semua kelas. Semua penerbangan Air India deng­an jarak terbang di AI010-399 dan AI9000-9999 berangkat dari terminal internasional. Untuk koneksi penerbangan, Anda tidak perlu khawatir, sebab Air India bergabung dengan Star Alliance (aliansi maskapai dunia) pada 11 Juli lalu. Air India sekarang menawarkan pelanggan Star Alliance di seluruh jaringan dan pelanggan Air India bisa menikmati perjalanan pada salah satu 26 maskapai anggota Star Alliance lainnya. Maskapai ini menawarkan kelas

dalam penerbangan. First Class, kemewahan selama di udara Anda dapat rasakan. Berkonfigurasi 12 kursi, setiap penumpang dapat membaringkan kursi hingga 180 derajat. “Manjakan ketika Anda bersantai dengan Liqueur favorit Anda. Anda juga dapat berbelanja bebas bea di pesawat. Sky Bazaar kami menawarkan merekmerek terkenal dan banyak lagi,” tambah Srivastava. Selain itu, Anda yang terbang di Business Class dan Economy Class juga mendapatkan layanan terbaik dari Air India, seperti jarak kursi (seat pitch) yang lega, aneka makanan dan minuman serta hiburan dalam penerbangan. Masakan khas India juga dihidang­ kan dalam penerbangan. Menurut Air India, campuran bumbu, rempahrempah dan metode persiapan yang rumit, semuanya ditujukan agar aroma dan rasa tenggelam dalam pengalaman terbang Anda. Berikut ini adalah jenis makanan

Jadwal Layanan Makanan dan Minuman Durasi

Kelas Eksekutif

Kelas Ekonomi

Hingga 60 menit

Snacks dengan teh/kopi

Paket kacang OR Biscuits dengan tetrapack Juice; teh/kopi yang ditawarkan berdasarkan permintaan

61 menit hingga 90 menit

Hot Meals

Snack box yang berisi roti dengan teh/kopi manis

Di atas 90 menit

Hot Meals

Hot Meals

Sumber: Air India

Informasi Perusahaan Kode IATA/ICAO Didirikan Pada

Basis Utama (Hub)

Kota Fokus (Spoke)

AI/AIC 15 Oktober 1932 Indira Gandhi International Airport, Delhi (DEL) Chhatrapati Shivaji International Airport, Mumbai (BOM) Chennai International Airport, Chennai (MAA) Netaji Subhas Chandra Bose International Airport, Kolkata (CCU) Hong Kong International Airport, Hong Kong (HKG) Singapore Changi Airport, Singapore (SIN) Kempegowda International Airport, Bangalore (BLR) Trivandrum International Airport, Trivandrum (TRV) Cochin International Airport, Cochin (COK) Rajiv Gandhi International Airport, Hyderabad (HYD) Sardar Vallabhbhai Patel International Airport, Ahmedabad (AMD)

Anak Perusahaan

Air India Express Air India Regional

Kantor Pusat Jumlah Kota Tujuan Jumlah Negara Tujuan Jumlah Armada Jumlah Keberangkatan/Hari

Indian Airlines House, Parliament Street, New Delhi, India 40 23 90 pesawat Lebih 400 penerbangan

Sumber: Air India dan Star Alliance

Awak kabin Air India. (Foto: Dok. Air India)

yang ditawarkan oleh Air India, vegetari­an Hindu meal/Asia vegetarian/ Hindu vegetarian, baby meals/infant food, meal bland, child meal, fruit platter meal, gluten meal toleran, meal kosher,

low calorie meal, low fat meal, low sat meal, Moslem meal, lacto-ovo meal (makanan vegetarian susu dan telur) serta seafoof meal (hanya untuk First Class dan Business Class). (Dnn)

Jakarta Soekarno-Hatta (CGK) - Mumbai Chhatrapati Shivaji (BOM) Berikut Aviasi sajikan pilihan penerbangan pergi pulang menuju Mumbai (salah satu basis utama Air India) periode berangkat 30 November 2014 dan periode kembali 10 Desember 2014. Berlaku untuk satu orang dewasa. Setibanya di Mumbai, Anda dapat memilih perjalanan berikutnya dengan Air India. Maskapai

Rute

Perjalanan

Harga PP

Singapore Airlines & Air India

Jakarta-Singapura-Mumbai

6 jam 55 menit

US$

921.45

Garuda Indonesia & Jet Airways

Jakarta-Singapura-Mumbai

7 jam 25 menit

US$

823.64

Malaysia Airlines Thai Airways Emirates Qatar Airways Mihin Lanka

Jakarta-Kuala Lumpur-Mumbai Jakarta-Bangkok-Mumbai Jakarta-Dubai-Mumbai Jakarta-Doha-Mumbai Jakarta-Colombo-Mumbai

7 jam 5 menit 8 jam 5 menit 11 jam 30 menit 12 jam 35 menit 6 jam 55 menit

US$ 656.97 US$ 1,588.01 US$ 1,401.97 US$ 1,224.70 US$ 1,411.01

Sumber: Cheapoair, periode booking pada 2 Oktober 2014

Rupiah - Rupee - Dolar RUPEE India adalah mata uang dalam India (DI, IND). Simbol untuk INR dapat ditulis Rs, IRs, dan Rs. Nilai tukar Rupiah Indonesia, Rupee India dan Dolar Amerika Serikat terakhir diperbarui pada 1 Oktober 2014 dari Dana Moneter Internasional. IDR ke USD 10.000 20.000 50.000 100.000 200.000 500.000 1.000.000

0.82 1.64 4.10 8.20 16.41 41.02 82.05

Sumber: The Currency Converter

USD ke INR 0.50 1.00 2.00 5.00 10.00 20.00 50.00

30.9 61.8 123.5 308.8 617.5 1235.0 3087.6

IDR ke INR 10.000 20.000 50.000 100.000 200.000 500.000 1.000.000

50.7 101.3 253.3 506.7 1013.3 2533.3 5066.6


Fokus

22 l Aviasi l November 2014

AP I Keluarkan Rp 300 Per Penumpang pan. Hal ini dapat dilihat dari luasan airport, fasilitas yang lebih sedikit, jumlah SDM dan sebagainya.

Kapan suatu bandar udara menaik­kan tarif PSC?

Area pelaporan (check-in) di Bandar Udara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan, Balikpapan. (Foto: Dok. Angkasa Pura Airports)

P

enggabungan PSC pada tiket adalah standar yang telah dite­ rapkan dalam industri aviasi secara internasional. Menurut IATA, 95 persen negara di dunia sudah menerapkan PSC pada tiket kecuali Indonesia, satu negara Asia lain dan beberapa negara di Afrika. Sehubungan dengan hal tersebut, berikut tanggapan PT Angkasa Pura I (AP I) melalui tim Corporate Communication tentang Passenger Service Charge.

Bagaimana pendapat AP I sehubungan dengan pemisahan PSC dari tiket?

Pada prinsipnya bagi AP I tidak ada masalah dengan pemisahan PSC dari tiket. Namun kami selaku pengelola airport harus mempersiapkan petugas di counter khusus pungutan PSC. Se­ bagai perusahan yang mengedepankan layan­an jasa, PT AP I lebih mengutamakan kenyamanan pelanggan. Kerja sama dengan airlines untuk menyatukan PSC ke dalam tiket diawali dengan Perjanjian Kerja Sama dengan PT Garuda Indonesia tentang Peningkatan Pelayanan, Fasilitas dan Penataan Terminal di Bandar Udara yang dikelola oleh PT AP I Nomor: SP.66/HK.09.01/2012/DU-B dan Nomor: DS/PERJ/DZ-3311/2012 pada 21 Juni 2012, dengan lingkup perjanjian yang disepakati di antaranya adalah pembayaran Passenger Service Charge (PSC) yang merupakan bagian dari komponen tiket penerbangan Garuda. Dalam hal pemisahan ini, AP I tidak merugi, namun lebih kepada terms of payment-nya yang mundur. Dengan adanya kerja sama PSC on Ticket dengan Garuda, pendapatan PSC diterima AP I pada H+5 dari tanggal keberangkatan. Hal lain yang dapat kami sampaikan, atas kerja sama tersebut AP I mengeluarkan biaya berupa collection fee kepada PT Garuda Indonesia sebesar Rp 300 per penumpang wajib bayar PSC dan hal tersebut merupakan beban biaya AP I.

Kenaikan tarif PSC diatur dalam Keputusan Menteri Perhubungan No. KM 28 Tahun 1999 tentang Mekanisme Penetapan Tarif dan Formulasi Perhitung­an Tarif Pelayanan Jasa Kebandarudaraan. Pada pasal 4 poin (1) dinyatakan bahwa besaran tarif jasa kebandarudaraan yang telah ditetapkan oleh direksi berlaku untuk jangka waktu sekurangkurangnya dua tahun dan khusus tarif jasa kebandarudaraan untuk penerba­ ngan luar negeri dalam kondisi tertentu yang tak mempunyai pengaruh besar kepada kepentingan nasional dimungkinkan berlaku untuk jangka waktu sekurang-kurangnya satu tahun. Dari ketentuan di atas, maka pe-

nyesuaian dapat dilakukan sekurangkurangnya setelah dua tahun. Hal lainnya terkait dengan peningkatan besaran PSC karena adanya tambahan layanan/fasilitas harus memperoleh rekomendasi Kementerian Perhubung­ an. Di samping itu, peningkatan besar­ an PSC yang dibayarkan oleh penum­ pang dapat dilakukan bila ada investasi yang terkait dengan pengguna jasa bandar udara.

Apakah ada perbedaan PSC dari penerbangan reguler, charter dan VIP/VVIP?

Tidak ada perbedaan antara besaran airport tax dari penerbangan komersial reguler, charter dan VIP/VVIP. Namun kita memiliki General Aviation Terminal di Bali yang memiliki tarif PSC sama dengan I Gusti Ngurah Rai Bali, hanya ada tambahan VIP Service Charge sebesar Rp 60.000. (Dnn)

Bagaimana idelanya di Indonesia untuk PSC?

Menurut AP I, untuk Indonesia ideal apabila PSC digabung dalam tiket dan berlaku untuk semua airport baik yang dikelola oleh Badan Usaha Bandar Udara maupun yang dikelola oleh Dirjen Perhubungan Udara. Namun dengan catatan bahwa ketentuan term of payment PSC mengikuti hari dan tanggal keberangkatan yang sama. Negara yang dapat dijadikan contoh adalah Malaysia atau Singapura.

Sebenarnya, uang yang terkumpul dari PSC itu digunakan untuk apa saja?

PSC yang terkumpul oleh pengelola bandar udara digunakan kembali untuk pelayanan penumpang di airport seperti penyediaan ruang tunggu yang nyaman, penyediaan toilet yang bersih, penyediaan fasilitas mushola, fasilitas nursery, pengadaan security dan fasilitas lainnya. Sebagai pengelola 13 airport di wilayah timur, tidak seluruh bandar udara mendapatkan atau memperoleh profit dengan perolehan pemasukan dari PSC, AP I harus melakukan substitusi dari bandar udara untung kepada bandar udara rugi. Selain dari pada itu, pengembangan dan pembangunan airport yang dilakukan juga berasal dari komponen pemasukan PSC.

Apa makna dari besaran nominal dari PSC tersebut?

Besaran nilai PSC tiap airport disesuaikan dengan biaya pokok masing-masing bandar udara. Secara rumus, besaran nominal PSC adalah: tarif = Cu x LoS, di mana Cu = cost unit, LoS = Level of Service. Sebagai contoh, di Frans Kaisiepo Biak PSC untuk penerbangan domestik Rp 30.000, sedangkan di Balikpapan Baru Rp 75.000. Artinya, biaya operasional di Biak lebih sedikit/kecil diban­ dingkan biaya operasional di Balikpa-

Agus Soedjono, Senior Manager Communication Sriwijaya Air. (Foto: Dnn)

Belum Ada Penegasan

P

ihak regulator (pemerintah) melalui Peraturan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara No. KP. 447 Tahun 2014 pada 9 September 2014 memberlakukan pemberhentian pungutan PSC, sehingga dalam waktu dekat, seluruh maskapai menggabungkan ke dalam tiket. Artinya, ini akan menjadi payung hukum bagi pengelola bandar udara guna mengimlementasikan PSC pada tiket sesuai IATA Standard. Fakta yang terjadi selama ini adalah PSC on Ticket hanya berlaku bagi airport kelolaan AP I dan AP II. Hal lain yang dapat dicermati adalah bahwa aturan tersebut belum mengacu pada IATA Standard. Pada kesempatan terpisah, Agus Soedjono, Senior Manager Communication Sriwijaya Air mengungkapkan bahwa terpenting adalah aturan yang tegas. “Bila PSC digabung ya oke, dipisah juga oke. Walaupun sudah ada sosialisasi, yang punya sistem belum ada, sehingga belum dapat dilaksanakan.” “Bila penerapannya bagus, maka orang beli tiket sekaligus beli PSC, selain itu jadi on stop service artinya penumpang lebih mudah,” kata Agus. Agus mengatakan, harus diperhatikan juga bila PSC digabung, khusus multi leg (beberapa kali terbang) atau bagi penumpang transit, apakah akan bayar lagi atau tidak saat transit. Karena selama ini penumpang transit tidak bayar PSC, jang­an sampai penghitungan PSC berdasarkan manifest (jumlah penumpang pesawat) saat itu. Pada akhir Oktober lalu saat ditemui Aviasi, Agus mengaku bahwa belum ada perusahaan sistem yang menawarkan ke Sriwijaya Air. Ia menegaskan bahwa bila PSC digabung, tentunya sistem airlines yang dimiliki saat ini harus sesuai. “Perlu aturan main, misalnya verifikasi pembayaran yang jelas, metode pembayaran, berapa lama penarikan dari maskapai dan sebagainya,” tambah Agus. Hal yang terpenting bila PSC digabung ke dalam tiket itu perlu biaya promosi yang tinggi ke pengguna jasa penerbangan (masyarakat), airlines dan semua pemangku kepentingan, karena seolah-olah harga tiket tinggi, namun itu sama se­ perti sebelumnya bila PSC terpisah dari tiket. (Danang)


Aviasi l November 2014 l 23

Q&A

Kode Bandar Udara dan Posisi Terminal Mengapa kode IATA bandar udara tidak boleh sama antara bandar udara satu dengan lainnya? International Air Transport Association (Asosiasi Pengangkutan Udara Internasional) berkedudukan di Montreal, Kanada memberikan three letter code atau tiga huruf yang digunakan untuk menandai bandar udara di seluruh dunia. Kode-kode ini disusun dan diatur oleh IATA dan diterbitkan tiga kali dalam setahun dalam Direktori Pengkodean Bandar Udara IATA. Three Letter Code ini biasanya difungsikan guna memperkenalkan nama airport kepada masyarakat luas. Kode tersebut tidak boleh sama dengan bandar udara lainnya, misalnya Solo (SOC), Sorong (SOQ), Silangit (SQT), Sampit (SMQ), Manokwari (MKW), Merauke (MKQ), Mataram (AMI) dan sebagainya.

Bambang Tjahjono Direktur Direktorat Kebandarudaraan Dirjen Perhubungan Udara, Kementerian Perhubungan RI

Mengapa runway harus sejajar dengan posisi terminal (terminal bukan berada di ujung runway)? Landas pacu atau runway merupakan tempat lepas landas dan mendarat bagi pesawat, kondisinya harus steril dan safety (keselamatan). Jadi harus bebas dari halangan. Ujung landasan merupakan tempat pendekatan bagi pesawat. Jadi harusnya, terminal berada di samping apron (landas parkir). Perlu diketahui 80 persen kecelakaan pesawat berada di area ujung landasan, baik saat pesawat take off ataupun landing. Tak heran bila persiapan lepas landas

dan pendaratan penumpang dianjurkan menggunakan seat belt (sabuk keselamatan).

Mengapa di sekitar bandar udara tidak boleh ada gedung, menara lebih tinggi?

Sesuai dengan ICAO ANNEX 14 Vol 1 Chapter 4 ‘’Obstacle Restriction and Removal” serta Keputusan Menteri Perhubungan KM 48 Tahun 2002 tentang Penyelenggaraan Bandar Udara Umum yang mengatur tentang Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan (KKOP), mensyaratkan bahwa kawasan udara di sekitar bandar udara harus bebas dari segala bentuk hambatan yang akan mengganggu pergerakan pesawat udara dengan menetapkan batasan ketinggian tertentu terhadap objek-objek di sekitar bandar udara. KKOP adalah kawasan yang relatif sangat luas, mulai dari pinggir landas pacu (runway strip) membentang sampai radius 15 km. Kawasan permukaan yang paling kritis terhadap adanya halangan (obstacle) adalah kawasan pendekatan dan lepas landas (approach and take off), kawasan kemungkinan bahaya kecelakaan, kawasan di bawah permukaan transisi dan kawasan di bawah permukaan horizontal dalam (maksimal ketinggian bangunan di sekitar airport yang diizinkan 45 meter. Zona area dalam dihitung sejajar mulai dari ujung bahu landasan hingga radius 4 kilometer). (Dnn)

Tips

Terbang Bersama Binatang Kesayangan

J

IKA Anda seorang pecinta binatang dan mempunyai binatang peliharaan di rumah, sementara Anda akan bepergian ke luar kota atau ke luar negeri, Anda tentu bingung siapa yang akan merawat binatang kesayangan Anda. Bolehkah membawa binatang kesayangan saat Anda terbang naik pesawat. Memang ada solusi singkat seperti Pet Shop atau penitipan hewan lainnya yang menawarkan jasa merawat binatang peliharaan di saat pemilik sedang berpergian. Tapi ada pula yang terpaksa membawa binatang peliharaan dalam penerbangan. Jika ini yang terjadi, ada beberapa cara yang dapat Anda pilih, binatang peliharaan kita mau diterbangkan deng­an cargo khusus atau bisa juga dimasukkan ke bagasi pesawat?. Jika ingin menggunakan jasa cargo, maka umumnya sudah harus ditaruh melalui prosedur penerimaan cargo sekitar delapan jam sebelum keberangkatan. Tetapi jika hanya membawa melalui bagasi pesawat, maka Anda juga harus mengetahui beberapa hal, di antaranya:

1

Tidak semua maskapai meng­ izinkan ada binatang hidup dibawa di dalam sebuah penerbangan, apalagi masuk di dalam kabin bersama Anda.

2

Carilah informasi dari maskapai yang akan Anda gunakan, perihal syarat dan ketentuan pengangkutan hewan hidup, karena tiap airlines

an dan membuat hewan peliharaan Anda terlepas keluar.

7

Cantumkan identitas Anda (nama, alamat, nomor telepon yang dapat dihubungi) sebagai pemilik hewan peliharaan di kandang hewan tersebut atau dikalungkan pada leher binatang jika memungkinkan. Beberapa prosedur umum yang harus dipenuhi bila terbang dengan binatang Anda.

8

Membawa surat dari dokter hewan yang menyatakan hewan peliharaan kita sehat. Jika dirasa perlu, lakukan vaksinasi terlebih dulu pada hewan tersebut. (Foto: hswstatic.com)

menerapkan ketentuan dan biaya yang berbeda mengenai pengangkutan hewan hidup (live animals). Jangan sampai kita berencana membawa hewan kesayangan kita saat berlibur dan tiket sudah dibeli, namun hewan kesa­yangan kita tidak bisa terangkut, karena maskapai yang akan membawa kita terbang tidak mengizinkan hewan kesa­yangan kita diangkut sebagai bagasi.

3

Gunakan tempat atau kandang yang layak, kuat dan nyaman untuk binatang peliharaan Anda. Pastikan cukup ventilasi udara, mainan bagi binatang, makanan dan minuman secukupnya (jika diperlukan untuk pener­bangan jarak jauh).

4

Pastikan juga jika hewan peliharaan Anda mengeluarkan kotoran, maka kotorannya tidak akan me­ngotori sekitarnya dan merugikan orang lain.

5

Hewan peliharaan yang dibawa ke dalam bagasi bukan menjadi hak penumpang, tetapi menjadi kondisi khusus yang mempersyaratkan pemilik hewan untuk memenuhi kewajiban, baik biaya maupun surat-surat kelengkapan lainnya.

6

Pastikan kandang/petinya terkunci dengan baik, agar tidak merepotkan Anda nantinya, terlebih tidak melukai hewan peliharaan Anda sendiri. Karena dapat saja, kandang/ petinya terguncang selama penerbang­

9

Pergi ke Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan di airport asal dengan membawa surat dari dokter hewan untuk membuat surat menyatakan hewan peliharaan laik terbang.

10

Pada waktu akan terbang, kita membawa hewan peliharaan yang akan dibawa terbang beserta surat kelengkapan yang menyatakan hewan kita laik terbang.

11

Siapkan pula surat pembebasan tanggung jawab untuk maskapai (pada saat penerimaan hewan peliharaan Anda di bandar udara tujuan). Selamat terbang bersama hewan peliharaan Anda. (Vincent Herdison)


On The Spot

24 l Aviasi l November 2014

Kiri ke kanan: Aviastar dan Trigana Air dengan Twin Otter DHC6-300 . (Foto: blogspot.com)

Sembilan Gerbang Udara Tertinggi di Indonesia

P

ESAWAT yang dikemudikan Capt. Drajat bermanuver di antara pegunungan dalam posisi siap mendarat. Akhirnya dalam hitungan detik, roda pesawat “alus” menyentuh landasan. “Terasa lega sekali” wajah 12 penumpangnya. Betapa tidak? Sebab bandar udara yang akan didarati pesawat tersebut berada di atas gunung. Sudah pasti jantung penum­pang berdetak kencang. Capt. Drajat Nan Setiadi, Chief Pilot AOC 135 Aviastar kepada Aviasi menyatakan, Indonesia memiliki bandar udara yang ber­agam, salah satunya di atas gunung. Karena berada di ketinggian 9.000 kaki, maka pa­nel di kokpit langsung menunjuk 9.000 kaki, walaupun pesawat masih di landasan. “Sudah berada di atas gunung, ada juga bandar udara yang masing-masing ujung landasan berada persis di ujung jurang,” ka­tanya. Ingin tahu di mana gerbang udara tersebut? Berikut airport dengan ketinggian tertentu yang menjadikan penerbang harus mempunyai nyali besar.

3

Sugapa Kabupaten Intan Jaya ini memiliki Lapangan Terbang Bilogai di pedalam­an Papua. Lokasinya berada 7.000 kaki atau 2.133 meter di atas permukaan laut. Untuk mendarat di landas pacu panjang 600 meter dan lebar 16 meter tidaklah mudah. Dibutuhkan pengalaman dan penguasaan medan bagi setiap pilot yang mendarat di sini.

4

Sinak Sinak, Puncak, Papua memiliki Bandar Udara Sinak yang berlokasi pada ketinggian 6.000 kaki atau 1.828 meter dari permukaan laut. Airport berkode IATA: NKD ini sempat terhenti pembangun­ annya karena kekurangan dana, padahal fasilitas transportasi itu sebagai pembuka akses wilayah pedalaman di lereng Pegunung­an Cartenz yang selama ini terisolasi.

1

Anggi Bandar Udara Anggi berlokasi di Manokwari, Papua Barat. Airport berkode IATA: AGD ini berada di ketinggian 9.000 kaki atau 2.743 meter di atas permukaan laut. Fasilitas lainnya didukung panjang landas pacu 425 meter.

2

Ilaga Lapangan terbang Ilaga, Kabupaten Puncak, Papua terletak 7.500 kaki atau 2.286 meter dari permukaan laut. Bandar udara berkode IATA: ILA ini pada 22 Februari 2013 sempat penduduk menguasai bandar udara ini, me­nye­­ba­bkan tidak ada aktivitas pener­­ba­ngan.

7

Moanamani Bandar udara ini terletak di Distrik Kamu, Kabupaten Dogiyai, Papua. Saat ini memiliki panjang landas pacu 2.089 meter. Bandara ini berada di ketinggian 4.880 kaki atau 1.487 meter di atas permukaan laut. Moanamani Airport berkode IATA: ONI.

8

Rampi Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan adalah kecamatan terpencil. Airport ini terletak di ketinggian 3.500 kaki atau 1.066 meter dari permukaan laut.

Cassa 212. (blogspot.com)

9 Cessna Grand Caravan. (Foto: media.viva.co.id)

5

Enarotali Memiliki kode IATA: EWI, Bandar Udara ­Enarotali berada di 6.000 kaki atau 1.676 meter dari permukaan laut. Airport ini tepatnya di Kecamatan Paniai Timur, Kabupaten Paniai, Papua. Bandar udara ini memiliki panjang landasan pacu 1.000 meter.

Seko Bandar Udara Seko berada di ketinggian 3.000 kaki atau 914 meter di atas permukaan laut. Gerbang udara ini merupa­kan penghubung tercepat di dataran tinggi di segitiga perbatasan antaraprovinsi Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tengah. Tersedia jalur udara MasambaRampi-Poso-Rampi-Masamba-Seko-Masamba-SekoMasamba-Bua-Makassar. (Dnn)

6 Twin Otter DHC6-300. (Foto: puncakkab.go.id)

Mulia Bandar Udara Mulia terletak di Kabupaten Puncak Jaya, Papua. Berkode IATA: LII ini berada di ketinggian 5.000 kaki atau 1.524 meter dari permukaan laut. Pada 10 September lalu, Enggang Air beregistrasi PK-RSC tergelincir di sini.

Cassa 212. (blogspot.com)


Aviasi l November 2014 l 25

Iptek

PANTAUAN PENDARATAN PESAWAT

Perangkat Baru yang “Tersembunyi”

P

ANEL ringan baru kini ditawarkan di bandar udara seluruh dunia. Teknologi ini dapat mengurangi gangguan pada sinyal dari sistem instrumen pendaratan (Instrument Landing System) yang membantu kedatang­ an pesawat dengan jarak pandang kurang (pendek) atau saat cuaca buruk. Alat ini telah berhasil diterapkan pada hangar baru Airbus di Toulouse, Prancis, terbuat dari alumunium deng­ an ketebalan 70 cm, namun dirasa masih belum cukup ringan. Pada generasi berikutnya dirancang berukuran 8 cm. Dalam evaluasi Cahors Aerodrome di Prancis, tes prototipe menggunakan panel tipis 30 m x 5 m melalui kemitraan dengan Otoritas Penerbang­ an Sipil Prancis (French DGAC Civil Aviation), hasilnya terjadi penurunan 90 persen gangguan sinyal pada Instrument Landing System (ILS) bila dibanding­kan dengan permukaan bang­unan yang tidak dibenahi. Uji panel di Cahors ditutupi dengan visibilitas tinggi berwarna merah dan permukaan putih agar terlindungi dari hujan. Di balik permukaan perlindung­ an ini ada blok panel alumunium dilipat dengan dimensi yang berfungsi se­ bagai rangkaian resonator elektronik.

Blok ini dapat menangkap gelombang radio yang masuk dari sistem ILS, mengarah pada landas pacu bandar udara, dan ini tidak mengganggu proses pendaratan. Bentuk dari blok ini seperti sebuah alat simulasi perangkat lunak yang disebut ELISE, merupakan hasil kerja sama Airbus, Airbus Group Innovations dan French ENAC Civil Aviation Academy. Andrew Thain, salah satu ahli mesin Airbus Group menyatakan perangkat ini bisa ditempatkan pada bangunan apa pun dekat runway dan dapat digunakan pada bagungan-bangunan yang sudah ada, guna mengurangi gangguan pada sistem pendaratan pesawat udara. Ini seperti aplikasi “siluman” berukuran 130 m2. Saat ini belum berkembang karena kemungkinan mengganggu sinyal pada ILS. Teknologi ini akan tersedia melalui Airbus Prosky. “Tercatat 150 airport di seluruh dunia tertarik pada teknologi ini, mayoritas adalah bandar udara yang dikelilingi kota-kota dan memiliki lahan yang masih luas untuk dikembangkan,” jelas Laurent Evain, Manager ELISE Airbus Prosky. (Marthunis)

(Foto: Dok. Airbus)

TEKNOLOGI DIGITAL

Percepatan Koneksi Penerbangan

Teknologi digital di Airbus A350 XWB. (Foto: Dok. Airbus)

D

UNIA transportasi selalu dihadapkan dengan teknologi anyar. Dalam satu tahun terakhir kita telah melihat peralatan digital terbaru

seperti Google glass (Virgin Atlantic), smartwatches (Vueling, Iberia, Airberlin), virtual reality (Thomas Cook, Emirates) serta drone (easyJet).

Menurut Raymond Kollau dari Airline Trends, percepatan instalasi wi-fi di airport dan di pesawat akhirnya membuat semua pihak bisa terkoneksi kapan dan di mana pun. Perkembangan pesat dalam teknologi digital telah menciptakan “badai” sempurna bagi penumpang maskapai, bandar udara dan layanan inovasi. Menyesuaikan kebutuhan penumpang, kini semakin banyak maskapai yang menyelaraskan diri lebih kreatif dengan teknologi seperti TED (Delta) dan SXSW (American Airlines), Digital Media Lab (Ryanair) atau membuat apli­kasi baru dengan menyelenggarakan ‘hack-a-ton’ (misalnya, American Airlines, Emirates, Vueling). Di Eropa, Lufthansa mengumumkan musim panas ini menginvestasikan EUR 500 juta untuk inovasi groupwide hing-

ga 2020. Rencana sebagai ‘innovation hub’ didirikan tahun ini di Berlin - agar lebih dekat dengan teknologi digital dan mempercepat pengembangan ideide baru yang menjanjikan. Lufthansa Chief Strategy Officer Sadiq Gillani baru-baru ini menjelaskan di TEDxBerlin berjudul The Next Step for Airlines, di mana ia menyoroti bagaimana inovasi dan digitalisasi dapat terjadi pada semua tahap (mimpi, berangkat, terbang dan tiba) dari setiap perjalanan penumpang. Presentasi Sadiq menyoroti sejumlah produk dan layanan inovasi digital, yang sebagian besar adalah layak menggunakan teknologi yang tersedia saat ini seperti tablet dan smartphone sebagai platform digital yang dominan, hiburan di pesawat, kacamata antilelah maupun biofuel. (Danang)


New Fleet

26 l Aviasi l November 2014

Boeing 737 MAX 200 Dapur Pesawat Dihilangkan Lekukan di kedua ujung sayap ini tak sekadar pemanis agar tampilan sayap pesawat lebih indah. Lebih dari itu perangkat ini berguna untuk menerobos drag yang dihasilkan oleh vorteks, yakni pilinan aliran udara di ujung sayap yang menjadi penghambat melajunya sayap pesawat. Dengan winglet, daya terobos bisa ditingkatkan hingga 20 persen, artinya konsumsi bahan bakar juga bisa dihemat hingga 20 persen, yang otomatis mampu mendongkrak jangkauan terbang pesawat.

Interior kokpit.

Bagasi kabin.


Aviasi l November 2014 l 27

New Fleet

Boeing 737 MAX 200. (Foto-foto: Boeing Company)

P

ADA September lalu, Ryanair operator low-cost carrier terbesar di Eropa membuat kejutan dunia penerbangan. Maskapai yang bermarkas di Irlandia ini memesan 200 unit MAX 200 senilai US$ 22 miliar. Ini merupakan jumlah pesanan yang terbilang fantastis untuk sebuah pesawat baru. Di antara maskapai dunia, nama ­Ryanair kesohor sebagai operator terbesar dengan modal Boeing 737 di Eropa dan operator Boeing 737 terbesar kedua di dunia setelah Southwest Airlines. Menurut CEO Ryanair, Michael O’Leary, pesanan yang terhitung besar ini terdiri dari 100 unit pesanan pasti dan 100 unit sebagai opsi (tambahan). Keluarga Boeing 737 MAX merupakan versi re-engine dari Boeing 737 NG (Next Generation) dengan beberapa penyempurnaan. Pesawat ini memiliki tiga model dasar, yakni MAX 7 (dikembangkan dari 737-700), MAX 8 (dikembangkan dari 737-800) dan MAX 9 (dikembangkan dari 737-900).

Kapasitas Besar

Seiring cepatnya perkembangan sektor penerbangan berbiaya murah, Boeing mengembangkan lagi satu va­ rian baru Boeing 737 MAX 200 dengan memakai basis fuselage MAX 8. Fuselage pesawat ini lebih panjang 2,2 meter ketimbang pesawat kompetitor dari Airbus A320neo. Dengan bodi lebih panjang, pesawat ini pastinya mampu memberikan ruang kabin yang lebih

fleksibel dan lebih lapang ketimbang A320neo. Bila dibandingkan dengan MAX 8, varian MAX 200 punya kapasitas pe­ numpang lebih besar. MAX 8 “hanya” berkapasitas sekitar 170 penumpang, sedangkan MAX 200 mampu mengangkut hingga 200 penumpang. Mengapa bisa terjadi peningkatan jumlah penumpang yang signifikan padahal seperti diketahui dua-duanya berangkat dari ukuran fuselage yang sama? Ternyata kuncinya terletak pada dihilangkannya dapur (galley) di dalam pesawat. Dengan hilangnya dapur, otomatis lebih banyak kursi dapat diselipkan di dalam kabin. Kursi yang dipilih pun bukan sembarangan. Boeing sengaja memasang kursi yang lebih tipis (slimline) sehingga pe­ numpang akan memiliki lebih banyak ruang kaki. Untuk mendukung kenyamanan penumpang, interior kabin dirancang dengan pitch (jarak antar kursi) sekitar 30 inci agar kaki penumpang tak beradu dengan sandaran kursi. Namun hilangnya dapur menjadi nilai minus tersendiri karena dipastikan tidak akan ada food service untuk penumpang.

Tambah Pintu

Agar pesawat baru ini lebih menarik, Boeing juga tak lupa melakukan sedikit modifikasi dengan penambahan pintu pesawat. Tidak seperti Boeing 737 sebelumnya, varian MAX 200 memiliki pintu

(exit door) tambahan, total ada dua pintu di belakang sayap. Keuntungan dengan dua pintu di belakang sayap ini adalah bila terjadi kondisi darurat akan lebih mudah dan lebih banyak penumpang dapat dievakuasi. Penyempurnaan lain yang patut dicatat, yaitu penggunaan Boeing Sky Interior (BSI) sebagai standar interior kabin bagi MAX 200. Konsep Boeing Sky Interior mulanya diluncurkan pada Oktober 2010 untuk melengkapi Boeing 737 NG. Dengan Boeing Sky Interior ini, MAX 200 memiliki tampilan modern dengan fitur yang terdiri dari sidewall, window reveal, Passenger Service Unit (PSU) deng­an speaker yang sudah terintegrasi, hingga Pivot Bin dengan kapasitas besar. Selain itu LED lighting pada interior kabin sanggup membawakan berbagai skema warna, seperti warna matahari terbenam (sunset) hingga skema warna langit biru. Semua ini tentunya membuat suasana kabin menjadi lebih nyaman dan menjadi lebih hidup.

Lekukan Ujung Sayap dan Power

Dari seluruh penyempurnaan dan perubahan yang dilakukan Boeing, winglet menjadi bagian yang paling terlihat jelas perubahannya. MAX 200 mendapat winglet gaya baru berjuluk “Advanced Technology Winglet”. Winglet ini memiliki tampilan radikal

di mana ujung sayap tak hanya melipat ke atas seperti umumnya winglet yang kita kenal, tetapi ujungnya melipat mi­ ring ke atas dan ke bawah. Secara visual winglet ini menjadi pemanis tampilan sayap pesawat dan tentunya sayap menjadi lebih indah dilihat. Menurut Michael Teal, chief project engineer Boeing 737 MAX, “Advanced Technology Winglet” merupakan hasil perpaduan antara desain blended winglet pada Boeing 737 NG dengan raked wingtip Boeing 777 dan 747-8. Seri MAX 200 ditenagai mesin jet baru CFM International LEAP-1B. Mesin baru ini menggunakan teknologi terkini yang mampu mengurangi emisi suara hingga 40 persen. Kelebihan lain memiliki emisi nitrogen oxide (NOx) 50 persen lebih rendah dari standar yang dikeluarkan oleh Komite Perlindungan Lingkungan Penerbangan (Committee on Aviation Environmental Protection/ CAEP) dari Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (International Civil Aviation Organization/ICAO). Untuk menarik calon pembeli, Boeing tak lupa selalu mempromosikan bahwa pesawatnya memiliki konsumsi bahan bakar per seat lebih rendah 20 persen dibanding pesawat single-aisle yang beroperasi saat ini. Secara keseluruhan, dengan kombinasi antara mesin, winglet dan perubahan aerodinamika, MAX 200 akan mampu menghemat konsumsi bahan bakar hingga 11 per­ sen. (Yudi Supriyono)


Classic

28 l Aviasi l November 2014

(Foto: wikimedia.org)

Belalang, Moda Pelatihan AURI P ADA 5 Oktober lalu, Tentara Nasional Indonesia (TNI) merayakan hari jadinya yang ke-69. Hari Ulang Tahun (HUT) ini mengingatkan peristiwa lahirnya Tentara Keamanan Rakyat (TKR) yang pada 5 Oktober 1945 masih bernama TKR Jawatan Penerbangan di bawah pimpinan Komodor Udara Soerjadi Soerjadarma. Hampir setiap tahun, para pengaman bangsa yang dulu dikenal dengan nama ABRI ini selalu menerbangkan pesawat jet militer dengan berbagai manuver guna memperingati hari jadinya. Tahukah Anda, bahwa industri pe­ nerbangan tanah air, ternyata hebat. Sayangnya produk lokal kita kalah pamor dengan produk luar negeri. Selain menghasilkan pesawat-pesawat terbaru saat ini, Indonesia melalui tang­an anak negeri, “dulu” juga pernah melahirkan beragam pesawat mungil. Belalang, adalah salah satu karya anak negeri. Ini bukanlah hewan yang kerap kita lihat, namun sebuah pesawat. Tak lain adalah pesawat ringan produksi LIPNUR (asal mula IPTN, sekarang PT Dirgantara Indonesia). Pesawat ini merupakan pengembangan atau konvensi dari varian Piper L-4J Cub, namun menggunakan desain low wing (sayap rendah). Ini tentu saja berbeda dengan L-4J yang mengadopsi desain high wing (sayap tinggi). Untuk power (kekuatan), pesawat ini menggunakan mesin Continental O-200-A model 90 A dengan power

75 kW (100 hP), menggantikan varian mesin Continental C-90-12F yang hanya berkekuatan 67 kW (90 horse power). Varian Belalang menggunakan kode NU-85/90 dikembangkan setelah sebelumnya LIPNUR juga mengembangkan prototype pesawat latih NU-25 Kunang. Prototype pesawat ini terbang perdana pada 17 April 1958 dan produksi pertama NU-90 dilaksanakan pada 1959. Belalang oleh AURI (sekarang TNI AU) digunakan sebagai pesawat latih. Dalam kiprahnya, Belalang oleh AURI, TNI AD dan Sekolah Penerbang LPPU Curug digunakan untuk mendidik calon penerbang di Akademi Angkatan Udara di Yogyakarta, Sekolah Penerbang Angkatan Darat di Semarang, dan terakhir Sekolah Penerbang LPPU Curug (sekarang STPI Curug) di Tangerang. Pada 24 April 1957, Seksi Percobaan ditingkatkan menjadi Sub Depot Penyelidikan, Percobaan & Pembuatan berdasar Surat Keputusan Kepala Staf Angkatan Udara No. 68. Selanjutnya, pada 1958 sukses diterbangkan prototipe pesawat latih dasar “Belalang 89” kemudian menjadi Bela­lang 90. Pesawat yang diproduksi hanya lima unit ini, kesemuanya tetap di­operasikan untuk mendidik calon penerbang di Akademi Angkatan Udara dan Pusat Penerbangan Angkatan Darat. Pengembangan dari tipe Belalang 85 dan Belalang 90, selanjutnya lahir Belalang 90A dengan menggunakan

mesin Continental O-200-A model 90 A berkekuatan 100 horse power, penggunaan glass cockpit dan perubahan pada bagian-bagian roda pesawat. Tentang industri aviasi, kita tidak boleh lupa Soekarno dalam pidato di Hari Penerbangan Nasional 9 April 1962 menyatakan bahwa “…...., tanah air kita adalah tanah air kepulauan, tanah air yang terdiri dari beribu-ribu pulau yang dipisahkan satu dari yang lain oleh samudera-samudera dan lautan-lautan. … tanah air kita ini adalah ditakdirkan oleh Allah SWT terletak antara dua benua dan dua samudra. Maka bangsa yang hidup di atas tanah air yang demikian itu hanyalah bisa menjadi satu bangsa yang kuat jikalau ia jaya bukan saja di lapangan komunikasi darat, tetapi juga di lapangan komunikasi laut dan di dalam abad 20 ini dan sete­ rusnya di lapangan komunikasi udara.”

Spesifikasi Belalang 90A • Awak: 2 pilot • Panjang: 7,70 meter (25 feet) • Rentang sayap: 9,50 meter (31 feet) • Tinggi: 2,03 meter (6 feet 8 inchi) • Luas sayap: 15.0 m² (161.5 sq feet) • Airfoil: USA-35B • Aspect ratio: 6 • Berat kosong: 230 kg (506 lb) • Berat maksimum saat lepas landas: 330 kg (726 lb) • Mesin: 1 × Continental O-200-A aircooled flat-four, 75 kW (100 hp) Performa Pesawat • Kecepatan jelajah: 130 km/jam (70 knots, 80 mph) • Jangkauan: 564 km (304 nmi, 350 miles) • Service ceiling: 3,700 meter (12,000 feet) • Rate of climb: 2.3 minute/second (460 feet/minute). (Gusthi Fikri Noor)

Pesaingnya Piper Aircraft

P

IPER J-3 Cub adalah sebuah pesawat kecil, sederhana, ringan yang dibangun antara 1937 dan 1947 oleh Piper Aircraft. Ini adalah pesawat ringan yang paling populer dan paling terkenal sepanjang masa. Tak heran jika kesederhanaan, keterjangkauan dan popularitasnya dijadikan pembanding dengan mobil Ford Model T . Pesawat ini dikenal dalam standar cat kuning chrome yang kemudian diberi julukan sebagai “Cub Yellow” atau “Lock Haven Yellow”. (*)


Aviasi l November 2014 l 29

Tokoh Penerbangan

(Foto: blogspot.com)

H.A.S HANANDJOEDDIN

Tokoh AURI dan Pelopor BKR Bangka Belitung

T

(Foto: blogspot.com)

Pergantian nama Lanud Tanjung Pandan menjadi Lanud H. Abdullah Sanusi Hananjoeddin adalah salah satu wujud komitmen generasi penerus sebagai bentuk penghargaan kepada para pahlawan TNI AU dengan mengabadikan sebagai nama Pangkalan Udara TNI Angkatan Udara yang masih menggunakan nama daerah.

anjung Pandan tidak hanya kaya akan tujuan wisata alam dan baharinya, serta bukan sekadar sebagai Bumi Laskar Pelangi. Bila Anda perhatikan saat mendarat di bandar udaranya, terdengar nama H.A.S Hanandjoeddin. Siapakah sosok itu? H.A.S Hanandjoeddin adalah seorang tokoh AURI sekaligus mantan Bupati Belitung. Sifatnya yang bersahaja dan merakyat telah meninggalkan kenangan tersendiri bagi masyarakat Bangka-Belitung. Pada 1967, H.A.S Hanandjoeddin yang saat itu berpangkat Letkol Udara dan bertugas di Pangkalan TNIAU Abdulrachman Saleh di Malang, di­minta pulang oleh rakyat Belitung untuk membenahi kampung halaman. Ia dilantik sebagai Bupati Belitung periode 1967-1972. Di masa kepemimpinan “Pak Long” demikian masyarakat memanggilnya saat menjabat sebagai Bupati Belitung, wilayah Belitung yang sekarang menjadi bagian dari Propinsi Kepulauan Bangka Belitung banyak mengalami kemajuan. Kontribusi Pak Long yang begitu besar antara lain meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD), memajukan pariwisata dan memajukan Sumber Daya Manusia (SDM) serta memberikan kesempatan lapangan kerja kepada masyarakat. Pria kelahiran Mempiu, Kecamatan Membalong, Belitung 8 Agustus 1910, sebelum revolusi kemerdekaan bekerja di dinas penerbangan Jepang bernama “Ozawa Butai”. Hanandjoeddin dikenal sebagai salah seorang pelopor pembentukan BKR Udara Jawa Timur di Pangkalan

Udara Bugis di Malang. Karier terak­ hirnya di militer adalah menjabat sebagai Komandan Kompi Pasgat di Lanud Palembang. Setelah pensiun dari TNI AU, Hanandjoeddin menjabat sebagai Bupati Belitung periode 1967-1972. Setelah Jepang kalah, berbagai sumber sejarah menyebutkan bahwa Hanandjoeddin bergabung pada TKR bagian Udara Lanud Bugis, Malang. Kemudian, ia diangkat sebagai kepala bagian teknik Pangkalan Udara Bugis dengan pangkat Letnan Satu TKR dan bertugas merawat dan me­ nerbangkan pesawat-pesawat Cureng, Cukiu dan Hayabusa yang dalam keadaan rusak sisa peninggalan Jepang. Hanandjoeddin melakukan uji terbang dan pelajaran cara menerbangkan pesawat pesawat Cukiu dengan penerbang Ali. Sejak diangkat menjadi Letnan Satu TKR Udara, Hanandjoeddin sering memimpin pasukan dalam perang kemerdekaan, baik pada Agresi Belanda pertama maupun kedua. H.A.S Hanandjoedin juga berperan aktif dalam mempertahankan kedaulatan Republik Indonesia, termasuk ikut menumpas berbagai pemberontakan di beberapa daerah, seperti Gerakan PKI di Pacitan, APRA di Bandung, serta pemberontakan PRRI di Sumatera. Untuk Nama Bandar Udara Di Tanjung Pandan, Kabupaten Belitung, Kepulauan Bangka Belitung, terdapat bandar udara bernama Buluh Tumbang (IATA: TJQ, ICAO: WIOD, sebelumnya WIKD). Nama Buluh Tumbang adalah nama wilayah

tempat bandar udara berada yang saat ini berada dibawah UPT Ditjen Hubud Kelas II. Untuk mengenang jasa-jasa beliau sebagai pejuang dan pendiri AURI serta kontribusi beliau pada pembangunan Kabupaten Belitung, maka pada 22 Oktober 2012, Bandar Udara Buluh Tumbang berubah nama menjadi Bandar Udara H.A.S Hanandjoeddin sampai sekarang. Pergantian nama Bandar Udara Buluh Tumbang di Tanjung Pandan menjadi Bandar Udara H.A.S Hananjoeddin merupakan salah satu bentuk komitmen dan penghargaan kepada H.A.S Hanandjoeddin alias Pak Long sebagai pahlawan dengan mengabadikan namanya sebagai nama bandar udara menggantikan nama sebelumnya yang masih menggunakan nama daerah. Mengutip dari sejarah Lanud H. AS. Hanandjoeddin, berdirinya Pang­ kalan TNI Angkatan Udara (Lanud) H. AS Hanandjoeddin berawal dari dibentuknya Detasemen Penghubung AURI di Pulau Belitung yang dikomandani oleh Sersan Udara Danu pada 11 April 1958. Setelah tiga bulan berjalan Detasemen Penghubung kemudian ditingkatkan statusnya menjadi Detasemen Angkatan Udara dengan Kapten Udara Sunardi sebagai komandannya. Selanjutnya pada 1960 Detasemen Angkatan Udara ditingkatkan statusnya menjadi pangkalan udara dan berada di bawah jajaran Kodau Me­ dan, Kemudian diangkat Kapten Basir Suryo sebagai Komandan Pangkalan Udara. (GR)


Kupas

30 l Aviasi l November 2014

(Foto-foto: Anto zq)

N-250, Burung Besi Pertama Buatan RI Bila pesawat ini tidak dihentikan produksinya, sangat mungkin pesawat jenis ATR, Bombardier dan sekelasnya tidak memadati penerbangan tanah air. N-250 adalah buatan negara berkembang yang kurang diperhitungkan dalam kancah industri pesawat terbang dunia.

Capt. Esther Gayatri Saleh Test Pilot PT Dirgantara Indonesia.

M

UNCULNYA pesawat terbang N-250 dilatarbelakangi oleh kebutuhan sarana angkutan udara saat itu yang masih mengguna­ kan pesawat produksi lama. Esther Gayatri Saleh, Test Pilot PT DI kepada Aviasi menyatakan rencana pengembangan N-250 pertama kali diungkap IPTN pada pameran kedirgantaraan Paris Airshow 1989 di Prancis. Dipilihnya pengkodean N-250 karena memiliki tiga arti penting. Kode “N” yang berarti Nusantara dikandung maksud bahwa pesawat ini adalah asli buatan Indonesia. Angka “2” berarti 2 mesin. Sedangkan angka “50” berarti mampu mengangkut 50 penum­pang. Pembuatan prototipe N-250 dimulai pada 21 Agustus 1992, bersamaan

dengan ulang tahun ke-16 IPTN. Pembangunannya ditandai dengan pemotongan komponen pertama (first part cutting) bagian sayap paling atas (upper outboard wing panel). “Prototipe pertama berkode PA-1 (Prototype Aircraft - 1) berhasil dikeluar­ kan dari hanggar (roll-out) pada 10 November 1994. Prototipe pertama ini oleh Presiden Soeharto dinamai “Gatotkaca”, yakni tokoh pewayangan yang sakti dan bisa terbang. IPTN meren­ canakan membuat empat prototipe, yaitu PA-1, PA-2, PA-3, dan PA-4. Namun hanya berhasil dibuat dua prototipe saja, PA-1 bernama Gatotkaca dan PA-2 bernama Krincing Wesi,” kata pilot wanita uji pesawat tersebut.

Fly-By-Wire, Sekelas Boeing 777

N-250 masuk katagori pesawat generasi baru yang dikembangkan berdasarkan sertifikat FAR 25/CASR 25. Pesawat ini memiliki kemampuan short take-off and landing (STOL) alias mampu lepas landas dan mendarat di landas pacu pendek. Sehingga kehadirannya cocok sekali untuk melayani penerbangan antardaerah dan antarpulau di tanah air. Esther dengan tegas menjelaskan IPTN mengembangkan N-250 dengan salah satu kelebihan penggunaan sistem kendali fly-by-wire. Dalam sistem ini, pilot mengirimkan informasi ke bidang kemudi di sayap dan ekor pesawat lewat kabel. Di antara pilot, flaps,

dan rudder ditempatkan micro processor. Kelebihan sistem ini adalah mampu mengurangi beban kerja pilot dan menekan tingkat human error. Dengan begitu apabila sewaktu-waktu pilot lengah dan melakukan kesalahan (human error), komputer bisa mengambil alih kemudi pesawat dan melakukan koreksi. “Dalam sejarah dunia penerbang­ an, N-250 tercatat sebagai pesawat komersial ketiga yang menggunakan teknologi canggih fly-by-wire, setelah pesawat jet Airbus A320 dan Boeing 777,” jelasnya. Bukti kecanggihan N-250 juga bisa dilihat dari kokpitnya yang modern dengan tampilan lima layar monitor yang terdiri dari primary flight display dan multifunction display. Kokpit ini didukung dengan sistem avionik canggih pada masanya, integrated digital avionic suites dengan EFIS (Electronic Flight Instrument System) dan dilengkapi IAPS (Integrated Avionic Processor System). Menurut Esther, bagian interior kabin tak luput dari perhatian. Diban­ ding pesawat sekelasnya, N-250 memiliki dimensi kabin yang paling luas deng­an lebar 107,7 inci. Dimensi kabin ini lebih luas ketimbang pesawat pesaing seperti SAAB 2000, ATR-72, Dash 8-300 maupun Fokker 50. Dengan kabin yang lebar, maka aisle (lorong) antara tempat duduk sebelah kanan dan kiri menjadi cukup lebar untuk dile-

wati trolley (kerete dorong). Selain itu kabin pesawat berpendingin penuh, setiap kursi penumpang memiliki lampu baca dengan tombol sendiri-sendiri. Desain interior kabin N-250 memiliki tiga keunggulan, pertama memiliki overheadbin (bagasi di atas kursi) deng­ an kapasitas besar, kedua memiliki layanan bagi penumpang (Passenger Service Unit/PSU) layaknya di pesawat badan lebar dengan hadirnya fasilitas hiburan seperti layar TV LCD, dan ter­ akhir yang tak kalah penting memiliki ruang lavatory (toilet) yang luas yang bisa dimasuki kursi roda. Sebagai sumber tenaga adalah mesin turboprop AE2100C buatan Allison yang dipadukan dengan enam bilah baling-baling buatan Dowty Aerospace Propellers (DAP) dengan daya besar hingga 2439 KW, yang memungkinkan N-250 melesat hingga kecepatan jelajah maksimum 330 knot atau sekitar 616 km/jam. Artinya, N-250 bisa sampai ke tempat tujuan lebih cepat, mengalahkan pesawat-pesawat saing­annya. “Sayang sekali program pengembangan pesawat canggih ini terpaksa dihentikan pada 1998 karena masalah pendanaan. Pada 15 Januari 1998, Pemerintah Indonesia menandatangani Letter of Intent (LoI) dengan IMF (International Monetery Fund). Berdasarkan LoI ini, dana anggaran dan non-ang­ garan yang ditujukan untuk programprogram IPTN harus dihentikan,” pungkasnya. (Yudi Supriyono)


Aviasi l November 2014 l 31

CRM, Kerja Sama Antarkru

(Foto: Eky Fajrin)

T

WO heads are better than one. Begitulah kalimat yang kerap kali didengungkan untuk menunjukkan manfaat yang baik dari bekerja sama. Namun apakah demikian ada­ nya? Belum tentu. Hal tersebut akan berlaku apabila kedua pihak memiliki kemampuan berkomunikasi serta memiliki kompetensi yang baik. Dunia penerbangan terus berkembang dengan pesat dan dinamis, peng­ operasian pesawat udara oleh dua cockpit crew (awak penerbang) merupakan tren pilihan pabrikan pembuat pesawat terbang komersial. Tren ini terutama dijalankan pada pesawat komersial yang kompleks yang pada umumnya dikenal dengan ‘Crew Resource Management’. Kedua cockpit crew yang menjalankan operasional pesawat udara, diharapkan dapat saling bersinergi agar penerbangan mencapai tujuan dengan aman dan efisien. Menurut data yang ada, human error atau faktor kelalaian manusia merupakan penyebab utama terjadinya kecelakaan pesawat udara dengan persentase hampir 80 persen, sedangkan 20 persen lainnya disebabkan oleh faktor mesin pesawat. Hal ini berbanding terbalik pada awal era dunia penerbangan dimulai di mana faktor kelalaian manusia hanya mengambil andil 20 persen saja dari penyebab terjadinya kecelakaan pesawat udara. Ketidakmampuan cockpit crew dalam bekerja sama terutama menghadapi tekanan dari keadaan abnormal telah mendasari diselenggarakannya sebuah pelatihan human factor yang fokus pada kemampuan mengendalikan keadaan, kepemimpinan dan mengambil keputusan secara bersamasama. Pelatihan CRM atau MCC (Multi Crew Coordination) ini melatih dan memberikan pengetahuan secara terus menerus mengenai kemampuan berkomunikasi secara efektif, pembagian pekerjaan, berkerja sama dalam sebuah tim serta panduan untuk bertindak sesuai deng­

an keadaan yang terjadi di cockpit dalam rangka pengoperasian penerbangan yang aman. CRM merupakan mandatory training di maskapai penerbangan Indonesia, baik untuk cockpit crew maupun cabin crew. CRM Training terus berkembang dan diperkaya dengan beberapa pelatihan pengayaan seperti TEM (Threat and Error Management), CFIT (Controlled Flight Into Terrain), ALAR (Approach and Landing Accident Reduction), LVO (Low Visiility Operation) dan lain sebagainya. Pelatihan MCC (Multi Crew Coordination) pada umumnya dimulai deng­ an kelas teori dasar CRM kemudian dilanjutkan dengan simulator untuk pengaplikasian CRM dan SOP (Standard Operational Procedure). Durasinya beragam, tergantung dengan institusi atau maskapainya masing-masing. Namun pada umumnya sesi simulator untuk MCC dilakukan dengan sejumlah lima sesi simulator. Setiap sesinya berdurasi empat jam, sehingga totalnya menjadi 20 jam simulator. Model LOFT (LineOriented Flight Training) adalah model pelatihan yang sangat efektif untuk MCC Training di simulator. Pelatihan CRM ini paling dirasakan manfaatnya oleh First Officer (Ko pilot). Terutama di negara dengan budaya Power Distance (jarak kekuasaan) yang tinggi seperti hampir kebanyakan Asia termasuk Indonesia, Amerika Latin dan lain sebagainya. High Power Distance ditunjukkan dengan sikap dominan dan hormat yang tinggi oleh pihak yang lebih tua, senior atau berpangkat lebih tinggi. Dalam hal ini, seorang first officer dapat dengan aktif mengawal penerbangan agar lebih aman serta diberi otorisasi untuk mengambil kendali pesawat apabila yang dilakukan sang captain sudah membahayakan. Guru yang baik datang dari peng­ alaman terutama pengalaman meng­ ambil keputusan yang salah. Namun guru yang terbaik adalah datang dari keputusan yang salah yang diambil oleh orang lain. Safe flight. (Bintang Rahmanto Sakti)

Pilot Lounge


Hukum & Regulasi

32 l Aviasi l November 2014

Kenaikan Tarif Penumpang Pelayanan Kelas Ekonomi (8-habis)

Fluktuasi Nilai Uang Dolar

Prof. DR. H. K. Martono, SH, LL. McSc

Dr Ariawan Gunadi SH MH

Penumpang antre di area check-in Terminal 2F Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta. Sejak 1 Oktober lalu, penumpang harus membayar Passenger Service Charge sendiri ke petugas maskapai. (Foto: Dnn)

S

Jika Anda berminat silakan hubungi: Sugiarto (085695583553)

ETIAP tiga bulan atau apabila terjadi perubahan peningkatan atau penurunan signifikan terhadap biaya operasi pesawat udara, Direktur Jenderal Perhubungan Udara melakukan evaluasi terhadap besaran dan pemberlakuan biaya tambahan yang telah ditetapkan. Apabila hasil evaluasi tersebut terdapat penurunan nilai kurs Rupiah terhadap nilai uang Dollar, maka peraturan Menteri Perhubungan Nomor 2 Tahun 2014 tersebut dapat dicabut dan dinya足takan tidak berlaku. Di samping itu, Direktur Jenderal Perhubungan Udara wajib melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan besaran biaya tambahan tarif penumpang pelayanan kelas ekonomi angkutan udara niaga berjadwal dalam negeri dengan memanfaatkan laporan dari masyarakat atau pengguna jasa transportasi udara yang dilengkapi dengan bukti-bukti tertulis yang mendukung. Bukti-bukti tersebut dapat berupa harga yang tercantum di dalam tiket, harga yang tercantum dalam reservasi elektronik, bukti pembayaran lain yang disamakan, pemberitaan agen (agent

news/price list) atau iklan dalam media cetak dan/atau elektronik.

Sanksi Pelanggaran

Badan usaha angkutan udara niaga berjadwal yang melakukan pelanggaran atas besaran biaya tambahan tarif penumpang pelayanan kelas ekonomi angkutan udara niaga berjadwal dalam negeri dikenakan sanksi berupa pengurangan frekuensi penerbangan, pembekuan rute penerbangan atau penundaan pemberian izin rute baru. Pemberian sanksi tersebut melalui tahapan peringatan I, II dan III dengan tenggang waktu masing-masing tujuh hari kelender. Sanksi pengurangan frekuensi atau pembekuan rute penerbangan berlaku untuk jangka waktu tiga bulan. Perusahaan penerbangan wajib mencantumkan kenaikan biaya tambah足an (surcharge) dalam tiket badan usaha angkutan udara tersebut.

Praktik Penjualan Tiket

Sebagaimana kita ketahui, persaingan antara perusahaan penerbangan semakin ketat. Karena itu dalam pelak足 sanaannya perusahaan penerbangan

mengelompokkan menjadi tiga kategori penjualan tiket pesawat dari masingmasing katagori harian (daily), kategori mingguan (weekly) dan kategori bulan足 an (monthly). Kategori harian (daily) harga tiket yang paling mahal adalah jam utama (prime time) antara pukul 06.00 sampai dengan pukul 09.00, sedangkan tiket paling murah antara pukul 12.00 sampai dengan pukul 15.00. Kategori mingguan (weekly) tiket paling murah adalah bepergian hari Selasa, Rabu dan Kamis, sedangkan tiket paling mahal adalah bepergian hari Jumat, Sabtu dan Minggu. Kategori bulanan (monthly) tiket paling mahal adalah masa liburan Natal dan Lebaran serta liburan anak sekolah yang biasanya banyak permintaan transportasi udara. Bagaimanapun mahalnya tiket yang dijual oleh perusahaan penerbangan tidak boleh lebih tinggi dari harga batas atas yang telah ditetapkan oleh Menteri Perhubungan. Dalam praktik, tiga tahun terakhir ini tidak ada perusahaan penerbangan yang melanggar ketentuan harga batas atas yang ditetapkan oleh Menteri Perhubungan. (*)


Aviasi l November 2014 l 33

Safety

Standar Safety Pelayanan Darat Pesawat Udara

Oleh Tjuk Soedarsono Instruktur Transportasi Udara & Praktisi Penerbangan

K

ASUS tersambarnya bagian kepala petugas porter oleh propeller pesawat udara Wings Air di Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali pada 14 Oktober lalu, menunjukkan betapa dalam memberikan pelayanan jasa penerbangan, belum semua petugas melaksanakan aspek 3 S + 1 C (Safety, Security, Service + Compliance) yang oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara digunakan sebagai “Standar Pelayanan Jasa & Sasaran Kinerja Penerbangan Sipil” untuk menekan/ meminimalisasi angka kecelakaan (minimize accident). Aspek 3 S + 1 C memiliki pengertian: 1. Senyum, Sapa dan Salam. 2. Utamakan dan budayakan keselamatan. 3. Berikan jaminan keamanan dan pelayanan terbaik. 4. Pergunakan regulasi yang sesuai (standar).

5. Jangan lupa untuk mengucapkan terima kasih. Standar keamanan selama proses pelayanan pesawat udara di darat sudah ada secara baku, selalu dikampanyekan dan update, serta harus dilaksanakan antara lain: 1. Beberapa waktu sebelum pesawat udara mendarat (sesuai kesepakat­ an antara penyelenggara angkutan udara & bandar udara), GSE (ground support equipment) baru diizinkan berada di “equipment staging area” (ESA) disekitar parkir pesawat udara, yang sebelumnya berada pada “equipment parking area (EPA)”. 2. Pesawat udara diparkir di apron, di “parking stand”. sesuai urutan dalam “aircraft safety area” (ASA) yang dibatasi oleh “apron safety lines” (ASL). 3. Ground support equipment (GSE) baru diizinkan mendekati pesawat udara setelah beberapa prosedur dilakukan: • Pengganjal roda (block whell) telah dipasang. • Mesin penggerak telah dimatikan. • Lampu anti bertabrakan (anti collision light) telah dimatikan. • Telah mendapat isyarat dari air crew. Terdapat bahaya pada pesawat udara, baik yang bermesin jet maupun propeller ketika mesin penggerak masih aktif (belum dimatikan). Bahaya tersebut datang dari arah depan, samping dan belakang: 1. Jarak aman dari sedotan (intake suction) arah depan mesin jet ketika sedang aktif pada posisi “idle power” adalah di luar delapan meter, semakin tinggi putaran mesin

ATR 72-600 dan Boeing 737-900ER berada di apron (landas parkir) Bandar Udara Internasional Juanda, Surabaya. (Foto: Dnn)

jet, semakin jauh jarak amannya. 2. Jarak aman dari semburan (jet blast) arah belakang mesin jet ketika sedang aktif pada posisi “idle power’ adalah di luar 46 meter, semakin tinggi putaran mesinnya semakin jauh semburan dari gas buangnya. 3. Jarak aman dari hembusan propeller pesawat udara dari arah belakang adalah diluar 23 meter. 4. Dilarang berada pada arah sam­ ping lurus dengan keberadaan putaran propeller, semakin tinggi putarannya, propeller semakin tidak terlihat (sehingga bisa menimbulkan asumsi propeller tidak berputar), raungan bunyi mesin akan teredam sekitar 40 desible ketika petugas mengenakan “ear devender” (ear-muff & ear plug) yang dipakai sekaligus secara bersamaan.

Standar Prosedur Operasi

Tiap-tiap Badan Usaha Angkutan Udara dan penunjangnya (ground handling), di mana di dalamnya terdapat unsur pelayanan seperti refueling service, catering service, clining service dan sejumlah kegiatan terkait lainnya, wajib menyusun standard operational procedure (SOP) untuk pelayanan selama “ground stop time” dari saat pesawat udara parkir dan telah terpasang block wheel sampai dengan pesawat udara tinggal landas dan seluruh petugas pelayanan operasional pesawat udara di darat wajib mematuhi aturan dimaksud. Salah satu kegiatan yang harus diikuti oleh seluruh petugas untuk dapat memberikan standar pelayanan

darat pesawat udara adalah dengan mengikuti “Ramp Safety Regulation & Awareness Training” yang umumnya dilakukan sebagai “initial training” saat petugas akan dipekerjakan di sekitar pesawat udara dan “recurrent training” manakala para petugas akan memperbarui lisensinya sekali dalam dua tahun. Pengawasan terhadap pemenuh­ an ketentuan peraturan di bidang keamanan dan keselamatan penerbang­ an dilakukan terhadap Badan Usaha Bandar Udara dan Badan Usaha Angkutan Udara, serta dilakukan oleh para inspek­tur Kantor Otoritas Bandar Udara sesuai kompetensi bidang tugasnya, sebagaimana dijelaskan pada BAB I Pasal 1 (ketentuan umum) Undang-Undang Republik Indonesia Tahun 2009. Otoritas Bandar Udara adalah lembaga pemerintah yang diangkat oleh Menteri dan memiliki kewenangan untuk menjalankan dan melakukan peng­ awasan terhadap dipenuhinya ketentuan peraturan perundang-undangan untuk menjamin keselamatan, keamanan dan pelayanan penerbangan. Terhadap pelanggaran yang dilakukan dapat dikenakan sanksi administratif berupa teguran, pembekuan, dan pencabutan terhadap izin operasi sesuai tahapan dan bobot pelanggar­ annya. Investigasi wajib dilakukan terhadap setiap pelanggaran (sebagaimana kasus di atas) dengan arah sasarannya lebih kepada “apa yang menjadi penyebab” dan bukan kepada “siapa yang menjadi penyebab” dengan harapan “agar kasus dengan sebab yang sama tidak terulang lagi”. (*)


MRO

34 l Aviasi l November 2014

Daur Ulang Bangkai Pesawat Solusi Aman dan Ramah Lingkungan

Pesawat tua yang sudah jadi “bangkai” di area Garuda Maintenance Facility, Cengkareng. Menurut beberapa pilot, ini sangat mengganggu pemandangan. (Foto: Tom)

S

ETIAP tahunnya penggunaan pesawat udara terus meningkat, seiring dengan peningkatan permintaan dan berkembangnya industri pener­ bangan dunia. Namun hal ini menimbulkan permasalahan tersendiri, karena juga diikuti dengan pensiunnya pesawat-pesawat lama yang sudah habis masa operasinya atau sudah tidak laik terbang. Pesawat bekas yang sudah tidak dipakai lagi, biasanya akan ditempatkan di suatu tempat penyim­ panan akhir pesawat udara (aircraft boneyard/scrapyard) atau di daur ulang. Di Indonesia cara yang kerap dilakukan adalah pesawat di daur ulang, selain mengurangi sampah pesawat, juga menguntungkan pemilik atau untuk mengurangi kerugian dengan cara memanfaatkan berbagai komponen yang masih berfungsi untuk dijual kembali. Proses daur ulang pesawat pada umumnya terdiri atas beberapa tahapan, yaitu: 1. Menghilangkan pesawat dari bahan berbahaya Pesawat terbang modern umumnya penuh deng­ an bahan beracun atau radioaktif serta cairan berbahaya yang digunakan untuk membuat pesawat beroperasi. Proses de-icing dan penyemprotan deng­ an pestisida pesawat adalah salah satu praktik yang biasa dilakukan. 2. Pembongkaran Mesin Mesin menjadi bagian paling bernilai di sebuah pesawat. Setelah dibongkar, jika memungkinkan, maka mesin diperbaiki dan dipasang ke pesawat lain.

Jika tidak mungkin diperbaiki, mesin itu pun dibongkar dan dipreteli suku cadangnya. Keuntungan yang diperoleh akan lebih banyak dengan menjual bagianbagian mesin secara terpisah, daripada menjual mesin secara utuh. 3. Pembongkaran Komponen (avionic dan elektronik)

Ketentuan Umum Pemotongan Pesawat • •

• •

Dilakukan oleh perusahaan dan orang yang berpengalaman di bidangnya. Didukung dengan peralatan kerja yang memadai seperti: Excavator grapple, crawler crane, bobcat loader, cutting torch, oxygen bottle, portable weight bridge, digital weighing scale dan alat pendukung kerja lainnya. Pemotongan pesawat tidak boleh dilakukan di luar jam kerja dan hari libur. Seluruh proses pemotongan pesawat menekankan pada sistem keamanan yang tinggi (safety and secure), seperti pesawat bekas yang akan dipotong harus dipastikan tidak ada sisa bahan bakar, harus sudah kosong, kalau perlu diguyur dengan air untuk memastikan semua larut. (*)

Pembongkaran komponen seperti instrumen kabin penerbangan, kotak hitam, pengatur suhu udara, kontrol penerbangan, bagian pendaratan seper­ti roda dan hidrolik, sistem bahan bakar dan interior kabin seperti pintu dan jendela, peralatan pendaratan pesawat (landing gear), hingga tinggal badan pesawat. Hampir sebagian besar bagian dari pesawat bisa dijual kembali, mulai dari tombol-tombol kontrol pe­ nerbangan hingga pintu dan jendela. 4. Memotong badan pesawat Badan pesawat tersebut dipotong-potong dan dihancur-leburkan menggunakan eskavator. Badan pesawat tersebut dipotong-potong menjadi potong­ an besi yang lebih kecil agar pengolahan menjadi scrap logam lebih mudah. 5. Pencacahan menjadi scrap logam Proses pencacahan ini dilakukan untuk mempe­ roleh serpihan badan pesawat yang lebih kecil lagi setelah diremukkan oleh eskavator dan biasanya menggunakan mesin penghancur. Bagian-bagian dari pesawat tersebut sebagian dimanfaatkan untuk digunakan kembali, atau dimanfaatkan perusahaan media film dan televisi, lembaga pelatihan penyelamatan penerbangan, dan untuk pe­ rabot rumah tangga. Juga bisa dipakai untuk kegiatan simulasi penerbangan, monumen, rumah, dan seba­ gainya. Sedangkan sisanya yang tidak dapat dipakai, dihancurkan menjadi serpihan logam untuk dijual secara kiloan. (RG)


Aviasi l November 2014 l 35

Medika

Fatigue dalam Penerbangan 24 jam (untuk awak kokpit dan awak kabin). 3. Minimum rest period (jam istirahat) adalah sembilan jam sebelum jadwal dinas berikutnya (untuk awak kokpit dan awak kabin). Peraturan ini diterbitkan atas dasar pertimbangan fisiologis tubuh manusia yang mengikuti ritme sikardian dalam pengaturan pola istirahatnya. Bila pengaturan tersebut tidak diikuti se­ bagaimana mestinya, maka awak kokpit dan awak kabin berpotensi tinggi me­ ngalami fatigue.

Gejala Awal Fatigue Dr. Wendri W.P Pelupessy, MKK, DKK, AME Praktisi Kesehatan Kerja & Kesehatan Dirgantara Owner - Occupational Health Advisor Dr. Pelupessy and Associates Ph. + 62 813 2270 1326 PIN 75079C2A

F

ATIGUE berasal dari bahasa Latin yaitu “fatigare” yang berarti hilang lenyap (waste-time). Secara umum dapat diartikan sebagai perubahan dari keadaan yang lebih kuat ke kondisi yang lebih lemah. Dalam pengertian kedokteran adalah penurunan kekuatan otot yang disebabkan kehabisan tenaga dan pe­ ningkatan sisa-sisa metabolisme. Dalam pengertian psikologi adalah keadaan mental dengan ciri-ciri menurunnya motivasi, ambang rangsang yang menaik/tinggi, menurunnya kecermatan dan kecepatan pemecahan persoalan. Bagi praktisi kesehatan dirgantara yang memandang manusia secara utuh, fatigue ialah berkurangnya performa keahlian dikarenakan penggunaan keahlian itu terlalu lama atau berulangulang. Hal ini dapat diperbesar oleh faktor-faktor stres fisik, fisiologis dan psikologis. Faktor utama terjadinya fatigue yaitu: waktu harian (antara pukul 00.00 dan 06.00 adalah waktu yang buruk); utang tidur yang menumpuk (akumulasi lebih dari 8 jam adalah hal yang buruk); utang tidur sesaat (kurang dari 8 jam tidur dalam periode 24 jam sebelumnya adalah hal yang buruk); waktu terjaga yang kontinyu (lebih dari 17 jam sejak periode tidur “utama” terakhir adalah hal yang buruk); dan waktu kerja (bekerja secara kontinyu tanpa jeda rehat). Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 28 tahun 2013 tentang PKPS Bagian 121 Subbag P No 121.465 dan 121.467 mengatur secara khusus tentang Jam Terbang, Jam Kerja dan Jam Istirahat bagi Awak Kokpit dan Awak Kabin. Secara umum semua personel­ yang berkualifikasi dalam industri penerbang­an diatur secara ketat oleh sistem penjadwalan dinas dengan ketentuan dasar sebagai berikut: 1. Maksimum flight time (jam terbang) adalah sembilan jam dalam penjadwalan 24 jam (khusus untuk awak kokpit). 2. Maksimum duty period (jam kerja) adalah 14 jam dalam penjadwalan

Gejala-gejala subjektif yaitu: sakit kepala yang tak jelas sebabnya, hilangnya nafsu makan, diare, banyak berkemih, fisik lesu. Gejala-gejala objektif, yaitu: tension tremor, respons kaget meningkat, bertambahnya konsumsi rokok dan alkohol, bertambahnya nafsu seks, mudah tersinggung, mencari kesalahan, terlalu kritik, cemas dan takut, preokupasi dan absent mindedness, tidak tegas, gagal bergaul, mengambil risiko yang tak perlu dalam penerbangan.

Gejala Akhir Fatigue •

Gejala-gejala subjektif yaitu: gangguan yang tak jelas pada penglihatan dan pendengaran, gangguan dada yang tak jelas

(Foto: Danang)

(nyeri dada sebelah kiri, palpitasi, sukar bernapas), sensasi panas saat berkemih, konsentrasi dan tingkat keasaman yang tinggi, susah buang air besar dan perut membesar, perasaan tidak enak atau sakitsakit pada tungkai yang tak jelas, sukar tidur dan tak dapat istirahat, tidak sanggup berkonsentrasi lama, nafsu seks berkurang, pingsan mendadak. • Gejala-gejala objektif yaitu: berkurangnya respons kaget, kondisi bingung dan penuh ketakutan, merasa tidak/kurang berharga, berkurangnya minat-semangat (drive)-perhatian-ingatan, berkurangnya kebersihan pribadi, tidak suka bergaul, timbul kedutan pada pelupuk mata dan otot wajah, timbul gagap (stuttering), gangguan irama jantung. Gejala-gejala ini perlu diperhatikan/ diikuti mengingat tidak adanya pengukuran fatigue secara jelas. Praktisi kesehatan dirgantara harus mengenal status terkini dari awak pesawat, baik status fisik maupun mentalnya; apabila didapati salah satu gejala, observasi baik-baik tingkah lakunya, kalau perlu diambil tindakan. Ada beberapa test yang dapat dipakai untuk mengukur kelelahan seperti Schneider Test, Bourdon Wiersma Test, Flicker Fusion Test, Uji Waktu Reaksi dan pemeriksaan EEG

Pencegahan Fatigue •

Tidur Tidur adalah suatu cara istirahat yang sangat baik. Tidur harus cukup. Lama tidur sering tidak sama tiap individu. Untuk awak pesawat rata-rata delapan jam sehari. Akomodasi harus baik, jauh dari gangguan-gangguan dan keributan, harus dipisahkan dengan yang bukan awak pesawat. Kalau memungkinkan, pilot dipisahkan dari crew yang lain. • Masa off duty Harus digunakan sebaik-baiknya dan santai. Jangan sampai malah melelahkan. Misalnya esoknya mau terbang malamnya begadang sampai malam. • Masa cuti Harus diambil dan dijalani dengan sebaik-baiknya, terutama penting untuk mencegah chronic fatigue. Masa bersama, bersenang-senang dengan keluarga sangat berguna untuk mengembalikan kesamaptaan fisik dan mental awak pesawat. • Selama operational duty Harus diperhatikan dan diikuti reaksi penerbangannya. Kalau ada hal-hal yang mencurigakan harus cepat diambil tindakan. Yang penting setiap selesai tugas harus istirahat sempuma. • Penyediaan fasilitas istirahat pada pesawat. Ini pada pesawat angkut di mana waktu penerbangannya lama dan ada crew pengganti. (*)


Destinasi

36 l Aviasi l November 2014

Nuansa Religi di Kelenteng Boen Tek Bio S Kelenteng Boen Tek Bio atau kelenteng Kebajikan Benteng atau Wihara Padumattara ini dulunya hanya berupa bangunan sederhana yang terbuat dari tiang bambu dan atap rumbia

(Foto-foto: Eky Fajrin)

ALAH satu kelenteng tertua di Banten ada di kawasan Pasar Lama, di Jalan Bhakti No. 14 Kelurahan Sukasari, Kecamatan Tangerang. Tangerang adalah kota tempat di mana Bandar Udara Soekarno Hatta berdiri. Karena berada di lingkungan pasar tradisional, jika Anda berkunjung ke kelenteng ini, haruslah melewati jajaran kios pedagang tradisional. Sekitar 100 meter dari gang pasar, barulah terlihat sebuah bangunan megah yang di­ dominasi dengan warna merah. Memasuki kelenteng, dua buah patung singa akan langsung menyapa kita di halaman depan. Masuk lebih dalam lagi ke kelenteng, kita langsung berhadapan dengan altar utama, terdapat beberapa altar dewa, seperti altar penguasa langit, bumi dan air, altar Sang Buddha, altar Tuhan dan terutama altar Dewi Kwan In, yang menjadi tuan rumah di kelenteng ini. Selain di altar utama, juga terdapat patung dewa-dewi lainnya yang di­ sembah oleh umat Buddha, Kong Hu Chu dan Tao, seperti dewa pelindung Kelenteng, raja neraka, dewa imigran, dewa peperangan dan dewa-dewi lainnya. Semua patung dewa ini terletak di altar terpisah yang letaknya berjajar di sisi altar utama. Kelenteng Boen Tek Bio memiliki luas bangunan ± 2.955 m² dan bangun­ an utama pemujaan seluas 1.655 m². Denah bangunan berbentuk persegi panjang dan konstruksi bangunan

peribadatan ini terbuat dari kayu. Bangunan ini menghadap ke selatan dengan dua gerbang untuk masuk dan keluar pengunjung. Selain itu, di belakang bangunan utama terdapat bangun­an tambahan/baru dengan pintu masuk menuju bangunan baru berupa pintu paduraksa yang terdapat hiasan stupa di atasnya. Bangunan baru digunakan sebagai lokasi Dharmasala dan sekolah agama. Oey Tjin Eng, pengurus Kelenteng Boen Tek Bio, menyatakan bahwa di sini juga ada barang-barang antik, seperti lonceng yang dibuat tahun 1835. Kemudian altar Tuhan (Tien si Lo) dibuat tahun 1839, kemudian juga Singa Batu (Ciok Sai) buatan tahun 1827. Kelenteng Boen Tek Bio atau kelenteng Kebajikan Benteng atau Wihara Padumattara ini dulunya hanya berupa bangunan sederhana yang terbuat dari tiang bambu dan atap rumbia. Namun seiring dengan berjalannya waktu dan bertambahnya umat, kelenteng ini kemudian diperbaiki dan direnovasi sebanyak dua kali hingga tercipta bangun­an yang ada seperti sekarang ini. Kelenteng tersebut memiliki ke­ terkaitan dengan Kelenteng Boen San Bio dan Klenteng Boen Hay Bio, bermakna kebajikan setinggi gunung dan seluas lautan. Selain itu, secara Hong Sui (tata letak/geomensi) posisi Kelenteng Boen Tek Bio bersandar pada gunung dan memandang lautan. (Eky)


Aviasi l November 2014 l 37

Destinasi

(Foto: blogspot.com)

B

Ngurbloat, Terhalus dari Negeri di Atas Tiga Pulau

erjalan-jalan selama setengah hari atau sehari penuh di hari libur atau di antara acara konferensi selalu menjadi pengantar yang indah dalam tujuan wisata yang baru, baik ke kota-kota besar yang belum pernah dikunjungi, seperti Jakarta, maupun ke daerah-daerah lain untuk melihat landmarknya, belajar tentang sejarah dan budaya atau menikmati alam sekitarnya. Kota Tual adalah salah satu kota destinasi wisata yang patut Anda coba. Tual, merupakan salah satu kota kecil yang berada di Pulau Kei, Maluku Tenggara. Dengan luas wilayah 19.448,13 Km², kota yang terkenal dengan sebutan “Negeri di Atas Tiga Pulau” ini terdiri atas kumpulan gugusan kepulauan yaitu, Pulau Dulah, Pulau-Pulau Kur dan Kepulauan Tayan­do dengan panjang garis pantai mencapai 338,50 Km2. Secara keseluruhan kota ini merupakan kota kepulauan (city of small islands) yang terdiri dari gugusan pulau-pulau kecil berjumlah 66 pulau, 13 pulau diantaranya berpenghuni, memiliki sumberdaya kelautan dan perikanan yang melimpah serta kondisi pulau-pulau kecil yang indah. Konon menurut hikayat setempat, leluhur orang Kei berasal dari Bal (Bali), wilayah Kerajaan Majapahit di kawasan Barat Nusantara. Konon, dua perahu utama berlayar dari Pulau Bali menuju ke Kepulauan Kei, masing-masing dinahkodai oleh Hala’ai Deu dan Hala’ai Jangra. Setibanya di Kepulauan Kei, kedua

perahu tersebut terpisah, Perahu rombongan menepi di Desa LerOhoylim, Pulau Kei Besar. Sedangkan rombong­an Deu berlabuh untuk pertama kalinya di Desa Letvuan, Pulau Kei Kecil. Seperti kota-kota lain di pesisir pantai, kota Tual memiliki beragam pantai yang indah nan perawan. Salah satunya Pantai Ngurbloat. Pantai Ngurbloat merupakan pantai deng­an pasir putih terhalus dan terbaik di dunia. Ngurbloat dalam bahasa Kei (bahasa etnik evav) berarti pasir yang panjang. Pantai ini sering disebut oleh masyarakat lokal deng­ an sebutan “Pantai Pasir Panjang” yang letaknya tak jauh dari kota Tual. Pantai Ngurbloat yang terletak di Desa Ngilngof di bagian barat Pulau Kei Kecil dan berjarak sekitar 20 kilometer dari Tual, ibukota Kabupaten Maluku Tenggara. Pantai ini membentang sejauh 5 Km. Sepanjang pesisir pantai, pepohonan kelapa berjajar melengkapi indahnya laut biru yang akan membuai Anda untuk betah berlamalama menikmati setiap keindahan di pantai ini. Selain itu, warna pasir Pantai Ngurbloat ini putih cerah dan sangat lembut. Dalam kondisi mendung pun, pasir pantai tetap terlihat berkilau dan cukup menyilaukan mata. Pada saat kondisi panas terik, pasir pantai ini tidak ikut menjadi panas seperti pasir-pasir pantai pada umumnya. Kelembutan pasir yang ada di Pantai Ngurbloat diyakini masyarakat

hanya dapat ditandingi oleh kelembutan tepung. Kondisi itulah yang membedakan Ngurbloat dengan pantai lainnya. Butiran pasir pantai yang halus menjadikan kulit terasa nyaman saat bersentuhan dengannya. Tak heran, bila pantai inipun di klaim sebagai pantai terhalus di dunia. Di kawasan pantai itu Anda juga bisa berenang. Lokasinya cukup aman dan luas karena Pantai Ngurbloat sangat landai. Pulau-kecil yang terletak berhadapan dengan pantai itu membuat ombak laut di pantai tersebut tidak terlalu besar dan arusnya pun tidak terlalu kuat. Hamparan luas pasir putih di Pantai Ngurbloat ini sangat me­ nyenangkan bagi Anda yang senang berjalan-jalan dan bermain di pinggir pantai. Bahkan Anda yang hobi berolahraga, Ngurbloat cocok untuk tempat bermain voli pantai, sepak bola, atau lari pagi. Pantai ini pun sangat cocok sebagai tempat snorkling Anda. Saat-saat terbaik untuk berkunjung ke Pantai Ngurbloat adalah pada

April-Mei dan Oktober-Desember, karena pada bulan-bulan ini cuaca cerah dan ombak di pantainya cenderung tenang. Untuk urusan menginap Anda juga tak perlu khawatir. Banyak resor yang berlomba menawarkan fasilitas terbaik­nya. Harga homestay berkisar antara Rp150.000 sampai Rp 200.000 per malam. Jika Anda ingin fasilitas dengan makanan lengkap yaitu untuk makan pagi, makan siang dan makan malam, Anda hanya perlu menambahkan biaya sebesar Rp100.000 per orang. Bagi Anda yang ingin berkunjung ke Maluku Tenggara, Anda dapat menggunakan pesawat ataupun kapal laut dari Ambon. Setiba di Ambon, cara tercepat adalah Anda melanjutkan perjalanan melalui udara dari Bandar Udara Patti­mura, Ambon, menuju Bandar Udara Dumatubun di Langgur yang ditempuh sekitar 1,5 jam dengan menggunakan pesawat berbadan kecil. Hampir setiap hari banyak terdapat penerbangan dari Kota Ambon menuju Langgur. (Honesta Cheryle)

Penerbangan Jakarta (CGK) – Tual (LUV) Rute Penerbangan

Jakarta (CGK) – Ambon (AMQ) – Tual (LUV)

Waktu Tempuh

± 8 jam 42 menit.

Maskapai Penerbangan

Wings Air, XpressAir dan Trigana Air: Ambon (AMQ) – Tual (LUV)

Frekuensi Penerbangan

6 kali dalam seminggu

Transportasi menuju Ngurbloat dari dan/ke Bandar Udara Dumatubun

Mobil/motor sewaan


Hotel

38 l Aviasi l November 2014

HOTEL BUDGET

Lebih Dekat dengan Bandar Udara Soetta

Jelajahi Indonesia dengan Keluarga ibis

A

CCOR, operator hotel internasional terkemuka di Asia Pasifik dan Indonesia, kembali mengumumkan program “Jelajahi Indonesia dengan keluarga ibis”, untuk mengeksplorasi Indonesia dan memberikan tawaran kepada wisatawan untuk menginap di lebih dari 30 jajaran keluarga hotel ibis (ibis Styles, ibis dan ibis budget) di 13 kota. Program ini menawarkan hadiah menarik, termasuk sarapan gratis untuk dua orang, akses internet Wi-Fi gratis dan voucher makan Rp 50.000 per kamar, per masa inap. Program ini dapat dinikmati dengan tarif kamar mulai dari Rp 355.000 (sekitar US$ 30). Anda dapat mengakses www.accorhotels.com. Namun ada keistimewaan bagi para anggota loyalty Accor. Anggota Le Club Accorhotels dan Accor Advantage Plus akan mendapatkan poin dan kesempatan untuk memenangkan sebuah Samsung Galaxy S5 yang diundi setiap bulan. Selain itu, anggota Accor Advantage Plus akan menikmati diskon tambahan 15 persen. Dalam program ini, Accor bermitra dengan BNI dan Garuda Indonesia, di mana pemegang kartu kredit BNI dan keanggotaan Garuda Indonesia berhak mendapatkan tambahan diskon 10 persen hanya dengan memesan kamar melalui accorhotels.com/bni atau accorhotels.com/garuda. Adi Satria, Vice President - Sales, Marketing & Distribution, Accor Malaysia, Indonesia and Singapore mengatakan program ini mendorong wisatawan untuk mengeksplorasi lebih dari apa yang ditawarkan di Indonesia. Tahun lalu, program ini sukses besar dan menghasilkan hampir 25.000 room nights di jajaran keluarga hotel ibis di seluruh Indonesia. Accor bangga bahwa program ini terus berkembang karena merupakan initiatif yang efektif untuk menyosialisasikan tiga brand ibis “ibis Styles, ibis dan ibis budget” ke pasar. (*)

(Foto: Dok. Accor)

(Foto: Istimewa)

B

ERLOKASI strategis hanya 5 menit dari Bandar Udara Internasional Soekarno - Hatta, Hotel Amaris menawarkan kenyamanan maksimal untuk para tamu yang meng­alami keterlambatan penerbang­an atau Anda yang berencana ingin berangkat lebih awal. Hanya beberapa menit ke pusat bisnis dan perbelanjaan Tangerang City, Amaris Hotel Airport juga melayani para tamu yang memiliki tujuan bisnis di wilayah Jakarta dan Tangerang. Hotel ini dilengkapi dengan 118 smart room, layanan internet gratis, safe deposit box in every room, free airport transfer based on availability dan layanan lainnya. Hotel smart ini menyediakan semua fasilitas dasar tamu yang dapat dinikmati secara mudah dan nyaman. (Eky Fajrin)

Bermalam di Tangerang

NOVOTEL PERTAMA DI BANTEN

Novotel Tangerang City Diresmikan

Kiri ke kanan: Windiarto, General Manager, Novotel Tangerang; Gerard Guillouet, Chief Operating Officer, Accor Malaysia, Indonesia and Singapore; Mari Elka Pangestu, Menteri Pariwisata & Ekonomi Kreatif Republik Indonesia; Amin Supriyadi, Commissioner, TRIVO Group; Robert Yapari, Direktur Utama, TRIVO Group, Calvin Lukmantara, Vice President, TRIVO Group. (Foto-foto: Eky Fajrin)

O

PERATOR hotel internasional terbesar di Asia Pasifik dan Indonesia, Accor pada 15 Oktober lalu meresmikan Novotel pertama yang hadir di propinsi Banten. Berlokasi di TangCity Mall di dalam kawasan superblock, Novotel Tangerang menjadi pilihan akomodasi favorit bagi wisatawan, kru pesawat, maupun pebisnis. Khusus bagi air crew, Novotel

Tangerang dapat ditempuh 30 menit berkendara dari Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta. Chief Operating Officer, Accor Malaysia Indonesia dan Singapura Gerrad Guillouet menuturkan, “Kami sangat antusias memperkenalkan Novotel Tangerang yang merupakan hotel ke-85 yang dioperasikan oleh Accor di Indonesia.”

Sebagai hotel Novotel pertama di Tangerang dan hotel yang mengedepankan elemen-elemen terbaik dan berkualitas modern, Accor optimistis menjadi benchmark baru sebagai hotel bisnis berstandar internasional terbaik di Tangerang, Banten. Acara peresmian tersebut juga dihadiri Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf ) Maria Elka Pangestu. Dia menuturkan kehadiran Novotel Tangerang diharapkan mampu mendorong meningkatnya kunjungan wisatawan nusantara dan mancanegera ke kota Tangerang seba­ gai secontier city yang kini berkembang sebagai kota bisnis. Novotel Tangerang memiliki 266 kamar, 17 di antaranya adalah executive suites, satu ballrom untuk kapasitas 2.000 orang, restoran, bar, spa, fitness center, lounge, kolam renang dan beberapa fasilitas lainnya. (Eky Fajrin)

(Foto: samalihotels.com)

T

IBA di Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta Anda tak perlu khawatir untuk mencari penginapan, hanya berjarak 12 km, Anda dapat memilih Hotel Allium Airport. Akomodasi ini memiliki kamar tamu dengan desain penuh gaya dan mengadopsi tema dari lingkungan industri di sekitarnya, selain itu juga bergaya segar perkotaan, namun hangat dan didukung layanan yang ramah. Hotel ini menyediakan akses internet gratis, ruang pertemuan meeting rooms yang tematik, restoran, pusat kebugaran/fitness centre dan kolam renang. Untuk Anda yang melakukan pemesanan 10 hari lebih awal akan mendapatkan diskon 15 persen. Hotel yang berlokasi di Jl Benteng Betawi Tangerang ini memiliki 157 kamar standard dan suite, termasuk 113 kamar bebas merokok dan lima kamar connecting. Setiap kamar di Allium Hotel Tangerang dilengkapi deng­ an layar datar TV LCD dan berbagai pilihan saluran televisi kabel internasional, mini bar dan mesin pembuat kopi. (Eky Fajrin)


Aviasi l November 2014 l 39

Panen Tour Layani 24 Jam

Tour & Travel

Skandinavia Rute Baru KIA Tour

B

(Foto: Eky Fajrin)

(Foto: Eky Fajrin)

B

ERLIBUR ke Eropa, Korea dan Jepang masih menjadi andalan sejumlah tour and travel, tak terkecuali Panen Tour yang juga menggarap wilayah tujuan tersebut. Namun, Panen Tour memberikan diskon US$ 100 bagi 10 orang pertama dalam satu grup yang mendaftar. Panen Tour memberikan kisaran

harga dari low season, yakni senilai US$ 488 dan high season senilai US$ 3.388. Tak ingin ketinggalan dengan kompetitor travel lainnya, Panen Tour juga menghadirkan dan melayani wisata kapal pesiar, yaitu Costa Victoria minimum empat orang. Selain itu, domestik juga dilayani oleh perusahaan yang berkantor di

Jakarta ini. Mereka melayani berbagai tujuan di Indonesia, seperti Bali, Yogyakarta, Danau Toba, Pulau Komodo, hingga Raja Ampat. Panen Tour menghadirkan hotline 24 jam sebagai bentuk pelayanan bagi masyarakat yang ingin berlibur sewaktu-waktu tanpa kendala waktu dalam pemesanan. (Eky)

ANYAK sudah perusahaan travel yang melayani liburan ke Eropa, China, Korea dan Jepang. Kini KIA Tour & Travel menghadirkan tujuan terbaru, yaitu ke negeri Skandinavia untuk satu grup minimal 15 orang. KIA Tour & Travel juga memberikan all in diskon US$ 650 dengan tujuan wisata ke Korea, karena saat ini Korea menjadi salah satu daerah tujuan wisata andalan KIA di mana dalam satu minggunya dapat memberangkatkan 2-3 grup. Berbicara target hingga 2014 ini, Agung salah seorang karyawan KIA Tour & Travel menjelaskan, bahwa saat ini perusahaannya menargetkan 2.000 orang wisatawan dapat diberangkatkan. Biro perjalanan ini optimis selama Natal dan pergantian tahun baru akan banyak orang yang akan berlibur. (Eky)

Pick Up Point AVIASI

KENCANA BETAWI (021) 94581915 Jl. Raya Daan Mogot KM 2 Suka Mas Tangerang

BBC PALASARI Jl. Palasari TISERA JATOS Jatinangor Townsquare TISERA CIMAHI Cimahi Mall YOYGA EXPRESS Cihampelas Walk JOINT AGENCY (0251) 8323863 Jl. Sancang No.23 Bogor Baru

JAKARTA SELATAN

RIZKY (021) 74708869 Pamulang Permai I Depan, Blok SH 10 No. 8

GUNARAYA AKSARA (022) 6036548 Jl. DR Junjun Dalam No. 4 Pasteur Bandung

ARIEL MEDIA (021) 95553047 Jl. Pertigaan Srengseng Sawah

UNIBAJA 081317385530 Giant Melati Mas Serpong

GEMY 6120106

JAKARTA BARAT

JARISMAN 08129562310 Superindo, Jl. Daan Mogot Ciledug

JAKARTA PUSAT KEDATON (021) 4251181 Budi Oetomo, Gunung Sahari AMRUL (021) 32293132 Jl. Kramat Sentiong No. 45 TOKO BUKU GUNUNG AGUNG 13 (021) 3911335 Kwitang 06, Senen

IQBAL (021) 5328526 Jl. Pulo Kenanga Raya No.11 RT 08/08 Grogol Utara CENTRAL KUMALA SAKTI (021) 56944326 Taman Ratu C1/1, Tanjung Duren LA MAGAZINE (021) 58350253 Jl. Kembangan Selatan No.01 Rw 01 No.30 Puri

JAKARTA TIMUR DWITAMA (021) 98856523 Pondok Gede - Bawah Jembatan Cawang - Bursa Pagi SIKIN (021) 68377735 Jl. Cililitan Besar (Depan Pusat Grosir Cililitan) RISS (021) 8703630 Jl. Raya Bogor Km 26.7 (Kiwi) Pekayon Pasar Rebo HERMES (021) 87794888 Kramat Jati AGUS TAMINI 081319644860 Jl. Raya Pondok Gede, Depan TAMINI Square

TANGERANG FERDIAN (021) 7370284 Jl. Bima Raya No. 46 Bintaro ALMIRA (021) 90695305 Jl. Ir Juanda No.34 Ciputat

REZA (021) 99711052 Jl. WR Supratman Pondok Ranji Raya No.3 Bintaro CHEKY 082111919799 Jl. Raya Serpong No.104 (Depan Serpong Plaza)

BURSA MEDIA DORA 081286010198 MALL Ciputra PARAMUKTI SELAMET 085216697043 Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta

JAWA BARAT GUNARAYA AGENCY ANEKA Jl. Pasirkaliki 151 KHARISMA BTC BTC Fashion Mall Pasteur D’CLAWS FoodCourt Inti Laut Jl. Surya Sumatri BBC-GIANT Pasteur Hyperpoint SINGGALANG Jl. Karapitan 64-65 MINIMARKET RSA LIMIJATI Jl. Riau 39 SANTI TB Jl. SultanTirtayasa 32 PT ZOE AKSARA Jl. Pager Gunung No. 3 BBC SUCI Jl. P.H. Mustopha No.7 TOGAMAS SUPRATMAN Jl. Supratman 45 TOGAMAS BUAHBATU Jl. Buah Batu 178 RUMAH BUKA Jl. Supratman 96 GUBUK DONGENG Jl. Ciumbuleuit 151 TGA BIP BIP Mall Jl. Merdeka

COUNTER GRAMEDIA SPECIAL OUTLATE BSM Trans Studio Mall Jl. Gatot Subroto IP Istana Plaza Jl. Pasirkakili 121-123 MDK Jl. Merdeka 43 PVJ Paris Van Java Jl. Sukajadi 137-139 CITYLINK Festival Citylink Lingkar Selatan

DAMAI (061) 4142734 Jl. Riau No.89, Medan YOLISH (061) 7356388 Jl. Halat Gg Tengah No. 58G Medan AMPERAWADI 08126411021 Jl. Eka Rasmi Gg Pipa II No. 8D Medan Johor

JAMBI GLORIA (0741) 31842 Jl. Halim Perdanakusuma No.29 Jambi

SUMATERA SELATAN SRIWIJAYA PUTRA (0711) 318143 Jl. Cek Syech no.225 Ilir Palembang

BENGKULU ZALDY (0736) 24291 Jl. Soekarno Hatta No.187, Kota Bengkulu

LAMPUNG

COUNTER GRAMEDIA

TOHOMA (0721) 261839 Jl. Raden Intan No. 124A Tanjung Karang

COUNTER GRIYA

INTISARI (0721) 264026, (0721) 251904 Jl. Kartini No. 06 Tanjung Karang

TASIK Plaza Asia Jl. KHZ Mustofa 326 Tasikmalaya GRIYA PASTEUR Jl. Dr. Junjunan Pasteur GRIYA SETRASARI Jl. Ters Dr.Sutami Blok C3 RIAU JUNCTION Jl. LLRE Martadinata 17-21 YOGYA CIWALK Cihampelas Walk

KALIMANTAN BARAT RIDHO AGENCY (0561) 775843 Jl. Apel Gg Apel 1 No. 9 Pontianak

JAWA TENGAH

KALIMANTAN TENGAH

LESTARI (024) 3557003 Jl. MH Thamrin No. 82 Semarang

ANANG SUKRI (0536) 52756789 Palangkaraya

TB ABC (0271) 644345 Jl. Slamet Riyadi No.30A, Solo

SULAWESI

YOGYAKARTA IRVAN (0274) 4462368 Jl. Asem Gede No.2 Krangkungan RT 08/03 Condong Catur, Depok, Sleman

SUMATERA UTARA SURYA (061) 4147563 Jl. Riau No.83, Medan

KEMBAR (0451) 423912, 08159327200 Jl. Seroja No.29, Palu, Sulawesi Tengah

BALI TOKO BUKU CORSICA (0361) 226358 Jl. Sumatera No. 46, Denpasar

TOKO BUKU: Jaringan TB. Gramedia Jaringan TB. Gunung Agung


Hobi

40 l Aviasi l November 2014

Capt. Rachmad Nugroho (tengah dengan topi hijau) bersama tim saat melepas layang-layang terbesar. (Foto-foto: Eky Fajrin)

Hiasi Langit dengan Layang-Layang P

“Kuambil buluh sebatang Kupotong sama panjang Ku raut dan ku timbang dengan benang Ku jadikan layang layang Bermain...berlari Bermain layang layang Bermain ku bawa ke tanah lapang Hati gembira dan riang”

ENGGALAN lirik lagu anak Indonesia “Layang-Layang” ini telah menjadi perhatian khusus, terutama penghobi layang-layang di Nusantara, salah satunya di Jakarta. Antusias penggila layang-layang ini tidak disurutkan oleh terik matahari, asal bisa terbang saja sudah gembira. Tarik benang untuk mengendalikan layang-layang tampaknya tak begitu menguras tenaga. Capt. Rachmad Nugroho, Ketua Jakarta Kite Fliers Association saat ditemui Aviasi menyatakan, permainan layang-layang ini pada dasarnya untuk mengedukasi masyarakat, bahwa hobi ini bukanlah biasa-biasa saja. Bersama komunitas layangan saat ditemui di kawasan Bekasi, ia menambahkan kegiatan utama yang dilakukan dari komunitas ini selain memainkan layangan, juga membicarakan bila ada teknik baru, model baru, sosialiasi permainan, atau teknologi baru, misalnya layang-layang tidak bertulang. “Aktivitas ini kami mulai sejak 16 Juni 2004. Awalnya hanya melalui pertemanan saja. Untuk lokasinya, biasanya

kami lakukan di Ancol, tapi kami juga memiliki berbagai lokasi, seperti di Bekasi Barat.” Paparnya. Saat dijumpai tim Aviasi, ternyata yang diterbangkan komunitas ini bukan sembarang layang-layang. Ada yang berukuran 15 meter x 33 meter, ini ukuran paling besar, bentuknya seper­ ti lipan. Ini pun juga tidak bertulang, artinya ya tidak menggunakan rangka seperti kayu atau bahan lainnya. Bentuk-bentuk lain yang menggelitik untuk disaksikan langsung adalah terbangnya layang-layang berbentuk ikan pari dan cumi-cumi. Komunitas ini beranggotakan 30 orang inti khusus di Jakarta. Mereka tidak hanya sekadar bermain, namun ada workshop (buka stand) perakitan layang-layang. “Jadi, masyarakat dapat membuat langsung layang-layang, dan kami sediakan secara gratis,” tambah Capt. Rachmad. Bukan main! Harga layang-layang bervariasi. Ada yang murah, ada juga mahal. Misalnya, layang-layang dari Singapura seharga Rp 2,5 juta, dari Selandia Baru Rp 6 juta dan Rp 40 juta

(ukuran terbesar). Sukania, salah satu anggota menyatakan kecintaannya kepada layanglayang karena ia berasal dari keluarga penerbang. Kemudian ia memiliki industri layang-layang yang sudah 17 tahun digelutinya. Harga layang-layang 60 cm x 40 cm berkisar Rp 30.000 - Rp 40.000. Pada kesempatan yang sama, Jarot Eros juga dari anggota ini mengatakan dengan adanya komunitas ini, ia bisa bertemu dan bertukar pikiran maupun ngobrol seputar layang-layang. Menurut Capt. Rachmad, aturan main juga mengikuti kaidah internasional dan Undang-Undang Penerbang­ an, yaitu panjang tali jangan sampai mengganggu pesawat. Soal lingkup permainan, berdasarkan pengalaman Capt. Rachmad, pihaknya pernah main di Singapura, India, Thailand, Bintulu, Johor Bahru (Malaysia), Surabaya, Tanjung Pandan (Belitung) dan Bali. Permainan layanglayang dibagi dalam kelas tradisional show, modern show dan sport kite (olahraga). (Dnn)


Aviasi l November 2014 l 41

NAM Air Boeing 737-500, Registrasi PK-NAN Lokasi: Bandar Udara El Tari, Kupang Camera: Nikon D7000 By: Tom

Citilink Airbus A320-200, Registrasi PK-GLO Lokasi: Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng Camera: D7000 By: Harya

ANA Boeing 787-8 Dreamliner, Registrasi JA804A Lokasi: Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng Camera: Nikon D7000 By: David Halim

Gallery

Kirimkan hasil karya foto dirgantara Anda! Sertakan keterangan lengkap foto dan data diri ke: gallery@tabloidaviasi.com Setiap edisi, Aviasi akan menampilkan hasil foto terbaik.


Day Off

42 l Aviasi l November 2014

Annisa Putri

Bersantai di ibis Styles Jakarta Airport

(Foto-foto: Anto zq)

M

EMBACA adalah jendela dunia. Dengan membaca, kita akan berwawasan luas, begitu pe­ tuah yang kerap kita dengar bukan? Tak heran bila kegiatan ini menjadi salah satu hobi Annisa Putri, pramugari Citilink. Padatnya kota Jakarta, justru tidak membuat surut Annisa untuk tetap melakukan kegemarannya memba­ca. Dara asal Banjarmasin ini lebih memilih ibis Styles Jakarta Airport sebagai lokasi yang cocok untuk bersantai sembari membaca. Saat libur, ketika ditemui Aviasi di ibis Styles Jakarta Airport pada pertengahan Oktober lalu, ia tengah asyik di area kolam renang. Menurutnya, keunggulan hotel ini antara lain memiliki nuansa tenang. “Saya sekarang-sekarang ini lebih suka membaca buku motivasi dan religi, ya pada dasarnya suka semua buku, tidak ada yang tidak suka. Dulu waktu kecil, saya suka komik dan cerita bergambar dua bahasa, seiring bertambahnya usia, meningkat ke novel,” paparnya. Galuh Banjarbaru 2011 (Duta Pariwisata Kalimantan Selatan) ini menambahkan saat day off dengan pemandangan baru di kolam renang ibis Styles Jakarta Airport, suasananya lebih fokus dan rileks, karena terbawa angin sepoi-sepoi. “Selain itu, walaupun tanpa membawa buku ba­ nyak, di ibis Styles Jakarta Airport juga tersedia majalah dan koran, jadi tidak kehabisan bahan deh. Di samping itu saya bisa menikmati hotel yang baru dibuka pada 24 Juli lalu. Dengan begitu, saya tetap bisa menyalurkan kegemaran membaca ini,” tegasnya. Kepada Aviasi, Annisa yang juga memiliki hobi travel­ing dan nonton film ini mengaku saat day off, ia selalu menyiapkan buku-buku yang belum sempat dibaca. Jadi saat ke luar rumah buku itu bisa dibawa seper­ti saat day off di ibis Styles Jakarta Airport ini. Bukan hanya membawa buku, saat day off kali ini, pramugari yang sudah bekerja lebih dari tiga tahun ini juga membaca buku secara online melalui smartphone-

nya, sebab di hotel tersedia wi-fi gratis. Penyuka warna muda ini menuturkan dengan membaca saat tidak tugas terbang, ia tetap menyempatkan mencari informasi seputar buku baru, biasanya yang new release dan best seller. Berada di ibis Styles Jakarta Airport, flight attendant yang juga mahasiswi program studi manajemen di salah satu perguruan tinggi swasta di Surabaya ini juga menjajaki kuliner di restoran “sTREATs” yang menyajikan hidangan internasional dan masakan otentik Indonesia. Bukan sekadar makan, ia masih tetap sempatkan membaca. Anda ingin merasakan hari libur seperti Annisa? Hotel yang memiliki 251 kamar ini dalam rangka merayakan pembukaan ibis Styles Jakarta Airport, menawarkan harga khusus mulai dari IDR 498.000 nett per kamar, per malam, termasuk sarapan pagi untuk dua orang. Penawaran khusus ini berlaku hingga 31 Desember mendatang. (Dnn)

ibis Styles Jakarta Airport Jl. Raya Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta Kp. Rawa Bokor, Benda, Tangerang 15125 Telepon : +6221 29327777 Faks. : +6221 29237637 Email : reservation@ibisstyles-jakarta-airport.com Website : http://www.accorhotels.com/8593



Pontianak

Surabaya

Jember

Balikpapan

Putussibau Banyuwangi Bali Labuan Bajo

Palangkaraya

Bima Tarakan Lombok

Lombok Bima

Ende

Bali

Sumbawa

Kupang Baubau Tambolaka

Mamuju

Makassar

Luwuk

Semakin Banyak Destinasi Terjangkau dengan Garuda Indonesia Explore Terbang langsung dari Bali, Surabaya, Makassar dan Balikpapan. Berbagai destinasi menarik di Indonesia, kini lebih mudah dijangkau melalui 4 kota besar dengan rute domestik yang semakin terintegrasi. Reservasi sekarang melalui www.garuda-indonesia.com atau Call Centre 24 jam kami di +62 (21) 2351 9999 / 0 804 1 807 807, kunjungi kantor penjualan Garuda Indonesia atau agen perjalanan Anda.

Kolaka


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.