Edisi 06/Tahun VI/Mei 2010

Page 1

Edisi 06/Tahun VI/April 2010

Halaman

WAWANCARA

10

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Rusman Heriawan

Lapeh, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat. Sekira 300 kilometer dari Pontianak. Di sini bisa ditemui buahbuahan unik dan aneh. Unik karena rasanya khas dan aneh bagi orang yang belum mengenalnya.

Halaman

4

Sensus untuk Semua “Dalam SP 2010 informasi yang digali lebih lengkap. Bisa melihat banyak data. Berharap bisa jadi data for all, sensus for all. Jadi, pastikan Anda dihitung,� jelas Kepala BPS, Rusman Heriawan

Indonesia menghitung Sensus Penduduk merupakan kegiatan yang sangat penting bagi perencanaan pembangunan, karena data kependudukan yang diperoleh dapat menggambarkan keadaan penduduk Indonesia hingga wilayah administrasi terkecil, sehingga bisa menjadi acuan pengambilan kebijakan. Tahun ini kembali diadakan Sensus Penduduk 2010. Data sensus nantinya digunakan untuk menganalisis struktur penduduk sebagai bahan evaluasi pelaksanaan Millenium Development Goals (MDGs). Berbeda dengan pelaksanaan sensus sebelumnya, pada tahun 2010 ini diterjunkan satu tim petugas terdiri satu koordinator dan tiga pencacah yang akan meliput 3-4 blok sensus. "Karena itu jumlah petugas mencapai 700 ribu orang," kata Kepala Badan Pusat Statistik, Rusman Heriawan. Cara pencacahan dalam Sensus Penduduk 2010 merupakan kombinasi antara de jure dan de facto. "Bagi mereka yang bertempat tinggal tetap dipakai cara de jure,

yaitu dicacah di tempat mereka tinggal secara resmi, sedangkan penduduk yang tidak bertempat tinggal tetap dicacah dengan cara de facto, yaitu dicacah di tempat dimana mereka ditemukan oleh petugas lapangan sensus," jelas Rusman Heriawan.

mengingat pentingnya data kependudukan yang akurat. Dengan pelaksanaan sebulan penuh, tim sensus akan mendata door to door, seluruh warga yang tinggal di wilayah Indonesia baik WNI maupun WNA (warga negara asing). "Kecuali anggota diplomatik asing dan keluarganya yang sementara ini tinggal di Indonesia tidak akan didata," kata Agung Laksono. Data hasil Sensus Penduduk merupakan data pijakan bagi program-program pemerintah yang berkelanjutan. "Karena itu kami mewakili pemerintah mengimbau warga jangan sampai ketinggalan ikut dihitung. Karena hasil sensus 2010 ini akan merupakan sumber data dasar kependudukan yang kredibel," tegasnya. Oleh karena itu, untuk mendukung terkumpulnya data yang akurat, partisipasi masyarakat sangat diharapkan guna menyukseskan Sensus Penduduk 2010 ini.(m)

Sukses sensus bergantung masyarakat, pengambilan data bisa akurat ketika masyarakat memberikan jawaban yang jujur

Butuh Partisipasi Berbeda dengan kegiatan BPS pada umumnya, Sensus Penduduk adalah kegiatan besar yang membutuhkan peran serta banyak pihak termasuk seluruh komponen masyarakat. "Sukses pelaksanaan sensus bergantung masyarakat, karena data yang akurat akan menjadi rujukan pemerintah dalam mengambil kebijakan," jelas Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra) H.R. Agung Laksono di Jakarta pertengahan April lalu. Pemerintah mengalokasikan anggaran relatif besar

Foto : Taofiq Rauf

Melirik Buah-buahan ‘Ajaib’ Kalimantan Barat


2

Beranda

www.bipnewsroom.info

Edisi 06

Tahun VI April 2010

Cacah Jiwa untuk Indonesia Lebih Baik Menurut perkiraan World Population Growth History, sampai saat ini sebanyak 110 miliar manusia pernah lahir dan hidup di muka bumi. Dari jumlah tersebut 6,7 miliar manusia masih hidup dan mendiami bumi. Sekitar tiga persen dari penduduk bumi itu mendiami wilayah bernama Indonesia. Memang, Indonesia masih menjadi negara dengan jumlah penduduk besar. Pada tahun 1930 jumlah penduduk Indonesia sebanyak 60.700.000 jiwa dan berdasarkan catatan sensus penduduk terakhir, tahun 2000, tercatat 206.265.000 jiwa penduduk yang berdomisili di Indonesia. Dengan angka-angka itu tak berlebihan jika saat ini Indonesia masih berada di peringkat ke-4 dunia, di bawah China, India dan Amerika Serikat. Besarnya jumlah penduduk ini telah diakui menjadi potensi dan kendala dalam pelaksanaan pembangunan. Bak dua sisi mata uang, penduduk yang besar akan menjadi sumber daya yang sangat penting untuk dikembangkan guna mendukung pembangunan. Namun jika potensi itu tidak diketahui dengan detil, maka akan muncul sisi mata uang lainnya, jumlah penduduk yang besar tanpa dukungan data yang akurat akan mengakibatan kegiatan pembangunan tidak tepat sasaran. Untuk pendataan penduduk, setiap negara di dunia memiliki mekanisme yang sama dan dilaksanakan setiap sepuluh tahun sekali sebagai bagian dari rekomendasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Pendataan ini sering dikenal sebagai sensus atau cacah jiwa untuk informasi tentang anggota sebuah populasi. Di Indonesia terdapat tiga macam sensus yang dilaksanakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS), yaitu Sensus Penduduk, Sensus Pertanian dan Sensus Ekonomi. Bulan Mei tahun 2010 ini, Indonesia kembali menggelar kegiatan Sensus Penduduk 2010 (SP 2010). Sensus Penduduk adalah kegiatan nasional yang dilaksanakan setiap 10 tahun sekali oleh

Magang

Harga Perangkat Lunak

Saya mahasiswa semester 4 program D3 Hubungan Masyarakat Universitas Indonesia. Pada akhir semester ini saya ingin ikut bergabung bersama Kementrian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, sebagai mahasiswa magang. Saya ingin melakukan praktek kerja pada bagian penyediaan informasi media cetak (printed media) karena bagian tersebut sesuai dengan bidang yang saya minati dalam praktek kehumasan. Saya memiliki dapat merancang media cetak dengan menggunakan aplikasi Adobe InDesign atau CorelDRAW. Selain itu, saya juga dapat menulis artikel berita baik yang bersifat hard news atau feature. Saat ini, saya tergabung dalam organisasi wirausaha di Universitas Indonesia (CEDS UI). Saya berharap saya dapat diberi kesempatan dan informasi untuk bergabung.

Kami akan mengembangkan perbaikan sistem administrasi di kantor. Oleh karena itu informasi prosedur mengenai perangkat lunak atau software aplikasi sistem administrasi pimpinan sangat kami butuhkan. Mohon kiranya dikirimkan daftar harga software aplikasi sistem administrasi pimpinan. Terimakasih.

desain: ahas/danang foto: bf-m, danag

Bayu Pradipta via bip@depkominfo.go.id

Abi Maman via bip@depkominfo.go.id

Akses Layanan Kesehatan Membaik Akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan ibu dan reproduksi termasuk keluarga berencana semakin membaik. Hal ini ditandai dengan tersedianya fasilitas pelayanan kesehatan primer meliputi 8.721 puskesmas, 22.337 Puskesmas pembantu, yang didukung upaya kesehatan bersumber masyarakat yang

BPS sebagai amanat Undang-Undang Nomor kesimpulan pada kegiatan lain yang mengacu 16 Tahun 1997 tentang Statistik. Sebelum pada data tersebut. Padahal, informasi yang kemerdekaan, pemerintahan Hindia Belanda diperoleh melalui sensus sangat berguna pernah melakukan sensus penduduk di Pulau menjadi data akurat bagi pemerintah, pebisnis, Jawa pada tahun 1920, sedangkan pada tahun dan masyarakat sendiri. 1930 sensus pertama yang mencakup seluruh Sensus Penduduk memberikan informasi wilayah Indonesia. Sesudah kemerdekaan, tidak hanya jumlah dan komposisi penduduk, sensus penduduk telah dilakukan sebanyak lima tetapi juga komponen perubahan struktur kali yaitu pada tahun 1961, 1971, 1980, 1990 penduduk yang memungkinkan pemerintah dan terakhir 2000. melakukan proyeksi penduduk secara lebih baik. Dari sekian kali pelaksanaan Proyeksi ini sangat penting untuk sensus ada sebuah catatan yang informasi penyusunan kebijakan perlu menjadi perhatian. Setelah dan perencanaan pembangunan. sensus dilakukan, kerap kali pula Selain itu informasi kuantitas, sukses tidaknya tidak mudah untuk menemukan kualitas dan distribusi penduduk, pendataan atau sensus data yang akurat dan tepat. Dalam baik secara nasional maupun per sangat bergantung pada pendataan orang miskin guna daerah dapat diperoleh sehingga sikap warga yang jujur kepentingan penanggulangan kebijakan pembangunan oleh untuk memberikan data kemiskinan misalnya, BPS pernah pemerintah dapat didistribusikan yang akurat terpaksa menerima kenyataan dengan baik dan tepat sasaran. pahit tidak diakui kesahihan Oleh karena itu harus publikasinya tentang penurunan ada kesadaran kolektif untuk angka kemiskinan per Maret menghargai sensus, karena data 2007. sensus bisa dimanfaatkan untuk mendukung Pertanyaan akan hasil pendataan juga target pembangunan nasional dan global pernah muncul dalam penyusunan daftar pemilih (MDGs). Salah satu hal mendasar yang tetap untuk kepentingan pemilihan umum atau perlu ditekankan adalah bagaimana memacu pemilihan umum kepala daerah di beberapa kesadaran masyarakat, baik sebagai petugas tempat. sensus maupun warga sebagai responden Memang tidak mudah untuk mendapatkan untuk jujur memberi data. Ketepatan data dan data langsung dari warga. Sekalipun petugas keakuratan dalam pencatatan data menjadi sensus telah dilatih jauh hari sebelumnya, tapi dasar untuk mendukung keberhasilan agenda selalu ada kendala yang muncul di lapangan. sensus. Meskipun setiap petugas sensus menyatakan Harus dipahami bersama bahwa sukses jaminan kerahasiaan data dalam, namun masih tidaknya pendataan atau sensus sangat ada juga warga yang memberikan data yang bergantung pada sikap warga yang jujur tidak akurat dengan beragam alasan. untuk memberikan data yang akurat, karena Jika hal ini dibiarkan, tentu saja akan membutuhkan dana miliaran rupiah. Kerja sama menimbulkan kesalahan beruntun. Ketika yang baik dari warga yang akan disensus tentu warga pemberi data tidak memberikan data sangat diharapkan agar bisa mempermudah yang sesuai dengan kenyataan, petugas sensus pencatatan dan meningkatkan ketepatan data. juga mencatat dan memasukkan data yang Dan semua kejujuran ini untuk Indonesia yang salah. Kesalahan itu tentu akan memengaruhi lebih baik.(m)

meliputi 51.996 Poskesdes dan 266.827 Posyandu. Di setiap kabupaten/ kota minimal terdapat empat Puskesmas rawat inap yang menyediakan pelayanan kegawatdaruratan kesehatan ibu dan reproduksi. Saat ini telah tersedia 69 persen dari target 1.948 Puskesmas Rawat Inap. Fasilitas pelayanan kesehatan sekunder dan tersi er yang memberikan pelayanan ibu dan kesehatan reproduksi termasuk pelayanan keluarga berencana rumah sakit meliputi 613 rumah sakit kabupaten/kota, provinsi dan pusat. Kementerian Kesehatan berharap Millenium Development Goals bisa dicapai dengan ketersediaan akses layanan kesehatan itu. Kementerian Kesehatan juga telah melakukan langkah-langkah yang dimulai dari reformasi upaya kesehatan, revitalisasi Puskesmas, meningkatkan pembiayaan dan anggaran kesehatan yang difokuskan untuk mencapai universal coverage melalui perluasan jangkauan jamkesmas dan penyediaan Bantuan

Operasional Kesehatan (BOK). drg. Tritarayati, SH Kepala Pusat Komunikasi Publik Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan

Jumlah Pasti Sekarang ini perkembangan radio siaran dan televisi di Indonesia sangat pesat. Banyak siaran lokal yang didirikan termasuk juga siaran radio komunitas. Untuk keperluan penelitian saya membutuhkan jumlah terkini tentang lembaga penyiaran di Indonesi. Saya tidak bisa menemukan jumlah pasti stasiun televisi dan radio di seluruh Indonesia di website depkominfo. Apakah bisa membantu saya? Terima kasih Yurgen via bip@depkominfo.go.id

RI akan menindak pengendara sepeda motor yang tidak memakai helm berlogo Standar Nasional Indonesia (SNI). Tak tanggungtanggung ancaman sanksinya berupa denda Rp250.000. Bagi pengendara motor yang sama sekali tidak mengenakan helm dikenakan tilang dengan denda maksimal Rp1 juta. Kami tahu bahwa aturan tersebut sudah tercantum dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Penerapan aturan SNI setuju aja, asal tidak dengan melakuan razia helm bagus kualitasnya meski tanpa logo SNI, misalnya helm standar luar negeri. Sebab di pasaran masih banyak hel berstandart SNI yang kualitasnya kurang bagus, bahkan helm yang tidak berlogo SNI banyak yang berkualitas keselamatan yang bagus. Saya berharap kepolisian jangan hanya melihat dari logo SNI saja, tapi kualitas helm juga harus dilihat. Terima kasih.

Kualitas Helm SNI Joko via komunika@bipnewsroom.info

Mulai April tahun ini Kepolisan

Tabloid komunika. ISSN: 1979-3480. Diterbitkan oleh Badan Informasi Publik KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA Pengarah: Tifatul Sembiring (Menteri Komunikasi dan Informatika). Penanggung jawab: Freddy H. Tulung (Kepala Badan Informasi Publik) Pemimpin Redaksi: Bambang Wiswalujo (Kepala Pusat Pengelolaan Pendapat Umum). Wakil Pemimpin Redaksi: Supomo (Sekretaris Badan Informasi Publik); Ismail Cawidu (Kepala Pusat Informasi Politik Hukum dan Keamanan); Isa Anshary (Kepala Pusat Informasi Perekonomian); Gati Gayatri (Kepala Pusat Informasi Kesejahteraan Rakyat). Sekretaris Redaksi: Dimas Aditya Nugraha. Redaktur Pelaksana: M. Taufiq Hidayat. Redaksi: Lukman Hakim; Selamatta Sembiring; M. Abduh Sandiah; Asnah Sinaga; Mardianto Soemaryo. Reporter: Suminto Yuliarso; Lida Noor Meitania; Karina Liestya; Elpira Indasari N; Taofik Rauf; Koresponden Daerah: Nursodik Gunarjo (Jawa Tengah), Yaan Yoku (Jayapura). Desain/Ilustrasi: D. Ananta Hari Soedibyo (TA); Farida Dewi Maharani, Danang Firmansyah. Alamat Redaksi: Jalan Medan Merdeka Barat No. 9 Jakarta Telp/Faks. (021) 3521538, 3840841 e-mail: komunika@bipnewsroom.info atau bip@depkominfo.go.id. Redaksi menerima sumbangan tulisan, artikel dan foto yang sesuai dengan misi penerbitan. Redaksi berhak mengubah isi tulisan tanpa mengubah maksud dan substansi dari tulisan tersebut. Isi komunika dapat diperbanyak, dikutip dan disebarluaskan, sepanjang menyebutkan sumber aslinya.


Edisi 06

Tahun VI April 2010

3

Utama

www.bipnewsroom.info

SP 2010 Pastikan Data Akurat Data hasil Sensus Penduduk 2010 diharapkan dapat memberikan gambaran secara tepat dan akurat keadaan penduduk Indonesia.

Laksmi (30), dipercaya menjadi salah satu koordinator tim cacah lapangan di Kabupaten Semarang. Bagi Laksmi menjadi petugas cacah lapangan sangat berarti. “Kami juga menentukan arah pembangunan. Dari tangan kami yang orang desa seluruh Indonesia bergantung. Jika kami melakukan cacah asalasalan, berarti merugikan seluruh bangsa,” tegasnya bangga. Secara teknis nantinya petugas pencacah akan menelusuri wilayah menggunakan peta, kemudian mendaftar dengan L1 dan menggambarnya di peta. “Setelah itu bangunan kita tempelin stiker yang menandakan bangunan ini sudah didaftar. Nah usai itu semua, cacah sesungguhnya dimulai,” ujar Laksmi menjelaskan. Memang Laksmi menyadari pentingnya data yang dihasilkan melalui sensus penduduk. Data itu diperlukan guna menilai kinerja pembangunan serta menyusun perencanaan pembangunan kependudukan, sosial, ekonomi, demi kesejahteraan Indonesia di masa mendatang. “Mungkin yang kami kumpulkan cuma data nama, umur, jenis kelamin, kelahiran, kematian, perpindahan, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, dan beberapa informasi tempat tinggal. Tapi setelah diolah itu penting bagi perencanaan pembangunan,” tutur Laksmi panjang lebar. Apa yang disampaikan Laksmi memang tidak berlebihan. Secara umum pelaksanaan SP2010 bertujuan menyediakan data dasar kependudukan yang terkini baik dari segi jumlah maupun parameter-parameter kependudukan. “Tapi yang lebih penting diharapkan bisa terkumpul informasi kependudukan yang memungkinkan untuk menganalisa struktur penduduk sehingga dapat digunakan sebagai bahan evaluasi pelaksanaan target pembangunan millenium atau Milennium Development Goals (MDGs) pada wilayah administrasi terkecil, yaitu desa,” jelas Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah, Lukito Praptoprijoko.

Pencacahan Lengkap Banyak kementerian yang membutuhkan data hasil Sensus Penduduk. Salah satunya Kementerian Dalam Negeri yang mengelola Sistem Administrasi Kependudukan (Sisminduk). Kementerian Pendidikan Nasional juga membutuhkan data buta huruf, sampai nama, alamat, dan tingkat usia. “Ada juga data lansia untuk Kementerian Sosial. Sementara Kementerian Kesehatan juga bisa lihat angka kematian ibu dan kematian bayi sebagai bagian penyusunan report intern untuk pencapaian target pembangunan millenium atau MDGs,” jelas Kepala BPS, Rusman Heriawan. Kepentingan lain yang dinilai Rusman penting adalah kebutuhan berkaitan dengan pemilihan umum, “Misalnya KPU untuk menentukan kuota mengenai jumlah representatif anggota DPR–DPRD untuk satu wilayah tertentu. Data ini juga akan menjawab hiruk pikuknya DPT (Daftar Pemilih Tetap) 2014. Kesempatan baik. Kalau bisa dipelihara, maka 2014 tinggal di update saja, tidak usah mulai dari nol lagi,” tuturnya panjang lebar. Oleh karena itu, instrumen utama SP2010 berupa dua jenis kuesioner untuk mendaftar bangunan tempat tinggal dan mencacah penduduk secara lengkap. Kuesioner L untuk melakukan pendaftaran bangunan dan rumahtangga. Sedangkan Kuesioner C untuk mengumpulkan data individu penduduk dan rumahtangga. “Pertimbangan pemakaian kuesioner adalah rekomendasi PBB, relevansi dengan MDGs, dan pengalaman dengan sensus sebelumnya serta sensus di negara-negara lain,” tegas Rusman Heriawan sembari menyebutkan biaya penyelenggaraan sensus membutuhkan dana sekitar Rp 3,3 triliun dari APBN. Pastikan Akurat Deputi Bidang Statistik Sosial BPS Arizal Ahnaf menyatakan pendataan penduduk dilaksanakan

pada 1-31 Mei 2010. “Selain mendata penduduk di tempat mereka biasa tinggal (minimal enam bulan), pada 15 Mei 2010 secara de facto akan dilakukan pengumpulan data secara serentak untuk penduduk yang tidak menetap, seperti tunawisma, anak buah kapal berbendera Indonesia, penghuni perahu, masyarakat terpencil, dan pengungsi,” katanya sambil menjelaskan bahwa sensus kali ini setidaknya melibatkan responden penduduk sekitar 232 juta di 64 juta rukun tetangga dengan jumlah blok sensus 726.000 blok. Rusman Heriawan menambahkan bahwa BPS melibatkan lebih dari 700 ribu petugas sensus guna memperoleh data yang akurat. “Zero error itu kan harapan kami. Bulan April lalu kami sudah melakukan

pengiriman besar-besaran semua logistik sensus. Mulai dari kuesioner, stiker tempel untuk memberi petunjuk bahwa rumah tersebut telah didatangi,” tegas Rusman. Menurut Rusman, petugas sensus diambil dari kader desa, kader kelurahan, karang taruna yang belum mempunyai pekerjaan tetap. “Outsorcing mendapat honor Rp2 juta sampai Rp3 juta sebulan. Pembayarannya pun tidak hand to hand, tapi pakai sistem perbankan dan kantor pos. Kami tidak perlu repot lagi. Hal tersebut untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan,” tegas Rusman. Tekan Kesalahan Guna mencapai akurasi yang tinggi, pencacahan pada SP 2010 akan dilakukan secara tim. Setiap tim terdiri dari 1

orang Koordinator Tim dan 3 (tiga) orang pencacah, dimana setiap tim akan bertanggung jawab menyelesaikan 4-6 Blok Sensus (BS). “Kemungkinan kesalahan pada SP kali ini memang seminim mungkin ditekan, khususnya sejak dari tingkat petugas cacah lapangan (PCL). Karena kesalahan sekecil apapun di tingkat PCL akan berimbas pada tidak akuratnya data. Oleh karena itulah saat listing, petugas terus melakukan simulasi dan diskusi diantara mereka,” jelas Fatichuddin salah satu instruktur nasional. Kualitas calon PCL pun terus dinilai. Ketika uji lapangan berakhir, para instrukur daerah akan kembali mengevaluasi. “Jika hasil evaluasi menyatakan calon PCL tidak memenuhi standar, kontrak kerja tidak akan dilanjutkan. Selanjutnya akan diganti oleh cadangan calon PCL yang sudah ditetapkan. Ini karena memang kita menjaga mutu,” lanjut Fatichuddin. Pengolahan data pun tidak lagi dilakukan secara manual. “Kita pakai scanner. Semua kuesioner itu tinggal dibaca, dipotret saja dengan kecepatan tinggi. Dan hasilnya akan langsung masuk ke sistem komputer kita. Tentu saja ada validasi, chek and balances serta lainnya juga dilakukan untuk zero error tadi,” tegas Kepala BPS Pusat Rusman Heriawan. (tr/m)

Hanya 20 Menit Deputi Bidang Statistik Sosial BPS, Arizal Ahnaf, menjelaskan bahwa pada Sensus Penduduk 2010 ini, masyarakat akan didatangi oleh petugas sensus yang dilengkapi surat tugas dan kartu pengenal serta menggunakan rompi khusus petugas sensus. "Petugas akan mengajukan sejumlah pertanyaan yang tertera dalam kuisioner dan mesti kita jawab dengan sebenar-benarnya. Agar informasi sensus dapat diperoleh dengan baik, maka jangan biarkan pembantu rumah tangga yang menerima dan menjawab pertanyaan tersebut," pinta Arizal serius. Menurut Arizal, jika tidak ada orang di rumah karena bekerja maka petugas dapat membuat janji untuk melakukan sensus pada

malam hari atau pada hari libur. "Lamanya pendataan adalah 20 menit. Dan warga tidak dipungut biaya apapun alias gratis dan tidak meminta sumbangan dalam bentuk apapun," tandas Arizal. Kebutuhan Pembangunan Hasil sensus penduduk sangat dibutuhkan dalam perencanaan pembangunan. Menurut Nina Sardjunani, Deputi Menteri PPN/Kepala BAPPENAS bidang SDM dan Kebudayaan, hasil sensus penduduk memberikan informasi lengkap tentang karakteristik seluruh penduduk Indonesia. "Informasi tersebut merupakan informasi dasar untuk menyusun perencanaan pembangunan," ungkap Nina. Hal senanda juga diungkapkan Sonny Harry Harmadi, Kepala Lembaga Demografi

Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia yang menyatakan bahwa sensus penduduk memberikan informasi tidak hanya jumlah dan komposisi penduduk saja, namun juga komponen perubahan struktur penduduk yang memungkinkan pemerintah melakukan prakiraan penduduk secara lebih baik sebagai dasar perencanaan pembangunan. Hasil pendataan nantinya ditujukan pula sebagai bahan evaluasi pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium (MDG’s) hingga tingkat wilayah administrasi terkecil desa atau kelurahan. Target Tujuan Pembangunan Milenium, antara lain, penurunan tingkat kemiskinan dan kelaparan, pendidikan, angka kematian anak, angka kematian ibu, serta kesetaraan jender. (m/berbagai sumber)


4

Edisi 06

Utama

www.bipnewsroom.info

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Rusman Heriawan

Mengapa demikian? Semua data yang dihasilkan SP 2010 akan lebih kaya informasi. Dapat melihat seluruh data. Jadi data for all, sensus for all. Dalam terminologi standar internasional, SP biasa disebut Sensus Penduduk dan Perumahan, housing and population sensus. Jadi dalam sensus ini, kita juga menanyakan banyak hal tentang perumahan, lantainya kayak apa, daerah kumuh, dan sebagainya. Sehingga akan mengambil kesimpulan, bahwa orang-orang

Foto : Taofiq Rauf

Tahun VI April 2010

Semua bisa diprediksi. Jangankan tiap tahun, tiap bulanpun BPS bisa memprediksikan berapa angka penduduk bulan ini tahun ini dengan dasar dari sensus ke sensus. Dari sana kan bisa dilihat pergerakan datanya. Pergerakan angka kelahiran seperti apa, angka ini seperti apa. Dan pergerakan tersebut menjadi parameter jumlah penduduk Indonesia kapan saja. Tidak harus mendata lagi. Kapan data SP bisa keluar? Sensus ini, pola pikirnya

“Sensus untuk Semua” Sensus Penduduk (SP 2010) digelar Mei tahun ini. Selama sebulan penuh setiap rumah tangga yang ada di Indonesia akan didatangi petugas cacah lapangan untuk didata. Ada sekitar 41 aspek yang akan ditanyakan, lebih banyak dibanding sensus sebelumnya yang hanya menggunakan 15 variabel. “Dalam SP 2010 informasi yang digali lebih lengkap. Bisa melihat banyak data. Berharap bisa jadi data for all, sensus for all. Jadi, pastikan Anda dihitung,” jelas Kepala BPS, Rusman Heriawan ketika ditemui reporter Komunika, Dimas Aditya dan Taofik Rauf di kantor Badan Pusat Statistik, Jakarta Pusat. Berikut petikan wawancara mengenai kesiapan dan pelaksanaan SP 2010. Apa sebenarnya manfaat Sensus 2010? Memang terkesan data ini hanya menjadi kebutuhan pemerintah saja sehingga yang berkepentingan pun dianggap hanya BPS sebagai pelaksana tugas. Namun kenyataannya tidak demikian. Sensus harus dilihat dari dua

sisi. Pertama dari kebutuhan pemerintah, kami ingin mendapat data yang akurat agar pelaksanaan berbagai program pemerintah tepat sasaran. Bahkan ambisi kami adalah zero error. Kedua adalah dari kebutuhan warga negara sendiri. Bayangkan bila ada warga negara yang tidak terdata dengan baik, dia akan kehilangan banyak peluang. Misal saja, jika dia menjadi target sasaran dari program pengentasan buta huruf atau lansia, namun karena tidak terdata, maka tidak ikut merasakan pemberdayaan program tersebut. Karena hasil dari sensus ini di desain sangat detil, sampai kepada data by name dan by address. Maksudnya? Kami menyebut SP 2010 ini sebagai sejarah baru dalam sejarah BPS atau lebih sempit, sejarah sensus. Karena sangat ambisius sekaligus presitisius. Warga negara akan terakomodir mulai dari nama, alamat, dan data demografis yang melekat semisal jenis kelamin, umur, tanggal lahir, pendidikan, dan lainnya.

negeri, karena dirasa lebih independen. Sekarang, justru keliru kalau orang Indonesia mengambil data yang sama dari luar negeri, karena hasilnya akan sama,” kata Kepala BPS, Rusman Heriawan. Menurutnya, lembaga-lembaga internasional hanya merangkum data dari lembaga resmi yang ada di masing-masing negara. “Di negara kita official statistic ya dari BPS. Jadi kalau kita cek jumlah penduduk, ekspor impor, PDB, misalnya, angkanya akan sama dengan data yang kita kirimkan ke PBB,” jelasnya.

Data BPS Dihargai Dunia Internasional Data Badan Pusat Statistik (BPS) pernah diragukan tidak mencerminkan kondisi nyata. Banyak yang membandingkan hasil pendataan dan pengolahan BPS dengan data lembagalembaga internasional. “Lima atau sepuluh tahun lalu, barangkali saya setuju jika orang lebih percaya dengan data luar

Lebih “Bermartabat” Meski demikian Rusman mengakui bahwa memang pernah ada perbedaan data

Apa beda dengan data saat Program Bantuan Langsung Tunai (BLT)? Saat BLT, ketika pencacahan, ada tekanan yang luar biasa bagi para petugas lapangan. Belum apa-apa sudah ada kesimpulan subyektif bahwa si A miskin dan B tidak miskin, hanya berdasar 14 kriteria sasaran BLT yang kasat mata. Sekarang lebih nyaman. Mulai dari petinggi negara sampai kepada warga di kolong jembatan, akan didata dengan perlakuan yang sama. Jadi tidak ada tendensi di awal. Hasilnya nanti menjadi kegiatan tahap kedua, saat pengolahan data. Mengapa tidak dilakukan bersamaan? Ya. Beberapa waktu lalu di Cipanas, saat rapat kerja Presiden dengan para menteri d a n g u b e r n u r, a d a s a t u dokumen penting bahwa kita perlu melakukan unifikasi data. Dan bila bicara data, maka adalah menjadi tugas BPS. Ke depan, apalagi dengan momentum Sensus, nanti tidak akan ada lagi masing-masing instansi mengembangkan data sendiri.

tentang kemiskinan. “Tapi garagara itu, PBB merasa tidak enak dengan BPS. Mengapa?Perlu diingat bahwa implikasi politik data statistik di negara ini cukup berat. Kalau mau tahu, data yang di Bank Dunia sama dengan data yang kita berikan ke mereka,” jelas Rusman. Lebih lanjut, Rusman menjelaskan bahwa Bank Dunia memberikan garis kemiskinan (poverty line) jauh lebih tinggi dari kondisi Indonesia. “Mereka buat dua kriteria, ada garis kemiskinan US$1/hari dan US$2/hari. Beda antara keduanya bagaikan bumi dan langit.Garis kemiskinan yang BPS buat, letaknya di tengah. Kalau dikonversi ke US$, kirakira US$1,6,” jelas Rusman. Angka itu, menurut Rusman, lebih bermartabat dibanding India dan China yang angkanya di bawah US$1/hari. “Sangat di bawah. Tapi kadang-kadang,

yang tinggal di sana sudah pada tingkat apa. Ini penting, paling tidak BPS sudah menjanjikan kepada Menteri Perumahan Rakyat bahwa instansinya nanti akan kami dukung dengan data yang sangat bagus untuk mendukung program kementerian tersebut. SP diadakan 10 tahun sekali. Apakah rentang waktu bisa mencerminkan kondisi dan sesuai kebutuhan? Kita ini penduduk besar, APBN kurang. Kita hanya bisa memenuhi rekomendasi PBB 10 tahun sekali. Tapi kalau negara maju semisal Jepang, USA, Australia, dilakukan lima tahun sekali. Mungkin duitnya lebih kuat. Orang menganggap jika dilakukan 10 tahun sekali, maka tiap tahunnya tidak dapat informasi. Hal tersebut keliru. Sebab dalam sensus juga akan dihasilkan variabel dan parameter kependudukan yang sangat akurat untuk memprediksi penduduk tiap tahun dengan karakteristik yang mencukupi. Misalnya angka kelahiran, kematian, mutasi penduduk.

orang secara sederhana membandingkan Bank Dunia sekian, BPS sekian. Padahal negara lain lebih buruk dari kita,” tandas Rusman. Perbaiki Imej Rusman menyatakan hal terberat yang dilakukan BPS adalah menyakinkan bahwa mendapat data dari BPS sangat mudah. “Kita inginkan ada introspeksi dari dua pihak. BPS introspeksi, pencari data juga. Kebanyakan pencari data di kita cari gampangnya saja. Betul bahwa mereka harus dilayani, tapi tidak lantas duduk di BPS dan berharap semua data datang sendiri. Harus ada upaya juga, self effort,” tegas Rusman. Padahal berbagai terobosan dilakukan. Mulai dari pembukaan perpustakaan hingga penyediaan akses melalui website. “Pengunjung

berbeda dengan lari cepat yang start-nya harus sama, finish-nya bisa berbeda-beda. Kalau sensus ini, start-nya boleh berbeda, tapi finish-nya harus sama. Semua ini karena kita harus mengakomodir dua hal. Pertama, wilayah geografisnya sangat sulit dan kedua, ada beberapa daerah kabupaten kota yang tengah melakukan pemilihan umum kepala daerah. Kalau ada minggu tenang pemilu kada, kami tidak boleh turun. Karena akan banyak fitnah. Kami ingin steril saja. Lantas? Insya Allah Presiden akan menyampaikan data dasar sementara, seperti jumlah penduduk hasil SP 2010 ini untuk pertama kalinya pada sidang paripurna DPR 16 Agustus 2010. Data-data yang akan dikeluarkan presiden menjadi tidak terbantahkan lagi, karena baru saja selesai sensus. Terlebih pernyataan tersebut akan dikutip oleh lembaga-lembaga internasional. Sementara data final dapat diperoleh paling lama satu tahun setelah sensus. (dimas/tr)

website kami termasuk terbesar diantara website pemerintah lain. Kebanyakan berasal dari luar negeri. Yang berarti mereka sangat menghargai data-data yang kita sediakan,” kata Rusman. Menurut Rusman, website BPS dinilai Badan Statistik PBB sebagai website dengan dataterlalu terbuka dan detil, sebab kebanyakan website statistik negara lain hanya berisi informasi tentang data apa saja yang dipunyai. “Ketika saya menghadiri sidang lembaga statistik di PBB, ada orang yang tidak saya kenal, menghampiri saya. Dia mengatakan, seharusnya saya ke Jakarta mengambil data penelitian ke kantor Bapak. Tapi di website BPS, apa yang saya butuhkan rupanya sudah tersedia,” kenangnya bangga atas apresiasi peneliti internasional. (dimas/taufik rouf).


7

Tabloid Tempel

Edisi 06 Tahun VI April 2010

Diterbitkan oleh :

BADAN INFORMASI PUBLIK

KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

Petugas Sensus Penduduk 2010 akan mendatangi tempat tinggal anda untuk melakukan pendataan langsung mulai 1-31 Mei 2010. Terimalah petugas yang mengunjungi tempat tinggal anda untuk melakukan pendataan. Petugas tidak memungut biaya apapun (gratis). Anda juga tidak perlu mendaftar karena petugas yang akan mendatangi tempat tinggal anda.

Jangan takut dan ragu-ragu untuk memberikan jawaban anda. Keterangan yang anda berikan Petugas akan menempelkan stiker khusus yang menandakan rumah dijamin kerahasiaannya. Berikan jawaban anda sesuai tangga anda telah terdata dalam SP2010. Jika belum terdaftar harap keadaan sebenarnya. menghubungi petugas SP2010 setempat atau petugas kelurahan.

6

* Nama * Umur * Jenis kelamin * Agama * Suku bangsa * Bahasa sehari-hari * Jumlah anak yang lahir hidup dan anak yang masih hidup (khusus untuk wanita dewasa) * Status dan tingkat pendidikan * Keterangan mengenai ketenagakerjaan.


Apa yang dibaca Milarsih merupakan salah satu poster yang berisi pemberitahuan dan permintaan agar masyarakat terlibat dalam Sensus Penduduk yang berlangsung pada 1-31 Mei 2010. Poster tersebut merupakan salah satu versi media sosialisasi untuk mengajak masyarakat agar

berpartisipasi. “Selain berbahasa Sunda, BPS Provinsi Jawa Barat menyiapkan juga poster versi Bahasa Jawa dan bahasa Indonesia yang dibagikan sampai RT (Rukun Te t a n g g a , r e d ) . K a m i j u g a memasang baliho di tempat-tempat umum antara lain di Lapangan Gazibu di depan Gedung Sate yang dinilai sangat strategis,” jelas Kasi Diseminasi dan Layanan Statistik BPS Provinsi Jabar, Ir. Yayah Siti Mariah. Sensus 2010 Beda M e n u r u t Ya y a h , s e l a i n menggunakan media langsung kepada masyarakat, BPS Provinsi Jawa Barat mengadakan seminar yang dihadiri oleh undangan dari dinas, badan, akademisi, dan stakeholder terkait. Bagi para wartawan diselenggarakan

Jadwal Khusus Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Rusman Heriawan menyatakan sekalipun Sensus Penduduk akan dilakukan serentak mulai tanggal 1 hingga 31 Mei 2010, namun ada sejumlah daerah sudah lebih dahulu dilakukan sensus karena berbagai faktor, “Diantaranya karena adanya pemilu kepala daerah seperti di Bali dan Banjarmasin, jelas Rusman. Menurut Kepala BPS Kabupaten Banjar, Edy Rahmadi, pelaksanaan

sensus dimajukan mulai minggu 25 April 2010. “Kami telah memajukan jadwal sensus penduduk, jadi kami telah menggelar pada hari pertama dan sejauh ini berkat kerja keras petugas cacah lapangan bisa dikatakan lancar,” kata Edy. Menurut Turmudzi, ketika disensus ia ditanya siapa saja yang tinggal di rumah dan dilihat serta ditanya tentang bangunan rumah. “Tak sampai setengah jam, kita sudah selesai ditanya,” jelas Turmudzi bangga karena telah membantu pendataan sensus. Sensus Penduduk 2010 bertujuan untuk mendata seluruh penduduk Indonesia tanpa terkecuali untuk menyakinkan jumlah penduduk Indonesia terkini. “Selain itu dapat juga memotret masyarakat secara utuh, dinamika dan mobilitas penduduk serta kemajemukan masyarakat Indonesia. Sensus Penduduk akan dilakukan terhadap penduduk yang tinggal di seluruh wilayah Indonesia, baik WNI maupun WNA, termasuk anggota korps diplomatik Indonesia di luar negeri,” pungkas Rusman Heriawan. (vira/m)

foto : Taofiq Rauf

Milarsih (56) tampak serius mengamati poster yang tertempel pada papan pengumuman di dekat rumahnya, Kiara Condong, Bandung, Jawa Barat. Poster berbahasa Sunda itu bertuliskan “Waleran saderek anu saujratna kalintang ngabantos pikeun pangwangunan bangsa”.

dalam waktu dekat memang digelar pemilu kepala daerah tingkat kota dan provinsi. Sehingga berbagai baliho dan poster Sensus Penduduk 2010 berdampingan dengan puluhan poster para calon pasangan kepala daerah dan wakil kepala daerah. Ta k h e r a n , k a r e n a w a k t u pelaksanaan yang berbeda dengan baliho yang terpampang di sepanjang jalanan Banjarmasin membuat Turmudzi mengira pelaksanaan Sensus di Banjarmasin berkaitan dengan pemilu kepala daerah.

8

Gugah Partisipasi Warga

workshop untuk mengundang partisipasi wartawan dalam mensukseskan Sensus Penduduk 2010. Diadakan juga gerak jalan santai yang diikuti masyarakat, dijadikan sarana untuk sosialisasi Sensus Penduduk 2010. ”Saat gerak jalan santai selain membagikan leaflet, kami juga mengadakan doorprize apabila masyarakat dapat menjawab pertanyaan kuis yang tentu saja berkaitan dengan sensus penduduk” tambah ibu berkerudung ini. Sensus penduduk 2010 ini memang berbeda dengan dari sensus penduduk sebelumnya yang pernah dilakukan. Penghitungan sensus kali ini dilakukan menggunakan system OMR, konsep perhitungan juga ada penambahan. ”Sensus kali ini tidak hanya menghitung jumlah jiwa saja, bangunan yang luasnya di atas 10 meter persegi juga disensus, begitu juga dengan kondisi masyarakat, misalnya wanita yang pernah melahirkan termasuk akan disensus,” jelas Yayah. Berbagai produk sosialisasi itu tentu mendapat reaksi beragam. Milarsih mengaku siap menerima kedatangan petugas pencacah ke rumahnya. “Abdi (Saya, bhs Sunda, red) mah ikut saja kegiatan pemerintah, mudah-mudahan akan banyak program yang berguna untuk orang kecil,” ujar nenek dari dua cucu ini penuh harap. Sementara itu, di Banjarmasin, Turmudzi (42) sopir taksi mengaitkan pelaksanaan sensus dengan gelar pemilihan umum kepala daerah. “Itu pasti untuk persiapan pilkada saja,” katanya. Kebetulan di Banjarmasin

foto : Taofiq Rauf

Kepala BPS Kabupaten Semarang, Rochwan

Perhatian warga atas pelaksanaan Sensus Penduduk (SP) 2010 cukup beragam. Di Kabupaten Semarang, minat mendaftar menjadi petugas cacah lapangan yang membantu mengumpulkan data sangat besar. “Kami hanya membuka kebutuhan 1.080 petugas, tapi pelamar mencapai tiga ribuan orang,” kata Kepala BPS Kabupaten Semarang, Rochwan. Untuk mengumpulkan data, BPS memang mengambil petugas pengumpul data dari masyarakat sekitar, “Selain karena tingkat pemahaman wilayah, juga sebagai upaya pemberdayaan dan penambahan penghasilan masyarakat,” tutur Rochwan. Tak hanya soal menjadi petugas saja, menurut Rochwan tingginya minat warga atas pelaksanaan SP 2010 juga muncul karena dukungan pemerintah daerah dalam pelaksanaan sosialisasi yang dilakukan BPS. Kabupaten Semarang terlihat begitu antusias? Inilah yang menggembirakan

Rochwan (bertopi paling kiri) bersama tim BPS Kabupaten Semarang

Jadikan Sensusnya Republik Indonesia kami. Semua elemen turut membantu. Sejak jauh hari masyarakat seperti terbawa dan merasa penting untuk terlibat dalam pendataan yang dilakukan pada SP kali ini. Kondisi ini membuat kami optimis pelaksanaan SP2010 Kabupaten Semarang akan berjalan sukses. Selain memang secara garis besar masyarakat Semarang sudah mengerti salah satu pentingnya sensus adalah bagi arah pembangunan daerah.

Apa resepnya? Kami semua satu suara, bahwa SP2010 bukan hanya kepentingan sensusnya BPS. Tapi ini adalah sensusnya Republik Indonesia yang hasilnya bisa dimanfaatkan

oleh semua pihak dimanapun juga. Lebih luas lagi sensus ini dilakukan hampir serentak di seluruh negara. Jadi bukan kegiatan asal kegiatan. Kita juga berusaha meyakinkan bahwa data yang dihasilkan akan bisa digunakan sebagai acuan pembangunan penduduk Kabupaten Semarang beberapa tahun kedepan. Sederhananya, jika data yang diberikan masyarakat asal-asalan maka tujuan pembangunan daerah juga akan tidak tepat sasaran. Yang rugi siapa? Ya, masyarakat juga. (tr)

5

Bisa dijelaskan tentang dukungan pemerintah daerah? Sama antusiasnya dengan

masyarakat. Pimpinan daerah menyambung apa yang telah kami lakukan. Misalnya ketika kami melakukan sosialisasi di tingkat kabupaten, Bupati langsung yang turun tangan membuka dan mendampingi kami. Ataupun ketika ada kegiatan yang dilakukan Pemda, pesan-pesan SP2010 selalu ditampilkan.


Edisi 06

Tahun VI April 2010

Liputan Khusus

9

www.bipnewsroom.info

Solusi Tenaga Kerja

Terampil Bermitra dengan Akademi Teknik Mesin Industri Surakarta dan sekolah vokasi dari Jerman, SMK ini berupaya mengembangkan kualitas anak didiknya. Tak jarang, para calon lulusannya sudah “dilamar” beberapa perusahaan atau pemilik industri.

Oleh : Agus S Budiawan

Setiap pagi derit gerinda dan kikir seolah tak pernah absen keluar dari bengkel praktek. Mungkin hanya waktu libur dan ulangan umum saja suara itu bisa lenyap di kawasan sekolah kejuruan yang asri, bersih dan memiliki bangunan yang serasi ini. Tak sulit untuk menemukan lokasi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Katolik St Mikael Surakarta Jawa Tengah. Berada di kawasan Laweyan, Surakarta, sekolah ini tampak menonjol dengan gedung lantai dua dan luas areal sekitar 33.000 m2. Sekolah yang berdiri tahun 1962 ini juga memiliki beragam fasilitas. Selain ruang belajar, juga ada bengkel praktek, laboratorium komputer/internet dan e-learning, praktek gambar tehnik manual dan AutoCAD, serta unit produksi dan perpustakaan. Sekilas tampak tak jauh beda dengan sekolah kejuruan kelompok teknologi dan industri, tapi ketika melihat proses pembelajarannya dan mencermati lulusannya, tentu

tak bisa disamakan dengan sekolah lain sejenis. Wisnu Haryanto, Wakil Kepala Kurikulum Praktek dan Produksi menyatakan bahwa kurikulum SMK St. Mikael disusun agar setiap produk belajar para siswa layak untuk dijual. Beberapa perusahaan dan industri nasional yang menjadi rekanan sekolah ini biasa memesan dan membeli langsung produk yang dihasilkan para siswa.“Setiap tahun kami melakukan kajian terhadap kebutuhan pasar.Itu sebabnya bahan ajar seiap tahun berubah karena menyesuaikan dengan pesanan industri” jelas Wisnu. Biasakan Suasana Kerja Wisnu juga menjelaskan agar terbiasa bekerja pada industri para siswa melakukan praktek kerja dalam dua shift. Shift pagi mulai pukul 06.55 WIB hingga pukul 14.30 WIB sedangkan untuk shift malam pukul 14.30 WIB sampai pukul 22.00 WIB. Setiap lima siswa didampingi oleh seorang instruktur dengan menerapkan capasitas oriented, artinya ketika praktek setiap siswa mengunakan satu alat

“Setiap tahun kami melakukan kajian terhadap kebutuhan pasar.Itu sebabnya bahan ajar seiap tahun berubah karena menyesuaikan dengan pesanan industri”

Control(CNC) dan membuat produk yang layak jual,” jelas Wisnu. Tak berlebihan jika dengan kurikulum sedemikian, sekolah yang merupakan mitra Indonesian-German Institute (IGI) dan Akademi Teknik Mesin Industri (ATMI) Surakarta, itu memiliki status akreditasi A (amat baik).

atau satu mesin. “Dengan begitu kami berharap agar siswa benarbenar dapat menggunakan peralatan produksi dan dapat menghasilkan produk yang berkualitas,” tambah Wisnu. Setiap tingkatan para siswa memperoleh kompetensi dasar yang berbeda. Menurut Wisnu, ketika berada di kelas X siswa dikembangkan kualitas dan keterampilan dasarnya, saat naik ke kelas XI akan belajar tentang efisiensi produksi, dan di kelas XII siswa akan mengembangkan keterampilan produksi dan peguasaan teknologi. “Di kelas XII kompetensi dasar sudah mengarah pada product oriented. Mereka belajar menggunakan aplikasi Computerized Numercally

Lulusan Diincar Pengusaha SMK St. Mikael telah meluluskan lebih dari 2500 alumni yang sebagian besar bekerja di bidang industri baik milik pemerintah, swasta maupun menjadi wiraswastawan. Siswa sekolah ini memang tak pernah risau dengan masa depan setelah sekolahnya usai. Menurut Sagana Mulyanto,Human Research and Development (HRD) banyak perusahaan yang “melamar” siswa lulusan sekolah ini untuk bekerja di perusahaannya. “Permintaan biasanya diajukan sebelum para siswa kelas XII menyelesaikan seluruh aktivitas sekolahnya. Setiap tahun rata-rata tercatat

30 hingga 50 perusahaan yang mencari lulusan SMK St Mikael Surakarta. Bahkan perbandingan permintaan itu bisa mencapai 1 : 3; sehingga siswa bisa leluasa memilih di perusahaan mana siswa itu akan bekerja,” jelas Sagana. Berikan Solusi SMK St. Mikael juga mengembangkan program Grassroot Training Centre (GTC)una membantu lulusan SMA yang masih mengganggur. Program ini digagas bekerjasama dengan A k a d e m i Te k n i k M e s i n Industri (ATMI)Surakarta d a n S o l o Te c h n o p a r k . Secara khusus memberikan pelatihan keterampilan di bidang manufacture mechanic, garment mechanic dan pengelasan. “Program ini berdurasi sembilan bulan untuk memperoleh pelatihan dan sekaligus membantu penempatannya di perusahaan-perusahaan,” tutur Sagana Mulyanto. Upaya tersebut dinilai Kepala Sekolah Katolik St Mikael, T Agus Sriyono SJ. MA.M Hum, sebagai sumbangsih dalam membantu memberikan solusi kepada bangsa, “SMK kan dapat membantu menyiapkan tenaga terampil yang dibutuhkan industri,” jelasnya merendah seraya menjelaskan bahwa di sekolah yang penting adalah pembentukan karakter dan kualitas siswa sebagai modal penting membangun daya saing bangsa di bidang industri. (agus s budiawan)


10

Edisi 06

Daerah

www.bipnewsroom.info

Kibar Daerah

Melirik Buah-buahan ‘Ajaib’ Kalbar

Tahun VI April 2010

Jika anda melihat, mendengar dan memiliki kisah unik dari seluruh nusantara untuk dituliskan dan ingin berbagi dalam rubrik Kibar Daerah dan Lintas Daerah, silahkan kirimkan naskah kepada redaksi komunika melalui surat ke alamat redaksi atau melalui e-mail: komunika@bipnewsroom.info atau bip@depkominfo.go.id

Oleh : Priya Hutama

Kalimantan Barat. Sumatera Barat Sulawesi Tengah

Lintas Daerah Sumatera Barat

Terus Pacu Potensi Pendidikan dan Wisata

Lapeh, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat. Sekira 300 kilometer dari Pontianak, Kalimantan Barat. Di sini bisa ditemui buah-buahan unik dan aneh. Unik karena rasanya khas dan aneh bagi orang yang belum mengenalnya.

Warga setempat, terutama di pedalaman, dari dulu sudah menikmatinya.Pak Hendi, salah seorang penjualnya bilang pohon buah-buahan itu diwarisinya dari para nenek moyangnya. “Di hutan milik adat, tanaman itu dibiarkan tumbuh liar, dan dipetik hasilnya setahun sekali kalau musim hujan sudah datang,” kata warga suku Dayak Ribun itu. Dari “Tiruan” Durian Hingga Bengkuang Gajah Ada buah yang bentuknya memang mirip betul dengan durian yang biasa kita kenal. Cuma, bentuknya lebih kecil, garis tengahnya kira-kira 15 cm. Pohonnya pun mirip durian. Orang kota menyebutnya durian hutan, atau Durian Kawai, atau Lai. Sebagian ada yang menyebutnya Mengkawai Durian Kawai berduri lunak. Warna kulit buahnya rata-rata lebih cerah ketimbang durian. Dagingnya berwarna oranye cerah, cantik betul dilihatnya. Kalau digigit, agak kenyal, rada-rada manis tapi tidak berbau menyengat seperti durian. Jika di Pulau Jawa dikenal Buah Timbul alias Kluwih, yang biasa menjadi bahan sayur lodeh. Di Kalimantan Barat ada buah yang mirip si Kluwih ini. Bentuknya sama, tapi lebih besar dengan duri yang empuk. Kalau sudah matang, warna kulitnya coklat kekuningan. Namanya Mentawah. Pohon Mentawah mirip pohon Kluwih jadi mungkin sepupunya, atau bersaudara sama Sukun. Kalau sudah matang, baunya harum lembut. Dagingnya seperti Nangka, tapi lebih kecil dengan warna oranye kemerahan. Rasanya manis, dagingnya lembut, dan wangi. Bijinya biasa dikeringkan, dan kata penggemarnya lebih gurih ketimbang kwaci. Orang Sanggau dan Sekadau lebih suka memakan buah ini

ketika mengkal, belum matang betul, jika digigit terasa renyah. Ada lagi saudara lain buah Timbul yaitu Tasam atau Tehengan. Hampir sama seperti Mentawah, namun durinya lebih lembut. Besarnya sekitar 10 sampai 15 cm. Kalau sudah matang terasa empuk. Daging buahnya putih kusam, berair, rasanya manis legit dan wanginya bukan main. Konon Tasam sama kayak buah Kepel yang disukai raja-raja Jawa, sebab kalau dimakan, maka air seni dan keringatnya ikut-ikutan berbau wangi juga. K a l a u s a j a Ta s a m dikembangkan, barangkali bisa laris karena mampu jadi pengharum keringat, ketimbang mahal-mahal beli minyak anti-bau badan segala. Buah Ta s a m b i s a d i b u a t jus lalu dikalengkan. Jadi komoditas ekspor eksotis. Sama seperti Mentawah, biji buah ini biasa digoreng atau disangrai warga setempat lantaran lebih gurih ketimbang kwaci. Buah Nangka Hutan alias Cempedak cukup populer di kalangan orang Sumatera. Baunya lebih menyengat dari Durian. Bagi orang Betawi, Cempedak sering dijadikan aneka penganan favorit seperti Cempedak Colek, dodol, dan sejenisnya. Cempedak Sanggau, rasanya lebih legit dan baunya tajam, meskipun bentuknya lebih kecil. Namanya biasa saja yaitu Bengkuang. Tapi Bengkuang asal Singkawang ini lebih istimewa. Besar, renyah, dan manis. Ratarata besarnya 20 sentimeter, dan bulat penuh. Berkah Alam Pembangunan jalan TransKalbar membuat Hendi dan warga

Lapeh lainnya beruntung. Kini mereka bisa menjajakan aneka buah di pinggir jalan itu. “Lumayan juga lah Pak, kita tak perlu pergi jauh-jauh,” kata Pak Hendi. Trans-Kalbar selain membuka isolasi ternyata juga menjadi lahan meraup rejeki bagi warga setempat. Mereka bisa menjajakan beragam barang bagi pengguna rute Trans-Kalbar yang bisa menghemat waktu tempuh dari Pontianak sampai Sanggau. “Cuma lima jam, dibandingkan rute lama sekitar delapan jam,” kata Hendi menegaskan. Rekan Pak Hendi, yaitu Pak Kito, ikut memanfaatkan jalan trans Kalbar sebagai ‘pasar ’ buah produksi hutannya. Dulu sebelum ada jalan itu mereka

harus menempuh jarak puluhan kilometer buat mencapai ibukota Sanggau. Sekarang jarak antara ‘pasar’ dan pohon buah-buahan istimewa itu cuma beberapa meter saja. Akan tetapi, kedua orang itu menyesalkan penebangan pohonpohon durian di wilayahnya, karena kayunya laris dibeli orang Malaysia. Padahal potensi buahbuahan ajaib ini sangat besar untuk dikembangkan secara nasional bahkan kalau mungkin diekspor. “Tapi kepala suku kami sudah berpesan supaya pohon buah-buahan Mentawah, Tasam, serta buah khas lainnya tak boleh ditebang,” tutur Pak Kito. ***

Keterbatasan sumber daya alam Sumatera Barat harus disikapi dengan baik, "Kita perlu gali potensi lain yang lebih dahsyat manfaatnya. Kita punya potensi Sumber Daya Manusia yang hebat, punya potensi keindahan alam yang menawan. Jangan pernah ragukan itu," ungkap Gubernur Sumbar Marlis Rahman, akhir Maret lalu. Menurut Gubernur ada dua potensi yang bisa dikembangkan Sumbar, yakni dunia pendidikan dan pariwisata. "Kita mesti genjot kualitas pendidikan guna menumbuhkan kreatifitas anak didik agar mampu bersaing di era globalisasi saat ini. Sementara di bidang wisata kita akan lebih fokus pengembangan pariwisata alam, budaya, dan religi sehingga bisa memacu pertumbuhan ekonomi masyarakat dan menjauhkan diri dari hal-hal negatif yang ditimbulkan," jelas Marlis Rahman. Lebih lanjut Marlis Rahman menegaskan bahwa pengembagan pariwisata Sumbar diarahkan ke pariwisata keluarga, bukan pariwisata glamor yang bisa merusak citra budaya bangsa. "Kita yakin Sumatera Barat di masa-masa mendatang akan mampu menjadi provinsi terdepan di Republik ini. Yang penting saat ini kita mesti bersatu padu, bersamasama, seiya sekata, bangkit membangun nagari untuk lebih baik lagi," pungkasnya. (Zardi Syahrir) Sulawesi Tengah

Pelatihan Layanan Kesehatan Jiwa Pasca Konflik Kegiatan Advokasi dan Pelatihan Revitalisasi pelayanan kesehatan jiwa masyarakat pasca konflik berlangsung di Hotel Wisata Poso pertengahan April lalu. Kegiatan yang diprakarsai Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah ini melibatkan peserta dari Kabupaten Poso, Parigi Moutong, Tojo Una-Una dan Morowali yang terkena imbas kerusuhan poso beberapa waktu lalu. Kegiatan ini ditujukan untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan perawat, bidan, dokter puskesmas/rumah sakit serta peningkatan kemampuan pengelolaan program kesehatan jiwa tentang sistem informasi kesehatan jiwa masyarakat, pengelola obat kesehatan jiwa, pemantauan dan evaluasi. "Kami ingin mendapatkan komitmen semua pemangku kebijakan di Kabupaten Poso dan sekitarnya untuk menyediakan pelayanan kesehatan jiwa yang bermutu terjangkau dan berkelanjutan," jelas Ketua Panitia. Nurjannah Badjeber. Bupati Poso Piet Inkiriwang, mengimbau peserta pelatihan agar dapat mengaplikasikan pengetahuan yang diterima untuk dilaksanakan di wilayah masing-masing, "Saya yakin semua peserta bisa bertukar pengalaman tentang permasalahan yang sering dihadapi dan mencari solusi yang tepat," tegasnya. (rusman)

Katakan Tidak

!

pada Narkoba


Edisi 06

Tahun VI April 2010

Lintas Lembaga yang wajib disampaikan, bukan semua hal harus diinformasikan," katanya. (Mf)

Kementerian Komunikasi dan Informatika Sosialisasi Pelaksanaan UU Keterbukaan Informasi Publik

Badan Nasional Penanggulangan Bencana Tingkatkan Kualitas Koordinasi

dari titik penerimaan hingga ke sasaran," jelasnya. Namun demikian, Soetrisno mengaku masih perlu adanya peningkatan kualitas SRC-PB. "Kendala kita adalah dukungan peralatan modern. Misalnya untuk penyelamatan korban gempa bumi yang terkubur puing bangunan. Itu butuh alat pendeteksi kehidupan yang harganya cukup mahal," kata Soetrisno menegaskan. Kendala lain yang dihadapi oleh SRC-PB adalah masih belum optimalnya koordinasi lintas instansi,"SRC-PB kan berasal dari berbagai lembaga yang telah memiliki prosedur standar masing-masing. Nah tugas kita ke depan berusaha memastikan standar ini bisa sinergi agar koordinasi SRC-PB meningkat," jelas Soetrisno. Menurut Soetrisno, saat ini BNPB terus menggelar pelatihan dan koordinasi untuk penyempurnaan kualitas koordinasi dan menyamakan persepsi,"Termasuk juga dengan pemerintah daerah dan media massa, karena penanganan bencana adalah tanggung jawab kita semua," pungkasnya. (m).

Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Tifatul Sembiring mengatakan, pelaksanaan Undang Undang Keterbukaan Informasi Publik (KIP) saat ini masih dalam proses sosialisasi, belum masuk ke dalam pengenaan sanksi hukum. "Perlu saya sampaikan, banyak pihak yang menyangka bahwa masalah KIP tidak akan terkena sanksi, padahal bukan demikian, karena semua pihak akan terkena sanksi hukum bila tidak menjalankannya," katanya diJakarta, Jumat (23/4). Tidak hanya bagi lembaga pemerintah saja, tapi juga lembaga negara lainnya dan LSM, sehingga mereka dituntut menyampaikan keterbukaan informasi. Oleh karena itu, menurut Tifatul semua harus siap. "Bahkan masyarakatnya juga harus siap. Karena kalau tidak siap, semua yang ditanyakan tidak dijawab," jelasnya. Menteri Kominfo menyatakan bahwa dalam pelaksanakan UU KIP, ada hal-hal yang boleh diinformasikan dan ada yang tidak yang terkait dengan rahasia negara. "Informasi yang harus diketahui oleh masyarkat, itu

Untuk menanggulangi bencana di Indonesia, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah membentuk Satuan Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana (SRC PB). Sampai saat ini sudah ada dua SRC PB yang disiapkan oleh BNPB. "Satu unit berada di Lanud TNI AU Halim Perdana Kusuma, Jakarta, dan satu lagi di Lanud TNI AU Abdul Rahman Saleh, Malang. SRC PB berkekuatan 550 personel dari 14 instansi dan didukung 3.000 personel dari 19 instansi yang siap diberangkatkan atas perintah Kepala BNPB," jelas Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB, Soetrisno, di Jakarta, Kamis (22/4). SRC PB, menurut Soetrisno mengemban tugas pengkajian kerusakan dan kebutuhan secara cepat, pengendalian situasi darurat bencana, termasuk membuka jalan, pencarian, penyelamatan, dan evakuasi. "SRC juga mengemban tugas pelayanan kesehatan, pengungsian, dan hunian sementara, penyaluran logistik

Indonesia kini memiliki 160 sensor seismik digital yang diharapkan mampu mendeteksi

mengukur keberhasilan dengan indikator angka-angka, namun juga tak benar jika angka dijadikan satu-satunya pranala keberhasilan. Mengapa? Karena dalam kehidupan sosial, banyak fenomena yang tidak bisa diukur dengan angka semata. Oleh karena itu, kuantifikasi segala macam persoalan berpotensi mengabaikan hal-hal yang dari “sono”-nya memang sudah tertakdir sebagai variabel yang tak terukur. Sering muncul klaim, sebuah program dikatakan berhasil jika sebagian besar—katakanlah 70 persen—warga menerima manfaatnya. Sejatinya, masih ada 30 persen warga yang luput dari perhatian, namun karena jumlahnya secara kuantitatif tidak mayoritas, maka kegagalan itu dianggap bukan masalah. Repotnya, tidak ada jaminan bahwa 70 persen warga menerima manfaat program secara adil dan merata. Namun sekali lagi, karena secara kuantitatif mereka sudah termasuk ke dalam kategori keberhasilan, disparitas orang per orang menjadi tak menarik lagi untuk diperbincangkan.

Sayang hingga kini “pemberhalaan” terhadap angka-angka masih saja terjadi. Contoh paling nyata adalah sistem penilaian prestasi perseorangan yang sejatinya bersifat kualitatif, namun dipaksakan untuk dikuantifikasikan. Tanggungjawab, kerjasama, kejujuran, kepemimpinan, adalah contoh-contoh variabel yang nyata-nyata bersifat kualitatif. Namun dalam penilaian, variabel-variabel tersebut diejawantahkan menjadi angka-angka, misalnya nilai kejujuran 84, sementara kepemimpinan diberi nilai 91. Dalam praktik, bisakah dibedakan kejujuran seseorang yang nilainya 84 dan 85? Bisakah ditunjukkan perbedaan orang yang nilai kepemimpinannya 91 dan 93? Mestinya, orang yang memiliki nilai 85 lebih jujur daripada yang 84 dan yang memiliki nilai 93 kemampuan leadership-nya lebih mumpuni daripada yang 91. Namun kenyataannya tidaklah selalu demikian, karena kejujuran dan kepemimpinan sangat subjektif, alias tergantung dari siapa yang memberi

nilai dan dalam konteks apa. Kejujuran dan kepemimpinan juga selalu fluktuatif, berubah setiap saat. Bagaimana mungkin menetapkan satu angka mutlak untuk sesuatu yang selalu berubah? Tapi hal seperti ini sungguh-sungguh ada dan terjadi di negeri ini. Contoh lain, jumlah korban meninggal akibat kecelakaan lalu-lintas dilaporkan menurun dari 42.000 orang menjadi 30.000 orang. Penurunan tersebut diklaim sebagai sebuah keberhasilan, dengan ‘melupakan’ fakta penting bahwa masih ada 30.000 orang tewas sia-sia di jalan raya. Ini terjadi karena kentalnya budaya kuantitatif yang lebih menekankan pada angka-angka besar ketimbang angka-angka kecil. Orang melihat kuantitas sebagai jumlah belaka, bukan makna yang tersirat di sebaliknya. Maka jangan heran jika akhirnya orang tidak kaget mendengar ada kecelakaan bus menewaskan dua orang, karena sebelumnya ada kecelakaan yang menewaskan 12 orang. Korupsi di bawah Rp 100 juta luput dari perhatian karena di

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Hibah Sensor Seismik Digital dari China

filolet.wordpress.com

Wajah Kita

Kuantitas Harus diakui, paradigma kuantitatif telah merajai khasanah pemikiran di Tanah Air. Hingga detik ini, orang sering mengukur segala sesuatu hanya dari deretan angka-angka. Jumlah yang banyak dianggap lebih baik daripada yang sedikit. Yang tinggi lebih utama dari yang rendah. Yang besar dianggap lebih bermutu dari yang kecil. Ukuran keberhasilan segala sesuatu lebih merupakan inkuiri dari berapa banyak yang dapat dicapai, ketimbang menilik sejauh mana sesuatu itu bermanfaat bagi hajat hidup orang banyak. Ta k s a l a h m e m a n g

11

www.bipnewsroom.info

pusat gempa kurang dari 5 menit, antara lain untuk menunjang analisis mitigasi bencana tsunami. Sepuluh diantaranya adalah bantuan dari Pemerintah Republik Rakyat China. ”Kami percaya, peralatan ini akan berguna untuk sistem peringatan dini tsunami,” kata Wakil Menteri China Earthquake Administration (CEA) Liu Yuchen, Senin (12/4), di kantor Badan Meterologi, Klimatologi, dan Geofiska (BMKG), Jakarta. Sekretaris Utama BMKG Andi Eka Sakya ketika menerima peralatan tersebut menyatakan bahwa BMKG ingin bekerja sama secara intensif dengan China untuk menjalankan sistem jaringan seismograf digital yang telah dilaksanakan mulai tahun 2005 dan selesai tahun 2009. "Untuk pemeliharaan fasilitas ini, kita sudah bisa minta dananya melalui APBN," jelas Andi. Deputi Bidang Geofisika BMKG Prih Harjadi, menyatakan selain hibah dari China, beberapa negara juga akan segera menyerahkan hibah sensor digital yang sama. "Jerman ada 21, Jepang 15, dan dari Organisasi Traktat Pelarangan Menyeluruh Percobaan Nuklir ( C T B TO ) s e b a n y a k e n a m peralatan. Selebihnya milik Indonesia sendiri,” kata Prih Harjadi. Dengan peralatan yang ada sekarang, menurut Prih Haryadi, pusat gempa di seluruh Indonesia sudah bisa memberikan data real time dan akurat karena pengolahannya pun juga menggunakan perangkat teknologi yang ada di BMKG. (m/bs)

luar sana banyak koruptor mengembat uang rakyat milyaran hingga triliunan rupiah. Kasus belasan bayi meninggal karena gizi buruk di suatu daerah tidak diliput media, karena di tempat lain ratusan bayi meninggal akibat kasus yang sama. Padahal besar atau kecil, banyak atau sedikit, secara kualitatif memiliki kedudukan sama dan tentu berhak mendapatkan perhatian yang sama. Satu orang meninggal sama dengan 1.000 orang meninggal, sama-sama kehilangan nyawa. Mencuri uang rakyat Rp 1 juta sama dengan Rp 100 juta, samasama korupsi. Tapi faktanya, kualitas selalu kalah oleh kuantitas. Jumlah yang banyak selalu dianggap lebih penting dibanding yang sedikit. Orang cenderung melihat sesuatu yang sangat menonjol, sangat kasat mata dan mudah terbilang. Kita lupa bahwa kehancuran berawal dari masalah yang kadang sangat sepele, laten dan bisa jadi jumlahnya sangat sedikit (gun).


12

Edisi 06

Tahun VI April 2010

Foto : Taofiq Rauf

www.bipnewsroom.info

Siang itu, matahari tepat di atas ubun-ubun. Namun Sodik (30) dan Rahmat (51) seolah tak merasakan teriknya. Keduanya menyusuri jalanan di Kecamatan Bandungan, Semarang, Jawa Tengah. Ketika tepat di depan sebuah rumah, mereka mengetuk pintu.

Setelah bertemu pemilik rumah, Sodik dan Rahmat memperkenalkan diri, sejurus kemudian rangkaian pertanyaan keluar bergantian dari Sodik dan Rahmat. Pertanyaan yang diajukan keduanya sangat detail, tapi mudah dijawab. “Selain bapak dan ibu, siapa lagi yang tinggal di rumah ini?” “Bapak dan ibu bekerja?” “Bapak dan Ibu serta anak dan mantu yang tinggal serumah, apakah memasak di dapur yang sama?”. Begitu beberapa pertanyaan yang diajukan Sodik dan Rahmat. Sang empu rumah pun bisa menjawab dengan mudah dan lengkap. Jika ada hal yang kurang jelas, dengan sigap Sodik dan Rahmat memberikan penjelasan untuk membantu empunya rumah. Satu rumah usai, keduanya memberi tanda kotak pada peta seukuran kertas A4 yang dibawa. Setelah itu keduanya mendatangi rumah berikutnya. Begitu seterusnya. Satu persatu rumah warga didatangi. Mereka berdua adalah calon Bung Itung, petugas cacah lapangan (PCL), pelaksana pendataan Sensus Penduduk 2010. Dalam karakter animasi, Bung Itung digambarkan sebagai garda terdepan kegiatan Sensus Penduduk 2010 yang ceria, ramah dan bersahabat, serta giat dalam melaksanakan tugas

pengumpulan data. Bangga Sodik dan Rahmat ditemui Komunika pertengahan April lalu ketika adalah tengah melakukan uji lapangan. Berbekal tas ransel bertuliskan SP 2010 “PASTIKAN ANDA DIHITUNG”, lengkap dengan kertas dan peta kecil, keduanya mengujiterapkan pembekalan tiga hari pelatihan. Kebetulan Sodik dan Rahmat berasal dari desa yang sama, Desa Kandangan, Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang. Sehari-hari, Sodik bekerja sebagai pegawai kelurahan. “Sebagian besar calon PCLadalah aparat desa. Oleh Lurah kami diberi ijin selama pelaksanaan sensus berlangsung. Ini juga kan tugas negara,” ujar Sodik sambil tertawa. Lain lagi Rahmat. Keseharian bapak empat orang anak ini akrab dengan sawah. Awalnya petani ini iseng melamar menjadi calon petugas cacah. “Saya hanya diberitahu Lurah kalau BPS butuh tenaga cacah lapangan. Kata Lurah itu tugas negara. Kalau tugas negara, mau dia insinyur, buruh, petani, atau apa saja, semuanya wajib memberikan yang terbaik,” ujarnya sembari terus membaca buku petunjuk sensus yang ada di tangannya. Sambil menyisir wilayah cacah timnya, Sodik dan Rahmat selalu menegaskan kebanggaan

mereka terlibat dalam Sensus Penduduk 2010. “Kami memang diberi tahu soal honor. Tapi jujur, nilainya berapa, kami tidak tahu. Setelah penandatanganan kontrak baru kami tahu nilainya. Kami semakin semangat ternyata sebesar itu,” kata Sodik terkekeh seraya menyebut untuk kerja sebulan ini bisa mendapatkan honor lebih dari Rp2 juta. Asah Keahlian Sodik dan Rahmat adalah satu dari 1.080 calon PCLBadan Pusat Statistik Kabupaten Semarang. Mereka semua mengikuti pelatihan di dua Training Camp (TC) Bandungan Semarang. Pelatihan dilaksanakan beberapa gelombang sejak 30 Maret hingga 16 April 2010. Setiap gelombang, pelatihan berlangsung selama tiga hari. Selama tiga hari dalam kelas, calon PCL dibekali berbagai pengetahuan, pemahaman serta pendalaman tentang sensus penduduk. Usai pendalaman kemudian ketahap selanjutnya yang disebut tahapan listing, untuk selanjutnya penyelusuran dan pemetaan wilayah kerja masing-masing tim PCL. “Jadi PCL mengerti betul wilayah kerjanya. Harapannya dengan penguasaan wilayah tersebut, mereka tidak melewatkan satupun sasaran cacah atau kemungkinan double cacah,” ujar Fatichuddin, instruktur nasional

yang terjun langsung memantau pelaksanaan pelatihan. Fatichuddin kemudian menjelaskan bahwa pelaksanaan SP kali ini punya perbedaan mendasar dibanding dengan SP tahun 2000 lalu. Jika 10 tahun silam hanya ada PCL yang bertugas langsung secara individu ke lapangan, SP 2010 kali ini dibagi dalam tim, dimana satu tim terdiri dari 3 orang PCL dengan satu koodinator tim. Koordinator tim inilah yang akan betul-betul memastikan hasil cacah sebelum kemudian diserahkan kepada koordinator lapangan. “Jadi, memang pelaksanaannya berjenjang. Ini untuk memastikan keakuratan data yang dihasilkan. Nah, dari korlap kemudian data baru dikirim ke pusat di Jakarta,” katanya. Ujung Tombak Kepala BPS Provinsi Jawa Tengah, Lukito Praptoprijoko menyatakan bahwa penyajian data yang akurat sampai wilayah administratif terkecil sangat berguna bagi perencanaan pembangunan agar tepat guna dan tepat sasaran. “Untuk inilah pelaksanaan cacah lapangan terus kami sempurnakan, salah satunya adalah pembentukan hingga tim terkecil,” kata Lukito. Penguatan dan penajaman visi dan misi PCL dikatakan Lukito menjadi pusat perhatian karena ditangan merekalah

keakuratan data sensus SP 2010 ini. “Kalau di sepak bola, merekalah striker atau ujung tombak utama. Gol PCL akan memenangkan pertandingan SP,” katanya mengibaratkan. Meski digelar setiap sepuluh tahun sekali, Sensus Penduduk memiliki nilai yang sangat strategis. “Data hasil SP2010 juga dapat digunakan sebagai kerangka contoh induk (KCI) untuk kepen-tingan survei-survei lain berbasis rumah tangga atau penduduk yang dilakukan BPS pada periode 2010-2020 mendatang,” tambah Lukito. Tapi yang lebih penting lagi, kata Lukito, dari tangan-tangan PCL-lah terkumpul informasi kependudukan yang memungkinkan untuk menganalisa struktur penduduk, “Sehingga dapat digunakan sebagai bahan evaluasi pelaksanaan Milennium Development Goals pada wilayah administrasi terkecil, yaitu desa,” tambahnya. Bagi Sodik, Rahmat dan PCL lainnya, tentu sensus penduduk kali ini tak bisa dilupakan. Mereka merasa diberdayakan dan mendapat kesempatan untuk menambah pendapatan. “Tapi yang paling penting kita bangga bisa ikut menjalankan tugas negara. Ini keuntungan terbesar,” kata Sodik yang disertai anggukan kepala Rahmat. (tr)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.