Campak & Rubella berbahayakah ?
Tujuan pemberian Vaksin MR
Campak dapat menyebabkan komplikasi yang serius, seperti radang paru (pneumonia), radang otak (ensefalitis), kebutaan, gizi buruk dan bahkan kematian. Rubella biasanya berupa penyakit ringan pada anak, akan tetapi bila menulari ibu hamil pada trimester pertama atau awal kehamilan, dapat menyebabkan keguguran atau kecacatan pada bayi yang dilahirkan. Kecacatan tersebut dikenal sebagai Sindroma Rubella Kongenital yang meliputi kelainan pada jantung dan mata, ketulian dan keterlambatan perkembangan.
Untuk mendapatkan kekebalan komunitas (herd immunity) sehingga transmisi virus campak dan rubela akan terhenti. Untuk mencapai herd immunity diharapkan vaksin cakupan vaksinasi MR pada kampanye MR minimal 95%. Bila cakupan tidak tinggi dikuatirkan akan terjadi pergeseran pola epidemiologi infeksi rubella pada kelompok usia remaja/dewasa muda
Tidak ada pengobatan untuk penyakit campak dan rubella, namun penyakit ini dapat dicegah. Imunisasi dengan vaksin MR adalah pencegahan terbaik untuk penyakit campak dan rubella.
Apa Itu Kampanye Imunisasi MR ? Kampanye imunisasi Measles Rubella (MR) adalah suatu kegiatan imunisasi secara massal sebagai upaya untuk memutuskan transmisi penularan virus campak dan rubella pada anak usia 9 bulan sampai dengan <15 tahun, tanpa mempertimbangkan status imunisasi sebelumnya.
Kapankah imunisasi MR dilakukan ? Kampanye vaksin MR akan dilakukan serentak di Pulau Jawa pada bulan Agustus dan September pada seluruh anak usia 9 bulan sampai 15 tahun, tanpa memandang status imunisasi (apakah dia sudah mendapat vaksin campak atau MMR), dan apakah dia sudah pernah menderita penyakit campak atau rubella. Pada anak yang baru saja mendapat vaksin campak atau MMR, pemberian vaksin MR direkomendasikan diberikan dengan interval 4 minggu supaya pembentukan titer antibodi tinggi. Apabila merencanakan pemberian vaksin live attenuated pasca pemberian vaksin MR maka direkomendasikan diberikan dengan interval minimal 4 minggu. Campaign MR tidak menggantikan vaksin rutin, sehingga cakupan vaksin rutin harus dipertahankan tetap tinggi. Vaksin MR akan diberikan oleh petugas kesehatan (bidan, perawat, dokter umum) yang sudah mendapat pelatihan mengenai vaksin MR (prosedur, termasuk tatalaksana KIPI).
17