Tabloid aviasi edisi 76 thn vii oktober 2014

Page 1

AVIASI A V I A T I O N I S O U R P A S S I O N

www.tabloidaviasi.com

Edisi 76 Thn VII - 3 Oktober 2014

Rp 20.000

E L E VATING S A F E T Y, S E R V IC E , BUS IN E S S

HEADLINES

BONUS POSTER Learjet 60XR

HARGA TIKET NAIK! Harga avtur dan nilai rupiah yang tidak menentu mendorong maskapai di dalam negeri menaikkan harga tiket pesawat. Solusi atau prosesi menuju kematian?

Intan Laura Fasca Movera xx xx Tergila-gila kepada Superman Hal 42 31

Jembatan Udara Turnamen Bola Di Brazil Menemukan Edelweiss di Zurich Hal 20-21 22-23 Hal

Danau Toba, Warisan Geopark Dunia Hal 36

I Gusti Ngurah Rai Belum Kelar Lintas Aviasi Hal 4

GarudaTravel Fair 2014 Dua Maskapai Raup Penjualan DiatasTarget Bisnis Aviasi Hal 6

Lebih Mudah Menuju London Gatwick Airline Hal 8

Yurlis Hasibuan Biaya Sekolah ATC Rp 200 Jutaan Top Seat Hal 10

Dengan US$ 20 Bisa Nonton California Capital Airshow

A330neo Penantang Baru 787 Dreamliner

Seremonia Hal 12

Husein Sastranegara Airport 7.000-10.000 Penumpang Per Hari Bandar Udara Hal 14-15

Rencanakan Perjalanan Anda Lebih Awal!!! Nikmati Kemudahan Reservasi Penerbangan dan Hotel Garuda Indonesia Citilink Indonesia

021 2351 9999 | www.garuda-indonesia.com 0804 1 807 807 0804 1 080 808 | www.citilink.co.id

Accor Hotels

www.accorhotels.com www.accorhotels.com/garudahost

021 255 33 400



Aviasi l Oktober 2014 l 3

AVIASI A V I A T I O N O F I N D O N E S I A

PENERBIT

TREND MEDIA GLOBAL

Dari Redaksi

HARGA tiket pesawat terbang dipastikan bakal naik hari-hari ini dan seterusnya, sebab harga avtur terus melambung dan nilai rupiah atas dolar terus anjlok. Pokoknya, begitu kata orang penerbangan, jika maskapai tidak ingin bangkrut, ongkos naik pesawat harus naik. Quo vadis atau ibarat makan buah simalakama. Itulah fakta yang kini dihadapi industri penerbangan kita. Jika harga tiket pesawat tidak dinaikkan, maskapai terancam gulung tikar. Sebaliknya, jika dinaikkan, penumpang yang menjerit.

ALAMAT REDAKSI

Jl. Pulau Putri Raya LS No. 31 Kota Modern, Tangerang TEL I 021-68903778, 55780849 FAX I 021-55780849 EMAIL ENQUIRIES REDAKSI

Ongkos Naik

I redaksi@tabloidaviasi.com I

ADVERTISING & MARKETING

marketing@tabloidaviasi.com WEBSITE I www.tabloidaviasi.com

Bepergian naik pesawat ke depan sepertinya bakal jadi barang mewah lagi. Benarkah demikian? Bagaimana sebenarnya tata cara dan hitung-hitungan menaikkan harga tiket? Apa pula batasan harga bawah dan tarif batas atas? Kami mencoba menjawab pertanyaanpertanyaan itu melalui Laporan Utama yang kami sajikan dalam edisi ini. Di luar itu, seperti biasa, kami tetap menyajikan tulisan-tulisan dan informasi lain yang penting untuk Anda ketahui. Selamat membaca.

CORPORATE

I Venita Pardede I Andi Gultom WAKIL PEMIMPIN UMUM I H. Yusuf Supriyatna PENASIHAT I Prof. DR. H. K. Martono, SH, L.L.M DIREKTUR UTAMA PEMIMPIN UMUM

Prof. Dr. H. Priyatna Abdurrasyid,SH,Ph.D Capt. Hasfrinsyah Hasan

Foto Cover: A330neo Foto: Dok. Airbus Company

Redaksi

EDITORIAL

I Andi Gultom I Tom Maruli

PEMIMPIN REDAKSI REDAKTUR

A.I Nasution I Ir. Haryono Danang Prihantoro, S.Pd KEUANGAN/SEKRETARIS I Nita Nur Azizah MANAGER IKLAN/SIRKULASI I Yunita Pardede, S.Psi MARKETING I Antonio Ester Ida Berliana, SE Martin P. Gultom SIRKULASI I Susanto Achmad Milub DESAIN GRAFIS I Anto WEBSITE I Ian Nugroho PERWAKILAN I Agung (Kota Kinabalu) Sukardiansyah (Balikpapan) Sonoib (Medan) Kifli (Makassar) Bona Tobing (Semarang) Otto (Yogyakarta) Achmad Mantang (Pangkalpinang) Wuryanto (Surabaya) Haryono N (Bandung) STAF REDAKSI

Dari Pembaca

Semoga Jadi Haji Mabrur BULAN ini adalah saat di mana para jemaah haji melaksanakan ibadah haji di Tanah Suci. Saya ucapkan selamat menunaikan ibadah haji, dan semoga menjadi haji mabrur. Saya ucapkan terimakasih kepada maskapai penerbangan yang telah melayani keberangkatan para jemaah haji kita. Semoga saat mereka pulang nanti ke Tanah Air, para haji baru kita tetap mendapatkan pelayanan yang maksimal dari maskapai penerbangan yang sama. Selamat melayani. Abdul Mutalib Kompleks DPR, Kalibata Jakarta Selatan

Ongkos Pesawat Naik Untuk saran, kritik dan komentar kirim email ke:

redaksi@tabloidaviasi.com Redaksi menerima tulisan atau artikel dan foto yang berkaitan dengan dunia penerbangan. Setiap artikel atau tulisan yang dikirim ke redaksi diketik 2 spasi dan maksimum 3.000 karakter. Alamat pengiriman: redaksi@tabloidaviasi.com

BELAKANGAN dunia penerbangan ribut, sebab ada berita bahwa harga tiket pesawat akan naik. Sebagai pengguna jasa transportasi udara, saya tentu berharap harga tiket pesawat terbang tidak naik, sehingga saya tetap bisa menikmati pelayanan di udara. Syukur-syukur harga tiket pesawat bisa lebih murah lagi (wajar) sehingga siapa pun yang akan bepergian ke luar kota bisa menggunakan jasa transportasi udara. Semoga pemerintahan baru di bawah kepemimpinan Joko Widodo bisa membuat regulasi-regulasi baru yang memungkinkan masyarakat bisa bepergian dengan cepat, aman dan nyaman dengan pesawat terbang. Albert Situmorang Jl Kemuning, Pejaten Timur Pasar Minggu, Jakarta Selatan

Info Berlangganan:

langganan@tabloidaviasi.com PIN: 28F7F165 Info Pemasangan Iklan:

marketing@tabloidaviasi.com 0812 88 737 747

PEMBERITAHUAN Kepada instansi yang akan mengundang Aviasi guna liputan/wawancara, undangan足mohon ditujukan kepada Redaksi Aviasi melalui e-mail: redaksi@tabloidaviasi.com, fax nomor: 021 5578 0849, atau dapat menghubungi melalui 足telepon atau SMS ke 0812 88 737 747. Wartawan Aviasi tidak diperkenankan menerima atau meminta imbalan dalam bentuk apa pun dari nara sumber. Wartawan Aviasi dilengkapi kartu pengenal atau surat keterangan tugas.


Lintas Aviasi

4 l Aviasi l Oktober 2014

27 Tahun Kerja di Pabrikan, Belum Pernah Naik Pesawat Udara

PENGEMBANGAN BANDAR UDARA

I Gusti Ngurah Rai Belum Kelar

P

ENGGABUNGAN antarkomponen menjadi suatu pesawat udara yang utuh harus melalui tahapan uji yang ketat, bahkan tidak dibuat dari satu pabrikan saja. Pesawat dibuat selain menggunakan mesin juga berkat “tangan besi” para pekerjanya. Para pekerja tentu akan merasa bangga jika pesawat udara yang sebagian komponen dibuatnya dioperasikan banyak operator dan meng­angkasa. Namun tahukah Anda bahwa ada pekerja industri pesawat yang ternyata belum pernah naik pesawat terbang? Kepada Aviasi, salah satu pekerja di PT Dirgantara Indonesia yang enggan disebutkan namanya mengaku walaupun sudah lebih 27 tahun bekerja di pabrik pesawat, ia belum pernah merasakan terbang. “Bagaimana perasaan Bapak saat terbang, dan ternyata salah satu komponennya berkat dari kerja keras Bapak dan rekan-rekan?” tanya Aviasi. Si pekerja menjawab: “Wah, saya malah belum pernah naik pesawat itu, jangankan A380, A320 pun belum. Ya mudah-mudahan berikutnya bisa naik,” katanya. (Sat)

Serikiti Airlines Mendarat Darurat di Sultan Thaha Jambi

A

IRBUS A320 milik Serikiti Airlines pada 18 September lalu terbang dari Singapura menuju Palembang. Di tengah perjalanan, pesawat tersebut mengalami power loss due to fuel imbalance sehingga pilot memutuskan pendaratan darurat. Namun, pilot ternyata mampu mengontrol pesawat dan melakukan pendaratan di shoulder runway sebelah kiri, pesawat mengalami benturan keras yang mengakibatkan mesin pesawat nomor satu terbakar. Melihat hal tersebut, petugas ATC di menara kemudian menekan alarm kecelakaan (crash alarm). Begitulah skenario oleh PT Angkasa Pura II (Persero) Kantor Cabang Bandar Udara Sultan Thaha, Jambi dalam Penanggulangan Keadaan Darurat (PKD) bersandi Siginjai III, sebagai kegiatan dua tahun sekali. “Dalam keadaan darurat di airport, diperlukan koordinasi yang baik. Karena itu, dibutuhkan latihan yang berkesinambungan guna mengasah kemampuan serta kerja sama setiap instansi terkait dan para personelnya,” jelas Sekretaris Perusahaan PT Angkasa Pura II (Persero) Daryanto. (*)

Kondisi pengembangan apron (landas parkir). (Foto: Dnn)

G

ERBANG udara internasional di Denpasar, Bali berdasarkan pantauan Aviasi pada akhir Agustus lalu masih terlihat semrawut. Kapan selesainya? Trubus Suharsono, Kepala Humas Proyek Pengembangan Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai kepada Aviasi menyatakan target sempurna pengoperasian terminal internasional pada Oktober ini mengingat sebagian terminal kedatangan internasional masih digunakan untuk terminal domestik sementara (temporary).

“Pada 15 September tahun ini, terminal domestik sementara (temporary) sudah pindah (menempati) terminal domestik yang baru dan dilakukan pembenahan di terminal domestik sementara untuk digunakan sebagai terminal kedatangan internasional secara keseluruhan (sesuai keperuntukkannya),” katanya. Trubus menambahkan kemajuan pengembangan bandar udara internasional hingga akhir Agustus/awal September mencapai 98.39 persen. Hal itu dikarenakan masih menunggu pin-

dahnya terminal domestik temporary ke terminal domestik yang baru. Total biaya sekitar Rp 2,9 triliun. Beberapa penumpang saat ditanya Aviasi mengungkapkan masih bingung proses keluar masuk terminal. Berkomentar tentang kebingungan itu, Trubus mengatakan terminal internasional yang baru semuanya telah diberi signed (petunjuk arah) lengkap dan jelas sesuai ketentuan nasional (Dirjen Perhubungan Udara) maupun internasional, yang sangat dimungkinkan karena kebiasaan para penumpang datang ke airport waktunya mepet dan terburuburu sehingga tidak begitu memperhatikan signed yang ada. “Garbarata dioperasikan semuanya pada Oktober ini setelah terminal domestik sementara (temporary) me­ nempati/pindah ke terminal domestik baru dan lantai 1 terminal internasional digunakan secara keseluruhan untuk kedatangan penumpang internasinal,” pungkasnya. Sebelumnya, rencana awal pengembangan Ngurah Rai sejak dilakukannya peletakan batu pertama (ground break­ ing) pada 3 Juni 2009 oleh Menteri Perhubungan Jusman Syafi’i Djamal, yaitu pengembangan terminal dan fasilitas pendukungnya saja dengan target pelaksanaan kurang lebih dua tahun. (Danang)

LALU LINTAS PENERBANGAN

Tidak Dapat Membuat Delay “0”

Hemi Pamuraharjo, Kasubdit Angkutan Udara Berjadwal Direktorat Jenderal Perhubungan Udara. (Foto: Danang)

K

ETERLAMBATAN penerbangan (delay) atau pembatalan (cancel), rupanya sudah mentradisi dalam industri ini. Kenyataan itu setidaknya diakui Hemi Pamuraharjo, Kasubdit Angkutan Udara Berjadwal Direktorat Jenderal Perhubungan Udara. “Kita tidak bisa membuat delay itu “0” (nol), sebab kondisi bandar udara tidak sama. Jam operasional (opera­ ting hour) airport juga belum seragam, begitu pula tidak disiplinnya maskapai

dalam hal slot time (jadwal),” katanya. Selain itu, menurut Hemi, beberapa masalah pada sistem navigasi bandar udara yang belum di-update serta infrastruktur yang masih kurang juga jadi kendala. Perlu diketahui, bahwa delay itu bisa berdampak berlipat-lipat bagi proses terbang pesawat. Hemi menjelaskan jika pesawat sebuah maskapai A delay 10 menit, ke B juga bisa tertunda 20 menit, ke C menjadi 40 menit. “Untuk

mengurangi delay, harus diselesaikan secara komprehensif dengan semua pemangku kepentingan dan tata kelola,” katanya. Soal utility (pengoperasian), di luar negeri, satu pesawat misalnya, menurut Hemi, rutenya berjarak jauh (long haul) sehingga ada kepastian antara kota A ke kota B. Namun, di dalam negeri ini, satu pesawat dipergunakan untuk beberapa rute/sektor misalnya JakartaBanjarmasin-Yogyakarta-BanjarmasinJakarta agar pengoperasian pesawat optimal. Hal inilah yang menyebabkan risiko delay. Delay juga terjadi dari pergerakan lalu lintas di rute padat. Hemi menjelaskan, saat ini rute padat terjadi di bandar udara Kualanamu, Sumatera Utara: 26 pergerakan/jam; Juanda, Surabaya: 26 pergerakan/jam; I Gusti Ngurah Rai, Denpasar: 20 pergerakan/jam; Sultan Hasanuddin, Makassar: 24 pergerakan/ jam serta Soekarno-Hatta, Cengkareng: 72 pergerakan/jam. Jika delay hingga empat jam, maka setiap penumpang wajib mengklaim kepada maskapai terkait pemberian ganti rugi minimal Rp 300.000 sesuai Peraturan Menteri Perhubungan Nomor: 77 Tahun 2011. (Dnn)


Aviasi l Oktober 2014 l 5

PUNGUTAN BANDAR UDARA

13 Pilot Masih Nganggur

Penumpang Bayar Pajak Dua Kali di Haluoleo

(Foto: Eky Fajrin)

P

ERJALANAN udara dari Bandar Udara Haluoleo, Kendari agak membingungkan. Pengguna jasa penerbangan membayar pajak bandar udara selalu dua kali. Seperti yang kita ketahui, penumpang setelah check-in pada umumnya membayar airport tax atau passanger service charge sekali, bahkan sudah ada

yang digabung dalam komponen tiket. Eky, salah satu penumpang JT 997 tujuan Makassar, berdasarkan pengalam­annya pada awal Agustus lalu merasa kebingungan saat mengudara pertama kali dari Bandar Udara Haluoleo. “Saya baru pertama kali membayar airport tax dua kali. Di Kendari tidak

I seperti bandar udara lainnya. Setelah pelaporan (check-in) saya membayar sekali, saya kira sudah cukup, eh ternyata mau masuk ruang tunggu juga bayar lagi,” jelasnya. Di gerbang udara yang sebelumnya bernama Wolter Monginsidi ini, penarik­an retribusi pelayanan jasa bandar udara (airport tax) yang dikenakan setiap penumpang Rp 11.000. Hal ini se­suai Peraturan Pemerintah No. 6/2009 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Pene­ rimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Kementerian Perhubungan. Sedangkan yang diberlakukan Pemda, Provinsi dan Kabupaten seluruhnya Rp 24.000 per penumpang sesuai Perda No 2 Tahun 2012 Sulawesi Tenggara bahwa retribusi jasa usaha/tarif retribusi pemakaian kekayaan daerah/gedung terminal Bandar Udara Haluoleo/ pelayanan jasa penumpang pesawat (termasuk pas masuk terminal). Sehingga jumlah keseluruhan yang dibayar Rp 35.000 per penumpang. Sebelum 10 Desember 2012, setiap penumpang wajib membayar Rp 24.000, airport tax Rp 11.000 per orang serta retribusi dan pajak lainnya yang diberlakukan Pemda, Provinsi dan Kabupaten Rp 13.000 per orang. (Sat)

TERBANG PERINTIS

Pesawat Harus Menukik Sebelum Mendarat

Twin Otter DHC6-300 dioperasikan Aviastar untuk penerbangan perintis. (Foto: Dok. Aviastar)

P

ENERBANGAN menuju Desa Long Lunuk, Kecamatan Long Pahangai, Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur begitu mendebarkan. Terbang kali ini memacu adrenalin. Betapa tidak? Pesawat saat akan mendarat harus menghujam lebih dulu. Bukan karena faktor cuaca, pesawat mendarat dengan cara itu lantaran bandar udara di sana berlokasi pada ketinggian 500 meter diatas permukaan laut, letaknya di antara bukitbukit pegunungan. Drajat Nan Setiadi, pilot Twin Otter DHC6-300 menceritakan bahwa saat akan landing pesawat harus menukik tajam karena area untuk persiapan

mendaratkan pesawat ada perbukitan dan harus mendarat di landasan yang relatif pendek. “Landas pacu bukan seperti pada umumnya, bentuknya “naik” atau upslope, bukan datar dengan ujung landasan paling bawah adalah sungai. Jadi persiapan mendarat itu di atas bukit-bukit dan lembah-lembah (saat final) kemudian pesawat menyentuh landasan, selanjutnya pesawat naik untuk menuju apron (landas parkir), begitu juga sebaliknya jika akan lepas landas harus turun dulu baru terbang,” tambahnya. Karena itu, kata dia, pesawat harus bermanuver dulu agar sukses mendarat dan mengudara. “Pilot harus menguasai

Lintas Aviasi

teknik, memiliki pengalaman pilot, bukan cuma nekat,” katanya. Pada 2005, panjang runway bandara di sini sangat terbatas, sisi datar lebih pendek dibandingkan sisi naik. Kini, airport berkode IATA: DTD ini memiliki panjang landas pacu 750 meter dan lebar 23 meter dengan kondisi fisik aspal kolakan. Pengembangannya menelan dana Rp 150 miliar sejak 23 Desember 2012. Bandar Udara Datah Dawai pe­ nanggungjawabnya adalah Kementerian dan Dinas Perhubungan Kalimantan Timur serta Pemkab Kutai Barat. Jam operasional bandara ini tujuh jam (09.00 - 16.00 WITA). (Dnn)

NDONESIA disebut-sebut masih kekurangan pilot. Capt. Avirianto, Kasubdit Operasi Pesawat Udara, Direktorat Kelaikan Udara dan Peng­ operasian Pesawat Udara (DKU­PPU), Dirjen Perhubung­an Udara, Kemenhub RI menyatakan secara nasional perlu 800 pilot. Sedangkan sekolah pilot dalam negeri baru bisa menghasilkan sekitar 120 pilot per tahun. Di Indonesia ada 23 sekolah penerbang. Jika dalam satu tahun satu sekolah menghasilkan 20 lulusan, maka baru setengahnya terpenuhi, yaitu 460 lulusan. Pada kesempatan terpisah, Yurlis Hasibuan Kepala STPI Curug pada 24 September lalu menyatakan, 13 lulus­ an penerbang masih menganggur dan rencananya akan masuk ke Wings Air dan Batik Air. “Menyerap lulusan dari STPI sekarang gratis, user (pengguna) tidak lagi memberikan biaya pengganti pendidik­an kepada sekolah,” tegasnya. Selain kekurangan penerbang, instruktur juga kurang. “STPI terbuka untuk instruktur sebagai guru tamu, misalnya instruktur simulator Boeing dan Airbus, kami berikan ho­nor Rp 350.000 per jam,” pungkasnya. (Dnn)

PK-MSN Jatuh Saat Latihan

L

AGI-LAGI kecelakaan pesawat menambah daftar panjang citra buruk penerbangan tanah air. Pada 19 September lalu, Cessna 172P Skyhawk milik Merpati Pilot School jatuh di seputaran Bandar Udara Tru­ nojoyo Sumenep, Madura. Capt. Novi Isnurianto, GM Merpati Pilot School kepada Aviasi menyatakan kecelakaan tersebut menyebabkan seorang siswa (Harits Yondi, 21 tahun batch ke-6) meninggal dunia dalam perjalanan ke rumah sakit. “Pada saat itu, siswa sedang melaksanakan solo flight (siswa menerbangkan sendiri pesawat tanpa didampingi pelatih). Siswa tersebut sudah dalam fase preparation for check tide PPL (Pri­ vate Pilot License) dengan total jam terbang sekitar 50-an,” tambahnya. Pesawat beregistrasi PK-MSN itu laik terbang, pada hari yang sama telah digunakan oleh siswa lainnya juga. Penerbangan korban adalah sorti (jadwal pesawatnya pagi sampai sore beberapa kali terbang) yang ke-3. Menurut Capt. Novi, pesawat tersebut digunakan Merpati Pilot School sejak 2009, merupakan dua pesawat awal sekolah pilot ini dari empat yang dimiliki. Pesawat tersebut adalah milik PT Merpati Nusantara Airlines. Hingga berita ini dimuat, belum ada kepastian penyebab kecelakaan pesawat tersebut. Seluruh pihak, termasuk KNKT (Komite Nasional Keselamatan Transportasi) tengah melakukan investigasi. (Danang)


Bisnis Aviasi

6 l Aviasi l Oktober 2014

PEMBANGUNAN GERBANG UDARA BARU

Sultan Aji Muhammad Sulaiman Airport Telan Investasi 2 Triliun Tak ketinggalan, sebelumnya PT Angkasa Pura II pada 27 Maret lalu meresmikan Bandar Udara Internasional Kualanamu dengan investasi dana sedikitnya Rp 2,2 triliun untuk pemba­ ngunan sisi darat Kualanamu Airport. Sementara itu, dana pembangunan juga berasal dari APBN sebesar Rp 3,39 triliun di antaranya untuk sisi udara. Kualanamu Airport dipersiapkan sebagai hub (pengumpul) penerbang­ an internasional yang bisa menyaingi Bandar Udara Internasional Changi di Singapura dan Bandar Udara Internasi-

onal Kuala Lumpur di Malaysia. Diklaim bahwa posisi Kualanamu sangat stra­ tegis dan menjadi salah satu main hub atau pintu gerbang utama penumpang pesawat dari Eropa, Timur Tengah, serta China. Menurut Tri S. Sunoko, Direktur Utama Angkasa Pura II, saat peresmian Kualanamu Airport menyatakan jumlah penumpang dari awal beroperasi pada Juli 2013 – Desember 2013 mencapai 8,05 juta penumpang. Pada periode Januari 2014 – Februari 2014 mencapai 1,2 juta penumpang. (Danang)

Fasilitas Sultan Aji Muhammad Sulaiman Airport Keterangan Terminal Baru dengan konsep eco-airport. (Foto: Dok. Angkasa Airports)

P

ENGUMUMAN sesaat setelah mendarat “Selamat datang di Sepinggan” sejak 15 September lalu berganti “Selamat Datang di Bandar Udara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan Balikpapan.” Gerbang udara di Kalimantan Timur tersebut secara resmi berganti nama sesuai SK Menteri Perhubungan No. KP647 Tahun 2014. Airport baru tersebut bernilai investasi Rp 2 triliun.

“Terminal baru Bandar Udara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan Balikpapan sebenarnya telah beroperasi sejak 22 Maret lalu. Sebelumnya telah mengalami over capacity. Dengan kapasitas hanya 1,7 juta penumpang per tahun, airport ini telah melayani 7,1 juta penumpang pada 2013, tumbuh 16 persen dibanding 2012, yaitu 6,4 juta penumpang,” tegas Tommy Soetomo, Direktur Utama PT Angkasa Pura I.

Sebelum 14.547 m2

Sesudah 110.000 m2

Kapasitas

1.700.000 penumpang/ tahun

15.000.000 penumpang/ tahun

Area Komersial Apron Konsep Terminal Garbarata Check-in Counter Imigrasi

3.908 m2 100.372 m2 1 Level 25 2

33.000 m2 140.972 m2 2 Level 11 76 8

Baggage Handling System Screening Level 4

Manual

Hold Baggage

Baggage Claim Conveyor

3 unit

10 unit

Sistem Operasional Terminal

Manual

AODB (Airport Operation Database)

Terminal

Sumber: Angkasa Pura Airports

GARUDA TRAVEL FAIR 2014

Dua Maskapai Raup Penjualan Diatas Target

Transaksi jual beli tiket di GATF periode kedua 2014. (Foto-foto: Eky Fajrin)

G

ARUDA Indonesia berhasil membukukan penjualan Rp 223,065 miliar pada dua travel fair GATF 11-13 April lalu dan GATF 12-14 September lalu di JCC, Jakarta. Sebagai “travel fair” terbesar di Indonesia, GATF 2014 dimaksudkan untuk memfasilitasi masyarakat guna mendapatkan informasi mengenai daerah tujuan wisata dan harga tiket yang terjangkau. GATF 2014 periode 2 ini diikuti oleh Garuda Indonesia Group dan mitra

usaha yang terdiri dari 44 travel agent, 14 hotel industry, empat national tour­ ism organization, 14 corporate & travel equipment, media partner, mitra binaan, BNI sebagai bank partner, dan Telkomsel sebagai sponsor. Di samping itu, Garuda Indonesia juga melibatkan beberapa pemerintah daerah di antaranya Raja Ampat, Banyuwangi, Toraja dan Tapanuli Tengah, untuk semakin memperkenalkan daerah mereka kepada masyarakat. Pada kesempatan yang sama, Citi-

link berhasil mencatat nilai tranksasi penjualan Rp 3,7 miliar. “Angka penjualan ini melebihi target Rp 3 miliar dan merupakan bukti dari tingginya antusiasme masyarakat dalam melakukan perjalanan selama semester kedua tahun ini,” kata Vice President Corporate Communications Citilink Indonesia, Benny S. Butarbutar. Benny menambahkan Citilink menawarkan diskon 10 persen untuk seluruh rute. Ada tiga rute yang men-

jadi favorit yaitu Jakarta – Surabaya PP, Jakarta – Denpasar PP, dan Jakarta – Medan PP. Selain menawarkan tiket promo, Citilink juga melakukan sosialisasi apli­ kasi mobile yang memberikan kemudahan kepada calon penumpang dalam melakukan booking atau self check-in serta berbagai permainan menarik selama pameran yang berlangsung selama tiga hari tersebut. (Sat)

Pendapatan Garuda Indonesia GATF 2009 2010 2011 2012 2013 2014-1 2014-2 Sumber: Garuda Indonesia

Total Pendapatan Rp (Miliar) 14,500 30,400 48,00 54,000 70,650 70,800 152,265

Total Pengunjung 21.000 35.000 45.000 51.300 59.000 44.724 68.527


Aviasi l Oktober 2014 l 7

KERUGIAN MASKAPAI

Maskapai Milik Negara Merugi Perlu Restrukturisasi?

Boeing 737-800 MAS berada di Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng. (Foto: Anto)

K

RISIS ternyata tidak saja melanda penerbangan Indonesia di mana secara mengejutkan Garuda Indonesia pada semester I-2014, mencatat kerugian US$ 211,7 juta atau setara dengan Rp 2,4 triliun. Bernasib sama, Qantas milik Australia pada 28 Agustus lalu menyatakan kerugian besar perdananya sejak diprivatisasi pada 1955 dan sekaligus membatalkan pesanan 35 jet Boeing akibat meningkatnya harga bahan bakar dan aksi mogok karyawan. Laporan tahun buku 2013-2014 mencapai 2,84 miliar dollar Australia atau 2,65 miliar dollar AS sekitar Rp

30,7 triliun. Kebalikan 180 derajat dari keuntungan setahun lalu 250 juta dolar Australia. Pihak Qantas mengumumkan rugi kotor pada tahun buku 2013-2014 yaitu 646 juta dollar Australia, atau lebih baik dari yang diproyeksikan sebelumnya. Qantas menghubungkan kerugian besar 2 miliar dollar Australia, pada program Qantas ‘transformasi’ ketika Chief Executive Alan Joyce mengumumkan pada Februari restrukturisasi termasuk mem-PHK 5.000 karyawannya. Sebelumnya para pakar ekonomi Australia memprediksi rugi bersih Qan­ tas hanya 1 miliar dollar AS, lantaran

operator tersebut juga tengah menghadapi tingginya biaya bahan bakar serta ketatnya persaingan dengan maskapai lain. Sebelumnya, pada Juli lalu beralaskan ketatnya iklim bisnis penerbangan dan kecelakaan MH370 membuat ki­ nerja keuangan Malaysia Airlines terus merugi. Dalam 3 tahun, nilai kerugian mencapai US$ 1,3 miliar atau sekitar Rp 13 triliun. Wall Street Journal menyatakan Malaysia Airline Sistem Bhd melaporkan kerugian bersih 443 juta ringgit (US$ 139,5 juta) pada kuartal pertama. Pada 2013, perusahaan melaporkan kerugian 1,17 miliar ringgit, berturut-turut dalam angka merah. Pada akhir kuartal pertama, perusahaan memiliki US$ 1,06 miliar tunai di tangan dan US$ 3,7 miliar pada total utang, menurut data dari S & P Capital IQ total utang lebih dari dua kali lipat US$ 1,78 miliar pada akhir 2011. Beberapa operator premium, termasuk Swiss International Air Lines deng­ an pendahulunya Swissair dan Japan Airlines Co dalam beberapa tahun ter­ akhir melakukan program restrukturisasi dengan harapan untuk membangun kembali kekuatan keuangan. (*)

KERJASAMA ALIANSI

Garuda Indonesia Cargo Gabung dengan Skyteam Cargo

(Foto: Dok. Garuda Indonesia)

G

ARUDA Indonesia Cargo, sebuah Strategic Business Unit (SBU) dari PT Garuda Indonesia Tbk yang menangani jasa angkutan barang melalui transportasi udara yang menggunakan pesawat-pesawat Garuda Indonesia terus berbenah. Dalam rangka memperluas network, Garuda Indonesia Cargo akan bergabung dengan aliansi Skyteam Cargo pada 2015. Penandatanganan MOU dilakukan pada 8 Oktober 2014 ini. Dengan bergabung dengan aliansi Skyteam Cargo, pelanggan kargo Garuda akan lebih mudah melakukan peng­ iriman ke seluruh penjuru dunia via

rute-rute yang dilayani oleh anggotaanggota dari aliansi Skyteam Cargo. “Kerja sama ini sejalan dengan program Quantum Leap perusahaan yang memiliki jangka waktu 2011-2015, terutama terkait dengan perluasan jaringan Garuda Indonesia, dalam hal ini jaringan pengiriman kargo internasional, serta sebagai upaya peningkatan layanan kepada pelanggan,” ujar Rajendra Kartawiria, VP SBU Cargo Garuda Indonesia. Hingga saat ini telah dioperasikan 27 Cargo Service Center yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia, di antaranya Medan, Jambi, Bandar Lampung, Jakar-

ta, Bandung, Yogyakarta, Solo, Semarang, Surabaya, Denpasar, Balikpapan, Banjarmasin, Kupang, Jayapura, Timika, dan Tangerang guna menunjang pertumbuhan industri kargo domestik. Cargo Service Center ini merupa­ kan Drop and Pick Up Point, sehingga pelanggan yang akan menggunakan jasa Garuda Indonesia Cargo cukup datang ke lokasi terdekat dan mengi­ rimkan barang City to Door dan City to City tanpa perlu datang ke bandara. Selain melakukan penjualan langsung, SBU Cargo juga melakukan penjualan bersama dengan para mitra, yaitu Agent atau Freight Forwarder dan GSSA (General Sales and Service Agent). SBU Cargo juga menjalin kerja sama dengan maskapai seperti Korean Airline, Malaysia Airline, China Airline, Turkish Airline untuk memperluas la­ yanan pengiriman barang ke beberapa tujuan mancanegara. Sedangkan untuk pengembangan pasar ke Eropa seperti Paris, Frankfurt, Dusseldorf, Hamburg, Brussel, Roma, Milan, Barcelona, Madrid, London, Manchester dan Zurich, pada Juni 2013 lalu SBU Cargo telah melakukan penandatanganan kerjasama dengan Road Feeder Service. (GR)

Bisnis Aviasi

India : Bisnis Penerbangan Murah Dunia

(Foto: Istimewa)

G

OEURO, website (laman) perjalanan global asal Jerman merilis bahwa India adalah negara dengan tiket penerbangan termurah di seluruh dunia. Hasil survei GoEuro, para pengguna jasa penerbangan di negeri itu dapat terbang jauh hanya dengan membayar US$ 10,25 atau setara Rp 123.000 per 100 kilometer. Lantas, mengapa sangat murah? The Richest, India Today, Daily Mail menyatakan rata-rata perjalan­ an setiap 100 km menggunakan kereta biayanya sekitar US$ 11,31 atau Rp 135.500. Sedangkan biaya penerbang­an dengan jarak yang sama hanya US$ 10,25 atau Rp 123.000 saja. Menurut GoEuro pada 51 ne­ gara di lima benua, nilai tersebut 50 persen lebih murah dibandingkan bila mengudara di China. Di India ternyata hanya sepertiga dari harga tiket termahal di Finlandia. (*)

Aliansi SQ dan NZ Diluncurkan

(Foto: themalaysianinsider.com)

S

INGAPORE Airlines dan Air New Zealand telah mengonfirmasikan bahwa 6 Januari 2015 peluncuran program aliansi, di mana mulai dijual dengan rute antara Singa­pura dan Selandia Baru pada 25 September lalu. Aliansi ini memperlihatkan bahwa maskapai Star Alliance mengoperasikan satu kali layanan penerbangan pulang-pergi setiap hari rute Singapura-Auckland, sementara Singa­ pore Airlines akan mengoperasikan layanan pulang pergi Singapura dan Christchurch. Tujuan aliansi Singapore Airlines dan Air New Zealand untuk meningkatkan kapasitas penerbangan hingga 30 persen sepanjang tahun. Para pelanggan akan menikmati frekuensi tambahan antara kedua negara tersebut serta konektivitas codeshare ke 40 destinasi lanjutan pada jaringan Air New Zealand. Sebagai timbal balik, Air New Zealand melakukan kerja sama codeshare ke 50 destinasi lanjutan pada jaringan Singapore Airlines dan SilkAir. (Sat)


Airline

8 l Aviasi l Oktober 2014

PENERBANGAN INTERNASIONAL

Lebih Mudah Menuju London Gatwick

M

IMPI Anda menuju Kerajaan Inggris bakal terwujud. Pasalnya Garuda Indonesia mulai 8 September lalu, mengoperasikan rute ke London melalui Amsterdam. Pembukaan rute ini merupakan bagian dari strategi jaringan internasional, khususnya Eropa setelah Amsterdam. Jakarta-London via Amsterdam merupakan satu-satunya rute penerbangan langsung (direct) dari Indonesia ke Eropa dan menjadi perjalanan tercepat, nyaman dan efisien. Rute ini akan terkoneksi dengan penerbangan nonstop Jakarta-Ams­ terdam, sehingga dapat memberikan kenyamanan lebih bagi para pengguna jasa yang berencana untuk mengunjungi beberapa kota sekaligus di Eropa. Direktur Penjualan dan Pemasaran Garuda Indonesia Erik

Meijer mengatakan pihaknya meyakini pembukaan rute penerbangan baru ini juga akan semakin mendorong aktivitas ekonomi, bisnis, sosial, wisata, maupun budaya antara Indonesia dan Inggris. Garuda Indonesia ke London deng­ an Boeing 777-300 ER berkapasitas 314 penumpang, terdiri dari 8 kursi First Class, 38 kursi Business Class, dan 268 kursi Economy Class. Armada ini dilengkapi dengan layanan Inflight Connectivity”dan Live TV” (CNN International, BBC World, BBC Arabic, NHK World Premium, Euronews dan CNBC) bagi seluruh penumpang serta layanan

“Chef on Board” untuk penumpang First Class. Melalui Inflight Connectivity, pe­ numpang dimungkinkan terhubung dengan koneksi internet sehingga dapat melanjutkan aktivitas bisnisnya selama penerbangan. Sejalan dengan bergabungnya Garuda dengan aliansi penerbangan global SkyTeam pada Maret lalu, kini Anda terhubung ke 1.052 destinasi di 177 negara yang dilayani oleh seluruh maskapai anggota SkyTeam dengan total 16.323 penerbangan per hari. (Dnn)

Informasi Penerbangan (lima kali per minggu: Senin, Rabu, Jumat, Sabtu dan Minggu) Rute Penerbangan Jakarta-Amsterdam Amsterdam-London Gatwick London Gatwick- Amsterdam Amsterdam-Jakarta

No. Penerbangan

Keberangkatan (Waktu Setempat)

Kedatangan (Waktu Setempat)

GA 088 GA 088 GA 089 Ga 089

00.40 11.45 13.10 17.00

09.40 11.50 15.15 11.40

Sumber: Garuda Indonesia

Boeing 777-300 ER di apron Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta.Pesawat jenis ini digunakan untuk penerbangan interansional. (Foto: Anto)

Cathay Pacific Tambah Frekuensi Terbang

(Foto: wikimedia.org)

O

PERATOR yang berbasis di Hong Kong menambah lima perjalanan Jakarta-Hongkong per minggu mulai 2 Januari mendatang. Dengan demikian, total frekuensi penerbangan menjadi 26 kali per minggu. Vincent Yu, Country Manager Cathay Pacific Indonesia menyatakan bahwa Indonesia adalah pasar yang penting bagi Cathay Pacific. “Kami sangat senang dapat memperluas layanan kami untuk memberikan lebih banyak pilihan bagi pelanggan kami,” ujarnya. Menurutnya, dengan menambah keberangkatan subuh dari Jakarta dan keberangkatan tengah malam dari Hong Kong akan membuat pe­numpang bisa memaksimalkan waktu di Hong Kong dan berlibur ke Taiwan, Jepang, Tiongkok, Korea, Amerika Serikat dan Kanada. Penerbangan tambahan akan dioperasikan dengan menggunakan Airbus 330-300 terdiri dua kelas, regional dan ekonomi. (*)

PENERBANGAN CHARTER

TransNusa Buka Jakarta - Natuna dengan ATR 42-600

S

EJALAN dengan persaingan antarmaskapai, TransNusa yang awalnya berbasis di Kupang untuk menerbangi rute Bali Nusa Tenggara, kini bakal merambah ke penerbangan non berjadwal atau charter. Bayu Sutanto, Managing Director TransNusa Aviation Mandiri, menjelaskan dengan adanya krisis di penerbang­an seperti saat ini, maka TransNusa terjun ke charter, karena pendapatannya dalam bentuk dolar. “Sementara ini maskapai merugi karena pendapatan dalam rupiah, sedangkan pengeluaran dihitung dengan

ATR 42-600 lepas landas dari Toulouse, Prancis. (Foto: Dok. ATR Aircraft)

dolar. Ini jelas tidak seimbang. Untuk charter, baik pengeluaran maupun pemasukan tetap dalam dolar,” katanya. Guna menangkap peluang tersebut, TransNusa akan membuka penerbang­ an langsung Jakarta Halim Perdanakusuma - Natuna. “Sudah ada perusahaan minyak yang akan mencarter kami. Ada yang kontrak satu tahun, tiga tahun dan lima tahun,” tegas Bayu. Sejalan persiapan terbang charter tersebut, pihaknya mendatangkan ATR 42-600 Pesawat baling-baling asal Prancis-Italia tersebut ferry flight pada 25 September lalu.

“ATR tersebut dikirim langsung dengan rute Tolouse-Yunani-Afrika-Saudi Arabia-India dan Indonesia. Ini merupakan pertama kalinya kami meng­ operasikan ATR. Kami sudah mempersiapkan awak kabin, awak kokpit, dan mekanik. Untuk pengoperasiannya, perlu profing flight antara 20-30 jam,” tambahnya. Ia menjelaskan ATR 42-600 sangat cocok, termasuk dengan konfigurasi 48 kursi. Pihaknya membeli satu unit armada tersebut US$ 18 juta. Menurut ATR Aircraft, inovasi teknologi baru yang tergabung dalam ATR-600 Series lebih mening­

katkan nilai ruang, kenyamanan dan kesenangan terbang. Kabin Armonia baru dengan desain ergonomis menambah kenyamanan, overhead (jarak kepala ke langitlangit kabin) lebih tinggi 30 persen dibanding­­kan seri sebelumnya dan ini merupakan keunggulan di pasar regional. ATR 42-600 adalah seri satu-satunya pesawat 50 seater, dilengkapi dengan 2 mesin PW127 M, yang memiliki kiner­ ja yang tak tertandingi di landasan pacu sangat pendek. (*)


Aviasi l Oktober 2014 l 9

Adrianus Pangarso General Manager New Property Best Western International Area Development Office Indonesia

(Foto: Dnn)

(Foto: F. Rahardjo)

Ferial Pegawai BUMN Pada umumnya bandar udara sudah bagus dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Begitu juga dengan layanan yang diberikan cukup membuat nyaman penumpang. Namun di bandar udara besar, masih ada penumpukan penum­pang dan delay. Apalagi jika mau take off harus antre di runway (landas pacu).

(Foto: Eky Fajrin)

Bambang Haryono Traveler Saat ini pelayanan di bandar udara sudah bagus dan lengkap. Informasi yang diberikan cukup jelas, sehingga kenyamanan pengguna jasa penerbangan tetap terjaga. Namun, hal yang perlu diperhatikan oleh semua pemangku kepenting­an adalah pengembangan terminal, karena kapasitas penum­ pang sudah padat. Untuk airlines, diharapkan bisa masuk dan menjangkau bandar udara kabupaten/kota.

Dari sisi kenyamanan penerbang­ an, pesawat milik beberapa maskapai sudah diperbarui sehingga lebih bagus dibandingkan sebelumnya. Pemerintah dan pengelola bandar udara harus mengantisipasi kondisi airport, karena ada yang siap dan tidak siap. Harus bersinergi antara pener­ bangan, hotel dan pariwisata. Walaupun di tengah carut marut industri aviasi, ada maskapai yang bagus. Untuk itu maskapai harus tetap menjaga kesinambungan bisnisnya. Jika airlines berkembang, maka mempengaruhi bisnis perhotelan.

Frequent Flyer

Djulkarnain General Manager Mercure karta

Ja-

Layanan penerbangan lebih memukau dengan menjadi frequent flyer dari suatu maskapai, karena keuntungannya mendapat prioritas lebih (ekstra), tidak perlu antre saat check-in, imigrasi maupun masuk ke pesawat. Masih disayangkan, persoalannya sering terlambat soal waktu, jika pe­ numpang telat, ditinggal pesawat, jika pesawat terlambat hanya minta maaf atau diberi snack (roti dan air mineral).

(Foto: Dnn)


Top Seat

10 l Aviasi l Oktober 2014

(Foto: Eky Fajrin)

Yurlis Hasibuan

Biaya Sekolah ATC Rp 200 Jutaan

A

h, macam mana pula, penerbangan itu sangat syarat akan sumber daya manusia berkualitas. Kau pun perlu tahu itu...Bukan main-mainlah.” Itulah awal percakapan singkat menjelang sore antara Yurlis Hasibuan dengan kami di Curug. Percakapan pun berubah menjadi diskusi soal kebutuhan tenaga di dunia aviasi. Berdialek Batak, tegas dan murah senyum adalah sosok laki-laki yang kini mendu­duki posisi teratas sebagai Chairman of Indonesian Civil Aviation Institute atau Kepala Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia (STPI) ini. Yurlis Hasibuan adalah nama lengkapnya. Sumber daya manusia yang kini banyak berki­ prah di industri penerbangan ini salah satunya dicetak dari sekolah milik negara yang berada di Tangerang itu. Yurlis menjelaskan saat ini ia membawahkan jurusan penerbang, teknik penerbangan, keselamatan penerbangan dan manajemen penerbangan. “Semua industri pada dasarnya kekurangan SDM, bukan hanya pilot saja,” katanya. “Bagaimana Pak dengan kebutuhan pengatur lalu lintas penerbangan?” Aviasi bertanya. Yurlis Hasibuan yang sebelumnya menjabat Direktur Direktorat Sertifikasi Kelaikan Udara (DSKU), Dirjen Perhubungan Udara, Kementerian Perhubung­an sebagai pembuat regulasi sertifikasi kelaikan udara bagi maskapai dan juga mengatur organisasi penyelenggaraan lalu lintas negara menjelaskan bahwa mencetak tenaga ATC (Air Traffic Controler) itu ada di STPI, Akademi Teknik dan Ke­ selamatan Penerbangan (ATKP) Medan, Surabaya dan Makassar. Yurlis mengatakan, pada 2014 STPI membuka dua kelas PLLU (Pengatur Lalu Lintas Udara) yang siswanya 48 orang, terdiri dari 24 orang program komunikasi pener­bangan dan 24 orang di penerangan

aeronautika. Sementara ATKP Medan 24 orang, ATKP Surabaya 24 orang dan ATKP Makassar 24 orang, jadi keseluruhan 312 orang per tahun. Dulu, lingkup kerja laki-laki berkulit sawo matang ini menetapkan berbagai standard untuk mengatur, mengawasi dan menindak institusi yang melakukan penyimpangan dan menyebabkan terjadinya kecelakaan. Kini, ia membidangi soal kependidikan dan pelatihan menerbangan. Lebih lanjut ia mengatakan, analisis soal kebutuh­ an tenaga tersebut hingga 2015-2018 sekitar 312 orang untuk mengganti pegawai yang pensiun sekaligus memenuhi 26 bandar udara. Pada 2018 akan dievaluasi kembali, bisa jadi bertambah atau tetap. Sementara periode masuk 2016, akan dihitung lagi untuk lulusan pada 2019. “Sebelumnya, pada 2012-2013 STPI menyelenggarakan tiga kelas, terdiri satu kelas pemandu lalu lintas udara, satu kelas komunikasi penerbangan dan satu kelas penerang­an aeronautika, masing-masing 24 orang,” katanya.

ATC Asing Belum Ada yang Tertarik Kerja di Indonesia

“Memang selama ini belum ada orang asing kerja di ATC Indonesia. Namun, di Arab Saudi itu multikultur, Arab dan China gurunya dari New Zealand, ratarata yang dari Selandia Baru itu kerja di Timur Tengah. Dan dari Arab pun tidak ada yang sekolah di STPI, karena yang dibutuhkan di Arab hanya kompentensi bukan diploma,” paparnya. Yurlis mengatakan bahwa perlu perencanaan karier dari petugas ATC, harus ada kesi­nambungan antara user dan pendidikan. Sementara PNS ATC itu hingga 65 tahun. Pendidikan dan pelatihan di STPI, dilengkapi deng­ an simulator ATC yang sudah diuji oleh AirNav Indo-

nesia (provider tunggal untuk navigasi), terutama penerapan pergerak­an 60 pesawat ke 72 pesawat. Kiblatnya dulu di Eropa yaitu Europe Control, sekarang Australia dan New Zealand, karena se­ bagai lintasan dan negara tetangga, sedangkan di Asia belum ada kerja sama dengan berbagai perusahaan. Hal itu sesuai dengan standar ICAO (bila berbicara kompentensi). “Kita kombinasikan Dikti (Pendidikan Tinggi dan Kementerian Perhubungan yang lahir dalam bentuk diploma,” tambahnya. Untuk biaya pendidikan, menurut Yurlis Rp 86.000.000 dalam tiga tahun. Biaya subsidi dari pemerintah di antaranya untuk makan: Rp 34.000 x 360 x 3 yaitu Rp 36.720.000. Biaya asrama Rp 5.000/ hari x 360 x 3 yaitu Rp 5.400.000, pelatihan/mainte­ nance dan simulator Rp 1.000.000/jam x 36 jam ya­ itu Rp 36.000.000, dan biaya lain-lain, sehingga total Rp 200.000.00-an, itu belum termasuk honor guru. Selama berkiprah di penerbangan, Yurlis Hasibuan juga menjadi delegasi Indonesia sebagai undangan dan pembicara dalam acara The US Trade and Development Agency bekerja sama dengan Federal Aviation Administration, sekitar 40 pejabat penerbangan senior dari Thailand, Mongolia, Bangladesh, India, Indonesia, Malaysia, Filipina dan Vietnam pada 1 - 7 Agustus 2010 tentang persyaratan keselamatan dan keamanan diperlukan bagi airlines asing guna mendapatkan persetujuan operasi maskapai komersial ke Amerika Serikat, termasuk tinjauan dari FAA International Aviation Safety Assessments (IASA). Pada 2010, Yurlis menjabat sebagai Direktur Kelaikan Udara dan Pengoperasian Pesawat Udara dan telah menerbitkan izin beroperasinya NAM Flying School (Sriwijaya Air) dan Wings Flying School (Wings Air). (Dnn)


Aviasi l Oktober 2014 l 11

Selamat Datang, Kami Siap Membantu Anda!

S

ORE itu seorang wanita dan anaknya yang masih balita nampak bingung setelah masuk area pelaporan (check-in) Bandar Udara Internasional Minangkabau di Padang Pariaman. Tak lama kemudian, penumpang lain dengan barang bawaan banyak di atas troli juga kebingungan. “Selamat sore, ada yang dapat kami bantu?” kata Uda dan Uni (sebutan untuk laki-laki dan wanita di Sumatera Barat) dengan senyum. Dipadu ba­ lutan seragam “telur asin dan batik” sosok mereka semakin membuat rasa tenang penumpang di kepadatan check-in terminal keberangkatan domestik tersebut. “Kami hendak ke Jakarta, kami baru pertama kali terbang,” kata seorang penumpang sambil menunjukkan itinerary (lembaran tiket perjalanan). “Baik, kami siap membantu, silakan antre sesuai barisan, mohon persiapkan itinerary dan kartu tanda pengenal yang sesuai dan masih berlaku. Saat ini, Anda harus check-in guna melaporkan bagasi dan penumpang, sebelum memasuki ruang tunggu dan selanjutnya masuk ke pesawat,” kata Uni. Dari pengamatan tim Aviasi, rangkaian perjalanan udara di bandara ini melewati beberapa tahapan yang ketat. Bagi yang terbiasa pasti tidak bingung, namun bagaimana yang baru pertama kali menginjak di bandar udara? Itulah perlunya tim frontliner yang ramah, sopan dan selalu siap membantu pengguna jasa penerbangan. Dengan demikian, mereka (penumpang) mendapatkan kenyamanan. Kerap kita dengar, hal-hal tersebut membuat image sebuah perusahaan sudah naik mendahului dari image kinerja perusahaan. Pheri Zuler, Branch Manager PT Prathita Titian Nusantara (PTN) di Padang kepada Aviasi menyatakan bahwa penumpang adalah prioritas

PTN merupakan perusahaan pendukung industri aviasi khususnya di ground handling, selalu fokus pada Customer Satisfaction sebagai tingkat­ an kepuasaan pelanggan, baik penumpang maupun maskapai. Untuk mencapai dan memertahan­ kan hal tersebut, PTN mengedepankan aspek utama, antara lain: 1. Safety (keselamatan) 2. Secure (keamanan) 3. Convenience (kenyamanan) 4. Punctuality - On Time (ketepatan waktu) 5. Reliability (keandalan pelayanan) Tagline, “P.T.N: Solusi Layanan P.A.S.T.I” (Profesional, Amanah, Santun, Tanggap & Inovasi) PTN Values: 1. Integrity 2. Commitment 3. Learning - Professionalism 4. Communication 5. Care 6. Customer Orientation 7. Team Work 8. Discipline 9. Fair 10. Trust - Respect

utama, “karena kami menjembatani antara penumpang ke pesawat, atau kami fokus saat di darat.” “Sebab bukan middle up management yang pertama kali bersentuhan langsung dengan pelanggan, melainkan para frontliner itulah yang memberikan kesan pertama pada pelanggan,” tegas Zuler.

Kantor Pusat:

Jl. Bungur Besar Raya 34H Jakarta 10610 Telepon: +6221 - 4253152 Faks.: +6221 - 4222411 Email: marketing@ptn.co.id, opscenter@ptn.co.id Website: www.ptn.co.id


Seremonia

12 l Aviasi l Oktober 2014

KONTES PENERBANGAN

Dengan US$ 20 Bisa Nonton California Capital Airshow

Aerobatic sebagai pertunjukan udara. (Foto: Dok. California Capital Airshow)

A

CARA yang disajikan oleh Sacramento County ini menjadi gerbang akhir pekan pada 6-7 September lalu di Mather Airport. Acara ini digelar untuk menyambut kembali Amerika Serikat dengan demons­trasi kapal oleh Angkatan Udara Amerika Serikat F-22 Raptor Demonstration Team dan Korps Marinir Amerika Serikat

AV-8B Harrier Jump Jet, aerobatik kelas dunia, atraksi parasut, sayap berjalan, kembang api serta display interaktif dan hiburan di sepanjang jalan. Sementara di langit, Aerojet Rocketdyne’s Space and Aviation LaunchPad 2.0 kembali menyi­ laukan, memukau dan mendorong orang dewasa muda untuk peduli dan terlibat dalam ilmu

pengetahuan, teknologi, teknik dan matematika (STEM) bidang terkait. The Kid Zone dan AMAN Credit Union MIMPI BIG Pavilion kembali hadir dengan kegiatan yang lebih interaktif di dunia pendidikan tahun ini. Darcy Brewer, Executive Director of the California Capital Airshow menyatakan ajang ini juga menampilkan ‘Stars & Stripes Forever’ untuk memberi hormat kepada veteran dan generasi terbesar dalam peringatan 70 tahun D-Day Invasion. Penggemar disediakan tujuh setengah jam hiburan keluarga dengan US$ 20,00 hingga US$ 50,00 per orang. California Capital Airshow, didirikan pada 2004. Ajang ini telah menjadi salah satu yang terbesar dan paling dihormati sebagai warisan pe­ nerbangan di wilayah Sacramento. (*)

REUNI ALUMNI PLP CURUG

Perayaan Perak Penerbang Course 45

PLP Curug Course 45. (Foto: Eky Fajrin)

P

ADA era 1988-1989, siswa pilot tidak membayar sepersen pun saat sekolah. Para siswa bahkan mendapat uang saku Rp 15.000 setiap bulan, juga sabun mandi, sabut cuci, dan semir sepatu. Pendidikan ditempuh dalam waktu 18 bulan, namun pro­ sesnya tidak mudah. Begitulah cerita menarik dari Unggul Liberisky Wirasto. Unggul yang saat ini terbang di Qatar Airways merupakan alumnus PLP Curug course 45. Tanggal 23-24 September lalu merupakan tahun perak

bagi 26 penerbang jebolan PLP Curug. Acara peringatan tahun perak berlangsung di hangar perawatan pesawat STPI Curug. Suasana penuh dengan riang gembira, juga haru, sebab instruktur yang dulu mengajar dan mendam­ ping mereka juga hadir. Sebagai tanda rasa hormat kepada mereka, para pilot menyematkan wings ke instruktur. Momentum ini juga dihadiri Yurlis Hasibuan, Kepala STPI Curug. “Industri penerbangan itu dunia sempit, di mana pun pasti bertemu, dan perlu diingat,

bahwa aviasi ini sangat kental dengan kekeluargaan serta keakraban,” tegas Yurlis. Menurut Unggul, dulu angkatan ke-45 terdapat 36 taruna, namun yang lulus 26 saja. Awalnya, sebagian besar mengikuti ikatan dinas di Merpati Nusantara. Kini, tersebar di berbagai operator. Pada kesempatan yang sama, Daniel Putut Kuncoro Adi mengatakan selain sebagai ajang mengenang memori, reuni ini juga menjadi bentuk kepedulian terhadap sumber daya manusia di aviasi, khususnya penerbang. Airlines menghendaki SDM domestik yang mengoperasikan roda penerbangan, bukan dari asing. Airlines itu telah menopang ekonomi Indonesia 15-20 persen. Lanjut Daniel, petumbuhan pilot 10 persen per tahun, permasalahannya ada siswa yang putus sekolah di tengah jalan saat menjalani proses pendidikan pilot. Berbicara soal kebutuhan pilot, Da­niel menjabarkan idealnya satu pesawat itu ada 3,5 set pilot. Namun, di Lion Group satu pesawat itu 4-5 set, satu set ada delapan orang. Targetnya, pada 2025, Lion punya 700 pesawat, jadi perlu 5.600 penerbang. (Dnn)

Southport Airshow 2014

(Foto: blogspot.com)

P

ADA 21-22 September lalu, acara pameran penerbangan digelar di Southport, Merseyside, Inggris. Ini adalah ajang yang dipertontonkan sejak 1991, nomor satu di bagian South West. Atraksi diawali dengan pesawat mendarat di pantai sebagai tanda akan dibangun landasan pacu yang unik. Disusul The Red Arrows bermanuver dengan asap merah, putih dan biru. Di kontes ini, orang-orang rela membayar untuk merasakan kembali pengalaman saat Perang Dunia II ketika Battle of Britain Memorial Flight terbang dalam formasi menyerang. Pertunjukan lainnya juga dari Red Arrows, BBMF (Lanc, Hurri, Spit), Typhoon, Tucano, Tutor, Black Cat Lynx Solo, Merlin HM2, Sea King SAR, Lynx AH7, Hurricane ‘Hurribomber’, RV8tors, The Blades, Jet Provost T5, P-51 Mustang “Frankie”, Huey, Xtreme XA41, Catalina, Spitfire XIX (Rolls Royce), CWHM Lancaster serta Vulcan. (*)

Proflight Luluskan 19 Pilot Baru

(Foto: Eky Fajrin)

P

ADA 9 September lalu, 19 siswa Proflight Pilot School Indonesia batch (angkatan) ke-2 mengikuti wisuda di Hotel Holiday Inn, Kemayor­an, Jakarta. Direktur Utama Proflight Andy Kok menyatakan ucapan terima kasih kepada semua pihak dan terutama kepada para orangtua atas kepercayaan yang telah diberikan kepada Proflight dalam membina anaknya untuk mewujudkan mimpinya menjadi penerbang andal di Indonesia. “Harapan kami para wisudawan yang telah ditempa pendidikan selama 19 bulan tersebut dapat langsung bekerja di airlines karena mereka sudah mendapatkan CPL/IR,” imbuhnya. Direktur Direktorat Kelaikan Udara dan Pengoperasian Pesawat Udara, Muzafar Ismail menjelaskan seiring dengan bertumbuhnya dunia penerbangan di Indonesia yang mencapai 10 persen setiap tahunnya, membuat kebutuhan pilot semakin tinggi. (Eky Fajrin)



Bandar Udara

14 l Aviasi l Oktober 2014

Husein Sastranegara Airport 7.000-10.000 Penumpang Per Hari

Terminal Bandar Udara Internasional Husein Sastranegara. Secara operasional termasuk enclave sipil. (Foto-foto: Anto)

B

Yayan Hendrayani General Manager Bandar Udara Internasional Husein Sastranegara, Bandung

ANDUNG kini menjadi kota tempat berlibur, terutama bagi warga Jakarta. Warga kota lain di luar Jakarta dan wisatawan asing, juga ba­ nyak yang menjadikan Bandung seba­ gai kota wisata. Ingin ke Bandung? Soal transportasi, banyak pilihan ke Kota Kembang ini, salah satunya melalui Bandar Udara Internasional Husein Sastranegara. Pada era 1990-2000 an, masyarakat Bandung khususnya bila ingin terbang harus ke Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng dulu, pasalnya di Bandung masih sepi. Kini, Anda bisa terbang dari Bandara Halim Perdanakusuma. Dari pengamatan Aviasi, tampilan terminal Bandar Udara Husein Sastranegara lebih kecil dibandingkan Bandar Udara Internasional Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru maupun Bandar Udara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II, Palembang. Yayan Hendrayani, General Manager Bandar Udara Internasional Husein Sastranegara, Bandung kepada Aviasi menyatakan, “kami masih memiliki keterbatasan atau berfasilitas minim, namun soal kenyamanan dan keselamatan pengguna jasa penerbangan tetap menjadi prioritas kami.” Husein Sastranegara sudah memenuhi persyaratan regulasi (aturan) nasional maupun internasional. “Airport ini mengalami peningkatan

yang pesat sejak 2009 hingga September lalu,” tegasnya. Menariknya bagi tim Aviasi, terminal bandar udara berkode IATA : BDO ini kapasitas standar 750.000 penum­pang/ tahun, sementara data pergerakan penumpang 2013 sudah mencapai 2,6 juta penumpang, ini sudah melebihi kemampuan hingga 3,5 kali lipat. Guna mengantisipasi lonjakan pesat tersebut, Yayan menyatakan bahwa tahun ini, akan dilakukan ground break­ ing guna pengembangan terminal yang ada dari 5.000 m2 menjadi 17.000 m2, sehingga kapasitasnya 3,5 juta penumpang/tahun. Lahan yang akan digunakan sebelah sisi terminal kedatangan. “Di sekitar Husein Sastranegara sudah tidak ada lahan lagi, jadi harus bekerja sama dengan TNI Angkatan Udara. Sementara dana pengembang­ an digelontorkan Rp 150 miliar dari anggaran Angkasa Pura II,” paparnya. Ia menambahkan, airlines sebagai pengangkut orang, barang, kargo juga masuk ke Bandung, bukan tertarik pada airportnya, tetapi permintaan masyarakat dari dan menuju Bandung, karena Bandung punya pendidikan, konvek­ si, wisata dan lain-lain yang unggul dibandingkan kota lainnya. Masing-Masing Pintu Terminal Hanya Satu Akses menuju Husein Sastranegara juga tak beda jauh dengan perjalanan

ke Soekarno-Hatta, lokasinya hanya 5 km dari pusat kota, jadi antisipasi jam keberangkatan harus lebih awal, sebab kemacetan lalu lintas sudah mewarnai Bandung. Ada keunikan di Husein Sastrane­ gara. Bila menggunakan kendaraan pribadi atau taksi, ada keunikan di Bandung, saat sudah memasuki pintu utama bandar udara, supir mengambil tiket masuk, selang 1-2 menit supir menyerahkan tiket tersebut dan membayar. Berlokasi di depan terminal (di belakang tenant-tenant depan), lalu penumpang diturunkan, selanjutnya taksi/kendaraan roda empat langsung keluar bandar udara. Jadi, drop off pe­ numpang dilakukan setelah bayar tiket masuk. Begitu juga saat arus penumpang menuju terminal, tidak perlu berjalan jauh, karena jaraknya pendek. Namun, prosesnya yang cukup panjang, pada jam-jam golden time (padat) antrean penumpang mengular, penuh dan sesak. Dari meja check-in barisan penumpang bisa mencapai dekat pintu x-tray. Yayan menegaskan, menghadapi kondisi tersebut pihaknya selalu bekerja sama dengan berbagai pihak guna memudahkan proses arus transportasi darat. “Kita kerahkan petugas untuk menangani penumpang, membantu mengarahkan sesuai jalurnya.” Memasuki ruang tunggu, baik terminal domestik maupun internasional,


Aviasi l Oktober 2014 l 15

sebagian besar penumpang sudah mampu menyesuaikan atau mengatur dirinya sendiri, karena terbang sudah menjadi hal yang rutin.” Saat ini PSC (Passenger Service

Bandar Udara

Charge) yang diberlakukan di Bandung (domestik) Rp 25.000 dan internasional Rp 75.000 setiap penumpang. Menurut Yayan, saat ini belum ada rencana kenaikan tarif. (Dnn)

Pergerakan Penumpang Periode 2010 2011 2012 2013 2014 - Juni

Domestik 455.263 507.589 1.272.248 2.009.861 1.009.731

Internasional 332.199 440.683 644.805 648.123 334.342

Total 787.462 948.272 1.917.053 2.657.984 1.344.073

Pertumbuhan (%) 49 20 102 39 -49

Total

Pertumbuhan (%) 49 28 70 25 -49

Sumber: Bandar Udara Internasional Husein Sastranegara

Pergerakan Pesawat Periode 2010 2011 2012 2013 2014 - Juni

Boarding gate (ruang tunggu).

Domestik 4.823 6.315 12.534 16.743 8.527

Internasional 3.244 3.990 5.017 5.266 2.702

8.067 10.305 17.551 22.009 11.229

Sumber: Bandar Udara Internasional Husein Sastranegara

Informasi Penerbangan Berikut jadwal penerbangan dari Bandar Udara Internasional Husein Sastranegara (BDO) menuju berbagai kota. Frekuensi yang disajikan untuk periode terbang 31 Oktober 2014. Tujuan Medan Kualanamu (KNO)

Apron (landas parkir).

bandara ini hanya memiliki satu pintu (gate). Betapa padatnya ruang tunggu bila terjadi pergerakan penerbangan pada peak hour, di mana waktu keberangkatan hanya berselisih hitungan menit. Belum lagi bila terjadi delay (penundaan penerbangan), sudah pasti padat. Perlu diketahui bahwa Bandar Udara Internasional Husein Sastranegara ini adalah enclave sipil (penggunaan Pangkalan Udara Militer yang dapat dipergunakan secara bersama untuk penerbang­an sipil). Jadi, terjadi buka tutup untuk penerbangan sipil bila ada kegiatan seperti terjun payung dan kegiatan penting lainnya. Namun, pi-

Rakhmat Kusno Nurkamiden, Operasional Lahand Air Service Untuk penanganan di darat, kami tetap mengikuti standar operasi yang ada, serta selalu koordinasi dengan AMC (Apron Movement Control). Faktor safety tetap menjadi utama. Untuk kenyamanan penumpang, saat hujan kami sediakan payung.

haknya selalu koordinasi dengan maskapai dan Angkatan Udara. “Kami memiliki keterbatasan di ruang tunggu dengan hanya satu pintu. Airlines itu perlu golden time, sementara kapasitas minimal. Kami memperhitungkan kapasitas terminal, parkir pesawat, jadi tidak semua permintaan slot time (jadwal) kami “iyakan”. Oleh karena itu, selalu koordinasi dengan maskapai,” jelas Yayan. Ia mengaku saat ini terjadi per­ge­ ra­k­­­an 7.000-10.000 penumpang setiap harinya. “Kami tidak menutup mata soal kenyamanan penumpang berkurang, mulai dari ketersediaan tempat duduk hingga ruang yang terbatas. Di sini,

Padang Minangkabau (PDG) Palembang (PLM) Pekanbaru (PLM) Pangandararan Jakarta Halim Perdanakusuma (HLP) Yogyakarta (JOG) Semarang (SRG) Surabaya (SUB)

Denpasar (DPS) Pontianak (PNK) Banjarmasin (BDJ) Balikpapan (BPN) Singapura (SIN) Kuala Lumpur (KUL) Johor Bahru (JHB)

Maskapai Citilink Lion Air XpressAir XpressAir AirAsia Indonesia Susi Air Susi Air Wings Air Wings Air Garuda Indonesia Lion Air Wings Air AirAsia Indonesia Garuda Indonesia Citilink AirAsia Indonesia Lion Air XpressAir Lion Air Lion Air SilkAir Tigerair AirAsia Indonesia AirAsia AirAsia Indonesia AirAsia Indonesia

Frekuensi Terbang 1 kali/hari 2 kali/hari 1 kali/hari 1 kali/hari 2 kali/hari 2 kali/minggu 2 kali/minggu 2 kali/hari 1 kali/hari 1 kali/hari 2 kali/hari 2 kali/hari 2 kali/hari 1 kali/hari 1 kali/hari 3 kali/hari 3 kali/hari 1 kali/hari 1 kali/hari 1 kali/hari 1 kali/hari 1 kali/hari 3 kali/hari 1 kali/hari 2 kali/hari 3 kali/minggu

Sumber: website@airlines

Duwis Agustyo, Polisi

Safira, Traveler

Mahendra, Pendidik

Keamanan di bandar udara ini cukup baik, terutama pada x-ray, petugas menyeleksi barang bawaan dan bersikap tegas. Untuk terminal belum memadai, masih kecil dan tidak sesuai dengan nama Bandung seperti saat ini. Perlu pengaturan transportasi dari dan menuju bandar udara, karena padat dan macet.

Sebagai gerbang terbesar menuju Jawa Barat, Husein Sastranegara masih minim dibandingkan bandara lainnya. Kenyamanan penumpang menjadi kurang, karena semrawut, kotor dan kurang memadai. Harap diperhatikan, karena ini cerminan Bandung.

Airport ini masih sangat kurang untuk kenyamanan, terlalu banyak kerumuman orang. Saya mengamati sering terjadi antrean yang tidak jelas. Oleh sebab itu, pengelola perlu merenovasi bandara. Kota lain sudah punya bandar udara bagus. Ban­dung masih ketinggalan.


LaporanUtama

16 l Aviasi l Oktober 2014

Quo Vadis Harga Tiket Pesawat

Proses boarding penumpang dan loading bagasi di Bandar Udara Internasional Husein Sastranegara, Bandung. (Foto: Anto)

P

ADA awal 2014 pemerintah telah menaikkan harga tiket pesawat melalui Peraturan Menteri Nomor 2 Tahun 2014, tentang kenaikan fuel surcharge pesawat atau biaya tambah­ an tarif penumpang kelas ekonomi angkutan udara niaga berjadwal. Namun penerapan fuel surcharges tersebut hanya mengantisipasi kenaikan biaya bahan bakar (avtur) saja, belum mengcover dari sisi pelemahan rupiah yang terdepresiasi lebih dari 10 persen. Oleh karena itu, dalam waktu dekat ini harga tiket diperkirakan akan mengalami penyesuaian guna lebih menopang kondisi maskapai nasional. Melonjaknya harga avtur dan volatilitas kurs US Dollar, merupakan momok bagi maskapai. Banyak maskapai terpaksa menghentikan operasi penerbangannya seperti Merpati Nusantara, Sky Aviation dan Tiger Mandala. AirAsia dan Sriwijaya air juga terpaksa menutup beberapa rutenya. Selain AirAsia, Garuda Indonesia (termasuk Citilink) juga mengalami kerugian operasional. Kondisi maskapai akhir-akhir ini seakan diujung tanduk, ditengah kondisi terus melonjaknya biaya operasional penerbangan, maskapai harus menyesuaikan tarif penerbangannya. Ibarat makan buah simalakama, menaikkan tarif, penumpang menjerit jika tidak menaikkan tarif, terancam gulung tikar. Lalu berapa persen besaran penyesuaian tarif penerbangan? Jika mengacu pada data Semester I-2014 terhadap rata-rata 2013, maka kenaikan minimal adalah sebesar 10 persen dan maksimal sebesar 15 persen untuk mengantisipasi dampak inflasi. Seperti kita ketahui harga avtur rata-rata pada 2013 adalah sebesar Rp 11.000 telah meningkat ratarata pada Semester I-2014 menjadi Rp 12.300 atau meningkat 12 persen. Sedangkan kurs USD dari Rp 10.500 men-

jadi Rp 11.700 atau melemah 11 persen. Jadi jika mengacu pada angka tersebut diatas, idealnya tarif batas bawah naik sebesar 10 persen dan tarif batas atas sebesar 15 persen. Kenapa tarif batas atas 15 persen, karena guna mengantisipasi lonjakan inflasi dan lebih memberikan ruang eksistensi bagi maskapai untuk menyesuaikan harga secara maksimal khususnya pada saat musim ramai (peak season). Lalu kenapa tarif batas bawah juga perlu disesuaikan? Seperti yang telah disampaikan pada Aviasi edisi Agustus lalu, bahwa penyesuaian tarif batas bawah sangat diperlukan guna menjaga kelangsungan hidup maskapai penerbangan dan juga menjaga eksistensi moda transportasi lainnya. Di­ samping itu, tarif batas bawah dapat menghambat persaingan harga yang sangat rendah yang sering dilakukan oleh maskapai. Adalah tidak wajar jika tarif penerbangan di kelas yang sama dan berjarak lebih jauh, harganya justru lebih murah dibandingkan dengan tarif penerbangan yang jaraknya lebih pendek.

an Nasional Indonesia (INACA). Arif Wibowo kepada Aviasi. “Kebijakan tarif pe­ nerbangan harus ditinjau ulang” ujarnya. Menurut Arif, yang direvisi sebaiknya bukan hanya tarif batas atas, tapi juga tarif batas bawah. “Batas bawah memicu maskapai untuk bersaing deng­an menjual tiket serendah-rendahnya, akibatnya terjadi saling memakan antar maskapai” tegasnya. Kemenhub sendiri selaku regulator sudah memahami perlunya penyesuaian tarif tiket pesawat, guna melin­ dungi maskapai penerbangan nasional yang sedang didera oleh depresiasi rupiah serta melonjaknya harga avtur.

Direktur Angkutan Udara Kementerian Perhubungan, Djoko Murdjatmojo. (Foto: Danang)

Ketua Asosiasi Perusahaan Penerbangan Nasional Indonesia (INACA). Arif Wibowo. (Foto: Anto)

Hal senada juga disampaikan oleh Ketua Asosiasi Perusahaan Penerbang­

Kemenhub diperkirakan bakal mengeluarkan Surat Keputusan terkait revisi tarif batas atas tiket pesawat kelas ekonomi. “Sesuai pernyataan Menteri Perhubungan, bulan ini akan kita keluarkan surat keputusan,” kata Direktur Angkutan Udara Kementerian Perhubungan, Djoko Murdjatmojo. Untuk mengantisipasi kondisi dunia penerbangan ini, beberapa maskapai telah melakukan langkah corrective ac­ tion antara lain melakukan restrukturisasi rute penerbangannya dan melakukan

efisiensi biaya di berbagai bidang. Cara lain untuk menyiasati melonjaknya biaya operasional penerbang­ an adalah maskapai hendaknya me­ ngurangi atau meniadakan sub classes kelas ekonomi yang harganya lebih murah. Sub classes adalah pembagian kelas (segmentasi) penumpang pada pesawat, dengan harga yang berbeda-beda. Maskapai sebaiknya hanya menerapkan satu kelas ekonomi saja yaitu Y=Economic class, sedangkan sub classes kelas ekonomi lainnya sebaiknya dikurangi atau ditiadakan, seperti: • H=Economic discount, • L= Cheap class (economic discount), • M= Grade Fare (economic discount), • K= Cheap class (economic discount), • N= Economic discount, • Q=Economic discount, • B= Economic discount, • V= Economic discount (youth class), • T= Economic discount, • S= Economic class, • R= Economic discount, • X= Economic discount, • O= Economic discount, Langkah lainnya yang perlu dilakukan maskapai adalah meningkatkan utilisasi pesawatnya dan fokus pada pemilihan rute-rute penerbangan tertentu yang memiliki yield tinggi. Pada dasarnya, meningkatnya utilisasi pesawat akan memberikan efek positif yaitu akan menurunkan unit cost (biaya pokok penerbangan) atau dengan kata lain, semakin tinggi jam terbang pesawat, otomatis biaya per unitnya akan semakin turun. Jadi harapan kita semua adalah agar pemerintah selaku regulator segera mengumumkan ketetapan baru tentang penyesuaian tarif penerbangan domestik, sehingga maskapai bisa tertolong dan keluar dari ancaman kebangkrutan. (Galih Rudyto)


Aviasi l Oktober 2014 l 17

LaporanUtama

Airport Tax, Ada Upah Jasa Pihak Ketiga

Daniel Putut Kuncoro Adi, Director of Lion Air Airport Operation and Services. (Foto: Eky Fajrin)

S

UASANA penerbangan di Bandar Udara Internasional Adisutjipto Yogyakarta pada 28 September lalu cukup padat. Suasana berbeda pada antrean check-in dan counter airport tax. Beberapa penumpang menanyakan “Ini masih bayar lagi atau tidak ya?”. Petugas PSC mengatakan untuk penumpang Garuda Indonesia dan Citilink langsung saja ke ruang tunggu. Saat itu, seorang penumpang JT 553 tujuan Jakarta berkomentar, kalau saya naik Lion Air masih harus bayar lagi. Saya sebelumnya naik Batik Air ID 6367 ke Jakarta juga harus bayar pajak bandar udara secara terpisah. Sementara, seorang penumpang GA 205 tujuan Jakarta mengatakan saya beli tiket melalui website, sudah termasuk biaya Passanger Service Charge, namun ada kabar bahwa akan dipisahkan lagi. “Bingung saya jadinya,” katanya. Berkomentar dari kondisi kebi­ ngung­an penumpang tersebut, Director of Lion Air Airport Operation and Services Daniel Putut Kuncoro Adi menyatakan perlu ada aturan yang mendasar dari regulator terkait penggabung­an komponen PSC ke dalam tiket atau tidak, dan sebaiknya diberlakukan seragam di seluruh bandar udara. Daniel menegaskan bila berkiblat internasional, airport tax digabung dalam komponen biaya tiket. Di Asia Tenggara pada umumnya sudah digabung, tetapi Filipina dan Indonesia masih terpisah karena sudah lama menjadi tradisi. “Jika demi kenyamanan penum­ pang, maka sebaiknya digabung dalam harga tiket, sebab jika terpisah, penumpang akan terganggu kenyamanannya, karena harus antre lagi,” paparnya. Lebih lanjut menurut Daniel, kondisi penggabungan PSC dalam tiket itu ada permasalahan, nominal uang/ pendapat­ an harus disesuaikan antara

maskapai dan pengelola bandar udara. “Tetapi, setelah ada rekonsiliasi dari bagian keuangan, sering ribut, soalnya kadang-kadang ada yang tekor. Dari jumlah total airport tax, itu masih ada collecting fee (upah jasa yang membantu mengumpulkan airport tax) baik dari pengelola bandar udara ataupun pihak ke-3. Untuk persenannya tergantung pengelola dari 1 - 5 persen,” tegasnya. Di sela-sela pembicaraan dengan Aviasi, Daniel menambahkan jika semua pihak ribut soal hal ini, maka yang bisa melerai adalah pemerintah, selama sistem belum pas, maka sulit untuk dipertahankan penerapannya. Sebelumnya, penggabungan airport tax diberlakukan di bandar udara Ang­ kasa Pura I dan Angkasa Pura II. Lalu bagaimana di luar airport tersebut? Menurut Daniel, jika terbang di luar bandar udara AP I dan AP II, pihak maskapai yang split (memisahkan) dari komponen PSC tersebut ke pengelola, karena penumpang sudah membayar langsung saat beli baik. “Menurut saya, dengan adanya penggabungan PSC ke biaya tiket, itu lebih simpel,” pungkasnya.

Garuda Indonesia Tekor Rp 2,2 Miliar

Setelah mendukung pelaksanaan penerapan Passenger Service Charge (PSC) pada tiket selama dua tahun, maka dengan habisnya masa berlaku kontrak kerjasama pengutipan PSC atau airport tax” oleh Garuda Indonesia, pada 30 September lalu, maka efektif 1 Oktober ini, Garuda Indonesia tidak lagi melakukan pengutipan biaya PSC pada tiket. Kontrak Kerjasama penggabungan PSC pada tiket antara Garuda, PT Angkasa Pura I dan PT. Angkasa Pura II ditandatangani pada tanggal 1 Oktober 2012 dengan periode masa berlaku dua

tahun. Dengan berakhirnya kerja sama tersebut, maka prosedur pengutipan biaya PSC telah diambil alih oleh pihak pengelola bandar udara kepada penum­pang secara langsung, disaat keberangkatan di terminal. Garuda Indonesia, selama ini adalah operator yang paling mendukung kebijakan pemerintah dan keinginan pengguna jasa untuk menyatukan PSC pada tiket. Hal ini terbukti bahwa selama dua tahun ini, hanya Garuda Indonesia Group yang melaksanakannya. Pada saat awal kesepakatan antara stakeholders terkait hal ini, disepakati bahwa dalam periode bridging, semua airlines akan ikut. Namun terbukti, hingga sampai akhir masa kontrak, belum ada airline lain yang ikut, sehingga Indo-

nesia tidak bisa masuk ke daftar negara IATA yang menerapkan kebijakan ini. Pihak Garuda Indonesia menyatakan penerapan PSC pada tiket yang selama ini diterapkan, dalam perjalanannya muncul beberapa hal yang tidak menguntungkan bagi Garuda. Antara lain terjadinya PSC tiket multileg stop over”yang tidak ter-collect, yang setiap bulannya mencapai Rp 2,2 Miliar. Namun perlu ditegaskan bahwa walaupun saat ini terpaksa Garuda mengambil kebijakan ini, Garuda juga tetap siap dan berkeinginan untuk segera kembali menerapkan PSC pada tiket bersamaan dengan semua airlines, berdasarkan standar IATA, sesuai yang sedang dikoordinir oleh Kementerian Perhubungan, Kementerian BUMN dan Angkasa Pura I dan II. (Dnn)

Kebijakan Tarif Passenger Service Charge AP I • Berlaku untuk keberangkatan per 1 April 2014 • Mulai 1 Agustus 2014 (khusus untuk Denpasar) Tarif Passenger Service Charge (PSC) Bandar Udara

Tarif Lama Domestik

Tarif Baru Domestik

Tarif Lama Internasional

Tarif Baru Internasional

Juanda, Surabaya (SUB) Sepinggan, Balikpapan (BPN) Sultan Hasanuddin, Makassar (UPG) Lombok, Lombok Praya NTB (LOP) I Gusti Ngurah Rai, Denpasar (DPS)

Rp 40.000 Rp 40.000 Rp 40.000 Rp 25.000 Rp 40.000

Rp 75.000 Rp 75.000 Rp 50.000 Rp 45.000 Rp 75.000

Rp 150.000 Rp 150.000 Rp 100.000 Rp 100.000 Rp 150.000

Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 150.000 Rp 150.000 Rp 200.000

Sumber: Angkasa Pura I

Kebijakan Tarif Passenger Service Charge AP II • Tarif domestik dan internasional lama hingga 18 Mei 2014 • Tarif domestik baru (tahap I: 19 Mei 2014, tahap II: 1 Januari 2015) • Tarif internasional baru mulai 19 Mei 2014 Tarif Lama Domestik

Tarif Lama Internasional

Kualanamu, Sumatera Utara (KNO)

Rp 35.000

Rp 75.000

Rp 60.000

Rp 75.000

Rp 200.000

Raja Haji Fisabilillah, Tanjung Pinang (TNJ)

Rp 20.000

Rp 50.000

Rp 30.000

Rp 40.000

Rp 100.000

Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru (PKU)

Rp 30.000

Rp 75.000

Rp 45.000

Rp 45.000

Rp 150.000

Bandar Udara

Sumber: Angkasa Pura II

Tarif Baru Domestik (Tahap I dan Tahap II)

Tarif Baru Internasional


18 l Aviasi l Oktober 2014

LaporanUtama

Mengukur Tarif Batas Atas Baru Informasi Booking

berjadwal dalam negeri setiap rute penerbangan dengan pesawat jet juga diatur dalam KM No. 26 tersebut.

Biaya Tambahan Pada Tiket Pesawat

Pada Februari lalu, regulator memberlakukan kebijakan dengan biaya tambahan pada tiket pesawat, artinya penumpang yang membeli tiket mulai dikenakan tarif tambahan (surcharge) pada penerbangan domestik. Penerap­ an tarif surcharge diberlakukan airlines sebagaimana pengesahan Peraturan Menteri Perhubungan (PM) Nomor 2 Tahun 2014. Menurut Djoko Murdjatmojo, Direktur Angkutan Udara Kementerian Perhubungan RI, walaupun sudah di­ tambahkan ke dalam komponen tiket, pihak maskapai masih saja merugi. Tarif batas atas yang baru tentunya akan mengacu pada kebijakan baru yang

K

EMENTERIAN Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Udara menetapkan kebijakan baru soal tarif. Ketetapan itu mengatur tarif batas atas dari aturan yang sudah ada tarif dinaikkan 10 persen. Beberapa pihak meminta bukan batas atas yang diatur, melainkan tarif batas bawah. Arif Wibowo, CEO Citilink Indonesia menyatakan tarif bawah memicu air­ lines untuk bersaing dengan menjual tiket paling murah. Imbasnya muncul saling membunuh antarmaskapai. Bagi operator yang cash flow-nya tidak kuat, seketika akan mundur dari rute itu. Jika tidak bersaing di harga, maka tidak ada pengguna jasa yang mau naik pesawat. Pada kesempatan lain Bayu Sutanto, Executive Vice President TransNusa Aviation Mandiri menegaskan sebaiknya rute yang dilayani satu atau dua maskapai dibatasi. “Bilamana naik tarif batas atas saja, maka cenderung hanya pada saat peak season saja, sementara low season akan sulit menerapkan tarif batas atas. Toh,

bila musim ramai biasanya hanya berangkat saja penuh, pulangnya tidak atau sebaliknya,” tegas Bayu.

Melongok Aturan Tarif Sebelumnya

Untuk pengaturan kenaikan tarif batas atas menjadi 10 persen, hingga berita ini dimuat belum diketahui tercantum dalam peraturan apa. Pemerintah, dalam hal ini Direktorat Jenderal Perhubungan Udara menetapkan kebijakan tegas dan jelas tentang harga tiket pesawat, utamanya yang berlaku pada rute domestik. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor: SKEP/87/V/2010 tentang Kelompok Pelayanan Jasa Angkutan Udara menjelaskan mengenai besaran tarif penerbangan domestik pada layanan kelas ekonomi yang dibedakan berdasarkan pembagian maskapai. Kebijakan tentang perhitungan tarif angkutan udara, regulator sudah menerbitkan KM No. 26 Tahun 2010 tentang mekanisme formulasi perhitungan dan penetapan tarif batas atas penumpang

Aturan Mengenai Tarif Penerbangan Ketentuan

Pasal 126

Pasal 127

Pasal 128

Keterangan Besaran tarif penumpang pelayanan kelas ekonomi penerbangan domestik dihitung berdasarkan komponen: tarif jarak, pajak, iuran wajib asuransi dan biaya tuslah/tambahan (surcharge). Surcharge dapat dimasukkan ke dalam komponen tarif apabila terjadi kenaikan harga bahan bakar (fuel surcharge), namun apabila harga avtur masih di bawah harga asumsi avtur per liter atau nilai tukar Rupiah terhadap US$ sebesar Rp 10.000, maka surcharge tidak dapat dikenakan. Batas atas tarif penumpang pelayanan kelas ekonomi penerbangan niaga berjadwal dalam negeri (domestik) dan maskapai penerbangan nasional yang melayani penerbangan niaga berjadwal domestik dilarang menjual harga tiket kelas ekonomi melebihi tarif batas atas Besaran tarif penumpang pelayanan di luar kelas ekonomi (executive atau business class) penerbangan domestik ditentukan berdasarkan mekanisme pasar.

Sumber: Undang-Undang Penerbangan Nomor 1 Tahun 2009

Pemberlakuan Tarif

Jarak Tempuh (Km)

No.

Rute

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.

Jakarta - Medan Jakarta - Yogyakarta Jakarta - Semarang Jakarta - Solo Jakarta - Surabaya Jakarta - Balikpapan Jakarta - Lombok Praya Jakarta - Makassar Jakarta - Ambon Jakarta - Jayapura

1.495 509 473 547 778 1.312 1.076 1.476 2.533 4.414

Operator

pelayanan kelas ekonomi angkutan udara niaga berjadwal dalam negeri. Tarif yang dimaksud dalam Keputus­ an Menteri (Pasal 12) adalah tarif batas atas dihitung berdasarkan komponen tarif jarak, pajak, iuran wajib asuransi dan biaya tambahan (surcharge). Dengan demikian, tarif batas atas itulah sebagai dasar dari tarif maksimal yang boleh dikutip oleh masing-masing maskapai sesuai dengan kategori pela­ yan­an yang dipilih. Tidak hanya peraturan jarak tempuh saja, hitungan besaran tarif penumpang kelas ekonomi angkutan udara niaga Pasal 12 KM No. 26 Tahun 2010 Tarif Dasar per Penumpang-Km (Rp)

No.

Jarak Tempuh (Km)

1.

301 s/d 375

2.070

2.

376 s/d 450

2.000

3.

451 s/d 600

1.900

4.

601 s/d 750

1.790

5.

751 s/d 900

1.550

6.

901 s/d 1.050

1.420

7.

Diatas 1.400

1.190

Pesawat Jet

1.

Dibawah 150

3.200

2.

150 s/d 225

3.080

3.

226 s/d 300

2.820

Full services (premium)

Tarif hingga 100 persen batas atas.

Garuda Indonesia dan Batik Air.

Medium services (menengah)

Tarif tertinggi 90 persen batas atas.

Sriwijaya Air, Trigana Air, Xpress Air, Kalstar Aviation, Aviastar, NAM Air

4.

301 s/d 375

2.770

Tarif hingga 85 persen dari batas atas.

AirAsia Indonesia, Lion Air, Wings Air, Citilink

5.

376 s/d 450

2.650

6.

451 s/d 600

2.440

No frill services (bawah)

Tarif Penumpang sekali jalan (Rp) 1.847.000 967.000 898.000 1.039.000 1.206.000 1.797.000 1.440.000 1.846.000 3.014.000 5.253.000

Asumsi Naik 10 Persen 2.031.700 1.063.700 987.000 1.142.900 1.326.600 1.976.700 1.584.000 2.030.600 3.315.400 5.778.300

Biaya Tambahan/ Surcharge (Rp) 122.000 46.000 43.000 49.000 67.000 113.000 92.000 120.000 206.000 359.000

Sumber: KM No. 26 Tahun 2010 dan PM No. 2 Tahun 2014

Pesawat Propeller (baling-baling)

Layanan Menurut Kelas - SKEP/87/V/2010 Layanan

Tarif Batas Atas Lama - Pesawat Jet & Biaya Tambahan

beragam sesuai dengan jarak tempuh dan jenis pesawat. Tarif tersebut ditam­ bah surcharge Rp 60.000 per jam untuk jet dan Rp 50.000 untuk propeller (balingbaling) serta pajak penghasilan dan juga pajak lainnya. Dengan demikian, tiap rute dan waktu tempuh mengalami kenaikan tarif yang berbeda. Berikut contoh perhitungan menggunakan “Tarif Batas Atas Lama, Asusmi dan Biaya Tambahan” sekali jalan di rute Jakarta–Yogyakarta dengan jarak tempuh 509 km menggunakan pesawat bermesin jet. Tarif jarak (asumsi naik 10 persen)

Rp 1.063.700

Biaya Tambahan (Surcharge) PPN 10 persen Iuran Wajib Jasa Raharja

Rp 46.000 Rp 106.370 Rp 5.000

Harga avtur di bawah Rp 10.000 Total tarif batas atas kelas ekonomi

Rp 1.221.070

Jadi, ketika peak season (ramai) maupun low season (sepi), Garuda Indonesia dan Batik Air sebagai maskapai full ser­ vices hanya dapat mengutip tarif maksimal Rp 1.221.070 (100 persen). Sriwijaya Air di medium services menjual tiket ter­ atas Rp 1.098.963 (90 persen). Sedangkan operator no frill services (berbiaya murah) pada sektor yang sama seperti Citilink, AirAsia, Lion Air diperbolehkan menetapkan tarif paling tinggi Rp 1.037.900 (85 persen). (Dnn)


Aviasi l Oktober 2014 l 19

LaporanUtama

Beri Kami Harga Tiket yang Wajar “Kenaikan harga tiket itu tidak dapat dihindarkan. Jika pun dinaikkan konsumen paling meributkannya seminggu saja, selebihnya berjalan seperti biasa”

Rudiana, Ketua Umum Astindo (Association of Air Ticketing Companies in Indonesia) . (Foto: Anto)

B

UKAN rahasia lagi bila Indonesia punya peluang besar mengembangkan bisnis penerbangan. Namun, kenyataannya bak menelan pil pahit, justru malah banyak maskapai mati. Beberapa pakar berpendapat, guna mempertahankan kehidupan maskapai, perlu kebijakan baru untuk kelangsung­ an hidupnya. Salah satunya dengan menaikkan harga tiket. Persoalannya, apakah ini solusi? Rudiana, Ketua Umum Astindo (Association of Air Ticketing Companies in Indonesia) menyatakan, “Kami mendukung kebijakan kenaikan tarif. Dengan demikian tidak ada lagi airlines yang bangkrut.” “Faktanya kondisi keuangan maskapai, terutama LCC cukup memprihatinkan, hal ini sesuai dengan laporan keuangan Asia dan internasional,” paparnya. Berbicara kenaikan tiket dari masa ke masa, Rudiana mengatakan wajar, namun kenyataannya perhitungan seat (kursi) per km masih merugi. “Kenaikan harga tiket itu tidak dapat dihindarkan. Jika pun dinaikkan konsumen paling meributkannya seminggu saja, selebihnya berjalan seperti biasa,” tegasnya. Rudiana menjelaskan, yang tidak diperbolehkan adalah jika airlines me­ ngambil keuntungan yang lebih, tapi harus wajar, misalnya, Jakarta - Surabaya jika dijual sekali jalan Rp 5.000.000 jelas tidak akan ada yang mau naik. Maka, berikanlah harga yang wajar. Menyinggung kebutuhan masyarakat, menurut pengalaman Rudiana, harga itu tidak menjadi masalah bagi masyarakat, nomor satu adalah service (layanan), nomor dua baru harga. Sebab, harga murah tapi tidak ada jaminan terbang bagaimana? Soal harga, pihak maskapai pun harus menyesuaikan peak season (musim ramai) dan low season (musim sepi). “Va-

riasi harga juga menjadi pertimbangan, misalnya Jakarta - Denpasar terbang 8 kali per hari, maka jam malam bisa lebih murah,” pungkasnya.

Terancam Tidak Ada Penumpang

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan perekonomian Indonesia yang diukur berdasarkan besaran Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku pada triwulan II-2014 mencapai Rp 2.480,8 triliun, sedangkan PDB atas dasar harga konstan 2.000 mencapai Rp 724,1 triliun. Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diukur berdasarkan kenaikan Produk Domestik Bruto (PDB) pada triwulan II-2014 dibanding triwulan I-2014 mencapai 2,47 persen (q-to-q) dan apabila dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun 2013 mengalami pertumbuhan 5,12 persen (y-on-y). Secara kumulatif, ekonomi Indonesia semester I-2014 dibandingkan dengan semester I-2013 tumbuh 5,17 persen (c-to-c). Dari sisi produksi, pertumbuhan ekonomi triwulan II-2014 dibandingkan triwulan II-2013 (y-on-y) didorong oleh hampir semua sektor. Pertumbuhan tertinggi dicapai Sektor pengangkutan dan komunikasi yang tumbuh sebesar 9,53 persen. Struktur perekonomian Indonesia pada triwulan II-2014 masih didominasi oleh kelompok provinsi di Pulau Jawa yang memberikan kontribusi terhadap PDB sebesar 58,70 persen, kemudian diikuti oleh Pulau Sumatera sebesar 23,74 persen, Pulau Kalimantan 8,31 persen, Pulau Sulawesi 4,84 persen, dan sisanya 4,41 persen di pulau-pulau lainnya. Berdasarkan informasi tersebut, beberapa pihak mengungkapkan ada ancaman maskapai tidak mendapatkan isian penumpang. Hal itu, dikarenakan tidak semua masyakarat mampu untuk melakukan perjalanan udara, apalagi dengan kenaikan harga. (Dnn)

Pertumbuhan Angkutan Udara Periode 2009 2010 2011 2012 2013

Dalam Negeri Jumlah Penumpang Pertumbuhan (%) 43.808.033 17,12 51.775.656 18,19 60.197.306 16,27 71.421.464 18,65 75.767.928 6,09

Luar Negeri Jumlah Penumpang Pertumbuhan (%) 5.004.056 21,98 6.614.937 32,19 8.152.133 23,24 9,938,291 21,91 10.964.559 10,33

Sumber: Badan Angkutan Udara Niaga Berjadwal Nasional

Soal Isu Kenaikan Tarif

Jenny, Assistant Sales Manager Caturkreasi Utamalestari (Cames Active)

Klasina Rumbekwan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat

Tiket Domestik Lebih Mahal

Harga 3 jutaan Sudah Biasa

Saat ini perjalanan udara lebih murah, lebih banyak pilihan. Sayangnya masih harus transit, sehingga biaya perjalanan lebih mahal. Harga naik tentu berpengaruh pada perjalanan udara, untuk itu, jangan naik terlalu tinggi. Saya sendiri kaget, harga di domestik lebih mahal, justru ke mancanegara lebih murah. Harga lebih murah cenderung jika ada event, dibandingkan hari-hari biasa yang tidak menentu.

Penerbangan di Indonesia Timur lebih mahal dibandingkan ke luar ne­ geri seperti Singapura, Kuala Lumpur. Harga sekali jalan Rp 3.000.000 bagi kami biasa-biasa saja, karena di Waisai tidak ada pilihan lain. Menuju ke Waisai harus melalui Sorong dulu, diteruskan 35 menit dengan Susi Air Rp 240.000. Pengalaman saya, Garuda Indonesia sudah oke namun maskapai lain harap menyiapkan pesawat dan pelayanan yang lebih bagus.


Profil

20 l Aviasi l Oktober 2014

Airbus A320-214 (bawah) dan Airbus A330-200 (atas). Pesawat ini dioperasikan Edelweiss untuk rute domestik dan internasional. (Foto-foto: Dok. Edelweiss)

Menemukan Edelweiss di Zurich

P

Bernd Bauer CEO Edelweiss Air

ARA pecinta alam khususnya pendaki gunung tampaknya belum puas jika belum menemukan edelweiss. Di balik keindahannya, bunga tersebut menyimpan sebuah mitos. Orang yang memberikan bunga ini kepada pasangannya, maka cintanya akan abadi. Tidak sedikit para pencinta edelweiss yang menjadikannya sebagai hadiah spesial. Selain “abadi”, bunga ini juga dikenal sebagai lambing “pengorbanan”. Bunga ini biasanya tumbuh di puncak-puncak atau lereng-lereng gunung. Edelweiss adalah tanaman eksotik dan endemik khas daerah alpina atau montana. Salah satu jenisnya adalah Anphalis Javanica yang banyak dijum­ pai di pegunungan Pulau Jawa. Bila Anda telah sukses mendapatkan edelweiss, maka wujudkanlah impian Anda untuk merasakan sensasi terbang tinggi, bahkan jauh di atas gunung bersama Edelweiss Air.

Hanya di Swiss

Saking melegendanya, ternyata ada maskapai yang mengudara dengan merek Edelweiss. Tak bisa dimungkiri, bunga ini memang terkenal di Eropa khususnya di Pegunungan Alpen, Swiss.

Merupakan waktu yang tepat bagi Anda menuju Swiss, karena Edelweiss Air pada Oktober ini merayakan ulang tahunnya yang ke-19. Dengan demikian, semakin menambah pengalaman terbang Anda ke koneksi berbagai kota favorit maskapai ini. Tidak hanya terbang di rute-rute pendek, airlines ini telah menebarkan “di balik namanya” ke penjuru dunia. Cobalah terbang bersamanya. Pada Juni lalu, khusus penerbang­ an jarak jauh (long haul), Edelweiss Air meluncurkan pilihan kelas layanan. Edelweiss Business Class memiliki kursi yang dapat dijadikan tempat tidur (lieflat seats) dengan inflight entertainment system pada layar 16 inchi. Operator ini juga telah memperkenalkan sentuhan baru di Economy Class dan Economy Max dengan tampilan baru, kursi lebih lega, layar sentuh (touch screen) 9 inchi. IFE (inflight entertainment) masingmasing kelas dilengkapi 65 film terbaru, 60 saluran televisi, 400 musik dan 15 permainan seru. Bernd Bauer, CEO Edelweiss menyatakan layanan terbaru ini mampu memberikan kenyamanan bagi tamu, kemudian mereka akan kembali terbang bareng lagi.

Bauer sendiri baru memimpin Edelweiss sejak April lalu yang sebelumnya sebagai Vice President Revenue Ma­ nagement, Pricing & Distribution at Swiss International Air Lines. “Perubahan layanan total di kabin itu seiring dengan penambahan frekuen­si maupun rute baru. Pada Mei lalu, para pelanggan dapat meneruskan penerbangan dengan Edelweiss ke Las Vegas, Havana, Tampa dan Edinburg,” paparnya. Menurut Bauer, bila Anda memiliki kelas bisnis, Anda mendapatkan bagasi 32 kg. Selain itu, penumpang dengan kebutuhan makanan khusus akan menemukan pilihan menu khusus pada semua penerbangan. Penumpang secara bebas mendapatkan menu khusus yang diinginkan ketika memesan pe­ nerbangan atau minimal 4 hari sebelum keberangkatan. Ragam menu terdiri dari VGML (Vegan Meal) yaitu daging dan ikan tanpa susu atau telur; VLML (Lacto Ovo) khusus pada penerbangan jarak jauh mengandung susu dan telur, tapi tidak ada daging atau ikan; AVML (Vegetar­ ian Hindu Meal) daging dari India, ikan, telur, unggas, lemak babi dan gelatin. Ada juga GFML (Gluten Free), berisi sereal (gandum, rye, barley, gandum)


Aviasi l Oktober 2014 l 21

Profil

Kru Edelweiss di apron Bandar Udara Internasional Zurich, Swiss.

tuk anak-anak 2-12 tahun) melalui agen perjalanan Anda atau langsung di website tanpa biaya tambahan hingga lima hari kerja sebelum keberangkatan. Khusus film, tersedia beberapa film yang ditampilkan secara khusus dirancang untuk anak-anak seperti kartun atau komedi. Salah satunya Rio 2, me­ngisahkan Jewel, Blu dan tiga

anak-anak mereka meninggalkan kehidupan di kota lama untuk perjalanan ke Amazon. Untuk musik, lanjut Beuer, memastikan anak-anak memiliki program musik mereka sendiri atau channel anak-anak di antaranya sajak, lagu anak-anak dan banyak lagi. (Dnn)

Jakarta Soekarno-Hatta (CGK) - Zurich International Switzterland (ZRH) Berikut pilihan penerbangan pergi pulang menuju Zurich (basis utama Edelweiss) periode berangkat 28 Oktober 2014 dan periode kembali 10 November 2014. Berlaku untuk satu orang dewasa. Konfigurasi kelas bisnis.

atau makanan bertepung serta masih banyak pilihan menu lainnya.

Tamu Muda

Anda yang membawa anak-anak saat bepergian, tidak perlu khawatir anak akan rewel, karena takut terbang. Edelweiss telah memperkenalkan produk melalui “Our Young Guests”. Anak-anak akan ditemani marmut kecil Gian Carlo dan istrinya Gian Carla. Gian Carlo dan Gian Carla tidak se­ perti marmut lainnya. Ceritanya, alihalih tidur selama musim dingin, mereka lebih memilih untuk melakukan perjalanan. Terlebih lagi di musim panas.

Karena mereka sering bepergian, me­ reka punya teman di banyak negara. Anda ingin tahu bagaimana petualangan anak-anak Anda dengan Gian Carlo dan teka-teki yang mereka (anakanak) akan pecahkan? Silakan telusuri beberapa halaman dari puzzle dan mewarnai buku online. “Kami ingin menjadikan pengalaman penerbangan penumpang muda kami dengan Edelweiss lebih istimewa. Itulah sebabnya kami telah mengumpulkan menu anak-anak dan program hiburan khusus untuk mereka,” jelas Bauer. Masih perlu memesan menu anakanak? Anda dapat melakukannya (un-

Informasi Perusahaan Kode IATA/ICAO Didirikan Pada Basis Utama (Hub) Kantor Pusat Status Perusahaan Jumlah Kota Tujuan Jumlah Negara Tujuan Jumlah Armada Sumber: Edelweiss Air

WK/EDW 19 Oktober 1995 Zurich Airport (ZRH) Edelweiss Air Operations Center (OPC) Lufthansa Group, anak perusahaan Swiss International Air Lines 52 20 8 pesawat

Maskapai JetStar & Swiss Garuda Indonesia & Swiss

Rute Jakarta-Singapura-Zurich Jakarta-Singapura-Zurich

Perjalanan 14 jam 10 menit 15 jam 30 menit

Harga PP US$ 888.40 US$ 923.40

Malaysia Airlines & KLM

Jakarta-Kuala LumpurAmsterdam-Zurich

16 jam 40 menit

US$ 972.40

China Southern

Jakarta-GuangzhouAmsterdam-Zurich

19 jam 55 menit

US$ 1,219.60

Emirates Qatar Airways Etihad

Jakarta-Dubai-Zurich Jakarta-Doha-Zurich Jakarta-Abu Dhabi-Zurich

15 jam 25 menit 15 jam 45 menit 15 jam 30 menit

US$ 1,275.60 US$ 1,276.50 US$ 1,315.60

Sumber: Cheapoair, periode booking pada 7 September 2014

Rupiah - Dollar - Swiss Franc SWISS Franc adalah mata uang dalam Swiss (CH, CHE), dan Liechtenstein (LI, LIE). Nilai tukar dengan rupiah Indonesia terakhir diperbarui pada 5 September 2014 oleh Dana Moneter Internasional sebagai berikut: IDR ke USD 10.000 20.000 50.000 100.000 200.000 500.000 1.000.000

0.85 1.70 4.25 8.50 16.99 42.48 84.96

Sumber: The Currency Converter

USD ke CHF 0.50 1.00 2.00 5.00 10.00 20.00 50.00

0.45 0.95 1.85 4.65 9.30 18.60 46.55

IDR ke CHF 10.000 20.000 50.000 100.000 200.000 500.000 1.000.000

0.80 1.60 3.95 7.90 15.80 39.55 79.10


Fokus

22 l Aviasi l Oktober 2014

Bebas Masuk Berkat Pas Bandar Udara

G

ARUDA Indonesia dengan nomor penerbang­ an GA 401 rute Denpasar - Jakarta pada ming­ gu keempat Agustus lalu sempat mengalami penundaan penerbangan. Pilot memerintahkan untuk mengecek kembali semua penumpang dan barang bawaan, sebab ada seorang yang bukan penumpang, yaitu petugas imigrasi yang mengantar seorang penumpang, bahkan ikut bus penumpang. Siapa yang diantar tidak jelas, bahkan ia tidak mengenakan rompi. Memasuki daerah yang restricted (bukan umum) selain penumpang, juga bisa dilakukan oleh pihakpihak tertentu yang mendapatkan izin ke area tersebut dengan mengenakan tanda identitas, umumnya dikenal Pass Airport. Seperti apa peraturan pas bandar udara dan penggunaan rompi? Berikut hasil wawancara eksklusif deng­an Angkasa Pura Airports melalui Corporate Communication Department.

yaitu: “Yang dimaksud dengan sisi udara (non public area) adalah bagian dari bandar uadara dan segala fasilitas penunjangnya yang merupakan daerah bukan publik di mana setiap orang, barang, dan kendaraan yang akan memasukinya wajib melalui pemeriksaaan keamanan dan/atau memiliki izin khusus. Yang dimaksud dengan pemeriksaan keamanan dalam dunia penerbangan adalah security check.” c. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor: PM 31 Tahun 2013, tentang Program Keamanan Penerbang­ an Nasional, secara khusus pada Lampiran Bab 5, angka 5.6; d. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor: SKEP/2765/XII/2010, tentang Tata Cara Peme­ riksaan Keamanan Penumpang, Personel Pesawat Udara, dan Barang Bawaan Yang Diangkut Dengan Pesawat Udara dan Orang Perseorangan Pasal 2 ayat (1), Pasal 3, Pasal 6

Apa saja jenis dan fungsi Pas Bandar Udara yang dikeluarkan oleh Otoritas Bandar Udara dan Angkasa Pura I?

Pasal 2

Pass adalah tanda izin untuk masuk ke daerah terbatas di bandar udara. Pas diberikan untuk orang atau kendaraan setelah memenuhi persyaratan tertentu. Jenis pas berdasarkan masa berlaku dibedakan menjadi: • Pas tetap (misalnya, pas tahunan, pas bulanan). • Pas tidak tetap (misalnya, pas visitor, pas tempo­ rary kepanitiaan, pas temporary pekerja). Klasifikasi area di lingkungan airport untuk pemberian Pas Bandar Udara meliputi: • Tanda A: Apron (Landas Parkir) • Tanda B: Ruang Tunggu Keberangkatan; • Tanda C: Ruang Check-In; • Tanda D: Ruang Kedatangan Internasional; • Tanda E: Ruang Kedatangan Domestik; • Tanda F: Pelataran Pergudangan Lini II; • Tanda G: Pergudangan Lini I; • Tanda L: Gedung Listrik; • Tanda O: Gedung Operasi Lalu Lintas Penerbang­ an; • Tanda P: Pemancar Penerima; • Tanda R: Gedung Radar; • Tanda T : Landasan dan Taxiway (Landas Hubung); • Tanda W: Gedung Air; • Tanda X: Semua wilayah/area Bandar Udara termasuk instalasi vital (tanpa batas); • Tanda Y: Semua wilayah/area Bandar Udara kecuali instalasi vital; • Tanda Z: Instalasi Vital. Pass berfungsi sebagai: • Tanda identitas pengguna; • Tanda izin masuk ke dalam kawasan tertentu di bandar udara sesuai dengan area yang tertera pada Pas Bandar Udara; • Pengendalian wilayah keamanan di bandar udara. Unit kerja yang melaksanakan sistem perizinan harus mengetahui jumlah izin masuk daerah keamanan terbatas dan menetapkan jumlah maksimum sesuai kebutuhan operasional.

Siapa saja yang berhak mengeluarkan Pas Bandar Udara di 13 airport Angkasa Pura I? Apakah terdapat perbedaan antara satu bandar udara dengan lainnya?

Pada bandar udara yang menjadi tempat kedudukan Kantor Otoritas Bandar Udara, tanda identitas tersebut dikeluarkan oleh Kantor Otoritas Bandar Udara; sedangkan pada bandar udara yang tidak berkedudukan Kantor Otoritas Bandar Udara, Pas dikeluarkan oleh General Manager. Pas Bandar Udara hanya berlaku sebagai tanda masuk di bandar udara di mana Pas tersebut dikeluarkan.

“Setiap penumpang, personel pesawat udara dan orang perseorangan yang memasuki daerah keamanan terbatas harus mempunyai izin masuk yang berlaku.” (Foto: Anto)

Siapa saja yang berhak menggunakan Pas Bandar Udara?

Orang yang telah memenuhi persyaratan, antara lain: • Pas diberikan kepada orang yang melakukan kegiatan atau mempunyai kepentingan di bidang penerbangan di daerah terbatas di bandar udara; • Pas diberikan kepada orang yang berdasarkan area wilayah kerja atau kegiatannya di bandar udara; • Berdasarkan pertimbangan kepala kantor administrator bandar udara/kepala bandar udara bahwa orang tersebut layak untuk diberikan pas; • Dinyatakan lulus screening/wawancara dengan materi yang telah ditentukan.

Adakah peraturan resmi mengenai penggunaan Pas Bandar Udara? •

Peraturan tercantum pada: Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009, tentang Penerbangan, disebutkan dalam pasal 210, pasal 334 ayat (1), pasal 421 ayat (1); yaitu:

Pasal 210.

“Setiap orang dilarang berada di daerah tertentu di bandar udara, membuat halangan (obstacle), dan atau melakukan kegiatan lain di kawasan keselamatan operasi penerbangan yang dapat membahayakan keselamatan dan keamanan penerbangan, kecuali memperoleh izin dari otoritas bandar udara.”

Pasal 334 (1)

“Orang perseorangan, kendaraan, kargo, dan pos yang akan memasuki daerah keamanan terbatas wajib memiliki izin masuk daerah terbatas atau tiket pesawat udara bagi penumpang pesawat udara dan dilakukan pemeriksaan keamanan.”

Pasal 421 (1)

“Setiap orang berada di daerah tertentu di bandar udara, tanpa memperoleh izin dari otoritas bandar udara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 210 dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun atau denda paling banyak Rp 100.000.000 (seratus juta rupiah).” • Penjelasan pasal 51, PP Nomor 3 Tahun 2001, tentang Keamanan dan Keselamatan Penerbangan;

Pasal 3

“Izin masuk sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) berupa: a. ... dan seterusnya” b. Pas Bandar Udara; c. ...dan seterusnya”

Pasal 6

“Personel keamanan bandar udara wajib menolak setiap penumpang, personel pesawat udara dan orang perseorangan serta barang bawaan untuk memasuki daerah keamanan terbatas dan/atau ruang tunggu, apabila tidak memiliki izin masuk dan/atau menolak untuk diperiksa.” • Keputusan Direktur Jenderal perhubungan Udara Nomor: SKEP/100/XI/1985, tanggal 12 November 1985, tentang Peraturan dan Tata Tertib Bandar udara Pasal 18 “Siapa pun dilarang memasuki Daerah Publik Terbatas (Restricted Public Area) dan Daerah Bukan Publik (Non Publik Area) di bandar udara dan gedung-gedung yang dinyatakan tertutup untuk umum, kecuali: a. Yang sudah mendapat izin atau yang mempu­ nyai Pas Bandar Udara; ...dan seterusnya.”

Apakah penggunaan Pas Bandar Udara mempengaruhi keamanan airport?

Penggunaan Pas Bandar Udara ditujukan untuk pengendalian keamanan bandar udara, karena semua orang yang memiliki pas bandar udara tercatat dan terdokumentasi dengan jelas, baik background check (dibuktikan dengan catatan dari kepolisian) maupun kepentingannya selama berada di bandar udara. Selain itu pemegang Pas Bandar Udara juga wajib memahami tentang keamanan penerbangan (aviation security awareness).

Bagaimana cara mengantisipasi penyalahgunaan dan pemalsuan Pas Bandar Udara?

Secara periodik maupun insidentil petugas avia­ tion security melakukan sidak/ pemeriksaan/ screening pass terhadap orang pemegang Pas yang berada di bandar udara.

Apakah ada peraturan mengenai penggunaan rompi di terminal dan apron?

Peraturan Menakertrans Nomor: PER.08/MEN/ VII/2010, tanggal 6 Juli 2010, tentang Alat Pelindung Diri. (Danang)


Aviasi l Oktober 2014 l 23

Q&A

Kaca Miring hingga Lokasi Tower Mengapa kaca menara lalu lintas udara (tower) dibuat miring?

Hal tersebut bertujuan untuk agar petugas otoritas bandara dapat optimal melakukan pengontrolan di seluruh kawasan bandar udara. Di sisi lain, kaca miring sangat membantu penglihatan petugas pengatur lalu lintas udara (pengamat) di sekitar airport. Kaca miring juga bertujuan mengurangi daya pantul kaca terhadap mata. Bila kaca dibuat tegak lurus, akan memantulkan semua objek yang ada di depannya, seperti layar monitor, lampu dan sebagainya. Pengamat tidak boleh terganggu dengan pantulan-pantulan cahaya seperti itu. Maka kaca jendela didesain miring menghadap ke langit-langit yang bercat hitam.

Mengapa tower pada umumnya berada di dekat atau di sekitar runway?

Petugas air traffic controller (pengatur lalu lintas udara) adalah melihat pergerakan pesawat saat lepas landas, mendarat di kawasan bandar udara atau me­ ngatur kelancaran arus pesawat udara (traffic flow). Seharusnya (yang benar) adalah tower terpisah dengan terminal, karena tower itu restricted area (ste­ ril, tidak sembarangan orang masuk). (Dnn)

Mengapa meja kerja petugas lalu lintas udara di paling atas berbentuk bulat atau setengah lingkaran? Tower berfungsi sebagai pengatur dan pengawas lalu lintas penerbangan. Untuk itu kondisi kerja harus memenuhi 360 derajat, mampu melihat seluruh kawasan airport. Tahukah Anda bahwa komposisi meja kerja juga sangat berbeda dengan lingkungan komersial atau di kantor pada umumnya. Tentunya ini dibuat guna menyelesaikan tanggungjawab terhadap pesawat, manusia, kendaraan dan sebagainya.

Djoko Jatmoko Kepala Jurusan Keselamatan Penerbangan Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia (STPI)

Menara ATC Bandar Udara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II, Palembang. (Foto: OPU1)

Tips

Saat Mengudara ke Tanah Suci

P

penerbangan harap diutarakan, jangan diam-diam atau malu. Awak kabin haji dan perawat/dokter pendamping biasanya ada yang dipersyaratkan mampu berbahasa daerah dari embarkasi penumpang haji tersebut.

ENERBANGAN haji yang terbagi dalam 13 embarkasi (pemberangkatan) dari Indonesia ke Jeddah maupun Madinah, bukanlah waktu yang singkat. Mereka (jemaah) terbang pada rute long haul (jarak jauh). Dengan segala keberadaan mereka mungkin ada yang memang jarang terbang, atau bahkan belum pernah sama sekali menikmati sebuah penerbangan. Terbang bagi mereka adalah hal yang baru dan mewah. Agar lancar selama perjalanan, berikut kiat-kiat khususnya.

1

Menjaga Kesehatan

Bila Anda memiliki riwayat penyakit, konsultasikan dan minta obat dari dokter. Perlu diketahui, perbedaan waktu antara Arab Saudi dan Jakarta sekitar empat jam lebih lambat di Arab Saudi. Terkadang hal ini menjadi salah satu hal yang mengacaukan ritme tubuh.

2

Santai dan Tidak Takut Terbang

Tidak perlu merasa takut untuk terbang. Penerbangan adalah salah satu moda transportasi teraman dan terencana. Semua sudah dipersiapkan untuk kenyamanan Anda terbang menunaikan ibadah haji.

3

Istirahat Cukup

Usahakan tidur yang cukup sebelum menunaikan ibadah

8

Cara Menyelamatkan Diri

Perhatikan pula seluruh petunjuk keselamatan yang ada di dalam pesawat, yang diperagakan oleh awak kabin yang sedang bertugas. Lihatlah bagaimana cara menggunakan pelampung keselamatan dan sebagainya.

(Foto: batampos.co.id)

haji, tetaplah tenang jangan terlalu banyak pikiran di luar rencana ibadah yang akan Anda jalani selama di Tanah Suci.

(barang-barang berbahaya).

4

Dianjurkan untuk sering meng­unyah permen guna mengurangi efek tekanan udara di kabin yang sering mengganggu di dalam telinga. Regangkan badan Anda sesaat jika Anda merasa perlu saat sedang terbang. Bila pesawat udara dalam kondisi tenang dan tidak dalam cuaca buruk, Anda dapat berdiri sesaat dan berjalan sebentar di lorong antara kursi atau Anda juga dapat melakukan senam ringan di atas kursi Anda juga.

Menjaga Pola Makan

Pola makan dan minum yang sehat dan disesuaikan dengan kondisi tubuh juga akan membuat Anda tetap terjaga kondisinya selama menunaikan ibadah. Jangan lupakan minum air putih (mineral) dan asupan vitamin.

5

Barang Bawaan

Aturlah barang-barang yang akan dibawa sesuai keperluan dan anjuran membawa barang apa saja yang seharusnya dibawa dan dilarang yang tergolong dalam dangerous goods

6

Mengunyah Permen dan Menggerakkan Badan

7

Komunikasi Lebih Penting Segala hal yang diperlukan atau meminta bantuan selama

9

Di Lavatory

Menggunakan toilet (lavatory) pesawat juga mudah. Tutuplah pintu pesawat dan menguncinya deng­ an menggeser kuncinya hingga bunyi “klik”. Jika ingin membuang hajat, baik itu buang air besar maupun air kecil, jangan lupa membuka penutup duduk­ an toilet dahulu sebelum membuang hajat. Kertas tisu telah disediakan untuk membasuh badan yang kotor. Selesai membuang hajat jangan lupa menekan tombol yang terdapat tulisan FLUSH (siram) dan kertas tisu dibuang di ke­ ranjang sampah yang telah disediakan. Ada tempat cuci tangan yang kecil dengan kran air bertanda biru untuk air dingin dan kran air bertanda merah untuk air panas. (Vincent Herdison)


On The Spot

24 l Aviasi l Oktober 2014

11 Pemegang Kuasa Udara Tertinggi di Dunia Menara ATC Baiyun memiliki luas area 10.100 m2 dan dibangun dengan investasi dari SGD sebesar US$8.769 juta. Pembangunan selesai pada 2003, sebelum pembukaan bandar udara pada Agustus 2004. Desain dan rekayasa menara dilakukan oleh konsultan CPG, URS Greiner Woodward Clyde & Parsons Corporation adalah kontraktor konstruksi utama.

7

Kairo, Airport Rd, Heliopolis, Mesir (CAI)

Pintu udara dengan nama lain Maṭār alQāhirah al-Duwaliyy mempunyai menara ATC setinggi 110 meter (361 kaki) dan baru beroperasi pada November 2010. Luas wilayah menara ATC sekitar 85 m2 dan area teknis 3.000 m2. Orascom sebagai penyedia layanan bertindak sebagai kontraktor utama , sementara OCI Group Construction bekerja di bawah subkontrak dan ACAMS menyediakan solusi tower. ADPi Aéroports de Paris, sebagai desain menara dan Thales memasok sistem kontrol lalu lintas udara.

8

Abu Dhabi, Sheik Maktoum Bin Rashid Rd, Uni Emirat Arab (AUH)

Menara ATC Hartsfield-Jackson, 6000 N Terminal Pkwy, Atlanta. (Foto: airport-data.com)

A

IR Traffic Control, biasa disingkat ATC merupakan tempat aktivitas vital yang menentukan keselamatan penerbangan. ATC adalah “pemegang kuasa udara”. Menara ATC dibangun mengikuti perkembangan teknologi dunia penerbangan dan besarnya bandar udara itu sendiri. Menurut Airport Technology, semakin besar airport, semakin tinggi menara ATC dibuat. Hal ini guna memudahkan petugas ATC mengawasi pesawat lepas landas atau mendarat.

1

King Abdul Aziz, Medina Road, Jeddah, Arab Saudi (JED)

Sebagai pintu gerbang internasional terbesar dan tersibuk ketiga di Arab Saudi, King Abdulaziz menempati posisi pertama menara ATC tertinggi di dunia dengan 446 kaki (135,9 meter). Pengembangannya kerja sama dengan Netherlands Airport Consultants (NACO). Airport ini adalah pintu gerbang bagi sejumlah besar peziarah dan umroh, sebab dekat dengan Mekkah dan Madinah, dua peradaban paling suci dalam Islam. King Abdul Aziz menjadi terminal haji sejak dibuka pada 1981.

2

Suvarnabhumi, Bangkok, Thailand (BKK) Bangkok International Airport, Thailand memiliki menara ATC dengan tinggi 132,2 meter (434 kaki). Menara di Suvarnabhumi dikembangkan oleh konsorsium Siam Syntech dan Radio Aeronautical Thailand (Aerothai). Pembangunan menara selesai pada 2005 dengan investasi dari THB $18 milliar. Thales-lah yang menyediakan teknologi dan peralatan untuk menara ATC. Menara ATC ini mempunyai lebar pandang seluas 360 derajat dari luas bandar udara yang mencapai 32.4 km2.

3

Kuala Lumpur (KLIA), Selangor, Malaysia (KUL)

Bandar Udara Internasional Kuala Lumpur terletak 50 km dari pusat ibukota. Tinggi menara ATC KLIA adalah 130 meter (426 kaki). Menara ATC di sini

sudah dilengkapi fasilitas canggih untuk menangani 120 pergerakan setiap jam. Uniknya, menara ATC di KLIA mirip obor olimpiade. Pada 1998, sistem manajemen lalu lintas udara dioperasikan oleh Department of Civil Aviation (DCA), kementerian transportasi setempat.

4

Hartsfield-Jackson, 6000 N Terminal Pkwy, Atlanta, Amerika Serikat (ATL) Sebagai bandar udara tersibuk di dunia, Atlanta International Airport mempunyai menara ATC tertinggi di Amerika Utara dengan tinggi 121.31 meter (2.398 kaki), mulai dioperasikan pada 2006 dan mendukung rata-rata 2.500 pergerakan pesawat setiap hari. Menara memberikan pandangan yang jelas di lima landas pacu paralel di airport. Menara ini dibangun dengan investasi US$44.2 juta, dibiayai pemerintah Atlanta (US$39.4 juta), sementara US$4.8 juta dari Federal Aviation Administration (FAA). Hensel Phelps adalah kontraktor konstruksi, Alpha untuk instalasi sistem maupun peralatan.

5

Haneda, Hanedakuko, Ota, Tokyo, Jepang (HND)

Tōkyō Kokusai Kūkō memiliki menara ATC yang dibuka pada Januari 2010 dengan tinggi 115,7 meter (380 kaki). Menara baru lebih tinggi 38 meter dibandingkan menara yang lama. Menara yang baru dibangun dengan investasi tujuh miliar yen (U$80 juta). Menara ini pun mengadopsi teknologi antigetaran, membuatnya tahan gempa dan menghindari terpaan angin laut yang kuat. Ruang kontrol menara dirancang dengan tanpa pilar.

6

Baiyun, Huadu, Guangzhou, Guangdong, China (CAN)

Gerbang udara di Guangzhou, China Selatan mempunyai menara ATC tertinggi 110 meter (361 kaki), menjadikannya sebagai tower lalu lintas udara tertinggi di China. Menara memberikan pandangan seluruh kawasan dalam radius 15 km di dua daerah selatan airport.

ATC di Abu Dhabi memiliki tinggi 109 meter (358 kaki). Menara tersebut berlantai 20, terletak di antara dua landas pacu yang ada dan mencakup luas 7.000 m2. Tower ATC dibangun pada 2011. Desain struktural oleh Terrell dan kontrak manajemen konstruksi diberikan kepada ADPi. Sistem kontrol disediakan oleh Thales, mengintegrasikan sistem Thales EUROCAT dengan menampilkan sistem pelacakan multi sensor (MSTS) dan sistem manajemen lalu lintas udara.

9

Vienna, Wien-Flughafen, 1300 Schwechat, Austria (VIE)

Bandar Udara Internasional Wina memiliki menara dengan tinggi 109 meter (358 kaki), terletak di pintu masuk utama airport dan mencakup luas 3.300 m2. Menara kontrol utama di bagian puncak, sekitar 45 derajat digunakan untuk memberikan pandangan yang jelas ke dua landas pacu yang ada. Menara ini dirancang oleh Zechner & Zechner, sementara Thomas Lorenz, Peter Mandl, formTL, Lorenz Consultant dan Dr Pfeiler adalah mitra proyek lainnya. Sementara pekerjaan di bidang geoteknik dan hidrogeologi diserahkan kepada BGG Consultant.

10

Indianapolis, Col. H. Weir Cook Memorial Dr, Indiana, Amerika Serikat (IND)

Menara ATC di Indianapolis dibuka pada 2006 de­ngan ketinggiannya 106,07 meter (348 kaki). Diba­ ngun dengan usaha patungan Hunt Construction Group dan Smoot Aviation Contractors dengan biaya US$32 juta, juga menjadikannya kedua tertinggi di Amerika Serikat. Ruang kontrol juga mampu menampung sembilan posisi pengendali lalu lintas udara. Panel jendela kaca yang digunakan dari gabungan silicon sealant yang mampu menyediakan pemandangan 360° ke seluruh wilayah bandar udara.

11

Orlando, Jeff Fuqua Blvd, Florida, Amerika Serikat (MCO)

Tower ATC yang baru juga ketiga tertinggi di Amerika Serikat, berketinggian 105,16 meter (345 kaki) sejak September 2002 dan lebih tinggi 126 meter dari menara lama. Mampu menangani 802 pergerakan pesawat dalam sehari. Menara ini dibangun oleh Federal Aviation Administration (FAA) dengan biaya US$28.7 juta dan didanai oleh otoritas penerbangan Orlando. Hensel Phelps untuk pembangunan dan MET-CON menyediakan struktural. (M. Faishal Rianto)


Aviasi l Oktober 2014 l 25

Iptek

PROSES KEIMIGRASIAN

APC, Pemeriksaan Paspor Tanpa Antre

(Foto: ukintpress.com)

K

ABAR dipindahkannya counter imigrasi di Terminal 3 ke Terminal 2 bisa jadi bakal menjadi mimpi buruk bagi penumpang. Walaupun tidak jadi dipindahkan, belakangan yang masih dirasakan oleh pengguna jasa terutama bagi yang akan terbang ke rute internasional adalah proses ke足 imigrasian tetap lama dan penumpang harus antre panjang.

Namun, pengalaman buruk itu tampaknya segera berakhir jika Indonesia telah menerapkan Automated Passport Control (APC), sebuah teknologi baru dalam mempercepat proses imigrasi. APC adalah layanan gratis dan tidak memerlukan proses pendaftaran atau keanggotaan. Alih-alih mengisi lembaran saat diproses imigrasi tradisional, penumpang yang telah memenuhi

syarat dapat langsung melanjutkan ke Kiosk self service di area kontrol paspor. Siapa yang berhak menggunakan APC? Layanan ini dapat digunakan oleh semua pemegang paspor Amerika Serikat dan Kanada, serta wisatawan internasional yang telah mendapatkan persetujuan dari Electronic System for Travel Authorization (ESTA). Saat ini ada 38 negara di bawah naungan ESTA untuk mengunjungi Amerika Serikat melalui udara, termasuk dari Australia, Jepang, Jerman dan Inggris. Ke-38 negara tersebut antara lain Andorra, Australia, Austria, Belgia, Brunei, Chile, Cekoslovakia, Denmark, Estonia, Finlandia, Prancis, Jerman, Yunani, Hungaria, Iceland, Irlandia, Italia, Jepang, Latvia, Liechtenstein, Lithuania, Luxembourg, Malta, Monaco, Belanda, New Zealand, Norwegia, Portugal, San Marino, Singapura, Slovakia, Slovenia, Korea Selatan, Spanyol, Swedia, Swiss, Taiwan dan Inggris. Bahasa apa saja yang tersedia di APC Kiosk? Yang pasti ada Inggris, Spanyol, Prancis, Italia, Korea, Belanda, Jerman dan China (tradisional/modern) serta Jepang. Automated Passport Control dari SITA, perusahaan multinasional teknologi dan informasi, telah diran-

cang sedemikian rupa lewat tiga langkah guna mempercepat pemrosesan di imigrasi jalur utama Amerika Serikat serta untuk mengatasi masalah kapasitas di terminal. Awalnya alat ini dirancang untuk membantu pihak berwenang bandar udara di Amerika Serikat dalam rangka meningkatkan kapasitas dan efisiensi penumpang. Self-service paspor menggantikan cara tradisional. Pemegang paspor cukup melakukan tiga langkah sederhana: 1. Menjawab sejumlah pertanyaan peraturan di layar sentuh 2. Membaca paspor dan verifikasi 3. Verifikasi identitas Kiosk user friendly dioperasikan yang memungkinkan penumpang menyelesaikan pelaporan pada layar sentuh, lengkap dengan membaca paspor, sidik jari dan gambar wajah yang diambil. SITA memanfaatkan teknologi dan presisi teknik yang paling modern untuk mengotomatisasi kontrol identitas dan diri penumpang guna mencapai keseimbangan optimal antara orang dan tingkat keamanan. Pada akhir proses self service, pe足 numpang mendapatkan tanda terima yang kemudian dilaporkan ke petugas Customs and Border Protection (CBP) di jalur cepat. (*)

INOVASI KABIN DAN MESIN

Reduksi 20 Persen Bahan Bakar

(Foto: Airbus Company)

I

NI kabar gembira bagi operator di seluruh dunia. Airbus A320neo segera mencapai rekor baru de足 ngan peningkatan efisiensi penggunaan bahan bakar per kursi 20 persen pada 2020. Penghematan (reduksi) fuel tersebut dicapai melalui inovasi kabin

terbaru Airbus yang didukung dengan peningkatan efisiensi sistem mesin dan sharklet (perangkat ujung sayap besar). John Leahy,Chief Operating Officer Customers Airbus menyatakan A320neo senantiasa berkembang,

baik dari segi produktivitas kabin maupun efisiensi sistem mesin. Seri neo (new engine option) akan menghadirkan reduksi 15 persen penggunaan bahan bakar sejak hari pertama pada 2015 dan akan terus ditingkatkan hingga 20 persen pada 2020, sehingga posisi A320 sebagai seri pesawat lorong tunggal next generation yang terdepan. Sembari tetap menjamin kenyamanan penum足 pang yang terbaik di kelasnya, Airbus juga menawarkan opsi (pilihan) jumlah kursi lebih banyak berkat inovasi kabin terbarunya. Inovasi tersebut meliputi generasi baru kursi berbodi ramping, penataan toilet dan dapur belakang versi Space-Flex, serta Airbus Smart-Lav yang bersama-sama mengoptimalisasi penggunaan ruang lantai kabin secara efisien. Pihak yang berwenang pun akan meresertifikasi seri A320 dengan batas jumlah kursi lebih tinggi pada akhir 2014. Hingga per September lalu, pesanan untuk seri neo telah mencapai 3.257 armada dari 60 pelanggan, atau 60 persen pangsa pasar dalam kategori yang sama. (Sat)


New Fleet

26 l Aviasi l Oktober 2014

A330neo

Penantang Baru 787 Dreamliner Kemunculan A330neo mendapat tanggapan beragam dari beberapa kalangan. Salah satunya dari rival (pesaing) Airbus di AS, Boeing. Dalam suatu kesempatan, Chief Executive Officer (CEO) Boeing, Jim McNerney menyebut A330neo sebagai pesawat teknologi kuno yang diperbaiki.

Fabrice Bregier, President and Chief Executive Officer of Airbus (kiri) dan tim saat peluncuran A330neo. (Foto-foto: Dok. Airbus)

D

EWAN Direksi Airbus Group, pabrikan asal Eropa mengumumkan secara resmi program A330neo dalam pameran kedirgantaraan Farnborough International Airshow yang berlangsung pada Juli lalu. Program neo sendiri merupakan program yang diperkenalkan Airbus untuk menjembatani kebutuhan pesawat di masa mendatang, utamanya dengan penggunaan mesin baru hemat bahan bakar. Kata “neo” merupakan singkatan dari New Engine Option yang merujuk pada pilihan mesin baru. Oleh sebab itu A330neo bisa dibilang merupakan program

re-engine dari pesawat yang sudah ada, yakni pesawat A330, tetapi dengan mesin baru yang irit bahan bakar. Dalam peta persaingan pesawat komersial dunia, A330neo akan bersaing langsung dengan Boeing 787 Dreamliner.

Namun begitu, Airbus yakin pesawat buatannya akan sanggup bersaing. Apa yang disampaikan Airbus ini bukanlah omong kosong. Terbukti dengan mesin baru dan perbaikan aerodinamika, A330neo sanggup memangkas konsumsi bahan bakar sebesar 14 persen dengan jangkauan 400 mil lebih jauh ketimbang A330 lama. Apalagi bila dibandingkan Boeing 787 Dreamliner, kedua varian A330neo dalam beberapa segi memang lebih unggul. A330800neo misalnya, meski berkapasitas lebih kecil, memiliki jangkauan lebih jauh ketimbang Dreamliner. Sementara A330-900neo memiliki ukuran bodi lebih besar dari Dreamliner, tapi memiliki biaya operasional lebih murah. Sehingga cukup beralasan bagi Airbus bahwa A330neo buatannya dapat bersaing dengan pe-

sawat teknologi terbaru Dreamliner.

Tampilan Pesawat

Sekilas A330neo tak ubahnya se­ perti pesawat standar A330 lama. Keduanya memiliki tingkat kesamaan airframe yang tinggi. Tercatat suku cadang airframe A330neo 95 per­sen sama deng­an seri sebelumnya. Perbedaan paling mencolok baru bisa ditemui pada bagian sayap, di mana ujung sayap A330neo dilengkapi sharklet. Kelebihan lekukan yang berbentuk seperti sirip hiu ini adalah kemampuannya mengurangi drag (hambatan) sehingga menghasilkan efisiensi penggunaan bahan bakar. Sa­ yap A330neo juga tercatat lebih panjang 3,7 meter. Untuk tenaga penggerak, A330neo

sudah dilengkapi mesin baru Rolls-Royce Trent 7000 berdaya dorong 72.000 pon. Mesin irit bahan bakar ini berdiameter besar mencapai 2,8 meter atau lebih besar ketimbang mesin pesawat standar A330 lama. Awalnya AirAsia mengusulkan mesin Genx dari General Electric, AS. Namun Airbus cenderung memilih Rolls-Royce Trent 7000, karena tidak perlu meng­ ubah desain pilon mesinnya.

Evolusi Kabin

Airbus menawarkan A330-800neo yang dikembangkan punya kapasitas hingga 252 seat atau enam seat lebih banyak dibanding A330-200. Sementara A330-900neo berkapasitas lebih besar hingga 310 seat atau 10 seat lebih ba­


Aviasi l Oktober 2014 l 27

nyak ketimbang A330-300. Untuk kelas ekonomi, ruang kabin A330neo memakai lebar kursi 18 inci. Jauh berbeda ketimbang pesawat lain yang umumnya memakai lebar kursi 17 inci yang telah dipakai sejak 50 tahun lalu hingga saat ini. Selain lebih nyaman, lebar kursi dengan ukuran lebar minimal 18 inci mampu meningkatkan kualitas tidur penumpang sebesar 53 persen. Hasil ini terungkap dari penelitian Airbus bekerjasama dengan Harley Street dari The London Sleep Center dengan menggunakan polysomnography.

Polysomnography mampu merekam setiap standar fisiologis keadaan tidur masing-masing penumpang. Tujuan penelitian dengan polysomnography ini untuk mengetahui kenyamanan pe足 numpang terutama untuk penerbangan jarak jauh yang difokuskan pada lebar kursi penumpang. Hasilnya, seperti diumumkan pada Oktober 2013, ternyata lebar tempat duduk mempengaruhi tingkat kenyamanan penumpang dalam penerbangan jarak jauh. Sehingga tepat sekali bila Airbus menjadikan standar pemakaian kursi lebar 18 inci pada pesawat A330neo. Selain kursi penumpang yang nyaman, A330neo juga memiliki hiburan modern dalam kabin. Seluruh penum足 pang serasa menikmati hiburan abad 21. Mulai dari In-Flight Entertainment (IFE) generasi keempat yang mengakomodasi film 3D, ada konektivitas WiFi plus HD TV, pencahayaan kabin dengan full-LED mood lighting (seperti yang terdapat pada A350 XWB), hingga pemakaian cabin intercommunica足

New Fleet

tion data system (CIDS) yang sudah di-upgrade. Bahkan bagian galley-nya mengguna足kan galley (dapur) yang juga dikembangkan untuk A350XWB. (Yudi Supriyono)

Waktu Perakitan dan Harga A330neo

S

ERI A330neo sebenarnya bukanlah program pertama neo yang digulirkan Airbus. Jauh sebelumnya, pada Desember 2010 Airbus sudah duluan meluncurkan program A320neo. Menurut Airbus, pihaknya berencana untuk merakit A330neo di fasilitas perakitan akhir (final assembly line) mereka di Toulouse, Prancis. Perakitan sebuah A330 memakan waktu kira-kira tiga bulan. Berdasarkan katalog, A330-800neo dibanderol dengan harga 241.7 juta dolar AS, sementara A330-900 ditawarkan seharga 275.6 juta dolar AS. Sementara, Boeing 787-8 ditawarkan 218.3 juta dolar AS per unit dan Boeing 787-9 dipatok harga 257.1 juta dolar AS. Airbus yang diikuti dengan pengumuman kilat tercapainya pemesanan 121 unit dari A330neo senilai 33.2 miliar dolar AS. Pesanan tersebut dari AirAsia X (50 unit), Transaero Airlines (12 unit), salah satu klien dari Asia yang tak ingin disebutkan namanya menandatangani (empat unit). Air Lease Corporation, Avolon dan CIT Group (55 unit).


Classic

28 l Aviasi l Oktober 2014

(Foto: hyperscale.com)

Cierva C.8

Awalnya Tidak Ada yang Tertarik C C.8W dibeli oleh Pitcairn yang menjadikannya sebagai pesawat autogyro pertama di Amerika Serikat dan melakukan penerbangan pada 18 Desember 1928.

IERVA C.8 merupakan sebuah pesawat autogyro eksperimental yang dirancang oleh Juan de la Cierva di Inggris pada 1926. Proyek pe­ rakitan pesawat ini dilakukan bekerjasama dengan sebuah pabrikan pesawat Avro. Seperti halnya autogyro rancangan Cierva sebelumnya, desain C.8 ini berbasis pada fixed wing fuselages, se­ perti Avro 552. “Autogyro” adalah nama eksklusif yang diciptakan oleh Juan de la Cierva. Desain-Nya adalah pesawat pertama dalam kategori gyroplane. Meskipun demikian, hampir semua gyroplanes dibangun dari 1920 hingga akhir Perang Dunia II, kemudian menjadi dikenal sebagai “autogiros” (atau yang lebih umum “autogyros”). Pesawat percobaan pertama, C.8R (oleh Avro dikenal sebagai Type 587) adalah rebuild (perakitan kembali) dari versi sebelumnya yaitu C.6D. C.8R dilengkapi dengan stub wings dan blades rotor utama berbentuk paddle. Kemudian diikuti dengan pembangunan versi selanjutnya yaitu C.8V (Type 586) yang akhirnya diubah kembali menjadi Avro 522 setelah pengujian. Model selanjutnya yaitu C.8L (Type 575) yang didasarkan pada pesawat latih Avro 504N bermesin Lynx. Usaha Cierva dalam membangun pesawat ini rupanya menarik perhatian berbagai pihak, terutama dari pemerintah melalui British Air Ministry yang menetapkan pesanan pesawat ini pada

1927. Kemudian diselesaikan sebagai Type 611 yang pada uji terbang dilakukan oleh Bert Hinkler di Hambel dan diki­ rimkan ke Royal Aircraft Establishment oleh Cierva sendiri melalui lintas udara. Inggris adalah negara pertama yang pada 30 September tahun itu menerima pesawat Type 611. Pesawat percobaan berikutnya dibeli oleh Air Commodore James G. Weir dan diterbangkan pada ajang King’s Cup Air Race pada 1928 sebelum digunakan untuk penerbangan demonstrasi di Eropa.

Menjadi Pertama di Amerika Serikat

Dua unit C.8 terjual pada 1928, satu unit dijual kepada Pemerintah Italia dan satunya lagi kepada American Harold Pitcair, yang membeli hak produksi di Amerika Serikat. Varian C.8W dibeli oleh Pitcairn yang menjadikannya sebagai pesawat autogyro pertama di Amerika Serikat dan melakukan penerbangan pada 18 Desember 1928. C.8W ini merupakan autogyro tertua di Amerika. Varian dari Cierva C.8 lainnya antara lain C.8R, yang merupakan pengembangan dari C.6D yang dilengkapi dengan sayap baru dan bilah baling-baling, ditenagai oleh mesin Clerget berkekuatan 97 kW (130 hp). Selanjutnya ada C.8V, yang mem-

punyai 2 tempat duduk dan ditenagai mesin Wolseley Viper bertenaga 134 kW (180 hp). Kemudian varian C.8L yang dibuat empat unit dan terbagi lagi menjadi beberapa jenis, antara lain; C.8L Mk II yang dilengkapi dengan sayap dengan bentang yang pendek, ditenagai mesin Armstrong Siddeley Lynx IV dan dikenal di Inggris sebagai Avro Type 617. CL.8 Mk III yang merupakan pesawat pesanan Pemerintah Italia pada 1928 dibuat sebanyak dua unit; dan C.8W yang ditenagai mesin Wright Whirlwind bertenaga 168 kW (225 hp). Varian ini dibuat untuk Harold Frederick Pitcairn dengan desain original C.8L Mk IV dibuat sebanyak satu unit.

Spesifikasi (C.8 Mk II) • • • • • • • • • • •

Kapasitas: 1 penumpang dan 1 awak Panjang pesawat: 11 meter Rotor diameter: 7 meter Tinggi pesawat: 4,5 meter Berat kosong: 790 kg Berat dengan muatan: 1.075 kg Mesin: 1 × Armstrong-Siddeley Lynx IV radial piston, 180 hp (210 hp) Propellers: four-bladed doubly ar­ ticulated rotor, diameter: 12,1 meter Kapasitas bahan bakar: 24 gallons (108 liter). Kecepatan maksimum: 153 km/jam Kecepatan jelajah: 129 km/jam (Gusthi Fikri Noor)


Aviasi l Oktober 2014 l 29

Tokoh Penerbangan

(Foto: verdon-roe.co.uk)

(Foto: monash.edu.au)

Alliott Verdon Roe Terilhami Burung Albatros Avro Anson dibeli Indonesia pada masa revolusi kemerdekaan. Namun pesawat ini jatuh di Tanjung Hantu, Malaysia saat diterbangkan oleh Halim Perdanakusuma. Sempat berjalan mulus, AVRO mengalami kemerosotan dan akhirnya perusahaan diakuisisi oleh Hawker Siddley pada 1 Juli 1963

D

I lingkungan industri ini, nama Roe dan Avro sudah tak a­ sing lagi. Ia sangat pupular di era 1940-1963. Ia berasal dari Inggris. Namun, kiprah pesawatnya tak lekang oleh waktu. Alliot Verdon Roe lebih akrab dipanggil Roe. Ia lahir di Patricroft, Manchester, Inggris, pada 26 April 1877 dan meninggal pada 4 Januari 1958. Bersama dengan saudaranya Humprey Verdon Roe, ia mendirikan perusahaan pembuat pesawat udara yang menjadi salah satu armada terkenal di dunia. Ini setidaknya juga mengingatkan kita tentang kisah saudara pemrakarsa pesawat, Wright Brothers. Roe menerjuni dunia penerbangan bukan sejak kecil. Edwin Hodson Roe, ayah Roe, sebenarnya menginginkan Roe untuk meneruskan jejaknya se­ bagai seorang dokter. Namun Roe memiliki cita-cita lain saat berusia 14 tahun. Dia meninggalkan sekolahnya dan bergabung dengan perusahaan bangunan sipil di British Columbia, Kanada. Roe memutuskan mendalami ilmu tentang teknik kelautan (marine eng­ gineering) di King’s College, London. Setelah lulus, Roe mencoba melamar ke Royal Navy atau Angkatan Laut Inggris, namun sayang ia tak lulus dalam ujian.

Mulai Mengenal Terbang

Dalam perjalanannya, Roe kemudian tertarik pada metode terbang yang ada pada burung albatros. Dari pengamatan itulah dia berencana membuat

desain sayap agar dapat digunakan terbang layang seperti burung tersebut. Ketika kembali bertugas di darat, Roe menghabiskan waktunya untuk membuat pesawat model dan kemudian bekerja di sebuah pabrik mobil. Di sela-sela pekerjaannya, ia banyak melakukan korespondensi dengan Wright Brothers. Agar dapat berkonsentrasi pada minatnya, Roe kemudian mengundurkan diri dari pekerjaannya dan melamar ke GLO Davidson di Denver, Colorado, Amerika Serikat. Ia bekerja pada proyek gyrocopter yang disponsori oleh Sir W.G Amstrong Whitworth and Company. Namun sayangnya proyek tersebut kurang berkembang dibandingkan dengan pesawat yang diterbangkan oleh Wright Brothers dan Davidson sendiri kemudian kehilangan semangat untuk meneruskannya.

Sempat Tidak Diakui

Roe baru membuat pesawat udara pertamanya pada 1908, setelah meng­ alami sejumlah kegagalan. Pesawat buatannya adalah biplane atau bersayap ganda dengan mesin bertenaga 25 horse power. Roe berhasil terbang sejauh 75 kaki. Namun karena tidak ada yang menyaksikannya, penerbangan Roe tidak diakui oleh Royal Aero Club. Kehormatan sebagai orang Inggris pertama yang berhasil terbang di dalam wilayah nega­ra Inggris jatuh ke tangan JTC Moore Brabazon yang berhasil terbang di Shellbeach, 9 Mei 1909. Saksinya adalah

Oswald Short yang kemudian terkenal dalam dunia kedirgantaraan bersama Short Brothers. Pada 23 Juli 1909, Roe akhirnya melakukan penerbangan perdananya yang tercatat sebagai warga negara Inggris pertama dengan mesin buatan Inggris di wilayah Inggris bermesin JAP berkekuatan 9 horse power. Pesawatnya berupa triplane atau bersayap tiga. Roe berhasil terbang sejauh 900 meter di ketinggian 20 kaki. Namun karena sistem kemudi pesawat belum sempurna, Roe terpaksa mendarat untuk menghindari pepohonan. Triplane yang dibuatnya ini lebih maju daripada pesawat versi awal, karena Roe sudah memperhitungkan perbandingan kekuatan mesin dengan berat pesawat. Pada Juli 1906, Roe mematenkan penemuannya, yakni alat kemudi pesawat single stick (satu tongkat) seperti yang dikenal sekarang. Hal ini membuat kemajuan dalam dunia penerbang­an, sebab pada saat itu, kemudi yang digunakan oleh Wright Brothers masih menggunakan dua kemudi di setiap tangan. Karena pe­ nemuannya inilah Roe mendapatkan hak paten Inggris ’’British Patent Number 26099’’.

Mendirikan AVRO Company

Tepat pada 1 Januari 1910, Roe dan saudara kandungnya, Humprey Verdon Roe, resmi mendirikan AVRO atau AV Roe Company di Manchester, Inggris. Dalam perjalanan usahanya di bidang

manufaktur kedirgantaraan, AVRO banyak menghasilkan pesawat udara yang cukup dikenal, baik sipil maupun militer. Salah satu pesawat yang diproduksi adalah Avro Type F yang menjadi pesawat pertama di dunia yang menggunakan kabin tertutup. Kemudian tri­ plane (tiga sayap) Roe III yang dipesan oleh Harvard Aeronautical Society dari Amerika Serikat yang saat itu mengundang Roe untuk ambil bagian dalam pertemuan kedirgantaraan di Boston, Massachusetts. Kemudian, ada pesawat Avro Anson yang tak kalah canggih pada masa itu. Pesawat bermesin ganda dengan kabin tertutup yang diproduksi pada 1948 prototype-nya terbang perdana pada 6 Februari 1948. Salah satu pesawatnya kemudian dijadikan museum di pabrik Avro di Woodford, Manchester. Beberapa produk Avro sangat dikenal di dunia kedirgantaraan antara lain: • Bomber Avro Lanchaster • Bomber Avro Manchester • Pesawat penumpang Lanchaster • Pesawat penumpang Avro York • Pesawat penumpang Avro Avian • Pesawat penumpang Tudor 1 • Pesawat penumpang Tudor 2 • Pembom Avro Lincoln • Pesawat penumpang bermesin jet Avro Tudor • Bomber Avro Shackleton • Pesawat tempur Avro 720 • Pesawat latih Avro Athena • Pesawat pembom Avro Vulcan • Pesawat Avro Hydro-Biplane. (Dhimas Sanjaya)


Kupas

30 l Aviasi l Oktober 2014

DHC6-300, Sensasi Terbang Penuh Nyali Pesawat pabrikan Viking Air, Kanada ini sangat cocok untuk penerbangan di tanah air, khususnya di daerah terisolasi. Pilot dituntut terbang dengan jiwa petualang, nyali besar dan tidak terlalu mengandalkan sistem. Penumpang pun diajak mengudara adventure. Capt. Drajat Nan Setiadi, Chief Pilot AOC 135. (Foto: Eky Fajrin)

S

UARA lengkingan baling-baling pada kedua sayap pada pesawat mungil itu terus menggelisahan beberapa penumpang, apalagi pesawat bakal lepas landas di atas rerumputan. Pesawat itu adalah Twin Otter DHC6-300 milik Aviastar. Kini penumpang merasa lebih tenang dan lega setelah berdiskusi langsung dengan Capt. Drajat Nan Setiadi, penerbang burung besi ini. Menurut Capt. Drajat, Twin Otter DHC-6-300 merupakan pesawat yang dirancang STOL (Short Take Off and Landing) atau dapat lepas landas dan mendarat di landas pacu pendek dan di daerah pegunungan. Pesawat propeller (baling-baling) ini dapat mendarat di runway beraspal, tanah yang dikeraskan, rumput, bebatuan dan plat baja yang ditata. Berdasarkan pengalaman chief pilot AOC 135 (tidak berjadwal) ini, Twin ­Otter seri ini seperti burung, sangat tangguh. “Secara pribadi, saya sangat cinta dengan pesawat ini, saya bisa bertahan dengan Twin Otter karena dulu saya penerbang helikopter yang samasama memakai baling baling (propel­ ler),” paparnya. Ia mengungkapkan bahwa pesawat ini belum ada saingan di kelasnya terutama dalam soal mesin ganda. Mungkin nanti jika PT Dirgantara Indonesia merilis N-219, bisa head to head. Tampilan pesawat ini berbeda

dengan pesawat sejenis lainnya. Bentuk sayap high wing (sayap di bagian atas bodi pesawat). Capt. Drajat menjelaskan, hal tersebut menjadikan pesawat mudah untuk bermanuver di pegunung­an karena speed (kecepatan) rendah. Pesawat ini akan STOL (tidak punya daya angkat) pada kecepatan 58 knots. Mesin didukung oleh bilah (pisau baling-baling), masing-masing engine dengan tiga bilah, walaupun ada yang empat bilah, bedanya pada tingkat kebisingan saja. Propeller ini diproduksi oleh Hartzell Propeller Inc. dari Amerika. Bagi yang pertama kali melihat Twin Otter terbang, “kok roda tidak dimasukkan ke perut pesawat ya?” Drajat yang mulai mengemudikan DHC6-300 sejak 2003 ini menyatakan landing gear (roda pesawat) berjenis fix (tetap), jadi tidak dapat dilipat/dimasukkan seperti pesawat pada umumnya dengan menggunakan landing gear yang bisa dilipat atau dimasukkan (retract). Walaupun terasa melayang-layang di udara, DHC6-300 memiliki engine (mesin) dengan power (kekuatan) yang cukup besar, yaitu Pratt & Whitney PT6A-27. “Ada yang pernah mengalami mesin mati satu, namun masih aman mendarat ke landas pacu terdekat. Untuk mengontrol engine hidup satu berbeda dibandingkan kedua engine normal, ada teknik tersendiri dan ini memang

dilatihkan kepada pilot,” tegas Drajat. Untuk keperluan keluar masuk penumpang dan barang, DHC6-300 memiliki dua pintu kabin di bagian belakang, sebelah kanan untuk emergency (keadaan darurat). Menariknya, kokpit juga dilengkapi dengan dua pintu. Sementara, kargo barada di depan (nose baggage) dan bagian belakang (rear baggage).

Peragaan Keselamatan Bukan di Pesawat

Terbang dengan Twin Otter, penumpang mendapatkan kejutan. Sebelum masuk ke pesawat, petugas mengimbau penumpang untuk memperhatikan video keselamatan penerbangan. Drajat yang berlatar belakang pener­bang Angkatan Udara 1986-1997 menyatakan kapasitas penumpang pesawat ini hanya 19 orang. Prosedur safety demo dilaksanakan di ruang tunggu atau di dalam bus saat menuju ke pesawat. “Pilot juga memperingatkan untuk tetap mengenakan sabuk pengaman, tanda lampu seat belt pun terus menya­ la. Selain itu, makanan atau minuman juga dibagikan saat akan naik pesawat,” imbuhnya. Laki-laki berdarah Jawa ini menambahkan bahwa engineer juga merangkap jadi awak kabin terutama untuk safety officer (tugas keselamatan). Untuk tingkat keamanan, di bandar

udara tertentu yang tidak ada saringan keamanan seperti x-ray, kru yang bertugas dan petugas perwakilan yang memeriksa badan dan barang bawaan penumpang. Saat di udara pun penumpang kembali dikejutkan, “Pak, toilet ada di sebelah mana?” Petugas mekanik menjawab: “Di pesawat ini tidak ada dapur (galley) dan toilet (lavatory).” Jadi, sebelum terbang upayakan ke toilet terlebih dahulu. Lalu, kok sering pusing ya saat di udara? Capt. Drajat yang sebelumnya memiliki rating CASA 212 menjabarkan bahwa Twin Otter DHC6-300 ini adalah pesawat yang tidak pressurise. Seharusnya pesawat terbang di bawah 10.000 kaki (3.000 meter), tidak boleh di atas angka tersebut karena non preasurized cabin, jadi jika melewati ketinggian tersebut, maka oksigen berkurang. Itulah yang menyebabkan kepala penumpang pusing. “Pada kenyataannya pernah terbang pada 15.000 kaki, karena cuaca. Sementara, di Papua hampir rata rata lebih dari 10.000 kaki, dikarenakan di Papua daerahnya adalah pegunungan dan landasannya rata-rata di atas gunung, bahkan ada bandar udara dengan ke­ tinggian 8.000 kaki. Kami penerbang tidak khawatir kekurangan oksigen, karena terdapat tabung di dalam kokpit,” pungkasnya. (Dnn)


Aviasi l Oktober 2014 l 31

Pilot Lounge

Dua taruna penerbang saat pesiapan latihan terbang di Bandar Udara Budiarto, Curug. Sebelum mendapatkan ATPL, calon penerbang harus melakukan tahapan ini. (Foto: Eky Fajrin)

Airline Transport Pilot License M ATPL sebagai langkah selanjutnya untuk mendukung impian semua penerbang menjadi penerbang yang profesional. Semakin dekat juga Anda menuju tanggung jawab dan otoritas Anda sebagai Captain atau Pilot In Command dalam sebuah penerbangan.

EMILIKI sertifikat Airline Trans­ port Pilot License merupakan sebuah pencapaian tertinggi seorang penerbang profesional. Jika diurutkan dari yang paling dasar, lisensi seorang penerbang berawal dari Student Pilot License (SPL), Private Pilot License (PPL), Commercial Pilot License (CPL) dan Airline Transport Pilot License (ATPL). ATPL, berdasarkan CASR Indonesia, merupakan salah satu persyaratan utama bagi seorang Pilot In Command (PIC) untuk melakukan pengoperasian penerbangan Part 121 dan Part 135. Namun, untuk penerbangan Part 135 yang menggunakan armada bermesin tunggal dengan penumpang maksimal 10 orang, pemilik lisensi CPL diperbolehkan menjadi PIC. Secara umum, untuk menjadi PIC sebuah pesawat dengan Maximum Take Off Weight (MTOW) 5.700 kg atau 12.500 pounds untuk Part 135 dan MTOW 3.409 kg atau 7.500 pounds dengan kapasitas penumpang lebih dari 30 untuk Part 121, ATPL merupakan persyaratan utamanya. ATPL juga merupakan persyaratan untuk pemegang jabatan direktur ope­ rasi dan chief pilot untuk maskapai

pe­nerbangan Part 121. Namun, pemegang jabatan Direktur Operasi diperbolehkan menjabat apabila ATPL-nya sudah tidak current tapi pernah memiliki ATPL. Berdasarkan Civil Aviation Safety Regulation (CASR) Part 61 Indonesia mengenai Licensing of Pilots and Flight Instructors, persyaratan umum pemegang ATPL antara lain; berusia minimal 21 tahun, memiliki kemampuan berbahasa inggris, serta memiliki 1st Class Medical Certificate (sertifikat medical kelas satu) di bawah aturan CASR Part 67. Kemudian, calon pemegang ATPL harus menjalani kelas pengetahuan penerbangan dengan materi berupa; Air Law, Aircraft General Knowledge, Flight Performance and Planning, Human Performance and Limitations, Meteoro­ logy, Navigation, Operational Procedure, Principle of Flights dan Radio Telephony. Pada akhir dari kelas teori ini, calon pemegang ATPL harus mendapatkan nilai minimal 70 persen. Jam terbang minimal yang dibutuhkan adalah 1.500 jam secara umum. Untuk lebih lengkapnya, Anda dapat menemukannya di CASR Part 61.151 Subpart F mengenai Airline Transport Pilot License.

Seorang pilot pemilik CPL boleh saja mengikuti kelas ATPL apabila belum berusia 21 atau memiliki jam terbang paling tidak 1.500 jam. Kondisi tersebut disebut Frozen ATPL. Di Indonesia, apabila dua tahun setelah pemilik Frozen ATPL lulus ujian kelas teori namun belum memiliki jam terbang mencapai 1.500 jam, maka harus melakukan ujian kembali. Biasanya, first officer (FO) maskapai penerbangan di Indonesia yang memiliki ATPL memakai bar dengan tiga strip di kedua pundaknya. Memiliki ATPL merupakan langkah berikutnya untuk mendukung impian semua penerbang menjadi penerbang yang profesional. Semakin dekat juga Anda menuju tanggung jawab dan otoritas Anda sebagai Captain atau Pilot In Command dalam sebuah penerbangan. Di dunia penerbangan yang hari ini begitu dinamis dan luas, jangan pernah merasa puas pada lisensi, kemampuan serta pengetahuan yang Anda miliki. Pastikan Anda menjadikan safety seba­ gai budaya pada setiap penerbangan Anda, tanpa terkecuali. Seperti yang kita ketahui, ‘the sky is a vast place but there is no room for error’. (Bintang R. Sakti)


Hukum & Regulasi

32 l Aviasi l Oktober 2014

Kenaikan Tarif Penumpang Pelayanan Kelas Ekonomi (7)

Menghitung Biaya Tambahan Angkutan Udara Niaga Berjadwal

Prof. DR. H. K. Martono, SH, LL. McSc

Penumpang di ruang tunggu Bandar Udara Internasional Husein Sastranegara, Bandung. (Foto: Anto)

S Dr Ariawan Gunadi SH MH

Jika Anda berminat silakan hubungi: Sugiarto (085695583553)

EBAGAIMANA dikemukakan dalam pembukaan artikel ini, Menteri Perhubungan telah mengeluarkan peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 2 Tahun 2014 tentang Besaran Biaya Tambahan Tarif Penumpang Pelayanan Kelas Ekonomi Angkutan Udara Niaga Berjadwal Dalam Negeri yang mulai berlaku pada tanggal 26 Pebruari 2014. Dasar hukum peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 2 Tahun 2014 tersebut adalah Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009, peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1995 yang diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2000, Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010, Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009, Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 60 Tahun 2010, dan Peraturan Menteri Perhubung­an Nomor KM 26 Tahun 2010. Dalam pertimbangannya, Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 26 Tahun 2010, telah mengatur biaya tuslah/tambahan (surcharge) dalam tarif angkutan pelayanan kelas ekonomi angkutan udara niaga berjadwal dalam negeri. Apabila terjadi perubahan nilai tukar rupiah terhadap dolar, harga bahan bakar, atau harga komponen biaya lainnya yang menyebabkan perubahan total biaya operasi pesawat udara hingga minimal 20 persen dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan berturut-turut, maka biaya tuslah/tambahan (surchage) akan ditinjau kembali dan harus disesuaikan.

Pengertian Tuslah (Surcharge)

Sebagaimana disebutkan dalam

Pasal 1 huruf (1) yang dimaksudkan dengan biaya tambahan tarif penum­ pang pelayanan kelas ekonomi angkut­ an udara niaga berjadwal adalah biaya yang dikeluarkan oleh badan usaha angkutan udara di luar perhitungan penetapan tarif jarak dan dibebankan kepada penumpang. Sebagaimana diketahui bahwa perusahaan penerbangan mengeluarkan biaya tambahan yang disebabkan oleh fluktuasi harga bahan bakar (fuel sur­ charge) atau karena perusahaan pada saat berangkat atau pulang penerbang­ an tanpa penumpang, khususnya pada saat hari raya natal maupun hari raya lebaran. Menurut peraturan Menteri Perhubungan Nomor 2 Tahun 2014 tersebut, biaya tambahan dibedakan berdasarkan atas biaya tambahan untuk angkutan udara yang menggunakan pesawat udara jenis jet dan propeller. Besaran biaya tambahan ditetapkan sama untuk semua kelompok pela­ yanan yang diberikan oleh badan usaha angkutan udara, namun demikian biaya tambahan tarif penumpang pelayanan kelas ekonomi angkutan udara niaga tersebut hanya bersifat sementara.

Formula Perhitungan Biaya Tambahan Biaya tambahan tarif penumpang pelayanan kelas ekonomi angkutan udara niaga berjadwal tersebut untuk pesawat udara tipe jet jarak sampai dengan 664 km dihitung sebagai berikut ( jarak rute: 664 km x Rp 60.000 = biaya tambahan yang dibebankan

kepada penumpang); untuk jarak 665 km sampai 1.328 km dihitung sebagai berikut (jarak rute : 664 km x Rp 60.000 x 0,95 = biaya tambahan yang dibebankan kepada penumpang); untuk jarak rute diatas 1.328 km, maka dihitung sebagai berikut (jarak rute: 664 km x Rp 60.000 x 0,90 = biaya tambahan yang dibebankan kepada penumpang). Biaya tambahan tarif penumpang pelayanan kelas ekonomi angkutan udara niaga berjadwal tersebut untuk pesawat udara tipe propeller jarak sampai dengan 348 km dihitung sebagai berikut (jarak rute: 348 km x Rp 50.000 = biaya tambahan yang dibebankan kepada penumpang); untuk jarak 349 km sampai 696 km dihitung sebagai berikut (jarak rute: 348 km x Rp 50.000 x 0,90 = biaya tambahan yang dibebankan kepada penumpang); untuk jarak rute di atas 696 km maka dihitung sebagai berikut ( jarak rute : 348 km x Rp 50.000 x 0,85 = biaya tambahan yang dibebankan kepada penumpang). Hasil perhitungan biaya tambahan per rute penerbangan tersebut dicantumkan dalam lampiran peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 2 Tahun 2014. Namun demikian biaya tambahan yang dibebankan kepada penumpang tersebut belum termasuk Pajak Pertambahan Nilai (PPn). Dalam hal terdapat rute baru yang belum tercantum dalam lampiran peraturan Menteri Perhubungan Nomor 2 Tahun 2014, maka Direktur Jenderal Perhubungan Udara dapat mengajukan usulan biaya tambahan dilampirka de­ ngan formula perhitungan tersebut di atas. (Bersambung)


Aviasi l Oktober 2014 l 33

Safety

Disaster Recovery Center (DRC)

(Foto: viettelidc.com.vn)

G Capt. Novianto Herupratomo EVP. Operation PT Garuda Indonesia (Persero)

UNUNG Slamet yang meletus pada 11 September 2014 menjadi pusat perhatian beberapa kalangan tidak terkecuali di kalangan penerbangan. Dipastikan pihak maskapai akan melakukan “assessment” atas jalur penerbangan yang dilalui oleh pesawat untuk memastikan ke­ selamatan penerbangan. Gunung meletus adalah salah satu jenis bencana, yaitu lebih tepatnya bencana alam. Lalu bagaimana apabila terjadi sebuah bencana seperti gempa bumi, kebakaran, atau banjir yang mengakibatkan gedung kantor sebagai pusat operasional penerbangan menjadi hancur serta infrastruktur lumpuh total? Akankah sebuah perusahaan penerbangan menutup operasional penerbangannya sampai dengan waktu yang tidak ditentukan atau membuka kembali operasional penerbangannya dalam hitungan beberapa jam kemudian? Perusahaan penerbangan dengan standar keselamatan internasional yang menerapkan Safety Management System (SMS) akan memberlakukan opsi kedua, yaitu: dalam waktu kurang lebih 12 jam akan mengendalikan ­operasional penerbangan dari tempat lain (second site location) yang sudah dipersiapkan sebelumnya. Sebetulnya

tidak hanya tempatnya yang dipersiapkan, namun setiap tahunnya dilakukan simulasi/pelatihan mengantisipasi ada­ nya bencana yang terjadi. Itu adalah prinsip prinsip dari manajemen resiko yang diterapkan oleh sebuah perusahaan setelah melakukan business impact analysis dan dikenal dengan istilah Disaster Recovery Center (DRC). Hampir seluruh aliansi penerbangan global mengharuskan anggota yang bergabung di dalamnya memiliki DRC, demikian pula dengan IATA ­Operational Safety Audit (IOSA). Disaster Recovery Center (DRC) atau alternate site merupakan backup off site/lokasi pengganti pusat operasional atau lokasi pengganti pengolah data center. DRC dioperasikan apabila terjadi disaster sebagian atau total pada lokasi kerja dan data center utama yang lamanya waktu recovery tak dapat diprediksi sedangkan bisnis/pelayanan harus segera kembali beroperasi. Untuk mengantisipasi risiko terjadinya kerusakan yang sama akibat bencana alam, sebaiknya dipertimbangkan jarak antara lokasi off site backup/DRC dengan pusat operasional/site yang mengalami bencana alam. Selain jarak, beberapa aspek lain yang perlu dipertimbangkan dalam memilih lokasi DRC antara lain aspek geografi, topografi,

ketersediaan infrastruktur, kemudahan akses, dan keamanan lingkungan. Pada saat terjadi suatu bencana alam di pusat operasional, ada 9 fungsi yang harus berjalan dengan baik sebelum kurun waktu 12 jam. Salah satu fungsi tersebut adalah unit keselamat­ an penerbangan apabila menyangkut perusahaan penerbangan. Oleh karena itu fungsi/unit ini adalah mandatory bagi perusahaan penerbangan dan bertanggungjawab secara langsung kepada manajemen tertinggi. Unit ini akan memastikan dilakukannya simulasi keadaan darurat setiap tahunnya. Ketersediaan sarana dan prasarana untuk DRC serta simulasi keadaan darurat setiap tahunnya tentunya akan memunculkan tambahan biaya. Hal ini tidak bisa ditiadakan apabila sebuah perusahaan menerapkan Safety Management System, karena semua itu adalah untuk kepentingan keselamatan penumpang, keselamatan pegawai dan juga keselamatan dari perusahaan itu sendiri. Setiap rupiah yang dikeluarkan untuk keperluan keselamatan adalah investasi dan demi kenyamanan penumpang yang menjadi pelanggan setia dari sebuah perusahaan penerbangan. (*)


MRO

34 l Aviasi l Oktober 2014

Twin Otter Penggantian Mesin Perlu Rp 3,5 Miliar cadang pengganti harus impor, sementara di luar negeri US$ 290.000 - US$ 300,000. Dengan demikian, pilihan ke luar negeri menjadi keputusan utama. Guna mendukung perawatan yang dilakukan sendiri, tentunya perlu didukung sumber daya manusia yang andal. Guna memenuhi kebutuhan tersebut, maka perlu training setelah menjadi karyawan dengan biaya sekitar Rp 15.000.000. Sebelumnya harus memiliki basic license/general license. Untuk mendapatkan rating Twin Otter harus mengikuti training selama 1,5 bulan dan harus mengikuti praktik minimum enam bulan. Menurut penuturannya, salah satu pesawat produksi 1969-1970 ini masih laik terbang, hal tersebut karena dirawat dengan baik sesuai dengan standar pabrik dan arahan dari DKU­ PPU. Saat itu Fokker 27 baru muncul dan Boeing baru memulai di Indonesia,

namun Twin Otter DHC6-300 sampai sekarang masih eksis. Ada hal yang menarik, sebagaimana penjelasan Supriyanto bahwa tahun boleh tua, namun jam terbang masih rendah. Itu dikarenakan dulu ada Tiwn Otter yang dimiliki sesorang untuk kepentingan pribadi, jadi jarang diterbangkan. Alhasil tetap andal dan tangguh. Saat ini, Aviastar Mandiri memiliki enam Twin Otter DHC6-300, rencana­ nya akan menambah empat pesawat lagi. Satu pesawat baru series 400 harganya US$ 8.000.000, untuk pesawat second series 300 berkisar antara US$ 2,500,000 sampai dengan US$ 3,500,000 tergantung equipment yang terpasang. “Beli satu Twin Otter second series 300 bisa dapat dua Boeing 737-200 dengan kondisi apa adanya (as is where is), “ papar Supri sambil ketawa. (Dnn)

Slamet Supriyanto, General Ma­nager AOC 135 (Charter) Aviastar Mandiri. (Foto: Eky Raharja)

B

ANDAR Udara Tjilik Riwut Palangkaraya menjelang senja masih terlihat sibuk akhir September lalu. Empat teknisi masih “utak atik” sebuah pesawat mungil. Kami pun menghampiri, bertanya “Selamat sore, ada apa Pak dengan pesawatnya?” Seorang teknisi menjawab: “Kami sedang melakukan perawatan pesawat. Twin Otter DHC6-300 sesuai jadwal harus di-maintenance.” Perawatan pesawat bukan dilakukan di hangar besar seperti yang sering kita lihat di sekitar Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng. Di Palangkaraya pun jadi lokasi yang cocok. Slamet Supriyanto, General Ma­ nager AOC 135 (Charter) Aviastar Mandiri kepada Aviasi menyatakan bahwa dulu untuk Twin Otter DHC6-300 seluruh perawatan dilakukan di Hangar MMF (Merpati Maintenance Facility) di Biak. Sekarang, perawatan harian maupun perawatan dengan interval 125 jam dilaksanakan sendiri. Interval 125 jam, artinya setiap 125 jam, pesawat menjalani inspeksi. “Khusus pesawat ini, kami dapat melakukan perawatan di bandar udara yang mendapatkan approval (persetujuan) dari DKUPPU (Direktorat Kelaikan Udara dan Pengoperasian Pesawat Udara) yaitu Balikpapan, Palangkaraya, Makassar, Ambon, Biak dan Nabire,” jelasnya. Secara keseluruhan, Supriyanto menjelaskan untuk perawatan Twin Otter DHC6-300, untuk kisaran biaya menurut kurs dollar BI 24 September lalu Rp 11.916 sebagai berikut:

Airframe/Rangka Pesawat:

1. Pre flight/Transit check: Dilaksanakan sebelum pesawat melakukan misi penerbangan. 2. Daily Inspection: Inspeksi pesawat setelah melakukan misi penerbang­an dan memperbaiki

apabila ada kerusakan-kerusakan/ complain dari penerbang. 3. EMMA check (Equalized Mainte­ nance for Maximum Availability): Inspeksi pesawat dengan interval 125 flight hours, biasanya dikerjakan di hangar. Biaya sekitar: US$ 5,000 atau Rp 59.580.000. 4. CPCP (Corrosion Preventive and Control Program): Inspeksi pesawat terhadap corrosi/karat dan pencegahannya (treatment) dilaksanakan setiap lima tahunan (interval five years). Biaya sekitar: US$ 80,000 atau Rp 953.280.000.

Engine (Pratt & Whitney type: PT6A-27):

1. Inspeksi harian (daily inspection). 2. HSI (Hot Section Inspection): pemerik­saan terhadap ruang bakar mesin serta turbine dengan interval 1,800 flight hours. Biaya sekitar: US$ 12,500 atau Rp 148.950.000. 3. Engine Overhaul: Pemeriksaan dan penggantian komponen-komponen engine secara menyeluruh. Interval overhaul tergantung dari approval yang diberikan oleh DKU­ PPU (untuk Aviastar 5.100 flight hours). Biaya sekitar US$ 300,000 atau Rp 3.574.800.000.

Propeller (Hartzell type: HCB3TN3D)

Setiap 3,000 flight hours atau sekitar lima tahun harus di overhaul (penggantian/perawatan besar). Biaya sekitar: US$ 10,000 atau Rp 119.160.000. Untuk ban pesawat, Supri menjelaskan tergantung penggunaan pesawat. Jika sering digunakan di runway (landas pacu) yang keras, maka harus cepat diganti, atau sebaliknya bila di landasan halus maka penggantian akan lama. Supriyanto menegaskan untuk over­ haul mesin di dalam negeri masih mahal berkisar US$ 400,000 karena suku

Perlu Bea Masuk Sparepart Nol Persen

D

I industri penerbangan salah satu keluhan yang sedang hangat diperbincangkan adalah bea masuk khusus sparepart (suku cadang) pesawat. Proses masuknya pun tidak secepat di luar negeri. “Memang terkendala di custom (bea cukai), seperti pengalaman kami over­ haul di luar negeri, sparepart dikirim dari Texas ke Singapura (empat hari), sedangkan Singapura ke Jakarta hingga ke tangan Aviastar selama 20 hari,” tegas Supriyanto. Indonesia National Air Carrier Association (INACA) meminta komitmen pemerintah untuk mendukung industri aviasi, karena kondisi ekonomi makro nasional saat ini semakin menyudutkan airlines. Salah satu tuntutan INACA adalah pembebasan bea masuk suku cadang pesawat udara kepada pemerintah. Arif Wibowo, Ketua Umum INACA menyatakan bea masuk maskapai bisa 0 persen. Sebab pembelian komponen 25 persen dari beban operasional airlines. INACA mengajukan 300 jenis komponen pesawat (mayoritas di produksi di Amerika Serikat dan Eropa) ke Kementerian Perhubungan untuk mendapatkan pembebasan bea masuk dan disetujui 27 jenis. Setelah itu melanjutkan permintaan itu ke Kementerian Perindustrian, dari 27 jenis hanya empat jenis yang di­ setujui. (*) Pusat Perawatan di Dunia Australia

Advance Aviation Maintenance, Air Facilities Maintenance, AVIEX, Hawker Pacific, Plane Support, Steven Hegarty Aircraft Maintenance

Chili

Aviasur

Kroasia

Pannonia Pilot School

Fiji

Fiji Airways

Prancis

Atlantic Air Industries, Blue Aero, Icarius Aerotechnics

Jerman

Air Alliance, Airplus Maintenance, Atlas Air Service, Rheinland Air Service

islandia

Air Iceland

India

Air Works India Engineering

Indonesia

Merpati Maintenance Facility

Iran

Iranian Naft Airlines

Malta

Medavia

Belanda

SAMCO Aircraft Maintenance

New Zealand

Aeromotive, Safe Air

Nigeria

Caverton Helicopters

Papua New Guinea

Airlines of PNG

Filipina

Asian Aerospace Corporation

Saudi Arabia

Alsalam Aircraft Co.

Swedia

Bromma Air Maintenance

Swiss

Altenrhein Aviation, RUAG Aviation, Zimex Aviation

Inggris

Gama Engineering, IAE, Loganair Engineering, Westward Airways

United Arab Emirates

Abu Dhabi Aviation

Sumber: Handbook of Business Aviation


Aviasi l Oktober 2014 l 35

Medika

Lebih Jauh tentang Ebola ramai-ramai. Virus itu akan menular melalui cairan tubuh penderita, sehingga lebih baik menggunakan masker ke mana pun pergi. Jangan melakukan kontak fisik dengan jemaah yang dicurigai sedang flu, bersin, atau menderita demam. Jaga ketahanan tubuh Anda dengan makan makanan yang bergizi, minum cukup air, serta minum suplemen. Ter­ akhir jika Anda merasa mengalami demam atau gangguan kesehatan, segera lapor kepada petugas medis.

Pencegahan Terinfeksi Ebola

(Foto: mirror.co.uk)

dr.Yuliana, Sp.KP Dokter Balai Kesehatan Penerbangan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, Kementerian Perhubungan Ph. 08111631413 PIN 28C7304A

V

IRUS Ebola berasal dari Sungai Ebola di Republik Demokratik Kongo (dulu Zaire). Wabah penyakit akibat virus ini pertama kali terjadi pada 1976, kemudian pada tahun yang sama juga terjadi di Sudan. Virus Ebola menyebabkan hemor­ rhagic fever (Demam Berdarah Dengue/ DBD) yang terjadi adanya infeksi yang disebabkan oleh virus. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), virus ini mengacu pada sekelompok virus yang mempengaruhi beberapa sistem organ dalam tubuh dan sering disertai deng­ an pendarahan. Kasus penyakit Ebola dapat me­ nimbulkan dampak serius terhadap kesehatan masyarakat karena berpotensi menyebar dan memiliki angka

kematian yang tinggi ( Case Fatality Rate > 90 persen). Penyakit virus Ebola ditularkan melalui kontak langsung dengan darah, cairan tubuh dan jaringan orang yang terinfeksi. Penularan virus Ebola juga terjadi pada hewan liar yang terinfeksi sakit atau mati (simpanse, gorila, mo­ nyet, antelop hutan dan kelelawar buah). Gejala awal adalah demam mendadak, tubuh lemas, nyeri otot, sakit kepala, sakit tenggorokan. Terkadang ditemukan juga gejala lain seperti: alergi kulit, mata merah, cegukan, nyeri dada, kesulitan bernapas, muntah, diare, gangguan ginjal dan fungsi hati serta terkadang ditambah dengan perdarahan internal dan eksternal. Masa inkubasi/gejala-gejala ini dapat muncul 2 sampai 21 hari setelah terjangkit virus Ebola. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan gejala ini bisa menyerupai gejala pada penyakit seperti malaria, demam tifoid, meningitis. Seperti diketahui ada kasus petugas kesehatan tertular virus dari pasien, dan WHO telah menerbitkan panduan khusus untuk menangani hal itu. Penjaga kesehatan disarankan untuk memakai pakaian kedap air, sarung tangan dan memakai pelindung wajah seperti kacamata atau masker bedah untuk mencegah percikan pada hidung, mulut dan mata. Tidak ada pengobatan khusus untuk Ebola. MSF mengatakan pasien terinfeksi virus ini harus diisolasi dari dunia luar dan kemudian dibantu oleh petugas kesehatan.

Virus Ebola dan Jemaah Haji

Departemen Kesehatan Arab Saudi akan melakukan screening virus Ebola terhadap para jamaah haji dari berbagai negara saat tiba di bandara. Screening terutama pada pesawat dari

negara asal Afrika Barat dan Tengah atau pesawat yang membawa pe­ numpang yang transit di negara-negara endemik dan berpotensi menjadi pembawa virus. Baru-baru ini pemerintah Arab Saudi tidak mengeluarkan visa haji untuk negara-negara tersebut di atas sebagai langkah awal guna mengendalikan penyebaran virus Ebola di antara para jamaah. Kementerian Kesehatan juga telah mengeluarkan kebijakan larangan bepergian ke tempat-tempat wisata di Liberia, Sierra Leone dan New Guinea. Perlu dilakukan penyuluhan untuk calon jamaah haji sehingga mereka dapat melakukan pencegahan pada diri sendiri terhadap penularannya. Cara mencegah tertular virus Ebola dengan menjaga kebersihan diri sen­ diri, sese­ring mungkin mencuci tangan dengan sabun berantiseptik. Jangan makan atau minum dengan alat makan (sendok, gelas, piring) yang digunakan

Untuk mencegah penyebaran virus Ebola tersebut antara lain menghindari kontak dengan penderita, gunakan alat pelindung diri bila kontak dengan penderita, jangan mengkonsumsi buah-buahan sembarang di daerah yang terkena wabah, masak makanan dengan benar, isolasi penderita, kebumikan jenazah yang terinfeksi dengan benar. Jika ada gejala dengan riwayat pernah mengunjungi daerah endemik sesuai masa inkubasi tidak perlu panik dan segera dibawa ke pusat fasilitas kesehatan terdekat. Hal lain yang bisa dilakukan untuk melawan dan mencegah terinfeksi virus Ebola adalah meningkatkan pertahan­ an diri berupa meningkatkan sistem kekebalan tubuh/antibodi. Salah satu caranya adalah konsumsi makanan bergizi, minum air putih yang banyak (2 liter/hari), konsumsi buah-buahan terutama buah yang mengandung vitamin C untuk menciptakan daya tahan tubuh dan minum vitamin. Untuk petugas kesehatan/petugas/cabin crew yang berhubungan langsung dengan pasien kasus Ebola, disarankan untuk memakai pakaian kedap air, sarung tangan dan memakai pelindung wajah seperti kacamata atau masker bedah untuk mencegah percik­ an pada hidung, mulut dan mata. Jika di antara penumpang diduga membawa virus Ebola maka akan langsung dikarantina dan dikirim ke rumah sakit yang ditunjuk untuk perawatan lebih lanjut. (*)

Virus Ebola di Penerbangan

P

ENULARAN virus Ebola melalui penerbangan komersial relatif kecil. Saat ini belum ada penerbangan langsung ke Asia, dan belum ada travel war­ ning dari WHO. Di sisi lain, Ebola menular melalui kontak langsung dengan darah atau sekret tubuh, feses, dan lainnya. Tidak melalui airborne/udara. Jadi kemungkinan penularan di dalam pesawat melalui udara relatif kecil. Selain itu gejala dari pasien Ebola dinilai cukup berat seperti demam, amat lemah, nyeri otot, sakit kepala, sakit tenggorokan, muntah, diare, kerusakan ginjal dan hati, serta perdarahan dalam tubuh. Dengan berbagai gejala seberat itu, tentu kecil kemungkinan seseorang dapat bepergian dengan pesawat udara. Namun tetap saja kewaspadaan perlu dijaga pada pesawat yang datang dari negara terjangkit. Untuk mencegah penyebaran virus Ebola antara lain menghindari kontak dengan penderita, gunakan alat pelindung diri bila kontak dengan penderita, jangan mengonsumsi buah-buahan sembarang di daerah yang terkena wabah, masak makanan dengan benar, isolasi penderita, kebumikan jenazah yang terinfeksi dengan benar. Jika ada gejala dengan riwayat pernah mengunjungi daerah endemik sesuai masa inkubasi tidak perlu panik dan segera dibawa ke pusat fasilitas kesehatan terdekat. (*)


Destinasi

36 l Aviasi l Oktober 2014

Danau Toba, Warisan Geopark Dunia

(Foto: Tom)

P

ENGGALAN lirik lagu Batak “Alusiau... Alusiau...” menyambut kami saat memasuki kawasan tengah Sumatera Utara. Inilah salah satu keka­ yaan orang Batak. Nuansa dengan hawa segar, luasnya air dengan lekukan layaknya teluk, view pegunungan merupakan gambaran sebagian kecil saja dari danau raksasa yang berada 900 meter di atas permukaan laut itu. Danau Toba bukan asing lagi bagi kita bukan? Danau yang tengahnya ada Pulau Samosir ini pada 17-21 September lalu telah menarik perhatian berbagai pihak, karena digelar kembali Festival Danau Toba 2014 (FDT 2014). FDT 2014 berlokasi di Kabupaten Toba Samosir dengan ibukota Balige, salah satu destinasi wisata dunia. Acara ini digelar dengan konsep wisata dan budaya olahraga, sedangkan sub kegi­ atannya terdiri dari lomba paralayang, lomba arum jeram, lomba solu bolon, lomba Mozak (seni bela diri khas Batak), kuliner dan tidak ketinggalan pagelaran/pameran pariwista. Sementara, icon Festival Danau Toba 2014, apalagi kalau bukan ulos. Seperti kita ketahui ulos memegang peran penting dalam setiap aspek kehidupan suku Batak. “Parade Ulos Sadum” sepanjang 500 meter tercatat sebagai ulos terpanjang di dunia dan memecahkan rekor MURI. Pencatatan rekor berlangsung di Museum Batak TB Silalahi Center, Pagarbatu dan selanjutnya dibawa ke Lapangan Sisingamangaraja XII Balige. Dengan pemecahan rekor ini, pihak lain diharapkan tergugah untuk melestarikan kain tenun khas Batak tersebut. Danau Toba merupakan destinasi yang menakjubkan di Pulau Sumatera. Begitu unik karena danau ini memiliki luas 1.145 kilometer persegi yang lebih menyerupai lautan. Di tengah danau berdiam Pulau Samosir dengan luas yang hampir sebanding dengan luas

negara Singapura. Oleh karena itu, Danau Toba ditempatkan sebagai danau terluas di Asia Tenggara dan terbesar kedua di dunia setelah Danau Victoria di Afrika.

Pulau Samosir dan Parapat

Mengutip dari Indonesia Travel, masyarakat sekitar Danau Toba memiliki sejarah magis yang dipercayai sebagai tempat tinggal Namborru (tujuh dewi nenek moyang suku Batak). Apabila masyarakat suku Batak akan melakukan upacara di sekitar danau, maka mereka harus berdoa dan meminta izin Namborru terlebih dahulu. Pulau Samosir berada pada ketinggian 1.000 meter di atas permukaan laut. Walaupun telah menjadi tujuan wisata sejak dulu, Samosir diklaim memiliki keindahan alam yang belum terjamah. Tahukah Anda? Di tengah Pulau Samosir ini masih ada lagi dua danau indah yang diberi nama Danau Sidihoni dan Danau Aek Natonang. Di lokasi ini, Anda akan menjumpai hutan-hutan pinus yang tertata asri, di pinggiran Danau Toba terdapat beberapa air terjun. Di sekitar Danau Toba Anda dapat berkunjung ke tempat pemandian air belarang. Bila Anda suka dengan sejarah, bergegaslah ke kompleks pemakaman Raja Sidabutar. Di sini pengunjung dapat melihat peninggalan budaya megalit yang unik. Kemudian, teruskan perjalanan Anda ke desa tradisional Jangga penghasil kain ulos yang berjarak sekitar 24 km dari Parapat. Kondisi pedesaan khas Batak juga masih kental di sini. Konon, masyarakat peladang dengan keramahannya pun akan memikat Anda karena ke mana pun Anda pergi, Anda segera menemukan kawan baru. Berada di Parapat, semenanjung yang menonjol ke danau, Anda disuguhkan langsung pemandangan spek­ takuler Danau Toba. Parapat dihuni

masyarakat Batak Toba dan Batak Simalungan yang dikenal memiliki sifat ceria dan mudah bergaul, terkenal pula

senang mendendangkan lagu bertema cinta yang riang namun penuh pera­ saan. (Azizah)

Informasi Penerbangan Berikut pilihan rute menuju Bandar Udara Internasional Kualanamu, Sumatera Utara (KNO/WIMM). Dari Jakarta (CGK)

Bandung (BDO) Surabaya (SUB) Banda Aceh (BTJ) Meulaboh (MEQ) Lhokseumawe (LSW) Gunung Sitoli (GNS) Alas Leuser, Kutacane (KTC) Padang Sidempuan (AEG) Silangit (DTB) Lasikin Sinabang (SNB) Sibolga (RRZ) Singkil (Syekh Hamzah Fansyuri) Tuanku Tambusai Pasir Pengaraian (PPR) Padang (PDG) Batam (BTH) Pekanbaru (PKU) Palembang (PLM) Tanjung Karang (TKG) Denpasar (DPS) via (SUB) Penang (PEN) Kuala Lumpur (KUL) Subang (SZB) Singapura (SIN) Kolombo (CMB) Jeddah (JED)

Sumber: website @airlines

Maskapai Garuda Indonesia Lion Air Citilink Sriwijaya Air Lion Air Citilink Garuda Indonesia Lion Air Garuda Indonesia Lion Air Wings Air Susi Air Wings Air Wings Air Susi Air Wings Air Susi Air Wings Air Susi Air Susi Air Manunggal Air Service Wings Air Susi Air Manunggal Air Service Susi Air Susi Air Sriwijaya Air Lion Air Garuda Indonesia Lion Air Citilink Garuda Indonesia Lion Air Garuda Indonesia Garuda Indonesia Garuda Indonesia Firefly Lion Air Malaysia Airlines Firefly Jetstar Valuair Mihin Lanka Garuda Indonesia

Frekuensi/Hari 9 kali 20 kali 4 kali 2 kali 2 kali 1 kali 1 kali 1 kali 2 kali 2 kali 1 kali 1 kali 1 kali 6 kali 1 kali 1 kali 1 kali 6 kali 1 kali 1 kali 1 kali 3 kali 1 kali 1 kali 1 kali 1 kali 1 kali 1 kali 1 kali 3 kali 2 kali 1 kali 2 kali 2 kali 1 kali 1 kali 1 kali 2 kali 3 kali 1 kali 1 kali 1 kali 1 kali


Aviasi l Oktober 2014 l 37

Destinasi

(Foto: remotelands.com)

Pulau Moyo Destinasi Menakjubkan di Sumbawa

N

(Foto: pulaumoyo.com)

Indonesia Travel mengklaim Pulau Moyo menjadi lebih terkenal setelah Putri Diana dari Inggris singgah untuk menghindari dari kejaran paparazi. Daya tarik utama dari pulau ini adalah lautnya yang indah. Moyo dikelilingi oleh terumbu karang alami yang ideal untuk snorkeling, terdapat hiu putih yang sering berenang dekat dengan penyelam.

USA Tenggara Barat belakang­ an sudah menjadi surga bagi pelancong. Bali dan Nusa Tenggara terkenal dengan wisata pantai dan alam. Salah satunya Pulau Moyo. Pada 27 September-6 Oktober ini di sana digelar Festival Pulau Moyo, salah satu kampanye program “Go Sumbawa”. Festival ini menyuguhkan semarak pawai budaya, pekan budaya samawa, sarembang ratib, expo, pacuan kuda, sepeda gunung, jelajah wisata motor, diving, samawa basarune, hingga bara­ pan kebo (atraksi karapan kerbau). Selain itu, Anda juga berkesempatan andil dalam beberapa kompetisi seperti lari 10 km dan fishing contest. Moyo adalah sebuah pulau yang terletak 2,5 km di sebelah utara Pulau Sumbawa dengan luas 350 km2, tinggi 671 meter dan garis pantai 88 km. Sejak 1976, sebagian besar Pulau Moyo dijadikan daerah konservasi dengan Amanwana Bay sebagai taman lautnya. Menariknya, pulau ini diselimuti hutan lebat bertepi padang savana, pantai indah berkarang putih dan berair sejernih kristal. Di bawah permukaan lautnya dikelilingi oleh terumbu karang alami, cocok untuk snorkeling, renang dengan hiu putih, menyelam di dekat ikan pari dan sebagainya. Pulau Moyo berdasarkan surat keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan RI No. 308/KPTs-11/1986 tanggal 24 September 1986 dijadikan Taman Wisata Alam Laut Pulau Moyo dan Taman Buru Pulau Moyo.

Ada enam dusun yang mengitari Pulau Moyo, yakni Labuan Aji, Brang Rea, Sibatok, Brang Kua, Sitema dan Patedong. Sedangkan destinasi wisata yang dapat Anda kunjungi di antaranya: Poto Jarum, berarti Ujung Jarum. Ini adalah sebuah kawasan lindung di Pulau Moyo, memiliki pantai yang begitu indah berpasir putih, sangat cocok untuk beraktivitas snorkel atau berjemur (sunbathing). Mata Jitu, kawasan air terjun yang dapat ditempuh dari desa Labuan Aji menggunakan sepeda motor atau ojek sekitar 30 menit dengan membayar ongkos ojek dan kontribusi ke dusun Labuan Aji. Dalam perjalanan menuju air terjun tujuh kolam, kita dapat menikmati pemandangan alam seperti perkebunan jambu mete dan hutan. Diwu Mba’i adalah air terjun yang terletak di dusun Brang Rea. Uniknya, terdapat sebuah ayunan di atas air terjun, sehingga kita bisa berayun-ayun dan lompat ke dalam air yang segar. Menuju ke sini dapat dicapai dengan jalan kaki atau sekitar 20 menit dengan motor dari dusun Labuan Aji. Berbekal kondisi hutan, Taman Buru Pulau Moyo mempunyai potensi keanekaragaman hayati cukup tinggi, baik flora maupun fauna. Tipe vegetasinya merupakan vegetasi hutan pantai dataran rendah yang terdiri dari vege­ tasi pepohonan, perdu/semak belukar dan padang savana yang luas. Selain satwa yang telah ditetapkan sebagai satwa buru seperti Rusa Timor

(Cervus Timorensis), sapi liar (Bos Javani­ cus) dan babi hutan (Sus Sp). Berbagai jenis burung yang tergolong langka dan dilin­dungi undang–undang juga terdapat di sini seperti kakatua kecil jambul kuning (Cacatua Sulphurea), burung gosong (Megapodius reinwartditii), koakiau (Philemon Buceroides), beo sumbawa (Gracula Religiosa Venerate) serta berbagai jenis burung lainnya seperti punglor (Zoothera sp), ayam hutan (Gallus sp), elang bondol (Haliastur Indus) dan sebagainya.

Menuju Pulau Moyo

Ke Moyo, Anda dapat menyewa perahu dari Sumbawa Besar. Hotel tempat Anda menginap bisa mengatur penyewaan ini atau Anda langsung ke dermaga di Muara Kali. Ada pilihan kapal cepat dan kapal lambat, tentu harga sangat bervariasi. Ada juga alternatif bila dengan sampan nelayan, walaupun lama namun Anda dapat menikmati laut. Jalan darat dilayani mobil travel yang akan menempuh perjalanan sekitar 6 jam melalui rute Mataram Pelabuhan Khayangan. Sementara jalur udara dilayani dari Bandar Udara Internasional Lombok Praya (LOP) menuju Bandar Udara Sultan Muhammad Kaharuddin III (Brangbiji) Sumbawa Besar (SWQ) dengan waktu tempuh 35 menit atau Anda dapat menggunakan pesawat pribadi/ charter dari berbagai kota. (Azizah)


Hotel

38 l Aviasi l Oktober 2014

HOTEL BARU

ibis Gading Serpong Hotel Ekonomi di Tangerang

Kiri-kanan: Adi Satria, Vice President, Sales, Marketing & Distribution, Accor Malaysia, Indonesia and Singapore; Richard Nugraha, Direktur Utama PT Tasani Artha Niaga dan Irma Riesan, General Manager ibis Gading Serpong.

A

CCOR, operator hotel internasinal terkemuka di Asia Pasifik dan Indonesia pada 9 September lalu membuka ibis Gading Serpong di Tangerang. Adi Satria, Vice President Sales, Mar-

keting & Distribution Accor Malaysia, Indonesia, Singapore menyatakan hotel ini merupakan anggota terbaru dalam jajaran keluarga ibis di Indonesia, merupakan urutan ke-33. Berlokasi strategis di jantung kota, berjarak 25 menit

berkendara dari Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta dan 45 dari pusat Jakarta. “ibis sebagai brand hotel ekonomi Accor yang memberikan konsep baru dan desain modern. Kami sebagai ope­ rator dari pemilik hotel, yaitu PT Tasandi Artha Niaga, kami tetap optimis,” kata­ nya. ibis Gading Serpong menawarkan 208 kamar yang dilengkapi fasilitas internasional, mengedepankan ruangan praktis dan nyaman. Setiap kamar memiliki Sweet Bed ibis, sebuah meja kerja, TV LCD 29 inchi, brankas, pembuat teh/ kopi dan internet gratis. Pada kesempatan yang sama, Irma Riesan, General Manager ibis Gading Serpong mengatakan hotel ini menjadi pilihan bagi wisatawan maupun pebisnis karena dekat dengan pusat perbelanjaan, olahraga. Tentunya, menjadi hotel ideal dengan harga terjangkau mulai Rp 500.000 nett/malam. Anda pecinta kuliner? Silakan ke Taste Restaurant yang menyajikan menu prasmanan internasional dan a la carte. Selain itu, di hotel ini tersedia ruang pertemuan terdiri dari enam pilihan yang mampu menampung hingga 400 tamu. (Sat)

HOTEL SEJARAH

Amilia Earhart Pernah Bermalam di Grand Preanger

Guling, fasilitas yang berbeda dengan hotel lainnya. (Foto: Anto)

B

ERLOKASI di 0 km Bandung, Prama Grand Preanger sebagai hotel bintang lima yang memiliki nilai sejarah terpenting dalam industri ini. Bahkan pada 2014, hotel ini mendapat anugerah The Best Hotels dan The Best General Manager oleh Dinas Pariwisata Jawa Barat. Menurut Asep Saepudin, Sales Mana­ger dan tim Marketing Communication Prama Grand Preanger Bandung, salah satu keunggulannya, di hotel ini ada museum, bahkan Amelia Earhart (pilot wanita dan pelopor penerbangan

asal Amerika yang jatuh di Laut Atlantik), dan Charles Caplin pernah menginap di hotel ini. Hotel ini memiliki dua sayap Asia Afrika dan Naripan Suites. Asia Afrika tetap sesuai kondisi awalnya, hanya dilakukan renovasi. Di area ini, masih terdapat lift zaman dulu, bar dan restoran era dulu. Sementara, Naripan Suites menjadi tampilan baru dari Prama Grand Preanger. Di lantai sembilan terdapat tiga kamar suite dan satu Presidential Suite yang dilengkapi dengan kaca jendela

antipeluru. Sedangkan area umum yang direnovasi adalah lobby, Preanger Bras­ seire, Grand Ballroom, Executif Lounge dan kolam renang. Hotel ini total memiliki 187 kamar, terbagi atas 82 kamar Superior, 50 De­ luxe, lima Grand Deluxe, 20 Executive, 22 Naripan Suites, dua Asia Afrika Suite, lima Suite dan satu Presidential. Selama seperempat abad Hotel Preanger bercirikan gaya Indische Empire menjadi kebanggan orang-orang Belanda, kemudian direnovasi ulang pada 1929, pertama diperkenalkan pada 1920 oleh CP Wolff Schoemaker dibantu oleh muridnya Ir Soekarno (mantan Presiden RI pertama). Grand Preanger mengalami banyak­ pergantian pengelola, antara lain NV Saut, DV Haruman, PD Kertawisata dan pada 1987 hingga kini dikelola PT Aerowisata Hotels. “Untuk tingkat isian kamar 75 persen, khusus weekday (hari biasa) diisi pebisnis, sementara weekend sebagian besar wisatawan/leisure. Guna kenyamanan, kami memberikan guling di setiap kamar, ini berbeda dengan hotel lain,” pungkas Asep. (Dnn)

Executive Chef Baru di Novotel Mangga Dua Square

(Foto: Dok. Novotel Mangga Dua Square)

P

ADA 25 Agustus lalu, Novotel Jakarta Mangga Dua Square menyambut seorang executive chef terbarunya bernama Mulyadi. Dengan bermodalkan pengalamannya selama 18 tahun dan sempat bergabung dengan Accor Group untuk bekerja sebagai sous-chef di Pullman Jakarta Central Park, akhirnya Chef Mulyadi melanjutkan kariernya sebagai executive chef di Novotel Jakarta Mangga Dua Square. Kini Executive Chef Mulyadi siap menyiapkan berbagai sajian yang tersedia di Restoran Khas Asia dan International, The Square Restaurant. Untuk menunjukkan kemampuannya, aksi pertama Chef Mulyadi adalah memperkenalkan makanan khas Timur Tengah yang menjadi promo makanan bulanan dengan harga Rp 55.000 untuk jenis makanan pembuka. Sedangkan untuk jenis makanan utama di harga Rp 120.000. (*)

Malam Apresiasi Best Western

(Foto: Anto)

P

ADA 5 September lalu, Best Western International - Area Development Office Indonesia menggelar malam apresiasi dengan tema “From Best Western With Love” di Ballroom Best Western Hariston Jakarta. Rudi Fajar Putra, General Manager Sales & Marketing Best Western International Area Development Indonesia menyatakan malam apresiasi diberikan kepada para mitra kerja dari pemerintahan, korporasi maupun media yang telah memberikan dukungan selama ini kepada jaringan Best Western di seluruh Indonesia. Hotel ini menawarkan tiga tingkat brand yang berbeda, mid scale, up­ scale Plus dan luxury Best Premier. Di Indonesia, hingga Oktober ini telah memiliki 11 jaringan hotel. (Dnn)


Aviasi l Oktober 2014 l 39

HAJI DAN UMRAH

Kanomas Sehari Berangkatkan 400 Orang

U

Dewi Dharmayanti, Manager Umrah & Haji PT Kanomas Arci Wisata. (Foto: Eky Fajrin)

MAT Muslim kini tengah melakukan ibadah haji sebagai event besar yang berpusat di Arab Saudi. Pelaksanaan dan proses menjalankan ibadah tersebut bukanlah hal yang mudah dan murah, karena harus masuk dalam daftar tunggu. Di Indonesia, pelaksanaan haji dan umrah dapat bekerjasama melalui tour and travel sebagai biro penyelenggara. Namun, Anda harus cermat dalam memilih agen perjalanan yang benarbenar terdaftar dan resmi. Dewi Dharmayanti, Manager Umrah & Haji PT Kanomas Arci Wisata kepada Aviasi menyatakan sangat mengutamakan kenyamanan jamaah dan juga kepastian keberangkatan, didukung oleh tenaga-tenaga yang sudah berkompeten di bidangnya. Ia menambahkan Kanomas Arci Wisata merupakan perusahaan jasa pelayanan perjalanan ibadah dengan izin dari Kementerian Agama. Selain itu, perusahaan ini resmi menjadi anggota IATA (International Air Transport Association) dan ASITA (Association of the Indonesian Tours & Travel Agencies).

“Selain itu, kami juga anggota AMPHURI (Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia) yang sekarang menjadi HIMPUH (Himpunan Penyelenggara Umrah dan Haji),” katanya. Untuk urusan berhaji ataupun umrah, menurut Dewi, pihaknya selalu kerja sama dengan KBIH (Kelompok Bimbingan Ibadah Haji). Khusus umrah, sehari pihaknya dapat memberangkatkan 400 orang dan dalam waktu dua bulan sekitar 3.000 orang dengan menggandeng dari tour and travel lainnya. “Guna pengurusan administrasi, kami juga sebagai provider Visa, jadi proses semakin mudah. Masyarakat juga tidak perlu khawatir, khusus pener­bangan kami berkolaborasi deng­ an Garuda Indonesia, Etihad Airways, Emirates, Qatar dan sebagainya,” paparnya. Selain melayani ibadah haji dan umrah, PT Kanomas Arci Wisata juga melayani perjalanan internasional dan juga melayani tour dengan tujuan tempattempat wisata tanah air. (Danang)

Tour & Travel

JTB Tour & Travel Sasar Pasar Indonesia

Kenichi Konda, Senior Manager Outbound Sales Division PT JTB Indonesia. (Foto: F. Raharjo)

P

ERJALANAN internasional kini sudah menjadi gaya hidup, baik dari Indonesia ke mancanegara maupun sebaliknya. Melancong ke Jepang kini semakin diminati. Hal tersebut ditegaskan oleh Kenichi Konda, Senior Manager Outbound Sales Division PT JTB Indonesia. Menurut dia, perusahaannya terus mencari pasar Indonesia, karena peluangnya besar dan menguntungkan. “Kantor pusatnya memang berada di Tokyo, Dengan adanya perwakilan di Indonesia semakin mempermudah pilihan perjalanan,” paparnya. JTB awalnya menangani kebutuh­ an perjalanan korporasi (grup) di Jepang, namun sekarang sudah meram­ bah ke penjualan personal. Informasi dari JTB, terakhir 136.000 wisatawan Jepang ke Indonesia dan 170.000 dari Indonesia ke Jepang. (Dnn)

Pick Up Point AVIASI

KENCANA BETAWI (021) 94581915 Jl. Raya Daan Mogot KM 2 Suka Mas Tangerang

BBC PALASARI Jl. Palasari TISERA JATOS Jatinangor Townsquare TISERA CIMAHI Cimahi Mall YOYGA EXPRESS Cihampelas Walk JOINT AGENCY (0251) 8323863 Jl. Sancang No.23 Bogor Baru

JAKARTA SELATAN

RIZKY (021) 74708869 Pamulang Permai I Depan, Blok SH 10 No. 8

GUNARAYA AKSARA (022) 6036548 Jl. DR Junjun Dalam No. 4 Pasteur Bandung

ARIEL MEDIA (021) 95553047 Jl. Pertigaan Srengseng Sawah

UNIBAJA 081317385530 Giant Melati Mas Serpong

GEMY 6120106

JAKARTA BARAT

JARISMAN 08129562310 Superindo, Jl. Daan Mogot Ciledug

JAKARTA PUSAT KEDATON (021) 4251181 Budi Oetomo, Gunung Sahari AMRUL (021) 32293132 Jl. Kramat Sentiong No. 45 TOKO BUKU GUNUNG AGUNG 13 (021) 3911335 Kwitang 06, Senen

IQBAL (021) 5328526 Jl. Pulo Kenanga Raya No.11 RT 08/08 Grogol Utara CENTRAL KUMALA SAKTI (021) 56944326 Taman Ratu C1/1, Tanjung Duren LA MAGAZINE (021) 58350253 Jl. Kembangan Selatan No.01 Rw 01 No.30 Puri

JAKARTA TIMUR DWITAMA (021) 98856523 Pondok Gede - Bawah Jembatan Cawang - Bursa Pagi SIKIN (021) 68377735 Jl. Cililitan Besar (Depan Pusat Grosir Cililitan) RISS (021) 8703630 Jl. Raya Bogor Km 26.7 (Kiwi) Pekayon Pasar Rebo HERMES (021) 87794888 Kramat Jati AGUS TAMINI 081319644860 Jl. Raya Pondok Gede, Depan TAMINI Square

TANGERANG FERDIAN (021) 7370284 Jl. Bima Raya No. 46 Bintaro ALMIRA (021) 90695305 Jl. Ir Juanda No.34 Ciputat

REZA (021) 99711052 Jl. WR Supratman Pondok Ranji Raya No.3 Bintaro CHEKY 082111919799 Jl. Raya Serpong No.104 (Depan Serpong Plaza)

BURSA MEDIA DORA 081286010198 MALL Ciputra PARAMUKTI SELAMET 085216697043 Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta

JAWA BARAT GUNARAYA AGENCY ANEKA Jl. Pasirkaliki 151 KHARISMA BTC BTC Fashion Mall Pasteur D’CLAWS FoodCourt Inti Laut Jl. Surya Sumatri BBC-GIANT Pasteur Hyperpoint SINGGALANG Jl. Karapitan 64-65 MINIMARKET RSA LIMIJATI Jl. Riau 39 SANTI TB Jl. SultanTirtayasa 32 PT ZOE AKSARA Jl. Pager Gunung No. 3 BBC SUCI Jl. P.H. Mustopha No.7 TOGAMAS SUPRATMAN Jl. Supratman 45 TOGAMAS BUAHBATU Jl. Buah Batu 178 RUMAH BUKA Jl. Supratman 96 GUBUK DONGENG Jl. Ciumbuleuit 151 TGA BIP BIP Mall Jl. Merdeka

COUNTER GRAMEDIA SPECIAL OUTLATE BSM Trans Studio Mall Jl. Gatot Subroto IP Istana Plaza Jl. Pasirkakili 121-123 MDK Jl. Merdeka 43 PVJ Paris Van Java Jl. Sukajadi 137-139 CITYLINK Festival Citylink Lingkar Selatan

DAMAI (061) 4142734 Jl. Riau No.89, Medan YOLISH (061) 7356388 Jl. Halat Gg Tengah No. 58G Medan AMPERAWADI 08126411021 Jl. Eka Rasmi Gg Pipa II No. 8D Medan Johor

JAMBI GLORIA (0741) 31842 Jl. Halim Perdanakusuma No.29 Jambi

SUMATERA SELATAN SRIWIJAYA PUTRA (0711) 318143 Jl. Cek Syech no.225 Ilir Palembang

BENGKULU ZALDY (0736) 24291 Jl. Soekarno Hatta No.187, Kota Bengkulu

LAMPUNG

COUNTER GRAMEDIA

TOHOMA (0721) 261839 Jl. Raden Intan No. 124A Tanjung Karang

COUNTER GRIYA

INTISARI (0721) 264026, (0721) 251904 Jl. Kartini No. 06 Tanjung Karang

TASIK Plaza Asia Jl. KHZ Mustofa 326 Tasikmalaya GRIYA PASTEUR Jl. Dr. Junjunan Pasteur GRIYA SETRASARI Jl. Ters Dr.Sutami Blok C3 RIAU JUNCTION Jl. LLRE Martadinata 17-21 YOGYA CIWALK Cihampelas Walk

KALIMANTAN BARAT RIDHO AGENCY (0561) 775843 Jl. Apel Gg Apel 1 No. 9 Pontianak

JAWA TENGAH

KALIMANTAN TENGAH

LESTARI (024) 3557003 Jl. MH Thamrin No. 82 Semarang

ANANG SUKRI (0536) 52756789 Palangkaraya

TB ABC (0271) 644345 Jl. Slamet Riyadi No.30A, Solo

SULAWESI

YOGYAKARTA IRVAN (0274) 4462368 Jl. Asem Gede No.2 Krangkungan RT 08/03 Condong Catur, Depok, Sleman

SUMATERA UTARA SURYA (061) 4147563 Jl. Riau No.83, Medan

KEMBAR (0451) 423912, 08159327200 Jl. Seroja No.29, Palu, Sulawesi Tengah

BALI TOKO BUKU CORSICA (0361) 226358 Jl. Sumatera No. 46, Denpasar

TOKO BUKU: Jaringan TB. Gramedia Jaringan TB. Gunung Agung


Hobi

40 l Aviasi l Oktober 2014

(Foto-foto: Dennys)

Tatkala Pilot Angkat Senapan K

ITA kerap mendengar pepatah “berkawan dengan pandai besi akan terpercik api, berkawan deng­an tukang minyak wangi akan berbau wangi”. Begitulah kira-kira yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan. Seperti halnya para penerbang, walaupun di pesawat senjata api termasuk dangerous good atau barang berbahaya, mereka bersahabat dengan senapan. “Dar dor...dar dor..dar dor.” Terde­ ngar suara letusan pada Minggu ketiga di Cijantung, Jakarta Timur. Sejumlah pener­bang tengah asyik berlaga deng­ an senapan. Ternyata soal tembak me­nembak ini tidak segampang yang dikira banyak orang. Tim menembak senjata api (SENPI) Asosiasi Pilot Garuda kembali eksis di dunia para pecinta menembak kalang­ an pilot Garuda. Debut menembak ini dimulai saat APG dipimpin Capt. Ari Sapari sebagai Presiden APG pada 2002. Terbentuknya tim menembak APG (TIM SENPI APG) diawali dari kebutuhan para pengguna senjata api di kalangan para penerbang Garuda Indonesia. Bagi para pecinta menembak, untuk dapat memiliki senjata api di Indonesia ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi, selain memiliki senjata api, juga harus dilengkapi dengan izin kepemilikan senjata api resmi dari kepolisian. “Pada awalnya saya hanya dipercaya oleh perusahaan penjual senjata api untuk menawarkan senjata api kepada para pilot yang hobi menembak,” tutur Capt. Jimmy Laurentius saat ditemui di lokasi latihan menembak. Dari situlah para pengurus APG di era kepemimpinan Ari Sapari mulai

membentuk tim menembak bagi para Pilot Garuda Indonesia. Tim menembak APG yang berjumlah belasan orang ini kemudian menunjuk Jimmy Laurentius untuk menjadi ketua organisasi menem­bak di APG. Seiring dengan berjalannya waktu, tim menembak APG sempat mengalami kefakuman kegiatan. ”Kami mulai jarang latihan lagi dengan alasan schedule terbang. Antusias teman-teman begitu tinggi, namun kendala waktu tidak bisa mereka hindarkan,” pungkasnya. Kefakuman terjadi di era masa peralihan kepemimpinan dari Capt. Ari Sapari ke Capt. Stefanus. Kefakuman tersebut juga sempat menjadi tanda tanya bagi para anggota tim menembak APG. Semangat para pengurus dan anggota tim menembak APG tidaklah putus sampai di sini saja. Mereka tetap menjalankan latihan walaupun hanya beberapa orang. ”Latihan tetap kita jalankan namun tidak banyak, hanya yang sempat saja tapi tetap terkoordinasi,” katanya. “Untuk ke depannya saya akan mereorganisasi Tim Menembak APG, untuk kembali meramaikan para pehobi menembak, namun itu pun harus dibicarakan lagi antara pengurus organisasi dan pengurus APG,” ujarnya. Kembalinya tim menembak APG terlihat dari beberapa anggota yang mengajak untuk latihan kembali, juga mereka akan memperpanjang surat izin kepemilikan senjata api. Bagi penerbang, menembak dapat memberikan manfaat besar, di antara­ nya fokus, dapat diterapkan saat bekerja, bahwa pilot harus penuh konsentrasi. (Dennys)


Aviasi l Oktober 2014 l 41

Singapore Airlines A380-841, Registrasi 9V-SKI Lokasi: Bandar Udara Internasional Sydney Kingsford-Smith Camera: Canon EOS 60D By: Shasya Santoso

Garuda Indonesia CRJ-1000, Registrasi PK-GRP Lokasi: Bandar Udara Internasional Ngurah Rai (DPS) Camera: Nikon D3100 By: Sha Fuji

Garuda Indonesia Boeing 737-8U3, Registrasi PK-GFM Lokasi: Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng Camera: Canon 600D By: Muhammad Reyhan Aditya Putra

Gallery

Kirimkan hasil karya foto dirgantara Anda! Sertakan keterangan lengkap foto dan data diri ke: gallery@tabloidaviasi.com Setiap edisi, Aviasi akan menampilkan hasil foto terbaik.


Day Off

42 l Aviasi l Oktober 2014

“Ketika bertugas, saya merasa tidak takut di udara. Di saat terjadi guncangan pun, saya selalu ingat bahwa Superman itu hebat, mampu menyelamatkan pesawat seperti kisahnya dalam Superman Return yang diperankan Brandon Routh pada 2006.”

(Foto-foto: Anto)

Intan Laura Fasca Movera

Tergila-gila kepada Superman D

I kalangan anak-anak, nama Superman bukan sesuatu yang asing. Lelaki super dikenal sebagai sosok yang sangat tangguh, terkenal, bahkan berpengaruh. Tak heran jika banyak orang mengidolakan tokoh ini, termasuk Intan Laura Fasca Movera. Kemampuan terbang Superman, ternyata telah mengantarkan Intan Laura benar-benar bisa terbang dengan pesawat udara setelah ia menjadi pramugari di salah satu maskapai swasta nasional. Superman sangat identik dengan kaum adam. Lantas mengapa dara berkulit putih ini mengaku fanatik dengannya? “Sosoknya memiliki kekuatan manusia super, kecepatan super, stamina hebat, daya tahan hebat, panca indra juga hebat, kecerdasan, regenerasi, berumur panjang, napas super, penglihatan panas dengan sinar-x dan daya terbang,” kata Laura saat ditemui Aviasi di rumahnya akhir September lalu. Saat libur, Laura asyik dengan hobinya ini. Ia meng­agendakan nonton film khusus Superman. “Saya tidak bosan, Superman sedap dipandang mata karena orangnya juga tampan dan lucu. Day off pun saya tidak ketinggalan menyaksikan aksinya di setiap seri,” jelasnya. Jika ia tidak memiliki agenda kegiatan lain, selain nonton filmnya, ia masih berkutat dan sibuk dengan barang-barang koleksi Superman. Ia menjadwalkan waktu untuk sekadar membersihkan benda-benda,

melihat foto-foto Superman, menata barang di lemari Superman, bahkan santai-santai di atas sprei Superman. Bilamana punya kesempatan libur dua hari atau satu hari, dara asli Jakarta ini juga membagi waktu keluar ke pusat perbelanjaan yang ada counter khusus Superman. “Untuk keluar rumah pun, saya selalu menyempatkan diri ke mal, terutama mengunjungi toko Superman, selain melihat-lihat barang yang ada, juga

berbelanja jika ada produk terbaru,” paparnya. Secara khusus, saat libur pun ia mengenakan pa­ kaian nuansa biru dan merah. Bahkan saat pergi ke mal atau ke tempat lain pun tak ketinggalan ia me­ ngenakan jaket Superman. Gadis kelahiran 23 Februari 1987 ini menyatakan bahwa setiap bulan pasti menemukan barang-barang Superman. Untuk kegilaannya ini, ia menganggarkan Rp 500.000 - Rp 2.000.000. “Selain saya mencari sendiri saat libur, saya juga sering titip ke teman-teman yang pergi ke Hong Kong atau Singapura, karena di sana banyak sekali ragam tentang Superman,” tegasnya. Awak kabin yang memiliki kota favorit Yogyakarta dan Hong Kong ini menambahkan, sebenarnya komunitas pecinta Superman ini ada, namun ia belum bergabung. Sarjana sistem informasi dari perguruan tinggi swasta di Jakarta ini juga memiliki hobi basket dan voli. Ia mulai terjun menjadi srikandi aviasi sejak 2009. Ia menuturkan maniak dengan Superman sejak 2004 saat memasuki bangku kuliah. Nah, sepertinya, Laura kapan-kapan harus me­ nyempatkan mengudara ke Amerika Serikat untuk mengunjungi Superman Museum di Market St, Metropolis, Illinois IL 62960 dan ke Birthplace of Superman - Jerry Siegel’s House (tempat kelahiran Superman) di 10622 Kimberly Ave, Cleveland, Ohio. (Dnn)



FAW_BestCabinCrew_Aviasi_238x347mm.pdf

1

8/6/14

3:23 PM

Bangga Membawa Indonesia ke Pentas Dunia Melalui pelayanan terbaik dan keramahtamahan khas Indonesia, kami telah mengukir prestasi membanggakan dengan meraih penghargaan “World’s Best Cabin Crew 2014”. Saatnya terbang bersama salah satu maskapai terbaik dunia. Kunjungi www.garuda-indonesia.com

C

M

Y

CM

MY

CY

CMY

K


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.