Dentamedia Volume 27 Nomor 3

Page 1

MEMBEDAH ISI

UNDANG-UNDANG KESEHATAN

Sebut saja dia Adinda. Seorang dokter gigi yang sedang bingung mengenai pemberitaan akhir-akhir ini. Begitu banyak isu dan broadcast message di grup whatsapp terkait rancangan undang-undang kesehatan omnibus law. Ada yang mendukung, namun tak sedikit yang berapi-api menyerukan penolakan. Hingga ia sampai pada kesimpulan sistem baru seperti apakah ini? Mengapa banyak sekali sejawatnya yang menolak?

Tak banyak ditemukan penjelasan lengkap mengenai undang-undang ini. Informasi yang beredar masih juga tak jelas, dan terkedang tendensius. Hingga akhirnya Undang-undang tersebut disahkan pada Rapat Paripurna DPR ke-29, masa persidangan V tahun sidang 2022-2023, Selasa 11 Juli 2023. Sampai sudah disahkan pun naskah Undang-Undang Kesehatan belum beredar. Lalu sebetulnya apa isi RUU Kesehatan yang kini sudah sah menjadi Undang-Undang Kesehatan No. 17 tahun 2023?

STR Seumur Hidup,

SIP Tetap Berlaku Lima Tahun

Surat Tanda Registrasi (STR) berlaku seumur hidup, menjadi isu yang ramai diperbincangkan sejak draft RUU Kesehatan keluar. Kini RUU Kesehatan telah disahkan menjadi Undang-Undang Kesehatan No. 17 Tahun 2023. Dalam pasal 260 ayat 4 disebutkan bahwa STR berlaku seumur hidup. Banyak yang mengira kerepotan mengurus ini itu tiap lima tahun akan berakhir, tapi ternyata tidak, dokter gigi akan tetap repot setiap lima tahun.

Setelah berlakunya undang-undang baru, dokter gigi tetap repot mengumpulkan Satuan Kredit Profesi (SKP), bedanya kalau dulu merupakan syarat untuk memperbaharui Sertifikat Kompetensi, sekarang menjadi syarat untuk memperpanjang Surat Izin Praktik. Mungkin ini dapat menjawab pertanyaan tentang bagaimana menjaga kualitas seorang dokter gigi pasca perberlakukan undang-undang baru.

Dilansir dari laman sehatnegriku.kemkes.go.id, sistem pemenuhan kompetensi berkala wajib dilakukan oleh tenaga kesehatan untuk memperpanjang Surat Izin Praktik (SIP). Dijelaskan dalam Undang-Undang Kesehatan pasal 260 ayat 1 yang berbunyi “Setiap tenaga medis dan tenaga kesehatan yang akan menjalankan praktik wajib memiliki Surat Tanda Registrasi”. Pasal 260 ayat 3 menjelaskan persyaratannya yaitu, ijazah pendidikan dan / atau sertifikat profesi, serta memiliki sertifikat kompetensi. Dari pasal ini diketahui bahwa setelah dokter gigi lulus uji kompetensi maka akan mendapatkan STR seumur hidup yang diterbitkan oleh Konsil. STR nantinya tidak berlaku jika yang bersangkutan meninggal dunia, dinonaktifkan atau dicabut oleh Konsil atas nama Menteri, atau dicabut berdasarkan putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap.

Persyaratan mengenai SIP diatur dalam pasal 264 Undang-Undang Kesehatan. Dijelaskan dalam pasal ini, untuk membuat SIP harus memiliki STR dan tempat praktik. SIP sendiri berlaku selama lima tahun dan dapat diperpanjang dengan memenuhi Satuan Kredit Profesi (SKP). dengan demikian SKP yang berfungsi sebagai kontrol kualitas dokter gigi dalam kompetensinya

tidak lagi dibutuhkan untuk memperpanjang STR, tetapi untuk memperpanjang SIP. Pemerintah mengklaim hal ini guna menyederhanakan proses administrasi, sehingga dokter gigi tidak lagi terbebani. Keputusan ini cukup menuai pro dan kontra, karena organisasi profesi tentunya tak lagi dilibatkan dalam penerbitan STR dan SIP maupun dalam perolehan SKP dokter gigi.

Melihat begitu banyaknya perubahan aturan, maka pertanyaan besarnya adalah kapankah peraturan ini mulai berlaku? Menteri Kesehatan telah mengeluarkan Surat Edaran No. HK.02.01/MENKES/1911/2023 tentang Penyelenggaraan Registrasi dan Perizinan Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan. Dalam surat edaran ini dijelaskan bahwa pada saat berlakunya UU Kesehatan STR, STR Sementara, STR Bersyarat dan SIP yang sudah terbit dinyatakan tetap berlaku sampai berakhirnya masa berlaku STR dan

SIP. Jika penerbitan STR, STR Sementara, STR Bersyarat, dan SIP masih dalam proses awal sebelum verifikasi, maka akan disesuaikan dengan ketentuan dalam UU Kesehatan No 17. Jika masa berlaku STR sudah habis kurang dari tiga bulan, maka dapat mengajukan pembaruan STR menjadi STR seumur hidup selama memenuhi kecukupan SKP selama lima tahun dengan persyaratan yang berlaku.

Bagi tenaga kesehatan yang masa berlaku STRnya sudah habis lebih dari tiga bulan dan tidak memenuhi kecukupan SKP, maka harus melakukan uji kompetensi kembali agar dapat mengajukan permohonan STR seumur hidup. Terkait dengan pernpanjangan SIP, dalam surat edaran dijelaskan perpanjangan SIP dapat dilakukan di pemerintah daerah dengan melampirkan STR, Surat Keterangan Praktik dan Bukti Pemenuhan SKP. Messya R, Ilustrasi: Yuda Haditia Putra]

2
Bahasan
Suasana Rapat Paripurna DPR jelang pengesahan RUU Kesehatan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (11/7/2023). [Foto: Kompas.com]
3 5

Bagaimana Aturan Praktik Bagi

Dokter Asing?

Persebaran dokter yang tidak merata di Indonesia menjadi salah satu isu bidang kesehatan. Dalam sosialisasi

Undang-Undang Kesehatan yang digelar oleh Kemenkes, permasalahan kebutuhan dokter di Indonesia dapat diatasi dalam tiga cara, yaitu membuka lebih banyak program pendidikan dokter, mencetak lebih banyak dokter spesialis dan subspesialis melalui pendidikan berbasis rumah sakit, mempermudah administrasi perizinan dan registrasi dokter, hingga membuka jalur bagi dokter WNA untuk berpraktik di wilayah tertentu.

Isu pemanfaatan dokter WNA lulusan luar negeri sangat mengundang pro dan kontra bahkan sejak RUU ini digulirkan. Undang-undang Kesehatan yang baru saja disahkan ditengarai mempermudah masuknya dokter asing untuk berpraktik di Indonesia.

Hal ini dibantah oleh Menkes Budi Sadikin. Menurutnya, dokter asing yang masuk akan dibatasi dan harus berpraktik pada fasyankes tertentu yang membutuhkan. Masuknya dokter WNA diharapkan dapat membantu permasalahan kekurangan dokter di Indonesia dan memberikan transfer ilmu.

Jika merujuk pada nas-

kah Undang-undang Kesehatan No 17 Tahun 2023 pasal 248 disebutkan bahwa Tenaga Medis dan Kesehatan Asing lulusan luar negeri dapat berpraktik di Indonesia setelah mengikuti evaluasi kompetensi baik itu dari segi administrasi maupun kompetensi kemampuan praktik. Namun, jika dokter WNA merupakan lulusan luar negeri yang sudah terekognisi dan sudah berpraktik minimal lima tahun dan dapat dibuktikan dengan surat keterangan, dapat mengajukan surat izin praktik di Indonesia tanpa melalui uji kompetensi. Aturan uji kompetensi ini sebelumnya tidak tercantum dalam draft RUU Kesehatan. Namun, berkat dorongan dari organisasi profesi, masukan ini akhirnya dapat diakomodasi.

Selain itu, hanya dokter spesialis dan subspesialis, serta tenaga kesehatan dengan kompetensi tertentu dan sesuai kebutuhan fasyankes yang dapat praktik di Indonesia.Dalam sosisalisasi UU Kesehatan, Kemenkes menekankan bahwa dokter WNA harus berpraktik dalam suatu institusi dan tidak boleh berpraktik mandiri. Dokter WNA juga diharuskan mengikuti adaptasi, pelatihan bahasa serta memiliki STR dan

SIP dengan masa berlaku maksimal empat tahun.

Distribusi dokter juga menjadi permasalahan yang harus dicermati oleh pemerintah pasca Undang-undang Kesehatan disahkan. Pasalnya, dokter WNA dikhawatirkan hanya akan bekerja pada fasyankes tertentu di kota-kota besar karena tidak fasilitas dan sumber daya di fasyankes daerah terpencil seringkali tidak lengkap. Maka, selain permasalahan distribusi, pemerintah juga perlu memperhatikan fasilitas pada fasyankes agar alokasi dokter WNA di daerah terpencil dapat mengatassi masalah maldistribusi dokter di Indonesia.

Hal lain yang menjadi kekhawatiran dari pendayagunaan dokter asing ini dapat menimbulkan masalah baru jika tidak adanya pengawasan dan regulasi yang ketat. Jika tidak ada pengawasan yang tepat, maka akan berdampak bagi kualitas pelayanan dan akan merugikan masyarakat indonesia. Selain itu, pemerintah juga harus melihat adanya potensi kesenjangan antara dokter asing dan dokter dalam negeri. Kesenjangan dan sentimen ini jika menimbulkan konflik tentunya akan berimbas pada layanan kesehatan. [Messya R, Foto: Getty Images]

4
Bahasan

Pemerintah Ambil Alih Pelatihan Dokter dan Dokter Gigi

Dengan disahkannya UU Nomor 17 Tahun 2023 tentang kesehatan, pelatihan dokter maupun dokter gigi untuk pengumpulan Bobot Satuan Kredit Profesi

Berita

(SKP) akan diselenggarakan oleh pemerintah pusat dan lembaga yang telah diakreditasi oleh pemerintah pusat. Sebelumnya menurut UU Praktik Kedokteran Pasal 28, pelatihan dokter dan dokter gigi dilaksanakan oleh organisasi atau lembaga yang diakre- ditasi oleh Organisasi Profesi (OP). SKP merupakan satuan kredit yang menurut peraturan sebelumnya, digunakan untuk memperpanjang Surat Tanda Registrasi (STR). Namun, dalam peraturan terbaru STR nantinya akan berlaku seumur hidup, sehingga SKP akan digunakan sebagai syarat untuk memperpanjang surat izin praktik (SIP). Staf Ahli Bidang Hukum Kementerian Kesehatan, Sundoyono mengatakan, perubahan ini ditentukan untuk menciptakan standarisasi demi menjaga dan meningkatkan

mutu Tenaga Kesehatan (Nakes).

“Ini memang berbeda dengan UU Praktik Kedokteran dalam pasal 28 dimana pelatihan atau kewajiban dokter atau dokter gigi dalam mengikuti pendidikan pelatihan dilakukan oleh OP atau lembaga yang diakreditasi oleh OP," tuturnya dalam sosialisasi UU Kesehatan Rabu (16/8/23).

Sundoyono juga menjelaskan bahwa perubahan ini ditujukan untuk menciptakan standarisasi dalam peningkatan mutu Tenaga Kesehatan.

Dalam sosisalisasi ini juga dijelaskan bahwa OP tidak lagi difokuskan untuk melakukan pengambilan sumpah profesi bagi dokter maupun nakes. Berdasarkan UU Kesehatan yang baru disahkan, nantinya pengambilan sumpah profesi akan dilakukan oleh penyelenggara pendidikan. [Kompas, M Syauqi, Foto: Rayhandika V]

Buntut Kasus Perundungan, Kemenkes Tegur Tiga Rumah Sakit

Kemenkes memberikan tegu ran terhadap tiga rumah sakit terkait dengan kasus perundungan (bullying) terhadap sejumlah dokter. Pemberian sanksi ini tertuang dalam Instruksi Menteri Kesehatan Nomor HK.02.01/

MENKES/1512/2023 tentang Pencegahan dan Penanganan Perundungan terhadap Peserta Didik pada Rumah Sakit Pendidikan di Lingkungan Kementerian Kesehatan tanggal 20 Juli 2023.

Teguran tertulis tersebut diberikan kepada Direktur Rumah Sakit, yakni: Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta; Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung; Rumah Sakit Adam Malik, Medan. Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kemenkes Azhar Jaya menegaskan, pihaknya juga meminta ketiga Dirut rumah sakit tersebut untuk memberikan sanksi kepada staf medis maupun peserta PPDS yang terlibat kasus perundungan. Jika kasus perun-

dungan kembali terulang, maka sanksi kepada pelaku menjadi catatan dan pertimbangan saat akan memperpanjang surat izin praktik (SIP).

Dalam konferensi pers yang digelar, sesuai dengan instruksi Menkes, Kemenkes telah membuka hotline pelaporan tindakan perundungan dalam program pendidikan di RS yang dikelola oleh Kemenkes. Dari hotline tersebut Kemenkes telah menerima 91 pengaduan perundungan. Terdapat 44 laporan yang terjadi di RS di lingkungan Kemenkes, 17 laporan dari RSUD di 6 provinsi, 16 laporan dari FK di 8 provinsi, 6 laporan dari RS milik universitas, 1 laporan dari RS TNI/ Polri, dan 1 laporan dari RS swasta.

Bentuk laporan perundungan yang diterima Kemenkes antara lain: permintaan biaya diluar kebutuhan pendidikan, pelayanan, dan penelitian yang tidak seharusnya dilakukan oleh peserta didik, tugas jaga diluar batas wajar. [Kompas, Messya R, Ilustrasi: Yuda Haditia Putra]

1. Snap QR Code dengan HP atau buka http://bit.ly/3irknZ3

2. Isi data pembeli, klik berlangganan

5 Berita
Cara berlangganan :
3. Lakukan pembayaran sebesar sesuai instruksi
Biaya sudah termasuk ongkos kirim ke seluruh Indonesia

Pengaruh Undang-Undang Kesehatan Baru terhadap Profesi Dokter Gigi

Akhirnya Undang-Undang Kesehatan resmi diundangkan di tanggal cantik 8-8-2023. Diberi Nomor 17 Tahun 2023, undang-undang ini di muat dalam Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 105 Tahun 2023. Sementara penjelasannya dimuat dalam Tambahan Lembaran Negara No. 6887.

Undang-undang ini menjadi menarik karena walaupun judulnya “Kesehatan”, dalam proses pembuatannya justru ditentang mati-matian oleh mayoritas tenaga medis dan tenaga kesehatan, baik secara organisasi maupun perorangan. Selain dalam dialog formal, serta perang di media sosial, penolakan juga muncul dalam bentuk aksi damai di berbagai penjuru Indonesia. Tapi toh undang-undang ini tetap melaju dengan lancar. Sejarah kemudian yang akan membuktikan kemaslahatannya bagi peningkatan derajat kesehatan Rakyat Indonesia.

Dalam salinan yang beredar, UU No 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan terdiri dari 20 Bab dan 458 Pasal. Cukup banyak memang, karena undang-undang ini merupakan omnibus law yang melebur dan menyatakan tidak berlaku sebelas undang-undang yang telah ada sebelumnya, yaitu : UU No. 419 Tahun

1949 tentang Ordonansi Obat Keras, UU No. 4 Tahun 1984 tentang Wabah

Penyakit Menular, UU No. 29 Tahun

2004 tentang Praktik Kedokteran, UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, UU No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah

Sakit, UU No. 20 Tahun 2013 tentang

Pendidikan Kedokteran, UU No. 18

Tahun 2014 tentang Kesehatan Jiwa, UU No. 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan, UU No. 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan, UU No. 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan, serta UU No. 4 Tahun 2019 tentang Kebidanan. Lalu apa dampak berlakunya undang-undang ini bagi profesi dokter gigi? Mari kita bedah pasal yang berkaitan.

Kesehatan Gigi dan Mulut

Kata “Kesehatan Gigi dan Mulut”

hanya disebut enam kali dalam Undang-Undang Kesehatan, yaitu satu kali di Pasal 22 sebagai bagian dari

upaya kesehatan serta lima kali di Pasal 70 yang memang pasal tersebut secara khusus berjudul “Kesehatan Gigi dan Mulut”. Isi Pasal 70 normatif perihal pencegahan, pengobatan, dan pemulihan kesehatan gigi dan mulut. Kemudian pelaksanaannya oleh pemerintah pusat, daerah, masyarakat melalui unit pelayanan kesehatan gigi dan/ atau kesehatan sekolah.

Pendidikan

Tenaga medis harus memiliki kualifikasi pendidikan paling rendah pendidikan profesi (Pasal 210). Pendidikan sarjana diselenggarakan oleh perguruan tinggi, sementara pendidikan profesi diselenggarakan oleh perguruan tinggi bekerjasama dengan fasilitas pelayanan kesehatan dengan melibatkan Kolegium (Pasal 209). Sementara itu pendidikan spesialis dan subspesialis selain diselenggarakan oleh perguruan tinggi, dapat pula diselenggarakan oleh rumah sakit pendidikan sebagai penyelenggara utama bekerjasama dengan perguruan tinggi (Pasal 209).

Uji Kompetensi

Dalam rangka menilai pencapaian standar kompetensi mahasiwa pendidikan profesi harus mengikuti uji kompetensi yang diselenggarakan oleh penyelenggara pendidikan bekerja sama dengan Kolegium (Pasal 213).

Sertifikat Profesi

Mahasiswa yang menyelesaikan program sarjana tenaga medis akan mendapatkan ijazah (Pasal 211). Bagi mahasiswa profesi yang lulus Uji Kompetensi akan mendapatkan Sertifikat Profesi yang diterbitkan oleh penyelenggara pendidikan (Pasal 220).

Sertifikat Kompetensi

Dokter gigi baru wajib diangkat sumpah oleh penyelenggara pendidikan (Pasal 215), kemudian akan mendapat Sertifikat Kompetensi (Pasal 213) dari Kolegium. Berbeda dengan kondisi saat ini, dimana kolegium merupakan bagian dari organisasi profesi, dalam undang-undang baru kolegium berada di bawah Konsil (Pasal 1).

Surat Tanda Registrasi (STR)

Surat Tanda Registrasi adalah bukti tertulis yang diberikan kepada tenaga kesehatan/medis yang telah diregistrasi (Pasal 1). STR akan berlaku seumur hidup, diterbitkan oleh Konsil atas nama Menteri Kesehatan dengan syarat memiliki Ijazah/Sertifikat Profesi serta Sertifikat Kompetensi (Pasal 260).

Internship

Semua dokter gigi baru wajib mengikuti internship yang merupakan penempatan wajib sementara pada fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama dan tingkat lanjut pada fasilitas pelayanan kesehatan. Program internship ini bertujuan untuk pemantapan, pemahiran, dan pemandirian (Pasal 216).

Surat Izin Praktik

Surat Izin Praktik (SIP) tetap wajib dimiliki sebagai syarat praktik. SIP adalah bukti tertulis yang diberikan kepada tenaga medis dan tenaga kesehatan sebagai pemberian kewenangan untuk menjalankan praktik (Pasal 1). SIP akan berlaku selama 5 tahun, diterbitkan oleh Pemerintah Daerah namun dalam kondisi tertentu dapat diterbitkan oleh Menteri Kesehatan (Pasal 363). Syarat SIP untuk pertama kalinya adalah memiliki STR dan tempat praktik, untuk perpanjangan SIP diperlukan syarat tambahan yaitu kecukupan Satuan Kredit Profesi (Pasal 264).

Satuan Kredit Profesi

Satuan Kredit Profesi (SKP) dikeluarkan setelah mengikuti suatu pelatihan yang diselenggarakan oleh Pemerintah Pusat atau lembaga yang terakreditasi oleh Pemerintah Pusat (Pasal 258). Dengan demikian kegiatan organisasi profesi baru dianggap berlaku SKP-nya bila lembaganya terakreditasi dan acaranya teregistrasi di pemerintah.

Banyak pasal-pasal lain dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan, isinya sangat lengkap karena merupakan gabungan dari 11 undang-undang lama. Terlepas dari pro dan kontra yang sepertinya akan terus berlanjut, undang-undang ini sudah diundangkan dan berlaku pada saat ini.

8 Opini
Penulis : Kosterman Usri Penulis merupakan dokter gigi di Bandung

Manajemen Stress Penting Bagi Dokter

Gigi

Sebanyak 450 juta orang di dunia mengalami stres, menurut data WHO. Begitu banyak orang yang mengalami stres, hingga stres dianggap menjadi hal yang lazim. Padahal stres dapat menyebabkan kesehatan mental dan fisik seperti depresi, gangguan saraf hingga penyakit jantung. Penting untuk mengelola stres dengan baik agar tidak berdampak pada kua-litas hidup seseorang. Menurut survei Dentist Well-Being oleh American Dental Association pada tahun 2021, 79 persen dokter gigi yang mengalami stres sedang hingga berat dalam pekerjaan. Survey lainnya dari British Dental Association menemukan bahwa sekitar

17,6 persen dokter gigi pernah berpikir untuk bunuh diri karena stres berat dan depresi yang dirasakan berkaitan dengan pekerjaannya. Contoh perasaan yang muncul sebagai bentuk stres pada dokter gigi adalah tekanan untuk menjadi perfeksionis dalam keterampilan tangan, memaksakan diri untuk bekerja hingga kelelahan, kekhawatiran dalam menangani pasien yang memiliki ketakutan berlebih saat prosedur berlangsung, hingga kekhawatiran mendapatkan komplain dari pasien setelah melakukan perawatan.

Secara klinis, stres juga bisa ditandai dengan sering merasa lelah, pusing, tekanan darah tinggi, hingga gangguan pencernaan. Jadi, bagaimana cara menangani stres pada dokter gigi?

Mulai dari diri sendiri

Cara pertama menangani stres pada dokter gigi dimulai dari tubuh kita sendiri. Menurut dr. Yovi Yoanita, M.Kes(Gizi), FAARM.ABRAAM dalam seminarnya yang bertajuk Lifestyle Medicine fo Prevent Aging and Healthier Life, cara menangani stres yang paling mudah adalah dengan

mengontrol diet dengan makanan yang sehat. Hal ini sangat mudah dilakukan, namun tidak banyak yang menyadari bahwa langkah ini berdampak pada manajemen stres seseorang.

Mengonsumsi makanan yang sehat akan meningkatkan sistem imun dan keselarasan kesehatan badan dan psikis. Kita perlu memperhatikan jenis makanan yang kita konsumsi. Pertama, kenali jenis karbohidrat. Salah memilih jenis karbohidrat bisa membuat gula darah meningkat dan menjadi sumber inflamasi utama di dalam tubuh manusia. Kedua, konsumsi sayur, buah, dan air untuk melawan inflamasi yang terjadi. Ketiga, mengontrol konsumsi air putih. Jumlah air putih yang dikonsumsi harus sesuai dengan kebutuhan tubuh agar menghindari terjadinya gangguan enzim yang sudah ada.

Setelah kontrol makanan, langkah lainnya yang tak kalah penting untuk menghindari tubuh dari stres adalah dengan melakukan olahraga rutin. Pada orang berusia diatas 30 tahun sangat disarankan untuk mengakat beban karena bisa membantu menjaga kondisi otot. Salah satu kondisi medis pada otot yang sering dialami dokter gigi adalah low back pain. Dokter gigi yang mengalami low back pain direkomendasikan melakukan rehabilitasi yang bertujuan menstabilkan otot yang sudah berubah akibat posisi atau beban kerja yang berlebih. Hal ini menunjukkan pentingnya menjaga kondisi otot dengna berolahraga rutin sebelum kegiatan sehari-hari membuat dokter gigi mengalami kondisi yang lebih serius. Selain itu, olahraga yang cukup juga akan meningkatkan kualitas tidur pada malam hari dan menurunkan risiko gangguan psikis yang menyebab stres.

Bekerja sama dengan sekitar Selain mengontrol diri, hal yang bisa dilakukan dokter gigi adalah dengan bekerja sama dengan orang di sekitarnya, seperti kolega, perawat gigi, bahkan pasien yang sedang dirawat. Bersama dengan kolega dan perawat, dokter gigi harus bisa membagi tugas yang dia kerjakan. Terlalu banyak mengerjakan sesuatu berisiko meningkatkan kejenuhan dan stres pada dokter gigi. Anda bisa mencoba membagi beberapa tugas kepada rekan kerja Anda. Selanjutnya, Anda harus memahami bagaimana menenangkan pasien. Dokter gigi tidak jarang mendapatkan pasien yang ketakutan untuk mendapatkan perawatan. Memiliki kemampuan untuk menenangkan pasien akan membantu dokter gigi juga untuk lebih tenang dan menghindari kesalahan yang memicu stres berkepanjagan. Anda bisa mengajak pasien Anda untuk melalukan meditasi kecil, sperti menarik napas panjang beberapa saat, untuk membuat pasien lebih rileks. Selain itu, pastikan Anda berhenti beberapa saat ketika melakukan perawatan. Ini akan membantu dokter gigi meregangkan badannya sejenak, serta pasien juga bisa bernapas lega dan tidak ketakutan dengan tindakan yang dilakukan dokter gigi. Musik yang menenangkan juga patut Anda coba untuk diputar di dalam ruangan perawatan untuk menghindari stres, baik untuk Anda dan pasien. Melakukan langkah-langkah di atas akan sangat membantu Anda, sebagai dokter gigi, untuk manajemen stres akibat bekerja. Jika langkah di atas tikda kunjung membuahkan hasil, jangan ragu untuk menemui psikolog untuk membantu Anda. [Nadia F, M Syauqi; Foto: Getty Images]

9

Pendidikan Spesialis di Rumah Sakit, Mungkinkah?

Penulis merupakan dokter gigi bedah mulut di Surabaya

Dokter muda ini jika lulus kualifikasi, nantinya akan ditawarkan untuk magang menjadi staf setelah lulus. Dalam masa magang, dokter hanya akan belajar bidang ilmu tertentu selama beberapa waktu. Dikarenakan belum adanya kurikulum kedokteran spesialis, penyelesaian studi hanya berdasarkan penilaian oleh senior-seniornya apakah dokter tersebut sudah kompeten atau belum.

Istilah brevet mulai dikenal pada era tahun 80-90an. Dalam bidang spesialisasi dokter gigi, setelah menempuh pendidikan tambahan maka dapat diberikan gelar brevet bedah mulut, atau bidang lain seperti brevet prostodonsia, orthodonsia, pedodonsia, konservasi gigi, serta periodonsia. Pada era ini pendidikan yang dijalankan sudah berbasis pada rumah sakit milik Kementerian Kesehatan atau Pemerintah Daerah.

Kini, kebutuhan dokter dan dokter gigi spesialis di tiap daerah mulai meningkat. Karena tuntutan keilmuan dan pelayanan, maka mulai dibentuk program studi dokter dan dokter gigi spesialis. Namun, kuota siswanya masih terbatas. Hal ini berkaitan dengan keterbatasan jumlah pengajar, instrumen kurikulum, fasilitas pendukung di Rumah Sakit, serta birokrasi. Jika mengacu pada peraturan yang masih berlaku saat ini, mahasiswa pendidikan dokter dan dokter gigi spesialis masih masuk melalui Universitas. Walaupun, ada beberapa bidang keilmuan yang pada saat pelaksanaan pendidikan berada

hampir sepenuhnya di rumah sakit, baik di Rumah Sakit Pendidikan maupun Rumah Sakit di bawah Kementerian Kesehatan dan Pemerintah Daerah.

Rancangan Undang-undang Kesehatan yang baru-baru ini disahkan memuat isu bahwa pendidikan kedokteran dan kedokteran gigi spesialis nantinya akan bersifat hospital based. Di mana rumah sakit di bawah Kementerian Kesehatan dapat menyelenggarakan pendidikan kedokteran spesialis, selain dari universitas. Pertanyaan besar apakah dapat rumah sakit pendidikan ini menghasilkan spesialis? Secara de facto memang bisa. Sebagian rumah sakit kini sudah memiliki alat kelengkapan diklat, komkordik yang mengatur seseorang untuk bisa stase di rumah sakit pada waktu yang ditetapkan. Pendidik klinis yang ada di rumah sakit ini umumnya adalah klinisi yang tidak berafiliasi kepada pihak universitas melalui pihak departemen pada fakultas kedokteran/ fakultas kedokteran gigi.

Terkait kebijakan baru ini, kolegium memegang peranan penting un-

tuk menjaga kualitas seorang dokter/ dokter gigi spesialis. Tanpa kurikulum yang baku, maka nantinya saat lulus akan banyak variasi dan penyimpangan dari kaidah jika hanya mengandalkan konsulen yang ada di rumah sakit. Kompetensi standar sangat penting bagi dokter dan dokter gigi spesialis. Parameter yang digunakan harus terukur dan jelas, tidak bisa hanya dari penilaian konsulen di rumah sakit. Melihat kondisi saat ini, hanya di beberapa rumah sakit besar pendidikan dokter spesialis bisa diselenggarakan. Hal ini terkait dengan sejarah, kurikulum, dan fasilitas. Namun, tetap brevet dan ijazah yang mengeluarkan adalah pihak universitas. Sehingga bila ini akan diubah maka harus ada peraturan pendukung dan kriteria yang jelas baik untuk proses rekrutmen, pendidikan dan serta penyetaraan antar dokter/dokter gigi spesialis. Masih banyak pekerjaaan rumah untuk mewujudkan rumah sakit bisa mandiri mendidik mahasiswa menjadi seorang dokter spesialis yang kompeten ditinjau dari seluruh aspek. [Ilustrasi: clipground.com]

Dentamedia tiap triwulan diterbitkan oleh Lembaga Studi Kesehatan Indonesia (LSKI) Yayasan Bale Cijulang sejak tahun 1997 ISSN 1410-4768 ALAMAT: Office & Beyond Building Jl. CImanuk 6 Bandung 40115, Kotak Pos 7785 Bandung 40122, TELEPON: 0896628366161, FAKS: (022)2502807, EMAIL: dentalmedia@gmail.com

SITUS: www.dentamedia.id

PENDIRI Kosterman Usri PEMIMPIN UMUM Maryanne Susanti PEMIMPIN REDAKSI Messya Rachmani REDAKSI Fathin Vania Rahmadina, Nadia Faradiba, Rizna Salsadila Shofwa, M. Syauqi Syafiq KORESPONDEN Dhona Afriza (Padang), Amanda Kristiani Matondang (Medan), Bertha Aulia (Palembang), Alfini Octavia (Yogyakarta), Ronny Baehaqi (Surabaya), Muhammad Andhyka Fitrianto (Malang), Putra Qodri Fath (Pontianak), Irma Chaerani Halim (Samarinda), Muhamad Ruslin (Makassar), Michael Andrea Leman (Manado), Anak Agung Istri Devi Wulandari Putra (Denpasar), Septia Indriasari (Mataram)

DIREKTUR BISNIS Maryanne Susanti PEMASARAN Felycia Evangeli Andi Arnold (Manajer), Alia Intan Kusuma Ramadhani, Blandina Tsanarayya Amarantha ACARA Dian Islamiyati (Manajer) Mulia Ayu Hanifa, Varisati Nalina Vara, Sangga Tirakat, Muhammad Syahid Abdilah, Abigail Thanya Gracesheila, Andrian Fadhillah Ramadhan, Maya Adriati Pramestiningrum, Raisya Aurellia Putri Lesmana, Adira Khansa Mahdiya, Gabriella Tasha, Vita Ekaviasta Putri KEUANGAN Latifah Kaniadewi , Siti Kusdiarti DESAIN GRAFIS Benazir Amriza Dini, Irmayanti Meitrieka, Yuda Haditia Putra, Aulia Dewi PRODUKSI Agus Sono TEKNOLOGI INFORMASI Anzarudin, Anggit Wirasto BIRO JAKARTA Sandy Pamadya (Kepala), Affi Listriani, Ina Sarah Addawiah, Putu Ayu Pradnya BIRO SEMARANG Hayyu Failasufa (Kepala), Ade Ismail Berita/artikel/siaran pers/foto/surat pembaca/iklan/penawaran kerjasama untuk Dentamedia kirimkan

SILAHKAN KIRIMKAN HAK KOREKSI/JAWAB ANDA KE ALAMAT DENTAMEDIA

10 Opini
Penulis : Ronny Baihaqi Bicara soal pendidikan dokter dan dokter gigi spesialis tentunya perlu berkaca pada sejarah. Merunut cerita dari seorang dokter senior, di tahun 70-an, pendidikan dokter spesialis saat itu dilakukan melalui sistem penyaringan dokter muda oleh dokter yang bertugas di salah satu bidang ilmu untuk kaderisasi.
ke e-mail ke dentamedia@gmail.com APABILA KEBERATAN DENGAN ISI DENTAMEDIA

Kolaborasi UI dan

Universitas Taiwan tangani layani pasien berkebutuhan khusus

los Algodones, Kota dengan Dokter Gigi Terbanyak

Senin, 17 Juli 2023, FKG UI resmi menandatangani

kerja sama dengan Chung Shan Medical University

Taiwan untuk berkolaborasi meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan gigi dan mulut bagi pasien berkebutuhan khusus di wilayah Asia. Kesepakatan ini ditandangani secara bersama oleh Dekan FKG UI, Dr. drg. Nia Ayu Ismaniati, MDSC., Sp. Ort(K) dan Head of Project ‘New Southbound Special Need Patient Oral Care’ Prof. ChiaTze dari College of Oral Medicine, Chung Shan Medical University, Taiwan, Yayasan Sayap Ibu Cabang Jakarta, Klinik Nice Dental Care, Klinik South Dental serta Klinik Smile Concept di Aula FKG UI, Salemba. Kerjasama ini diharapkan mampu memajukan pengembangan pendidikan, pelayanan kesehatan, dan perlengkapan medis untuk memberikan perawatan yg berkualiras dan tepat untuk pasien berkebutuhan khusus. [ANTARA]

Unissula Buka Magister Ilmu

Kedokteran Gigi

Pada Senin, 3 Juli 2023, bersamaan dengan pengambilan sumpah 20 dokter gigi baru, Dekan FKG

Unissula Dr. drg. Yayun Siti Rochmah, Sp.BM menyampaikan saat ini FKG Unissula telah membuka progam studi baru, yaitu Magister Ilmu Kedokteran Gigi. Prodi baru tersebut dibuka pada tahun ajaran baru 2023. Hal ini juga disampaikan oleh Rektor Unissula Prof. Dr. Gunarto, S.H., M.H. yang membacakan Surat Keputusan pembukaan program Magister Ilmu Kedokteran Gigi telah disetujui. [Tribun News]

Los Algodones sebuah kota kecil di Meksiko dijuluki sebagai Molar City atau Kota Molar, memiliki konsentrasi dokter gigi tertinggi per mil persegi di dunia. Kota ini berpenduduk sekitar 7.000 jiwa dan lebih dari 600 orang berprofesi sebagai dokter gigi. Tak hanya itu, empat jalanan utama di kota tersebut juga memiliki banyak klinik gigi dengan berbagai layanan. Dilansir dari Oddity Central, ratusan ribu orang Amerika diketahui mengunjungi Los Algodones bukan untuk berlibur, namun untuk pergi ke dokter gigi. Bahkan kota ini disebut sebagai ibu kota wisata gigi dunia.

Terlepas dari persaingan yang ketat antara klinik gigi di Los Algodones, permintaan seringkali melebihi pasokan dalam hal layanan gigi. Hal ini dikarenakan klinik gigi di Los Algodones ini diklaim memiliki biaya termurah di Amerika Seri-

kat. Meski memiliki harga yang relatif murah, akan tetapi kualitas yang diberikan justru begitu baik. Karena terdapat begitu banyak klinik gigi di kota, persaingan yang sehat untuk penawaran perawatan terbaik pun diberikan. Untuk memenangkan persaingan, klinik gigi di Molar City terus meningkatkan peralatan mereka, sehingga banyak dari mereka menggunakan solusi dan teknik mutakhir yang tidak digunakan di tempat lain. Tidak jarang dokter gigi asing datang ke Los Algodones untuk mempelajari teknik baru dan berlatihdenganperalatan paling modern. Biaya yang terjangkau dan kualitas tinggi dari prosedur gigi adalah salah satu alasan utama mengapa Molar City telah menjadi semacam kiblat pelaya- nan gigi. [Liputan6.com, Ilustrasi: Yuda Haditia Putra]

11
Wawasan
Sekilas

Prof. Cortino Sukotjo DDS, Ph.D, MMSc (Dental Treatment Management for Geriatric Patients)

Dr. Wagih Tarek Ali BDS MSc., PhD ( Everyday Endodontic Challenges)

drg. Sandy Pamadya, Sp. RKG (Choosing the Appropriate Imaging Modalities for General Dental Practice)

MAIN LECTURE SPEAKERS

Prof. Dr. Niladri Maiti BDS, MDS, M.Sc, FAM, PhD (Integration of Laser in Clinical Practice)

Samir Karimov, DDS (The Art of Anterior Esthetic Restoration)

drg. Garry Wijaya, Sp.KG (A look into endodontic's tools and materials based on clinical cases: WHAT and WHEN to use)

Dr. drg Aditya Wisnu, Sp.KG(K) (Endodontic Treatment Workflow using Modern Concept of New Metallurgy Material & Optimum Torque Reverse Motion)

SYMPOSIUM

Prof. Yoshihiro Abiko, B.A., C.P.P., D.D.S., Ph.D (Psychosomatic Dentistry In Japan)

Dr. Foo You Han (Management of Deep Margin Defects)

Prof. drg. Rahmi Amtha, MDS., Sp.PM(K), Ph.D. (Emerging Oral Autoimmune Lesions Associated with Post Covid-19 Infection)

drg. Benso Sulijaya, Sp.Perio, Ph.D (Crown Lengthening: A Way to Restore Biological Width (Supra Crestal Tissue Attachment)

and many more ...

Dr. Chaminda Jayampath Seneviratne, BDS., MPhil.,PhD., FRCPath (The Current Paradigm of Periodontal Pathogenesis; An Update)

drg. Yusuf Bagus Pamungkas, Sp. KG Creating Natural Anterior Direct Composite Restoration in Daily Practice)

drg. Usman Sumantri, M.Sc (Policy Updates in Dentistry)

Nara

(Psychosomatic Dentistry: Treatment Approach and Research Trends)

drg. Andy Wirahadikusumah Sp.Pros (The Basic Workflow of Creating a Precise and Beautiful Porcelain Partial Crown)

Dr. drg. Eko Febrianto Sp.KG(K) (Step-by-step Endodontic Treatment with the Latest Concept and Technology)

drg. I Aprillia., SpKG (K) The Principles Techniques for An Appropriate Cleaning and Shaping Root Canals

HANDS-ON SPEAKERS

drg. Yusuf Bagus Pamungkas, Sp. KG (Creating Natural Anterior Direct Composite Restoration in Daily Practice)

Dr. drg Aditya Wisnu, Sp.KG(K) (Root Canal Preparation using Optimum Torque Reverse Motion)

drg Safira Khairina, M.Kes & drg. Pramadita Allia (Electronic Health Record & Odontogram Application in Daily Dental Practice)

drg. Marik Guizot, SpBM Immediate Placement with Compromise Buccal Plate)

drg. James Handojo, Sp.Pros (Porcelain Problems: Bonding to Cementing)

Dr. drg.Andi Setiawan Budihardja SpBMM(K) & drg. Surya SpBM (Mastering Tooth Extraction)

Contact Us: SCAN NOW FOR CONFERENCE & FREE VISITOR REGISTRATION

FOR EXHIBITION Trias Nugrahasanah S E : trias@api-event.com

FOR INTERNATIONAL SALES Shalini Padman E : shalini.padman@koelnmesse.com.sg

FOR CONFERENCE INQUIRIES drg Sandra Mega Sp.Ort (PDGI) E : idec2023@pdgi.or.id

The Transformation of Dental Health Resiliency Jakarta Convention Center SEPTEMBER 2023 LOCAL & INTERNATIONAL EXHIBITORS
Hanseung Baek, BS., DMD., MS., PhD Akira Toyofuku, DDS, Ph.D Matsuoka Hirofumi, Ph. D. Dr. Durga Paudel BDS, Ph.D. Kang, DDS, PhD
*Update per July 2023
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.