Pro:aktif Edisi 16/April 2017

Page 1

Perkumpulan KAIL

Edisi April 2017

PRO:AKTIF Menebar Informasi, Menuai Transformasi PIKIR Menjalankan Perikemanusiaan Sebuah Perspektif Bagi Para Relawan hlm.1

OPINI Pentingnya Merefleksikan Aksi Bagi Aktivis hlm.8

TIPS Yoga Sebagai Cerminan Diri hlm.36

MARI BERKONTRIBUSI! hlm.48

JALAN-JALAN UNTUK MENGENAL DIRI 5 Tempat Ini Bisa Jadi Pilihan Anda untuk Mengenal Diri Lebih Dalam Lagi! hlm. 25 Bumi Parahyangan, Singgasana Jelita Sarana Mengenal Diri hlm. 31


PRO:AKTIF PRO:AKTIF adalah majalah yang diterbitkan oleh Perkumpulan Kuncup Padang Ilalang (KAIL) sejak tahun 2003, baik dalam bentuk cetak maupun daring, sebagai bacaan penambah wawasan inspiratif bagi para aktivis untuk mendorong proses transformasi sosial ke arah dunia baru yang lebih adil, setara dan berkelanjutan bagi umat manusia dan seluruh alam semesta. Kunjungi PRO:AKTIF ONLINE di: http://proaktif-online.blogspot.co.id

Penanggungjawab Navita K. Astuti Relawan Kontributor Editor: David Ardes Setiady Tata Letak: Fransiska M. Damarratri Administrator Blog: Agustein Okamita Ilustrasi: Lian Kyla Kizhaya Sulwen (berkolaborasi dengan @septiandst)

Penulis: Umbu Justin Anastasia Levanti Dyahsinta Hadiansyah Alvieni Angelica Yanti Herawati Any Sulistyowati Melly Amalia Debby Josephine Fransiska M. Damarratri KUNCUP PADANG ILALANG (cc) 2017

EDITORIAL Selamat berjumpa kembali di Pro:aktif Edisi April 2017 ini. Sudah 4 bulan perjalanan waktu kita di tahun 2017, dengan berbagai peristiwa yang terjadi, baik di sekitar kita maupun di dunia. Edisi kali ini, Pro:aktif Online mengangkat tema “Mengenal Diri Bagi Aktivis”. Proses mengenal diri merupakan proses yang tidak berujung dan terjadi pada siapapun juga, tak pandang usia, jenis kelamin, apalagi pekerjaan dan jalan hidup. Seorang aktivis sekalipun tidak terlepas dari proses mengenal diri, baik yang disadari maupun yang berlalu begitu saja. Terlebih berbagai bidang kerja dan layanan yang diberikan oleh seorang aktivis, memerlukan pengenalan diri yang bisa membuatnya bertahan pada isu yang dikerjakan atau malah menemukan “panggilan hidup” yang selama ini dicari. Proses mengenal diri bukan berarti bahwa sebelumnya kita tidak kenal “siapa diri kita”, melainkan mempertanyakan kembali, sejauh mana kita mengenal dan memahami diri sendiri.


PRO:AKTIF Edisi April 2017 ini mencoba mengupas berbagai sudut pandang yang disajikan oleh para kontributor penulis Pro:aktif Online, yang diawali dengan rubrik PIKIR yang diisi oleh Umbu, yang akan membawa kita pada masa lampau dimana dua orang pangeran beda kebangsaan, yakni Hamlet dan Diponegoro disandingkan. Rangkaian kata yang disusun oleh Umbu mengajak kita untuk menemukan diri di pusat keberadaan, dengan metafora bahwa kitalah sang penyair yang mewujudkan eksistensi kita dengan sajak kehidupan yang menyelami seluruh sisi kehidupan agar indera kita semakin tajam menyerap realitas di sekitar kita. Rubrik PIKIR yang kedua, ditulis oleh p enulis yang sama. Kali ini Umbu mengetengahkan sebuah upaya untuk mengingatkan kita bahwa berpegang pada nilai-nilai perikemanusiaan berarti melepaskan diri dari berbagai label yang

ii melekat. Melalui tokoh Raden Mas Minke, kita diingatkan soal realita kehidupan yang selalu berpotensi melahirkan penindasan karena dinamika kekuasaan antar kelas. Siapapun yang terbangun dan terpanggil untuk membela nilai-nilai perikemanusiaan tersebut, berempati pada kaum tertindas, berjuang karena memang “sudah sepantasnya saya berjuang”. Di sini, Umbu juga mengingatkan kita pada siapa Raden Mas Minke sebagai tokoh sejarah yang dilupakan oleh bangsa Indonesia. Rubrik OPINI menghadirkan tulisan dari Anastasia Levianti yang dalam setiap baris tulisannya adalah proses refleksi itu sendiri, mencoba menyadarkan kita betapa pentingnya proses tersebut bagi seorang aktivis. Pilihan-pilihan atas isu yang dikerjakan, kepedulian atas isu sosial, maupun sumber stres pada bidang pekerjaan saat ini dapat ditemukan dengan menempatkan diri sebagai sumber masalah yang sekaligus juga sumber solusi. Rutinitas yang dijalani tanpa menyadari tujuan dari aksi yang dilakukan berpotensi menyesatkan seorang aktivis yang kemudian bisa terjebak pada mengutamakan sarana, ketimbang tujuan yang hendak dicap ai. Refleksi diri diharapkan menjernihkan kembali, mana yang sesungguhnya sarana dan mana yang menjadi tujuan yang seharusnya dilayani oleh sarana tersebut. Rubrik MASALAH KITA yang ditulis oleh Siska mengulas konsep diri sebagai pusat refleksi, dimana apa yang ada di dalam pikiran kita kemudian diwujudkan pada aksi-aksi yang dilakukan di dunia nyata. Konsep diri akan membantu kita membentengi diri dari persoalan-persoalan yang tidak perlu karena kita mengenal dan menerima batasan / kelemahan diri pada isu yang dikerjakan atau aksi yang dijalankan. Proses refleksi tidak dimaksudkan untuk meniadakan kelemahan, namun justru


PRO:AKTIF memampukan kita untuk memahami bahwa adanya kelemahan tersebut menjadi alarm ketika kita sudah melewati batas dan perlu menarik diri. Di samping itu, penguatan konsep diri tidak selalu tentang refleksi ke diri sendiri namun juga bercermin pada jalan hidup tokoh-tokoh dunia yang telah tertuang pada buku otobiografi. Rubrik PROFIL kali ini, ada Alvieni Angelica yang mengajak kita berkenalan dengan Capacitar, sebuah organisasi nirlaba yang terbentuk di bumi Amerika Latin oleh seorang biarawati bernama Sr. Mary Hartmann, CSA. Capacitar memiliki tujuan utama memberdayakan manusia dalam aspek self-healing atau daya penyembuhan diri. Capacitar meyakini bahwa kesehatan seseorang dipengaruhi oleh kehidupan secara holistik. Penyakit-penyakit pada manusia seringkali timbul karena oleh trauma maupun luka batin yang belum tuntas. Metoda penyembuhan yang menyerap dan mengadaptasi berbagai teknik tradisional dikombinasikan dengan ilmu pengetahuan modern kemudian dibagikan kepada siapapun yang membutuhkan, untuk mendorong semakin tersebarnya pengetahuan tersebut. Rubrik MEDIA, ditulis oleh Any Sulistyowati, memberikan perspektif lain tentang dunia internet yang justru sangat bermanfaat untuk membuat kita semakin kenal siapa kita. Terbukanya informasi dan pengetahuan secara bebas, berdampak pada semakin mudahnya kita mengakses ilmu psikologi populer dan bermanfaat. Berbagai tes pemetaan kepribadian, mulai dari yang sudah cukup dikenal seperti Personality Plus dan MBTI, hingga Eneagram akan membantu kita mengidentifikasi “tipe kepribadian apakah saya?”. Dengan bantuan internet, hasil tesnya bisa langsung dilihat disertai penjelasan yang cukup mudah untuk dipahami.

iii

Rubrik J A L A N-J A L A N p ertama dipandu oleh Debby Josephine yang akan membawa para pembaca pada beberapa tempat asyik di kota Bandung yang kiranya tidak terduga, namun bisa membuat Anda semakin mengenal diri Anda. Menjelajah tempat-tempat tersebut tidak dapat dipisahkan dari aktivitas yang sebaiknya Anda lakukan sembari berada di tempat tersebut. Rubrik JALAN-JALAN kedua ada Yanti Herawati yang menjadi pemandu Anda menjelajah di suatu wilayah Bumi Parahyangan yang juga tidak terduga. Sebuah areal yang mungkin tidak akrab di telinga Anda, namun penjelajahan yang semakin dalam akan membuat segalanya menjadi tidak asing lagi. Memilih sebuah jalur perjalanan yang tidak biasa, mungkin akan membawa keraguan pada diri Anda, yang kemudian akan terkikis seiring dengan penemuan diri di perbatasan


PRO:AKTIF laksana tepi tebing yang siap membuat Anda terjun bebas semakin dalam pada diri sendiri. Rubrik TIPS menghadirkan Dyah Synta, seorang guru yoga yang membagikan tips melakukan gerakan (asana) yang bisa membawa kita pada relaksasi serta menjadi proses pengenalan diri melalui penghayatan atas bentukbentuk asana yang kita lakukan. Yoga sungguh adalah tentang diri sendiri, karena kita tidak melakukannya untuk dilihat dan dinilai oleh orang lain, melainkan sebuah bentuk komunikasi diri kita yang lainnya , seperti pemikiran, perasaan, dan energi. Rubrik RUMAH KAI L kali ini mengajak para pembaca berkeliling dari

iv perspektif seorang Melly Amalia dalam menjelajah diri melalui salah satu bagian Rumah Kail. Tidak bangunan fisik dari rumah tersebut, namun juga dari kegiatankegiatan yang telah menjadi satu bagian dari rumah itu sendiri. Di manakah Anda akan menemukan spot yang nyaman untuk berefleksi di Rumah Kail? Akhir kata, semoga para pembaca semakin mengenali diri sendiri melalui artikelartikel yang ada pada edisi “Mengenal Diri Bagi Aktivis” Kiranya hidup aktivisme kita semakin positif melalui refleksi. Selamat menemukan diri. Salam, David Ardes Setiady


PRO:AKTIF

1

DAFTAR ISI

PIKIR Menjalankan Perikemanusiaan Sebuah Perspektif Bagi Para Relawan oleh Umbu Justin

4

11

Menemukan Diri di Pusat Keberadaan oleh Umbu Justin

OPINI Pentingnya Merefleksikan Aksi Bagi Aktivis

MASALAH KITA Bersama Para Aktivis dan Relawan: Sebuah Percakapan Mengenali Diri

8

oleh Anastasia Levianti

oleh Fransiska M. Damarratri

PROFIL Sejarah dan Perkembangan Capacitar

17

oleh Alvieni Angelica

21

MEDIA Memahami Diri Melalui Dunia Maya oleh Any Sulistyowati

JALAN-JALAN 5 Tempat Ini Bisa Jadi Pilihan Anda untuk Mengenal Diri Lebih Dalam Lagi!

25

oleh Debby Josephine

Bumi Parahyangan, Singgasana Jelita Sarana Mengenal diri

36

oleh Yanti Herawati

31

RUMAH KAIL Rumah Kail, Tempat Berefleksi dan Memperdalam Diri

40

TIPS Yoga Sebagai Cerminan Diri oleh Dyah Synta

oleh Melly Amalia

43

Tentang Kontributor

47

Tentang Pro:aktif

48

Mari Berkontribusi!


PRO:AKTIF

Menangkap citra diri (Foto: John Sting)


PRO:AKTIF

PIKIR

1

Menemukan Diri di Pusat Keberadaan oleh Umbu Justin “To be or not to be, that is the question.” (Sumber: peakalignment.wordpress.com)

“To be or not to be, that is the question..” Hamlet, Act I I I, Scene 1, William Shakespeare Pangeran Hamlet dari Denmark dalam cerita drama Shakespeare berbicara pada dirinya sendiri, sebuah soliloqui, atas rasa tak berdaya menjalani kehidupan dan mempertimbangkan apakah sebaiknya ia mengakhiri hidupnya. Ia merasa putus asa terjebak pada tekanan hidup akibat terbunuhnya sang ayah oleh pamannya dan keinginan untuk membalas dendam. Sekali pun terujar dalam sebuah frame yang sangat melankolis, kalimat tersebut menginspirasi begitu banyak karya sastra dunia sesudahnya dan menjadi sebuah warisan literer yang sering diungkap kembali justru sebagai afirmasi eksistensial untuk memberi semangat pada perjuangan memenangkan kehidupan. Di Indonesia kita mengenal penggalan puisi Chairil Anwar: “Sekali berarti, sudah itu mati”, Sajak Diponegoro, 1943, — sebagai sebuah pernyataan semangat untuk menjadikan hidup yang cuma sekelebat ini tidak berlalu begitu saja. Hidup yang meski

cuma secuil dalam pergolakan dunia yang serba absurd, pantas jadi cara untuk memperjuangkan makna. Dalam soliloqui Hamlet dan sajak Diponegoro kita melihat ciri kehidupan yang paling penting, ketika dihadapkan pada persoalan bereksistensi manusia selalu berhadapan dengan realitas krisis hidup dan mati, bukan sekedar bernyawa atau tak bernyawa, tetapi soal makna yang pantas mengisi jalannya hidup. Begitu individu menyadari eksistensinya, ia sekaligus menangkap makna, bukan dalam konsep atau pengertian, melainkan dalam rasa, dalam seluruh atmosfer keberadaan yang melingkupinya. Rasa berada yang intens, yang hanya bisa tertangkap sepenuhnya ketika seseorang menghadapi kondisi ekstrim, entah sesuatu yang sangat menakjubkan atau pun menakutkan. Di hadapan realitas yang mengancam kehidupan, seseorang merasa berada di batas hidup dan mati, entah ia akan putus asa atau melakukan tindakan ekstrim untuk menyelamatkan hidupnya. Di hadapan sesuatu yang sangat menakjubkan, sesuatu yang melampaui daya tangkapnya,


PRO:AKTIF seseorang akan merasa kecil, hilang, dan tak berarti. Hamlet merasa putus asa dan cenderung memilih tidur dalam kematian agar realitas berlalu tanpa tanggung jawabnya, sedangkan penyair sajak Diponegoro yang telah melalui semua penindasan mampu melihat celah sempit bagi masa depan bangsanya yang harus ia perjuangkan dengan menghimpun roh sang pahlawan. Enigma eksistensi, teka-teki keberadaan adalah tugas terpenting kita: “To be or not to be, that is the question..”. Di tengah dunia kita bertanya tentang hakekat keberadaan kita dan mempersoalkan kemampuan pembebanan yang bisa kita pikul untuk melayani hidup. Pertanyaan dasar inilah yang sejak dulu telah coba dijawab oleh mitologi, agama-agama, filsafat, ilmu pengetahuan dan bahkan politik. Agama dan mitologi terbangun dari pengalaman krisis eksistensial dan rasa tak berdaya manusia di hadapan kondisi ekstrim, di hadapan yang maha menakutkan dan maha menakjubkan. Agama memerintahkan manusia untuk menyembah, mitologi mengharuskan kita untuk melayani kekuatan kosmik dalam berbagai ritual. Politik, dalam hal ini negara atau kekuasaan, berusaha menghadirkan krisis ekstrim tersebut dengan menjadi sangat menakutkan atau mengagumkan dan meniru agama dan mitologi untuk menundukkan manusia menjadi individuindividu yang taat demi 'kebaikan bersama'. Filsafat bisa menjadi jalan keluar dari tekanan agama dan mitologi serta politik yang menekan eksistensi namun filsafat tidak dapat menggunakan doktrin apa pun untuk mengajarkan pendapatnya. Filsafat sesungguhnya memang bukan pengajaran, filsafat lebih merupakan sebuah tindakan, sebuah ciri manusia berkesadaran untuk terus memandang ke dalam eksistensinya

2 secara rasional. Pernyataan filsafat terpenting tentang eksistensi datang dari Filsuf Immanuel Kant (…) dari masa renaisans yang menegaskan keberadaan manusia sebagai syarat terakhir dari seluruh pelaksanaan tugas manusia di dunia. Makna manusia tidak didasarkan pada ajaran apa pun, baik dari agama maupun mitologi dan ideologi. Keberadaan manusia itu sendiri sudah cukup untuk menjadi alasan bertindak benar dalam hidup. Belajar dari Dua Pangeran Soliloqui Hamlet adalah krisis eksistensial, apa artinya terus bernyawa, sementara hidup menjadi beban tak tertahankan, sedangkan roh Diponegoro yang dipanggil penyair adalah api semangat untuk mengatasi krisis kehidupan yang direndahkan kekuasaan kolonial. Chairil Anwar dalam sajak Diponegoro berbicara tentang kesadaran bereksistensi: “Sekali berarti, sudah itu mati”. Makna, keberartian adalah soal terpenting dari persolalan eksistensi. Makna bukan dalam frame mitologis yang menjanjikan kekekalan heroik dengan bahagia di kahyangan, atau agama-agama doktrinal yang menawarkan upah surga bagi yang berbuat baik. Makna dalam gagasan eksistensial penyair ini adalah makna otentik ala Kant, yang tidak meminta referensi supranatural, '… sudah itu mati' selesai tanpa embel-embel janji apa pun. Humanisme Kant yang tidak menggantungkan eksistensi manusia pada kebenaran di luar kebenaran faktual, adanya kemanusiaan tidak bisa kita lihat sebagai doktrin atau ideologi dogmatik yang biasa kita lihat pada asas pahampaham agama atau politik. Kebenaran Eksistensi manusia adalah daya, energi, tenaga yang menggerakkan seluruh kebenaran. Kita hanya bisa menerimanya


PRO:AKTIF

Puisi Diponegoro karya Chairil Anwar, 1943

3 dalam tataran dinamis, melalui kegelisahan yang sungguh kita rasakan. Kebenaran ini bukanlah dogmatis atau ideologis, ia adalah kita yang hidup dan gelisah mencari makna kehidupan. Eksistensi tidak dapat dibuktikan oleh sains atau ideologi. Ia bukanlah jargon yang bisa dilihat di pamflet-pamflet politik atau ulasan filsafat. Eksistensi dalah kebenaran yang dirasakan masing-masing individu, ia adalah hidup itu sendiri. Eksistensi adalah ruang otentik dimana kita menyadari bahwa kita hidup, menyatakan pada diri kita, “kita ada”. Pada kebenaran ini kita menemukan diri, bahwa kita berada dan merasakan seluruh indera kita terbuka mencerap dunia yang meliputi kita, dunia yang dekat pada detak jantung kita, ruang-ruang kecil di rumah kita, di lorong-lorong kota di antara seliweran kehidupan, manusia sesama yang memerlukan kehadiran kita di dalam dunia maha luas yang tak bisa lagi diukur dengan daya tempuh cahaya… kita tetap di pusat semua kebenaran, kita yang berada di antara krisis Hamlet dan teguh berjuangnya sang Diponegoro. Kitalah sang penyair, eksislah‼


PRO:AKTIF

PIKIR

4

Menjalankan Perikemanusiaan Sebuah Perspektif Bagi Relawan oleh Umbu Justin Kegiatan Hari Relawan KAIL yang diselenggarakan pada akhir tahun 2016. (Dok. KAIL)

… ia menyewa taksi ke Bandung dan minta diturunkan di jalan Braga. Hari sudah malam. Ia meninjau-ninjau dan mengintipngintip ke dalam kantor redaksi Medan. Tak seorang pun dikenalnya. Ia ragu-ragu untuk masuk, juga tidak berusaha untuk bertanya. Kemudian ia pergi berjalan kaki… Seperti burung patah sayap ia berjalan merasuk, memasuki sebuah dangau kosong di pinggir jalan … ia mengenangkan segalagalanya yang sudah lewat. Betapa kedekut Tanah Air dan bangsanya pada dirinya. Di Hindia ini betapa orang mudah melupakan, seperti tulang- belulang paling keras pun, rapuh melenyap oleh kelembapan tanah tropis… (Rumah Kaca, Pramoedya Ananta Toer) Ke m a n u s i a a n k i t a t e r i k a t p a d a berbagai narasi, bukan saja pada kisahkisah besar alam semesta, kisah penciptaan baik dalam mitologi, agama, pada cerita ilmiah tentang jadinya galaksi dan bintang-

bintang, evolusi, dan terbangunnya spesies manusia, sejarah, kebangsaan, suku golongan dan sebagainya—tetapi juga pada kisah-kisah kecil yang spesifik seperti sejarah keluarga, kisah pribadi, detail keseharian, pada cerita tentang kejadiankejadian personal, karakter, sifat-sifat dan bahkan pandangan hidup pribadi. Tentang setiap kita, selalu bergantung pertanyaan tentang siapakah kita, berdasarkan asalusul, suku, asal tanah air, ikatan keluarga, sejarah pendidikan dan seterusnya. Bahkan secara pribadi, setiap orang menginginkan hidupnya terbangun dari sebuah narasi yang bermakna — kita seakan selalu ingin menuliskan otobiografi yang sungguh memberi nilai pada kemanusiaan, kita ingin bercerita tentang kisah kita dan ingin menjawab pertanyaan besar tentang siapakah kita dalam narasi yang bermakna. Inilah energi terpenting kita, bangkit ke dalam narasi, bereksistensi berarti berada dalam paparan cerita, entah dalam cerita riwayat keluarga, kita terlahir sebagai anak dalam keluarga dengan runutan kisah yang sangat tua, kisah yang pasti terekam dalam warna kulit, DNA, tempat lahir, nama


PRO:AKTIF

5

keluarga, kebangsaan, impian-impian dan trauma-trauma yang teronggok dalam lapisan kolektif yang dalam. Tetapi kita pasti bangkit dalam narasi, ke dalam cerita yang harus kita tulis sendiri, yang kita rangkai sebagai cara kita masuk ke dalam kehidupan, mungkin tidak lewat pintu yang tersedia, lewat kesempatan-kesempatan yang senantiasa ditawarkan, melainkan melalui celah-celah tak terduga yang kita buat sendiri atau yang terjadi begitu saja akibat kejadian-kejadian atau narasi-narasi tersembunyi yang luar biasa. ******* Penggalan kisah jalan Braga di atas, yang dinarasikan oleh Pramoedya adalah tentang Raden Mas Minke (R.M. Tirto Adhi Soerjo, 1880 - 1918) yang kehilangan segalanya setelah kembali dari pembuangan. Ia pulang ke Bandung dengan kop or kaleng tua tak berisi untuk menengok kantor surat kabar yang ia dirikan semasa perjuangan, dan tak ada yang dapat dia temukan lagi. Raden Mas Minke yang jadi tokoh utama tetralogi pulau Buru, bangun dari narasi feodal yang diwarisinya, membaca dengan cermat narasi tersembunyi yang diderita bangsa pribumi Hindia Belanda, seperti Multatuli, ia tersadarkan oleh suatu semangat untuk memberi diri ke dalam sebuah narasi baru, narasi perlawanan terhadap sistem penindasan oleh para intelektual dan birokrat Belanda. Ia adalah sang pemula dalam seluruh sejarah perlawanan intelektual pribumi terhadap kolonisasi atas tanah Hindia Belanda. Ia memperkenalkan narasi tersembunyi yang selama ini hanya bisa dirasakan rakyat jelata, Minke menulis, menuturkan narasi sedih ketertindasan dalam semua tulisannya pada koran yang ia terbitkan bersama kawan-kawannya, Medan Prijaji

(1903). Ia lantas ditindas dan dibuang jauh agar tak dapat didengar lagi. ***** M i n ke m e n j a d i s a d a r a k a n n a r a s i tersembunyi, yang hanya bisa dibaca dengan membangun kepekaan kemanusiaan yang penuh penyerahan diri. Narasi yang tertimbun oleh kebisuan penderitaan rakyat jelata hanya bisa dibaca dan didengar oleh jiwa yang membuka mata, dan menyendengkan telinga, yang terbangun dari tidur panjang kebodohan. Minke priyayi menjalankan diri sebagai kelas menengah yang aktif, merelakan hidup, menjadi aktivis, menjadi relawan, bukan dengan menjadi peneriak persoalan, melainkan dengan membangunkan semua orang, yang ditindas, yang menindas, dan terutama kaum kelas menengah, yang menikmati privilese priyayi dengan menekan dan menjilat. Ia menuliskan opininya yang tajam, membangun kesadaran dan menyerahkan seluruh hidupnya pada perjuangan di antara bangsa yang belum terjaga. ***** Ketika sesosok jiwa terbangun, menyadari pentingnya menuliskan hidupnya dalam narasi yang bermakna, ia pasti akan melekatkan narasi hidupnya pada konteks narasi terpenting yang ia yakini dengan segenap jiwanya. Jiwa yang demikian akan merelakan kehadirannya pada cita-cita perubahan, semangat untuk mengubah dunia, memperbaiki dan menggembalakan kehidupan. Satu-satunya bahaya pada penuturan narasi kehidupan adalah kecenderungan narsisistik yang terjadi akibat keengganan merelakan hidup. Kaum perambah kehidupan yang ingin


PRO:AKTIF

6

Seorang aktivis adalah dia yang dilahirkan kembali oleh ibu kehidupan. Warisannya adalah kesadaran... (Foto: Suzana Fernandez)

menuliskan namanya dengan ujaran ke m e g a h a n , k a u m c i n t a - d i r i y a n g menjadikan persoalan masyarakat sebagai tangga mencapai cita-cita pribadi, tentu tidak memiliki kerelaan pada hidup. Te n t a n g h a l i n i p u n d i t u l i s k a n Pramoedya dalam lelakon Minke yang mengeluh: Di Eropa, terutama di Perancis, setiap orang yang melakukan sesuatu yang penting dan bermanfaat bagi masyarakatnya, dengan sendirinya mendapatkan tempat dalam masyarakatnya. Lain halnya di Hindia, di sini orang berebut tempat dengan cemas, seperti takut tak kebagian, tanpa mau melakukan hal yang bermanfaat‌ Karakter kaum priyayi yang tidak mampu merelakan diri pada narasi kehidupan, yang hanya cemas pada tempatnya dalam narasi tua penindasan adalah bahaya yang membisukan bangsa. Kaum intelektual yang berdiam diri, yang hanya asyik mencari posisi, dan membiarkan hidup

terperosok dalam kesalahan adalah bencana bagi masyarakat. Kaum intelektual semestinya adalah energi kesadaran masyarakat, daya penggerak dalam komunitas yang beradab. Kaum inilah yang seharusnya memperdengarkan narasinarasi tersembunyi dalam sistem kemasyarakatan yang tidak adil, dan sekaligus membangun narasi baru menuju kehidupan yang bermartabat. Merelakan kehidupan adalah menjalankan peri-kemanusiaan, yakni daya empati pada nasib manusia, nasib bangsa, yang tak mampu membaca sendiri narasi tersembunyi yang melumpuhkan martabatnya. Daya empati yang menggerakkan jiwa para aktivis di mana pun di seluruh dunia, merelakan hidupnya untuk pengharapan pada keharusan kehidupan yang beradab. Inilah energi yang membebaskan kita dari narasi bawaan kita: warna kulit, nasib kolektif, keturunan, asalusul, DNA dan catatan biologis di badan kita, impian-impian dan trauma-trauma bawah sadar, perangkap golongan dan kelompok, riwayat politik, stigma-stigma


PRO:AKTIF

7 kecil setelah melepas harap di jalan Braga, ia tidak mendapatkan apa-apa. Kesenduan di ujung buku Rumah Kaca tersebut adalah tembang sedih Pramoedya tentang hidup yang terlupakan. Raden Mas Tirto Adhi Soerjo, sang pemula kebangkitan kesadaran humanisme kita yang dilupakan oleh penulisan sejarah Indonesia, dia yang mendahului Boedhi Oetomo‌.

Kegiatan dongeng oleh para relawan di Ultah KAIL. (Dok. KAIL)

kronis yang sengaja direkatkan— agar kita bangkit menuliskan narasi humanisme baru yang beradab bagi semua orang. Seorang aktivis adalah dia yang dilahirkan kembali oleh ibu kehidupan. Warisannya adalah kesadaran akan berbagai narasi baru yang ia temukan sendiri pada realitas kepahitan di dunia, dan ia akan meninggalkan tanah lama tempat seharusnya ia bisa nyaman berakar, masuk merasuk pada tantangan hidup yang mesti berarti. Ia akan merelakan jiwanya, menjalankan peri-kemanusiaannya, melawan arus yang menidurkan orang, mengekalkan kekuasaan dan mematri penderitaan. ***** Lantas adakah ganjaran yang pantas bagi seorang relawan kehidupan, bagi dia yang terbangun dan menjadi aktif untuk membangunkan komunitasnya? Ganjaran bukanlah ukuran keberhasilan, apalagi ukuran nilai hidup, seperti sebuah cerita yang baik biasanya masih meninggalkan tanya dan keraguan tetapi menyiratkan keteguhan hati pada sang pelakon utama untuk menghadapi hidup dengan berani. Narasi tidak harus berakhir indah bahagia. Lagi pula, apa itu akhir cerita? Seperti cerita Raden Mas Minke di malam hari di dangau


PRO:AKTIF

OPINI

8

Pentingnya Merefleksikan Aksi Bagi Aktivis oleh Anastasia Levianti

Ilustrasi berbagai jalur jalan yang berbeda arah dan tujuan. (Foto: Yunus Polat)

Apa tujuan Anda menekuni aktivitas keberpihakan dan membela kaum lemah? Menegakkan keadilan? Membantu sesama memperoleh haknya? Menciptakan damai dan bahagia dalam kehidupan sekarang? Memenuhi panggilan hidup? Mengikuti teladan idola? Menekuni kesempatan yang terberi? Balas jasa atas pembelaan yang sebelumnya sudah diterima? Atau, Anda belum memiliki tujuan spesiďŹ k secara jelas? Anda sekedar mengikuti arus hidup di depan mata, sambil menunggu pekerjaan yang tepat untuk Anda tekuni. Perlukah aktivis memiliki, ataupun menyadari tujuan dari keberpihakan dan aksinya? Untuk menjawab pertanyaan ini, mari kita hayati terlebih dahulu dua kondisi berikut. Ada seorang pemuda yang ditugaskan untuk menyelamatkan sebuah desa di seberang hutan. Hal pertama yang ia lakukan dalam perjalanan menuju desa itu adalah mencari pohon yang sangat tinggi. Setelah menemukan pohon yang dirasanya

paling tinggi, ia pun memanjat hingga puncak dan berupaya melihat desa yang menjadi arah tujuannya. Ternyata, pohon yang ia panjat masih kalah tinggi dengan rimbunan pohon di tengah hutan, sehingga pandangannya terhalang ke arah desa. Namun ia cukup puas, karena ia tahu sasaran terdekat yang perlu ia wujudkan. Ia masuk ke tengah hutan. Setibanya di rimbunan pohon tinggi, ia memanjat kembali salah satu pohon, dan kali ini, ia dapat memandang leluasa ke arah desa. Ia melihat rintangan-rintangan yang akan ia lalui. Ia turun, melakukan persiapan menghadapi rintangan, dan fokus melanjutkan perjalanan hingga sampai tujuan. Di waktu lain, ada juga seorang pemuda, mendapat penugasan serupa, yakni menyelamatkan sebuah desa di seberang hutan. Pemuda ini langsung melakukan perjalanan masuk hutan untuk menyelesaikan tugasnya dengan segera. Pada awalnya, ia yakin dengan arah jalan yang ia pilih, karena kondisi hutan di pinggir mulai berubah menjadi kondisi hutan di dalam. Setibanya di tengah hutan, ia mulai berputar-putar. Beberapa malam


PRO:AKTIF berlalu, namun lagi-lagi ia kembali ke tempat yang sepertinya sudah pernah ia lewati. Ia lelah, nyaris putus asa. Ia memutuskan beristirahat beberapa hari sambil memikirkan jalan keluarnya. Setelah kondisinya pulih, ia melanjutkan perjalanan. Ia memberi tanda jalan yang sudah ia lalui. Pada waktu menemukan kembali jalan yang sudah ditandai, ia memilih jalan lain. Manakala lelah, ia berhenti untuk istirahat. Demikian seterusnya, hingga akhirnya ia semakin mendekati desa tujuannya. Ambil waktu sejenak, untuk menyadari kesan utama yang muncul dalam diri Anda. Tidak ada kesan? Atau ada rasa tertentu? Bila tidak ada kesan, tanyakan ke dalam diri, apakah Anda ingin memperoleh kesan tertentu? Bila “Yaâ€?, maka baca ulang kembali dua paragraf di atas, sampai mengalami rasa khusus. Cecap dalamdalam rasa yang hadir, sampai Anda pun bulat menamai kesan rasa tersebut. Mungkin, Anda merasa salut pada komitmen dua pemuda dalam menyelesaikan tugas yang diberikan. Ya, tujuan mereka jelas, yakni memenuhi tanggung jawab yang diberikan. Mungkin, Anda mengagumi langkah taktis dari pemuda pertama, sekaligus memahami kondisi pemuda kedua. Ya, pemuda pertama berorientasi pada pentingnya tujuan, sehingga pikiran-tindakannya terarah secara tepat sasaran dan eďŹ sien. Sementara pemuda kedua berorientasi pada eksekusi, sehingga sebagian pikiran-tindakannya melalui masa trial-error terlebih dahulu sebelum sampai ke tujuan akhir. Jadi, menurut Anda, perlukah aktivis memiliki, ataupun menyadari tujuan dari keberpihakan dan aksinya? Ada seorang aktivis yang bergerak di

9 bidang trauma healing atau penyembuhan luka batin. Suatu ketika, ia berjumpa dengan subjek yang hendak diaborsi pada masa bayi, merasa bersaing terus dengan kakaknya yang hanya setahun lebih tua daripadanya, dan sedang terlibat perselingkuhan mendalam dengan beberapa lawan jenis karena tinggal berpisah kota dari pasangan menikahnya. Aktivis sendiri menyadari luka batinnya, dan menemukan penyembuhan pelanpelan melalui hubungannya dengan subjek yang ia bantu. Tanpa sadar, kedalaman hubungan subjek dengan aktivis menimbulkan salah tafsir pada diri mereka masing-masing. Keduanya berpikir bahwa mereka saling jatuh cinta. Aktivis merasa bertanggung jawab untuk menetralisir kondisi. Kelekatan dua belah pihak perlu dilepas, mulai dari dirinya sendiri. Perjalanan melepas kelekatan pribadi sekaligus selalu siap sedia membantu sesuai permintaan berlangsung bersamaan. Dua arah perjalanan yang bertentangan ini mengalami jatuh bangun. Hingga pada suatu titik, aktivis sadar bahwa tujuan utama adalah melepas kelekatan, sementara

Bertanggungjawablah terhadap dirimu. (Ilustrasi: ChrisMower.com)


PRO:AKTIF kondisi aktual adalah belum 100% rela melepas kelekatan. Peta tujuan dan kondisi saat ini menjadi dasar pengambilan keputusan selanjutnya. Tujuan menjadi pusat dan satu-satunya dasar pertimbangan. Ia memilih menghentikan hubungan dengan subjek terkait hingga minimal kondisinya sendiri kembali netral. Entah bagaimana mekanisme alam semesta bekerja, tindakan aktivis melepas kelekatan dari subjek terjadi bersamaan dengan upaya subjek melepas kelekatan terhadap aktivis maupun beberapa selingkuhannya. Aktivis takjub, lega, bersyukur, dan yakin bahwa tujuan perlu jelas dan ditegakkan, sebagai acuan menimbang, memutuskan, dan bertindak. Apa akibatnya bila aktivis tidak jernih menyadari tujuan dari keberpihakan dan aktivitasnya? Aktivis berisiko salah arah atau salah fokus dalam aksinya, yaitu mengutamakan cara / sarana, dan bukan tujuannya. Ada seorang aktivis di bidang pendidikan dan lingkungan hidup, yang sangat bersemangat dalam menjalankan aktivitas dan mewujudkan keberpihakannya. Seiring waktu, banyak tawaran dari luar organisasinya datang mengalir terus. Karena ragam tawaran tersebut sesuai dengan panggilan jiwanya, maka ia pun menerimanya. Ia merasa sudah pada tempatnya ia menerima, karena tawaran yang datang sesuai dengan visi dan misinya. Dalam menjalani proses aneka tawaran bersamaan dengan aktivitas utamanya, ia merasa kelelahan. Ia mereeksikan semua kegiatannya, menyandingkan dengan kapasitas dan keterbatasannya dari segi waktu dan tenaga. Ia pun membuat skala prioritas, mulai dari mana yang paling mendekati visi misi dan memberikan dampak paling besar bagi

10

“You must take personal responsibility. You cannot change the circumstances, the seasons, or the wind, but you can change yourself. That is something you have charge of.â€? Jim Rohn keberpihakannya, sampai dengan yang paling kecil dampak dan keterkaitannya dengan visi misi. Skala prioritas meningkatkan sense of purpose dari aktivis yang bersangkutan. Pusat perhatiannya bukan lagi pada t a w a r a n ke g i a t a n y a n g d a t a n g . I a menempatkan tawaran kegiatan sebagai sarana yang menunjang ia mencapai tujuan. Skala prioritas membantu ia dalam menentukan pilihan dalam keterbatasan yang ada secara tepat sasaran. Buahnya adalah kebahagiaan yang bertahan lama pada setiap pihak yang terlibat. . Dua pengalaman di atas menunjukkan bahwa di samping tujuan yang jelas, ada satu faktor kunci dalam melakukan reeksi, yaitu penempatan diri sendiri sebagai sumber masalah sekaligus sumber solusi. Tanpa faktor kunci ini, analisa seperti lumpuh, karena eksekusinya bergantung pada orang lain, dan mengubah orang lain berada di luar kendali diri sendiri. Lihatlah nasib ragam analisa yang menempatkan pihak eksternal sebagai sumber masalah dan solusi. Kumpulan analisa tersebut hanya menggugah pikiran sejenak, lalu menjadi sia-sia tanpa tindak lanjut. Aktivis yang melakukan analisa demikian, dan bukan bereeksi (bercerminmelihat bayangan diri dalam situasi di hadapan), menjadi lupa untuk memberdayakan dirinya sendiri sebagai titik pusat. Mari, berefleksi!


PRO:AKTIF

MASALAH KITA

11

Bersama Para Aktivis dan Relawan: Sebuah Percakapan Mengenali Diri oleh Fransiska M. Damarratri Memperluas objektivitas memerlukan kesadaran dan kepekaan. (Dok. Pribadi)

“Kenalilah dirimu!â€? ujar ďŹ lsuf Socrates dalam dialognya, Phaedrus. "Aku tidak punya waktu luang untuk menjelaskan hal-hal yang luas dan besar itu. Sebuah hal yang aneh bagiku untuk meneliti hal-hal itu ketika aku saja belum bisa mengenali diriku sendiri.â€? KONSEP DIRI DALAM SUDUT PANDANG PSIKOLOGI Mengenali diri adalah penting karena diri kita sendirilah yang mempengaruhi bagaimana kita memahami dunia. Konsep diri, dalam sudut pandang ilmu Psikologi, mempengaruhi kerja-kerja dan pandangan kita. Alvieni Angelica, seorang Psikolog dan pegiat di Capacitar Indonesia, menjelaskan bahwa di dalam konsep diri ada berbagai kumpulan ide antara lain self-image[1], ideal self[2], selfesteem[3]. Lebih lanjut, konsep diri adalah bagaimana seseorang memandang, mempersepsikan dan mengevaluasi dirinya. Konsep diri terbentuk dari pengalaman awal kita sebagai janin, lingkungan pertumbuhan seperti rumah

dan sekolah, interaksi dengan orangorang terdekat hingga pengalamanpengalaman hidup yang kita lalui. Otak manusia terdiri dari otak bahasa (otak berpikir) dan otak emosi. Pengalamanpengalaman di atas membentuk konsep diri di dalam otak emosi kita, bahkan sebelum otak berpikir tumbuh sempurna. Banyak mekanisme diri yang mengubah ide-ide internal kita menjadi sebuah aksi di dunia nyata. Salah satunya, menurut Alvieni adalah proses proyeksi/formasi. Dalam proses proyeksi tersebut, manusia seringkali mengubah kelemahan dirinya menjadi tampilan sebaliknya. Kelemahan yang kita mudah amati di orang lain, seringkali adalah kelemahan diri kita juga. Sebagai contoh: seseorang yang sangat sensitif terhadap kritik orang lain justru menjadi seorang motivator yang mampu mengubah cara pandang orang lain untuk berpikir positif. Dalam bekerja maupun berkegiatan di berbagai bidang, siapa saja termasuk aktivis pasti mengalami proses pembentukan maupun pengenalan konsep diri. Menurut Alvieni, salah satu


PRO:AKTIF cara untuk mengenal diri sendiri adalah dengan berlatih kesadaran. Di sela-sela kesibukan kita, menyisihkan waktu untuk refleksi dan berlatih kesadaran adalah penting. BAGAIMANA PARA AKTIVIS MEREFLEKSIKAN DIRI?

Hal serupa diceritakan oleh Sri Suryani, seorang arsitek yang bekerja di Divisi Tata Ruang Ciliwung Merdeka. Dalam berproses mendampingi penggusuran warga Bukit Duri bersama rekan-rekan satu tim, Sri mengutarakan bahwa salah satu komponen penting adalah penyadaran diri. Sebagai pribadi, Sri mencoba menyadari seberapa luas konflik yang terjadi, apa saja yang dia alami dan keterbatasan diri baik sebagai anggota tim kerja maupun dalam keprofesian arsitek. Kesadaran itulah yang membentuk kerja dan pikirnya sehingga terwujud dalam suatu keberpihakan tertentu. Tauhid Aminulloh, salah satu pendiri

12 k o l e k t i f W i k i k o p i d i Yo g y a k a r t a , menyebutkan bahwa dia sangat menikmati agenda kepedulian di bidang pendidikan dan pertanian dengan media kopi. Namun sesekali, Tauhid memerlukan waktu untuk berkontemplasi dan mengambil jarak. Mengambil nafas bagi Tauhid penting sembari memperluas objektivitas. “Aku melihat banyak masalah di antara para pendaku idealis adalah mereka tidak pernah memperluas objektivitas,” ujarnya. “Kian lama sebuah idealisme bisa jadi menyempit; hanya terkait hal yang kita pedulikan tapi lantas abai pada idealisme yang lain.” Beberapa orang mengambil waktu untuk menyegarkan diri dengan bepergian atau travelling. Niniek Febriyanti dan Russelin Edhyati, dua sahabat yang mendirikan Book for Mountain, sama-sama mengaku menyukai travelling. Book for Mountain sendiri merupakan kelompok yang memiliki kegiatan mengumpulkan dan menyalurkan buku ke daerah terpencil, salah satunya ke Agandugume, Papua.

Dalam kehidupan, kita perlu refleksi diri karena berbagai konsep dan mekanisme dari dalam diri kita mempengaruhi aksi dan tindakan yang kita pilih. (Dok: Pribadi)


PRO:AKTIF Niniek senang bepergian sendiri sehingga dia terpaksa bertemu banyak orang baru dengan cerita yang seru. Bepergian sendiri pun memberinya waktu mengamati hal yang tidak teramati jika pergi beramairamai. “Aku travelling tidak disengajakan untuk mengenal diri saja. Tapi ternyata di dalamnya, aku juga bisa mengenal diri sendiri," ujar Niniek. Rekannya, Russelin berbagi bahwa interaksi dengan banyak orang pun akan menumbuhkan kepedulian di dalam diri kita. Dengan travelling, kita dapat bertemu banyak orang yang berbedabeda. “Semakin luas, semakin baik.” "Tips mengenali diri adalah mengenali orang lain," jelas Tauhid, "Sedangkan mengenali kepedulian adalah dengan bermain pengandaian—adakah kondisi yang lebih baik?” Kepedulian yang datang dari dalam diri juga disorot oleh Russelin. Salah satu masalah dunia modern adalah rasa apatis dan hidup yang terkotak-kotak. “Kalau tidak ada kesamaan dengan diri kita, maka kita tidak usah ambil pusing untuk peduli. Banyak yang masih berpikiran seperti itu,” tutur Russelin, “Aku mencoba menempatkan diriku di posisi orang lain. Kalau bukan kita, siapa lagi?" tutur Russelin. Kepedulian serupa pula yang mendorong Fajar Nurmanto untuk menjadi relawan media. Sebagai lulusan Komunikasi yang sedang mengambil pascasarjana di bidang Sosiatri, Fajar aktif menjadi relawan media untuk Panti Sosial Hafara. Panti Hafara aktif merawat orang terlantar seperti lansia dan anak-anak. Sebagai pekerja media, Fajar melihat bahwa sekarang media gerakan sosial pun harus bisa nge-pop selayaknya media-media lain yang tersohor. “Biar nurani masyarakatnya bisa terbangun dari melihat aktivitasaktivitas sosial. Agar kita tidak individualis," terangnya.

13 KEPEDULIAN DARI DIRI AKTIVIS DI DUNIA MODERN

Sri bercerita bahwa dia tumbuh besar di kampung pinggiran Jakarta-Bekasi. Saat harus bersekolah di daerah Jakarta Pusat, perjalanan pulang-pergi setiap hari menyuguhkan pemandangan lanskap kota yang berbeda-beda. Hal tersebut turut membentuk kepedulian dirinya. "Dari lingkungan rumahku, sebuah kampung pinggir kota, aku melihat transisi wajah kota di jendela bis setiap menuju pusat Jakarta selama tiga tahun. Lalu, pengalamanku mengunjungi kantor saudara yang bekerja di daerah Sudirman, aku terpapar dengan beragam bentuk dan ruang yang berbeda." Identitas, bagi Sri, terbatas pada konteks ruang dan waktu. Identitas diri kita bisa jadi berubah di masa depan. Namun, selalu ada benang merah yang ia temui di tahap-tahap kehidupannya. "Aku lebih merasa bahwa selama ini aku adalah seorang storyteller, aku mencoba membuat diriku tidak ada dan terus bercerita," ujar Sri. "Sekarang aku sedang mencoba menghubungkan kerja praktek lapangan dengan teori dan dunia akademis." Seringkali Sri mendapati label-label disematkan kepadanya seperti aktivis (dalam konotasi negati) atau penentang pemerintah. “Kalau kita mau menghimpun

Memandang pergantian lanskap wajah kota dari perjalanan sehari-hari pun membentuk keprihatinan dan kesadaran kita. (Jakstudio)


PRO:AKTIF label, so what?” sahutnya. Tantangan modernitas baginya adalah bagaimana orang semakin haus akan visual, citra, rupa, dan derasnya arus informasi. “Padahal rupa, yang tampak itu adalah hasil pergumulan ide dan batin yang tidak tampak,” pungkasnya. Sementara itu, Fajar memiliki kepedulian untuk meneliti program pensiun berkelanjutan. Program pensiun masa kini masih jamak berbentuk santunan, namun tidak sustainable di jangka panjang. Kepedulian Fajar muncul dari melihat dan merefleksikan masa depan orang tuanya. Fajar tinggal di kota Yogyakarta, di mana indeks kesenjangan sangatlah tinggi. Agenda pembangunan kota modern pun ia soroti. Sebaiknya orientasi pembangunan terintegrasi secara setara; bukan hanya pembangunan budaya untuk mengejar ekonomi dan sebaliknya. Menurutnya lagi, ada hal yang lebih mendesak dari kesenjangan ekonomi, yaitu akses sumber daya produksi untuk semua. Lain cerita dengan Tauhid. Semenjak duduk di bangku SMA, Tauhid merasa ada yang aneh dengan pendidikan yang dia dapatkan. “Aku melihat ada arah gerak pendidikan yang perlu diubah. Bisa oleh siapapun, dan sudah ada yg berusaha. Aku pun melibatkan diri; dengan caraku,” jelasnya. Arah gerak pendidikan kini pun bergerak seiring dengan arah gerak dunia. Dunia masa modern ini bagi Tauhid akrab dengan segala yang kuantitatif atau d a p a t d i h i t u n g . “A k u m e n c o b a mengakrabkan diri dengan hal-hal yang kualitatif,” jawabnya. “Aku percaya tiap orang punya kepedulian. Hanya saja pengalaman dan lingkungan yang akan membedakan sasaran kepedulian tiap orang.” Dunia pendidikan, bagi Tauhid, mewadahi kegemarannya untuk bertanya. Russelin menemukan banyak hal yang m e n d o ro n g n y a m e l a k u k a n b a n y a k

14 kegiatan kerelawanan sembari bekerja. Salah satunya, Russelin merasa membutuhkan interaksi dengan orang lain yang dapat membagikan pesan dan ilmu untuknya, "Bertemu orang lain artinya kita mendapat ilmu baru." Rasa senang untuk berkompetisi secara positif pun mendorongnya melampaui batasan diri setiap hari. Satu yang penting bagi Russelin adalah bahwa kepedulian tidak bisa dibentuk di akhir. “Level pendidikan yang pertama yang mengajarkan kepedulian adalah keluarga,” ujarnya. Seturut dengan penjelasan Alvieni dan Russelin, pengalaman Niniek tumbuh di keluarganya pun membentuk konsep diri dan kepeduliannya, “Ada perasaan bahwa aku ingin pekerjaanku berbeda dari pekerjaan orang tuaku. Bukan karena mereka salah, tetapi karena aku melihat bahwa hidup di sisi lain juga bisa menyenangkan,” Niniek bercerita. “Aku lekat dengan hal-hal yang menantang; sehingga aku selalu bekerja di mana permasalahan itu ada terus. Aku merasakan rasa tanggung jawab yang kuat, terutama setelah memulai suatu gerakan atau organisasi,” tutur Niniek. Sewaktu masih menjadi siswa SMA, Niniek pun membaca buku Solitaire Mystery karya Jostein Gaarder. “Dari buku itu aku memahami bahwa menjadi berbeda itu

Dengan belajar peduli dan mengenali orang lain kita akan belajar memahami diri kita sendiri pula. (Dok: Pribadi)


PRO:AKTIF

15

Berpergian seorang diri bisa menjadi ruang kita mengambil jarak, berefleksi, mengenali diri, pun bertemu dengan dunia baru dan orang-orang baru. (Dok: Pribadi)

tidak apa-apa,” pungkasnya. APA YANG MEMBUATMU T ERUS BERKEGIATAN? P a ra a k t i vi s d a n rel aw a n y a n g diwawancarai untuk artikel ini, memberi jawaban beragam untuk pertanyaan, “Apa yang membuatmu terus berkegiatan?” Russelin dan Fajar memberi jawaban serupa: keseimbangan. “Aku butuh untuk jadi tetap seimbang. I need that balance. Melakukan kewajiban kerja mencukupi kebutuhan sehari-hari dan mencukupi k e b u t u h a n j i w a ,” j a w a b R u s s e l i n . Sedangkan Fajar mengaku sudah menemukan rumus keseimbangan sejak dulu, yaitu keseimbangan 3 hal : hati, pikir, dan perut. “Kalau hilang satu, jadi ada yang kurang,” jelas Fajar. Fajar pun menambahkan, “Ketiganya harus dapat ruang untuk berkembang. Prinsip utamanya adalah migunani tumraping liyan.” Falsafah migunani tumraping liyan (Jw) memiliki arti berguna

untuk sesama. Russelin pun punya konsep berbagi dengan sesama melalui ilmu, “Bertemu banyak orang memperkaya diri. Bertemu orang lain artinya mendapat ilmu baru, mendapat tempat berbagi ilmu. Berbagi adalah bagian dari jiwa sosial, ya. Hal-hal ini membuat hidupku lebih seimbang.” Tauhid memberikan jawaban yang penuh harap akan masa depan. Tauhid kini sedang berproses bersama kawan-kawan Wikikopi dengan menggelar berbagai kelas dan residensi dengan media belajar kopi dan pangan. “Aku tetap berlanjut karena 2 bocahku. Aku sekadar ingin agar mereka dapat menikmati dunia yang lebih baik saja,” jelasnya. PENUTUP Mengenali diri penting bagi kegiatan dan kerja kita untuk dunia yang lebih baik. Dalam mengenali diri, kita memberi ruang bagi diri kita untuk mempertanyakan konsep diri dan berbagai mekanisme


PRO:AKTIF pikiran yang mendasari hal-hal yang kita lakukan. Berkaitan dengan itu pula, kepercayaan-kepercayaan serta sudut pandang yang diri kita pilih untuk melihat dunia di sekitar kita. Ko n s e p - ko n s e p d i d a l a m d i r i k i t a mempengaruhi kerja-kerja dan kegiatan yang kita pilih di dalam hidup. Memperluas objektivitas, memperluas ilmu, memperluas hati dan pikir baik dilakukan secara berkala untuk mendukung kerja-kerja kita. Kita bisa melakukannya melalui berlatih kesadaran di waktu luang, berinteraksi secara luas dengan sesama maupun mengambil jarak dari keseharian kita untuk reeksi diri. Satu cara mengenali diri adalah dengan mengenali orang lain juga, usul Tauhid di sela percakapan mengenali diri. Hal

16 tersebut didukung juga oleh Alvieni yang mengusulkan bahwa salah satu latihan mengenali diri adalah untuk, "Membaca biograďŹ orang-orang, ya." Membaca kisah hidup para tokoh merupakan satu cara untuk mengenal konsep diri mereka dan apa yang mereka perjuangkan di berbagai konteks dan budaya yang berbeda dengan kita. Dengan latihan kepekaan dan kecerdasan emosional tersebut, kita akan mendapatkan bekal untuk perjalanan diri kita masing-masing. “Pertama-tama, tentukanlah dirimu ingin menjadi apa; lalu kerjakan apa yang harus kamu kerjakan,â€? Epictetus berujar, tiga abad kemudian setelah Socrates.


PRO:AKTIF

PROFIL

17

Sejarah dan Perkembangan Capacitar oleh Alvieni Angelica

Labirin di Rumah KAIL. Labirin digunakan Capacitar sebagai salah satu metode self-healing. (Dok. KAIL)

Berbagai peristiwa hidup yang tidak bisa diduga seringkali membawa dampak psikologis yang beragam bagi setiap orang. Keunikan karakter, struktur perkembangan otak, dan sejarah bagaimana seseorang d i b e s a r ka n m e m p e n g a r u h i t i n g ka t resiliensi atau daya lenting seseorang dalam menghadapi berbagai tekanan hidup. Gaya hidup serba cepat, penuh kompetisi, individualis, serta minimnya hubungan sosial karena kemajuan teknologi tanpa disadari telah menjadi makanan sehari-hari setiap orang. Selain itu, kondisi alam yang tidak stabil saat ini juga berkontribusi menghadirkan berbagai bencana, seperti banjir dan gempa bumi. Belum lagi para penguasa (pemerintah) di berbagai negara yang kerap membuat ancaman perang selalu siaga di depan mata. Paduan kondisi hidup ini membuat manusia semakin rentan terhadap masalah psikologis yang lama kelamaan bertransformasi menjadi sakit fisik dan ketidakmampuan untuk menjalani rutinitas sehari-hari. Sementara itu, tenaga psikolog meupun kesehatan mental lainnya sangatlah terbatas. Berkaca pada situasi ini, maka sangatlah penting untuk bisa

membekali masyarakat di mana saja dengan kemampuan untuk membantu diri mereka sendiri, salah satunya ialah dengan memberikan pembekalan teknik-teknik penyembuhan diri (self-healing) yang praktis dan menembus batas budaya, bahasa, agama dan pendidikan yang dikenal sebagai karya Capacitar. Capacitar yang berarti pemberdayaan (to empowerment) dalam Bahasa Spanyol merupakan sebuah organisasi nirlaba yang hadir guna memenuhi kebutuhan di atas. Bermula dari tahun 1980-an yaitu tahuntahun perang di Amerika Tengah, Sr. Mary Hartmann, CSA; seorang anggota dari Nicaraguan Human Rights Commission, mengundang Patricia Cane (panggilan akrabnya “Pat”) untuk berbagi teknik perawatan kesehatan mental diri pada sebuah festival seni rakyat. Pada festival tersebut, Pat yang selalu berlatih Tai chi dan akupresur untuk merawat dirinya sendiri, Mary berkata “Wah, yang kamu lakukan itu luar biasa, kapan kamu mau mengajarkan itu semua kepada kita cara melakukannya?” Mary secara intuitif mengenali nilai dari praktek perawatan diri yang kuno tersebut


PRO:AKTIF

18

Kegiatan workshop Self-Healing bersama Capacitar Indonesia yang diadakan di Rumah KAIL. (Dok. KAIL)

untuk menolong orang-orang ketika mereka harus berhadapan dengan kekerasan dan trauma dalam hidup mereka. Melalui insight Sr. Mary itulah, Capacitar lahir. Dari orang-orang akar rumput di Nicaragua, lahirlah kata Capacitar – sebuah kata kerja Spanyol yang berarti memberdayakan, mendorong, membawa hidup – yang selanjutnya menjadi nama organisasi dan semangat perubahan. Dari Cantera; sebuah pusat di Nicaragua, lahirlah metode pendidikan populer hasil kerja seorang Brazil; Paulo Freire. Melalui p e n d i d i k a n p o p u l a r, o r a n g - o r a n g ‘terbangun’ untuk mengenali kebijaksanaan dan harapan dalam diri mereka. Merekalah yang selanjutnya meneruskan lagi kepada orang banyak apa yang sudah mereka dapatkan. Capacitar mengadaptasi metode yang digunakan oleh F r a i re i n i u n t u k ‘ m e m b a n g k i t ka n ’ kesadaran tubuh, mengintegrasikan keterampilan terkait tubuh, pikiran dan jiwa guna memberdayakan banyak orang menyembuhkan diri mereka sendiri sehingga mereka mampu untuk menjangkau dan mentransformasikan juga

orang-orang di sekitar mereka. Tahun-tahun awal, workshop pertama di Amerika dan dikenal sebagai Healing Tent diadakan bagi rekan-rekan di Guatemala yang bersinggungan dengan kekerasan dan ancaman kematian di awal tahun 1990-an. Mereka meminta adanya workshop untuk relaksasi untuk membantu mengatasi kondisi psikologis mereka. Selanjutnya menyebar ke Chile dan di saat ini pula, Capacitar mulai menyusun manual workshop-nya untuk pertama kali dalam Bahasa Spanyol. Tahun 1993, Capacitar mulai diundang ke El Salvador untuk berkoordinasi dengan Healing Tent bagi Feminist Congress di Amerika Latin dan Karibia. Seiring berjalannya waktu, tahun 1994 mulai menjadi sebuah badan hukum sebagai organisasi nirlaba. Tahun 1995, tim Capacitar dari 12 negara terdiri dari 25 orang wanita pergi ke negeri Tiongkok untuk mengkoordinasikan penyelengaraan Healing Tent bagi NGO World Forum on Women, dalam kolaborasi dengan Chinese M e d i c a l a n d Tr a d i t i o n a l M e d i c a l Associations. Selanjutnya karya Capacitar menyebar di Amerika menjangkau Peru,


PRO:AKTIF Bolivia, Brazil, Columbia dan Mexico. Ketika Hurricane Mitch meluluhlantakkan Amerika Tengah tahun 1998, Capacitar mulai beralih fokus. Codirectors Joan Condon dan Patricia Cane dijadwalkan untuk bekerja di Honduras saat badai terjadi. Ketika mereka tidak bisa tiba sesuai waktu yang mereka janjikan, mereka menjanjikan akan kembali mengunjungi Honduras setelah hurricane berakhir. Namun, hurricane berlangsung hingga 8 hari dengan terjadinya banyak kematian dan kerusakan infrastruktur. Guna menanggapi kejadian ini, Patricia Cane mengubah fokus penelitian doktoralnya kepada studi penyembuhan trauma dan dampaknya terhadap tubuh, pikiran dan jiwa dari para orang yang mengalami trauma akibat Hurricane Mitch dan kekerasan politik. Buku manual Trauma Healing and Transformation merupakan hasil dari penelitian ini. Sejak itu, trauma healing menjadi hal yang selalu dikerjakan Capacitar dengan pemahaman yang lebih jelas terhadap proses, metode dan pendekatan lintas budaya sebagai bagian dari pendidikan popular yang menjadi pendekatan Capacitar untuk menyembuhkan trauma khususnya di kalangan masyarakat akar rumput. Panggilan Capacitar selanjutnya datang dari Timor Leste yang baru saja mengalami kehancuran masif akibat voting kemerdekaan dari Indonesia. Tahun 2001, Joan Condon dan Mary Litell, OSF pergi ke Timor Leste untuk bekerja bersama para keluarga, tawanan serta para yatim piatu. Ditambah lagi dengan adanya bom Bali, Capacitar memperpanjang jangkauannya ke Indonesia dan setelah tsunami serta gempa bumi yang dahsyat, Capacitar memberikan tranining juga di berbagai wilayah dan zona konik. Menyambung karyanya di Indonesia, Mary Litell dan Patricia Cane mendapat kesempatan lagi

19 untuk berkiprah di Afrika; Tanzania dan Kenya dimana banyak penderita AIDS yang menjadi peserta dalam workshop Capacitar. Semakin banyaknya tempat bagi Capacitar untuk berkiprah, semakin besarlah komitmen Capacitar dalam mengatasi PTSD (Posraumatic Stress Disorder) dan CTSD (Continuing Traumatic Stress Disorder). Komitmen yang besar ini dituangkan dalam bentuk pelatihan bagi multiplier di berbagai negara, manual Capacitar for Kids, emergency kits yang bisa diunduh dari website Capacitar. Berbagai teknik Capacitar diadopsi dari berbagai negara, seperti Tai Chi (Cina) , Pal Dan Gum (Cina dan Korea), Finger Holds (Jepang-Jin Shin Jyu Tsu), Accupressure, î ‰e Holds, Polaritas, Pain Drain, dan lain sebagainya merupakan teknik-teknik yang bekerja pada modalitas tubuh. Hal ini sejalan dengan prinsip kerja otak manusia dimana otak emosi memiliki hubungan langsung dengan tubuh, namun sebaliknya otak emosi hanya kecil kemampuannya untuk bisa dipengaruhi oleh otak Bahasa (rasio). Dengan demikian, bekerja langsung dengan tubuh para korban trauma dan stres yang berkepanjangan merupakan cara yang cukup efektif untuk memberi kemampuan kepada tubuh melakukan relaksasi. Ada yang mengatakan bahwa mempelajari Tai Chi Capacitar memampukan mereka untuk lebih bisa mengendalikan diri untuk tidak menjadi pribadi yang reaktif terhadap berbagai peristiwa. Pain Drain beberapa kali pernah diceritakan mampu untuk meringankan penderitaan orang yang sakit. Finger Holds membantu orang untuk melepaskan emosi yang selama ini terb l o c k b a i k ka ren a l a r a n ga n u n t u k menangis, ketakutan akan hukuman yang lebih parah ketika mengekspresikan emosi dan sebagainya. Emosi-emosi yang bisa tersalur dengan baik akan mengurangi kemungkinan seseorang mengalami sakit


PRO:AKTIF ďŹ s i k a t a u b a g i m e re ka y a n g t e l a h mengalami sakit ďŹ sik, saluran emosi yang baik mampu meringankan rasa sakit di ďŹ sik. Semuanya ini menjadi bukti betapa erat kaitan emosi dan tubuh. Kepraktisan yang terkandung di dalam berbagai teknik ini juga membuatnya mudah untuk dipelajari siapa saja bahkan mereka yang tidak mengenyam pendidikan sekalipun. Di Indonesia sendiri, saat ini, p e n ye b a r a n C a p a c i t a r m u l a i l e b i h menjangkau ke berbagai kota sejak diadakannya training kedua multiplier. Kira-kira lebih dari 15 orang multiplier cukup aktif untuk meneruskan karya Capacitar ke berbagai kalangan dengan pesan untuk meneruskan lagi pengetahuan yang mereka peroleh kepada siapapun yang membutuhkan. Telah cukup banyak orangorang yang merasa terbantu dengan melakukan latihan rutin dari teknik-teknik Capacitar. Banyaknya teknik membuat tiap orang bisa memilih sendiri teknik mana yang sesuai dengan kebutuhannya. Di dalam era yang penuh dengan persaingan politik dan sebaran isu SARA yang mengkhawatirkan, sangatlah bermanfaat apabila siapapun yang sudah pernah mengenal Capacitar, mengetahui beberapa tekniknya dapat membagikannya kepada siapapun yang membutuhkan. Bukan kesempurnaan gerak dan teori yang penting dalam Capacitar, namun kesediaan untuk berbagi dan hadir sepenuhnya bagi orang lain menjadi kunci yang membuat teknik-teknik Capacitar bisa memberikan perdamaian dalam diri orangorang yang mengenalnya. Damai dalam diri adalah titik awal perwujudan damai di dunia. Saat ini, apabila para pembaca memiliki ketertarikan untuk mengenal lebih jauh mengenai Capacitar dan memiliki kelompok kecil yang ingin belajar teknik penyembuhan diri bersama, jangan ragu untuk menghubungi kami melalui

20 KAIL. MAKNA LOGO CAPACITAR Desain logo Capacitar berasal dari preColombian berupa lotus, sebuah simbol pencerahan di banyak budaya. Gambar ini menyimbolkan kembalinya manusia pada kehidupan – berakar pada energi di bumi dengan tangan merentang yang menjangkau energi dari surge, tangan yang menyatu dalam solidaritas di seluruh dunia dan benih kehidupan yang berkembang di dalamnya seperti janin. Situs resmi Capacitar adalah : www.capacitar.org .


PRO:AKTIF

MEDIA

21

Memahami Diri Melalui Dunia Maya oleh Any Sulistyowati

Ilustrasi berselancar mencari berbagai informasi dan pengetahuan di dunia maya. (Foto: S. Zolkin)

Di zaman modern ini, berbagai jenis informasi dapat dengan mudah kita peroleh melalui dunia maya. Salah satu cara termudah dan murah antara lain dengan mengakses layanan-layanan gratisan di internet. Di internet, tersedia berbagai informasi sesuai kebutuhan kita. Informasi tersebut dikemas dalam berbagai bentuk seperti teks tertulis/dokumen, video, suara, maupun kartun/ilustrasi. Metodenya pun beragam, mulai dari pengisian kuesioner, mendengarkan ceramah narasumber, membaca artikel, mengikuti petunjuk yang ada dalam video, dan lain-lain. Tidak terkecuali berbagai informasi / metode untuk memahami diri. Memahami diri adalah salah satu proses yang sangat penting bagi seorang manusia. Lewat proses pemahaman diri, seseorang dapat mengidentiďŹ kasi kekuatan-kekuatan dirinya, talenta-talenta yang dimilikinya serta menggunakannya secara bijaksana untuk mencapai impian-impiannya. Salah satu bagian penting dari proses pemahaman diri adalah penerimaan diri. Melalui proses penerimaan diri, kita akan terbantu untuk memiliki konsep diri yang

lebih positif. Proses ini memungkinkan kita untuk memilih bidang ilmu yang sesuai, karir yang tepat, kegiatan-kegiatan yang bermakna, serta pasangan hidup yang cocok. Singkatnya, dengan pemahaman diri yang tepat, kita bisa lebih baik dalam menyusun strategi menjalani kehidupan. Salah satu cara untuk memahami diri adalah dengan mengenal tipe-tipe kepribadian. Ada cukup banyak konsep tipe-tipe kepribadian yang dikenal saat ini. Dengan mengenali tipe-tipe kepribadian, seseorang dapat lebih baik memetakan pola-pola yang ada di dalam hidupnya dan membuat langkahlangkah antisipatif untuk menjalani kehidupan. Ia dapat mengenali hal-hal positif yang dimiliki serta mengasahnya sehingga berkembang ke arah yang makin mendewasakan dirinya. Ia juga dapat mengenali hal-hal yang mungkin dianggap negatif atau kelemahan tipe tersebut serta berlatih untuk menggunakan hal-hal negatif tersebut untuk hal-hal yang sangat positif di dalam kehidupannya. Berikut ini adalah beberapa tipe-tipe kepribadian yang dapat digunakan untuk membantu proses pemahaman diri dan


PRO:AKTIF contoh-contoh situs di internet yang dapat ditelusuri untuk mendalami pemahaman kita. Personality Plus Personality Plus dikembangkan oleh Florence Liauer. Ia membagi kepribadian manusia ke dalam empat kategori, yaitu: Koleris, Sanguinis, Melankolis dan Plegmatis. Di dalam pengelompokan ini, tidak ada tipe tertentu yang lebih baik dari tipe lainnya. Untuk setiap tipe kepribadian terdapat kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan masing-masing. M i s a l n y a , t i p e ko l e r i s m e m i l i k i kecenderungan sebagai pemimpin dan mengontrol yang lain tetapi mungkin kurang sabaran; tipe sanguin biasanya terlihat antusias, aktif, mudah bersosialisasi tetapi mungkin pertimbangan kurang mendalam; tipe melankolis biasanya lebih tenang, pemikir dan mengejar kesempurnaan tetapi mungkin terlihat lambat; sementara tipe plegmatis biasanya cenderung rileks dan damai tetapi mungkin terlihat kurang aktif dan energik. Se s e o r a n g d a p a t m e n ge c e k t i p e kepribadiannya dalam Personality Plus dengan cara mengunjungi situs yang memberikan layanan kuis untuk memeriksa tipe kepribadian, misalnya: http://gotoquiz.com/personality_plus_1 Tes tersebut dapat diikuti dengan gratis. Dalam tes tersebut kita perlu menjawab sejumlah pertanyaan dengan empat pilihan mengenai apa yang paling menjadi kekuatan dan kelemahan kita. Setelah kita menjawab seluruh p ertanyaan dan menyelesaikan tes, maka kita dapat mengetahui tipe kepribadian kita. Jika kita ingin mengetahui lebih lanjut mengenai tipe-tipe tersebut, kita dapat melanjutkan penelusuran informasi lebih jauh antara lain melalui situs-situs sebagai berikut:

22 https://en.wikipedia.org/wiki/Four_tem peraments; dan https://en.wikipedia.org/wiki/Florence_ Littauer. Selain itu, kita juga bisa melakukan penelusuran sendiri untuk mendapatkan berbagai materi-materi terkait dalam bentuk artikel dan video melalui situs pencarian GOOGLE (www.google.com) dan YOU T U BE (w w w.youtube.com) dengan memasukkan kata kunci misalnya ‘personality plus’ atau ‘four personality types’. Eneagram Eneagram adalah salah satu konsep kepribadian manusia yang cukup banyak digunakan. Eneagram berasal dari Bahasa Yunani, yaitu enea yang berarti “sembilan”. Di dalam eneagram dikenal sembilan tipe kepribadian manusia. (Sumber:hps://en.wikipedia.org/wiki/Enne agram_of_Personality). Di dalam eneagram, terdapat sembilan tipe kepribadian. Semua tipe diberi nomor antara 1 sampai 9, yaitu (1) Perfeksionis, (2) Penolong, (3) Pengejar Prestasi, (4) Seniman, (5) Pemikir, (6) Loyalis, (7) Petualang, (8) Pemimpin, dan (9) Pendamai. Penomoran ini berlaku sama di seluruh

Sembilan tipe eneagram.


PRO:AKTIF dunia. Setiap orang memiliki satu tipe kepribadian, y a n g d i se b u t d e n ga n t i p e p o ko k . Kesembilan tipe eneagram ini saling terkait satu sama lain dalam hubungan integrasi disintegrasi serta sayap . Dengan memahami “tipe pokok”, “integrasi”, “disintegrasi” serta “sayap” eneagram, kita dapat memahami peta pergerakan situasi mental kita dan menyusun strategi kehidupan dan langkah-langkah antisipatif mengenainya. Beberapa orang bisa jadi memiliki tipe kepribadian pokok yang sama di dalam eneagram, tetapi perilakunya sangat berbeda satu sama lain. Hal ini tergantung dari tingkatan kesehatan mental mereka di dalam kategori eneagram. Mereka yang sehat akan tampak persis seperti dideskripsikan dalam kekuatan-kekuatan tipe pokoknya. Mereka yang tidak sehat mungkin cenderung tampak seperti deskripsi dalam tipe disintegrasinya. Sementara mereka yang sangat sehat, mungkin tampak seperti deskripsi pada tipe integrasinya. Tipe kepribadian seorang

23 anak bisa jadi tidak sama dengan tipe kepribadian yang dimiliki oleh salah satu atau kedua orang tuanya. Untuk mengetahui tipe eneagram kita, kita dapat mengikuti tes yang ditawarkan secara gratis oleh situs seperti: https://www.eclecticenergies.com/ennea gram/test.php. Setelah mengetahui tipe kita, situs tersebut juga menawarkan teknik-teknik pengolahan energi terkait masing-masing eneagram. Contohnya dapat dilihat di link berikut: https://www.eclecticenergies.com/ennea gram/energyhealing1.php. Jika ingin mengetahui lebih jauh tentang berbagai tipe eneagram, Anda dapat menjelajahi: https://www.enneagraminstitute.com untuk mendapatkan informasi lengkap mengenai setiap tipe dan berbagai informasi terkait eneagram lainnya. Anda juga dapat mendaarkan diri untuk mengikuti milis (mailing list) mereka dan menerima email berisi kata-kata mutiara sesuai tipe eneagram Anda setiap hari (daily

Buku-buku yang direkomendasikan oleh Enneagram Institute (www.enneagraminstitute.com)


PRO:AKTIF

24

enneawisdom). Anda juga dapat mencari informasi mengenai buku-buku apa saja yang dapat Anda baca untuk mengetahui lebih lanjut mengenai eneagram. MBTI MBTI (hps://en.wikipedia.org/wiki/Mye rs%E2%80%93Briggs_Type_Indicator) dikembangkan oleh Katharine Cook Briggs and Isabel Briggs Myers berdasarkan teori yang terdapat di dalam buku Carl Jung berjudul Psychological Types. Tujuan mereka adalah membuat agar teori psikologi yang dideskripsikan oleh Jung dapat dipahami dan bermanfaat dalam praktek kehidupan manusia. Untuk memahami MBTI, kita dapat mengunjungi situs î ‰e Myers and Briggs Foundation di: myersbriggs.org. Di dalam situs tersebut kita dapat memperoleh informasi mengenai apa itu MBTI, sejarahnya, penjelasan mengenai setiap tipe, bagaimana cara mengetahui tipe kita dan penerapannya di dalam kehidupan sehari-hari. Selain memberikan informasi kepada publik, organisasi ini juga menerapkan etika dalam penggunaannya. Etika ini memastikan bahwa setiap pengguna dapat memperoleh informasi yang tepat dan akurat mengenai tipe mereka. Dengan informasi yang tepat dan akurat, seseorang dapat mengembangkan diri dan meningkatkan kualitas hidup sesuai dengan

Situs http://www.myersbriggs.org/my-mbtipersonality-type/mbti-basics

Situs https://www.16personalities.com/freepersonality-test.

potensi terbaik masing-masing. Selain melalui situs organisasi the Myers & Briggs Foundation, kita juga dapat memeriksa tipe MBTI kita secara gratis melalui situs berikut: https://www.16personalities.com/freepersonality-test. Penutup Mempelajari tipe-tipe kepribadian sangat berguna sebagai media untuk lebih mengenal diri kita. Dengan mengenal diri, kita bisa menyusun strategi dalam kehidupan kita. Kita dapat mengidentiďŹ kasi ruang-ruang dan peluang-peluang untuk tumbuh, berkembang dan mencapai keseimbangan. Tipe kepribadian tersebut akan tetap seumur hidup kita, tetapi dengan pemahaman yang lebih baik, kita dapat bertindak secara berbeda. Kita dapat secara sadar memilih respons yang lebih baik dan tidak justru terpenjara di dalam tipe-tipe kepribadian tersebut.


PRO:AKTIF

JALAN-JALAN

25

5 Tempat Ini Bisa Jadi Pilihan Anda untuk Mengenal Diri Lebih Dalam Lagi! oleh Debby Josephine “Pengantaran kopi hanya sampai sini,” ungkap Kang Jaenal, salah satu barista yang mengajak berkeliling di Kopi Alas. (Dok: Pribadi)

“e beer you know yourself, the beer your relationship with the rest of the world.” Toni Collee Kemampuan mengenal diri secara utuh diketahui memiliki banyak manfaat bagi diri sendiri yang mana akan bermanfaat juga bagi sekitar. Kemampuan mengenal diri secara utuh artinya Anda mampu melihat diri sebagai entitas yang dipengaruhi oleh ilahi yang berada dalam jiwa Anda dan bentuk fisik yang Anda miliki saat ini, kemudian secara sadar menerimanya. Dengan kemampuan ini maka Anda dapat menentukan jalan hidup Anda sekaligus berkompromi dengan kelebihan dan kekurangan diri. Apalagi, jika Anda adalah pelaku perubahan yang secara aktif dan tekun menjalani visi misi untuk dunia yang lebih baik, maka terlebih dahulu masuk dan kenalilah diri Anda lebih dalam lagi. Kemampuan mengenal diri secara utuh dapat diasah melalui berbagai cara, Anda dapat mencoba dan memilih cara yang seperti apa yang cocok untuk Anda. Salah

satu cara yang dapat membantu Anda m e n ge n a l d i r i s e c a r a u t u h a d a l a h melakukan interaksi dengan diri sendiri dan merefleksikan perjalanan hidup Anda. Sesi interaksi ini dapat dilakukan dengan berbagai cara di berbagai tempat, yang terpenting adalah Anda melakukannya sendirian – bukan berarti Anda mengusir orang di sekitar Anda – tetapi dengan melihat sekitar Anda, masuklah ke dalam diri dan gali lebih dalam tentang diri Anda. Berikut adalah 5 tempat dan jenis kegiatan yang bisa jadi pilihan untuk berinteraksi dengan pikiran, tubuh, dan jiwa Anda: 1. Rumah/Kamar Pribadi Begitu padatnya kegiatan yang Anda lakukan baik itu rutinitas sehari-hari maupun perjuangan-perjuangan yang Anda lakukan menyebabkan sedikitnya waktu yang Anda luang kan untuk memperhatikan tempat Anda tinggal, baik itu di rumah ataupun kamar pribadi Anda. Padahal ruang pribadi ini dapat membantu merefleksikan diri Anda dan mengisi ulang energi Anda yang tersita setelah


PRO:AKTIF berkegiatan seharian. Luangkanlah waktu khusus untuk mengenali setiap sudut tempat tinggal Anda. Carilah tempat yang paling nyaman dan diamlah di sana untuk beberapa saat. Sapalah dan hargai tempat itu sebagai tempat yang memberikan Anda perlindungan dan kenyamanan. Perhatikan tempat tersebut, bagaimana teksturnya, warnanya, dan apa saja yang mata Anda tangkap di sudut tersebut? Kemudian, berinteraksilah dengan tempat tersebut. Anda dapat duduk, bersujud, merebahkan diri, sampai berguling-guling dan rasakan betapa sudut yang Anda tempati saat ini hadir untuk Anda. Jika sudah, tanyakan kembali pada diri Anda, apa yang dimiliki tempat tersebut sehingga membuat Anda nyaman? Mengapa tempat tersebut nyaman? Interaksi seperti ini akan membantu mengenali kebutuhan Anda dan mendorong Anda untuk menjadikan sudutsudut lain di rumah ataupun kamar pribadi Anda hadir dengan kenyamanan yang sama. Tentu ketika melakukan interaksi d en ga n t em p a t t i n g ga l A n d a p a d a kenyataannya ada saja yang mengganggu pandangan seperti benda-benda yang berserakan hasil eksperimen anak Anda (jika Anda sudah berkeluarga) ataupun eksperimen Anda sendiri. Ada sebuah metode yang ditawarkan oleh Marie Kondo, perempuan berkewarganegaraan Jepang untuk merapikan tempat Anda lebih efektif dan bertahan lama, metode ini dinamakan e KonMari Method. Marie Kondo menceritakan hubungan merapikan tempat Anda tinggal dengan perubahan baik yang terjadi secara misterius pada diri Anda. “Tidying up means confronting yoursel” begitu tertulis pada

26 bukunya e Life-Changing Magic of Tidying Up. Penasaran dengan e KonMari Method? Silahkan kunjungi konmari.com atau lihat pada youtube.com dengan kata kunci pencarian: How to Clean Your Room Kon Mari Method yang diunggah oleh akun Kristsoup. Semoga kegiatan mengenali dan merapikan tempat Anda tinggal dapat membantu mengenali diri Anda. 2. Menikmati secangkir “Kopi Alas” Secangkir kopi mungkin bukan lagi hal yang asing bagi Anda. Ada yang begitu serius dalam menikmati secangkir kopi, ada juga yang menjadikan kegiatan meminum kopi –apapun rasanya–sebagai hal yang rutin dilakukan bahkan menjadi syarat sebelum melakukan sesuatu. Beberapa dari Anda mungkin terbiasa membuat kopi sendiri, tapi tidak ada salahnya mengunjungi kedai kopi untuk merasakan pengalaman yang berbeda di Kopi Alas. Berada di dataran tinggi Cimenyan, Kopi Alas hadir menawarkan secangkir kopi panas di tempat yang sejuk dan terbuka. Di sini Anda dapat menikmati manual brewing coffee apapun metodenya seharga Rp 15.000. Tapi, Kopi Alas juga menyediakan minuman lain selain kopi dengan harga antara Rp 10.000 – Rp 20.000. Harga ini boleh dibilang lebih murah

Kopi Alas terletak di Jl. Pasir Himpun Atas No. 5, buka dari pukul 10.00 s/d 22.00. (Dok: Pribadi)


PRO:AKTIF

27

Menjelajah di area Kopi Alas dan menemukan berbagai pemandangan indah, setelah sebelumnya meminta ijin pada pengelola.(Dok: Pribadi)

dibanding tempat kopi lainnya di Kota Bandung. Apalagi, dengan pelayanan yang ramah dari pemilik kedai yang juga sekaligus barista dan tempat yang mendukung Anda untuk memiliki ruang sendiri karena jarak antar meja yang ideal. Ketika ditanyakan kepada Kang Reza pemilik Kopi Alas tentang harga yang murah, ia menjawab “Harga itu sudah cukup bagi kami� Kopi Alas sebetulnya menempati salah satu bagian dari vila yang berdiri disana. Beruntungnya pemilik vila, pengelola vila, dan Kopi Alas memiliki kesadaran tentang hidup keberlanjutan dan ingin menghadirkan prinsip-prinsip yang tidak semua pemilik vila berani menjalankannya. Mereka juga mengakui butuh banyak belajar banyak tentang hidup yang berkelanjutan dan melihat contoh-contoh

pengelolaan berkelanjutan di tempat lainnya. Jika Anda berkunjung ke Kopi Alas, Anda diperbolehkan untuk menjelajah bagian lain di vila tersebut, tapi terlebih dahulu ijin agar pemilik kedai kopi dapat mengontrol siapa saja yang menjelajah. Jika Anda telah mendapat ijin dari pengelola Kopi Alas, maka Anda dapat menjelajahi area sekitar vila sampai bagian paling atas yaitu lapangan untuk berkemah dan memandang Kota Bandung dari ketinggian dengan suasana yang sejuk dan tenang. Kopi Alas terletak di Jl. Pasir Himpun Atas No. 5, buka dari pukul 10.00 s/d 22.00. Semoga perpaduan alam dan kopi dapat membantu mereeksikan perjalanan hidup Anda.


PRO:AKTIF 3. Pusat Rehabilitasi: Pusat Rehabilitasi Primata Jawa, Ciwidey Bandung. Mengunjungi sebuah pusat rehabilitasi akan memberikan pemandangan tak biasa kepada Anda dan membantu proses pengenalan diri Anda secara utuh. Pusat rehabilitasi memang banyak macamnya, salah satu yang akan dibahas pada artikel ini adalah Pusat Rehabilitasi Primata Jawa yang berlokasi di Ciwidey, Bandung. Di tempat ini, para aktivis merawat primataprimata yang terluka ataupun jinak hingga para primata ini sembuh dan siap untuk dilepasliarkan. Sehingga berbeda dari kebun binatang yang justru menjinakkan hewan liar, usaha para aktivis ini meliarkan kembali primata-primata yang telah diselamatkan. Memang untuk masuk ke area ini tidak bisa sembarangan orang. Untuk itu, inilah saatnya Anda menggunakan modal sosial yang telah Anda miliki selama ini, pertemanan sesama aktivis perlu dijalin erat agar sesama aktivis dapat saling memahami dan membantu. Jika memang Anda tidak memiliki akses kepada lokasi Pusat Rehabilitasi Primata Jawa, maka Anda

Ketika Anda lewat dan Owa memunggungi Anda, maka itu salah satu ciri Owa tersebut sudah liar dan naluri alamiahnya sudah kembali. (Dok: Pribadi)

28 dapat berkunjung ke Pusat Rehabilitasi lainnya karena memang banyak sekali macamnya, yang terpenting adalah dengan berkunjung kepada tempat penyembuhan tersebut Anda dapat mengenali dan mereeksikan diri serta meneguhkan kembali keberpihakan perjuangan Anda. 4. Berendam di Pemandian Air Panas : Kawah Rengganis “Sepertinya berendam air panas enak nihâ€? Pernahkah Anda menggumam seperti di atas? Jika ya, maka berkunjung ke Kawah Rengganis bisa jadi pilihan yang tepat bagi Anda. Berbeda dengan pemandian air panas lainnya yang menyediakan kolam renang air panas sebagai tempat berendam, Kawah Rengganis masih terbilang asri dan menghadirkan alam sepenuhnya di sekeliling Anda. Lokasi Kawah Rengganis cukup luas dan tidak semua pengunjung mengeksplor setiap sudutnya, dan ini merupakan keuntungan bagi Anda untuk mengasingkan diri sambil menikmati pemandangan sekitar sambil berdialog dengan alam dan diri Anda sendiri.

Kopi Alas terletak di Jl. Pasir Himpun Atas No. 5, buka dari pukul 10.00 s/d 22.00. (Dok: Pribadi)


PRO:AKTIF

29

Mencari inspirasi dan energi dari berkeliling di pasar tradisional. (Dok: Pribadi)

Kawah Rengganis berada di Kecamatan Rancabali dan masuk ke komplek Perseroan Terbatas Perkebunan Nusantara VIII (PTPN VIII), Jawa Barat Indonesia. Untuk masuk ke area pemandian air panas Anda hanya perlu membayar harga tiket masuk sebesar Rp 5.000 per orang. Mengistirahatkan sendi-sendi yang kaku dan pikiran-pikiran yang bercabang dengan berendam di air panas merupakah hadiah yang perlu Anda berikan pada pikiran, tubuh, dan jiwa Anda. Dengan kondisi diri yang segar setelah berendam, Anda dapat melanjutkan perjuanganperjuangan yang sedang dilakukan dengan energi yang “bersih� dan lebih banyak dari sebelumnya. 5. Berkeliling di Pasar Tradisional: Pasar Ciroyom Pergi ke pasar tradisional bisa jadi

pilihan yang menginspirasi Anda untuk mengenal diri sendiri melalui berbagai aktivitas yang terjadi di sana. Aktivitas yang terjadi di pasar tradisional sedikit banyak memiliki perbedaan dengan aktivitas sehari-hari yang Anda temui. Pada pasar tradisional, Anda dapat melihat orang-orang bekerja dengan energi yang luar biasa. Para pedagang menyiapkan dagangannya dengan sungguh-sungguh, baik dengan mengeliminasi bahan pangan yang tak layak jual ataupun memotong daging menjadi beberapa bagian. Beda jenis dagangan berbeda juga persiapan yang mereka lakukan. Ditambah lagi jika Anda beruntung, Anda dapat melihat kelompok petani yang mengantarkan hasil panen mereka. Anda juga dapat melihat petugas angkut-angkut barang dan interaksi mereka dengan pedagang atau pembeli lainnya. Keg iatan yang terjadi ini


PRO:AKTIF menciptakan atmosfer kerja yang hangat dan menginspirasi. Salah satu pasar tradisonal yang dapat menjadi pilihan untuk Anda kunjungi adalah Pasar Ciroyom. Pasar Ciroyom adalah salah satu pasar terbesar dan terlengkap yang menjadi salah satu sumberpangan segar bagi warga Kota Bandung. Pasar ini mulai aktif di malam hari, sehingga dengan berkunjung ke tempat ini Anda dapat melihat wajah lain Kota Bandung pada malam hari. Bagi Anda yang sering berbelanja ke Pasar Ciroyom mungkin mengunjungi tempat ini adalah hal yang biasa, tetapi dengan tujuan berbeda maka Anda dapat merasakan dan menangkap hal yang berbeda pula. Sedangkan, bagi Anda yang belum pernah mengunjungi pasar tradisional di malam hari maka Pasar

30 Ciroyom bisa menjadi salah satu destinasi Anda. Dengan mengamati aktivitas di pasar, kiranya menginspirasi Anda untuk mengadaptasi atmosfer perjuangan yang sama, menyegarkan kembali pikiran dan perasaan yang selama ini membelenggu dan membantu Anda untuk mengenal diri lebih dalam lagi. Itulah 5 tempat yang bisa jadi pilihan Anda untuk mengenal diri lebih dalam lagi. Apakah Anda tertarik untuk melakukan salah satu kegiatan di atas? Atau Anda malah terinspirasi tempat dan kegiatan lain yang lebih membantu Anda mengenal diri Anda secara utuh? Jika ya, mari berbagi cerita kepada kami dan yang lainnya. Selamat menemukan diri Anda.


PRO:AKTIF

JALAN-JALAN

31

BUMI PARAHYANGAN, SINGGASANA JELITA SARANA MENGENAL DIRI oleh Yanti Herawati

Keindahan di Curug Tilu. (Dok. Pribadi)

Alam selalu mengundang keingintahuan. Memandang pegunungan dan perbukitan yang mengelilingi dataran tinggi Kota Bandung, akan memancing tanya. Ada apakah di sana? Bagaimana medan untuk mencapainya? Bagaimana bentang alam seperti itu bisa terjadi? Apakah kita sanggup berjalan mencapai singgasana Parahyangan ini? Semuanya berkecamuk dalam benak. Pertanyaan dan keraguan yang wajar dan alami. Keraguan memulai perjalanan hanya sulit di awalnya. Lepaskan pikiran dari beban prasangka. Gembira dan nikmati berjalan sesuai kemampuan sendiri. Bersandarlah pada kekuatan pikiran dan bantuan Tuhan. Keyakinan, keberanian, kebulatan tekad akan berproses seiring langkah menjejak bumi. Jika menyerah sebelum mulai, kita akan terpasung pada asumsi pikiran-pikiran yang menegasikan potensi diri. Kita akan menemukan sisi diri yang lain tatkala mampu mendorong batas-

batas diri atau memutus belenggu pikiran yang membatasi. Berjalan di alam, menyusuri jalan yang landai, menurun, menanjak, berliku. Deburan air terjun, sungai jernih mengalir, kubah lava menggetarkan, gua gamping menakjubkan, taman batu mempesona, tebing ibarat agar raksasa, lembah hijau sejuk, danau jernih melenakan adalah keajaiban ciptaan Yang Maha Kuasa. Berjalan dan berpeluh membuat jiwa egois dan sombong dalam diri seolah melebur. Kelelahan bercampur kenikmatan sujud syukur, ketika badan tiba di singgasana jelita Sang Pencipta. Setiap langkah berat, nafas tersengal, lelah keringat akan tersapu oleh kesejukan dan keagungan alam. Alam mengantar pikiran, batin, dan raga saling berdialog panjang tentang kehidupan yang telah dijalani. Ibarat drama dalam benak penjelajah. Rasa marah, dendam, sakit hati, putus asa, harapan, dosa, kesalahan,


PRO:AKTIF kekuatan, ketabahan, kemalasan dan berbagai sifat-sifat dalam diri seolah dihadirkan. Kita akan menemukan makna relasi dengan teman, keluarga, orang yang k i t a c i n t a i d a n Tu h a n . K i t a a k a n menemukan nilai dan kualitas hubungan kita dengan mereka. Lingkungan buatan pun memberi andil untuk berkontemplasi. Kampung padat dinamika perjuangan manusia, artefak dan bangunan Belanda hampir 2 abad lalu, dan lain sebagainya. Objek-objek buatan manusia ratusan tahun silam bukti pencapaian peradaban manusia. Bagaimana manusia bertahan hidup dalam kerasnya peradaban menjadi perenungan tersendiri. Noorduyn, seorang sarjana Belanda menemukan naskah kuno di Perpustakaan Bodleian, Oxford Inggris (1627). Naskah ini berisi catatan perjalanan Pangeran Jaya Pakuan, putra raja Istana Pakancilan. Dia mencari Ilmu dengan menempa diri di alam, berjalan kaki selama 4 tahun. Ia menyusuri Pulau Jawa dan Bali, termasuk Bumi Parahyangan. Bujangga Manik julukan lain Pangeran, menuliskan kisah perjalanannya dalam bentuk puisi mistik bernafaskan Shiwaisme (Hawe Setiawan, Amanat Gua Pawon, hal 23, 2004). Puisi ini memuat sekitar 450 topomini (nama-nama tempat), 90 gunung, dan 50 sungai. Seorang Pastur dan Psikolog Belanda MAW Brouwer mengungkapkan pesona tanah Parahyangan dengan ungkapan populer: “Tuhan menciptakan tanah Parahyangan tatkala tersenyum” (Her Suganda, Kawasan Kars Citatah: Pusaka Masyarakat Sunda, Amanat Gua Pawon, hal 15, 2004). Dahulu kala dataran tinggi Bandung adalah danau Bandung Purba, pusat tanah Parahyangan yang dikelililingi pegunungan dan perbukitan. Dataran tinggi atau plateau Bandung ini menyimpan hikayat geologi dan cerita rakyat yang menarik.

32 Aliran Ci Mahi, Curug Tilu, Curug Layung, Curug Bubrug, Curug Cimahi, dan Curug Panganten Sedikitnya ada 6 air terjun indah di sepanjang aliran Ci Mahi. Dari Curug Tilu di hulu hingga Curug Panganten di hilirnya (Pemukiman Katumiri, Cimahi). Lokasi keenam curug ini berjauhan. Untuk menikmatinya sambil merenung, d i sa r a n ka n sa t u c u r u g d a l a m sa t u perjalanan. Kecuali Curug Bubrug yang bisa ditempuh sekali jalan dengan Curug Tilu. Pasir Pawon, Gua Pawon dan Taman Batu Pasir Pawon, Gua Pawon, dan Taman Batu adalah orkestra geologi di Kawasan Bentang Alam Kars Rajamandala – Citatah Padalarang. Kawasan ini terbentuk dari batu gamping sekitar 20-30 juta tahun lalu, ketika lautan dangkal terangkat karena proses tektonik. Batuan itu terlipat, terpatahkan dan mengalami banyak retakan. Setelah bereaksi dengan air hujan, batu gamping mengalami pelarutan yang dikenal dengan karstifikasi. Proses karstifikasi menghasilkan bentuk-bentuk unik yang indah luar biasa dalam gua dan di taman batu Stone Garden kaya akan fosil koral (Budi Brahmantyo, Wisata Bumi Cekungan Bandung, 171). Di gua Pawon ditemukan peninggalan arkeologis manusia Pawon, yang diperkirakan berusia 9.500

Pemandangan Curug Panganten. (Dok. Pribadi)


PRO:AKTIF

33

Replika fosil manusia di Gua Pawon(Dok. Pribadi)

Stone Garden di atas Pasir Pawon(Dok. Pribadi)

Gua Pawon, treking bersama keluarga ITB89. (Dok. Pribadi)

Stone Garden, treking bersama keluarga. (Dok. Pribadi)

tahun lalu. Sesar Lembang, Gunung Batu Sesar atau patahan adalah retakan di kerak bumi yang telah menggeser blok yang dipisahkannya. Bagian selatan terangkat naik membentuk bidang geser patahan yang miring terjal ke arah utara atau gawir sesar. Sesar Lembang adalah salah satu landmark geologis yang paling menarik di dataran tinggi Bandung (Budi Brahmantyo, Wisata Bumi Cekungan Bandung, 71). Gunung Batu (480 m) terletak di Desa Pagerwangi Lembang adalah tempat yang sangat cocok untuk merenung. Pandangan luas ke semua penjuru mata angin. Sisa danau Bandung Purba di arah selatan nampak jelas. Jajaran pegunungan yang mengelilinginya seolah menjaga Cekungan Bandung.

Susur Ci Kapundung - Curug Dago-Tahura Juanda-Maribaya Dari jembatan di jalan Siliwangi, dekat Teras Cikapundung, kita bisa menyusuri gang di sisi Ci Kapundung. Lembah nan asri dan aliran Ci Kapundung bisa dinikmati dengan nyaman. Hunian padat penduduk berjejer dramatis di lembah. Setelah berjalan sejauh 1,2 km, terdapat pintu air buatan Belanda yang kokoh. Berjalan 4 km ke arah hulu, tibalah kita di Curug Dago. Air terjun setinggi 20 meter ini jatuh dari batuan lava basalt hasil letusan gunung Sunda. Ada tangga menuju kubah Curug Dago. Di sana terdapat prasasti batu tulis peninggalan Raja Rama V dan Raja Rama VII dari Siam ( tahun 1902 dan 1927). P e r j a l a n a n ke h u l u C i Ka p u n d u n g membawa kita ke Taman Hutan Raya Haji Juanda hingga menyusuri lembah ke Maribaya.


PRO:AKTIF

34

Sesar Lembang di Gunung Batu. Tampak tebing atau Gawir terjal menghadap utara. (Dok. Pribadi)

Rangkaian Sesar Lembang ke arah Timur Gunung Batu. (Dok. Pribadi)

Gunung Batu (Dok. Pribadi)

Menuju Curug Dago (Dok. Pribadi)

Gunung Putri dan komplek Benteng Peninggalan Belanda Gunung Putri yang terletak di Lembang relatif mudah dijangkau. Gunung dengan tinggi 1.550 m dipenuhi pohon pinus ini, memiliki puncak yang lebar memanjang. Ada sekitar 7 komplek bangunan benteng peninggalan Belanda yang tersebar di lokasi berbeda: di puncak, punggungan dan lembahnya. Gunung Puntang dan Area Stasiun Radio Malabar Gunung Puntang terletak di selatan kota Bandung ke arah Pangalengan. Hutan dan sungai di gunung Puntang yang masuk areal pegunungan Malabar ini asri dan bersih. Curug Siliwangi dengan tinggi air terjun mencapai 100 m, terkenal dengan Legenda Prabu Siliwangi. Butuh waktu sekitar 3-4 jam berjalan kaki untuk

Curug Dago (Dok. Pribadi)


PRO:AKTIF

Benteng Belanda di Gunung Putri. (Dok. Pribadi)

mencapainya. Selain itu, masih ada 5 curug lain dengan tinggi dan besar yang bervariasi. Di areal ini terdapat sisa bangunan stasiun radio pemancar tua dan bekas komplek pemukiman peninggalan Belanda. Gunung Burangrang, Tangkuban Perahu dan Bukittunggul Legenda Sangkuriang dan Dayang Sumbi telah ada ketika Bujangga Manik berada di tanah Parahyangan akhir abad ke-15. D o n ge n g r a k y a t i n i m e n c e r i t a k a n fenomena terbentuknya Gunung Burangrang, Tangkuban Perahu, dan Bukitunggul. Ketiga gunung ini menyimpan pesona alam tersendiri. Bentuk morfologi yang unik dari setiap gunung akan membawa penjelajah menguji nyali, keteguhan dan kekuatan mental. Semua gunung ini bisa ditempuh dalam satu hari perjalanan.

35 Masih banyak sekali singgasana jelita Bumi Parahyangan yang bisa kita dijelajahi. Sebuah penjelajahan ke alam sejatinya adalah perjalanan mengalahkan diri sendiri. Penjelajahan ke alam adalah penjelajahan menemukan diri sendiri dengan berjalan di alam. Penjelajahan di alam tidak selalu harus jauh dan mahal. Halaman belakang rumah, kampung, sungai, dan lingkungan dimana kita tinggal sudah cukup untuk memulai dan mengantarkan kita mendengar suara hati, jika bisa memaknai sebuah perjalanan. Semoga tulisan ini bisa mengantarkan pembaca untuk melangkah ke alam. Seperti ungkapan seorang ahli konservasi Amerika, John Muir: “Go to the Mountain and Get î ‰eir Good Tidingsâ€?. Mountain di sini saya artikan alam secara lebih luas. Akan banyak kabar atau pengalaman yang akan kita dapatkan dengan berjalan ke alam. Kabar dari suara-suara dalam diri kita. Kabar dari pesan Tuhan lewat ciptaannya. Selamat menjelajah !

Gunung Bukittunggul. (Dok. Pribadi)

Gunung Puntang dan Stasiun Radio Malabar. (Dok. Pribadi)

Gunung Burangrang. (Dok. Pribadi)


PRO:AKTIF

TIPS

36

YOGA SEBAGAI CERMINAN DIRI oleh Dyah Synta

Untuk sebagian besar orang, yoga adalah salah satu alternatif olah raga yang menyenangkan. Umumnya dilakukan di dalam ruangan sehingga tidak perlu terhambat oleh cuaca, termasuk salah satu olah raga yang low impact sehingga terkesan mudah untuk dilakukan, dan tidak memerlukan peralatan khusus sehingga lebih murah. Sekitar enam tahun yang lalu, saya sendiri adalah salah satu orang yang mulai tertarik untuk melakukan yoga karena alasan-alasan tersebut. Sayangnya, banyak orang yang enggan memulai beryoga karena satu alasan yang seragam, yaitu malu. Tentunya rasa malu ini bukan semata-mata timbul karena belum mengenal siapa-siapa di dalam komunitas yoga. Yang lebih sering terjadi adalah muncul rasa malu karena merasa tidak jago, sehingga takut mempermalukan diri di sendiri di dalam kelas yoga. Tentu saya juga pernah berada dalam fase ‘malu’ tersebut, tapi tidak perlu waktu lama sampai akhirnya saya menyadari bahwa fase itu sebenarnya hanya bentuk kekhawatiran yang tidak pada tempatnya. Kenyataannya, kelas yoga tidak pernah diperlakukan sebagai sebuah kompetisi dan saya belum pernah berada di dalam kelas yoga yang diakhiri dengan pengumuman ranking peserta mulai dari yang paling jago sampai yang paling tidak jago. Kenyataannya, sebagai peserta kelas, setiap kali mengikuti kelas yoga saya tidak pernah mempedulikan siapa yang jago dan siapa yang tidak.

Mencari cerminan diri saat yoga. (Dok. Pribadi)

Bukan berarti saya menganggap peserta lain tidak penting. Saya justru sangat semangat untuk memiliki teman-teman baru dari setiap kelas—baik yang saya ikuti sebagai peserta maupun sebagai pengajar. Tapi untuk saya, ketika saya melakukan suatu bentuk postur atau asana, saya tidak melakukannya untuk dilihat atau dinilai oleh orang lain—saya melakukannya untuk saya sendiri. Ketika menyadari ini, saya sebenarnya ragu untuk meyakini kebenarannya. Sulit untuk menerima bahwa saya diperbolehkan untuk menyikapi setiap asana dengan cara yang saya rasa terbaik untuk saya. Mungkin karena sejak kecil segala sesuatu yang berhubungan dengan kata ‘kelas’ hampir s e l a l u d i i k u t i d e n g a n k a t a ‘ n i l a i ’, ‘peringkat’, dan lain sebagainya. Jadi bukan hal yang mudah untuk menerima bahwa dalam kelas yoga, saya tidak diminta untuk


PRO:AKTIF

37

mendap atkan ‘nilai’ yang seting g i mungkin. Lama kelamaan, kesadaran tentang hal inilah yang membuat saya semakin mencintai yoga. Ketika saya menyadari bahwa sekian belas jam setiap hari saya habiskan untuk berkomunikasi dengan orang lain dalam berbagai bentuk, satu atau dua jam beryoga menjadi sebuah kemewahan dimana saya—akhirnya—bisa berkomunikasi dengan diri saya sendiri. Dalam satu sampai dua jam, saya tidak perlu khawatir tentang persepsi yang terbentuk tentang saya dan tidak perlu mengkhawatirkan penilaian orang lain terhadap saya. Saya menemukan keasyikan tersendiri ketika saya diperbolehkan untuk ngobrol dengan diri saya, menciptakan koneksi dengan irama napas saya, merasakan segala perubahan dinamika detak jantung dan suhu tubuh saya. Meskipun hanya untuk waktu yang terbatas, tapi saat itulah saya merasa bisa ‘melihat’ banyak hal tentang diri saya. Karena jika diibaratkan dengan sebongkah gunung es, ‘siapa saya’ yang saya komunikasikan dengan orang lain hanyalah sebagian kecil dari diri saya. Sebagian besar

diri saya yang lainnya—pemikiran, perasaan, emosi, dan bahkan energi—adalah ‘PR’ yang harus saya selami dan cari tahu sendiri, salah satunya melalui yoga.

1. Pernapasan Napas adalah kegiatan yang paling setia menemani keseharian, namun juga paling sering kita abaikan. Karena itu, tidak salah jika dikatakan bahwa salah satu cara termudah untuk mengenali diri kita adalah dengan menyadari bagaimana kita bernapas. Duduklah dalam posisi yang nyaman dengan posisi tulang belakang (spine) netral, jauhkan bahu dari telinga untuk menghilangkan ketidaknyamanan yang mungkin muncul di area bahu dan leher. Pejamkan kedua mata, lalu fokuskan

Pernapasan dalam yoga. (Dok. Pribadi)

Twisting dalam yoga. (Dok. Pribadi)

Pengalaman inilah yang selalu ingin saya bagikan dalam setiap kelas yoga saya, bahkan melalui setiap kesempatan yang memungkinkan. Ada banyak sekali cara untuk mengeksplorasi diri kita melalui yoga. Beberapa contoh sederhananya adalah:


PRO:AKTIF

38

Keseimbangan dalam yoga. (Dok. Pribadi)

Ambisi dalam yoga. (Dok. Pribadi)

perhatian pada napas. Mulai dengan irama napas yang alami tanpa berusaha mengontrolnya, lalu sadari bagaimana tubuh Anda bereaksi pada setiap tarikan dan hembusan napas. Selama 3-5 menit, Anda bebas untuk menikmati cara Anda bernapas.

sering tidak kita sadari membungkuk ke depan atau terlalu terbuka ke belakang, bahkan apakah kita sedang masuk angin atau tidak.

2. Twisting Dalam posisi duduk bersila, tarik napas yang dalam sambil berusaha meninggikan ubun-ubun ke arah langit-langit sekaligus memanjangkan spine. Pastikan tulang duduk tetap stabil di atas lantai atau matras sehingga Anda bisa merasakan ruas-ruas tulang punggung yang menjauh satu sama lain. Letakkan tangan kanan di atas lutut kiri, dan tangan kiri di lantai, di belakang tubuh, lalu perlahan hembuskan napas sambil membawa kedua bahu Anda menghadap ke kiri. Tahan 3-5 napas dalam posisi memuntir tulang belakang ini, lalu lakukan ke arah yang sebaliknya. Gerakan twisting ini bisa memberikan pemahaman luar biasa tentang tubuh kita, mulai dari seberapa kuat otot-otot di bagian torso, menginformasikan bentuk bahu yang

3. Keseimbangan Berdiri dengan kedua telapak kaki lurus menghadap ke depan, lalu letakkan telapak kaki kanan di bagian dalam paha kiri atau di betis (hindari meletakkannya di samping lutut). Pastikan panggul lurus menghadap ke depan dan tidak terangkat di satu sisi, begitu pula dengan kedua bahu. Kuatkan otot perut dengan cara menarik masuk pusar ke arah spine, pastikan tulang ekor tidak melenting ke luar dan punggung tidak melengkung baik ke arah depan (rounding) maupun belakang (arching). Satukan kedua telapak tangan di depan dada. Tahan 3-5 napas, lalu lakukan sisi sebaliknya. Tree pose atau Vrksasana ini adalah salah satu pose keseimbangan yang sederhana. Melalui asana ini, kita dapat mengenal postur tubuh dan spine, kekuatan otot perut dan kaki, apakah kita cukup beristirahat di malam sebelumnya, dan bagaimana kualitas fokus serta konsentrasi kita.


PRO:AKTIF 4. Ambisi Rentangkan kedua tangan lurus ke samping, lalu buka kedua telapak kaki selebar jarak antara kedua pergelangan tangan. Pastikan seluruh jari kaki menghadap lurus ke depan, lalu putar telapak kaki kanan 90 derajat ke arah kanan. C o n d o n g ka n t u b u h ke a r a h ka n a n semaksimal mungkin, seolah-olah ada yang menarik tangan kanan Anda. Perlahanlahan, tanpa menekuk lutut kaki kanan, turunkan telapak tangan kanan Anda dan letakkan di paha atau tulang kering atau matras/lantai. Minta bantuan seseorang untuk memfoto Anda dari samping kanan atau kiri (bukan dari depan atau belakang). Lihat bentuk yang Anda hasilkan. Dalam melakukan Trikonasana atau Triangle pose, seringkali orang berlombalomba untuk meletakkan telapak tangan di lantai sehingga mengorbankan integritas upper body. Akibatnya, bentuk yang tercipta adalah dada yang membungkuk, atau panggul yang menungging ke belakang. Ada begitu banyak manfaat yang ‘tersembunyi’ di balik setiap asana yoga,

39 bahkan banyak pula rahasia tentang diri kita yang kadang baru bisa kita ketahui ketika kita beryoga. Mudah-mudahan tulisan singkat saya ini bisa menambah motivasi untuk mencoba beryoga, ya. Tidak perlu malu, karena toh tidak ada yang akan memberi skor. Yang perlu kita lakukan di atas matras hanya bersikap jujur dan menerima diri kita sendiri apa adanya. Keempat bentuk asana yoga yang saya paparkan di atas merupakan gerakan dasar yang kiranya bisa dipraktekkan di rumah. Yang paling penting adalah dari setiap asana yang kita lakukan, dapat membantu kita mereeksikan atau melihat cerminan diri kita yang mungkin sebagian telah tersesat dalam rutinitas kita. Memeriksa kembali pilihan yang telah kita ambil dalam hidup ini dalam setiap tarikan nafas yang kita lakukan melalui asana yoga tersebut. Dari proses tersebut, mungkin kita bisa memfokuskan diri kembali pada apa yang sesungguhnya kita cari, namun terdistraksi karena berbagai rutinitas yang semakin banyak. NamastÊ.


PRO:AKTIF

RUMAH KAIL

40

RUMAH KAIL, TEMPAT BEREFLEKSI DAN MEMPERDALAM DIRI oleh Melly Amalia Tampak depan Rumah Kail di Cigarugak, Kab. Bandung. (Dok. Pribadi)

Rumah Kuncup Padang Ilalang atau lebih sering disebut Rumah KAIL berlokasi di Kampung Cigarugak, Desa Girimekar, Kabupaten Bandung. Jarak dari pusat kota Bandung menuju Rumah KAIL sebenarnya hanya sekitar 15 km dengan jarak tempuh 1 jam (dalam kondisi lalu lintas lancar). Kondisi jalan yang menanjak terasa jauh bagi mereka yang pertama kali berkunjung ke Rumah KAIL. Tapi pada kunjungan selanjutnya, Rumah KAIL bisa membuat rindu untuk ingin datang ke sana lagi. Rumah KAIL merupakan bangunan berbentuk limasan khas Jawa Tengah, yang materialnya sebagian besar terdiri dari bahan kayu dan material bekas lainnya. Dikelilingi oleh kondisi alam yang masih asri, udara yang bersih, keberadaan kebun dengan aneka jenis tumbuhan yang bisa dimanfaatkan, ternak hewan peliharaan (seperti bebek, kelinci dan marmut), pepohonan yang rindang, serta pemandangan sawah di kejauhan, memberi

kesan rileks dan sejuk ketika menginjakkan kaki ke dalamnya. Dalam kondisi jenuh dan penat dari akvitas rutin keseharian, Rumah KAIL memberi ‘angin segar’ dan menyebarkan hembusan aura penuh kedamaian. Beberapa orang yang berkegiatan di Rumah KAIL mengatakan, bahwa Rumah KAIL adalah tempat beristirahat dan bekerja dalam waktu bersamaan. Rumah KAIL dengan kegiatan yang terselenggara di bawah naungannya menjadi rumah pembelajaran, terutama untuk belajar mengenal diri sendiri dan bereeksi lebih dalam. Rumah KAIL menjadi salah satu sarana para aktivis untuk menemukan kembali makna hidup dalam diri, sehingga dapat memaksimalkan potensi diri yang ada untuk melakukan perubahan-perubahan. Banyak kegiatan yang dilakukan di Rumah KAIL, sambil berinteraksi dengan sesama, anak-anak, maupun alam sekitar. Umumnya, kegiatan yang dilakukan


PRO:AKTIF adalah seputar peningkatan kapasitas dan pengembangan diri yang sesuai dengan minat dan potensi masing-masing individu. Dengan mengikuti kegiatan di Rumah KAIL, diharapkan pembelajaran yang sudah didapat bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dan memotivasi untuk lebih mengenal diri lagi. Bila sudah memahami diri, harapannya kita bisa berkontribusi lebih banyak lagi dalam peran-peran di masyarakat. KAIL sebagai organisasi yang memiliki visi peningkatan kapasitas individu untuk perubahan sosial telah memberikan pelatihan-pelatihan yang berkaitan dengan dukungan untuk mengenal diri bagi setiap orang. Beberapa di antaranya adalah:

41 â—? Hari Belajar KAIL, menyuguhkan tematema terkait pengembangan diri.

â—? Pelatihan Penyusunan Visi Misi Pribadi, salah satu sarana mengenal diri lewat visi yang ingin dicapai dan bagaimana meraih visi tersebut. â—? Workshop Capacitar, yang merupakan pelatihan self-healing atau pelatihan tentang pemberdayaan individu dalam hal mengindentiďŹ kasi kesehatan pribadi dan penyembuhan diri secara holistik.

Selain itu, KAI L telah menerbitkan beberapa modul yang berhubungan dengan pemahaman diri dan peningkatan kapasitas individu, yaitu di antaranya adalah : Manajemen Waktu, Manajemen Keuangan, Pernyataan Visi Misi Pribadi, Cara Belajar, dan sebagainya. Pada kebanyakan kegiatan KAIL, setelah mengikuti pelatihan, para aktivis diharapkan dapat mengimplementasikan ilmu atau wawasan yang dipelajari dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga bisa menambah kapasitas diri, mengenali kebutuhan pribadi dan menyadari peran kita di dunia ini sesuai dengan kemampuan yang kita miliki. Beberapa sudut ruang di Rumah KAIL menjadi tempat kesukaan teman-teman untuk mendukung aktivitas dan menambah inspirasi. Salah satu contoh, bagian ruang teras atas yang menghadap kebun menjadi tempat favorit salah seorang staf Kail dalam melakukan aktivitas. Perasaan damai, tenang, menyejukkan, menemani suasana

Salah satu sudut untuk bekerja di Rumah KAIL (Dok. Pribadi)

Balkon/teras Rumah KAIL yang terbuka menghadap halaman belakang. (Dok. Pribadi)


PRO:AKTIF

42

Sudut lain di halaman belakang Rumah KAIL dapat dipergunakan untuk duduk membaca atau menikmati alam. (Dok. KAIL)

hati saat berada di sana, sehingga bisa lebih fokus dalam bekerja. Kebun dan komponen yang ada di dalamnya menyiratkan energi kesegaran untuk berinteraksi dengan alam. Pengalaman berkebun bagi staff maupun para relawan Kail memberi pengalaman baru yang mendukung pemahaman diri sebagai manusia yang diharapkan dapat hidup selaras dengan alam. Beberapa kali hasil kebun Rumah Kail telah dipanen dan dikonsumsi. Hal ini juga meningkatkan pengetahuan para staff maupun relawan tentang nutrisi alami yang mendukung kesehatan tubuh. Di sudut Rumah Kail yang lain, terdapat labirin. Labirin merupakan alur-alur melingkar yang jika ditelusuri dari sisi luar akan mengantarkan orang tepat ke tengah atau pusat dari labirin tersebut. Ia merupakan simbol ajakan untuk setiap orang memasuki diri, mengenal dan memahami diri sendiri. Bagaikan kulit

bawang yang berlapis-lapis, maka setiap orang diajak untuk mengupas lapisanlapisan yang ada di dalam diri untuk semakin mengenal dan memahami makna hidupnya. Mungkin setiap orang yang sering berkunjung ke Rumah KAIL mempunyai tempat kesukaan masing-masing di bagian Rumah KAIL lainnya, yang menjadikan ruang tersebut sebagai salah satu media merefleksikan dan lebih mengenal diri. Mari rasakan dan resapi keberadaan kita di antara setiap bagian Rumah KAIL dan sekitarnya. Semakin kita perdalam dan semakin kita banyak berinteraksi, akan semakin dalam juga kita mengenal diri. Kalau kita bisa mengenali diri sendiri, maka visi hidup kita akan terbuka luas. Akhir kata, mari, berkunjung ke Rumah KAIL. ‘If you are working on something exciting that you really care about, you dont have to pushed. e vision pulls you’ (Steve Jobs)


PRO:AKTIF

TENTANG KONTRIBUTOR David Ardes Setiady David Ardes Setiady, tertarik dengan tema pengembangan diri dan menyadari memiliki sisi introvert yang cukup kuat. Ia menjejakkan kaki di Bandung sejak tahun 2003 untuk menjalani pendidikan S1 di Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran. Pernah belajar tentang hipnoterapi yang seutuhnya dipergunakan membantu orang-orang yang membutuhkan. Ia menghabiskan waktu di KAIL selama 2 tahun dalam perannya sebagai sta untuk bidang dokumentasi. Selama di KAIL, David secara rutin menjadi trainer Cara Berpikir Sistem dan berbagai program Pengembangan Diri Kail. Saat ini David tinggal di Medan dan menjadi Sekretaris Pengurus KAIL. Ia memiliki mimpi agar setiap manusia dapat hidup seturut panggilan sejatinya. Umbu Justin Umbu Keren adalah anak dari suku Umbu Karewa kampung Pala, Sumba Barat Daya. Sehari-hari ia membayangkan berada di Raja Ampat dekat laut. Ia suka berburu kerang di pantai. Ia bercita-cita memiliki seekor kuda. Anastasia Levianti Levianti adalah ibu pekerja paruh waktu. Di luar waktu tugas sebagai associate assessor konsultan DDI, ia mengasuh-asihasah 4 anak. Minat pada pendidikan dan perkembangan anak ia salurkan melalui layanan psikologi di sekolah dan seminar yang diadakan majalah terkait. Fransiska M. Damarratri Lulusan Arsitektur yang saat ini berkegiatan di ASF-ID (Arsitek Tanpa Batas) dan KAIL. Ia tengah mencoba bekerja dan belajar baik tentang kota, arsitektur, maupun hidup. Siska senang menonton ďŹ lm dan terkadang merangkai bunga. Kumpulan tulisan dan puisi bisa ditemukan di: frnsska.wordpress.com Alvieni Angelica Alvieni Angelica, M.Psi., Psikolog merupakan seorang praktisi kesehatan mental dewasa yang saat ini menjalankan praktek pribadinya di wilayah Cibubur, Kelapa Gading (Protera Klinik) serta Pasar Minggu (Yayasan Pulih). Selain memperoleh gelar Psikolog dari Universitas Indonesia, ia pun banyak

43


PRO:AKTIF

44 memperdalam ilmunya di bidang terapi psikologis seperti Hypnotherapy, Emotional Freedom Technique, Yoga, Bach Flower Remedies, Capacitar dan Brainspoing. Selain terapi psikologis, ia pun menggeluti dunia meditasi dan belajar dari guru-guru seperti S.N. Goenka (meditasi Vipassana); Merta Ada (meditasi kesehatan Bali Usada) serta Rinpoche Mingyur (Joy of Living). Belakangan, ia mulai lebih memfokuskan diri untuk mempelajari hal seputar neuroscience serta trauma khususnya trauma jangka panjang yang dimiliki oleh para dewasa penyintas kekerasan masa kecil. Di waktu tertentu, ia memberikan training terkait dengan manajemen stress serta konseling di perusahaan dan organisasi.

Any Sulistyowati Catharina Any Sulistyowati adalah LEAD Indonesia Fellow (1998-2000) dan Donella Meadows Leadership Fellow (20072008). Sempat mengambil S1 di Jurusan Teknik Penerbangan, Institut Teknologi Bandung (1991-1995) dan S2 dalam Bidang Studi Pembangunan dari Institute of Social Studies, Den Haag, Negeri Belanda (2000-2001). Sejak lulus sampai sekarang fokus bekerja di sektor sosial. Pengalamannya antara lain: mengembangkan ELSPPAT (Lembaga Studi Pembangunan dan Pelayanan Teknologi) di Bogor (1995-2000), mendirikan dan mengembangkan KAIL (Kuncup Padang Ilalang) di Bandung (2002-sekarang). KAIL adalah LSM yang berfokus pada peningkatan kapasitas individu dan kelompok agar peduli dan secara efektif bertindak untuk penyelesaian persoalan-persoalan di masyarakat, antara lain persoalan sosial dan lingkungan. Sepanjang karirnya, ia telah memfasilitasi proses belajar dan perencanaan aksi untuk berbagai kalangan, seperti kaum muda, rakyat miskin kota, pemimpin kampung, ibu-ibu, pemerintah serta pekerja sosial baik di tingkat lokal sampai internasional. Peran utama yang sedang dijalani saat ini adalah: (1) memfasilitasi komunitas/ organisasi/ kelompok untuk membuat visi bersama dan perencanaan untuk membangun dunia yang lebih berkelanjutan, (2) menuliskan inisiatif-inisiatif untuk membangun dunia yang lebih berkelanjutan, (3) membangun pusat belajar (Rumah KAIL) untuk memfasilitasi proses berbagi dan belajar antar individu dan organisasi.


PRO:AKTIF

45 Debby Josephine Lahir di Bandung, Jawa Barat, pada 1 February 1992, wanita yang memiliki nama lengkap Debby Josephine ini mulai aktif berkegiatan pada komunitas sosial semasa kuliah di jurusan Pedagogik, Universitas Pendidikan Indonesia. Lulus pada tahun 2014 membuatnya leluasa menjejaki lebih dalam tentang isu-isu sosial dan pendidikan, khususnya pendidikan anak. Bersama 3 orang rekannya, ia mendirikan Rumput Kecil, komunitas yang bergerak melalui dongeng. Adapun Beberapa organisasi yang pernah diikutinya antara lain; Sahabat Kota, Creative Net, Save the Children, dan kini mulai aktif menjadi bagian dari KAIL. Penikmat langit dan kopi kintamani ini seringkali meluangkan waktu untuk bersendiri, sehingga tak jarang ia mendapatkan ide-ide cerita yang dituangkan dalam beberapa skenario pentas teater dan dongeng, salah satu cerita anak yang dapat diakses adalah “Biji� pada serial pertama Rumput Kecil.

Yanti Herawati Dari SD sampai SMA bersekolah di Serang, Banten. Tahun 1989 masuk ITB Jurusan Planologi. Sejak kecil gemar ke alam. Saat kuliah ikut organisasi Keluarga Mahasiswa Pecinta AlamGanesha ITB (KMPA-G ITB). Periode 1993-1994 menjadi Ketua KMPA-G. Yanti memiliki 3 anak. Nadira 19 tahun, Izzan 14 tahun dan Fadhil 12 tahun. Tahun 2011-2014 bersama suami, Mursid Wijanarko, menggerakkan komunitas Treking ITB89. Hingga kini menetap di Bandung. Menjalankan homeschooling bersama keluarga dan rutin mengajak anak-anak ke alam sejak mereka kecil. Yanti masih aktif berjalan dan mendaki gunung. Dyah Synta Dyah Synta, atau Synta (@dyahsynta), adalah seorang praktisi yang juga senang berbagi tentang yoga. Selain mengajar yoga, ia juga adalah co-founder dari Lana, sebuah brand yang mengembangkan perlengkapan olah raga dan (tentunya) yoga. Tulisan tentang keseharian Synta dengan yoga bisa dibaca di blog pribadinya, www.dyahsynta.com, yang memiliki tema Loving Life î ‰rough Yoga. Untuknya, yoga bukan hanya 'kendaraan' yang bisa membawanya pada kebugaran, namun juga media yang mengajarkannya untuk selalu bersyukur atas hidup.


PRO:AKTIF

46 Melly Amalia Melly Amalia menghabiskan masa kecilnya di hiruk pikuk kota Bekasi dan Jakarta sebelum akhirnya hijrah ke kota Bandung. Ibu dua orang putri bernama Rahima (6,8 tahun) dan Raifa (5 tahun). Senang dengan kegiatan alam, konservasi, dan aktivitas yang menantang. Pernah bergabung di Yayasan Garuda Nusantara (sekitar 1996) dan terlibat di KONUS (2003), berperan sebagai tim edukasi dan melakukan pendampingan ke beberapa sekolah di Bandung. Mulai tahun 2011 aktif di YPBB yang konsisten mengkampanyekan gaya hidup organis dan saat ini menjabat sebagai tim kampanye zero waste. Karirnya di KAIL dimulai sebagai associate pada tahun 2006, pernah menjadi Pemimpin Redaksi Proaktif selama satu tahun. Saat ini menjabat sebagai Koordinator Program KAIL.

Lian Kyla Kizhaya S. Seorang siswa di Kelompok Petualang Belajar Semi Palar Bandung. Tengah menggiatkan ALLIARTPROJECT, sebuah proyek youth activity, art project, dan seni keliling. Kegiatan Alliartproject dapat ditilik di facebook.com/AlliartProject dan Instagram @alliartproject. “Everyone is an artist�


PRO:AKTIF

TENTANG PRO:AKTIF

Pro:aktif adalah majalah yang diterbitkan oleh Perkumpulan Kuncup Padang Ilalang (Kail) sebagai bacaan penambah wawasan inspiratif bagi para aktivis untuk mendorong proses transformasi sosial ke arah dunia baru yang lebih adil, setara dan berkelanjutan bagi umat manusia dan seluruh alam semesta. Majalah Pro:aktif diterbitkan pertama kali dalam bentuk cetak/fotokopi dengan nama Pro:aktif KAIL pada bulan Oktober 2003 hingga bulan Juni 2007 sebanyak 12 edisi. Berkat kemajuan teknologi, Pro:aktif hadir secara online di alamat proaktif-online.blogspot.co.id sejak tahun 2012 dengan nama Pro:aktif Online. Pro:aktif Online terbit tiga kali dalam satu tahun, yaitu pada bulan April, Agustus dan Desember. Pada tahun 2017, selain dalam format web log, Pro:aktif turut hadir dalam format zine* yang bentuk cetaknya dapat dipesan melalui kontak kami maupun dicetak swadaya sesuai dengan kebutuhan. Tema-tema yang diusung dalam Pro:aktif antara lain seputar perempuan, anak, pendidikan, aktivisme, relawan, lingkungan hidup hingga seni. Semua tema ini ditulis dan diharapkan dapat memberikan inspirasi untuk terjadinya proses transformasi sosial ke arah kondisi masyarakat maupun lingkungan yang lebih baik. Kontak dan hubungi Pro:aktif di kanal-kanal berikut: Facebook: Pro: Aktif Online E-mail: proaktif.online@gmail.com Untuk mengenal lebih lanjut tentang Perkumpulan KAIL, silakan kunjungi: Blog: kail-bandung.blogspot.com Facebook: Kuncup Padang Ilalang Twier: @kail_bandung Instagram: @kail_bandung

*Zine adalah kependekan dari magazine (majalah) yang khususnya terkait publikasi bersifat antara lain nonkomersial, swakarya, dan online yang membahas isu-isu alternatif. (Disarikan dari Merriam-Webster Dictionary)

47


PRO:AKTIF

MARI BERKONTRIBUSI

Hari Relawan KAIL 2016 (Dok. KAIL) Anda berminat menjadi relawan kontributor untuk Pro:aktiîƒ ? Caranya mudah! Hubungi kami di proaktif.online@gmail.com atau kailnavitaastuti@gmail.com untuk mengetahui tema dan jadwal penerbitan edisi mendatang. Adapun kontribusi yang bisa diberikan antara lain adalah kontribusi (1) penulisan artikel, (2) tata letak, dan (3) ilustrasi sampul. Dengan menjadi relawan Pro:aktif, Anda akan turut menjadi bagian dari jaringan relawan KAIL. Di dalam wadah ini Anda bisa saling mengenal dan berbagi, terutama di dalam berbagai kegiatan-kegiatan KAIL yang antara lain terkait pengembangan diri dan masyarakat untuk proses perubahan sosial. Kami tunggu kontribusi Anda!

48


49

PRO:AKTIF (cc) 2017


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.