1 minute read

AKREDITASI TEMPAT PRAKTIK mandiri DOKTER GIGI, APA SAJA SYARATNYA?

Penetapan Permenkes no. 32 tahun

2022 telah menjadi titik awal dalam rangka peningkatan mutu pelayanan kesehatan di tingkat praktik mandiri dokter dan dokter gigi. Peningkatan mutu melalui program akreditasi ini tergolong baru untuk praktik mandiri dokter dan dokter gigi. Untuk dapat melaksanakan akreditasi, tempat praktik mandiri dokter gigi haruslah memenuhi persyaratan, yaitu : teregistrasi di Kemenkes, memiliki SIP yang masih berlaku, serta memiliki bukti pelaporan indikator Nasional Mutu (INM) dan Insiden

Advertisement

Keselamatan Pasien (IKP) melalui aplikasi Mutu Fasi- litas Pelayanan Kesehatan untuk tiga bulan terakhir.

Proses akreditasi ini terdiri dari beberapa tahapan, yaitu persiapan, pelaksanaan dan pasca akreditasi. Di tahap persiapan, tempat praktik mandiri harus melakukan self assesment saat pendaftaran, penyusunan program peningkatan mutu, penetapan dan pengukuran indikator mutu, serta pelaporan insiden keselamatan pasien. Pada tahap pelaksanaan, akan dilakukan assesment oleh dua orang surveyor secara daring. Kemudian tahapan pasca akreditasi, tempat praktik mandiri harus membuat rencana perbaikan setelah dilakukan survei akreditasi. Standar akreditasi akan ditetapkan oleh menteri kesehatan. Standar ini mengacu pada INM sebagai tolak ukur untuk menilai tingkat keberhasilan mutu pelayanan kesehatan. Tiga indikator mutu yang menjadi fokus pada akreditasi tempat praktik mandiri dokter gigi, yaitu Kepuasan Pasien, Kepatuhan Penyediaan Sarana dan Prasarana Kebersihan Tangan dan Penurunan Skor Oral Hygiene Index Simplified (OHI-S) pada pasien.

Indikator kepuasan pasien nantinya akan diisi oleh pasien melalui aplikasi meliputi alur pelayanan, biaya serta ketepatan waktu layanan. Indikator sarana dan prasarana kebersihan tangan akan dinilai dari ketersediaan alkohol hand rub, tempat cuci tangan, pengering tangan, serta media edukasi cuci tangan yang juga dinilai oleh pasien. Yang menarik, OHI-S menjadi salah satu indikator untuk mengukur mutu pelayanan dokter gigi. Hal ini didasari oleh perlunya penilaian konkrit untuk mengukur kinerja dokter gigi dalam memberikan pelayanan kesehatan gigi sekaligus meningkatkan oral hygiene pasien sehingga dapat mencegah kelainan gigi lainnya. [Messya R, Ilustrasi : Webinar 73 Tahun PDGI]