Edisi #18 Re-Kreasi

Page 1

PembukaDaftarIsi

JogjaBerhentiNyaman Ruang

AsyiknyaMenelusuriMengenalJogjaLibraryCenter,BangunanBersejarahdiMalioboroyangSepiPengunjungMasjidSitiDjirzanahyangKokohBerdiridiTengahKeramaianMalioboroTerasMalioboro,PusatSuvenirdanOleh-OlehKhasYogyakartaNaikTransportasiTradisionaldiKotaIstimewa LaporanUtama ProgramSuasanaMenilikJalanSempitPerumahanSekitarMalioborodiTengahRevitalisasiTrotoarPKLdiTerasMalioboroPasca-relokasiRevitalisasiKawasanPermukimanKetandan KulinerGaleriKreasi RekomendasiNikmatnyaSateGajihKhasYogyakartaKulinerdiKotaYogyakarta Sosok EmpatSepotongKisahBentordiKotaIstimewaPuluhTahunPerjalananSutirasiBerdagangdiTepiPasarBeringharjo Ekonomi SukaDiJogjaItuMurah,Benarkah?BalikProfesiTukangParkirMalioboroDukadiBalikIkonBaruYogyakarta Epilog PadaAkhirnyaSeleksiAlamJuga...................................................................................................................1..........................4....................7..............................9.............................................................11....................13.........................................................................16................................................................18 ................................................................................................................................20 ...........................................................................................................29.......................................................................................21....................................................................................23......................................................................................26...........................27.......................................................................................30.....................................................................................32................................................................................................34

osistem ekonomi para pedagang kaki lima (PKL) dan pendorong gerobak. Dampak lokalisasi di kios baru ini menurunkan omset PKL hingga setengahnya. Sedangkan para pendorong gerobak, seutuhnya kehilangan pekerjaan mereka.

Re-Kreasi | September 2022 Pembuka 1

J

Ruang publik turut diubah menjadi ruang privat. Dengan dalih mengembalikan kondisinya seperti sedia kala, Alun-Alun Utara dibangun pagar. Padahal lokasi ini bukan sekadar tempat untuk menyelenggarakan acara keraton. Namun, ruang untuk anak-anak bermain layangan, masyarakat yang ingin berolahraga, hingga remaja yang hendak menikmati kisah romantis bersama pasangannya. Penggunaan dana keistimewaan yang setara gaji bagi 128 orang buruh UMR Jogja tentu juga perlu dikritisi.Disisi

ogja Ora Didol sendiri bukan sekadar lagu Namun, representasi perlawanan atas komersialiasi Kota

Yogyakarta dengan masifnya pembangunan mal, hotel, maupun kondotel. Ekspansi tersebut mengancam ruang publik dan hak warga untuk menikmati air sumur. Masyarakat, pekerja seni, hingga akademisi menjadi aktor gerakan dengan saling berjejaring dan membangun wacana tandingan. Solidaritas yang dibangun melalui rangkaian diskusi, kampanye, maupun aksi terbukti mampu berimplikasi. Hingga akhirnya, Pemerintah Kota Yogyakarta mengeluarkan moratorium sebagai langkah pengendalian pembangunan hotel.Keputusan Pemerintah Yogyakarta nyatanya membuat para aktor gerakan harus kembali bergelut. Penataan Jalan Malioboro sebagai bagian dari warisan budaya tak benda UNESCO merusak ek-

Penggalan lagu “Jogja Ora Didol” milik Jogja Hip Hop Foundation di atas adalah satu dari sekian banyak pengingat bahwa pemerintah setempat harus melakukan pembangunan yang manusiawi. Jogja adalah rumah bersama untuk kita semua.

lain, jalur-jalur advokasi secara formal ataupun nonformal semakin sulit dilakukan. Hal ini adalah dampak dari pra-

Jogja Berhenti Nyaman

www.suarasikap.com

ktik dominasi pemerintah. Salah satu contohnya adalah Pergub Nomor 1 Tahun 2021 mengenai Pengendalian Pelaksanaan Penyampaian Pendapat di Muka Umum pada Ruang

www.suarasikap.com

MasyarakatTerbuka. dilarang melakukan aksi demonstrasi di Kawasan Malioboro. Waktu untuk demonstrasi juga dipatok pada pukul 06.00 hingga 18.00. Belum lagi soal batasan maksimal tingkat kebisingan, yakni 60 dB. Padahal mobil yang berada di jalanan saja mampu mencapai 100 dB.

Tak berlebihan rasanya jika mengatakan bahwa terdapat usaha-usaha untuk membungkam publik dengan alasan ketertiban, kedamaian, dan etika. Tentu saja kala peraturan tersebut dilanggar maka publik lagi yang harus menanggung sanksinya.

Bukan hal baru kala persoalan di Yogyakarta diterima dengan sukarela. Perlawanan yang timbul pun seringkali dianggap praktik nirsyukur. Kritik dan keresahan seringkali dijawab dengan kalimat, “KTP mana, bos?” Pertanyaan yang menunjukan privilese warga lokal dan embel-embel ujaran untuk angkat kaki dari kota ini jika tidak suka.

Demonstrasi memperingati Hari Perempuan Sedunia. (Sumber: Delima Purnamasari)

Pembuka Re-Kreasi | September 20222

Pemerintah Kota Yogyakarta mengaku menjadikan sumbu filosofis sebagai dasar tata ruang Yogyakarta. Karena itu, penataan di sepanjang garis imajiner Gunung Merapi–Kraton–Laut Selatan gencar dilakukan. Konsep tersebut seharusnya melambangkan keseimbangan hubungan antara manusia dengan Tuhan, alam, dan sesamanya. Dengan kata lain, poros yang menjadi simbol keharmonisan antara hubungan raja, rakyat, dan Sang Pencipta.

Kala mengobrol dengan beberapa pedagang di Teras Malioboro 2, mereka membenarkan kesulitan ekonomi yang terjadi. Bisa kembali ke trotoar menjadi sebuah harapan tersendiri. Meski begitu, mereka meerima keadaan ini dengan ikhlas. Para pedagang ini juga mengaku tidak mengikuti gerakan demonstrasi yang sempat terjadi.

Syiva Pramuji Budi Astuti

Demonstrasi memperingati Hari Perempuan Sedunia. (Sumber: Delima

Re-Kreasi | September 2022 Pembuka 3

www.suarasikap.com

Romantisme warga lokal ini, bagi saya, adalah keberhasilan praktik penundukan tak kasat mata. Michel Foucault menyebutnya dengan istilah governmentality. Pemerintah mengatur perilaku masyarakat dengan menginternalisasikan kekuasaan dalam tubuh individu sehingga tercipta populasi yang tunduk. Proses ini merupakan usaha untuk melakukan kontrol sosial demi kepentingan tertentu. Karena melalui praktik pendisiplinan (normalisasi), wujud kekuasaannya menjadi tidak tampak. Oleh karena itu, aplikasi kekuasaan itu tidak disadari oleh individu itu sendiri. Kekuasaan jenis ini hanya dapat diketahui efek-efeknya.

Lihat saja kala Sri Sultan merespons berbagai persoalan dalam acara Sapa Ar-

uh. Acara tersebut begitu sentimental dengan mengambil berbagai idiom dan pepatah Jawa. “Wong sabar rejekine jembar, ngalah urip luwih berkah”; “Atan serik lamun ketaman, datan susah lamun kelangan”; atau “Kesandhung ing rata, kebentus ing tawang”. Seluruhnya bermakna sama. Ikhlas dalam menghadapi kesulitan.Padaakhirnya, masyarakat Yogyakarta sebagai subjek utama dalam pembangunan keadaannya justru menjadi terselubung. Mereka teralienasi dan tidak memiliki kesadaran akan dirinya. Karena itu, gerakan penolakan atas sistem yang otoriter harus dilakukan. Ngarso Dalem harus di-gugah demi kembalinya Jogja berhati nyaman. (Delima Purnamasari)

Purnamasari)Editor:

nakan sebagai perpustakaan daerah Yogyakarta dengan nama Jogja Library Center (JLB). JLB hingga kini masih terus aktif beroperasi. Saat ini, JLB dikelola oleh Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah (BPAD) Daerah Istimewa Yogyakarta.

e Poerwadi, pengunjung kawasan Malioboro bisa mencapai dua ribu orang setiap harinya. Dari deretan toko perbelanjaan, makanan, hingga bangunan bersejarah menjadi beberapa tujuan wisatawan. Namun, tampaknya ada satu bangunan yang terlupakan oleh wisatawan yang berkunjung ke Malioboro. Bangunan tersebut adalah Jogja Library Center, perpustakaan klasik yang hanya dikunjungi dua puluh hingga tiga puluh orang saja setiap harinya.

M

Jogja Library Center merupakan salah satu bangunan tua di Malioboro yang memiliki peran yang cukup besar dalam sejarah kemerdekaan Indonesia. Didirikan pada masa pemerintahan Hindia Belanda, bangunan ini awalnya merupakan toko buku dan penerbit terkemuka di Kota Yogyakarta, yaitu Kolf Bunning. Kemudian, bangunan ini sempat beralih fungsi menjadi kantor berita Domei yang mengurusi kepentingan penerangan atau propaganda. Peralihan fungsi ini sejalan dengan penguasaan Kota Yogyakarta oleh tentara Jepang pada masa itu. Ketika Indonesia merdeka, kantor berita Domei atau yang saat ini dikenal sebagai

Jogja LiOlehbrary Center memegang peranan penting dalam penyebaran berita. Meski saat itu, Gunseikan bu (Kantor Pembesar Tentara Pendudukan Jepang) melarang penyebaran beritanya. Dengan sembunyi-sembunyi, petugas telekomunikasi dan wartawan kantor berita Domei yang memang merupakan warga lokal tetap menyebarkan berita kemerdekaan bangsa Indonesia ke seluruh wilayah Yogyakarta. Hal tersebut akhirnya terdengar oleh Ki Hadjar Dewantara dan anggota Taman Siswa lainnya. Mereka ikut menyebarkan berita tersebut dengan bersepeda dari daerah Pawiyatan Taman Siswa dan mengelilingi pusat kota Yogyakarta.Setelah masa revolusi kemerdekaan, kantor berita Domei akhirnya dialih digu-

Ruang Re-Kreasi | September 20224

www.suarasikap.com

JLB yang beralamat lengkap di Jalan Malioboro Nomor 175, Sosromenduran, Gedong Tengen, Kota Yogyakarta ini terbuka untuk masyarakat umum. Pengunjung bisa datang pada pukul 08.00 WIB untuk hari Senin sampai Kamis dan pukul 09.00 WIB pada hari Jumat. Terdapat waktu istirahat salat Zuhur selama satu jam, dari pukul 11.30 WIB sampai 12.30 WIB. Karena itu, JLB tutup dalam kurun waktu tersebut. Pada pukul 15.45 WIB, JLB tutup dan tidak menerima pengunjung lagi.

Jogja Library Center, Bangunan Bersejarah di Malioboro yang Sepi Pengunjung

alioboro tampaknya selalu ramai dari serbuan wisatawan. Menurut Wakil Wali Kota Yogyakarta, Hero-

Re-Kreasi | September 2022 Ruang 5

ins. Yuni Arsih, selaku Petugas Layanan non-PNS, mengatakan konsep perpustakaan ini memang hanya untuk arsip. “Perpustakaan ini memang khusus untuk koran ataupun majalah tentang sejarah Indonesia dan JawaYogyakarta saja,” tambahnya.

(Sumber: Irza Triamandai)

Tampak depan

Selama pandemi, protokol kesehatan diterapkan dengan ketat bagi pengunjung yang datang. Ketika pertama masuk, pengunjung akan disambut ramah oleh satpam yang berjaga. Kemudian, mereka akan diarahkan untuk mengecek suhu badan. Setelah itu, petugas layanan memperkenankan untuk mengisi daftar hadir. Barang yang tidak diperlukan untuk kegiatan di JLB dapat dititipkan di loker yang sudah disediakan dengan jaminan kartuJogjaidentitas.Library

www.suarasikap.com

Lantai 1 Jogja Library Center Triamanda)

Jogja Library Center

Center terdiri dari dua lantai. Pada lantai pertama terdapat ruang belajar mandiri berupa lesehan dengan meja kecil. Sedangkan pada lantai kedua, tersedia ruang belajar mandiri hingga kelompok. Selain itu, fasilitas tempat diskusi yang berjumlah tiga ruangan juga dapat dimanfaatkan oleh para pengunjung. Hampir seluruh perlengkapan masih murni terbuat dari kayu dan belum diubah sampai sekarang, mulai dari meja, kursi, rak buku, bahkan tangga.Tidak seperti perpustakaan pada umumnya, JLB tidak menyediakan buku bacaan seperti novel, cerpen, ataupun sa-

Editor: Yahya Wijaya Pane

(Sumber: Irza

Berkeliling di dalam perpustakaan, pengunjung akan disajikan koran dan majalah sejak tahun 1945-an yang sudah tersusun dan dijilid secara rapi. Berbagai koleksi koran berasal dari Kedaulatan Rakyat, Kompas, Suara Merdeka, Sinar Harapan, Bernas, dan Suara Karya. Untuk mempermudah akses pengunjung yang membutuhkan data tersebut, seluruh koleksi tersebut telah didigitalisasikan. Sedangkan majalahnya, terdapat dari Djoko Lodang, Penyegar Semangat, dan Gatra.

Lantai 2 Jogja Library Center

Suasana di dalamnya terbilang sepi karena memang pengunjung yang hadir tidak terlalu banyak setiap harinya. “Rata-rata ada sekitar dua puluh lima sampai tiga puluh pengunjung dari pagi sampai sore hari,” jelas Yuni. (Irza Triamanda)

www.suarasikap.com

(Sumber: Irza Triamandai)

Editor: Yahya Wijaya Pane

Pada lantai dua, terdapat ruangan bernama “Kyoto Book Corner” yang berisi koleksi buku hasil kerja sama JLB dengan negara Jepang. Selain itu, terdapat ruang yang memuat koleksi tulisan seputar Yogyakarta dan Jawa, dengan nama “Jogjasiana”.

Ruang Re-Kreasi | September 20226

Re-Kreasi

| September 2022 7Ruang

yo No. 25, Masjid Siti Djirzanah menjadi oase tersendiri bagi wisatawan maupun pekerja atas segala hiruk pikuk Malioboro. Sebagai tempat melaksanakan kewajiban bagi umat muslim, pada waktu-waktu masuknya salat, masjid akan sangat ramai dikunjungi.

Berlokasi tepat di Jalan Margomul-

Berdiri pada tahun 2018, masjid ini memiliki kisah di balik pembangunannya. Sekretaris Masjid Siti Djirzanah, Hendra, menceritakan bahwa masjid ini didirikan karena alasan terbatasnya masjid di Malioboro. Hal tersebut menyebabkan wisatawan dan pekerja muslim kesulitan untuk beribadah. Berangkat dari alasan tersebut, Herry Zudianto yang merupakan mantan wali kota Yogyakarta menginisiasi untuk mendirikan masjid ini. Lokasi ini merupakan bekas bangunan toko batik yang kemudian dari hasil kesepakatan antara adik-adik Herry diubah menjadi masjid.

Mengenal Masjid Siti Djirzanah yang Kokoh Berdiri di Tengah Keramaian Malioboro

tis.Berkonsep

unik dan menarik, bangunan-bangunan tersebut kerap menjadi serbuan wisatawan yang berkunjung. Salah satunya adalah Masjid Siti Djirzanah yang berada di depan Pasar Beringharjo.

www.suarasikap.com

Tidak hanya sejarah pendiriannya yang memiliki kisah, nama yang disematkan pada masjid ini juga memiliki cerita di baliknya. Hendra mengatakan Siti Djirzanah merupakan sosok istimewa bagi keluarga Herry. “Nama tersebut adalah nama dari almarhum Ibunda dari Pak Herry. Penggunaannya adalah bentuk dedikasi anak-anak untuk Ibu mereka," paparnya pada reporter Sikap.

M

Tampak depan Masjid Siti Djirzanah. (Sumber: Zidan Pamungkas)

alioboro merupakan salah saltu lokasi wisata yang memi-i liki beragam bangunan futuris-

Masjid Siti Djirzanah dibuka setiap hari dari waktu salat Subuh hingga pukul 22.00 WIB. Namun, setelah salat Subuh masjid ini ditutup sementara untuk dilakukan pembersihan dan pemeliharaan. Masjid kembali dibuka lagi pukul 10.00 WIB.

Arsitektur pecinan yang dimaksud memang sangat terlihat ketika memasuki masjid ini. Terdapat tulisan qingzhensi dalam bahasa mandarin yang berarti masjid. Selain itu, ada piring-piring di depan pinggir bangunan serta tulisan kaligrafi yang kental akan budaya pecinan.

Tampak dalam Masjid Siti Djirzanah. (Sumber: Zidan Pamungkas)

Ruang Re-Kreasi | September 20228

www.suarasikap.com

Jam besar yang ada di depan masjid juga tak jarang membuat kagum pengunjung. Ditambah dominasi warna biru dari dinding granit di sekitarnya membuat jam ini tambah memukau. Selain warna biru, dinding masjid Siti Djirzanah juga dilengkapi warna hijau dan putih. Terdapat juga kaligrafi dan sebuah pigura yang menunjukkan gambar negara Indonesia serta tulisan arab di atas pulau. Di belakang mimbar masjid, terdapat sebuah arsitektur mirip bentuk lubang kunci yang dikelilingi oleh lampu warna biru yang menambah indah sekeliling mimbar.

Ditanya mengenai arsitektur, Hendra menuturkan masjid ini kental dengan budaya pecinan dan budaya bangunan vintage “Masjid ini dengan merupakan akulturasi dari budaya Indonesia, Cina, dan Arab. Masjid ini juga terinspirasi oleh desain Masjid Nabawi di Madinah karena Pak Herry menyukainya,” tambah Hendra.

Editor: Yahya Wijaya Pane

“Menurut saya masjid ini mirip budaya Cina karena terdapat tulisan mandarin di depan masjid dan ada konsep piring-piringnya juga,” kata Saputra, salah satu wisatawan Malioboro. Ia juga menambahkan masjid Siti Djirzanah ini tergolong nyaman dan bersih untuk digunakan beribadah. (Zidan Pamungkas)

Jika dilihat dari luar, Masjid Siti Djirzanah memang sedikit berbeda dari masjid pada umumnya. Hal ini karena masjid ini tidak dilengkapi kubah di atas bangunannya. Meski tak memiliki kubah, wisatawan justru merasa hal ini menjadi unik karena konsep yang disajikan.

www.suarasikap.com

Pusat Suvenir dan Oleh-Oleh Khas Yogyakarta

Menelusuri Teras Malioboro,

Yogyakarta tak hanya kondang sebagai Kota Pelajar, tetapi juga terkenal akan pesona wisatanya. Mulai dari wisata alam, sejarah, kuliner, belanja, dan lain sebagainya. Dengan beragamnya destinasi di Yogyakarta dan biaya yang relatif terjangkau, membuat orangorang datang silih berganti untuk menyambangi kota ini.Berlibur di Yogyakarta rasanya tidak lengkap tanpa mengunjungi Malioboro. Sa-

lah satu hal utama yang bisa dilakukan di kawasan ini adalah berbelanja di Teras Malioboro. Area ini tergolong bangunan baru yang diresmikan oleh Gubernur DIY bersama Wakil Walikota Yogyakarta pada 26/01/2022 lalu. Tujuan dari dibangunnya Teras Malioboro adalah untuk mewujudkan kawasan belanja terpadu di Yogyakarta.Terdapat dua opsi untuk mendatangi Teras Malioboro. Pertama, Teras Maliobo-

Teras Malioboro 1. Sumber: Elsa Yuniastari)

Re-Kreasi | September 2022 9Ruang

Teras Malioboro menawarkan wisata belanja yang dipadukan dengan unsur budaya. Perpaduan ini tercermin dari nilai keamanan, kebersihan, kenyamanan, keindahan, kesejukan, keramahan, dan kenangan sesuai dengan konsep saptapesona.Apabila dilihat dari segi arsitektur, Teras Malioboro 1

ro l yang terletak di sebelah Utara Gedung Agung. Kedua, Teras Malioboro ll yang terletak di sebelah Hotel Grand Inna.

Astuti PengunjungdiTerasMalioboro (Sumber:ElsaYuniastari) KaosyangdijualdiTerasMalioboro (Sumber:ElsaYuniastari) Ruang Re-Kreasi | September 202210

Kita harus pandai mencari strategi untuk mendapatkan barang dengan harga terbaik di surga berbelanja ini. Hal tersebut disampaikan oleh Tari selaku salah satu pedagang. Menurutnya, tips berbelanja di Teras Malioboro termasuk gampanggampang susah sebab harga barang relatif sama.

“Jalan Malioboro yang dulu penuh akan pedagang, pelukis, hingga pemusik kini sudah tidak ada. Sekarang lebih modern dengan adanya Teras Malioboro. Suasana Malioboro yang dulu hanya tinggal kenangan,” ujarnya.

Editor: Pramuji Budi

Syiva

pedagang ke Teras Malioboro menimbulkan komentar dari berbagai pihak. Salah satunya berasal dari pengunjung asal Jombang, Yudha. Menurutnya, relokasi pedagang ini memiliki sisi positif dan negatif.

“Ada kesepakatan harga barang dari paguyuban sehingga persaingan menjadi sehat. Pembeli boleh menawar barang, tetapi harus tetap berpatokan dengan harga yang sudah ditetapkan. Apabila ingin mendapat harga yang murah maka harus membeli dalam jumlah yang banyak,” ungkap Tari. (Elsa Yuniastari)

Teras Malioboro II memiliki tema terbuka. Wisatawan dapat berbelanja dengan nyaman sembari menikmati suasana yang asri dilengkapi fasilitas bangku, spot foto menarik, dan tanaman hijau yang menyejukkan mata. Tidak jauh berbeda dengan Teras Malioboro I, di lokasi ini terdapat berbagai kios yang menjajakan batik, kaos khas Jogja, serta makanan yang beranekaAdanyaragam.relokasi

www.suarasikap.com

condong pada tema bangunan industrial modern. Di dalamnya lengkap dengan fasilitas tiga lantai, eskalator, lift, serta tempat yang memadai dan bersih. Pada kawasan ini terdapat berbagai kios suvenir, kerajinan tangan, batik, kaos, bakpia, dan wisata kuliner khas Yogyakarta. Di sampingnya terdapat bangunan berlantai dua yang berfungsi sebagai pujasera dengan berbagai jajanan yang ditawarkan.

Para supir andong di Yogyakarta mengenakan pakaian adat Yogyakarta, yaitu surjan. Ciri khas ini mampu memberikan kesan tersendiri bagi wisatawan. “Andong di Malioboro sang-

D

Asyiknya Naik Transportasi Tradisional di Kota Yogyakarta

www.suarasikap.com

a Yogyakarta merupakan Kota Istimewa dengan segala hiruk pikuknya. Salah satunya adalah Malioboro sebagai tempat wisata yang berhasil menarik perhatian. Dikenal sebagai lokasi berlibur legendaris, tak sedikit orang yang penasaran dengan area ini dan berakhirMalioboromengunjunginya.memilikikesan tersendiri bagi wisatawan karena menawarkan wisata belanja tradisional hingga modern. Wisata belanja tradisional yang bisa dikunjungi adalah Teras Malioboro. Di sana, para pedagang menjual beragam jenis pernak-pernik. Mulai dari kaos, gantungan kunci, gelang, maupun tas. Ada pula berbagai kerajinan yang terbuat dari kulit, kayu, perak, dan lainlain. Selain itu, terdapat makanan dan j-

Re-Kreasi | September 2022 Ruang 11

lajanan yang beraneka ragam.

aerah Istimewa Yogyakarta. Dari namanya saja sudah tersirat bahwTransportasi tradisional andong di Malioboro. (Sumber: Ashary Yuniarti)

Selain wisata belanja, ada hal lain yang mencuri perhatian saat berjalan-jalan di Malioboro, yakni transportasi tradisionalnya. Salah satunya adalah andong. Kendaraan ini berbentuk seperti kereta kencana yang ditarik menggunakan tenaga kuda. Andong memiliki karakteristik yang berbeda dari delman jika dilihat dari jumlah rodanya. Terdapat empat roda yang terbagi di bagian depan dan belakang. Roda bagian belakang memiliki ukuran lebih besar dibandingkan bagian depan. Hingga saat ini, andong masih menjadi salah satu alat transportasi pilihan wisatawan di Malioboro.

at bagus dan bersih. Nuansa Yogyakartanya begitu terasa karena para kusir yang memakai surjan,” kata Maylida Hasibuan, salah satu wisatawan Malioboro.Ruteperjalanan naik andong sendiri tidak dipatok sehingga penumpang bebas memilih destinasi wisata untuk berkeliling. Menurut Budi, salah satu wisatawan, lalu lintas di Jalan Malioboro dan sekitarnya termasuk ramah untuk kota wisata. Selain itu, wisatawan juga akan mendapatkan kesan yang menyenangkan.“Kusirnyasangat ramah dan bisa diajak bercerita. Misalnya, ‘Apakah tiap hari dapat penumpang?’ Bapaknya bilang pendapatan bisa lumayan banyak kalau musim liburan. Tapi kalau tidak liburan, ya hanya beberapa saja. Kusirnya juga cerita kalau dia senang karena liburan, pandemi sudah hampir usai, dan pariwisata mulai bangkit lagi,” tuturnya.

“Bagi yang belum pernah naik andong wajib mencoba. Saya juga mengenalkan ke anak saya supaya tahu. Andong di sini juga cukup layak. Misalnya, diberi penampungan kotoran sehingga jalannya bersih dan tidak bau,” ungkap Budi, salah satu penumpang.

Ruang Re-Kreasi | September 202212

Transportasi tradisional lain yang ada di Malioboro adalah becak. Di sini, becak dapat dengan mudah ditemukan. Kendaraan ini biasanya menjadi alternatif lain bagi wisatawan untuk berkeliling karena harganya yang relatif lebih murah dibandingkan andong.

www.suarasikap.comEditor:

Maylida, salah satu penumpang becak asal Medan mengiakan hal tersebut. "Saya suka naik becak yang sepeda. Soal-

yang sama turut dirasakan oleh Ani. “Bapaknya baik banget, saya ditanyain mau mampir kemana aja, nih. Dia juga mau nungguin kita makan dulu, padahal lumayan lama. Ternyata ketika belanja juga ditungguin. Jadi, bayarannya kita tambahin. Senang pokoknya kalau lihat supir becak yang baik sama penumpangnya,” ucap penumpang asal Tangerang ini.

Becak di Malioboro sendiri terdiri dari dua jenis, yaitu becak sepeda dan becak motor (bentor). Beberapa wisatawan lebih senang memilih menggunakan bentor. Selain harganya yang relatif murah, perjalanan menjadi lebih cepat. Supir becak pun dikenal akan keramahannya. Meski demikian, becak sepeda tetap bisa menjadi pilihan.

nya bisa lebih lama menikmati jalan. Supirnya juga baik, ramah, dan sopan, lho. Bisa ngobrol seperti sudah akrab," terangnya.Pengalaman

Pelayanan yang baik membuat penumpang merasa senang dan nyaman dalam menggunakan transportasi tradisional di tempat wisata. Faktor lain yang menjadikan transportasi tradisional di Malioboro menarik adalah kemampuan komunikasi para supir becak dan andong. Mereka turut menguasai bahasa Inggris dasar. Hal itu menjadi nilai plus karena memudahkan komunikasi dengan wisatawan mancanegara.

Saat ini, transportasi tradisional menjadi jarang diminati. Namun dengan adanya andong dan becak di tempat wisata Yogyakarta, kendaraan tradisional kembali eksis. “Kita harapkan andong tetap ada dan terus dijaga. Dengan begitu, generasi selanjutnya bisa turut menikmati. Transportasi ini bagian dari budaya. Jadi, wajib dilestarikan, lah,” tambah Budi (Ashary Yuniarti)

Mutiara Fauziah Nur Awaliah

Menurut Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta, sepanjang Januari 2022 saja, wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta mencapai 780.000 orang. Sebaran daerah yang dikunjungi juga beragam. Salah satunya kawasan pedestrian Malioboro. Kawasan yang tengah direvitalisasi agar tertata dan rapi ini memang menjadi salah satu tujuan utama wisata. Namun, di balik tertatanya jalan Malioboro terdapat sisi yang berbeda. Salah satunya adalah kawasan Kelurahan Sosromenduran yang merupakan jalan perumahan di sekitar Malioboro.

Re-Kreasi | September 2022 13Laporan Utama

Menurut beberapa narasumber, gang ini memang sudah sesuai dengan porsi yang ditetapkan dan dibuat oleh Pemerin-

Yogyakarta adalah salah satu daerah di Indonesia yang menjadi incaran untuk berwisata. Provinsi yang pernah menjadi destinasi wisata paling diminati versi Traveloka 2021 ini memang tidak bisa dilewatkan begitu saja. Kebudayaan yang kental dan khas menjadi salah satu daya tarik dari kota ini.

Jalan sempit perumahan di sekitar Malioboro. (Sumber: Hayyu dan Moreno)

Mengenai alasan mesin motor yang harus dimatikan, Noi menuturkan jika hal ini dikarenakan adanya insiden anak kecil tertabrak beberapa tahun silam. Dengan begitu, untuk menanggulanginya dibuatlah aturan wajib mematikan mesin motor.

Menilik Jalan Sempit Perumahan Sekitar Malioboro di Tengah Revitalisasi Trotoar

Realita Jalan di Sekitar Perumahan Malioboro

Di daerah Kelurahan Sosromenduran tepatnya di RT 08 dan RT 29 persoalan

www.suarasikap.com

jalan memang menjadi perhatian. Salah satunya adalah jalan sempit. Dikatakan sempit karena memang gang ini hanya dapat dilalui oleh satu sepeda motor saja. Menurut penuturan Ketua RT 08, Noi mengatakan kawasan ini memang memiliki banyak jalan sempit. “Gang di sini memang dari dulu sudah sempit. Karena itu, untuk melewati gang ini hanya diperbolehkan satu motor saja. Selain itu, mesinnya juga harus dimatikan,” papar Noi.

mpat, meski jalan di Sosromenduran sempit, ia masih dapat memanfaatkannya menjadi peluang usaha. Ia memiliki usaha rental motor.

Kebijakan penataan Malioboro ini didasasari oleh Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Yogyakarta. Aturan tersebut mengatur rencana detail tata ruang kawasan Malioboro yang akan dijadikan kawasan pedestrian. Konsep yang digunakan adalah Teras Budaya. Konsep ini bertujuan untuk mempermudah pengunjung saat berada di kawasan Malioboro dengan mewujudkan ruang non-motorize yang berorientasi kepada para pejalan kaki.

Re-Kreasi | September 202214

Pemerintah daerah juga memaksimalkan fungsi trotoar sebagai ruang bagi pejalan kaki melalui penataan Pedagang Kaki Lima (PKL). Faktor yang memengaruhi kebijakan penataan PKL adalah faktor sumber daya

Jalan yang sempit ternyata tidak selamanya menjadi penghambat. Menurut Koyong, salah satu warga sete-

Revitalisasi Trotoar Malioboro

Laporan Utama

tah Kota Yogyakarta. Wacana untuk pelebaran gang ini kemungkinannya sangat kecil. Namun, Noi berencana menata dan mempercantik jalan ini dengan membuat beberapa pembangunan. Terkait pembangunan ini ia masih perlu berkoordinasi melalui Musrengbang (musyawarah rencana dan anggaran pembangunan) bersama Lurah

www.suarasikap.com

Sosromenduran.Sejalandengan

“Tujuan saya di sini adalah menjadikan masyarakat Sosromenduran sebagai pemain. Harapannya mereka dapat bangkit di masa pandemi dengan menciptakan suatu hal yang bisa dijual ke wisatawan dan bernilai ekonomi,” papar Agus.

“Usaha rental motor saya walaupun di jalan sempit ini tetap bisa dilakukan. Saat pandemi memang mengalami penurunan, tetapi masih berjalan lancar. Mengenai penataan dan pembangunan jalan kami harapkan bisa semakin baik,” tutur Koyong saat ditemui reporter Sikap.

Pemerintah DIY tengah melakukan penataan kawasan Malioboro setelah memberlakukan semi-pedestrian di kawasan tersebut. Kepala Dinas Pekerjaan Umum Pemda DIY, Rani Sjamsinarsi mengatakan dana yang diluncurkan untuk melaksanakan penataan mulai dari jalan Margo Utomo, Malioboro, Margomulyo, hingga Pangurakan tidak kurang dari Rp23,8 M.

Noi, Lurah Sosromenduran, Agus Joko Mulyono sangat setuju dengan penataan gang ini. Ia sebelumnya memang memiliki program yang bertujuan sama yakni “Landscape Kampung”. Diharapkan penataan ini dapat menarik para wisatawan untuk datang berkunjung.

Potret warga yang menuntut dan mematikan mesin motor. (Sumber: Hayyu dan Moreno)

Respons Wisatawan Terhadap Revitalisasi Trotoar Malioboro

Potret wisatawan yang menikmati jalan khusus di Malioboro. (Sumber: Hayyudan Moreno)

Perlakuan yang Berbeda Terhadap Jalan di Sekitar Perumahan dan Pedestrian Malioboro?

Mereka juga mengeluhkan banyaknya pemotor yang melaju dengan kecepatan tinggi di atas trotoar. Hal ini tentu sangat membahayakan keselamatan para wisatawan yang sedang berlalulalang di kawasan pedestrian. Mereka berharap adanya rambu lalu lintas dan ketegasan aparat keamanan sekitar untuk menangani permasalahan tersebut.

Editor: Yahya Wijaya Pane

Penataan trotoar Malioboro tentu harus memperhatikan beberapa hal kecil demi kenyamanan para pengunjung. Menurut wisatawan luar Kota Yogyakarta, Sindi dan Putri mengatakan bahwa penataan ini sudah sangat baik. Namun, mereka berharap ada beberapa hal yang bisa pemerintah Kota DIY tambahkan. Misalnya, pen-

yang terkait dengan alokasi anggaran. Sedangkan faktor birokrasi, sudah terkoordinasi dengan baik, yakni pemerintah kota dan pemerintah DIY sebagai pembangun fisik Malioboro dan pengaturan PKL.

(Sumber: Hayyudan Moreno)

Terkait pembangunan yang ada, baik di jalan sempit Sosromenduran dan pedestrian Malioboro, sebenarnya sama-sama didengarkan pemerintah. Perbedaannya hanya saja di Sosromenduran aspirasi revitalisasi jalan diatur melalui kelurahan terlebih dahulu. Dengan kata lain, pemerintah DIY tidak secara langsung mengurusi kawasan tersebut. Berbeda dengan pedestrian Malioboro ketika pemerintah DIY merupakan pengelola utama. Oleh sebab itu, urusan merapikan, memperindah, atau untuk merenovasi kawasan tersebut ditangani langsung pemerintah DIY. (Hayyu Shafa Nur Utami, Moreno Fabian)ggunaan meja dan payung di beberapa titik pedestrian kawasan Malioboro untuk tempat para wisatawan berteduh dari panas dan hujan.

www.suarasikap.com Re-Kreasi | September 2022 15Laporan Utama

Potret jalan khusus pedestrianyang mulai ditata.

Anggoro.Situasi

Situasi bahu Jalan Malioboro tanpa pedagang kaki lima.(Sumber: NindaYutika)

Deretan PKL di Malioboro sudah lama menjadi objek ikonik yang tidak terpisahkan bagi wisatawan. Namun, suasana tersebut berubah akibat dari perpindahan lokasi para PKL. Di sisi lain, banyak keluhan dari para pedagang terutama yang berada di Teras Malioboro 2. Seorang pedagang bernama Anggoro bercerita bahwa omzetnya menurun dibandingkan saat masih berdagang di Jalan Malioboro.

kurang mengenakkan juga dialami oleh seorang pedagang yang bernama Mirah. Ia mengaku Teras Malioboro 2 memiliki pengunjung lebih sedikit dan lokasi yang kurang strategis. Hal ini disebabkan oleh mekanisme pembagian lapak yang menggunakan sistem undian

S

Suasana PKL di Teras Malioboro Pasca-relokasi

Laporan Utama Re-Kreasi | September 202216

Bagian belakangTerasMalioboro 2. (Sumber: Ninda Yutika)

www.suarasikap.com

ejak awal tahun 2022, Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengumumkan adanya relokasi pedagang Kaki Lima (PKL) di Malioboro. Para pedagang yang sebelumnya berjualan di trotoar kemudian direlokasi ke Teras Malioboro. Sultan Hamengkubuwono X menyatakan relokasi tersebut merupakan proyek lama yang wajib dilakukan demi mendukung sumbu filosofis sebagai proyek warisan budaya UNESCO. Proyek ini sebelumnya pernah diusulkan pada tahun 2014.

"Saya pribadi memperoleh pendapatan lebih besar di trotoar dibanding di Teras Malioboro. Namun, saya bersyukur masih dikasih tempat buat jualan daripada tidak sama sekali," ujar

Ada juga pengunjung yang merasa diuntungkan dan tidak terganggu dengan adanya program relokasi ini. Salah satunya adalah Tina yang lebih memilih berbelanja di Teras Malioboro 2.

“Kalau saya lebih enak dan nyaman berbelanja di Teras karena berada di satu tempat. Jadi bisa di situ aja cari barangnya, tidak perlu jalan jauh lagi,” ucap Tina. (Razaqa Hariz, Ninda Yutika)

“Saya cenderung nyaman di luar karna lebih banyak pembeli. Pemandangannya juga indah, seperti saat ada pawai yang lewat. Saya sangat berharap bisa kembali ke jalan seperti dulu walaupun panas atau hujan tetap enak dan nyaman di jalan,” tutur Mirah.

www.suarasikap.com Re-Kreasi | September 2022 Laporan Utama 17

Pengunjung juga ikut merasakan dampak dari relokasi ini. Seperti halnya Oktinalia, seorang wisatawan asal Lampung yang sudah berkali-kali berkunjung ke Malioboro. Ia merasa ada dua sudut pandang dari proses relokasi tersebut.

“Ada dua versi. Pertama, trotoarnya jadi lebih nyaman dan sepi sehingga bisa nyantai duduk-duduk di sini. Versi kedua, ini seperti bukan Malioboro karena ciri khasnya berasal dari pedagang yang berada di pinggir jalan,” ujar Oktinalia.

Editor: Dias Nurul Fajriani

sehingga pedagang yang mendapat lapak di area belakang kurang terjamah pengunjung.

Sebagai kampung wisata, Ketandan menyimpan keunikan sejarah dan arsitektur khas Cina. Gaya bangunan di kampung ini didominasi dengan nuansa tempo dulu. Rumah-rumah di Ketandan pun mayoritas dibangun memanjang ke belakang dan digunakan sebagai toko oleh para pemiliknya.

Menurut Muhammad Iqbal sebagai salah satu warga asli Kampung Ketandan, wilayah ini memang sejak dahulu tidak banyak berubah. “Ketandan berada dalam pengawasan Dinas Kebudayaan sehingga perubahan bentuk bangunan tidak boleh dilakukan sembarangan,” ujar Iqbal yang juga merupakan pedagang di kawasan ini.

R

www.suarasikap.com

KawasanWisataKetandan.(Sumber:IkhsanFatkhurrohmanDahlan)

(Sumber:PotretPedagangdiKawasanKetandan.IkhsanFatkhurrohmanDahlan)

hkan pedagang kaki lima. Hal tersebut dilakukan agar kawasan Malioboro dapat terlihat rapi dan ramah untuk wisatawan. Namun, di balik indah dan megahnya revitalisasi tersebut, terdapat kawasan pemukiman yang kurangSalahtertata.satu kawasan pemukiman tersebut adalah Kampung Ketandan. Letaknya berada di belakang Malioboro. Dibandingkan dengan lingkungan Malioboro, wilayah Kampung Ketandan terlihat kurang teratur. Di pinggir jalan Kampung Ketandan, masih banyak pedagang kaki lima yang menjajakan dagangannya. Sementara itu, pada jalan utama Malioboro, pedagang kaki lima sudah direlokasi menuju Teras Malioboro 1 dan 2. Ketandan sendiri berasal dari kata Tondo. Nama tersebut bermakna petugas pajak etnis Tionghoa yang diberi wewenang oleh sultan. Kawasan yang menjadi salah satu kampung wis-

Potret Pedagang diKawasan Ketandan. (Sumber: Ikhsan Farkhurrohman Dahlan)

Laporan Utama Re-Kreasi | September 202218

evitalisasi kawasan wisata Malioboro terus berlanjut. Revitalisasi dilaksanakan guna memperbaiki trotoar dan meminda-

ata di Yogyakarta ini dipenuhi oleh toko emas miliki penduduk.

Iqbal turut mengungkapkan sebenarnya revitalisasi sempat dilakukan di kawasan Ketandan. Program tersebut merupakan proyek dari Dinas Kebudayaan. Akan tetapi, revitalisasi yang dilakukan sekitar tahun 20162017 ini hanya berupa pengecatan ulang bangunan di jalan utama Kampung Ketandan.

Guna meningkatkan daya tarik wi-

PROGRAM REVITALISASI KAWASAN PERMUKIMAN KETANDAN

ini dilakukan oleh Dinas Kebudayaan dengan tujuan untuk mengembalikan fasad asli bangunan di daerah Ketandan. Dengan adanya pengembalian fasad asli ini, wilayah Ketandan dapat dijadikan kawasan wisata budaya. Ketua RW Ketandan, Tjundaka Prabawa, mengungkapkan persetujuannya akan program tersebut. “Saya sempat menemukan kesulitan karena warga Ketandan sebagian besar tidak setuju dengan program revitalisasi. Akan tetapi, melalui edukasi dan sosialisasi selama kurang lebih 15 tahun, akhirnya warga setuju,” ujar salah satu sukarelawan konsultan Dinas Kebudayaan ini. (Ikhsan Fatkhurrohman Dahlan, Muhammad Sunendra)

sata, saat ini terdapat tiga rumah yang sedang menjalankan program revitalisasi, tepatnya di Purwosani. Jika sesuai rencana maka ada sembilan rumah lagi yang akan direvitalisasi. Dengan demikian, nantinya akan ada sebelas rumah yang menjadi bagian dari proyek Programini.revitalisasi

Editor: Mutiara Fauziah Nur Awaliah

Re-Kreasi | September 2022 Laporan Utama 19

Sate merupakan makanan yang begitu familier bagi masyarakat Indonesia. Makanan ini umumnya terbuat dari daging ayam, sapi, kambing, atau kelinci. Kuliner ini disajikan dengan olesan saus kacang, kecap manis, dan irisanTidakcabai.hanya

Lemak dipilih karena masyarakat zaman dahulu tidak bisa mengonsumsi daging sebab harganya yang mahal. Masyarakat Yogyakarta mencoba untuk membuat sate dengan bahan yang lebih murah, yakni gajih atau lemak sapi. Karena itu, kuliner ini sering disebut sate kere yang berarti sate miskin.

Reporter LPM Sikap bersama Nur sebagai salah satu pedagang sate gajih. (Sumber: Salsabila Fadilah)

www.suarasikap.com

daging, bagian lain, seperti kulit, jeroan, hingga lemak juga bisa diolah menjadi sate. Salah satu yang bisa ditemui di daerah Malioboro adalah sate gajih. Sesuai dengan namanya, sate ini berbahan dasar lemak sapi yang sudah dibersihkan dan dibumbui dengan kecap manis, irisan cabai, dan bawang putih yang dihaluskan.

Sate gajih biasa dijajakan di trotoar atau tepian jalan sekitar Pasar Beringharjo. Satu tusuknya dibanderol dengan harga Rp3.000. Sedangkan satu porsinya, dapat diperoleh dengan merogoh kocek Rp30.000—Rp40.000 beserta lontong yang melengkapinya.

Re-Kreasi | September 2022 Kuliner 21

Nikmatnya Sate Gajih Khas Yogyakarta

Salman merupakan mahasiswa UAD asli Yogyakarta yang menyukai sate ga-

Editor: Dias Nurul Fajriani

Hidangan ini memiliki cita rasa yang cenderung manis. Rasa tersebut muncul dari larutan gula jawa yang digunakan untuk merendam lemak sapi sebelum dibakar. Tak hanya dijual di daerah Yogyakarta, sate gajih dapat ditemukan di wilayah Bandung, Jawa Barat. Meski dipasarkan di tanah Sunda yang mayoritas masyarakatnya menyukai makanan bercita rasa pedas, hal tersebut tidak lantas membuat rasa sate gajih berubah. Sate ini tetap mempertahankan rasa manisnya. (Annisa Larasati, Kelvin Gifarel Aziz)

Kuliner Re-Kreasi | September 202222

Salah satu pedagang yang menjual sate gajih di kawasan Pasar Beringharjo adalah Nur. Sejak lima tahun yang lalu, ia biasa berjualan dari pukul tujuh pagi hingga pukul empat sore. Lokasi tempatnya berjualan persis didepan pintu B1 Pasar Beringharjo.

Lokasi penjualan sate gajih milik Nur. (Sumber: Kelvin Gifarel Aziz)

www.suarasikap.com

“Awalnya yang jualan nenek buyut saya waktu tahun 80-an. Kemudian dilanjut oleh keluarga saya hingga sekarang. Memang usaha turun temurun,” tutur perempuan asal Sleman ini.

jih.“Rasanya manis dan enak. Kalau jalan-jalan ke Malioboro pasti mampir beli sate gajih. Harganya cukup setimpal, lah,” ujar mahasiswa berusia delapan belas tahun ini.

Pada mulanya sate gajih disajikan tanpa lontong. Namun, seiring berjalannya waktu muncul inisiatif untuk mengombinasikan keduanya karena masyarakat Yogyakarta gemar mengonsumsi nasi. Saat ini, sate gajih juga bisa dicampur dengan ati, kulit, atau daging.

Gudeg Mbah Lindu

Re-Kreasi | September 2022 Kuliner 23

Mbah Lindu yang menyiapkan gudeg. (Sumber: Detikfood)

Yogyakarta disebut sebagai kota yang kaya akan destinasi wisata. Menurut survei dari Jogjapolitan, Kota Yogyakarta memiliki keanekaragaman budaya, suku, agama, ras, dan kuliner yang melimpah. Berikut rekomendasi makanan yang wajib dicoba ketika berkunjung ke Kota Pelajar ini.

www.suarasikap.com

Bakpia Patuk. (Sumber: Pinterest)

Gudeg adalah makanan yang terbuat dari nangka muda, santan, gula, dan rempah-rempah. Untuk menghasilkan warna coklat yang bagus pada gudeg, digunakan daun jati sebagai pewarna alami. Memasak gudeg bisa memakan waktu lebih dari lima jam menggunakan api yang Salahstabil.satu gudeg yang terkenal di Yogyakarta adalah gudeg milik Mbah Lindu yang berlokasi di Jalan Susrowijayan No.41-43. Gudeg milik Mbah Lindu buka pada pukul 08.00-15.00 WIB. Untuk satu porsi gudeg dibanderol dengan harga Rp10.000-Rp20.000.

Bagi Mbah Lindu, membuat gudeg bukan sekadar mata pencaharian. Namun, sebagai bentuk kecintaannya kepada makanan khas Yogyakarta ini. Meski Mbah Lindu telah meninggal pada tahun 2020 silam, resep gudeg buatannya tetap menjadi primadona.

Gudeg sendiri memiliki manfaat bagi kesehatan. Misalnya, mencegah penuaan dini, serangan jantung, menjaga keseehatan mata, dan mempertahankan kekebalan tubuh.

Bakpia Patuk 75 merupakan pelopor dari produsen pembuatan bakpia yang

Bakpia Patuk 75

Rekomendasi Kuliner di Kota Yogyakarta

Dengan merogoh kocek Rp5.000Rp7.000, kita dapat merasakan manfaatnya. Mulai dari mengurangi risiko diabetes, menghambat kanker, penambah stamina, dan menjaga kesehatan mulut.

memiliki banyak cabang. Salah satunya terletak di AIP Jl. Karel Sasuit Tubun No.75 dan buka pada pukul 08.00-22.00 WIB. Bakpia terbuat dari tepung, gula, dan isian. Dari yang awalnya hanya berisi kacang hijau, bakpia kini dapat ditemui dengan aneka ragam rasa. Mulai dari keju, ketan, stroberi, nanas, dan rasa lainnya. Untuk satu kemasan dari Bakpia Patuk 75 dibanderol mulai dari Rp28.00060.000.Kudapan

Lesehan semakin marak ditemukan di area Malioboro. Salah satunya adalah Lesehan SBTB Terang Bulan Malioboro yang berlokasi di Jl. Mataram, Suryatmajan. Lesehan ini buka pukul 17.00-02.00

Penyajian kopi joss dengan menggunakan arang. (Sumber: Pinterest)

Di Kota Yogyakarta ada salah satu minuman angkringan yang khas yaitu kopi joss. Sajian ini merupakan racikan dari bara arang yang dicelupkan ke dalam kopi, air, dan gula. Salah satu bara arang yang seringkali digunakan berasal dari kayu sambi Kalimantan.

Lesehan STBT Terang Bulan Maliobor

Kuliner Re-Kreasi | September 202224

www.suarasikap.com

Kopi Joss di Yogyakarta semakin men-

jamur dan mudah ditemui. Salah satu yang terkenal adalah Kopi Joss Lik Man. Angkringan yang telah berdiri sejak tahun 1968 ini berlokasi di Pasar Kranggan, Jl. Poncowinatan No.7 dan beroperasi pukul 16.00-01.00 WIB.

LesehanWIB. SBTB Terang Bulan Malioboro terkenal dengan kenikmatan sajian olahan pangan dan minuman. Selain itu, harga yang ditawarkan sesuai untuk olahan yang disajikan. Mulai dariLesehanRp7.000-Rp40.000.terangbulan.(Sumber: restaurantguru.com)

Angkringan Kopi Joss Lik Man

ini memiliki manfaat yang jarang diketahui oleh khalayak umum. Di antaranya untuk meningkatkan suasana hati, kekebalan tubuh, serta menurunkan risiko jantung dan kolesterol.

Bakpia Kukus Tugu Jogja. (Sumber: Instagram @bakpiatugujogja)

Bakpia Kukus Tugu Jogja merupakan bakpia yang dibuat mengikuti perkembangan zaman. Bakpia ini mulai diproduksi sekitar tahun 2017 dan memiliki banyak cabang. Salah satunya terletak di Mall Malioboro Yogyakarta dan buka pada pukul 08.00-21.00 WIB. Untuk setiap kemasan dari produk Bakpia Kukus Tugu Jogja dibanderol dengan harga yang beragam. Mulai dari Rp35.000Rp90.000.RizkaWahyu

Itulah lima rekomendasi kuliner di Kota Yogyakarta. Untuk para pembaca yang akan berkunjung ke kota ini, jangan lupa untuk mencobanya! (Wulan Istiafara)

Romadhona selaku pemilik ingin menciptakan bakpia yang berbeda. Hingga tercetus ide bakpia kukus yang isiannya lumer dan memiliki aneka rasa sehingga konsumen tidak bosan. Bakpia ini diproses dengan cara dikukus sehingga teksturnya lembut.

Editor: Dias Nurul Fajriani o w P o d c a

F o l l

s t S u a r a s i k a p d i S p o t i f y u n t u k k o n t e n d a n i n f o r m a s i t e r b a r u S c a n S e k a r a n g ! Spotify Suarasikap Re-Kreasi | September 2022 Kuliner 25

www.suarasikap.com

Menu yang paling terkenal di lesehan ini adalah olahan burung dara yang memiliki manfaat bagi kesehatan tubuh. Contohnya, menurunkan risiko serangan jantung, menyembuhkan luka, dan menjaga kesehatan tulang.

Bakpia Kukus Tugu Jogja

Editor:Rastha)Mutiara Fauziah Nur Awaliah Sosok Re-Kreasi | September 202226

MurtijobersamareporterLPMSikap.(Sumber:ArfanNurIrmawan)

www.suarasikap.com

Sepotong Kisah Bentor di Kota Istimewa

Ketika ditemui Tim Suarasikap pada Senin (27/06/2022) lalu, ia tengah duduk di kursi panjang Malioboro sembari mengamati orang yang berlalu-lalang. Matanya sayu, wajah, dan dahinya penuh lipatan. Ia menawarkan jasanya dengan harga Rp20.000 untuk jarak terdekat. Sedangkan untuk jarak jauh, berkisar Rp50.000-60.000. Saat Covid-19 melanda, Murtijo mengaku tidak menarik becak. Dinas Pemerintah Kota Yogyakarta tak mengizinkan supir becak dan andong untuk berada di sekitar Malioboro. Alhasil, ia memilih untuk bekerja sampingan di sawah untuk mengisi kegiatan. Murtijo merasa bersyukur karena saat dia tak bisa bekerja, kedua anaknya bersedia membantu mencari penghasilan. Walaupun demikian, ia tetap merasa pandemi Covid-19 sangat berpengaruh terhadap perekonomian di Meskikeluarganya.penghasilan yang dia dapatkan tidak menentu, Murtijo tetap bekerja keras menafkahi keluarganya. Meski penghasilan yang dia dapatkan tidak menentu, Murtijo tetap bekerja keras menafkahi keluarganya. Ia menjelaskan jika Malioboro masih saja sepi meski pandemi telah usai. “Tidak seramai dulu. Biasanya

Murtijo turut menjelaskan bahwa dirinya mengganti becaknya menjadi bentor sejak tahun 2015. Ia harus merogoh kocek cukup dalam ketika melakukan modifikasi ini. Meski begitu, bentor lebih menghemat tenaga walau harus membeli bensin.Ia sangat menikmati pekerjaannya sebagai supir bentor. Murtijo merasa bisa membantu dan menolong banyak orang lewat usahanya. Meskipun tak sedikit likaliku yang dihadapi, hal tersebut tak menggoyahkan niatnya menjadi penarik bentor. "Bagi saya itu sudah takdir Mbak. Saya jalani saja," ucapnya mengakhiri tanya jawab pada hari itu. (Latri

Y

saat liburan itu paling tidak penghasilan yang didapatkan Rp4.000.000,” keluhnya.

ogyakarta dikenal dengan warganya yang ramah, murah senyum dan sederhana. Hal ini lekat dengan sosok Murtijo. Seorang tukang becak motor (bentor) yang telah bekerja selama lebih dari 20 tahun. Ia mengantungkan nasibnya pada bentor yang ia miliki ini.

Setiap jam tujuh pagi, pria asal Nambangan, Bantul ini pergi ke area Malioboro untuk mencari rezeki. Ia menunggu rombongan yang sedang berjalan-jalan di trotoar dan gigih menawarkan jasanya. "Monggo Mbak, becaknya," tawarnya.

Berdagang di Tepi Pasar Beringharjo

Sutirasi, pedagang sego peceldi tepi Pasar Beringharjo. (Sumber: IzzatiHidana Larasati)

Empat Puluh Tahun Perjalanan Sutirasi

Pasar Beringharjo adalah tempat perbelanjaan legendaris di Yogyakarta, tepatnya di pinggir jalan Malioboro. Meski bangunannya masih megah, gedung ini sebenarnya telah berdiri sejak 1925 M dan masih aktif digunakan hingga saat ini.

Wanita kelahiran tahun 1963 ini berasal berasal dari Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah. Mengikuti langkah dari sang kakak yang menetap di Yogyakarta, Suti mulai berdagang di Pasar Beringharjo sejak tahun 1982. Kala itu usianya masih 19 Sekitartahun.40tahun lalu, Suti mengawali penghidupannya dengan berjualan telur pindang di Kawasan Malioboro. “Dulu itu di sini jualannya telur pindang. Alhamdulillah laris manis. Sehari bisa habis 5 kg telur dan duitnya bisa dipakai buat beli emas,” ujarnya.

www.suarasikap.com

Hal unik yang dapat kita temui di sini saat sore hari adalah hamparan pedagang kuliner. Dari sisi utara Pasar Beringharjo terdapat bakso tusuk, sate ayam, sate kere, wedang ronde, hingga sego pecel. Sedangkan di sisi lain, terdapat penjaja wedang ronde, sate madura, dan lagi-lagi segoDaripecel.sekian pedagang di tepi Pasar Beringharjo, kita dapat menemui Sutirasi.

Re-Kreasi | September 2022 Sosok 27

Tempat ini terkenal di kalangan turis maupun warga lokal. Di kawasan Pasar Beringharjo, kita dapat menemui berbagai dagangan, seperti kain batik, uang kuno, sembako, barang antik, hingga aneka makanan dan minuman tradisional.

Suti pun mengakui, pada zaman 80an semua serba murah dan mudah didapat. “Emas dulu masih murah, satu gram harganya cuma tujuh ribu. Seminggu saya beli bisa lima gram emas. Tapi semakin lama harga emas semakin mahal. Dulu juga naik bus cuma 150 rupiah. Apa-apa serba mur-

ah dan gampang ditemui,” ungkapnya. Melihat semakin hari harga semakin naik, Suti beralih dagangan dari telur pindang ke sego pecel. Hal ini ia lakukan karena melihat adanya keterjangkauan bahan

Sosok Re-Kreasi | September 202228

dang pergi memeriksa tempat mana saja yang ramai Terkadangpengunjung.jikaharisudah gelap dan Pasar Beringharjo sudah sepi, Suti dan teman jualannya berpindah tempat ke jalan Malioboro yang ramai pengunjung. Dibantu dengan temannya yang berprofesi sebagai tukang becak, dagangan Suti dibawa ke tempat ramai.

“Iya, agak maju ke depan, cari yang lebih ramai,” ungkap Suti sambil menaikan barang dagangannya ke becak.

Perihal relokasi pedagang di jalan Malioboro ke Teras Malioboro, Suti mengaku tidak mendapatkan perintah untuk relokasi dari pihak mana pun karena lokasi Suti berdagang di pinggirpinggir jalan Malioboro. Sementara yang mendapatkan kesempatan relokasi ke Teras Malioboro adalah pedagang di jalanBerdagangMalioboro.setiap hari tidak menjadi jaminan dagangan Suti akan laris manis setiap waktu. Tak jarang kawasan Beringharjo sepi pengunjung. Jika demikian maka Suti harus mengeluarkan tenaga lebih untuk menjajakan sego pecel miliknya.“

Kira-kira begitulah pertanyaan yang dilontarkan Suti setiap kedatangan pembeli. Dengan ramah dan logat medoknya, Suti melayani pembeli yang datang sembari mempersilakan duduk di dingklik atau kursi kecil yang ia tata di dingklik atau kursi kecil yang ia tata di depan dagangannya.

pecel atau nasi pecel terkenal wilayah Yogyakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur Sego pecel yang dijual Suti memiliki isian daun kenikir, daun pepaya, daun bayam, daun krokot, bunga turi, kacang panjang, wortel, mi, lontong/ketupat/nasi, dan disiram sambal kacang pedas. Terdapat juga tambahan berupa sate telur puyuh.

Suti tidak mengharapkan banyak hal dari apa yang sudah terjadi dalam hidupnya, ia hanya bisa bersyukur atas apa yang telah diberikan oleh Tuhan. “Tapi yowis lah. Kita cuma bisa bersyukur, semua rezeki sudah diatur sama Gusti Allah. Pasti ada aja jalannya,” pungkasnya. (Izzati Hidana Larasati)

Editor: Syiva Pramuji Budi Astuti

www.suarasikap.com

baku.Sego

“Monggo sego pecel Pak, Bu. Ngagem lontong nopo nasi nggih?" (Mari silakan nasi pecelnya Pak, Bu. Mau pakai lontong atau nasi ya?)

Ya harus cari tempat ramai kalau nggak nanti dagangan nyisa. Mereka (pedagang yang direlokasi) udah dapet tempat enak, banyak pembeli, sugih pasti,” ungkap Suti.

Suti berjualan setiap hari pada pukul 12 siang hingga 9 malam. Saut-menyaut antar-penjual di sekitarnya membuat Suti terlihat ramah dan akrab. Sesekali Suti membantu membakar sate ayam dagangan temannya jika temannya itu se-

IsianpecelmilikSutirasi.(Sumber:IzzatiHidanaLarasati)

J

SuasanaKotaYogyakarta.(Sumber:DwiWahyu)

Kota Wisata, di sini kita dapat menemui berbagai macam jenis destinasi. Mulai dari wisata alam, budaya, sejarah, hingga wisata modern yang terkenal. Contohnya, Malioboro, Pantai Parangtritis, Pantai Wedi Ombo, Kraton, Candi Sewu, Taman Sari, dan banyak lainnya.

“Pendapat saya, Jogja murah itu relatif. Baik dari makanan ataupun barang-barangnya,” ujar Koar.

Jogja Itu Murah, Benarkah?

Berwisata ke Jogja kerap kali diasumsikan dengan biaya yang terjangkau. Tidak jarang pula ditemui istilah “Jogja itu Murah”. Hal ini karena melihat harga masuk ke tempat wisata hingga oleh-olehnya. Namun, apakah istilah tersebut benar adanya dan sesuai dengan keseharian masyarakat Yogyakarta?

“Kalau orang lokal, menganggap Jogja itu mahal. Tapi untuk yang dari luar, banyak yang berpendapat jika Jogja itu murah,” ujar Agam Pamungkas, wisatawan dari Pekalongan pada Sabtu, (7/7/2022). Ia melanjutkan jika untuk harga dan kuantitas makanan jauh lebih murah jika dibandingkan dengan daerah asalnya.

ogja menjadi daya tarik sendiri bagi banyak pelancong lokal maupun mancanegara. Kota yang terkenal akan berb-

murah, yaitu Kota Solo. Menurutnya, makanan dan minuman di sana dari segi kuantitas dan harga yang dibandrol lebih terjangkau.

Editor: Syiva Pramuji Budi Astuti

“Saya belum menemukan yang murah. Saya tadi masuk ke Teras Malioboro untuk beli daster, tapi harganya masih standar. Saya tadi makan di lesehan itu juga mahal, bahkan lebih murah di Purwokerto,” tutur Ola saat ditemui di kawasan Teras Malioboro.Iamenambahkan untuk jasa transportasi online masih terbilang mahal. Menurutnya, biaya yang dikeluarkan untuk jarak dan lokasi tujuan tidak sebanding. Pendapat mengenai “Jogja itu Murah” adalah relatif. Hal ini karena beberapa tempat wisata dan pusat perbelanjaan masih dibandrol mahal. Namun, jangan khawatir. Tidak semua tempat di jogja itu mahal. Jadi, masihkah tertarik untuk memasukan Jogja sebagai daftar tempat yang akan dikunjungi? (Dwi Wahyu)

www.suarasikap.com

Banyak wisatawan lain berpendapat bahwa Jogja justru tidak murah. Hal tersebut dikarenakan tempat yang dituju merupakan destinasi wisata yang menjadi ladang bagi pedagang yang kerap kali membandrol harga tinggi.

agai julukan, seperti Kota Pelajar, Kota Budaya, hingga Kota Wisata ini memang memiliki pesona. Tidak heran jika banyak wisatan yang terkesan sehingga ingin kembali berkunjung.Sebagai

Koar, salah satu karyawan PT di Solo berpendapat bahwa ada tempat yang lebih

Re-Kreasi | September 2022 Ekonomi 29

Tukang parkir sedang membantu pengunjung. (Sumber: hipwee.com)

TUKANG PARKIR MALIOBORO

ogyakarta terkenal sebagai salah satu daerah di Indonesia yang memiliki beragam destinasi wisata alam, hingga taman hiburan. Tidak heran jika daerah ini selalu ramai dikunjungi turis lokal maupun mancanegara. Mengunjungi Yogyakarta belum lengkap rasanya bila tidak menginjakkan kaki di Jalan Malioboro, warisan tak benda bernilai historis yang sejak lama menjadi ikon wisata Kota Yogyakarta.Untukmemasuki wisata Malioboro, pengunjung tidak perlu membayar tiket masuk. Bagi yang datang menggunakan kendaraan, biaya yang dikeluarkan cukup dengan membayar parkir saja. Harga parkir yang dipatok pun beragam. Mulai dari Rp3000–Rp5000. Besarnya tergantung pada akses lokasi, waktu, dan tukang parkirnya. Untuk memasuki wisata Malioboro, p-

Y

engunjung tidak perlu membayar tiket masuk. Bagi yang datang menggunakan kendaraan, biaya yang dikeluarkan cukup dengan membayar parkir saja. Harga parkir yang dipatok pun beragam. Mulai dari Rp3000-Rp5000. Besarnya tergantung pada akses lokasi, waktu, dan tukang parkirnya. Selisih harga parkir tersebut merupakan fakta yang dapat ditemukan di sepanjang kawasan parkir Malioboro. “Kalau untuk omzet rata-rata seharinya dapat Rp350.000. Cuma saya kerjanya tidak setiap hari. Itu tiga hari sekali dan masih harus dipotong setoran ke toko Rp50.000,” papar Anto (bukan nama sebenarnya) salah seorang tukang parkir di area Ramayana, Malioboro. Penghasilan Anto yang terhitung Rp3.000.000 setiap bulannya, sebenarnya jauh lebih besar daripada UMR Yogyakarta tahun 2022 yang hanya Rp2.153.970. “Kalau omzet ya lumayan. Cuma tidak se-

Ekonomi Re-Kreasi | September 202230

www.suarasikap.com

DI BALIK PROFESI

Jamil)Editor: Syiva Pramuji Budi Astuti

“Kalau penghasilan bersih bisa dapet Rp150.000-Rp200.000 sehari. Itu sudah di luar setoran ke Dinas Perhubungan,” jawab Asep (bukan nama sebenarnya) salah seorang tukang parkir lain ketika ditanya mengenai penghasilan per harinya.

Ketiga tukang parkir tersebut sudah memiliki pendapatan di atas UMR Kota Yogyakarta. Hanya saja, terdapat pertanyaan yang timbul dari tarif parkir yang dipatok di area Malioboro. Pasalnya, merujuk pada Perda Nomor 1 Tahun 2020 tentang retribusi pelayanan parkir tepi jalan umum, tarif parkir motor normal di wilayah Yogyakarta adalah senilai Rp2000. Hal ini tidak sesuai dengan fakta di area parkir Malioboro yang memungut harga tarif parkir di atas angka yang telah ditetapkan, bahkan hingga dua kali lipatnya.

F o l l o w I n s t a g r a m S u a r a S i k a p u n t u k k o n t e n d a n i n f o r m a s i t e r b a r u Instagram @suarasikap S c a n S e k a r a n g ! Re-Kreasi | September 2022 Ekonomi 31

Otoritas mengenai pembagian lahan parkir atau pun pihak yang menerima setoran dari tukang parkir juga masih menjadi tanda tanya. Hal ini karena kurangnya informasi dari tukang parkir di lapangan dan transparansi informasi.

mua buat saya. Nanti bakalan disetor lagi ke PT. Dari PT itu baru ngasih gaji ke saya. Nanti dari PT juga akan disetor ke dinas. Kalau saya digaji bulanan. Angkanya, ya UMR lebih sedikitlah,” demikian penjelasan Budi (bukan nama sebenarnya) tukang parkir motor di sekitar Pasar Beringharjo.

“Kalau pembagian wilayahnya itu saya kurang paham. Saya awal masuk kerja langsung disuruh buat narik di area sini. Untuk setorannya ya ada ke PT. Setau saya habis itu diolah lagi baru ke Dinas Perhubungan, tapi saya tidak mengerti juga jelasnya gimana,” jelas Asep lagi kala diwawancarai pada (3/8) lalu. (Lailatul Fadhilah

Suka Duka di Balik

Kesenjangan antara pedagang di lantai atas dan bawah banyak dikeluhkan karena pengunjung kesulitan, bahkan malas untuk naik ke lantai atas. “Banyak yang sudah sepuh jadi mau naik ke atas susah. Ada juga yang sudah terlanjur lihat-lihat di bawah jadi malas naik,” sambung Tuti. Pernyataan tersebut diperkuat oleh Indarti, salah satu pembeli di Teras Malioboro. “Saya kan sudah tua kalau mau naikwww.suarasikap.com

“Banyak sekali perbedaannya semenjak pindah ke sini. Penataan tempatnya juga kurang merata karena dulu sistemnya undian. Pedagang di lantai 1 itu pendapatannya berbeda jauh dengan para pedagang di lantai atas. Yang lantai atas sepi,” ujar pedagang Teras Malioboro 1, Rahmat Hidayat.Rahmat mengaku lebih suka berdagang di pinggir Jalan Malioboro dibanding-

Y

Ikon Baru Yogyakarta

ogyakarta akan selalu lekat dengan ikon wisata dan budaya. Salah satunya adalah Malioboro Sebuah tempat yang menuai pro dan kontra di masyarakat. Pasalnya, pembenahan Malioboro dilakukan dengan merelokasi pedagang kaki lima (PKL) yang sebenarnya dianggap sebagai ciri khas dari Jalan Malioboro itu sendiri.

Tampak dalam Teras Malioboro 1 pada Senin, (27/6/2022). (Sumber: Nabila Fernanda Fasya)

Para PKL dipindahkan di dua lokasi yang telah disiapkan. Lokasi pertama di Gedung Bioskop Indra, Ngupasan, Gondomanan. Sedangkan lokasi kedua, menempati bekas Kantor Gedung Dinas Pariwisata DIY. Keduanya masih berada di kawasan Malioboro yang kemudian diberi nama Teras Malioboro 1 dan 2. Kebijakan ini menimbulkan banyak komentar baik dari wisatawan maupun pedagang. Ada pedagang yang merasa nyaman, tetapi banyak juga yang mengeluh dengan kebijakan ini.

Ekonomi Re-Kreasi | September 202232

di Teras Malioboro meski tempatnya lebih bersih. Rahmat berharap ada pembagian lapak yang Pendapatadil.tersebut didukung oleh Tuti, seorang pedagang kuliner yang juga terkena dampak relokasi. “Berbeda sekali dengan dulu saat masih jualan di pinggir jalan. Sudah pasti omzetnya menurun. Banyak juga pedagang yang mengeluhkan ada kesenjangan dari pedagang di lantai atas dan bawah,” jelas Tuti.

Malioboro yang ramai sudah mencari ciri khas yang tertanam mendadak hilang. Malioboro yang ada kini lebih membawa kesan yang sunyi dan tenang. Ke depannya pedagang berharap pemerintah dapat melakukan sosialisasi secara lebih luas lagi sehingga kebijakan pembangunan Teras Maliooro dapat diterima dengan baik dan tidak menimbulkan asumsi-asumsi. (Nabila Fernanda Fasya)

Dari 14 pelanggan, 10 lainnya pun mengungkap pernyataan yang sama dengan Indarti. Mereka senang dengan tempat baru yang lebih bersih dan luas. Namun, para pembeli juga menyayangkan karena PKL harus dipindah dan bukan ditata atau dirapikan

Editor: Syiva Pramuji Budi Astuti

Re-Kreasi | September 2022 Ekonomi 33

naik susah.” Meski begitu, banyak juga pedagang yang merasa lebih senang berdagang di tempat baru dengan alasan tempat yang lebih bersih dan tidak panas. Tidak jauh berbeda dengan para pedagang, pengunjung pun merasakan ada yang berbeda dari Malioboro semenjak relokasi ini. “Yang sekarang juga suka sih. Mau gak mau juga harus di sini. Tapi sebenernya seperti ada yang beda, ikonnya kayak hilang,” ucap Indarti ketika ditemui di Teras Malioboro.

Suasanasaja.Jalan

Pada Ak Seleksi A

Konsep seleksi alam salah satunya populer terjadi pada paruh burung finch di Kepulauan Galapagos. Seorang naturalis, Charles Darwin, dalam teorinya menuturkan bahwa organisme yang dapat bertahan hidup ialah mereka dengan sifat-sifatnya yang menguntungkan.

ungkap konsep milik Mangkubumi mengenai kaderisasi.

Epilog Re-Kreasi | September 202234

“Siklus yang berputar terus dengan gradasi yang meningkat dapat dibedakan menjadi tiga komponen utama: pendidikan, penugasan, dan pengarahan karier kader,”

Sayangnya, sebesar apapun api semangat membara, tetap akan meredup lantas padam pula. Secara umum, lingkar siklus organisasi akan diawali dengan melakukan rekrutmen anggota. Saat momen inilah para calon penerus masih memiliki semangat dan motivasi yang menyala-nyala.

Definisi ini rupanya yang mungkin kerap menjadi acuan pasca-perekrutan anggota di organisasi-organisasi. Dari berbagai tahapan inilah jumlah para calon anggota organisasi akan menyusut. Mudahnya, kita sebut saja “seleksi alam”.

Sejak memasuki belantika perkuliahan, acap kali para mahasiswa dicekoki dengan iming-iming untuk aktif berorganisasi. Sebagai ajang menambah soft skill, jejaring, hingga mempercantik curriculum vitae. Begitulah persuasi yang kerap dilontarkan pengabdi organisasi ke calonBerdasarpenerusnya.survei yang saya lakukan kepada 80 mahasiswa, 85% di antaranya berprinsip bahwa mahasiswa perlu ikut organisasi. Jumlah tersebut juga mengamini iming-iming yang telah ditulis di atas. Suatu variasi alasan yang berorientasi pada value pribadi.

Hasrat menggebu mencicipi aneka kegiatan kerap meletup pada jiwa mahasiswa baru. Tahap memasuki jenjang pendidikan tinggi dapat dikatakan pula sebagai gerbang menuju dunia kerja yang tentu saja perlu segudang bekal ilmu dan kemampuan. Salah satu medium perwujudannya ialah bergabung di organisasi.

www.suarasikap.com

LPM Sikap 2022 saat melakukan liputan buletin, Senin (27/06/22) di sekitar Malioboro. (Sumber: arsip LPM Sikap)

khirnya Alam Juga

Teori seleksi alam penemuan biolog ini menyebut hal tersebut dapat terjadi akibat interaksi makhluk hidup dan lingkungannya dalam jangka waktu panjang, bahkan hingga ratusan tahun. Namun, bagi saya sendiri, di organisasi pun tak luput dari konsep survival of the fittest ini.

Bukti nyata terjadi di lingkup sederhana, LPM Sikap. Di rekruitmen 2021, terdapat 27 pendaftar. Namun, yang bertahan menjadi anggota

Iklim memberikan nuansa yang berpengaruh besar terhadap perilaku, kinerja, dan

Mereka yang mampu beradaptasi adalah mereka yang bertahan. Apakah lantas penyebab mereka yang tereliminasi hanya karena faktor kualitas diri yang mereka bawa? Tentu tidak. Lagi, bahwa ini adalah tentang kausalitas makhluk dan lingkungannya. Tidak bisa semata-mata langsung menyematkan label “bibit tidak kompeten” kepada mereka yang memutuskan untuk berhenti di tengah jalan. Ada hal yang perlu direnungkan, yakni “Apakah sebagai kelompok yang sudah ada di dalam organisasi sudah menciptakan iklim yang baik?”

hanya 17 orang saja Tahun 2022, sebanyak 26 orang tercatat sebagai calon anggota baru. Sementara yang berhasil melenggang ke tahap pengukuhan hanya 17 orang saja. Padahal secara alur, LPM Sikap bermahzab pada tiga periode kepemimpinan untuk dapat menyandang gelar demisioner.Padaseleksi alam organisasi, di dalamnya pun berjalan proses adaptasi. Bibit-bibit anggota memiliki motivasi dan karakter diri masing-masing. Lingkungan organisasi lantas memberikan stimulus berupa pendidikan dasar yang menanamkan core values-nya. Dari sini calon anggota mulai mengenal dan menginternalisasikan hal tersebut. Akan tetapi, seleksi pun dimulai. Pepatah bisa berkata tak kenal maka tak sayang. Nyatanya, setelah mengenal akan ada dua kemungkin. Merasa cocok dan sesuai atau justru pergi karena tak sesuai ekspektasi.

Re-Kreasi | September 2022 Ekonomi 35 www.suarasikap.com

www.suarasikap.com

Epilog Re-Kreasi | September 202236

Keluhan belum berhenti di sini. Setelah apa yang dilakukan persma dalam menjalankan tugas dengan segala risikonya, selain tak ada perlindungan, tak ada juga bayaran. Bolehlah disebut punggawa tanpa tanda jasa. Menyoal ini, saya kira sudah cukup menjadi salah satu refleksi lain goyahnya kebanyakan orang ketika hendak bergabung di tubuh pers mahasiswa.Disisilain, masih banyak pula yang berjibaku di organisasi ini. Memang, kepuasan golongan ini berbeda. Bisa bermanfaat dan bersuara dalam kebenaran sudah dapat membayar bulir-bulir keringat. Keikhlasan dan dedikasi semacam makanan sehari-hari umat ini. Mungkin persma tidak cocok untuk mereka yang sudah berpikir korporasi dan menjadikan cuan sebagai orientasi.

Sejauh saya berlayar di persma meski belum jauh-jauh amat, saya lebih mengerti bahwa sebagai manusia tidak melulu tentang diri sendiri. Bergabung ke organisasi bukan untuk egoisme nilai diri pribadi. Seringkali merasa cukup ketika mampu berkontribusi dengan menyenangkan orang banyak. Sebagai persma, kita memiliki kesempatan dan kekuatan lebih untuk bersuara.

loyalitas anggota. Membangun iklim organisasi persma, bagi saya memiliki tantangannya sendiri. Hal ini begitu kompleks. Secara core values, tak cukup hanya memberikan pendidikan tulismenulis. Lebih dari itu, anggota persma perlu dibiasakan untuk memiliki jiwa perjuangan yang selalu terbesit di nuraninya. Ada misi pergerakan yang perlu diemban. Sialnya, pengawalan isu bukan hanya selingkung dunia kampus. Namun, kerap pula menjadi watchdog isu besar masyarakat dan kenegaraan.

Perihal regenerasi dengan seleksi alam ini, bagi saya bukan suatu masalah. Semesta selalu punya caranya sendiri. Menengok sedikit realita persma tadi, tentu mereka yang bertahan benar-benar mereka yang hebat, lantaran mampu menghadapi segala dinamika sejauh ini. Tempaan selama pendidikan dasar telah membangun pondasi calon anggota baru. Selanjutnya, menyempurnakan dengan tumbuh sebagai anggota persma yang kaffah. Selamat datang. (Arinda Qurnia Yulfidayanti)

Editor: Syiva Pramuji Budi Astuti

? ADVERTISE HERE suarasikap@gmail.com Send!

Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.