Komunika Edisi 2 2016

Page 1

komunikatabloid

e-paper

.com/komunika Tahun XII Februari 2016

Edisi 2

h t t p : / / w w w. i n fo p u b l i k . i d

GERHANA MATAHARI TOTAL UNTUK IPTEK DAN PARIWISATA

CARA AMAN MENGAMATI GERHANA MATAHARI TOTAL

Laporan Utama Halaman 3

HIKAYAT GERHANA

Te k n o l o g i Te p a t g u n a H a l a m a n 1 0

Cinta Indonesia Halaman 9

MANFAATKAN FENOMENA

GERHANA DEMAM BERDARAH

BANJIR

Musim Hujan Telah Tiba

LONGSOR

Banyak bencana dan penyakit yang muncul seiring datangnya musim hujan. Selalu bersiap dan waspada, terutama untuk masyarakat di daerah rawan bencana. Cegah bencana dengan menjaga kebersihan lingkungan dan kelestarian lingkungan.

ANTARAFOTO

WASCPAANDAA! BEN


2

Beranda

Tahun XII

Februari 2016

Edisi 2

MANFAATKAN FENOMENA, GALI POTENSI

Tabloid komunika. ISSN: 1979-3480. FOTO COVER NOVA WAHYUDI

Diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

ANTARAFOTO/ WIDODO S. JUSUF

Pengarah : Rudiantara (Menteri Komunikasi dan Informatika), Suprawoto (Sekjen Kementerian Komunikasi dan Informatika). Penanggung jawab : Djoko Agung Harijadi (Plt. Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik). Pemimpin Redaksi : Sunaryo (Direktur Pengelolaan Media Publik). Wakil Pemimpin Redaksi : Hendra Purnama (Sekretaris Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik). Dewan Redaksi : Tulus Subardjono (Direktur Komunikasi Publik), Dedet Suryanandika (Direktur Kemitraan Komunikasi), Siti Meiningsih (Direktur Pengolahan dan Penyediaan Informasi), Selamatta Sembiring (Direktur Layanan Informasi Internasional). Sekretaris Redaksi : Elvira Inda Sari N.K. Redaktur Pelaksana : M. Taofiq rauf. Penyunting / Editor / Redaktur : Mardianto Soemaryo (Kasubdit Media Cetak), Hypolitus Layanan (Kasubdit Media Online), Dikdik Sadaka (Kasubdit Media Luar Ruang dan Audio Visual). Reporter / Pembuat Artikel : Ardi Timbul H. Saragih (Koordinator reporter), Dimas Aditya Nugraha (Koordinator reporter), M. Azhar Iskandar Zainal, Agus Triyuwono, Wawan Budiyanto, Ignatius Yoshua AH, Annisa Rizkina Rosa, Resti Aminanda, Marhendi Wijaya, Nurita Widyanti, Iwans Eko Widodo. Fotografer : Agus Setia Budiawan, Fouri Gesang Sholeh. Desain Grafis / Artistik : Danang Firmansyah, Andrean Weby Finaka. Koresponden Luar / Penulis Artikel : Purwadi (BKPI-LIPI), Surya Pratama (BPPT). Sekretariat Keuangan: Very Radian Wicaksono, Inu Sudiati, Mulyati, Djatmadi. Distribusi : Monang Hutabarat, Imron, Nixon Elyezer. Tata Usaha : Rien Andari, Lia Ulisari, Rahmat. Alamat Redaksi : Jalan Medan Merdeka Barat No. 9 Jakarta 10110 Telp/Faks. (021) 3504620. e-mail: dana006@kominfo.go.id

Suara

Publika Pembaca Komunika dapat mengirimkan materi suara publika melalui e-mail ke : dana006@kominfo.go.id atau melalui surat dengan dialamatkan ke Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika, Jl. Medan Merdeka Barat No. 9 Jakarta 10110

P

eristiwa langka akan terjadi di tahun 2016. Gerhana Matahari Total (GMT ) yang terakhir kali terlihat di Indonesia pada 24 Oktober 1995, kembali terjadi pada tanggal 9 Maret mendatang. Mengapa langka? Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Thomas Djalaluddin mengatakan fenomena GMT yang melewati daratan hanya terjadi wilayah Indonesia dan harus menunggu lama lagi untuk dapat terlihat di Indonesia. “Selebihnya di Lautan Hindia dan Pasifik. GMT ini akan terjadi lagi di Indonesia sekitar 300-350 tahun mendatang,” ungkapnya. Fenomena alam GMT ini diperkirakan melewati 12 provinsi di Indonesia. Di wilayah Indonesia Bagian Barat, gerhana dimulai sekitar pukul 06:20 WIB atau sesaat setelah Matahari terbit. Fase total gerhana, yaitu tertutupnya seluruh piringan Matahari oleh piringan Bulan hingga hanya menyisakan cahaya korona Matahari, terjadi mulai pukul 07:20 WIB dan hanya berlangsung 1,5 hingga 2 menit. Cahaya korona itu akan tampak sebagai mahkota cahaya yang indah. GMT dapat disaksikan di Bengkulu, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Jambi, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, dan Maluku Utara. Fenomena GMT terjadi karena piringan bulan menutupi seluruh area piringan matahari. Atau posisi bulan tepat berada di antara bumi dan matahari sehingga menutupi sebagian atau seluruh cahaya matahari. Walaupun hanya beberapa menit,

Terganggu Banjir Banjir di Pangkal Pinang menyedot perhatian pemerintah daerah maupun masyarakat. Kegiatan pariwisata terganggu. Jalur menuju Bandara Depati Amir beberapa hari terakhir macet akibat kendaraan menumpuk di suatu titik karena banyak jalan yang tergenang banjir. Warga lebih terkonsentrasi bagaimana mengatasi dan mengantisipasi banjir, misalnya menyikapi sekolah-sekolah yang tutup atau mencari lokasi pengungsian yang tidak akan merepotkan aktifitas sehari-hari. Semoga nanti saat Gerhana Matahari Total (GMT) segala permasalahan ini bisa diatasi dan ditanggulangi, sehingga momen langka ini bisa membawa manfaat bagi masyarakat Bangka-Belitung, secara khusus masyarakat Bangka Tengah. Adhy Pengemudi Taksi di Kota Pangkalpinang, Provinsi Bangka Belitung

kejadian ini selalu mengundang perhatian khalayak. Terlebih GMT ini memang punya ciri khas yang hanya melintasi daerahdaerah tertentu saja.

pertemuan ilmiah tentu akan memberikan kita pemahaman luas guna peningkatan perkembangan ilmu pengetahuan di tanah air.

Diburu Ilmuwan Bagi para ilmuwan, GMT selalu diburu sebagai bahan riset pengembangan ilmu pengetahuan terhadap fenomenafenomena alam. Pemerintah Kabupaten Halmahera Timur Maluku Utara bahkan telah mengkonformasi akan kedatangan para ilmuwan dari berbagai negara ke kota Maba, kota terlama yang dilewati GMT pada 9 Maret 2016 mendatang. “Para ilmuan dari Prancis itu akan ke Maba sebelum 9 Maret menggunakan pesawat khusus dengan membawa berbagai peralatan canggih yang akan digunakan meneliti gerhana matahari total,” ujar Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Maluku utara, Samin Marsaoly. Tidak hanya keterlibatan negara. Seperti peristiwa serupa yang terjadi di tahun 1995, lembaga-lembaga penelitian swasta diyakini akan kembali mensponsori para ilmuwan untuk melakukan kajian terhadap fenomena alam ini. Kajian untuk kepentingan ilmu pengetahuan. Kedatangan para ilmuwan ini biasanya jauh hari sebelum peristiwa GMT terjadi. Mereka melakukan seminar, diskusi dan berbagai kegiatan ilmiah lainnya. Kota yang dilewati GMT akan menjadi tujuan para ilmuwan dari berbagai penjuru dunia. Mereka mencari spot tebaik untuk melakukan pengamatan. Kita bisa belajar banyak melalui berbagai diskusi ataupun seminar yang akan di hadiri ilmuwan-ilmuwan dunia ini. Pertemuan-

Peluang Pariwisata Tidak hanya ilmuwan, pelancong mancanegara juga dipastikan menuju Indonesia. Walau sesaat, GMT selalu menjadi hal yang menarik untuk disaksikan, apalagi kejadiannya memang hanya akan terulang dalam kurun waktu puluhan tahun. Tak hanya mancanegara, wisatawan nusantara juga tak akan melewati momen spesial GMT. Ini tentu jadi peluang promosi wisata Indonesia secara umum, dan daerah secara khusus. Potensi daerah akan menjadi daya tarik lainnya selain kejadian GMT pada 9 Maret 2016. Peristiwa memang mempunyai nilai promosi yang tinggi karena selain kunjungan langsung, biasanya kejadian GMT disiarkan melalui NASA live broadcast sehingga bisa disaksikan puluhan juga orang di seluruh dunia. Untuk itu, pemerintah daerah baik provinsi, kabupaten maupun kota, khususnya yang dilalui GMT harus pandai menangkap peluang ini sebagai ajang pamer. Dengan tersedotnya perhatian ilmuwan, wisatawan, jurnalis dalam dan luar negeri, fotografer, dan komunitas-komunitas astronomi ke daerah ini merupakan kesempatan emas memperkenalkan aspek menarik masing-masing daerah. Jika pengunjung terkesan, promosi yang baik atau kunjungan berikutnya sudah dalam genggaman. Agar kunjungan wisatawan tak hanya ketika GMT. ( mota001@kominfo.go.id/Elvira)

Tak Takut Lagi Berbeda dengan kejadian gerhana terdahulu, gaung GMTpada 9 Maret 2016 mendatang mendapat perhatian masyarakat karena pemerintah provinsi sendiri gencar mensosialisasikan bahwa peristiwa ini adalah peristiwa langka yang sayang untuk dilewatkan. Jika sebelumnya masyarakat terkesan takut saat gerhana, kali ini tidak lagi. Pemprov beberapa kali menyatakan bahwa momen GMT bisa dijadikan oleh Bangka Belitung sebagai peluang memperkenalkan segala potensi yang dimiliki, khususnya potensi pariwisata, karena banyaknya wisatawan ataupun ilmuwan yang akan datang menyaksikan dan meneliti ke Bangka Tengah, satu dari beberapa wilayah yang akan dilalui GMT. Apalagi menurut Menko Kemaritiman dan Sumber Daya Rizal Ramli, Presiden RI Joko Widodo direncanakan akan menyaksikan GMT di Belitung pada 9 Maret 2016. Tentu

ini menjadi kebanggaan sekaligus peluang promosi bagi masyarakat Babel, karena dari beberapa tempat yang dilalui GMT, Belitung yang di pilih Presiden. Masyarakat makin antusias menanti momen GMT. Pemprov sendiri menyediakan kacamata khusus bagi masyarakat yang ingin menyaksikan. Bagi masyarakat yang tak sempat menyaksikan di lokasi yang disediakan, Pemprov sudah woro-woro agar dalam menyaksikan GMT tidak menatap langsung tapi menggunak an media perantara. Semoga saja tujuan wisata di titik yang dilewati GMT seperti Kabupaten Bangka Tengah dan dua kabupaten di Belitung mampu dimaksimalkan dalam menarik lebih banyak wisatawan dikemudian hari. Surianto Pranata Humas Pemprov Babel


Edisi 1

Tahun XII

Utama

Februari 2016

3

GMT, UNTUK IPTEK DAN PARIWISATA

I

ndonesia pernah dihampiri umbra, sebutan untuk bayangan hasil gerhana matahari, pada 18 Maret 1988 di wilayah Bangka Belitung. “Gerhana tahun 2016 mempunyai kemiripan jalur dengan tahun 1988,”ujar Kepala Lapan Thomas Djamaluddin di Jakarta Januari lalu. D u k u n g a n u nt u k d u n i a r i s e t d a n Astronomi Nasional Peristiwa langka GMT tidak disia-siakan oleh Lapan sebagai lembaga negara yang membidangi riset untuk kedirgantaraan dan keantariksaan. Para peneliti Lapan akan melakukan empat penelitian berbeda guna mendalami fenomena GMT. Seperti disampaikan Kepala Pusat Sains Antariksa Lapan, Clara Tono Yatini kepada Antara,peneliti Lapan melakukan pengamatan efek lensa gravitasi melalaui pengamatan GMT 2016 dari Benteng Tolukko di Ternate. “Penelitian ini diharapkan dapat meninjau kembali sudut pembelokan oleh efek lensa gravitasi terhadap bintang-bintang latar belakang di sekitar piringan matahari saat gerhana matahari total dan perhitungan kembali massa matahari,” tutur Clara. Tim Lapan juga ak an melakuk an penelitian indeks perataan photometrical untuk fase siklus matahari dan prediksi amplitudo menggunakan cahaya putih matahari korona selama GMT 2016. Khusus di Kecamatan Maba Halmahera Timur, Maluku utara dilakukan spektoskopi korona. “Lokasi pengamatan akan dilakukan di dekat bekas

INFOGRAFIS: FEBRY

Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (Lapan) memperkirakan di antara 20 kejadian gerhana matahari yang terjadi pada tahun 2001 hingga 2020, hanya terdapat satu kali gerhana matahari total (GMT), yaitu pada 9 Maret 2016 mendatang. Setelah ituIndonesia hanya akan dilalui gerhana matahari cincin yang telah terjadi pada tahun 2009 lalu, dan 2019 mendatang.

pangkalan speedboat Maba,” kata Clara. Tidak hanya penelitian dan pengamatan yang dilakukan secara mandiri, Lapan juga bekerjasama dengan Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Kyushu University, dan Nagoya University akan mencari tahu gangguan geomagnet saat GMT terjadi. “Penelitian dilakukan oleh Koordinator Ilmiah Pusat Sains Antatiksa Lapan bersama timnya pada 4 hingga 10 Maret di Ternate,” tambah Clara. Selain penelitian lapangan, Lapan juga melakukan kuliah umum dan pengamatan publik yang dilakukan di Pontianak, Palangkaraya, Pasuruan, dan Parigi Moutong. Seper ti diperkirakan sebelumnya, GMT akan menarik banyak ilmuwan dan wisatawan asing untuk datang ke Indonesia. Maba, Halmahera, Maluku Utara akan didatangi peneliti dari NASA Amerika Serikat dan Perancis. “Itu (Maba) termasuk (gerhana matahari total) yang paling panjang sekitar 3 menit dengan kondensi cahayanya lebih besar,” kata Thomas Djamaluddin. Sedangkan peneliti luar negeri yang akan melakukan pengamatan di Ternate berasal dari Amerika Serikat, Australia, Austria, Inggris, Jepang, Kanada, Korea, Perancis, Rusia, dan Spanyol. Tidak heran sejumlah kota yang dilintasi GMT sudah kehabisan akomodasi. Ajang Promosi Wisata Pemerintah daerah Ternate sendiri mengantisipasi membludaknya wisatawan

“Tidak diapaapakan saja semua hotel sudah full booked” Menteri Pariwisata Arief Yahya

yang datang dengan mengoptimalkan rumah penduduk menjadi tempat penginapan semacam homestay. “ Ternate sudah 4.000 orang yang confirmed datang”, kata Asisten Deputi Pengembangan Komunikasi Pemasaran Pariwisata Nusantara, Putu Ngurah seperti disampaikan pada Antara Januari lalu di Jakarta. Guna menambah k apasitas, Putu mengaku telah berkoordinasi dengan PT Pelni untuk mempromosikan paket wisata dengan kapal-kapal besar sebagai hotel terapung di sejumlah wilayah.

Ramainya kota Ternate menjelang GMT sejalan dengan perkiraan Menteri Pariwisata Arief Yahya yang mengatakan bahwa fenomena alam langka ini menjadi magnet promosi wisata yang tinggi. “Tidak diapa-apakan saja semua hotel sudah full booked,” ujarnya seperti dikutip Tempo di Jakarta Februari lalu. Arief menargetkan kunjungan 100 ribu wisatawan mancanegara dan 5 juta turis lokal. Kementerian Pariwisata mensinergikan wisata gerhana dengan promosi sepuluh destinasi wisata yang sedang dikembangkan pemerintah. Destinasi wisata tersebut adalah Belitung, Danau Toba, Pantai Tanjung Lesung Banten, Kepulauan Seribu Jakarta, Candi Borobudur Jawa Tengah, Pantai Mandalika dan Pulau Komodo NTT, Taman Nasional Wakatobi Sulawesi Selaran, dan Morotai Papua. Secara khusus Presiden Joko Widodo akan berwisata gerhana di Belitung. Daerah ini memang dipilih pemerintah sebagai pusat wisata gerhana yang juga destinasi wisata unggulan. “Belitung akan menjadi Bali baru,” kata Arief bangga. GMT akan terjadi selama 2 menit 8 detik di Belitung pada pukul 07.22 WIB, 9 Maret mendatang. Gerhana matahari total yang terjadi 350 tahun sekali di tempat yang sama tidak akan disia-siakan pemerintah untuk menaikkan nilai Indonesia di mata dunia. “Momen gerhana matahari total harus dimanfaatkan dengan baik”, kata mantan direktur BUMN ini dengan yakin. (ardi005@kominfo.go.id/dari berbagai sumber/tr)


4

Wawancara

Tahun XII

Februari 2016

Edisi 2

ASA SULTENG SAMBUT GMT Wakil Gubernur Sulawesi Tengah, H. Sudarto.

S

ulawesi Tengah jadi satu dari 12 propinsi yang dilalui GMT. Pemerintah daerah setempat mencatat telah ratusan peneliti mancanegara sudah memesan hunian. Bagaimana pemerintah dan masyarakat menangkap momen GMT sebagai peluang, Tabloid Komunika mewawancarai Wakil Gubernur Sulawesi Tengah, H. Sudarto. Berikut petikannya ; B a g a i m a n a S u l a w e s i Te n g a h memanfaatkan momen ini? Prov i n s i S u l awe s i Te n g a h s u d a h mempersiapkan beberapa agenda-agenda dalam rangka menyongsong GMT. Akan ada kegiatan-kegiatan dalam menyongsongnya. Te rc at at w i s at awa n -w i s at awa n d a r i mancanegara sudah memesan hotel, jumlahnya kira-kira ratusan yang nanti akan datang ke Sulawesi Tengah. Ada enam kabupaten di Sulteng yang akan dilalui GMT yaitu Kota dan Kabupaten Palu, Kabupaten Sigi, Kabupaten Poso, Kabupaten Banggai, dan Kabupaten Tojo Una-una. Beberapa atraksi menarik sudah kami siapkan. Menjelang GMT akan ada pawai budaya etnik nusantara, yang akan

dilaksanakan di Palu, kami akan menampilkan budaya-budaya etnik yang ada di Sulawesi Tengah. Ada pula perlombaan perahu dayung, kemudian international gateball tournament, yang dilaksanakan melibatkan peserta dari mancanegara. Selain itu kami juga mengadakan workshop industri pariwisata dalam teknologi digital. Tidak lupa lomba musik bambu, musik bambu ini merupakan musik tradisional khas Sulawesi Tengah.

ANTARAFOTO

Fenomena alam langka Gerhana Matahari Total (GMT) dapat dilihat dengan jelas di Indonesia pada 9 Maret 2016 mendatang. Tertutupnya Matahari oleh Bulan secara sempurna untuk beberapa menit pada kali ini dapat dilihat jelas di daerah yang dilintasi garis khatulistiwa. Momen berharga yang akan hadir kembali sekitar 350 tahun lagi di nusantara ini tidak disia-siakan peneliti dan peminat astronomi baik dalam maupun luar negeri.

di mana saya sebagai ketuanya. Koordinasi terkait kesiapan juga terus kali lakukan. Misalnya dengan hotel dan Event Organizer, dengan pengusaha setempat yang akan membuat lokasi di Sigi di mana selama enam hari orang-orang asing akan menginap. Sudah disiapkan di (Tanjung) Kawala, di sana tempat pengamatan yang paling bagus.

Apa lagi? Kami akan menggelar kuliner khas Sulawesi Tengah, mungkin ada kaledo, daun kelor, macam-macam nanti. Kemudian fashion show batik Sulawesi Tengah, kami tampilkan terutama batik Bomba sehingga nantinya bisa dikenal. Yang terakhir adalah pameran produk kreatif, yang merupakan pameran produk yang ada di Sulawesi Tengah termasuk batu akik. Nah ini semua akan dikemas nanti oleh Dinas Pariwisata dan akan dilakukan sebelum GMT.

Bagaimana respon masyarakat? Baik. Kami juga sudah beberapa kali sosialisasi terkait kesiapan-kesiapan kita termasuk pengamanannya, pelaksanaan kegiatan, dan atraksi-atraksi yang akan ditampilkan. Diharapkan supaya ikut juga meramaikan GMT ini. Cara melihat GMT juga sudah kami sosialisasikan. Dinas Pariwisata telah menyiapk an sek itar 6000 k acamata. Masyarakat bersama pemerintah harus mengamankan dan memeriahkan kegiatan ini, sehingga nanti pada tanggal 9 Maret mudah-mudahan aman sehingga wisatawan bisa melihat dengan senang dan baik.

Bagaimana persiapannya? Untuk GMT sendiri ada beberapa titik yang bisa dilihat oleh masyarakat lokal maupun mancanegara. Nanti di Palu, Sigi ada masing-masing dua titik. Diperkirakan kebanyakan yang datang adalah peneliti dari luar negeri yang membawa alat-alat sendiri seperti teropong dan perlengkapan astronomi berat lainnya. Kami telah membentuk panitia daerah

Apa upaya pemerintah meningkatkan minat wisatawan tetap datang ke Sulawesi Tengah? Ada beberapa event-event yang kami laksanakan. Sail Tomini beberapa waktu lalu misalnya, turut mempromosikan budayabudaya dan tempat-tempat rekreasi yang bisa dikunjungi. Orang jadi tahu Teluk Palu yang cantik, termasuk budaya-budayanya, termasuk juga keindahan Taman nasional

Lore Lindu. Masih banyak lagi di kabupaten lain. Infrastruktur juga terus dibenahi, seperti di Taman Nasional Togean Tojo Una-una yang merupakan tempat wisata paling indah. Sekarang ini kami benahi sehingga nanti menjadi tempat wisata bahari setelah Bunaken. Di sana akan kami sediakan cottage-cottage, sarana transportasinya diperbaiki, dan ketersediaan air bersih yang akan kami sediakan. Fokusnya memang ke pengembangan infrastruktur. Apalagi nanti di sana juga ada lapangan terbang sehingga bisa langsung menuju ke Togean. Kalau dulu harus lewat Gorontalo dan Luwuk. Apa upaya menjaring investor di bidang pariwisata? Investor memandang penting infrastruktur. K alau ada listrik , alat komunikasi, dan transportasi lengkap, baru mereka akan datang. Sekarang ini sudah mulai datang investor-investor, karena memang banyak keindahan (alam-red). Misalnya ke Togean yang dahulu jauh memutar, jika lewat Palu harus perjalanan darat beberapa jam, begitu juga dari Luwuk. Saat ini sedang diselesaikan pembangunan lapangan terbang. Tugasnya sekarang adalah bagaimana mempromosikan dan bagaimana menuju ke sana dengan mudah, sehingga wisatawan tidak kesulitan. (ardi005@kominfo. go.id/tr)


7

Ta b l o i d Te m p e l h t t p : / / w w w. i n fo p u b l i k . i d http://www.infopublik.org

Februari 2016

Edisi 2

INFOGRAFIS: FEBRY

Tahun XII

MOMEN LANGKA GMT DI INDONESIA

6

Pagi hari di tanggal 9 Maret 2016 mendatang, beberapa wilayah di Indonesia akan berubah seperti senja untuk sesaat. Bulan akan menutupi matahari sehingga hanya menyisakan cahaya koronanya atau bagian atas atmosfer matahari saja. Peristiwa ini dikenal sebagai Gerhana Matahari. Istimewa untuk Indonesia karena fenomena alam Gerhana Matahari Total (GMT) kali ini hanya dapat disaksikan di Indonesia.

A

da 12 provinsi di Indonesia yang akan di lalui GMT. Sisanya, beberapa kota lagi hanya dapat bisa m e ny a k s i k a n g e r h a n a matahari sebagian. “Daerah yang dilintasi gerhana matahari total lebarnya 100 kilometer saja di lokasi lintasan. Sedangkan di luar provinsi itu, termasuk Jawa, hanya bisa menyaksikan gerhana matahari sebagian,” ujar Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Thomas Djamaludin di Jakarta,beberapa waktu lalu sebagaimana dikutip Antara. GMT dapat diamati di Provinsi Sumatera Barat, Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah dan

Maluku Utara. Akan tetapi tidak semua daerah di provinsi-provinsi ini dilintasi jalur totalitas gerhana. Jalur totalitas gerhana membentang dari Samudera Hindia hingga utara Kepulauan Hawaii, Amerika Serikat. Lebarnya jalur berk isar 155-160 kilometer dan terentang sejauh 1.2001.300 kilometer hingga kepulauan di nusantara. “Daerah yang berada di luar jalur ini hanya dapat melihat gerhana matahari sebagian, melihat matahari dalam bentuk sabit”, kata Thomas. Magnet Wisatawan Lama terjadinya GMT bervariasi untuk setiap daerah yang dilalui, mulai dari 1,5 hingga 3 menit. Waktu terpanjang diperkirakan terjadi di Maba, Halmahera Timur, Maluku Utara yaitu selama 3 menit 17 detik. Sementara waktu terpendek akan terjadi di Seai, Pulau Pagai Selatan, Sumatera Barat. “Di wilayah Indonesia Barat, gerhana mulai pukul 06.20 WIB, sedangkan di

Indonesia tengah dan timur pukul 07.25 Wita dan 08.35 WIT,”ujar Thomas. Gerhana yang baru akan terjadi lagi pada tahun 2023 ini akan menarik banyak perhatian peneliti, penggiat astronomi, dan masyarakat umum. Dan, Indonesia beberapa hari kedepan diperkirakan akan menerima banyak kunjungan wisatawan mancanegara, khususnya daerah-daerah yang dilalui GMT. “Kunjungan wisatawan tentu akan meningkat,” tutur Thomas. Namun begitu, lanjutnya, terlebih bagi masyarakat yang berkesempatan mengamati GMT, dirinya berpesan untuk tidak keasyikan melihat peristiwa ini dengan mata telanjang. “Hindari (melihat) saat matahari keluar kembali dari bayangan bulan karena bisa menghasilkan cahaya yang kuat,” katanya. GMT memang memiliki fase gerhana matahari cincin, sabit, dan gerhana matahari sebagian. Pada fase-fase tersebut tidak disarankan untuk melihat gerhana matahari degan mata telanjang. “Pengamatan dalam waktu lama dianjurkan menggunakan kacamata dengan filter khusus,”kata Thomas.

(ardi005@kominfo.go.id/berbagai sumber/tr)

Diterbitkan oleh :

DITJEN INFORMASI DAN KOMUNIKASI PUBLIK KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

http://www.facebook.com/komunikatabloid

e-paper http://infopublik.org/index.php?page=product&id=1


8

Jelang Gerhana Matahari Total di Bangka Tengah

GIAT BERBENAH MENYAMBUT TAMU

Gencarkan Sosialisasi I a p u n o p t i m i s b a hw a a c a r a pengamatan GMT di wilayah Bangka Tengah akan dihadiri masyarakat yang antusias dengan peristiwa langka yang hanya terjadi sekali dalam beberapa dekade itu. Untuk mendukung keingintahuan masyarakat dalam menikmati peristiwa yang terjadi tanggal 9 Maret 2016 nanti, dinas yang dipimpinnya akan menggelar berbagai acara pendukung. “Kami sudah mulai sosialisasi tentang GMT sejak bulan September dan Oktober tahun lalu. Kami juga menyelenggarakan berbagai acara menyambut GMT yang diselenggarakan mulai tanggal 6 sampai 9 Maret nanti,” kata Zaidi. Acara- acara dalam rangka GMT tersebut juga sudah dipromosikan melalui media cetak seperti inflight magazine maskapai penerbangan nasional, media cetak harian lokal dan nasional. Baliho outdoor sudah dipasang di beberapa titik, seperti bandara Dipati Amir, Pangkalpinang dan SoekarnoHatta, Jakarta. “Brosur dan pendukung promosi sudah disiapkan untuk dibagikan kepada masyarakat. Ribuan kaca mata khusus juga sudah disiapkan saat acara dan dapat digunakan mengamati GMT oleh masyarakat nanti,” tambah Zaidi.

MANFAATKAN MOMENTUM GERHANA DENGAN LOMBA yakni jurnalis dan non-jurnalis. Lomba berhadiah utama uang tunai senilai Rp15 juta. Calon peserta lomba bisa mendaftar di situs indonesia.travel/pesonagmt/ ANTARAFOTO

Wawancara

Asisten Deputi (Asdep) Pengembangan Komunikasi Pemasaran Pariwisata Nusantara,

Putu Ngurah

Kementerian Pariwista (Kemenpar) menggelar sejumlah lomba dalam rangka mempromosikan fenomena langka Gerhana Matahari Total (GMT) yang akan melintasi 12 provinsi di Indonesia pada 9 Maret 2016. Berikut adalah wawancara dengan Asisten Deputi (Asdep) Pengembangan Komunikasi Pemasaran Pariwisata Nusantara, Putu Ngurah yang disarikan dari antaranews dalam sebuah konferensi pers di Jakart,a Selasa (16/2). Apa tujuan diadakan lomba? Dengan promosi ini, masyarakat yang tadinya enggak punya rencana kemana-mana, diharapkan supaya mau berkunjung ke titik-titik terjadinya gerhana matahari, lalu mau menulis, memotret, dan mengabadikan dalam video. Siapa tahu dengan melakukan itu, sudah menikmati fenomena alam, dapat hadiah juga

Soal akomodasi peserta dan wisatawan? Akomodasi untuk kota-kota yang dilintasi GMT setahu saya sudah penuh semua, Ternate saja sudah 4.000 orang yang confirmed datang. Untuk mengantisipasi membludaknya wisatawan yang datang ke kotakota yang dilintasi gerhana itu, pemerintah daerah mengoptimalkan rumah penduduk menjadi tempat penginapan semacam homestay. Kami juga berkoordinasi dengan PT Pelni untuk mempromosikan paket wisata dengan kapal-kapal besar sebagai hotel terapung di sejumlah wilayah. (Dana006@ kominfo.go.id, Inus@kominfo.go.id, disarikan dari tulisan Ida Nurcahyani/Antara)

Api, dan pada puncaknya nanti akan ada Sholat Gerhana serta Taushiah dan kesenian religi Kiayi Kanjeng pimpinan Emha Ainun Najib,”jelasnya. Selain kesenaian dan religi rangkaian sesi ilmu pengetahuan juga dihadirkan untuk masyarakat, Zaidi juga telah megundang pakar astronomi untuk memberik an sosialisasi gerhana. ”Tanggal 6-7 nanti kami mengundang astronom populer, juga ahli dari LAPAN, Falakiyah dari Muhamadiyah serta NU dalam seminar tersebut,” katanya. Kerek Perekonomian Masyarakat dan Industri Wisata Untuk mendukung penyelenggaraan acara Pantai Terentang tengah berbenah demi kenyamanan wisatawan, antara lain taman dan tempat parkir mulai ditata. “Pembersihan lahan, pembuatan tanggul, lahan parkir sedang dikerjakan, diperkirakan sudah siap saat acara,” ujar Wira, panitia penyelenggara acara GMT

dari Dinas Budaya, Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Bangka Tengah. Dengan berbagai acara selama GMT ini diharapkan mampu mengerek pariwisata di Bangka Tengah khususnya dan Kepulauan Bangka Belitung pada umumnya, k arena selain Bangk a Tengah, Pulau Belitung juga menggelar pengamatan GMT di dua titik. Dengan pengamat GMT berbondong-bondong datang ke Kepulauan Bangka Belitung secara langsung akan meningkatkan hunian hotel dan kunjungan wisatawan. Ekonomi kreatif juga akan berkembang dengan adanya pameran kerajinan dari perajin setempat. “Keterisian hotel sudah penuh di hari pengamatan G MT, t i n g g a l b a g a i m a n a k a m i memaksimalkan promosi daerah kepada wisatawan pengamat GMT agar tertarik untuk berkunjung kembali,” harap Zaidi.(dana006@kominfo.go.id, inus@kominfo. go.id/Elvira)

JADIKAN BELITUNG DESTINASI KELAS DUNIA Gerhana Matahari Total (GMT) 2016 yang akan berlangsung serentak pada Selasa pagi, 9 Maret 2016, menjadi momentum dalam mewujudkan Belitung sebagai destinasi pariwisata kelas dunia ditandai dengan ditetapkannya Tanjung Kelayang sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel).

K

EK Tanjung Kelayang merupakan kawasan pantai berpasir putih berada di pesisir utara Pulau Belitung yang berjarak 30 km dari kota Tanjung Pandan. Kawasan yang memiliki keunikan berupa bongkahan batu-batu granit besar ini telah dibangun fasilitas tambat kapal layar wisata (yacht) dan mulai dimanfaatkan para peserta sail internasional di antaranya Sail Indonesia yang berlangsung pada Maret tahun 2015 yang lalu. Menpar Arief Yahya dalam seminar bertajuk “Menuju Destinasi Wisata Kelas Dunia: Fenomena Gerhana Matari Total dan Pengembangan Pariwisata,” yang berlangsung di Hotel BW Tanjung Pandan, Belitung, Senin (22/2) menjelaskan, penetapkan KEK Tanjung Kelayang diproyeksikan akan mendatangkan 500 ribu wisatawan mancanegara (wisman) ke Belitung atau naik 50 kali lipat dari kunjungan wisman tahun 2014 dan sekaligus akan menjadi salah satu penompang target pemerintah mendatangkan 20 juta wisman pada 2019 mendatang serta membuka 100 ribu lapangan kerja baru dan menghasilkan devisa US$ 500 juta atau setara Rp 7 triliun. “Kita harapkan KEK Pariwisata Tanjung Kelayang, Belitung ini bisa ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo pada 9 Maret 2016 mendatang,

bertepatan momentum GMT yang akan berlangsung serentak melewati 7 kota besar di Indonesia; Tanjung Pandan, Palembang, Palangkaraya, Balikpapan, Palu, Ternate, dan Sofifi,” kata Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya M e n t e r i Pa r i w i s a t a R e p u b l i k Indonesia memprediksikan adanya dampak langsung, berupa pergerakan sebesar 5 juta wisatawan nusantara di sejumlah jalur Gerhana Matahari (GM), dan akan terjadi 50 ribu pergerakan wisatawan nusantara di 12 wilayah yang terkena Gerhana Matahari Total (GMT). Sementara untuk kunjungan wisatawan mancanegara di wilayah Gerhana Matahari akan mencapai 100 ribu wisatawan, sementara di sejumlah kota yang tersebar 12 provinsi terjadi Gerhana Matahari Total, akan hadir 10 ribu wisatawan mancanegara. Wisata Sebagai penghasil Devisa Utama Pemerintah telah menetapkan sektor pariwisata sebagai penghasil devisa utama dan menggantikan posisi sektor minyak dan gas bumi, batubara, dan kelapa sawit yang cendrung mengalami penurunan. Oleh karena itu, pariwisata terus dipicu agar tumbuh dua kali lipat pada lima tahun ke depan dengan target; memberikan kontribusi pada

PDB nasional sebesar 8%, devisa yang dihasilk an sebesar Rp 240 triliun, menciptakan 13 juta lapangan kerja, kunjungan wisman sebanyak 20 juta wisman, dan pergerakan wisatawan nusantara (wisnus) sebanyak 275 juta, serta indeks daya saing pariwisata Indonesia akan berada di ranking 30 dunia. Menpar Arief Yahya menjelaskan, pemerintah telah menetapkan pembangungan 10 destinasi wisata prioritas; Borobudur, Mandalik a, Labuhan Bajo, Bromo-Tengger-Semeru, Kepulauan Seribu, Toba, Wakatobi, Tanjung Lesung, Morotai, dan Tanjung Kelayang sebagai trobosan dalam mengembangk an destinasi yang memiliki daya saing global tinggi. Sebagai salah satu destinasi wisata prioritas, Belitung diharapkan segera menyusul lewat penetapan KEK Tanjung Kelayang di Kecamatan Sijuk. Menurutnya, momen kedatangan presiden ke Belitung bisa dimanfaatkan untuk mempercepat proses penetapan KEKpariwisata Tanjung Kelayang. “Mudah-mudahan ini bisa menjadi kado untuk Belitung pada waktu GMT nanti,» kata Arif di hadapan peserta seminar. (dana006@kominfo.go.id Sumber : Biro Humas dan Komunikasi Publik Kemenpar)

Tarik di sini

5

Apa saja? Ada tiga lomba “Pesona Gerhana Matahari Total” yakni lomba foto, lomba video, dan lomba menulis yang digelar mulai 1 Maret hingga 30 April 2016. Lomba dibagi menjadi dua kategori

Lomba di daerah? Sumatera Selatan, pada 9 Maret 2016 akan menggelar pertunjukan barongsai sepanjang 30 meter dan pelepasan lampion di Jalan Ampera. Bangka Belitung akan menggelar Belitung Photography Trip. Kalimantan Tengah akan menggelar pagelaran seni menyambut GMT 2016 di lapangan Sanaman, Mantikey, Palangkaraya. Sulawesi Tengah juga akan menggelar atraksi kesenian di Kota Palu. Run Eclipse 10 KM akan digelar di Maluku Utara. Daerah-daerah lain yang dilintasi gerhana matahari total pun telah menyiapkan diri menggelar sejumlah aktivitas menyambut fenomena alam yang hanya terjadi di tempat yang sama setiap 350 tahun sekali itu. Jalur totalitas gerhana matahari total diperkirakan akan melewati 45 kota dan kabupaten di 12 provinsi

Hadirkan Acara Pendukung Selain pengamatan GMT Pemerintah K abupaten Bangk a Tengah juga menggelar acara pendukung sekaligus promosi daerah saat pelaksaanaan GMT. Hal itu dimaksudkan untuk memperkenalkan potensi daerah saat jumlah wisatawan yang berkunjung m e n g a l a m i peak season s e l a m a berlangsungnya GMT. “Untuk acara GMT kami perkirakan ada ribuan pengunjung baik lokal ataupun mancanegara yang akan hadir di Pantai Terentang. Di pesisir sepanjang tiga kilometer itu kami akan menghadirkan acara seperti Pameran Produk kerajinan, kuliner khas Bangka Belitung, Kesenian, Permainan Bola DANANG

R

usmawan (50) tampak khawatir ketika mendengar bahwa daerah yang ditinggalinya sekarang, Kabupaten Bangka Tengah, Kepulauan Bangka Belitung akan dilintasi peristiwa gerhana matahari total. Perantau dari Brebes, Jawa Tengah itu masih ingat ketika di tahun 1983 ia harus berdiam diri dan ketakutan di dalam rumah saat kegelapan gerhana mulai datang. “Si Mbok bilang saat itu supaya di dalam rumah, pemerintah juga bilang kalau pengen lihat cukup di televisi saja, takut buta, semoga nanti tidak terjadi apa-apa di sini,” ucap bapak yang telah bekerja selama sepuluh tahun sebagai tukang bangunan itu. Berbeda dengan Rusmawan, Agus (24) pemuda yang berprofesi sebagai pengemudi truk itu sangat antusias terhadap peristiwa GMT. Ia pun tidak merasa khawatir untuk keluar rumah dan melihat gerhana. “Saya dan temanteman berencana ke Pantai Terentang. Saya dengar di Radio Prima (radio swasta setempat) bisa lihat gerhana kok, asal lihatnya pakai kacamata khusus seperti yang dipakai tukang las” katanya. “Gegar usia”dalam cara pandang berbeda dalam melihat peristiwa langka ini menurut Zaidi, Kepala Dinas Budaya, Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Bangka Tengah akibat

masyarakat sekarang sudah melek informasi dibandingkan masa-masa lalu ketika terjadi gerhana. “Kalau generasi sekarang sudah mengenal teknologi informasi melalui internet, masyarakat sudah melek informasi karena kemajuan teknologi, kalau dulu ada peristiwa gerhana tahun 1983 dan 1988 masyarakat malah bersembunyi di dalam rumah, membunyikan lesung dan kaleng. Sekarang berbeda,” jelasnya.

KEMENTERIAN PARIWISATA

Pemerintah daerah setempat menggaungkan peristiwa Gerhana Matahari Total (GMT) yang melintasi Kabupaten Bangka Tengah, Kepulauan Bangka Belitung sebagai penarik wisatawan lokal dan mancanegara untuk berkunjung. Memikat penikmat sains, wisatawan religi dan pecinta budaya.


Edisi 2

Tahun XII

Cinta Indonesia

Februari 2016

9

HIKAYAT GERHANA

K

ala Rau ditakuti bukan hanya k a re n a i a b e r t u b u h b e s a r, kekar dan kuat, namun karena ia memang memiliki kesaktian melebihi beberapa Dewa di Wisnuloka. Ini yang menjadikannya berani mengancam akan menyerang Wisnuloka, setelah mengetahui cintanya ditolak oleh Dewi Bulan. Niat Kala Rau didengar Dewa Wisnu. Sebagai pemimpin Wisnuloka, ia kemudian membagikan Tirta Amerta atau air kehidupan, air sakti kepada para Dewa dan Bidadari guna berjaga-jaga jikalau kerajaan diserang Kala Rua. Singkat cerita, para Dewa kemudian meminum Tirta Amerta. Namun Wisnu curiga ketika salah satu Dewa bernama Kuwera meminum air sakti tersebut berulang-ulang. Padalah sebelumnya ia telah mewanti-wanti agar masing-masing hanya boleh meminum seteguk. Kecurigaan Wisnu terbukti karena ternyata Kuwera adalah Kala Rau yang menggunakan kesaktiannya menyamar sebagai Dewa. Bergerak secepat angin Wisnu memanah leher raksasa jahat itu, yang seketika terputus dari badannya. Para Dewa kemudian membuang badan Kala Rau ke bumi yang kemudian berubah menjadi sebuah kentungan atau lesung. Dikarenakan sempat meminum Tirta Amerta, kepala Kala Rau tak mati, dan hanya melayang-layang di angkasa. Di angkasa inilah, kemudian kepala ini bertemu Dewi Bulan. Marah karena cintanya ditolak, ia langsung menelan Dewi Bulan. Namun karena sudah tak punya tubuh, hanya sesaat tubuh sang Dewi tertelan, untuk kemudian muncul kembali. Saat tertelan itu, Bumi Balidwipa menjadi gelap gulita. Penduduk bumi Balidwipa lalu

memukul lesung dan bunyi-bunyian lainnya guna mengusir ketakutan ketika Dewi Bulan tertelan. Dari belahan bumi lainnya, seekor naga murka saat tidurnya terganggu oleh matahari yang bersinar menyilaukan mata. Si naga tak suka dan menjadi berang lalu beranjak dari pembaringannya mengejar matahari untuk ditelan. Perang sang naga dan matahari menjadikan penduduk bumi panik dan ketakutan. Beramai-ramai kemudian penduduk membunyikan dan memukul berbagai alat yang menimbulkan suara gaduh, termasuk juga membunyikan petasan. Selain penduduk, tentara kerajaan di bumi juga menembakkan meriam-meriam ke arah berlangsungnya perkelahian antara naga dan matahari. Saat kemudian matahari yang perlahan-lahan tertelan oleh sang naga, tembakan meriam dan bunyi-bunyian makin menjadi. Karena bunyi-bunyian dan peluru-peluru meriam inilah kemudian sang naga memuntahkan matahari yang telah ditelannya, yang kemudian menjadikan bumi kembali terang benderang. Legenda dan Mitos Meredupnya cahaya matahari saat terjadinya Gerhana Matahari, oleh masyarakat di beberapa daerah di Indonesia masih dikaitkan dengan mitos-mitos leluhur. Hingga kini. Masyarakat Dayak Ngaju di Kalimantan Tengah misalnya, mirip dengan mitologi yang berkembang di pulau Jawa, percaya bahwa Gerhana terjadi karena matahari atau bulan tertelan oleh raksasa jahat bernama Taluh. Matanandau Nelen Taluh, begitu masyarakat setempat menyebutnya. Guna mengembalikan sang surya, masyarakat

“

Berbagai mitos memang mengiringi peristiwa Gerhana pada masyarakat di berbagai belahan nusantara. Mitosmitos ini turun temurun, bahkan masih ada yang bertahan hingga kini.

kemudian menabuh berbagai alat yang mengeluarkan bunyi keras. Orang-orang juga berteriak bersahutan yang bertujuan agar Taluh tidak menelan Matahari atau Bulan. Keluar rumah, di saat Gerhana terjadi harus menutup kepala dengan wajan agar rambut tidak memutih atau ubanan. Atau bagi yang memiliki benda pusaka, saat seperti inilah yang tepat untuk memandikan benda-benda tersebut. Ada pula masyarakat yang masih meyakini jika wanita hamil keluar rumah atau menggunakan pisau dan bendabenda tajam lainnya saat terjadi gerhana, maka anak yang lahir kelak akan menjadi cacat. Berbagai mitos memang mengiringi peristiwa Gerhana pada masyarakat di berbagai belahan nusantara. Mitos-mitos ini turun temurun, bahkan masih ada yang bertahan hingga kini.

ILUSTRASI: LAPAN.GO.ID

Dewi Ratih adalah satu dari beberapa bidadari cantik yang mendiami kerajaan Wisnuloka. Kecantikan Dewi yang juga dikenal sebagai Dewi Bulan ini menjadikannya tidak hanya dikenal di kerajaan para Dewa dan Bidadari, tapi juga masyur hingga ke bumi Balidwipa, tempat yang juga dihuni para raksasa. Kala Rau, raksasa sakti berwajah seram dan paling menakutkan di seantero bumi, akhirnya jatuh hati.

Peristiwa Astronomi Gerhana sendiri merupakan peristiwa astronomi tertutupnya sebuah obyek karena adanya obyek lain yang melintas di depannya. Kedua obyek yang terlibat dalam peristiwa ini memiliki ukuran yang hampir sama jika diamati dari bumi. Oleh sebab itu, gerhana sesungguhnya tidak saja ditujukan untuk Matahari dan Bulan, namun juga untuk planet atau benda-benda angkasa lain ketika saling menutupi. Gerhana matahari dan bulan menjadi fenomena yang selalu diburu tidak hanya oleh para astronom dan peneliti dunia tapi juga wisatawan karena memang peristiwanya terjadi hanya saat-saat tertentu dalam kurun waktu tahunan bahkan puluhan tahun. Gerhana Matahari terjadi saat posisi bulan terletak di antara Bumi dan Matahari sehingga menutup sebagian atau seluruh cahaya Matahari. Meskipun Bulan berukuran lebih kecil, namun bayangannya mampu melindungi cahaya Matahari sepenuhnya karena Bulan yang berjarak rata-rata jarak 384.400 kilometer dari Bumi lebih dekat dibandingkan Matahari yang mempunyai jarak rata-rata 149.680.000 kilometer. Ada dua kondisi Gerhana Matahari, yaitu Gerhana Total dan Gerhana Matahari Sebagian Gunakan alat-alat yang mampu menyaring sinar matahari seperti, kacamata hitam dengan tingkat kepekatan yang tinggi, klise film atau teropong yang mempunyai filter cahaya. Mitos yang mengiringi peristiwa Gerhana sesungguhnya adalah fiksi belaka. Beberapa negara bahkan menjadikannya sebagai karya imajiner yang dibahasakan sebagai karya film dan pengantar tidur anak-anak.Jadi tak ada alasan lagi untuk takut dengan gerhana. (tr/ Elvira)


Teknlologi Tepat Guna

Tahun XII

Februari 2016

Edisi 2

INFOGRAFIS: FEBRY

10

MEMBUAT SENDIRI KACAMATA MATAHARI Gerhana Matahari Total (GMT) adalah peristiwa langka yang menarik untuk disaksikan. Para peneliti dan pemburu gerhana dari seluruh dunia berbondong-bondong angkat teropong ke Indonesia untuk melihat momen eksotis di 9 Maret 2016 itu karena Indonesia adalah satu-satunya daratan di dunia ini yang dilewati oleh GMT.

B

agi masyarakat awam, fenomena terhalangnya cahaya matahari sampe ke bumi karena tertutup b u l a n i n i m e m a n c i n g ra s a penasaran. Tapi harus diingat, menyaksikan GMT dengan mata telanjang ak an menyebabk an kerusak an pada mata. Karena itu dibutuhkan filter atau penyaring sampainya cahaya ke mata. Salah satunya adalah dengan menggunakan kacamata yang disebut kacamata matahari. Kita bisa membuat sendiri kacamata tersebut. Bagaimana caranya? Komunika menghadirkannya untuk anda. Bahan : 1. Pola kacamata Matahari 2. Filter Matahari (Jika tidak ada, liat di sub judul Alternatif Filter

yang disebutkan) Cara Pembuatan : 1. Ekspos / bakar / papar film hitam putih dibawah Matahari. (tarik / keluarkan film dari gulungan film sampai habis) 2. Cuci film tersebut di tempat cuci cetak foto. Peringatan : Jika anda membuat filter dari negatif film, pastikan setelah film dibakar dan di cuci di tempat cuci cetak foto, hasilnya benar-benar gelap dan tidak ada sinar yang masuk serta tidak ada goresan. Jika ada goresan maka negatif film tidak dapat digunakan lagi.

3. 4.

Matahari) Gunting Lem

Cara Pembuatan : 1. Potong gambar.1 sepanjang garis penuh terluar dan potong lubang untuk bagian mata. Lipat sesuai garis putus?putus. 2. Gunting 2 persegi panjang filter matahari berukuran 5 cm x 3,5 cm. 3. Lem filter matahari di lubang bagian mata. Sebagai saran, jangan sampai filter tergores. Setelah selesai mengelem, uji filter terhadap lampu. Bila terlihat goresan atau titik cahaya melewatinya, filter tersebut rusak dan tidak dapat digunakan. 4. Gunting kedua gambar.2 sepanjang

5.

6.

garis penuh terluar. Luruskan garis abu?abu pada gambar.2 dengan garis pada gambar.1 dan lem gambar. 2 ke gambar.1 sesuai nomor. Ingat untuk menyesuaikan ukuran sebelum mengelem. Lipat pada garis abu?abu dan lem sisi depan dan belakang bersama?sama.

Alternatif Filter Matahari Jika anda tidak memiliki filter Matahari, alternatif lain yang bisa digunakan adalah menggunakan film yang sudah dibakar / diekspos / dipapar di cahaya Matahari. Bahan :

•

Film hitam putih KODAK T MAX asa 100. (harus film hitam putih dari seri

Bagaimana menggunakan kacamata ini ? Ingatlah instruksi keamanan dasar mengamati Matahari: JANGAN PERNAH melihat langsung ke Matahari, karena dapat mengakibatkan luka serius pada mata anda, bahkan dapat menimbulkan kebutaan. Setiap kali sebelum pemakaian, pastikan anda mengecek goresan atau bintik pada filter. Untuk melakukan hal ini, tempatkan kacamata di depan mata anda dan amati lampu. Jika anda menemukan terdapat cahaya yang menembus kacamata, maka kacamata tersebut rusak dan tidak dapat digunakan. Pastikan kacamata anda selalu menutupi seluruh bagian mata anda sebelum anda melihat Matahari. Anda juga harus selalu melepaskan kacamata hanya ketika setelah anda tidak lagi menatap Matahari. Hal penting lainnya adalah jangan terlalu lama menatap Matahari menggunakan kacamata ini demi kenyamanan mata anda. Selamat mengamati Gerhana Matahari. (Elvira, Sumber: Yatny Yulianty, http://langitselatan. com/2010/01/14/membuat-kacamata-matahari/)


P

Tahun XII

Regulasi

Februari 2016

11

PEDOMAN PENYELENGGARAAN DIKLAT PRANATA HUMAS

eraturan Menteri Komunikasi dan I nfor matik a Nomor 31 Tahun 2015 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Fungsional Pranata Hubungan Masyarakat, yang ditetapkan pada tanggal 27 Oktober 2015 telah diundangkan pada tanggal 3 November 2015 ke dalam Berita Negara RI Tahun 2015. Peraturan Menteri ini lahir sebagai salah satu pelaksanaan tugas Instansi Pembina Jabatan Fungsional Pranata Hubungan Masyarak at ( JFPH), yaitu menyusun kurikulum pendidikan dan pelatihan fungsional JFPH. Kurikulum baru ini disusun Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik , yang dalam pelaksanaannya dibantu oleh Direktur Komunikasi Publik, dengan pandangan perlunya peningkatan kompetensi dan profesionalisme Pranata Humas baik di institusi pemerintah pusat maupun daerah. Peraturan Menteri yang terdiri dari 21 Bab, 44 Pasal, dan 14 Lampiran ini mencabut Peraturan Menteri Komunikasi d a n I n fo r m a t i k a N o m o r 1 8 / P E R / M . KOMINFO/5/2008 tentang Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Dasar Jabatan Fungsional Pranata Hubungan Masyarakat. Jenis Diklat JFPH yang diatur dalam Peraturan Menteri ini meliputi Diklat Pembentukan JFPH Tingkat Keterampilan selama 180 jam pelajaran dan Diklat Pembentukan JFPH Tingkat Keahlian selama 180 jam pelajaran. Setiap jenis diklat tersebut, terdiri atas muatan dasar, muatan inti, dan muatan penunjang. Muatan dasar terdiri atas mata diklat muatan teknis substansi lembaga, jabatan fungsional pranata humas keterampilan/keahlian ,dan etika kehumasan. Muatan inti mata diklat Pembentukan

JPFH

Edisi 2

JFPH Tingkat Keterampilan terdiri atas dasar-dasar komunikasi, dasar kehumasan pemerintah, teknologi komunikasi kehumasan, riset pelayanan informasi dan kehumasan, keprotokolan, public speaking, teknik penulisan kehumasan, teknik fotografi dan videografi, teknik publikasi, teknik hubungan media, dan penghitungan angka kredit pranata humas tingkat keterampilan. Mata diklat pada muatan penunjang terdiri atas dinamika kelompok, pengembangan kepribadian, observasi lapangan, seminar kelompok dan ujian tertulis. Sedangkan muatan inti mata diklat Pembentukan JFPH Tingkat Keahlian terdiri atas konteks makro kehumasan, komunikasi efektif, manajemen kehumasan pemerintah, s t rate gi p e n g e l o l a a n i s u k e b i j a k a n pemerintah, diplomasi publik, manajemen

komunikasi program pemerintah, audit komunikasi pemerintah, penulisan ilmiah, penulisan dan penyuntingan naskah kehumasan, manajemen media kehumasan p e m e r i n t a h , c yb er public relations , public speaking, manajemen event, dan penghitungan angka kredit pranata humas tingkat keahlian. Persyaratan peserta diklat Pembentukan JFPH Tingkat Keterampilan adalah berijasah paling rendah Diploma III, setiap unsur penilaian prestasi kerja paling kurang bernilai baik dalam 1 (satu) tahun terakhir, usia paling tinggi 50 tahun, mendapatkan penugasan dari pejabat yang berwenang di instansinya. Persyaratan peserta diklat Pembentukan JFPH Tingkat Keahlian sama dengan Tingkat Keterampilan hanya saja berijasah paling rendah Strata Satu (S1) atau Diploma IV. Tenaga pengajar diklat JFPH adalah

widyaiswara dan widyaiswara luar biasa yang memiliki kompetensi. Widyaiswara luar biasa yaitu pejabat pimpinan tinggi, pejabat administrasi atau pejabat fungsional yang terkait, dosen perguruan tinggi, pakar dan praktisi. Penyelenggaraan Dik lat JFPH dilaksanakan oleh Lembaga Pemerintah yang Terakreditasi. Bagi Lembaga Pemerintah yang belum terakreditasi dan perguruan tinggi dapat melaksanakan Diklat JPFH bermitra dengan Instansi Pembina/Lembaga Diklat Pemerintah yang terakreditasi. Metode diklat JFPH dilakukan dengan andragogi, yang terdiri atas ceramah, tanya jawab, diskusi, studi kasus, simulasi, seminar, dan kunjungan. Selain diselenggarakan secara klasikal atau tatap muka, Diklat JFPH dapat dilakukan dengan cara non klasikal, yaitu pelatihan di tempat kerja, magang, dan pelatihan di alam bebas. Peraturan Menteri ini juga mewajibkan penyelenggara diklat JFPH untuk melaporkan hasil pelaksanaan penyelenggaraan Diklat JFPH kepada Instansi Pembina paling lambat 14 hari kerja setelah selesai kegiatan diklat. Guna menjamin mutu Diklat JFPH, ada Komite Penjamin Mutu Diklat JPFH, yang tata cara dan tata kerja komite akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Menteri lain. Selain itu, pemantauan Diklat JFPH juga penting dilakukan baik pada saat perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi program. Semoga dengan diundangkannya Peraturan Menteri ini dapat mewujudkan pejabat fungsional pranata humas yang profesional sesuai jenjang jabatan fungsional dalam melaksanakan tugas, tanggung jawab dan wewenangnya. (Lida/Elvira)

KESEMPATAN

E

bo Sadewa hanya iseng memvideokan aksinya bernyanyi. Menggunakan kamera telepon g e n g g a m , d i r e k a m ny a a k s i dari awal hingga akhir. Sebagai pembuka tak lupa dia bernarasi tentang dirinya, seolah memperkenalkan diri kepada penonton. Di lain waktu, dia mengulang aksinya namun dengan lagu dan gaya yang berbeda. Video-video tersebut Ia unggah ke Youtube. Awalnya si Ebo hanya sekedar iseng dan bermaksud coba-coba fasilitas telepon genggam yang baru dibelinya. Beberapa minggu setelahnya, stasiun-stasiun televisi, terlebih tayangan infotainment ramai memberitakan dan menayangkan video Ebo Sadewa dengan bumbu kata-kata bombastis. Aksi bernyanyi nya disukai khalayak. Seketika nama Ebo Sadewa tenar seantero negeri. Di Youtube, videonya dikunjungi hingga ribuan orang. Di televisi, Ebo jadi bintang tamu di beberapa acara talkshow. Bisa ditebak, Ebo Sadewa kemudian menjadi ar tis yang punya banyak penggemar. Ditunjang bakat dan kemampuan di bidang tarik suara, dihiasi dengan tampang komersil dan perilaku yang sopan, Ebo mampu bertahan dan menjaga nilai jualnya di jagad hiburan. Bahkan dia kemudian dikenal sebagai salah satu artis fenomenal. Sementara di panggung lain nama Joned Rajagad muncul di ranah hiburan

melalui ajang pencarian bakat nyanyi. Dalam beberapa tahun terakhir, pencarian bakat memang jadi fenomena tontonan yang mampu menyedot atensi di negeri ini, baik industri maupun masyarakat sebagai penonton. Stasiun-stasiun televisi, dengan gaya yang berbeda, mengemas ajang ini dengan penuh glamour dan drama. Industriindustri komersil berlomba memasang iklan. Tontonan diramu sedemikian rupa sehingga “heboh� dan dramatis. Disiarkan secara langsung, tayangan bisa berjam-jam lamanya. Belum lagi di akhir pekan, biasanya kembali disiarkan ulang. Bisa dibayangkan promosi yang diterima Joned, berlangsung terus menerus dengan bumbu-bumbu yang mengharu biru.

***** Bagi Joned kesempatan yang datang dilihatnya sebagai kenikmatan. Selagi datang dan menghampiri, ya dinikmati. Akibatnya orang kemudian hanya pernah mengenalnya sebagai pemenang kompetisi pencarian bakat. Itupun “lupa-lupa ingat�. Seharusnya kompetisi yang mengorbankan waktu dan tenaga serta menyingkirkan ribuan saingan, mampu menempanya menjadi matang. Berbeda dengan Joned, Ebo Sadewa yang awalnya berniat iseng, melihat kesempatan di depan matanya sebagai peluang yang harus Ia manfaatkan. Setelah diperoleh, peluang itu kemudian ditatanya, menjadikan ia terus dikenal dan dikenang. Jalan keberhasilan bagi setiap orang

berbeda. Tapi ada satu kesamaan, ketika berada di puncak, tidak semuanya mampu menjaga terpaan kemilau kesenangan dan kenikmatan yang ada di depan mata. Alihalih mampu naik lebih tinggi. Salah langkah dapat menjatuhkan mereka kembali ke asal semula. Hanya mereka yang bisa menangkap kesempatan sebagai peluang dan mampu mengendalikan diri yang akan bisa bertahan. Kesempatan akan menghampiri siapa saja. Tinggal kita sendiri yang melihat dan membaca kesempatan itu, apakah sebagai peluang ataukah hanya sekedar kesempatan untuk kemudian dibiarkan berlalu begitu saja. (tr/elvira)


ASA DAN HARAPAN PERS DARI LOMBOK TENGAH FOTO: FEBRY

“Kemerdekaan Pers itu tidak hanya jauh dari ancaman breidel dan sensor, melainkan mencakup kebebasan atas akses informasi, kebebasan menjalankan tugas jurnalistik, kebebasan membentuk berbagai asosiasi pers dan kebebasan menjalankan usaha pers.”(Bagir Manan)

S

ejak runtuhnya Orde Baru, untuk kemudian masuk era reformasi, dunia pers di tanah air ibarat bayi yang baru lahir. “Tangisan dan teriakan”nya selalu nyaring terdengar. Semangatnya begitu nyata untuk memperbaiki keadaan dari yang semula terkungkung “ancaman bredel” jika mengkritik pemerintah di era itu. Namun kebebasan pers, begitu kita menyebutnya, semakin kesini terasa semakin kehilangan semangat pembaharunya.

“Tiap kesempatan bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan kompetensi wartawan sehingga kompetensinya meningkat. Dalam menghadapi MEA, kami bekerjasama dengan beberapa pihak membentuk LSP di bidang TIK. Apapun tujuan untuk meningkatkan kualitas dan kapasitas (profesi jurnalis), kami dukung.” Rudiantara, Menteri Komunikasi dan Informatika RI

Yang ada malah terlalu bebas. Apa saja diberitakan. Seolah tak perlu “mikir” apa akibat dari sebuah pemberitaan, yang penting masyarakat cepat tahu. Hanya sekedar tahu. Imbasnya tanggung jawab sosial yang seharusnya juga diemban, cenderung diabaikan. Di televisi, tayangantayangan hiburan misalnya, hanya sekedar menghibur tanpa nilai moral yang jelas. Belum lagi pemberitaan-pemberitaan yang terkesan hanya sekedar disampaikan, yang akhirnya terasa seperti memecah belah antar pihak. Di media-media tulis pun demikian, berita kriminal diulas begitu vulgar. Bak pedang bermata dua, pers kini sebagai penyedia informasi yang dibutuhkan masyarakat, namun di sisi lain kerap dituding sebagai biang kegaduhan situasi politik, hukum, kemananan dan sosial masyarakat. Kemerdekaan pers disikapi secara berlebihan bahkan kebablasan. Dewan Pers merilis ada sekitar 750-1000 aduan masyarakat setiap tahunnya terkait pemberitaan yang merugikan dan tidak benar. Keluhan yang disampaikan selain sebagai pembelaan hak, juga menunjukkan kini kesadaran masyarakat akan ranah jurnalistik yang baik dan benar, meningkat. Tidak dapat dipungkiri, masih banyak oknum pers yang pemberitaannya timpang, tidak

“Kita harus berpikir bagaimana pers membangun optimisme publik, etos kerja masyarakat dan produktivitas. Bukan sebaliknya, malah membuat kita pesimistis, terjebak pada berita sensasional.” Joko Widodo, Presiden RI

didasari kode etik jurnalistik, serta cenderung merefleksikan kepentingan pemilik media dibandingkan kepentingan publik. Hal ini tentu akan mempengaruhi tingkat kepercayaan masyarakat terhadap pers. Kemerdekaan pers, dari dan untuk rakyat hanya akan menjadi sebuah slogan jika tidak diikuti oleh revolusi mental insan pers untuk menghadirkan pers yang profesional di Indonesia. Namun begitu, guna mencapai tujuan pers yang profesional, insan pers tentu tidak bersikap anti kritik. Rosihan Anwar, tokoh pers Indonesia pernah berujar“Tugas Pers adalah juga mengkomunikasikan harapan.”Maka itu pada peringatan Hari Pers Nasional 2016 yang dipusatkan di Lombok Tengah Nusa Tenggara Barat5 hingga 10 Februari 2016, harus dijadikan momentum berbenah diri. Harapan dan gagasan guna kemajuan pers nasionalkemudian diungkapkan oleh Presiden, sejumlah Menteri Kabinet Kerja, Kepala Daerah, tokoh pers nasional, peneliti media,hingga masyarakat.

“Salah satu tugas pers ialah memastikan bahwa agenda negara sesuai dengan agenda rakyat. Karena itu, pers membutuhkan keterbukaan negara.” Bagir Manan, Ketua Dewan Pers

(feb/muha124@kominfo.go.id/tr)

“Peningkatan pers agar lebih baik dan pers menjadi pendorong optimisme, media tetap menjaga akurasi dalam pemberitaan meski sekarang ini dituntut juga kecepatan. Perlu kembalikan akurasi dan kredibilitas. Jangan kejar sensasi mari amankan informasi akurat.” Anies Baswedan,Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.