3 minute read

PDGI Menko Polhukam RUU Kesehatan Bahas

Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) bersama empat organisasi profesi kesehatan lainnya menemui Menko Polhukam untuk menyampaikan aspirasi seputar RUU Kesehatan.

Pada pertemuan pada tanggal 11 Mei 2023 tersebut, kelima organisasi profesi kesehatan yang terdiri dari PDGI (Persatuan Dokter Gigi Indonesia), IDI (Ikatan Dokter Indonesia), PPNI (Persatuan Perawat Nasional Indonesia), IBI (Ikatan Bidan Indonesia), serta IAI (Ikatan Apoteker Indonesia) menyampaikan sikap kritis terhadap RUU Kesehatan menyangkut proses legislasi maupun substansi isinya.

Advertisement

Ketua IDI Jawa Timur, Sutrisno, mengharapkan keterlibatan semua pihak dalam pembahasan RUU Kesehatan, termasuk organisasi profesi kesehatan. Menurutnya, dengan ke- terlibatan semua pihak akan mengurangi potensi pasal yang merugikan hingga akan dihasilkan UU Kesehatan yang baik. Untuk itu Ketua PB IDI, Moh Adib Khumaidi, mengusulkan bahwa agar proses pembahasan UU Kesehatan dihentikan dahulu.

Sementara itu Ketua PB PDGI, Usman Sumantri, mengemukakan perlunya diperhatikan naskah akademik RUU Kesehatan. Ditandaskannya, jangan sampai naskah akademik tidak berkaitan de-

PDGI Serukan

Penggunaan Pita Hitam

Sebagai bentuk keprihatinan terhadap situasi dan kondisi yang menimpa tenaga kesehatan saat ini, Persatuan Dokter

Gigi Indonesia (PDGI) melalui Surat Edaran Nomor 710/PBPDGI/ IV/2023 menyerukan penggunaan pita hitam sebagai tanda solidaritas.

Ada empat keprihatinan dan solidaritas disebutkan dalam surat edaran tersebut, yaitu : Kejadian penganiyaan terhadap dokter internship di Puskesmas Fajar Bulan, Lampung ngan naskah RUU Kesehatan.

Barat; Pemberhentian sepihak Prof. dr. Zainal Mutaqin, Sp.B(K), PhD. oleh RSUP dr. Karyadi Semarang; RUU Kesehatan yang tidak berpihak pada kepentingan organisasi profesi; serta kecenderungan kriminalisasi terhadap tenaga medis/kesehatan.

Penggunaan pita hitam di lengan kanan diserukan untuk dikenakan oleh seluruh Anggota PDGI selama satu bulan dari 27 April – 27 Mei 2023 sebagai bentuk keprihatinan dan solidaritas terhadap empat hal tersebut.

Menanggapi aspirasi lima organisasi profesi kesehatan, Menko Polhukam, Mahfud MD menyampaikan bahwa selama ini sudah memperhatikan mengenai RUU Kesehatan. Beliau menyatakan akan menelaah RUU Kesehatan menyangkut legislasi yang berkaitan dengan politik hukum. Mengenai substansi isinya akan disampaikan pada kementerian yang membidanginya. [Berita, Foto : Paulus Januar]

Sementara itu menyikapi penganiyaan terhadap dokter internsip di Lampung Barat, Kementerian Kesehatan menyatakan akan memberikan pendampingan kepada dua dokter internsip selama proses hukum berlangsung. Kemenkes juga akan mengevaluasi penempatan dokter internsip di Provinsi Lampung untuk memastikan kepala daerah dapat lebih menjamin keamanan dan keselamatan para dokter. [Berita : Kosterman Usri, Ilustrasi : Benazir A D]

Penulis merupakan mahasiswa kedokteran gigi di Jakarta

Ketika melihat judul di atas, mungkin kebanyakan orang sudah bertanya-tanya di dalam hati, sebenarnya Indonesia masih kekurangan dokter gigi atau malah oversupply karena tingginya peminat program studi kedokteran gigi? Melalui tulisan ini, mari kita kupas satu per satu.

Melalui berita mengenai jumlah dokter gigi di Indonesia, ada berita yang membahas jumlah dokter gigi di Indonesia sudah banyak namun persebarannya yang tidak merata sehingga ada daerah yang masih kekurangan dokter gigi. Pemerintah sendiri sadar akan hal itu dan mengadakan program seperti dokter gigi Pegawai Tidak Tetap (PTT) dan Nusantara Sehat untuk menggaet dokter gigi agar mau bekerja di daerah terpencil dengan gaji relatif besar.

Selain itu, ada juga berita yang membahas jumlah dokter gigi di Indonesia masih kurang karena masih ada wilayah yang kekurangan dokter gigi. Menurut perbandingan WHO, idealnya satu dokter gigi melayani 7.500 penduduk, sedangkan di Indonesia satu dokter gigi melayani 9.000 penduduk. Berita ini muncul pada bulan

Januari tahun 2020 dimana jumlah dokter gigi baik spesialis dan umum sebanyak 33.484 orang dengan jumlah penduduk sekitar 267 juta orang.

Januari 2021, diperkirakan penduduk Indonesia mencapai 271 juta.

Berarti kira-kira dalam 1 tahun, kenaikan angka penduduk sebanyak 4 juta orang. Berdasarkan halaman PDGI yang dikutip tanggal 22 Januari 2022, jumlah dokter gigi di Indonesia mencapai 37.710 untuk dokter gigi umum dan 4.728 untuk dokter gigi spesialis. Jumlah dokter gigi jika dibandingkan tahun 2020 dengan 2022 memiliki selisih sebanyak 4.226 dokter gigi. Jika dihitung secara kasar, tiap tahun bertambah sekitar 2.100 dokter gigi.

Melalui data yang ada, saya menyimpulkan bahwa Indonesia sendiri tidak kekurangan dokter gigi maupun kelebihan dokter gigi. Kenapa? Saya mempertimbangkan bahwa di masa depan, Indonesia akan memiliki teknologi seperti robot yang dapat membantu dokter gigi bahkan menggantikan kerja dokter gigi meski tidak secara keseluruhan, meski teknologi tersebut memerlukan waktu yang lama untuk dicapai.

Di China pada tahun 2017, sebuah robot berhasil memasang implan gigi dalam mulut wanita tanpa bantuan dokter gigi sama sekali, namun tetap berada di bawah pengawasan dokter gigi. Jadi, meski jumlah dokter gigi yang bertambah, perlu ingat bahwa jumlah penduduk juga tetap ikut bertambah.

Memang benar bahwa penyebaran dokter gigi di Indonesia belum merata karena kebanyakan dokter gigi ingin bekerja di wilayah Jawa. Namun, program dokter gigi PTT dan Nusantara Sehat dari pemerintah untuk mendistribusikan dokter gigi ke daerah yang kekurangan dokter gigi juga terbatas jumlahnya. Hal ini karena dana program tersebut yang terbatas dan tidak semua dokter gigi berminat mengikuti program ini.

Kebijakan pembukaan program studi kedokteran gigi di daerah yang masih kekurangan dokter gigi mungkin dapat menjadi solusi. Hal ini karena dokter gigi disana bisa membantu masyarakat dan sambil mengajar, apalagi seperti dae- rah Sumbawa yang minim peminat dalam program Nusantara Sehat.

Selain itu, seperti yang dimuat dalam akun media sosial Persatuan Senat Mahasiswa Kedokteran Gigi Indonesia (PSMKGI), program internship juga menjadi salah satu solusi untuk mendistribusikan dokter gigi ke wilayah yang kekurangan dokter gigi.

Oleh karena itu, saya merasa jumlah dokter gigi di Indonesia tidak kekurangan maupun berlebihan karena banyak faktor yang mempengaruhi dan kekurangan maupun berlebihan ini sifatnya masih relatif. Untuk saat ini, semangat terus untuk tenaga kesehatan di Indonesia dalam menjalankan setiap tugas, kita pasti bisa!

Cara berlangganan :

1. Snap QR Code dengan HP atau buka http://bit.ly/3irknZ3

2. Isi data pembeli, klik berlangganan

3. Lakukan pembayaran sebesar sesuai instruksi

Biaya sudah termasuk ongkos kirim ke seluruh Indonesia