1 minute read

Smart Tooth, teknologi terbaru untuk deteksi penyakit kronis

Jumat, 5 Mei 2023, WHO menetapkan berakhirnya Darurat Pandemi Covid-19. Hal ini disampaikan oleh Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus pada konferensi pers di Jenewa. Menurut WHO, tren penurunan angka kematian dan tekanan sistem kesehatan sehingga penyebaran Covid-19 bukan lagi berstatus pandemi atau darurat kesehatan masyarakat global. [Berita dan foto : WHO, CNN]

LAGI, PDGI PECAHKAN REKOR MURI

Advertisement

PDGI kembali pecahkan Rekor MURI, kali ini untuk kegiatan Fun Run 5K dengan aksi pemeriksaan gigi gratis dan donor darah yang diikuti oleh ribuan dokter gigi. Piagam Rekor MURI diberikan oleh perwakilan MURI, Oesmar Semesta Susilo kepada Ketua PB PDGI, drg. Usman Sumantri, M. Kes. Acara ini berlangsung pada Minggu, 14 Mei 2023 dengan lokasi start Fun Run 5K di Gedung Bank Panin, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta dan finish di lokasi yang sama. [Berita : Dentamedia, Foto : Panacea90]

Prodi Magister Kedokteran

Gigi UI gelar pemeriksaan pe nyintas

Down Syndrome

Program Studi Magister Ilmu Kedokteran Gigi Komunitas (IKGKom) Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia menggelar pemeriksaan di Rumah Ceria Down Syndrome beberapa waktu lalu. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini sebagai bentuk kepedulian dan penerapan ilmu pencegahan secara nyata. Kegiatan yang dilakukan di antaranya pemeriksaan gigi dan mulut penyintas down syndrome, konsultasi kesehatan gigi dan mulut, penyuluhan, edukasi dan promosi kesehatan gigi dan mulut bagi penyintas dan orang tua. Selain itu, hands-on dan praktik langsung tindakan kebersihan gigi dan mulut oleh masing-masing penyintas down syndrome bersama orang tua. [Foto, Berita : Antara]

Seorang ahli bedah gigi asal Prancis, Matthiew Minty bekerja sama dengan Hugo Maugard dan Vincent Blasco menciptakan alat untuk mendeteksi dan memantau penyakit kronis seperti diabetes dan penyakit jantung dengan menggunakan biomarker pada saliva.

Proyek yang dinamakan

“Valsaï" menggunakan chip pintar yang dikembangan dengan bio-captor yang secara permanen akan memantau biomarker dalam saliva dan mengirimkan informasi tersebut ke aplikasi di ponsel serta dokter umum yang merawat.

Chip Bio-captor dapat dimasukkan ke dalam crown atau bridge yang kemudian direkatkan ke dalam bagian gigi agar tidak terlihat.

Pada pasien yang tidak membutuhkan crown, Chip Bio-captor ini juga dapat direkatkan ke bridge mini atau dibuat sebagai penyangga kecil.

Chip bio-captor akan mengirimkan informasi bio-captor ke platform “Valsaï" dan dianalisis. Hasil analisis ini diteruskan ke penerima penerima seperti peneliti, dokter yang merawat, perusahaan asuransi ataupun pasien.

Para peneliti juga mencoba untuk mengembangkan alat ini guna mendeteksi biomarker lain seperti untuk penyakit degeneratif dan autoimun. [Berita : Thedentist.co.uk, editor : Messya R, Illustrasi : Benazir A D]