[Bulletin] SIKAP Edisi Mahasiswa Baru - Agustus 2016

Page 1


EDITORIAL

Salam Redaksi Salam Pers Mahasiswa, Salam Intelektual !

Pimpinan Proyek Beny Prasetya Reporter Beny Prasetya SyaďŹ ul Hadi Adularia Ridho Kristi Utami Intan Maharani Layouter/Ilustrator Giffari Rifki Ilustrasi Cover Giffari Rifki Website www.suarasikap.com Email

Telah datang saat yang di nanti-nanti. Tahun ajaran baru telah menunggu kita untuk bergegas menyongsong kehidupan kita sebagai mahluk akademis di lingkungan kampus FISIP. Dalam menyambutnya tentu Pers Mahasiswa Sikap kembali menelurkan bulletin yang siap dibaca dengan tema yang cukup istimewa. Arus informasi menjadi sangat penting apalagi pada saat krusial sebelum memasuki kegiatan perkuliahan. Pembayaran dan input mata kuliah yang harus dilakukan merupakan kegiatan rutin dan menjadi syarat wajib sebelum mahasiswa mengikuti aktivitas akademis. Beberapa waktu lalu, simpang siur informasi menjadikan hal yang telah disebutkan tadi menjadi sedikit berantakan. Akibatnya banyak keluhan datang dari sejumlah mahasiswa yang memenuhi baris percakapan di tepi kanan CBIS mengerangkan hal tersebut. Pengaduan-pengaduan tersebut juga sampai kepada BEM FISIP sendiri. Masalah terselesaikan sampai pihak kampus memperpanjang proses input perkuliahan. Dengan begini masih belum dapat dilihat bagaimana hubungan antara pihak akademis dan BEM sebagai penyalur aspirasi mahasiswa dalam bekerja sama dan bersinergi. Untuk itu Sikap edisi kali ini melihat peristiwa ini sebagai bahan liputan utama yakni 'Menanti Sinergitas Pengurus Baru'. Dengan barunya pengurus akademis jajaran dekanat ser ta BEM untuk periode ini, memang perlu menumbuhkan sinergitas untuk masalah-masalah yang terjadi baru-baru ini. Liputan utama ini tentu akan kami dampingkan dengan beberapa liputan lain serta artikel-artikel menarik untuk para mahasiswa-mahasiwi baru yang sekarang telah menjadi keluarga FISIP. Sepanjangnya tali sependeknya kata, selamat datang keluarga baru dan selamat membolak-balik halaman.

Daftar isi

suarasikap@gmail.com

Add LINE@ SIKAP

1

Sudut Kota : Cita Rasa Manis dan Masakan Yogyakarta

3

Paguyuban : Berbagi Ilmu Bersama Akber Yogyakarta

5

Liputan Utama : Menanti Sinergitas Pengurus Baru

9

Terkini : Jodoh di Tangan Gadget

11

Resensi : Orang-Orang Bloomington


SUDUT KOTA

SIKAP Edisi Mahasiswa Baru 2016/2017 - www.suarasikap.com

1

Cita Rasa Manis dan Masakan Yogyakarta

Bakpia setelah melalui poses pemanggangan yang dipindah ke tampi sebelum dikemas dan siap dijual.

K

uliner merupakan aspek yang tidak dapat dipisahkan dari kota Yogyakarta. Berbicara mengenai cita rasa, kota pelajar ini identik dengan rasa manis. Di balik itu semua, ternyata sejarah mengambil peran yang cukup signiďŹ kan untuk menjadikan rasa manis sebagai ciri identik kota pelajar ini. Bagi sebagian besar pendatang, kesan pertama saat mencicipi masakan Yogyakarta adalah manis. Hal ini tentu

menggugah rasa penasaran untuk mengetahui lebih dalam mengapa rasa manis cukup mendominasi. Sejarah pernah mencatat bahwa setahun setelah masa perang Diponegoro (18251830), Gubernur Jendral Van Der Bosch memiliki masalah keuangan yang cukup pelik. Uang yang dimiliki oleh Belanda telah habis untuk mendanai perang. Untuk mengembalikan kondisi perekonomiannya, ia menerapkan sistem tanam paksa

di Pulau Jawa. Kala itu Jawa Barat diharuskan untuk menanam kopi, sedangkan Jawa Te n g a h d i h a r u s k a n u n t u k menanam tebu. Melihat keuntungan yang besar dari penjualan gula, Van Der Bosch semakin gencar dalam menggalakkan tanam paksa. Ia terbilang berhasil dalam menerapkan sistem tanam paksa kala itu. Dalam kurun waktu 9 tahun, 70% wilayah pertanian Jawa Tengah diubah menjadi lahan tebu.


SUDUT KOTA

Sistem tanam paksa tersebut akhirnya menyebabkan bencana kelaparan di wilayah Jawa Tengah dan sekitarnya. Karena hanya tersedia tebu, masyarakat kerap kali mencampurkan tebu kedalam setiap masakannya sebagai bumbu utama. Lambat laun mereka menjadi akrab dengan rasa manis. Hal serupa ternyata juga terjadi di Yogyakarta. Saat itu kota yang dipimpin oleh Sultan Hamengku Buwono ini memiliki 17 pabrik gula, oleh sebab itu stok gula melimpah. Melimpah ruahnya gula membuat mereka selalu mencampurkan gula dalam setiap hidangan. Hal itu bertahan hingga sekarang. Eka Pertiwi, salah satu mahasiswa perguruan tinggi di Yogyakarta yang berasal dari Padang mengatakan bahwa pada saat pertama kali mencicipi masakan Yogya ia merasa rasa manis sangat mendominasi. “Sambal saja rasanya manis, apalagi masakan yang lain,” ungkap perempuan berusia 18 tahun ini. Hal berbeda diungkapkan oleh Maria Wulandari. Sebagai orang Yogya asli, ia merasa bahwa makanan Yogya tidak semanis yang orang pikir. “Menurut saya biasa saja sih manisnya tapi sering kali teman dari luar Yogya merasa makanan Yogya itu sangat manis,” ujarnya.

SIKAP Edisi Mahasiswa Baru 2016/2017 - www.suarasikap.com

Guru Besar Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas Gadjah Mada, Murdijati Gardjito mengungkapkan bahwa secara fisiologis lidah o r a n g Yo g y a k a r t a s u d a h terbiasa dengan rasa manis. “Apa yang menurut orang lain manis belum tentu manis untuk orang Yogya,” ungkapnya saat ditemui di kediamannya, Jalan Kemetiran Kidul 60/80 Yogyakarta. Hal ini yang membuat masakan Yogya terasa sangat manis bagi orang yang bukan berasal dari Yogya. Rasa manis berhasil menjadi ikon kota ini. Bakpia, gudeg, geplak, yangko, dan makanan lain yang terkenal semua bercita rasa manis. Hal ini membawa dampak yang positif dan negatif. Dampak positifnya adalah Yogyakarta menjadi terkenal dengan ciri khas rasa manis pada setiap sajian kulinernya. Selain itu dominasi rasa manis ini juga pernah membawa dampak negatif bagi masyarakat Yogyakarta. Tingginya tingkat konsumsi gula menyebabkan banyak masyarakat Yogyakarta yang terkena penyakit gula. Berdasarkan data yang dihimpun dari Dinas Kesehatan D.I Yogyakarta pada tahun 2012 jumlah penderita penyakit gula mencapai angka 7.434 yang merupakan angka tertinggi dibandingkan dengan daerah

2

lain. Tak hanya masyarakat, Sultan Hamengkubuwono VIII juga merupakan salah satu penderita penyakit gula. Hal itu disebabkan karena pada masa pemerintahnya ia senang menjamu tamu Belandanya dengan makanan, terutama yang bercita rasa manis. Makananmakanan manis yang disajikan bahkan pernah mengecoh Belanda sehingga Sultan Hamengku Buwono IX yang tidak disukai oleh Belanda dapat naik tahta dengan lancar menggantikan ayahnya Sultan Hamengku Buwono VIII. Di balik rasa manis kuliner Yogya, ternyata tersimpan sejarah dan makna yang begitu dalam. Mulai dari sejarah tanam paksa hingga usaha memperlancar diplomasi, makanan manis Yogya memiliki peran yang begitu besar. Rasa manis ini jugalah yang selalu menjadi salah satu hal yang selalu dirindukan oleh orang sudah lama tidak mengecap kuliner Yogya. (Ridho)

BIAR UPDATE, SEKARANG DI-ADD!


PAGUYUBAN

SIKAP Edisi Mahasiswa Baru 2016/2017 - www.suarasikap.com

3

Berbagi Ilmu Bersama Akber Yogyakarta

M

eyakini bahwa belajar sudah seharusnya dapat diperoleh bagi siapa saja, mudah, dan gratis. Pemahaman tersebut sudah ditanamkan sejak awal mula terbentuknya komunitas Akademi Berbagi (AkBer) Yogyakarta ini. Aktif berdiri pada 14 Februari 2011 dengan tujuan sebagai ruang untuk mewadahi dan memfasilitasi bertemunya para praktisi dengan orangorang yang ingin belajar,

Akademi berbagi (Akber) Jogja fokus terhadap kegiatan dalam bidang pendidikan yang tercermin dalam program yang rutin diadakan seperti, Kelas, Limonan, LLD, dan Ultah. Kelas adalah kegiatan inti Akber Jogja, di mana sukarelawan pengelola bekerja sama dengan sukarelawan guru serta menyediakan tempat untuk mengadakan sebuah ruang dengan tema dan judul tertentu. Program ini diadakan tanpa pungutan biaya dari Akberians,

yaitu sebutan bagi orang yang mengikuti kegiatan Akber Jogja. Dalam keanggotaannya, Akber sangat terbuka bagi siapa saja yang ingin bergabung. Tak ada persyaratan khusus, hanya saja komitmen untuk mengikuti kegiatan dan belajar bersama di Akber Jogja merupakan hal utama yang harus dimiliki oleh setiap orang dalam komunitas sosial nirlaba ini. Sistem keanggotaan dalam Akber Jogja terbilang cukup unik. Dalam

Akber Jogja tengah melaksanakan mini gathering Akber Regional DIY - Jateng yang berlangsung di Solo. Jawa Tengah.


PAGUYUBAN

komunitas ini, para anggota yang tergabung murni hanya sukarelawan saja tanpa adanya jabatan khusus. Adapun satu orang yang bertugas atau memiliki tanggung jawab untuk mengkoordinasi Akber pada tiap kota, atau biasa disebut dengan kepala sekolah. Pun halnya disampaikan oleh Latif Puspo, mahasiswa UNS yang juga menjadi salah satu sukarelawan sejak dua tahun silam. "Akber jogja tidak terbagi seperti organisasi atau komunitas pada umumnya. Sistem di sini murni sukarelawan dan ada satu kepala sekolah yang membawahi dan bertanggung jawab," ungkapnya. Selain itu, kepala sekolah turut berperan untuk menjalin relasi dengan tiap kepala sekolah Akber antar kota. Mayoritas sukarelawan pengelola Akber Jogja atau yang dikenal dengan istilah Foot Soldier ini cukup beragam, mulai dari mahasiswa, karyawan, guru, dan pengusaha. Hingga kini, sudah lebih dari 100 orang yang berpartisipasi dalam setiap kegiatan Akber Jogja yang keanggotaannya terbagi menjadi 3, yakni sukarelawan pengelola,

SIKAP Edisi Mahasiswa Baru 2016/2017 - www.suarasikap.com

sukarelawan guru, dan sukarelawan tempat. Pencapaian Akber Jogja terbilang cukup gemilang karena lebih dari 40 kelas dapat terselenggara dalam setahun dan merupakan yang terbanyak dibandingkan Akber yang ada di Indonesia. Pengadaan kelas atau acara yang diselenggarakan oleh Akber Jogja pun relatif cukup eksibel karena tidak terkait waktu khusus. "Acara yang digelar tidak selalu pada saat akhir pekan, namun sering kali juga diadakan di hari-hari biasa, tergantung kesiapan dari pembicara atau profesional," terang Latif. Ta k b e r h e n t i p a d a pengadaan kelas yang diperuntukkan bagi khalayak umum saja. Akber Jogja pun kerap kali mengadakan project gabungan bersama dengan Akber antar kota, seperti Solo dan Semarang. Biasanya, project yang dilakukan adalah dengan mengadakan kelas berbagi yang ditujukkan hanya untuk sukarelawan yang telah tergabung saja. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mempererat hubungan tiap Akber antar kota agar dapat b er jalan d an ter k o o r d in ir

4

dengan baik. Berjalan di tahun kelima, keberadaan Akber Jogja dirasa telah mampu mencapai visi misinya dalam berbagi kelas. Hal itu terwujud dalam pengadaan kelas dan acara yang terselenggara serta diikuti dengan pencapaian animo khalayak, terlebih mahasiswa yang ikut dalam setiap kegiatan. "Tidak tentu satu bulan ada berapa kali. Namun, saat ini kita usahakan setiap dua minggu sekali pasti ada kelas," ujar Latif. Pada bulan ini saja terdapat dua kelas yang kembali diadakan, antara lain pada 19 Agustus 2016 Akber Jogja mengadakan kelas dengan tema Workshop Foodgramer 'Teknik Memotret Makanan oleh Thomas Wirananda', yang merupakan salah satu founder a k u n i n s t a g r a m @streertfoodstories. Belum lama ini, pada 21 Agustus 2016 lalu Akber Jogja juga mengadakan kelas bersama Ike Putri Wirista, Dosen Fakultas Ilmu Komunikasi Bina Sarana Informatika Jakarta dengan mengusung tema 'You Can Negotiate Anything' di Loop Station, Yogyakarta. (Adularia Andany)

Baca majalah SIKAP versi digital, disini : www.suarasikap.com


LIPUTAN UTAMA

SIKAP Edisi Mahasiswa Baru 2016/2017 - www.suarasikap.com

5

Menanti Sinergitas Pengurus Baru

Terlihat mahasiswa yang sedang mengikuti acara urang ekspresi. Dokumentasi BEM FISIP.

M

ungkin Anda mahasiswa baru yang belum mengetahui bagaimana kalutnya input Kartu Rencana Studi (KRS) atau, Anda mahasiswa tingkat akhir yang hanya tinggal input skripsi dan tidak perlu berebut kelas dengan mahasiswa lainnya. Serta mungkin saja Anda yang kemarin masih berebut untuk mencari kelas yang terbatas ? Atau, hanya berebut atas kelas yang diinginkan? Bagi yang masih harus mengambil mata kuliah,

perebutan kelas antarmahasiswa adalah hal biasa yang terjadi ketika input KRS. Pada saat itu, mahasiswa dapat langsung berubah menjadi predator yang siap “memangsa� kelas yang diinginkan. Karena prinsip siapa cepat dia yang dapat berlaku dalam situasi ini. Tetapi, lebih dahulu berada di depan komputer atau laptop dan bangun lebih awal juga belum menjamin akan mendapatkan kelas yang diinginkan. Bagaimana tidak ? Satu server yang mendadak diserang hampir seluruh mahasiswa yang

ingin mendapatkan kelas pilihannya. Sebelum meng-klik kelas yang dipilih, mahasiswa harus berlomba terlebih dahulu untuk masuk ke portal akademik dan login. Tak jarang pula, banyak mahasiswa yang gagal hanya untuk masuk, login atau meng-klik kelas karena lemahnya jaringan internet. Bisa dikatakan, asas pertemanan yang terjalin antarmahasiswa, dapat mereka hiraukan dahulu demi mendapatkan kelas yang diinginkan. Beberapa waktu lalu,


LIPUTAN UTAMA

rutinitas yang terjadi pada setiap awal semester baru di lembah pendidikan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Pembangunan Nasional (UPN) 'Veteran' Yogyakarta memunculkan peristiwa yang digerami oleh para mahasiswa. Perebutan kelas serta kuota kelas yang terbatas membuat bimbang mahasiswa yang belum mendapatkan kelas. Bukan tanpa sebab, bahwa kesimpangsiuran informasi akibat server yang offline menjadikan mahasiswa bertanyatanya tentang jadwal input KRS serta jadwal pembayaran Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP). Salah satu yang terjadi, di mana mahasiswa terkena cekal input KRS karena belum membayar SPP tetap. Misalnya, Ivan Saputra, mahasiswa Ilmu Komunikasi yang mengalami kendala dalam proses input. Ia mengatakan beberapa hari sebelum input dirinya tidak bisa mengakses Computer Base Information Sistem (CBIS). Akibat dari hal tersebut, dirinya tidak

SIKAP Edisi Mahasiswa Baru 2016/2017 - www.suarasikap.com

mengetahui informasi dan telat membayar. Setelah selesai membayar pun dia tidak bisa langsung meng-input karena belum terdeteksi dalam CBIS,

Terlihat Lukmono Hadi yang menanggapi pertanyaan dan tuntutan mahasiswa. Dokumentasi BEM FISIP.

yang artinya dirinya masih dalam masa pencekalan input KRS. “Ya, akhirnya Saya kehabisan kelas Fotografi Public Relation,” ungkap mahasiswa konsentrasi periklanan ini. Salah satu mahasiswa lain,

6

Danar Aldi Erlanda mengungkapkan bahwa informasi yang tidak bisa diakses pada beberapa waktu lalu juga akan merugikan mahasiswa lainnya karena tidak bisa input KRS serta mengakibatkan kehabisan kelas yang diinginkan. “Kecewa dengan sistem kemarin, karena tidak ada pemberitahuan bahwa mahasiswa harus membayar SPP Tetap sebelum melakukan input,” imbuhnya. Parahnya lagi, setelah CBIS dapat diakses, banyak mahasiswa yang mengira bahwa input tak perlu membayar SPP Tetap lebih dahulu. Jadwal pembayaran yang berakhir bersamaan dengan jadwal input KRS fakultas tertera pada 5 Agustus 2016 itu membuat beberapa mahasiswa terkecoh. “Mahasiswa mengira input KRS masih bisa dilakukan tanpa membayar SPP Tetap dahulu, karena tahun lalu pembayaran tidak bersamaan dengan input KRS,” jelas Gubernur Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (BEM FISIP),


LIPUTAN UTAMA

Porkarius Mahi. “Banyak aduan yang sudah masuk ke BEM dan meminta kampus untuk membuka kelas lagi,” ungkap Porkarius Mahi yang akrab disapa Oris. Menurutnya pihak kampus perlu melakukan keringanan terhadap mahasiswa karena sistem yang tidak bisa dibuka selama dua hari mengakibatkan banyak mahasiswa tidak mendapatkan kelas. Sayangnya, pihak akademik FISIP belum dapat memberikan keterangan mengenai peristiwa tersebut. Padahal sebelumnya, reporter Sikap sudah menanyakan kepada Ketua Dekan FISIP Machya Astuti Dewi untuk keterangan ataupun verifikasi terkait persoalan ini. Namun, karena Machya sedang tidak berada di tempat dan memberikan kewenangannya kepada Wakil Dekan I Bagian Akademik FISIP, Hastho Joko Nu. Akan tetapi, Hastho berdalih masih baru menjabat dan lebih baik bertanya langsung kepada Machya selaku dekan. Akhirnya waktu input KRS diperpanjang dua hari hingga 7 Agustus 2016. Namun, belum dapat dipastikan, apakah

SIKAP Edisi Mahasiswa Baru 2016/2017 - www.suarasikap.com

itu hasil laporan dari BEM FISIP, himpunan mahasiswa, ataupun kesadaran pihak akademik. Meski pihak Dekanat tidak dapat dimintai keterangan untuk persoalan ini, proses input KRS sudah diperpanjang.

Butuh Sinergitas Wa l a u b e l u m d a p a t diketahui apakah aduan BEM Fisip ini berpengaruh pada putusan penambahan tenggang waktu input KRS yang dilakukan dekanat. Namun, BEM Fisip pernah berhasil menyuarakan tentang revitalisasi sarana kampus FISIP. Bukti nyatanya, toilet Gedung Agus Salim hari ini sudah berbeda dengan yang lalu. Kaca yang baru dan air yang mengalir dari kran-krannya. Mungkin tidak semua dari mahasiswa akitf merasakan bagaimana buruknya toilet Gedung Agus Salim saat itu. Bau tak sedap yang dikarenakan tidak adanya air, dinding yang penuh coretan, hingga puntung rokok yang berserakan di lantai seakan toilet menjadi smoking area dadakan bagi mahasiswa UPN Veteran Yogyakarta. “Memang tahun 2015 misi saya adalah memperbaiki toilet kampus FISIP dan mempunyai

7

ruang tunggu untuk mahasiswa,” ungkap Dekan FISIP UPN periode sebelumnya, Lukmono Hadi. Dia menggungkapkan bahwa pemeliharaan cat tembok dan toilet merupakan perbaikan kecil. Jadi, hal itu memang sudah sepantasnya dilakukan. “Berkat giatnya dosen memprotes dan mahasiswa unjuk rasa, pihak pimpinan kampus melakukan blusukan dan seminggu setelahnya menghasilkan perbaikan,” terang Lukmono. Aldi sebagai mahasiswa yang merasakan langsung, sejauh ini untuk perbaikan fasilitas kampus sudah lebih baik dari sebelumnya. “Mungkin tambahan fasilitas pendukung lain bagi mahasiswa seperti pemeliharaan wifi dan lainnya,” jelas Aldi. Namun tanggapan berbeda Thomas Pandega. Menurutnya, walaupun perbaikan fasilitas sudah bisa dirasakan. Namun, itu saja tidak cukup. Thomas pun menyatakan bahwa masih ada masalah lain yang belum tertuntaskan terkait transparansi bagi mahasiswa. “Seperti transparansi yang sudah menjadi hak mahasiswa,” tandas mahasiswa Hubungan Internasional ini.


LIPUTAN UTAMA

Gubernur BEM Fisip periode 2015/2016, Dewa Mahendra Winata saat dihubungi mengungkapkan, bahwasannya masih banyak permasalahan yang perlu dituntaskan bersama, baik mahasiswa dan birokrasi di kampus hijau ini. “Kemarin ya harapannya ada pada ruang ekspresi, agar permasalahan yang ada di kampus bisa kita suarakan di sebuah ruang terbuka dan tujuannya agar suara keluhan itu didengar dan ditanggapi oleh birokrasi kampus,” pungkasnya. “ S a y a s e n d i r i merekomendasikan kepada kepengurusan berikutnya untuk tetap melanjutkan program ini (ruang ekspresi),” tambah Dewa. Hal itu berdasar pada satu poin unjuk rasa yang dipenuhi oleh pihak birokrasi,

SIKAP Edisi Mahasiswa Baru 2016/2017 - www.suarasikap.com

yakni persoalan revitalisasi sarana prasarana. Dirinya juga berpesan agar tetap melanjutkan program yang kurang berjalan seperti diskusi umum dua mingguan, walaupun secara penuh itu sudah menjadi urusan pengurus selanjutnya dan dengan pembacaan situasi kampus. O r is s eb ag ai p en er u s Dewa menambahkan, bahwa dirinya akan melanjutkan program-program tersebut jikalau masih relevan dan mendorong terpenuhinya hak mahasiswa. Namun, menurutnya masih banyak mahasiswa yang tidak peduli terhadap masalah-masalah lain yang juga tak kalah penting. Dirinya menjelaskan, bahwa contoh kasus keuangan dan transparasi dana tidak diminati sebesar masalah fasilitas.

8

“Sebenarnya pelayanan dan kegiatan, baik yang diberikan oleh kampus ini berhubungan dengan transparasi dan keuangan itu,” terang Oris. Dalam masalah sinergitas ini, pihak birokrasi belum dapat memberikan tanggapan akan sinergitas antara susunan BEM Fisip yang terpilih dengan susunan baru dari pihak birokrasi yang setidaknya berlangsung untuk satu tahun ke depan. Tentu saja pihak dekanat yang baru juga belum dapat merespon tentang keluhan mahasiswa. Namun, menurut Oris keluhan mahasiswa itu wajar. “Tugas pendidikan adalah bagaimana menyelesaikan persoalan bersama, bukan menjustifikasi satu sama lain,” pungkasnya. (Beny Prasetya/in).

MAMPIR YUK, BACA-BACA BIAR TAMBAH WAWASANMU ;) www.suarasikap.com


TERKINI

SIKAP Edisi Mahasiswa Baru 2016/2017 - www.suarasikap.com

9

Jodoh di Tangan Gadget

Ilustrasi. www.donigerillustration.com

'Kami hanya memberitahu siapa yang ada di sekitarmu, yang mungkin bisa dijadikan teman kencan dan anda hanya bilang iya atau tidak'.

M

elalui beberapa patah kata di atas ini, salah satu jejaring sosial ingin menunjukkan betapa mencari pasangan atau teman kencan dapat dilakukan secara mudah dan praktis. Kalimat tersebut adalah sebuah tagline dari jejaring sosial yang biasa d i s e b u t Ti n d e r. Ti n d e r merupakan jejaring sosial pada ponsel pintar yang biasa digunakan untuk mencari pasangan yang katakanlah mungkin dapat dijadikan teman kencan menurut tagline Tinder sendiri. Berbicara mengenai hubungan antar manusia, setiap

orang tentunya memiliki ketertarikan terhadap lawan jenisnya dalam hasrat untuk berpasang-pasangan (walaupun akhir-akhir ini juga terjadi ketertarikan orang-orang terhadap sesama jenisnya untuk berpasangan). Hasrat tersebut susah untuk kita pungkiri karena semakin dewasa seseorang secara umur dan psikologis keinginan untuk mencari lawan jenis semakin menggebu-gebu (dan sekali lagi walaupun yang secara umur dan psikologis belum cukup juga sudah tertarik terhadap lawan jenis), menjadikan kebutuhan ini semakin ingin secepatnya untuk diwujudkan.

Dewasa ini, atas nama kesibukan dan kecanggihan teknologi yang agung, terciptalah suatu kondisi di mana kebutuhan insan manusia mencari lawan jenis semakin dipermudah dengan lahirnya berbagai jejaring sosial untuk memudahkan mencari teman kencan. Di awali dari ujung jari, dengan menggeser-geser layar gawai, dan tinggal menunggu jawaban match, sampai begitu mudahnya mencari orang-orang untuk diajak berkenalan dan berkencan. Beberapa aplikasi jejaring sosial untuk menemukan teman kencan memang telah banyak bermunculan. Jauh sebelum


TERKINI

Tinder, aplikasi bernama Badoo jauh lebih dahulu memulai s e p a k t e r j a n g n y a mempertemukan orang-orang di dunia maya. Menurut data BBC pada tahun 2015, dari 50 negara di dunia yang paling banyak mengunduh aplikasi berbasis kencan, Badoo dengan jumlah unduh di 21 negara mendominasi yang disusul oleh Ti n d e r p a d a 1 8 n e g a r a . Meskipun begitu, kedua aplikasi ini cukup populer di Indonesia sebagai salah satu negara yang mengunduh aplikasi tersebut. Memasuki tahap kepopuleran aplikasi berbasis kencan tersebut, para pengguna seakan tersihir untuk mengikuti tren gaya hidup mencari p a s a n g a n d e n g a n menggunakannya. Di Indonesia sendiri kepopuleran yang menjadikan kaum maniak pengguna gawai tentunya tak ingin meninggalkan momen menggunakan layanan kencan ini. Dengan begitu, tersiratlah banyak motif-motif setiap orang untuk menggunakannya yang mungkin salah satunya untuk menjadikan hal tersebut murni mencari teman kencan atau jodoh. Beberapa kasus yang sering terdengar dalam kepopuleran

SIKAP Edisi Mahasiswa Baru 2016/2017 - www.suarasikap.com

berhala teknologi pada gawai, beberapa modus-modus lain pun terjadi. Salah satu artikel tentang Tinder yang ditulis oleh jurnalis Vanity Fair, Nancy Jo Sales yang berjudul 'Tinder and The Dawn of the Dating Apocalypse' mengungkapkan bahwa Tinder menyebarkan budaya seks bebas. Sales mengungkapkan bahwa di balik sebuah gawai seseorang akan mudah mengambil jarak dengan lingkungan di sekitarnya. Pada masa sebelum penggunaan internet sendiri seseorang bertemu dengn orang lain tentu dengan kepentingan yang jelas atau bermulai dari kenalan k e l u a rg a , t e m a n , m a u p u n jaringan lainnya. Akan tetapi, sekarang ini dengan internet setiap orang memiliki ruang khusus untuk berhubungan tanpa diketahui oleh lingkungan sekitar yang membuat mereka dengan gampang berkenalan dan menemukan hasrat lain salah satunya seks bebas. Berdasarkan artikel di atas, dapat dilihat bahwa pergeseran motif yang dilakukan oleh pengguna jejaring kencan ini akan menciderai anggapan pertama bahwa jejaring sosial mendekatkan orang-orang dengan maksud hubungan baik

10

sesama manusia telah berganti pada kebutuhan seksual. Yang menjadi permasalahan lanjut adalah saat pergesaran motif yang terjadi menjadi sebuah kebiasaan yang membudayakan seks bebas yang tak terlihat karena terselubung di balik aplikasi dan dunia maya. Kasus-kasus yang terjadi sebelumnya dapat kita lihat di Indonesia bahwa penggunaan media sosial mungkin memicu adanya penipuan atas dasar materi dan lain hal. Kebocorankebocoran informasi mungkin saja menimbulkan tindakan kejahatan mulai marak menelusup dari dunia maya. Sejatinya, akun berbasis mencari teman kencan apabila dengan motif yang telah bergeser tersebut tidak akan berjalan baik malah menimbulkan mala petaka. Pertimbangan mungkin dapat dicermati untuk lebih hati-hati menggunakan jejaring sosial berbasis kencan demi mengurangi resiko tindak kejahatan atau perilaku seks bebas yang dicari oleh orangorang yang tidak bertanggung jawab. Jadi, masihkah jodoh kita berada di tangan Gadget ? (SyaďŹ ul Hadi)


RESENSI

SIKAP Edisi Mahasiswa Baru 2016/2017 - www.suarasikap.com

11

Orang-Orang Bloomington “Janganlah mengurusi kepentingan orang lain dan janganlah mempunyai keinginan tahu tentang orang lain. Hanya dengan jalan demikian, kita dapat tenang.

�

B

egitulah kiranya sepenggal kalimat yang menarik perhatian pembaca pada cover belakang buku ini. 'Orang Orang Bloomington' adalah kumpulan cerpen (kumcer) Budi Darma yang ditulisnya pada periode 1970-an saat penulis menjalankan studinya sebagai mahasiswa di Indiana University. Kumpulan cerpen karya Budi Darma ini mengingatkan kita akan kehidupan sehari-hari

Judul

:

Pengarang

:

Penerbit

:

Tahun

:

Cetakan

:

Tebal

:

dalam bertetangga. Kisahkisah sederhana yang sebenarnya banyak dialami oleh manusia. Sesederhana itu hingga mungkin tidak jarang orang memiliki k e i n g i n a n u n t u k menuliskannya. Namun tidak dengan Budi Darma. 'Orang - Orang Bloomington' menjadi salah satu karya yang judulnya sudah banyak dikenal dalam dunia kesusastraan di Indoensia. Buku kumcer ini sebelumnya pernah terbit pada tahun 1980 dan menjadi salah satu kumpulan cerpen yang judulnya selalu masuk daftar karya sastra wajib baca.

Cerita pertama dimulai denga judul 'LakiLaki Tua Tanpa Orang-Orang Bloomington N a m a'. Saya Budi Darma dalam cerita ini Noura Books memutuskan 2016 tinggal di sebuah 1 Mei 2016 290 Halaman loteng milik

Ny.MacMillan, seorang nenek tua yang tinggal seorang diri dan bertetangga dengan Ny.Nolan serta Ny.Casper. Saya adalah orang yang sangat penasaran dengan laki-laki tua yang tinggal di loteng rumah Ny.Casper. Laki-laki tua yang dilihatnya sering bermain dan menodongnodongkan sebuah pistol ke arah jalanan. Rasa penasaran saya semakin menjadi-jadi, bahkan ia seringkali mengikuti ke mana arah laki-laki tua itu pergi. Cerpen lain yang berjudul 'Yorrick' tidak kalah menarik. Saya dalam cerita ini memiliki seorang kenalan baru yang sama-sama mendiami loteng rumah Ny.Ellison. Keduanya diceritakan sebagi sosok yang sangan berlawanan. Saya adalah orang yang rapi, bersih, dan s e r b a t e r a t u r. S e d a n g k a n , Yorrick adalah orang yang berantakan dan sangat tidak rapi, tubuhnya kurus menyerupai tengkorak. Namun apa yang terjadi, lingkungan sekitar lebih


RESENSI

menerima Yorrick daripada tokoh saya dalam cerpen ini. Tidak hanya itu. Catherine, gadis yang “saya” incar yang mendiami loteng rumah tetangga pun lebih memilih Yorrick daripada “saya”. Cerita lain yang tidak kalah menarik adalah cerpen yang berjudul 'Keluarga M'. Keluarga Meek adalah sebuah keluarga yang mendiami sebuah apartemen yang sama dengan tempat tinggal “saya”. Keluarga ini memiliki dua orang anak kecil yang selalu membuat onar. Pada suata hari “saya” dibuat kesal oleh ulah Martin dan Mark, dua anak laki-laki keluarga Meek. Kesal dengan tingkah dua kakak beradik ini, “saya” seringkali merencanakan tindakan-tindakan bodoh untuk membuat kapok kedua anak tersebut, agar keluarga Meek

SIKAP Edisi Mahasiswa Baru 2016/2017 - www.suarasikap.com

meninggalkan apartemen. Sampai pada akhirnya, pada suatu malam Thanksgiving, tindakan bodohnya membuahkan hasil. Sebuah hasil buruk yang menyebabkan keluarga M mengalami kecelakaan. Beruntung semuanya selamat, namun bagaimanapun “saya” tidak dapat merubah keadaan yang sudah terjadi. Penyesalan dalam dirinya yang ingin dia tebus pun sia-sia saat akhirnya keluarga M memilih pergi dari apartemen yang mereka tinggali. Ditilik dari keseluruhan cerpen yang menggunakan sudut pandang penulis sebagai tokoh utama, cerpen ini menampilkan tokoh-tokoh dengan karakter yang sangat dalam. Tokoh “saya” dalam cerpen ini seolah-olah

JANGAN JADI MAHASISWA KUPER. Add Ofcial Account LINE@ SIKAP. Scan QR Code ini :

12

digambarkan sebagai orang yang tidak pernah bahagia. Orang-orang dengan hidup yang biasa-biasa saja dan membosankan. Rasa kesepian, dendam, iri, dan selalu ingin tahu kental dalam penokohan dalam cerpen ini. 'Orang - Orang Bloomington' terdiri dari tujuh cerpen yang tidak pendek. Cerpen-cerpen dalam buku ini secara harfiah tidak menunjukkan cerpen pada umumnya dari segi syarat sebuah cerpen. Atau dengan kata lain, cerpen ini terlalu panjang untuk sebuah cerpen. Namun, kumpulan cerpen ini memang patut untuk dijadikan salah satu bacaan wajib bagi para pecinta karya sastra. Cerita-cerita yang nyata ada di dalam lingkup kehidupan manusia dan lingkungannya terkadang dipadukan oleh halhal absurd serta tidak masuk akal menjadikan salah satu daya tarik buku ini. Dalam kumpulan cerpen ini, Budi Darma mampu membawa pembaca menyelami realitas kehidupan manusia dalam berhubungan dengan sesama manusia maupun lingkungannya menjadi lebih menarik. (Intan Maharani)


SUKA NULIS? PUNYA KARYA? MAU DIPUBLIKASIKAN?

...

KIRIM AJA OPINI, TULISAN, DAN KARYAMU KE...

suarasikap@gmail.com Karyamu bakalan dimuat disini

www.suarasikap.com


ADVERTISE HERE

suarasikap@gmail.com SEND


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.