Warta Jemaat GPIA Immanuel 15 Maret 2009

Page 1

Yakobus 1:17 Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari atas, diturunkan dari Bapa segala terang; pada-Nya tidak ada perubahan atau bayangan karena pertukaran.

MINGGU, 15 MARET 2009

AKU ADA SEBAGAIMANA AKU ADA "Tetapi karena anugerah Allah aku adalah sebagaimana aku ada sekarang, dan anugerah yang diberikan-Nya kepadaku tidak siasia..." 1 Korintus 15:10 Jika kita terus membicarakan kekurangan kita sendiri, maka hal itu adalah penghinaan terhadap Pencipta kita. Jika kita mengeluhkan ketidakmampuan kita, itu berarti bahwa kita menuduh Allah tidak memperhatikan kita. Biasakanlah diri Anda untuk menilai dari sudut pandang Allah hal-hal yang kelihatannya sangat rendah menurut manusia. Anda akan merasa heran betapa hal-hal itu tidak pantas dan tidak sopan bagi Dia. Kita mengatakan halhal seperti "Oh, aku seharusnya tidak mengatakan bahwa aku telah dikuduskan; aku bukan orang yang kudus." Namun mengatakan hal itu di hadapan Allah berarti, "Tidak Tuhan, sungguh mustahil bagi-Mu untuk menyelamatkan dan menyucikan aku; aku tidak memiliki banyak kesempatan dan pikiran serta tubuhku penuh dengan ketidaksempurnaan; tidak Tuhan, itu mustahil." Hal ini mungkin ke-

dengaran rendah hati bagi orang lain, namun di hadapan Allah ini adalah sikap yang tidak taat. Sebaliknya, hal-hal yang kedengarannya rendah hati bagi Allah mungkin kedengaran sebaliknya bagi orang lain. Jika kita mengatakan, "Terima kasih, Tuhan, aku tahu bahwa aku telah diselamatkan dan dikuduskan," bagi Allah merupakan ekspresi paling murni dari kerendahan hati. Hal itu berarti bahwa Anda telah sepenuhnya menyerahkan diri kepada Allah sehingga Anda tahu bahwa Ia benar. Janganlah khawatir apakah yang Anda katakan itu terdengar rendah hati atau tidak bagi orang lain. Namun Anda harus senantiasa rendah hati di hadapan Allah, dan membiarkan Dia menjadi segalanya bagi Anda. Hanya ada satu hubungan yang benarbenar berarti, dan itu adalah hubungan pribadi Anda dengan Penebus dan Tuhan

Paulus sudah mengajar dan meneladankan bagaimana secara pribadi orang percaya bisa menentukan sikap agar tetap bersukcita dalam segala keadaan. Ia juga mengingatkan bahwa orang percaya bisa berbuat sesuatu untuk membuat orang lain bersukacita. Di sini Paulus menasihatkan orang percaya untuk secara sadar dan bersama-sama belajar membangun Atmosfer sukacita yang sehat dan benar, sehingga baik diri mereka maupun orang lain bisa bersukacita bahkan di tengah ancaman maut sekalipun. Perangkat pembangun atmosfer sukacita itu bukanlah tindakan humoris, bernuansa hiburan, hura-hura, dan pesta pora. Bukan juga menciptakan sikon sebatas nyaman, aman, dan menyenangkan secara fisik. Melainkan perangkat moril yang tak layu dan tak luntur oleh waktu dan keadaan: Menjadi orang percaya yang bukan hanya SELAMAT namun juga BERTUMBUH (Filipi 2:12). Bayi selalu lucu dan menggemaskan. Tetapi kalau bayi itu tidak

juga bertumbuh, tentunya mulai mencemaskan. Begitu juga kelahiran baru seseorang menjadi anak Tuhan mendatangkan sukacita di bumi dan di surga. Tetapi jika setelah lahir baru, orang percaya tersebut tak juga bertumbuh, maka ia akan menjadi ganjalan dan batu sandungan. Untuk bertumbuh diperlukan kesediaan belajar dan disiplin rohani. Rasul Yohanes juga menulis, bahwa ada sukacita saat mengalami dan melihat orang percaya bertumbuh dewasa secara utuh dalam kebenaran dan kasih (3 Yohanes 3-4) Sikap menjalani hidup yang SUKARELA dan berusaha SALING MENGERTI (2:14). Ketika kita mengawasi respons dan reaksi hidup bersama yang mengupayakan kerelaan menolong dan kesediaan mendengar untuk mengerti sebelum berbicara atau membantah ... maka atmosfer sukacita akan tercipta di mana saja kita hadir. Manjaga HATI yang MURNI (BERSIH) di tengah angkatan yang bengkok hati

Atmosfer yang Benar dan Sehat

pribadi Anda. Jika Anda memelihara hubungan itu dengan cara apa pun, dengan tidak mempedulikan hal-hal lain, maka Allah akan menjalankan rencana-Nya dalam hidup Anda. Satu individu tidak ternilai harganya bagi rencana Allah, dan individu itu mungkin adalah Anda. Oswald Chambers

(2:15). Sementara dunia sekitar semakin cerdik dan licik karena hati mereka dibengkokkan, ilntegritas menguap entah ke mana, membuat hidup terasa gelap dan membuat penat. Cahaya, walau hanya setitik, bisa membuat orang mendapatkan panduan dan harapan untuk menjalani hidup. Orang percaya dipanggil untuk mewarnai kehidupan dunianya, memantulkan kehidupan yang bercahaya di tengah kegelapan. (Bandingkan Matius 5:14-16.) Kuncinya, menjaga hati tetap bersih, tak ternoda niat kotor dan egois, baik di hadapan Allah maupun manusia. Bisa dan berani mempertanggungjawabkan motivasi dan sikapnya dalam perkataan dan tindakannya. HIDUP berpegang pada firman kehidupan dan mengingat jerih lelah pemimpin rohani (2:16). Tolok ukur orang percaya dalam menjaga kualitas hidup—yang bisa menjadi pembangun atmosfer sukacita— adalah firman Tuhan yang memberi kehidupan. Ketika orang percaya saling menjaga hidup yang selaras dengan prinsip firman, dan tahu menghormati, menghargai orang yang mengajarkannya (meneladankannya), pastilah tercipta atmosfer sukacita yang menyentuh banyak orang, terutama bagi lingkaran komunitas orang percaya itu sendiri. Hal ini karena perkataan Kristus, firman pemberi hidup, DIAM dengan segala kekayaannya di antara orang percaya (Kolose 3:16). Membuahkan hubungan antar manusia yang penuh kasih, kebenaran, dan kekudusan sungguh merupakan hal berharga yang langka dan perlu dijaga di zaman ini. Lily Effery


MINGGU, 15 MARET 2009

Maksimalkan yang Tak Terukur Dalam diri manusia, ada hal-hal yang tak dapat diukur. Ide, kreativitas, semangat, dan keyakinan adalah beberapa di antaranya. Tapi, tak jarang kita justru membatasi hal-hal tersebut. Berbagai pagar pembatas pun dipasang. Pagar itu mungkin berupa: pengalaman masa lalu, waktu, biaya, tenaga, kemampuan, bahkan kewarasan (sehingga ada ungkapan: "beda antara orang gila dan orang jenius itu terkadang tipis saja"). Ketika mobil pertama kali diperkenalkan pada masyarakat, beberapa kalangan menyebut benda itu sebagai setan atau monster yang berisik dan harus dilarang karena membuat anak-anak kecil dan kaum lansia takut. Sekarang, kita mungkin bisa menertawakan hal itu. Ketika Wright bersaudara membuat pesawat terbang untuk pertama kalinya, ayahnya memberikan komentar yang sangat sinis, "Jika manusia bisa terbang, tentu manusia akan diperlengkapi dengan sayap." Sekarang ini pesawat terbang berseliweran setiap hari di atas kepala kita, maka kita menertawakan komentar negatif si ayah Wright bersaudara. Namun, hingga saat inipun, sikap negatif seperti itu sebenarnya masih banyak kita jumpai, bahkan mungkin juga kita miliki. Kita tak pernah bisa meramalkan sejauh mana teknologi hasil pikiran manusia berkembang. Kita juga tak pernah bisa membayangkan apa yang bisa dicapai

Keberanian Dari manakah Daud mendapat keberanian untuk mengalahkan Goliat musuhnya? Raja Saul dan umat Israel tidak tahu dari mana Daud menemukan iman yang begitu perkasa sampai berani menantang sang raksasa yang angkuh itu. Alkitab memberitahukan kepada kita bagaimana cara kita dapat meningkatkan iman kita, sebagaimana yang dilakukan Daud. Pertama, Daud tidak melihat Goliat sebagai raksasa. Raja Saul dan bangsa Israel selalu berkata-kata tentang Goliat sebagai raksasa. Mereka melihat musuh yang luar biasa besarnya di mata mereka, dan akibatnya mereka mengecilkan peranan Tuhan. Tidak demikian halnya dengan Daud. Dia tahu bahwa Tuhannya itu Mahaperkasa dan tidak ada tandingannya, sedangkan musuhnya hanyalah seorang Filistin yang tidak bersunat, artinya ia tidak memiliki perjanjian dengan Tuhan, sehingga ia ditakdirkan untuk mengalami kebinasaan. Daud berkata kepada raja Saul, "Hambamu ini biasa menggembalakan kambing domba ayahnya. Apabila datang singa atau beruang, yang menerkam seekor domba dari kawanannya, maka aku mengejarnya, menghajarnya dan melepaskan domba itu dari mulutnya. Kemudian apabila ia berdiri menyerang aku, maka aku menangkap janggutnya lalu menghajarnya dan membunuhnya. Baik singa maupun beruang telah dihajar oleh hambamu ini. Dan orang Filistin yang tidak bersunat itu, ia akan sama seperti salah satu dari binatang itu, karena ia telah mencemooh

oleh ide, semangat, dan keyakinan dalam diri kita. Banyak tokoh dan pelaku sejarah telah membuktikannya. Siapa yang menyangka pemuda Steven Spielberg yang gagal masuk Sekolah Film karena nilainya jelek kini bisa menjadi sutradara top Hollywood? Siapa yang membayangkan bocah Pramoedya Ananta Toer yang tiga kali gagal lulus SD itu kelak bisa menjadi salah satu sastrawan terbaik di Asia? Siapa yang bisa membayangkan anak bodoh seperti Thomas Edison, Albert Einstein kelak menjadi manusia super jenius? Mereka semua bisa melakukannya karena mau memaksimalkan imajinasi, ide, semangat, dan keyakinan iman mereka. Memaksimalkan hal-hal yang tak terukur dalam diri Anda adalah sarana menggapai kesuksesan. Sudahkah Anda melakukannya? Petrus Kwik

barisan dari Allah yang hidup. TUHAN yang telah melepaskan aku dari cakar singa dan dari cakar beruang, Ia juga akan melepaskan aku dari tangan orang Filistin itu" (1 Samuel 17:34-37). Apa yang dapat kita pelajari dari perkataan Daud ini? Pertama, kita harus melihat segala sesuatu menurut perspektif yang benar, dan jangan terpengaruh oleh pihak musuh. Kemudian kita pun perlu mengingatkan diri kita sendiri bahwa kita memiliki suatu ikatan perjanjian dengan Tuhan, dan Dialah yang akan memikul tanggung jawab bagi kita. Ketiga, kita perlu merenungkan semua berkat yang pernah kita alami di masa lampau serta kemenangan-kemenangan yang pernah kita raih. Semua ini akan dapat memberikan kita keberanian dan iman untuk menghadapi segala rintangan di depan mata kita. Ya Tuhan, aku ingin dapat melihat segala sesuatu dari sudut pandang-Mu. Mampukanlah aku untuk merenungkan dan mengingat segala pertolongan-Mu di masa lampau, dan berjalan hari ini dengan iman. Rudi Lack

Perkara-Perkara Kecil “Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar.� Lukas 16:10 Ada sebuah Bank, terdapat sebuah departemen kepercayaan di mana empat pemuda dan seorang pria yang lebih tua dipekerjakan. Para direktur memutuskan untuk mempromosikan karyawan yang lebih tua itu dan kemudian menunjuk salah seorang dari keempat pemuda itu sebagai penggantinya mengepalai departemen itu. Setelah mempertimbangkan jasa-jasa dari masing-masing pemuda itu, para direktur memilih salah seorang di antara mereka untuk menduduki posisi baru itu dan memberinya kenaikan gaji yang sangat besar. Mereka memutuskan untuk memberitahukan promosi itu kepadanya sore itu pukul empat. Ketika makan siang, pemuda yang terpilih itu antri di kafetaria. Salah seorang direktur Bank itu juga antri di belakang beberapa orang konsumen lain di belakang pemuda itu. Sang direktur melihat pemuda itu memilih makanannya, termasuk sepotong mentega. Lalu ia menyembunyikan mentega itu di bawah makanan lainnya di piringnya dan berbohong kepada kasir tentang makanan apa saja yang telah dipilihnya. Sore itu para direktur memberitahu pemuda itu bahwa sebenarnya mereka bermaksud mempromosikannya, namun karena apa yang telah dilihat di kafetaria siang itu, mereka malah terpaksa memberhentikannya. Mereka tidak mungkin mempekerjakan seseorang yang berani berbohong dan mencuri sebagai kepala departemen kepercayaan mereka. Apa yang sering disebut "pencurian oleh karyawan" sering dianggap oleh sang karyawan sebagai "pinjaman". Begitu terang-terangannya "pinjaman" seperti itu, sehingga bahkan umat Kristiani yang setiapun bisa saja tidak menyadari bahwa apa yang mereka lakukan adalah mencuri. Misalnya memakai beberapa lembar kertas, pensil, telepon jarak jauh, mesin fotokopi, atau berlama-lama ketika makan siang. Lain kali Anda tergoda untuk "meminjam" sesuatu dari pemberi kerja Anda, bayangkanlah Yesus menanyakan Anda dari mana Anda mendapatkannya! Coffe Break with God


MINGGU, 15 MARET 2009

HALAMAN 2

Telah Berpulang ke rumah Bapa yang Kekal

One Two Six Rp 50.000,00 SM Rp 200.000,00 ----------------------------------------------------Jumlah Persembahan Rp 250.000,00 ================================

UMI RIBKAH 67 Tahun Meninggal pada hari Kamis, 5 Maret dan telah dimakamkan di TPU Tegal Alur, Sabtu, 7 Maret 2009.

Katekisasi Nikah bagi para calon mempelai yang hendak diberkati pernikahannya pada bulan April, Mei dan Juni 2009 akan diadakan pada hari Rabu, pukul 18.30 wib di ruang kelas Taman Duta Mas sebanyak 3 kali yaitu: v 18 Maret: Aspek Alkitabiah/Teologi oleh Pdt. Hanna Budhi. v 25 Maret: Aspek Medis oleh ibu dr. Herlina v 01 April: aspek Alkitabiah/Teologi Kelas katekisasi ini wajib diikuti oleh calon mempelai dan sebagai syarat bagi pelaksanaan pemberkatan nikah di Gereja.

Tuhan kiranya memberi penghiburan dan pertolongan bagi keluarga yang berduka

DOA SYAFAAT

Bawalah dalam doa syafaat kita bagi kesembuhan saudara/i kita seiman yang kini sedang mengalami sakit, yaitu Agung Bintoro - RS PIK Sebagai pengucapan syukur atas kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, maka telah diadakan persekutuan doa syukur, yaitu: # 08 Maret di rumah kel. CecepKrendang Selatan. # 14 Maret di rumah kel. Fanny - Pluit

Ruang Tolong Menolong

Telah diwisuda 55 lulusan STT Duta Panisal program S1 Teologia pada hari Selasa, 10 Maret 2009 di GPIA Immanuel Taman Duta Mas. Kami mengucapkan Selamat!

Dibutuhkan karyawati untuk ditempatkan di bagian Administrasi dengan syarat: Wanita, single, Min. SMU/SMK dan mengerti program MSWord & Excel. Lamaran ditujukan ke: Jl. Pangeran Jayakarta 115/C5 Jakarta 10730


MINGGU, 15 MARET 2009

HALAMAN 4

KUALI YANG BERSIH Seorang jutawan mempunyai 2 orang anak, satu putra dan satu putri. Sang putri ini adalah anak kesayangan sang jutawan ini. Tetapi ketika surat warisan dibacakan sang putri mendapatkan warisan yang lebih sedikit dengan disertai satu Alkitab saja. Sang putri ini kesal sekali dengan keputusan ayahnya itu. Sekalipun demikian, ia mengambil warisannya dan membawanya pulang ke rumah. Ia terus menggerutu atas keputusan ayahnya itu, dan untuk menghibur diri ia selalu berpesta pora sampai akhirnya ia mulai bosan dengan hidupnya. Ia mulai membuka-buka Alkitab untuk mengisi kekosongannya. Ketika ia sampai pada Yahya 3:16 ia melihat bahwa di sana terselip cek yang jumlahnya jauh lebih besar dari warisan kakaknya. Ternyata ayahnya sengaja menyelipkan cek itu di sana, di tempat yang kelihatannya tidak berarti. Ketika ia melihat cek itu, ia mulai menangis karena sekarang ia merasakan kasih ayahnya kepadanya. Selain itu ia juga menemukan sesuatu yang nilainya jauh lebih berharga dari cek itu, yaitu Yahya 3:16. "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya jangan binasa melainkan beroleh hidup yang kekal." Saudaraku yang kekasih, sebenarnya dalam Alkitab terdapat banyak warisan yang tak ternilai harganya, tetapi kita sering kali tidak menganggapnya atau menganggap ringan saja. Tetapi pada saat kita dihadapkan pada masalah yang berat, kita baru mau membacanya, dan mencari jawaban di dalamnya. Dalam bacaan II Raj 4:38-41 dikatakan bahwa Elisa kembali lagi ke Gilgal karena di sana terjadi kelaparan. Kelaparan saat itu terjadi di mana-mana, sehingga serombongan nabi datang kepada Elisa supaya mereka memperoleh makanan dan terhindar dari kelaparan itu. Saya percaya bahwa saat ini pun semua manusia di dunia ini sedang dalam keadaan lapar dan haus akan kebenaran. Dan banyak anak-anak Allah berhimpun bersama-sama untuk makan makanan surgawi supaya terhindar dari kelaparan. Tetapi kita harus hati-hati supaya tidak mendapat makanan yang mengandung racun. Jangan sampai keliru! Serombongan nabi ini juga sedang tertimpa kelaparan dan mereka cepat-cepat pergi kepada Elisa supaya mendapat makanan. Lalu Elisa menyuruh bujangnya supaya menaruh kuali yang paling besar di atas api dan memasak sesuatu makanan bagi rombongan nabi itu. Kuali melambangkan pikiran kita. "Taruhlah kuali yang besar!" artinya "Taruhkan kuali pikiran kita seluas-luasnya." Tuhan sudah memberikan keluasan pikiran kepada kita. Ia tidak pernah membuat kita berpikir secara sempit, tetapi secara luas. Orang yang pandai dapat menggunakan pikirannya untuk memikirkan keadaan pada 25 tahun mendatang. Tetapi kalau orang itu mau menaruhkan pikirannya kepada pengurapan Roh Kudus, ia akan da-

pat memikirkan apa yang terjadi pada ratusan ... bahkan ribuan tahun yang akan datang. Kuali yang besar itu ditaruh, lalu dimasaklah makanan bagi rombongan nabi itu. "Masaklah!" Bukankah kita sering dimintai nasehat oleh seseorang, lalu kita berkata kepada orang itu begini, "Pikirlah masakmasak!" Ya, kita harus memikirnya masakmasak, tidak tergesa-gesa. Allah menyuruh kita untuk memikir segala sesuatu dengan masak. Makanan yang ditemukan bujang itu adalah sayur-sayuran. Hal ini adalah lambang dari Firman Tuhan. Sayuran itu mulai dikumpulkan dan dipetiklah daripadanya serangkul labu liar. Mungkin karena sedang dalam masa kelaparan maka bujang itu menjadi serakah. Ia mengambil labu itu serangkul penuh dengan jubahnya. Banyak orang yang baru bertobat berbuat seperti bujang ini. Ia lapar akan pengajaran, lalu ia merangkul semua pengajaran yang disajikan. Setiap kali ada KKR, ia selalu datang dan makan. Hati-hati, jangan sampai saudara mengambil labu liar, labu yang tidak dikenal. Banyak ajaran sesat yang tidak dikenal. Mereka menyangka itu Firman Tuhan, padahal bukan, karena Firman itu ditafsirkan menurut pengertian mereka sendiri, diambil seayat-seayat kemudian disambung-sambung dan ditarik kesimpulan, mereka tidak melihat satu perikop penuh. Hal ini penting sekali. Jangan sampai kita mendapat labu yang liar. Sulur liar itu menyelusup tanpa terasa. Dia menyelusup ke atas genteng sehingga genteng itu bocor. Tidak mustahil sulur-suluran itu menyelusup pula ke gereja atau ke persekutuan sehingga kalau labu itu kita makan akan mengakibatkan keracunan, dan kematian. Untuk mengetahui labu itu liar atau tidak, pengajaran itu sesat atau tidak, kita dapat melihat dari buahnya. Buah dalam kehidupan seseorang itu akan menunjukkan jenis pengajarannya. Ada maut dalam kuali itu! Ada maut dalam pikiran kita, ada maut dalam gereja kita, dan ada maut dalam persekutuan kita.... kalau kita mulai mengambil labu liar dan memakannya. Nabi-nabi yang memakan masakan labu itu keracunan dan dalam bahaya kema-

tian. Tetapi puji Tuhan! Ada Elisa di situ. Ia mengambil tepung dan melemparkannya ke dalam kuali sehingga maut itu hilang dari kuali. Tepung adalah lambang dari Firman Tuhan. Firman Tuhan itu adalah tali pengukur, tali pengukur bagi setiap pengajaran yang kita terima. Kita harus tahu bahwa tidak setiap orang yang memakai ayat Alkitab itu, hamba Tuhan yang memberitakan Firman Tuhan. Setan pun dapat memakai Firman Tuhan. Ketika setan menggoda Hawa, ia mengatakan bahwa itu adalah Firman Tuhan. Tentu saja firman yang sudah diputar balikkan. Kalau setan itu berkata seperti ini "Menurut perhitunganku begini...." maka Hawa pasti akan memberontak dan menolaknya. Pada waktu Yesus dicobai setan, Ia menjawabnya dengan memakai ayat-ayat Alkitab. "Bukankah ada tertulis...." Sebab itu kita harus berhatihati terhadap setiap pengajaran, jangan cepat-cepat menyangka itu firman Tuhan. Tepung itu seperti serbuk, tetapi kalau diaduk dengan air serbuk itu akan bergumpal menjadi satu. Kalau Firman Tuhan itu tidak diaduk oleh Roh Kudus, firman itu akan terpecah-pecah. Padahal firman Tuhan itu tidak terpecah-pecah. Supaya tidak terpecah-pecah firman Tuhan harus diaduk dengan Roh Kudus supaya menjadi utuh. Tepung itu dipakai untuk menetralkan maut yang ada dalam kuali. Bila pikiran kita sudah dirasuki ajaran sesat, kita perlu meminta kepada Tuhan supaya FirmanNya itu me-netralkannya. Dengan Firman Tuhan ini, kita menguji setiap macam pengajaran yang kita terima, supaya kita tidak memakan labu liar lagi. Hal ini tidak berarti bahwa saya melarang saudara untuk membaca buku-buku lain. Boleh saja! Saudara boleh membaca buku apa saja, tetapi semua buku itu harus diteropong dengan Firman Tuhan. Sekarang kita,mau melihat bagaimana bekerjanya ajaran sesat itu dalam perjanjian Baru. Dalam Matius 13:31-35 kita melihat perumpamaan tentang biji sesawi dan ragi. Kerajaan surga diumpamakan sebagai benih. Benih itu adalah Firman. Kalau Firman itu kita tanamkan dalam hati kita, maka kita akan memiliki kerajaan sorga dalam hidup kita. Itulah benih dan benih itu harus kita pupuk, kita siram dan kita jaga supaya tidak dirusak oleh ulat-ulat. Kerajaan Allah juga diumpamakan sebagai ragi yang diambil oleh seorang perempuan. Ada beberapa macam ragi dalam firman Tuhan yaitu, ragi Yahudi, ragi Farisi dan ragi Herodian. Ragi Farisi nampaknya dari luar beribadah tetapi kuasa ibadah itu tidak ada. Orang Farisi senang sekali mengikuti tata cara ibadah dan melaksanakan sesuai dengan peraturannya, tetapi kuasa ibadah itu tidak ada. Kita jangan sampai terkena ragi Farisi ini. Ragi Herodian adalah cara-cara Herodes untuk mempertahankan posisinya dengan jalan mencampurkan politik dengan agama. Ragi inilah yang masuk dan mengkhamirkan adonan tepung itu. Ragi itu, dalam perumpamaan ini dikatakan dibawa oleh seorang perempuan. Tidak mustahil ragi ini dibawa ke dalam gereja, persekutuan dan dalam kehidupan orang percaya sehingga mengkhamirkan seluruhnya. Ra-


MINGGU, 15 MARET 2009

HENRY MARTYN (1781 -- 1812) "Sekarang biarkan saya terbakar untuk Tuhan!" kata Henry Martyn pada saat ia menginjakkan kakinya di Calcutta pada bulan April 1806. Henry Martyn meninggal 6 tahun kemudian pada usianya yang ke31. Ia mengabdikan dirinya untuk melayani pekerjaan Tuhan dengan sungguh-sungguh dan setia selama 6 tahun. Pendeta Charles Simeon telah membangkitkan ketertarikan Martyn untuk memberitakan Injil di daerah Asia Timur setelah ia menceritakan misi yang dilakukan oleh William Carey di India. Perusahaan Inggris (EIC) di India tidak menyukai keberadaan seorang misionaris di tempat mereka. Mereka memandang misionaris sebagai ancaman yang dapat memengaruhi kepercayaan orang lokal di mana hal tersebut dapat mengakibatkan dampak yang buruk bagi bisnis mereka. Charles Simeon diam-diam bekerjasama dengan Charles Grant, pimpinan dari EIC, untuk menempatkan para misonaris di India. Selain mengabarkan Injil kepada orang Inggris di India, mereka juga mengabarkan Injil kepada penduduk setempat. Henry Martyn adalah salah satu dari bebegi itu diaduk bersama tepung terigu itu. Firman Tuhan sering dicampur aduk dengan berbagai macam filsafat manusia sehingga menjadi khamir. Saudara mungkin bertanya-tanya manakah ajaran-ajaran yang sesat itu. Yang sesat itu yang tidak sesuai dengan firman Tuhan, yaitu yang tidak Kristus sentris. Pusat segala pemberitaan firman Tuhan itu adalah Kristus. Apabila orang sudah mulai menghilangkan hal ini, maka orang itu membawa ajaran yang sesat. Kedua, ajaran yang sesat itu tidak melihat firman Tuhan secara keseluruhan atau satu perikop, tetapi ayat-ayat lepas, lalu menyambung-nyambungnya dan dari situ ditarik kesimpulan. Kita harus membaca firman Tuhan itu dalam konteksnya, jangan lepas-lepas. Dalam suratnya kepada jemaat di Galatia, Paulus menegur mereka karena mereka mengikuti ajaran sesat dan mempercayai injil yang lain. Surat ini satu konteks dengan II Raja 4 dan perumpamaan dalam Matius 13 tadi. Jemaat Galatia adalah jemaat pendukung Paulus, tetapi karena mereka mulai percaya injil lain, Paulus menegur

HALAMAN 5 rapa orang yang ditunjuk untuk pergi ke India sebagai misionaris yang mewakili EIC. Henry berlayar dari Inggris dan meninggalkan keluarga, teman, serta Lydia, wanita yang dicintainya. Setibanya di India, ia menghabiskan waktu selama 5 bulan tinggal di Serampore sambil menunggu keputusan mengenai di mana ia akan ditempatkan. Ia tinggal bersama Rev. David Rowan dan keluarganya. Rowan adalah seorang misionaris dari Benteng William di Calcutta dan seorang Yahudi yang memimpin penerjemahan Alkitab ke dalam berbagai bahasa Asia Timur. Grup misionaris William Carey juga berada di Serampore dan Martyn bertemu dengannya. Pada saat Henry berada di Asia, ia menerjemahkan Alkitab Perjanjian Baru dan buku tentang doa dari gereja Anglikan ke dalam bahasa India. Dengan menggunakan biaya sendiri, ia mendirikan sejumlah sekolah bagi penduduk lokal. Ia menjadi seorang misionaris yang dapat mengabarkan Injil kepada penduduk lokal. Ia sering mendapat ancaman akan dibunuh. Martyn juga menerjemahkan kitab Perjanjian Baru dan kitab Mazmur ke dalam bahasa Persia. Kesehatan Martyn menjadi semakin memburuk. Ia menderita penyakit TBC mereka dengan sangat keras. Paulus tidak takut kehilangan jemaat ini akibat tegurannya karena dia tidak ingin jemaat ini tersesat. Dia berkata "Terkutuklah orang yang membawa injil lain" Dalam bahasa Yunaninya adalah Annatemi... membawa kutuk untuk selama-lamanya. Annatemi itu seperti penyakit yang menular. Jadi kalau ia terkutuk maka segala keturunannya ikut terkutuk dan orang yang didekatinya ikut terkutuk. Karena itu kalau orang sudah dikutuk oleh Allah, ia akan menyebabkan orang yang percaya kepada pemberitaannya ikut terkutuk. Itulah sebabnya I Yohanes memperingatkan supaya kita mengusir orang yang mengajar ajaran sesat itu dari rumah kita, agar kutuk itu tidak mengenai kita. Paulus dengan keras mengatakan "Adakah kucari kesukaan manusia atau kesukaan Allah...." Ayat ini menjadi pegangan saya selama ini. Saya tidak mencari kesukaan manusia dalam memberitakan firman Tuhan, tetapi kesukaan Allah. Paulus mengatakan, "Jika aku mencari kesukaan manusia aku bukanlah hamba Kristus. " Ada 3 cara yang dipakai orang dalam menyampaikan Firman Tuhan. 1. Menyampaikan masakan yang sudah jadi, seperti kalau kita membawa seseorang ke restoran untuk makan. Kita akan menerima masakan yang sudah siap tanpa mengetahui apakah bumbunya, bagaimana cara memotongnya, dsb. 2. Membawa orang itu ke dapur untuk melihat bagaimana cara memotongnya, cara membumbui, dsb. Saudara ikut sekolah Alkitab dan diajar bagaimana menggali firman Tuhan dan cara mengolahnya sendiri. 3. Mengambil banyak ayat untuk menjelaskan satu hal. Ini disebut alegoristeks. Ada historis alegoristeks yaitu cerita yang diuraikan secara alegoris dan ada analisa tekstual yaitu menganalisa kata-kata kunci

yang juga telah merenggut nyawa kedua orang tua dan adiknya. Dokter menganjurkan supaya ia melakukan perjalanan dengan kapal untuk memulihkan kondisi kesehatannya. Pada bulan Januari tahun 1811, ia meninggalkan India menuju Persia (sekarang bernama Iran). Ia beristirahat di pegunungan daerah Shiraz hingga sebagian tenaganya pulih kembali. Martyn tinggal di sana selama 1 tahun dan ia menghaluskan bahasa Persia dalam Alkitab Perjanjian Baru. Ia sering berdiskusi dengan pemeluk agama lain. Martyn kembali ke Inggris untuk memulihkan kesehatannya. Setelah itu, ia pergi ke Konstantinopel (Turki). Ia meninggal di Turki karena penyakitnya dan dikuburkan pada tanggal 16 Oktober 1812. The Voice of the Martyrs

yang ada pada suatu ayat. Ke 3 cara ini benar, tetapi berbeda satu dengan yang lain. Seringkali hamba Tuhan yang satu dengan yang lain tidak sama cara pembahasannya, satu dengan yang lain tidak cocok. Kita tidak perlu bingung dengan hal itu, dan kita tidak perlu mencocok-cocokkannya. Yang perlu kita kerjakan adalah mencocokkannya dengan firman Tuhan. Firman Tuhan adalah batu penguji apakah firman Tuhan yang disampaikan itu sesat atau benar. Dan jika ada pengajaran yang sesat, kita memerlukan tepung, yaitu firman Tuhan untuk menyehatkannya. Saudara yang sudah memakan labu liar, biarlah saat ini mengambil tepung, Firman Tuhan supaya maut itu berlalu dari saudara. Jusuf Roni Anak-anak Israel Seusai acara sekolah Minggu, seorang murid mendatangi gurunya. "Pak, ada sesuatu yang belum saya mengerti," kata si anak. "Apa itu, Dik?" tanya sang guru. "Menurut Alkitab, anak-anak Israel menyeberangi laut Merah, betulkah itu?" "Betul." "Setelah. itu, anak-anak Israel mengalahkan bangsa Filistin, betulkah itu? "Ehm, betul." "Lalu, mendirikan Bait Suci? Betulkah itu?" "Ya." "Kemudian, berperang melawan bangsa Amalek, menaklukkan bangsa Babel. Pokoknya, anak-anak Israel itu selalu melakukan pekerjaan yang besar. Bukankah begitu?" "Ya, semuanya betul," jawab guru, "lalu, apa yang membuatmu bingung?" "Apakah di Israel tidak ada orang dewasa?" tanya si anak dengan polos.


MINGGU, 15 MARET 2009

SENIN, 16 MARET Anton Deby Liman Djoko P. Luciawati Herliman Merry Rosdiana Suantini Sugento Huandra Tjen Moi Sien Tjhin Djun Kian SELASA, 17 MARET Dianawati Erik Lisri Bintara Nie Tjien Siong Oey Soei Lian Rika Rusdiana Sie Lian Hwe/Widiyanti Stella Debora Sylvia Bustami Tan Ai Sia Thio Siu Ing RABU, 18 MARET Eliana Anwar Farida Yusuf Lie Po Ting Linawati Monalisa Widjaja Natalia Fransisca Nike Marsella Suparjo Thio Tjoen Hong Woen Phing Lan KAMIS, 19 MARET Bintang S. Pratiknjo Erni PERPULUHAN A3 COM AAR ADRIEL G ADRIEL IS AIK ALING ANDI WIJAYA ANDRE & LENNY ANDREAS MULJADI ANDRI IWJAYA ANGELA ANITA NATALIA ANNA LT ARMAGATLIE K AYLIN BOEN EDY JOHAN BRYANT CHITRA KATINA CHRISTY S CORAEVAWATI DARWIN DBP DD DENNY DEWI A DJONI WITARSO DODY & FIONAWATI DONNY HALIANTO DRE DS DY EDDY IRWANTO EK ELIZABETH S ERLINA AW ESTHER A EVLIN FH FO MIMIWATI (2) FRONIK GAB

HALAMAN 6

Fu Sen Mei Irwan S. Iwan Daryanto Lanny Kurniawan Listiyanah Neny Sandy Susanto Santy Zum Muliaty Sugiarto S. Chandra Tjung Khie Men Yoseph Rahadi Ekaputra JUMAT, 20 MARET Apie Betty David Karyadi Herry Sutanto Lagiyem Lim Kwong Hoa Miko Sujito Susanti Sutanto Tjhai Venawati

MINGGU, 22 MARET Arian Petrus Gogin Arief Bong Sin Kong Devina Pribadi Djohan Bin Diraja Eddy Dhusthen Haryati Liswoja Heuw Wenalung Ida Hariati Iviyanti Kusnadi Khiu Sian Lie Liaw Man Moy Merry Merry Herlina Waty Raisan Meta Christina Souw Tong San Susanti Wiwi Wijaya

SABTU, 21 MARET Anna Dina Trisukmaningsih Evi Mariana Hendra M. Sihaloho Irwan Prasetya Tandanu Mariana Marthen Luther Sawerdani Merry Sanusi Sarah Vianida Sumarwan Sundoyo Salim Tommy Indrawan GEORGY GL GO TAN ING GOIE TJAI GRACE Y H & AH HADIANTO B & NY HANA LYDIA TURAMBI HANAH HANDERI & PUNGNI HANNA HANYA INI TUHAN HAS & SRI HENDRA KL HERA HERLINA FW HK HL HN HSC HT HY IBRAHIM NUR IBU HENNY S IEMY WS IGNATIUS H IN IN INDRI IRMA & KEL IVONE IWAN JAMMY LIE/NG JC+ME JH JIMMY BUDI YANTO JIMMY MULYADI JN JO FEBRIAN F JO MIEKE OKTAVIANI JO RANDY F JO WILLIAM F

SENIN

Nurhardja Vivi Marwati

JO3 JOGS/HI JOSEPHINE JOVAN JU JUJUM ARJATI JULIANA TANDI JULIANI JUNIWATI MAGDALENA KARIANTO ISKANDAR KEL HVJJ KEL OBAJA KEL RALY JES KEL SINAMBELA KISS ME KOE HOK SIONG KTL 12 KTN 02 KURNIAWAN KWECE KWO SU JIN LALAN LANI W LANNYWATI LAUW KIM IN LENNY L LEONY SUDARSONO LHGK LHT LI KENG LIA LIANI OENIARTO LIDIA LIDNA AF LIDYA A LIE MEI (T) LIE YOHANES H LIEM SIOE LIAN LIHO SURYA LILIAN CHANDRA LILIEK H LIM HOK KIM

16 MAR MATIUS 8:19-22 Hal mengikut Yesus. SELASA 17 MAR MARKUS 9:33-37 Siapa yang terbesar di antara para murid. RABU 18 MAR MARKUS 9:38-41 Seorang yang bukan murid Yesus mengusir setan. KAMIS 19 MAR MARKUS 9:42-50 Siapa yang menyesatkan orang. Tentang garam. JUMAT 20 MAR LUKAS 9:46-48 Siapa yang terbesar di antara para murid. SABTU 21 MAR LUKAS 9:249-50 Seorang yang bukan murid Yesus mengusir setan. MINGGU 22 MAR LUKAS 9:51-56 Yesus dan orang Samaria.

· · · · · · · ·

Edy Surianto Fanny Kosasih Felicia Kusen Grace Ju Kantin Kolportase Lim Ie Siong Maureen Isabel

· · · · · · · ·

MM NN (2) Robbin Soetiono S. Samuel Budi P. SB Tri Suyanto WW & SS Zeini & Kel

TUGAS PADUAN SUARA PERNIAGAAN I : PS IMMANUEL PERNIAGAAN II : PS MARANATHA II PERNIAGAAN III : PS IMMANUEL JR DUTA MAS I : PS IMMANUEL DUTA MAS II : PS IMMANUEL DUTA MAS III : PS HOSANA I LIM IE SIONG LIM SAI BOI LINA LIONG LILY LISA LL LTN LUKAS T LUKTINA, SE LUSY G LYDIA RINI MAGDALENA VC MARIANA MARLIANA A MARLINA MARTIN HALIM MELIANTI MERLIES MICHAEL MIMI BUDHI MINTJEH BHAKTI MISNI MN MT MW NANA C NANDA NG ENG LUAN NH NN (5) NN (OTJY) NN 0023 NN 0023 NN 0033 NN 0078 NN 0079 NN 0092 NN 0098 NN 0115 NN 0157 NN 0188 NN 0188

NN 0212 NN 0217 NN 0237 NN 0241 NN 0260 NN 0285 NN 0298 NN 0429 NN 0445 NN 0456 NN 0476 NN 0497 NN 0524 NN 0525 NN 0531 NN 0538 NN 0553 NN 0566 NN 0641 NN 0652 NN 0675 NN 0701 NN 0704 NN 0706 NN 0711 NN 0726 NN 0727 NN 0766 NN 0767 NN 0774 NN 0788 NN 0789 NN 0791 NN 0794 NN 0799 NN 0859 NN 0875 NN 0908 NN 0939 NN 0963 NN 0993 NN 1011

NN 1134 NN 1217 NN 1219 NN 1231 NN 1232 NN 1233 NN 1260 NN 1263 NN 1264 NN 1266 NN 1284 NN 1296 NN 1359 NN 1365 NN 1487 NWJ NY GANEWATY HANDOYO NY OEY PORRY NY TRI SUYANTO OB OEY ME NIE ONESIMUS & SURIANI ORSB PAULUS B PERRY WS PETRUS KIM PIO PH POS PI ALBETA PRETTY SIPAYUNG PRIADY – SUSY PSY RD & SY RENALDO RI RICKY RICKY DJ & YULIE RIKA FATRIN RUDY S & FAM RUSMIN SAN TJEN SB


MINGGU, 15 MARET 2009

HALAMAN 7

IBADAH UMUM PKL. 07.00 WIB Minggu, 22 Maret 2009 Pimp. Pujian : Sdr. Hendry Tim Pemuji : Glory Doa Firman : Ny. Ajan Persembahan : Lantai II: Sdr. Sugito & Ny. Sdr. Harianto & Ny. Sdr. Andi Wijaya & Ny. Sdr. Jehezkiel Acai & Ny. Penyambutan: Sdr. Jehezkiel Acai & Ny. Lantai III: Sdr. Lie Wong Sin & Ny. Sdr. Sumanto Budianto & Ny. Sdr. Liwanto & Ny. Penyambutan: Sdr. Sumanto Budianto & Ny Lantai IV: Ny. Hanny Halim & Ny. Min Ce

IBADAH UMUM PKL. 10.00 WIB Minggu, 22 Maret 2009 Pimp. Pujian : Sdr. Hendry Tim Pemuji : Shalom Doa Firman : Sdr. Tobing Persembahan : Lantai II: Sdr. Sugito Gunawan & Ny. Sdr. Yusuf Pandi & Ny. Sdr. Ie Tiong Ham & Ny. Sdr. Halim & Ny. Penyambutan: Sdr. Halim & Ny. Lantai III: Sdr. Tommy Gunawan & Ny. Sdr. Ray Setiawan & Ny. Sdr. Suhendra Chandra & Ny. Penyambutan: Sdr. Ray Setiawan & Ny. Lantai IV: Sdr. Ook & Sdr. Anjar

KOMISI WANITA PKL. 15.00 WIB Selasa, 17 Maret 2009 Pimp. Ibadah : Henny T. Firman Tuhan : Rhea Pimp. Pujian : Ita N. Singers : Lily K. & BK Ngo Doa Firman : Ribkah Persembahan : Lanny G. & Metty & Penyambutan : Hanny H & Yuliawati

IBADAH MALAM KESAKSIAN DAN SABDA Kamis, 19 Maret 2009 Pkl. 18.30 WIB Pimp. Pujian : Sdr. Untung TS Tim Pemuji : Haleluya Doa Firman : Sdr. Krisman Kosasih Firman Tuhan : Pdt. Rustanto Persembahan : Sdr. Ayung & Ny. Sdr. Bertnady & Ny. Sdr. Yusuf Pandi & Ny. Sdr. Tony Ang & Ny. Penyambutan : Sdr. Bertnady & Ny.

ULTAH KOMISI PRIA KE-5 PKL. 19.00 WIB Selasa, 17 Maret 2009 Koordinator: Jusup Gunawan Worshipleader: Hendry Singers: Hendra H., Budi Harianto, Andreas Tan, Effendy, Kollis, Asion, Andre WJ, Tony Ang, Bintangna, Eddy Han, Haryono, Akhiong Lie, Tanto R. Doa Firman: Hariyanto Firman Tuhan: Pdt. Rustanto Persembahan: Suhenda, Apo Sumantri, Iwan S., Benny Valensa, Agus Tresna, Handi Kristanto, Mulyadi, Tjung Akian Penyambutan: Handi Kristanto, Apo Sumanti, Benny Valensa & Mulyadi IBADAH UMUM PKL. 08.00 WIB Minggu, 22 Maret 2009 Pimp. Pujian : Ny. Sandra Tim Pemuji : Nazaret Doa Firman : Pdm. Malia Watulingas Persembahan di aula lt. III: Sdr. Edianto Juana & Ny. Sdr. Lionabas & Ny. Sdr. Joni Hariyanto & Ny. Sdr. Supodi & Ny. Sdr. Liauw Handoko & Ny. Sdr. Akin & Ny. Sdr. Handi Sutedja & Ny. Sdr. Yeremia BC & Ny. Sdri. Dewi & Sdri. Su Yetty Sdr. Rudy & Ny. Sdr. Abun & Ny. Sdr. Benny Mihardja & Ny. Sdr. Ferdinand Sulistio & Ny. Sdri. Mila Karina & Ny. Heny Puspita Sari Sdr. Herry & Ny. Ny. Sutina & Ny. Nany Efendy Penyambutan di aula lt. III: Sdr. Edianto Juana & Ny. Sdr. Lionabas & Ny. Sdr. Supodi & Ny. Persembahan di aula lt. IV: Sdr. Okie & Sdr. Septian Sdr. Yohan & Sdr. David Sdri. Agustine & Sdri. Meiliani Sdri. Julie H. & Sdri. Ani Sdr. Bernard & Sdr. Adrianto Sdri. Hendro D. & Sdr. Santo Sdr. Stefanus EA & Sdr. Jacrian JA Sdr. Dodi & Sdr. Hendra Gunawan Sdr. Santoso Kurniawan & Ny. Sdr. Tjoei Johan & Ny. Penyambutan di aula lt. IV: Sdr. Okie & Sdr. Septian Sdr. Bernard & Sdr. Adrianto

IBADAH UMUM PKL. 17.00 WIB Minggu, 22 Maret 2009 Pimp. Pujian : Sdr. Herry Kasman Tim Pemuji : Shekinah Doa Firman : Pdm. Hanna Tomasowa Persembahan : Sdri. Lisa & Sdri. Devi O. Sdr. Amos & Ny. Sdr. Ferry & Sdr. Tjandra W. Sdr. Robby & Sdr. Hendy Penyambutan : Sdr. Robby & Sdr. Hendy DOA MALAM PKL. 22.00 WIB Kamis, 19 Maret 2009 Koordinator : Sdri. Juningsih Gunawan Firman Tuhan: Session I : Pdt. Rustanto Session II : Pdm. Otis IBADAH PEMUDA & REMAJA Sabtu, 21 Maret 2009 pkl. 18.30 wib Songleader: Dahlia Singers: Lydia, Yovanie, Stefanie Firman Tuhan: Pdt. Rustanto Persembahan: Debby, Yasa, Dewi, Gideon Tambourine: Sherly, Chris F, Angel Musik: Maria, Cecilia, Ricky, Hermanto, Ivan Multimedia: Willy Doa ibadah: Yanti & Stella

IBADAH UMUM PKL. 10.00 WIB Minggu, 22 Maret 2009 Pimp. Pujian : Ny. Sandra Tim Pemuji : Hermon Doa Firman : Sdr. Arvant Persembahan: Sdr. Abadi Alvin & Ny. Sdr. Arvant Djatmiko & Ny. Sdr. David S. & Sdr. Hasan Sdr. Andreas Darmawan & Ny. Sdr. Suryadi & Sdr. Hok Beng Sdr. Lie Sak Khim & Ny. Sdr. Erwin Ong & Ny. Sdr. Johan Halim & Ny. Sdri. Meryska & Sdri. Pricillia Chandra Sdr. Andre Chandra & Ny. Sdri. Pauline QWS & Sdri. Dewi Fergina Sdr. Tjhin Djun Kian & Ny. Sdr. Agus Suhendar & Ny. Sdr. Pendi & Ny. Sdr. Frans Kusno & Ny. Sdr. Antony Tan & Ny. Penyambutan: Sdr. Abadi Alvin & Ny. Sdr. Arvant Djatmiko & Ny. Sdr. David S. & Sdr. Hasan

IBADAH UMUM PKL. 17.00 WIB Minggu, 22 Maret 2009 Pimp. Pujian : Sdr. Frank Maita Tim Pemuji : Hosana Doa Firman : Pdm. Ricky Watulingas Persembahan: Ny. Embun & Ny. Linawati Sdr. Sugiman & Ny. Penyambutan: Ny. Embun & Ny. Linawati

IBADAH MALAM KESAKSIAN & SABDA Jumat, 20 Maret 2009 Pkl. 19.00 WIB Pimp. Pujian : Sdr. Bobby Fernando Singers : Mazmur Doa Firman : Pdp. Yunny Ong Firman Tuhan : Pdt. Rustanto Persembahan : Sdr. Lo Sian Fung & Ny. Sdr. Simon Jayadi & Ny. Penyambutan : Sdr. Lo Sian Fung & Ny.

IBADAH PEMUDA & REMAJA Sabtu, 21 Maret 2009 Pkl. 18.30 WIB Songleader: Merllies Singers: Josiane, Grace, Hosea Doa Firman: Josiane Firman Tuhan: Rev. Higen Persembahan: Cynthia, Deliana, Ryan, Oki Penyambutan: Jonathan & Lisa Tamborine: Pauline, Evi A. Musik: Shela, Christian, Haris, Gianzo Doa Ibadah: Shela & Deborah

DOA PUASA PKL. 10.00 WIB Sabtu, 21 Maret 2009 Koordinator : Pdm. Ricky Watulingas Firman Tuhan: Pdt. Rustanto DOA SELAMA IBADAH BERLANGSUNG: PKL. 08.00 WIB Ny. Noni Abednego Ny. Sian Mei Ny. Herlina Rustandy

PKL. 10.00 WIB Ny. Ratna Siok Ny. Minah Ny. Yenny Fun Sin

DOA PUASA PKL. 10.00 WIB Rabu, 18 Maret 2009 Koordinator : Sdri. Juningsih Gunawan P U J I A N : Ny. Elizabeth Firman Tuhan: Session I : Pdt. Rustanto Session II : Pdm. Suratno KOMISI WANITA PKL. 16.00 WIB Rabu, 18 Maret 2009 Pimp. Ibadah : Pdm. Hanna Tomasowa Firman Tuhan : Rhea PUJIAN : Wawa G. Singers : Sinta A. & Fitri Doa Firman : Yetty S. Persembahan : Febi & Lydia A. & Penyambutan: Yanceu & Lydia A.


MINGGU, 15 MARET 2009

HALAMAN 8

KESEIMBANGAN

“Maka hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan” (II Kor. 8 : 14) Sering kali kita melihat atraksi sirkus yang sangat memerlukan kesimbangan. Untuk menjaga keseimbangan, kadangkadang pemain sirkus memegang sebatang tongkat sambil berjalan di atas seutas kawat besi. Kadang pula mereka harus bergelantungan dari satu tempat ketempat lain hanya memegang seutas tali. Ada pula yang memegang tongkat yang diatasnya ditaruh piring kemudian piringnya diputar dan “dijaga” supaya tidak jatuh. Kesemuanya itu memerlukan latihan demi latihan supaya mereka bisa memiliki kesimbangan di dalam melakukan atraksi demi atraksi. Demikian juga dalam kehidupan kita, perlu ada keseimbangan. Keseimbangan antara keinginan Roh dan keinginan daging, keseimbangan di dalam membagi waktu antara Tuhan, Keluarga, Pekerjaan dan Pelayanan, keseimbangan antara Cerdik dan Tulus (Matius 10:16), kesimbangan memakai dan memberi harta kita, keseimbangan dalam membagi dan kesimbangan-kesimbangan lainnya. Kesimbangan sangat diperlukan di dalam hidup ini, supaya kehidupan kita dapat berjalan dengan baik dan benar. Kita tidak bisa berat sebelah di dalam mengatur keseimbangan di dalam hidup kita (seorang pemain sirkus akan terjatuh, apabila dia berat sebelah/tidak seimbang). Jadi kita perlu kita atur supaya kehidupan kita seimbang dalam berbagai aspek kehidupan kita. Seperti pemian sirkus yang memerlukan latihan demi latihan supaya pada akhirnya dia mampu memiliki kesimbangan dalam atraksinya, demikian juga kita perlu latihan demi latihan supaya kita mampu memiliki keseimbangan di dalam hidup kita. Kesimbangan dalam hidup perlu dilatih dalam hal melihat, menghitung dan belajar dari segala sesuatu. Dalam hal melihat, kita perlu melihat kesempatan-kesempatan yang ada di sekeliling kita, banyak sekali kesempatan yang terbuang, karena kita “tidak melihat” dan “pura-pura tidak melihat” padahal kita diberi kemampuan oleh Tuhan untuk meliSELVIE SHANIKA SHAYANARITA (2) SHIENIA SIM YU ING SNS SONIA SM SRI MAYANGSARI SS STELLA TIARA STEPHANIE & JAN SEN SUGIANTO SUGIMAN SUGITO GUNAWAN SUKOWATI G SULI SURYANTO/YANTI TAN KIM HOAN TARIDA/R TENDY S & TINA THAN TJHAI PI THD THK THUNG ANNIE

TJHAN LILY TJHIN MEN KIAT TJIO KOEN GIOK TJIOE KWI NIO TJIONG LIM FU TJONG NYOEK MOY TK CHAYA ARU TN TRS TUTI MS UCHI TRIFOSA USMAN V20E VM VVV WH CILEDUG WILLIAM WIDJAYA F WIN & IIN YAKUB 14 YANTI PRAWIRA YAYA YKS B GAS YKVY YN 84

hat banyak hal termasuk kesempatan: kesempatan untuk berdoa, kesempatan untuk melayani, kesempatan untuk memberi, kesempatan untuk berbagi dan kesempatan – kesempatan lainnya, sehingga kita bisa memiliki keseimbangan di dalam hal-hal tersebut di atas. Kita juga perlu menghitung dalam menata keseimbangan hidup kita, menghitung waktu kita, menghitung kemampuan kita, menghitung apa yang bisa kita beri/bagi, menghitung kesempatan yang ada, menghitung kadar rohani kita, dan menghitung hal-hal lain dalam hidup kita. Belajar dari segala sesuatu adalah hal yang sangat penting dalam mengatur keseimbangan dalam hidup kita. Tidak ada pemain sirkus yang tidak pernah jatuh ketika berlatih, tidak ada anak yang tidak pernah terjatuh ketika belajar berjalan atau belajar mengendarai sepeda. Tetapi dari kejatuhan demi kejatuhan tersebut, mereka belajar dan belajar sampai mencapai suatu keseimbangan, sehingga pemain sirkus tidak terjatuh lagi ketika berakrobat dan seorang anak tidak terjatuh kembali ketika dia berjalan. Belajar dari segala sesuatu itulah kuncinya. Banyak hal yang perlu kita pelajari dan banyak hal yang bisa kita pelajari dalam hidup. Selamat memiliki kesimbangan di dalam hidup…. (I.R)

YONG YANTHI LEA YOU RAISE ME UP YSL YULI YUNG LIAN & LITJU SURYA WINGKING ZHEN AI VIA BANK ANDRI OH ANTO CHRISTINAWATI DAVIN PEDANA DAVINA BOENTARA DESY FRANSISKA DNL VNY SUOS ESTER SULIANAWATI ESTHER NOVIAN FEMMY WIJANTO HADI NUGROHO HO EDY SUSANTO HOYENI INDIRA NUGROHO

ITIONO DJAJADINATA JHONI SURYADI JINGKAN PERSADA JULIA DJAP JULIANA KHOE LUSIANA KURNIA HENKI RUSJA KWEE DJON MOY LYDIA MERRY TRISNA DEWI NASIH & KEL NATALIA SANJAYA NG VIVIKA NN NN NN NN ONG LIANAWATI (2) RIKA NOVAYANDA (2) RYAN THEODORE S TJITRO SISKA SRI KUMALANINGRUM SUGIANTO

HIKMAT BAGI PRIA

“Krisis tidak akan membentuk Karakter seorang Pria, Krisis hanya akan mengungkapkan siapa Pria itu sesungguhnya”. Kalau ingin melihat seorang Pria yang sebenarnya, jangan dilihat dari penampilan, bakat, atau mungkin kharismanya, karena semua itu dapat menipu kita. Tetapi lihatlah dalam kehidupannya sehari-hari, terutama ketika dia sedang menghadapi Krisis atau masalah. Itu sebabnya, Gereja yang sesungguhnya ada dalam kehidupan sehari-hari selama 24 jam dalam kehidupan kita. Gereja bukan berbicara hanya 2 jam pada hari minggu, tetapi dalam kehidupan sehari-hari, bagaimana seorang Imam dalam keluarga (pria) akan bertindak, mengambil keputusan, dan meresponi masalahmasalah yang terjadi. Ada ungkapan yang mengatakan kalau sebuah karung diisi gula pasir sampai penuh melimpah, kemudian ditekan dan sobek (bocor) di bawahnya, maka yang akan keluar adalah gula pasir. Tetapi, kalau karung itu diisi dengan sampah sampai penuh, kemudian ditekan dan sobek di bawahnya, maka yang akan keluar adalah sampah. Seperti Yusuf, seorang Pria Sejati yang mengalami krisis yang panjang dalam hidupnya. Dia dibentuk dalam krisis (masalah-masalah) hampir kira-kira 13 tahun lamanya, tetapi karena hatinya benar, maka dia muncul menjadi orang yang sesungguhnya di hadapan Tuhan, yaitu Pria yang benar. Masalah akan membuat kita menyadari bahwa tanpa Tuhan, kita tidak dapat berbuat apa-apa. Krisis akan menyingkirkan semua hal-hal yang tersembunyi dalam kehidupan kita (keangkuhan, egoisme, dll), sehingga kita akan muncul menjadi Pria yang sebenarnya, yaitu Pria yang membutuhkan Tuhan dan persekutuan dengan sesama kita. – Tim Pelayanan Pria Sejati CMN SUPODI EFFENDI SUSANTO SUHARLIE VERANY HADYANY WAHYONO SOETANTIO WW & SS YOHANES YULIANTY YULIRIA ZEBUA YUSUF BUDIMAN SYUKUR AMELIA BBN BONG KHIAN HIN (2) CHRISTABELLA DANIEL Y DARWIN TANAMAL GO FO MIMIWATI GRACE JNT HENDRIK & RIA HENKY T IMEY WS JAYADI WIDJAYA JEREMY AMATES

JO KIM TIE JONATHAN C KEL OBAJA KEL TN LIM A SIEN LS LYDIA NN (4) NN 0729 PENGKI DJAPRIJONO PRISKILLA/ANDREAS SITI FATIMAH TJIANG LIEM NIO TJIO MIN NIANG WENDY & YOLANDA YENNY DIAKONIA NN


MINGGU, 15 MARET 2009

HALAMAN 9

ALANGKAH INDAHNYA

Bila ketaatan kita serahkan, perkara yang indah terjadi. Kemustahilan akan berubah menjadi kenyataan, yang biasa menjadi luar biasa. Pergumulannya, di dalam setiap kita berdiam suatu kecenderungan untuk menolak menyerahkannya. Ambillah, kisah Yunus. Nabi yang sangat hebat, berani mengambil risiko besar demi memenuhi panggilannya (lih. II Raj. 14:25). Sesungguhnya sukses besar tengah menantinya, jika saja ia dapat mempertahankan pola hidup semacam itu. Tetapi kekonsistenan bukan ciri utama hidupnya. Tuhan menyerahkan tugas: "Pergilah ke Niniwe" (Yun. 1:1), yaitu untuk memaklumkan anugerah keselamatan kepada bangsa kafir itu. Tetapi bukannya ke Niniwe. Yunus malah mencoba pergi ke Tarsis, lari dari hadirat Tuhan (3:1). Akan terungkap, dia punya alasan untuk itu (bnd. 4:1, 2). Tetapi sadarkah kita, pengalaman nabi ini mudah sekali terulang dalam diri kita? Ketaatan kepada Tuhan memang tidak selalu terlihat sebagai pilihan paling menyenangkan. Misalnya jika menyangkut soal keuntungan materi, kenikmatan duniawi, atau demi kepentingan ego kita. Dalam situasi seperti itu, yang termudah adalah pergi mengikuti Yunus. Yang harus diingat, pemberontakan kepada kehendak Tuhan konsekuensinya bukannya tidak ada. Kita terkecoh, karena pelanggaran yang kita lakukan seolah tidak membawa dampak apa-apa; paling tidak, untuk jangka waktu tertentu. Waspada, sebab malapetaka itu datangnya jauh lebih cepat dari yang kita duga. Lihat Yunus; ikan raksasa menunggunya (1:17). Menggerakkan ikan untuk melaksanakan kehendak-Nya tidak sulit bagi Tuhan. Bukankah Ia pernah membuat keledai mengkhotbahi Bileam (Bil. 22:28)? Begitulah, bila Tuhan hendak mendisiplin hamba-Nya, alat-Nya tak terkira jumlahnya. Disiplin Tuhan dapat menyakitkan. Tentang hal ini, Yunus mengaku, masa pembinaan itu sama halnya dengan dijebloskan dalam jurang maut (2:1). Inilah pengalaman penuh derita dan linangan air mata, dan sangat menggodai untuk putus asa (2:4-6). Prestasi dan keberhasilan masa lalu tidak lagi punya arti; seluruh dunia

mencemoohnya. Terasing dari sesama, sepi, sendiri, tak seorang pun peduli (2:3). Pengalaman yang sama akan menimpa, bila kita berbuat hal yang sama dengan nabi itu. Syukurlah, Tuhan tidak pendendam. Ia tidak senang menyiksa; juga tidak bersuka cita melihat penderitaan kita. Semua diizinkan demi kebaikan. Untuk mengembalikan kita ke jalan yang seharusnya. Dari satu segi, untuk menolong kita melihat seriusnya konsekuensi kebebalan. Yang lebih penting, untuk melenturkan kekerasan kita, untuk menolong kita agar rela menaati kehendak-Nya. Persis, demikianlah yang terjadi dengan Yunus. Dalam sengsara ia memandang kepada Tuhan. Dengan itu, mampulah ia membuka telinga dan hatinya, dan kerelaan untuk menuruti kehendak Allah bertumbuh dari situ. Tuhan memberikan kesempatan kedua. Bagi Tuhan, kegagalan tidak secara otomatis berarti perampasan hak istimewa (3:1). Panggilan dan tugas yang sama kembali "ditawarkan" kepada nabi ini. Kehebatan Yunus terletak di sini. Ia segera belajar dari pengalaman hidupnya. Ketegaran hati segera diganti dengan ketaatan sejati. Sifat ini yang memilah hamba Tuhan sejati dan kebanyakan kita. Kita rajin mempelajari sejarah, tetapi hampir tidak pernah belajar dari sejarah. Hidup kita dipadati dengan perulangan dan pelipatgandaan kesalahan yang sama! Kita cepat merana karena kesalahan yang kita lakukan, tetapi sesegera kesulitan mereda, kita kembali lagi mengulangi dosa yang sama. Perhatikan sekarang, hebatnya berkat Tuhan manakala ketaatan diserahkan. Yunus masuk Niniwe; oleh khotbahnya seluruh kota ditunggangbalikkan. Pria-wanita, tua-muda, bahkan hewan piaraan (3:8-9) berbalik dari jalannya yang jahat, dan menyerahkan diri kepada Tuhan. Rahasianya? Karena Yunus pengkhotbah hebat? Bukan; hanya karena Tuhan. Bila menugasi, Tuhan juga mencukupi sarananya. Segala yang dibutuhkan agar hamba-Nya berhasil, disediakan. Bukan saja pekerjaan-Nya akan dapat diselesaikan, melainkan sukses besar; mukjizat terjadi. Dalam kisah Yunus, ironisnya justru

terletak di sini. Sukses besar tidak membuatnya bahagia, tetapi malah kecewa luar biasa (4:1). Rupanya dua alasan menjadi penyebabnya: pertama, orang Niniwe sangat jahat (1:2); kedua, mereka bukan bangsa pilihan. Nafsu daging dan egoisme masih menguasai hati nabi. Ia tidak mementingkan pengampunan, tetapi keadilan. Melihat Niniwe dihancurkan, daripada diselamatkan, lebih memuaskannya. Tetapi tidakkah kita pun sering tergoda oleh jebakan yang sama? Pikirkan sebentar, mereka yang pernah menyakiti, merugikan, atau menyebabkan kita sengsara. Atau, mereka yang pernah memfitnah anggota keluarga, sahabat dekat. Manakah yang lebih mudah, mendoakan, atau mengutuki? Lebih puas melihat mereka dihukum Tuhan sekeras-kerasnya, celaka dan sengsara? Permasalahan Yunus terungkap semakin nyata dalam peristiwa yang terjadi berikutnya. Ia murung, lalu menyendiri di gurun. Matahari naik menyengatnya, membuatnya amat sengsara. Tetapi Tuhan menunjukkan belas kasihan: Ia mengaruniakan sebatang pohon jarak untuk menaungi nabi ini. Yunus bersyukur dan bahagia sekali, sebab Tuhan memberkati (4:6). Tetapi Tuhan menguji lagi; pohon jarak itu layu, sengatan matahari menyiksa lagi. Berkat berhenti, maka syukur dan pujian meninggalkan nabi. Terungkap sudah, Hamba Tuhan itu terlalu egoistis. Konsentrasi pikirannya terpaut lekat kepada kepentingan pribadi, kelompok sendiri, dan apa saja yang berkaitan dengan diri sendiri. Doa, usaha, dan sumber daya penggunaannya terbatas kepada itu semua. Karena itu, orang Niniwe, orang lain, bangsa lain, yaitu mereka yang tidak punya kaitan dengan pembangunan kepentingan diri, tidak masuk dalam hitungan. Karena tidak peduli, nabi ini menolak menaati Tuhan. Kalaupun dalam hati, mungkin saja sering terbetik niat untuk melaksanakan kehendak-Nya. Pelajaran apa untuk kita? Secara negatif, kita patut berdoa agar Tuhan melindungi kita dari kekeliruan Yunus. Kiranya ketegaran hati mementingkan diri, sehingga menyebabkan kita menolak menaati perintahNya, tidak menguasai diri. Secara positif, ketaatan dapat dikembangkan bila pandangan kita disejajarkan dengan milik Tuhan. Artinya, perhatian harus berpusat bukan kepada diri, melainkan mereka yang kita layani. Mereka yang sesat, yang tengah menderita, yang jahat, dan yang tidak patut dikasihani, justru harus lebih menguasai hati kita dari pada kepentingan diri. Tidak dapat diragukan, penyesuaian seperti ini, banyak kali akan menuntun kepada kerelaan untuk berkorban dan penyangkalan diri. Tuntutannya kadang-kadang demikian besar, dan sangat "menyakitkan hati". Tetapi tidakkah Tuhan sendiri telah memberi teladan semacam ini bagi kita? Demi kita, Ia telah rela disiksa, diperlakukan tidak adil, bahkan disalibkan dan mati. Namun justru oleh itu semua, Ia berhasil memenangkan dunia. Kita pun punya kesempatan untuk berbuat yang sama. Bila ketaatan kita serahkan, bukan sesekali tetapi setiap hari, terjadinya mukjizat hanya soal waktu. Alangkah indahnya! Petrus Maryono


MINGGU, 15 MARET 2009

HALAMAN 10

Pekerjaan dan Keuangan Di dalam Matius 6:33 tertulis, "Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu." Kita sadar bahwa segala yang kita miliki di dunia hanyalah bersifat sementara. Rumah yang abadi adalah kerajaan surga. Selama kita menumpang di atas bumi ini, kita membutuhkan nafkah untuk bisa hidup. Untuk mendapatkan nafkah, kita harus bekerja. Namun, kita tidak boleh gila kerja (workaholic) hingga tidak punya waktu untuk bersekutu dengan Tuhan. Kita bekerja untuk hidup, bukan hidup untuk bekerja. Dalam 2 Tesalonika 3:10 dikatakan, "jika seseorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan." Waktu kosong adalah bantal empuk bagi Iblis. Daud jatuh ke dalam dosa ketika dia menganggur, sedangkan orang lain berperang. Bagaimana dengan Anda? Bekerja bukanlah dosa sebab perintah untuk bekerja sudah diberikan kepada Adam dan Hawa sebelum mereka jatuh ke dalam dosa. Namun kita harus hati-hati karena banyak dosa berangkat dari pekerjaan, apalagi jika kita bekerja dengan disertai hati yang tamak dan cinta uang. Tuhan berfirman bahwa akar segala kejahatan adalah cinta uang. Banyak orang menyiksa dirinya sendiri dengan berbagai duka dan menyimpang dari jalan kebenaran hanya untuk memburu uang. Kita harus mencukupkan diri dengan berkat yang ada. Bila kita hidup dengan hati merasa cukup, ada berkat besar yang akan kita rasakan dalam kehidupan ini. Mari kita menjadi orang yang selalu mengucap syukur dan tidak iri hati sebab sebetulnya orang yang kaya bukanlah orang yang memiliki banyak harta, melainkan orang yang memiliki sedikit keinginan. Jika kita hidup berpadan dengan apa yang ada, tentu kebahagiaan akan mengalir dalam hidup kita. Ada beberapa hal penting tentang pekerjaan dan keuangan, yaitu tentang berdagang, tentang membungakan uang, tentang suap dan komisi, dan tentang pajak. 1. Berdagang Bolehkah orang Kristen berdagang atau berjualan? Jawabannya tentu saja boleh. Berdagang berarti berjual-beli untuk mendapatkan keuntungan. Namun keuntungan tersebut harus diperoleh secara jujur, tidak dengan cara-cara duniawi, seperti berdusta atau menipu. Orang Kristen hanya hidup mengharapkan berkat Tuhan karena "jika bukan Tuhan yang membangun rumah, sia-sialah orang yang membangunnya; jikalau bukan Tuhan yang mengawal kota, sia-sialah pengawal berjagajaga" (Mazmur 127:1). Karena itu, dalam setiap usaha yang kita lakukan, kita harus mendahulukan norma kejujuran dan berdagang sesuai firman Allah. Sering kali banyak pedagang yang mengatakan bahwa mereka tidak mengambil untung dari jualannya. Sungguh tidak masuk akal bukan? Jika memang benar mereka tidak ambil untung, bagaimana usaha mereka bisa bertahan sekian lama. Padahal sebenarnya dibenarkan mengambil untung dari usaha kita, asal dilakukan de-

ngan sewajarnya dan jujur. Sayangnya banyak dari kita yang memegang prinsip bahwa kalau jujur itu hancur. Atau ungkapan lain: zamane zaman edan, sing ora edan ora keduman. Artinya, zaman ini zaman edan, yang tidak ikut edan, tidak mendapatkan bagian. Parahnya, banyak orang percaya yang mengikuti arus dunia ini. Namun kita semua diingatkan melalui Yeremia 17:11, "Seperti ayam hutan yang mengerami yang tidak ditelurkannya, demikianlah orang yang menggaruk kekayaan secara tidak halal, pada pertengahan usianya ia akan kehilangan semuanya, dan pada kesudahan usianya ia terkenal sebagai seorang bebal." Dengan kata lain, jika kita mendapatkan keuntungan dengan cara yang tidak halal, kita akan kehilangan se-

galanya, bahkan nama baik kita akan hancur. Sementara, "... orang yang hidup dalam kebenaran, yang berbicara dengan jujur, yang menolak untung hasil pemerasan, yang mengebaskan tangannya, supaya jangan menerima suap, yang menutup telinganya, supaya jangan mendengarkan rencana penumpahan darah, yang menutup matanya, supaya jangan melihat kejahatan, dialah seperti orang yang tinggal aman di tempat-tempat tinggi, bentengnya ialah kubu di atas bukit batu; rotinya disediakan air minumnya terjamin" (Yesaya 33:15-16). Jadi, Allah menjamin kehidupan orang yang hidup dalam kejujuran dan kebenaran. Dia akan memelihara kita. Nafkah orang beriman harus berasal dari berkat Tuhan, bukan dari kecurangan. Itu sebabnya, hindarkan diri Anda dari usaha/tindakan penipuan atau pencurian. Namun sebaliknya, mari kita tingkatkan kejujuran. Bersaing dengan sesama pedagang boleh-boleh saja karena pada dasarnya persaingan adalah salah satu pemicu untuk maju, tetapi harus dengan cara yang jujur dan sesuai dengan firman Tuhan.

uangmu kepadanya dengan meminta bunga, juga makananmu janganlah kauberikan dengan meminta riba." Firman Tuhan dengan jelas berkata kepada kita bahwa kita dilarang "makan bunga" dari saudara kita yang miskin dan terdesak yang meminjam uang untuk bisa makan. Allah mengajarkan kita untuk bermurah hati dan memberi kepada yang berkekurangan. Bahkan, dalam Perjanjian Lama diajarkan bahwa untuk setiap orang yang berutang dan tidak melunasi sampai pada tahun yang ketujuh, utangnya itu dianggap lunas. Lalu bagaimana jika meminjamkan uang untuk usaha atau berdagang sebagai modal? Boleh saja itu dilakukan, namun kita tidak boleh serakah atau berdiri sebagai lintah darat yang meminjamkan uang dengan bunga tinggi. Jika orientasi kita semata-mata hanyalah keuntungan sehingga menuntut bunga pinjaman yang tinggi, itu tidak dibenarkan. Semuanya harus dilakukan dengan sewajarnya dan jujur sebab dalam Mazmur 15:1, 5 tertulis, "Tuhan, siapa yang boleh menumpang dalam kemah-Mu? Siapa yang boleh diam di gunung-Mu yang kudus? ... yang tidak meminjamkan uangnya dengan makan riba dan tidak menerima suap melawan orang yang tak bersalah. Siapa yang berlaku demikian, tidak akan goyah selama-lamanya." Jadi yang diperkenankan tinggal dalam hadirat-Nya bukanlah orang yang meminjamkan uang dengan bunga, bukan rentenir. Menabung uang di bank dengan tujuan untuk mendapatkan bunga merupakan sesuatu yang wajar. Meminjam modal di bank untuk usaha juga merupakan hal yang wajar. Namun kita tetap harus berhati-hati, jangan sampai spekulasi usaha kita terlalu tinggi dan meleset, alih-alih mengembalikan modal, kita malah berutang. Bagaimanapun, berutang bukanlah pola hidup orang Kristen yang sesuai dengan firman Tuhan. Sedapat mungkin, kita menghindarkan diri dari usaha membungakan uang. Jika ada orang yang lapar atau kesulitan di sekitar kita, kita justru harus membantu mereka, bukannya menjerumuskan mereka dalam utang yang melilit. Seandainya memang mereka meminjam uang kepada kita untuk modal usaha, lebih baik menggunakan sistem bagi hasil daripada membungakan uang yang dipinjam. Kita memang boleh mendapatkan keuntungan dari uang yang kita pinjamkan sebagai modal, namun persentasenya harus wajar dan tidak berlebihan. Yang paling aman, arahkan rekan kita agar meminjam uang untuk usaha dari bank bukan dari perorangan.

2. Membungakan uang Imamat 25:35-37 menulis, "Apabila saudaramu jatuh miskin, sehingga tidak sanggup bertahan di antaramu, maka engkau harus menyokong dia sebagai orang asing dan pendatang, supaya ia dapat hidup di antaramu. Janganlah engkau mengambil bunga uang atau riba dari padanya, melainkan engkau harus takut akan Allahmu, supaya saudaramu dapat hidup di antaramu. Janganlah engkau memberi

3. Suap dan komisi Negara kita dikenal sebagai negara yang mempunyai banyak uang "siluman". Dalam pengurusan administrasi di berbagai instansi, suap-menyuap ibarat makanan sehari-hari. Jika tidak ada uang suap atau komisi atau pelicin, masalah akan menjadi bertele-tele dan tidak cepat selesai. Kata suap memang berkonotasi negatif, yaitu pemberian atau hadiah baik berupa barang atau uang yang diberikan


MINGGU, 15 MARET 2009 dengan hati yang tidak tulus, tamak, dan curang. Suap diberikan dengan maksud yang salah, misalnya untuk mendapatkan keuntungan yang jelas bertentangan dengan hukum yang berlaku. Seolah-olah dengan uang, peraturan dan hukum bisa dilanggar, dibekukan, dan diubah, bahkan kebenaran yang sesungguhnya diputarbalikkan. Praktik seperti ini jelas bertentangan dengan Alkitab. Melalui Ulangan 16:19, kita diingatkan, "Janganlah memutarbalikkan keadilan, janganlah memandang bulu dan janganlah menerima suap, sebab suap membuat buta mata orang-orang bijaksana dan memutarbalikkan perkataan orang-orang yang benar." Demikian pula dalam Amsal 15:27, "Siapa loba akan keuntungan gelap, mengacaukan rumah tangganya, tetapi siapa membenci suap akan hidup." Memberi hadiah atas prestasi kerja seseorang adalah hal yang baik. Ketika ada orang yang telah menolong dan membantu dengan tulus, biasanya hati kita tergerak untuk memberinya uang sebagai tanda terima kasih atau yang sering kita kenal sebagai uang lelah. Namun bila kita memberikan uang atas perbuatan orang lain yang tidak jujur, itu adalah dosa. Misalnya, orang ingin menyelundupkan barang ilegal atau barang-barang yang seharusnya dikenai pajak. Untuk melancarkan usahanya itu, dia menyuap oknum yang berkepentingan supaya barang tersebut tidak terkena pajak. Hal ini tidak dibenarkan karena sama saja dengan serakah. Namun, terkadang kita dihadapkan pada sebuah situasi yang sulit. Di lapangan terkadang kita dipaksa untuk memberi uang padahal dalam prosedur yang benar, tidak ada keharusan. Jika kita tidak memberi, urusan kita akan dipersulit atau diperpanjang. Dalam hal ini kita tidak bisa dikatakan menyuap (memberi uang untuk memperlicin supaya yang tidak boleh menjadi boleh), tetapi kita hanyalah salah satu korban dari sistem yang ada. Praktik-praktik semacam ini sudah merajalela dan menjadi rahasia umum. Sebagai korban, kita memang tidak bisa mengubah atau memperbaikinya seorang diri. Dalam kasus semacam ini, kita tidak berhadapan dengan individu, tetapi dengan sistem yang bobrok yang perlu mendapatkan pencerahan dan perubahan dari Tuhan. Yang perlu kita lakukan adalah berdoa supaya Tuhan melakukan perubahan yang radikal terhadap sistem di negara kita melalui tangan para pemimpin dan orang-orang yang terlibat di dalamnya, dan akhirnya sampai ke kita yang juga harus mengikuti prosedur yang benar. Suatu survei yang dilansir dalam suatu artikel menyebutkan bahwa di Singapura, di antara 10 orang, ada 9 orang yang termasuk kategori jujur. Artinya hanya ada 1 orang yang tidak jujur. Negara kita yang notabene lebih besar, kebalikannya. Di antara 10 orang, ada 9 orang yang tidak jujur. Artinya hanya ada 1 orang yang jujur. Ironis bukan? Termasuk golongan yang manakah Anda? Termasuk yang 9 orang tidak jujur atau 1 orang jujur? Menjadi "yang berbeda" di antara "yang mayoritas" memang tidak mudah, tetapi kita harus tetap berdoa agar Tuhan hadir dan memperbarui hati kita dengan kejujuran. Jika kita tidak bisa mengubah orang lain untuk

HALAMAN 11 menjadi jujur, kita bisa membuat perubahan dengan memulainya dari diri sendiri, yaitu dengan selalu berlaku jujur. 4. Pajak Warga negara yang baik tentu taat pajak (membayar pajak tepat waktu dan jumlahnya sesuai dengan yang seharusnya dibayarkan). Pajak yang dibayarkan oleh rakyat digunakan pemerintah untuk memperbaiki dan melengkapi sarana prasarana umum yang digunakan oleh rakyat, seperti jalan, sekolah, puskesmas dan rumah sakit.

Pajak juga dapat digunakan untuk mendukung kesejahteraan rakyat, misalnya sekolah gratis bagi yang membutuhkan, tunjangan untuk orang-orang lanjut usia (lansia), penyediaan lapangan kerja, dan beasiswa untuk pelajar atau mahasiswa yang membutuhkan. Idealnya memang seperti itu. Namun, kondisi negara kita memang bisa dikatakan masih jauh dari ideal. Banyak warga negara yang tidak taat pajak. Tidak taat pajak bisa berarti membayar tidak sesuai jumlah yang seharusnya, membayar tidak tepat waktu, atau bahkan tidak membayar sama sekali. Apakah tindakan seperti ini dibenarkan? Hal membayar pajak telah difirmankan Tuhan dalam Roma 13:7, "Bayarlah kepada semua orang apa yang harus kamu bayar: pajak kepada orang yang berhak menerima pajak, cukai kepada orang yang berhak menerima cukai; rasa takut kepada orang yang berhak menerima rasa takut dan hormat kepada orang yang berhak menerima hormat." Kita kadang-kadang melihat orang yang menghindari pajak dengan menyuap petugasnya. Tindakan seperti ini jelas dosa. Setiap wajib pajak ingin mendapat harga yang serendah-rendahnya, sedangkan petugasnya menginginkan pajak yang setinggi-tingginya. Dari sinilah berangkat praktik-praktik curang perihal pembayaran pajak, baik oleh pembayar pajak maupun oleh petugas pajak. Di Alkitab, ada cerita tentang seorang petugas pajak bernama Zakheus. Zakheus dikatakan sering memungut pajak lebih besar dari yang seharusnya dan itu digunakan untuk kepentingan pribadi. Ketika dia bertobat, dia mengganti bahkan 4 kali lipat kepada orang yang pernah dirugikannya. Dari kisah ini, kita bisa memprediksi betapa besar keuntungan yang diambil Zakheus sebagai petugas pajak. Perbuatannya sungguh menyengsarakan rakyat, apalagi dia menggunakan uangnya untuk kepentingan pribadi. Memang tidak kita pungkiri, terkadang ada petugas atau pejabat pajak yang menyalahgunakan jabatan dan wewenangnya untuk memperkaya diri dan mempersulit orang lain. Dari sinilah muncul praktik-praktik uang semir atau pelicin. Pajak yang harus dibayarkan menjadi le-

bih tinggi dari yang seharusnya. Dalam Matius 22:21 dituliskan, "Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah." Setiap kali saya bepergian dengan pesawat terbang, saat di bandara, saya biasanya membayar fiscal Rp.1 juta rupiah. Namun, ada orang yang menawari fiscal yang lebih murah dengan harga Rp.600 ribu atau Rp.800 ribu. Suatu kali, saya menanyakan hal itu kepada petugas tiket. Namun petugas tersebut tidak tahu. Menurutnya, kemungkinan ada kerjasama dengan "orang dalam". Namun saya tidak menerima tawaran itu. Saya tetap mengikuti prosedur yang ada, meskipun harus membayar Rp.l juta. Saya tidak mau orang-orang yang tidak bertanggung jawab memperalat masyarakat. Cerita ini hanya sebagian kecil contoh "politik uang" di sekitar kita. Sekarang ini bahkan, untuk membuka usaha kecil-kecilan pun sulit karena prosedur yang terlalu panjang dan berbelit-belit. Kita harus selalu berdoa agar sistem yang sudah rusak di negara kita ini diperbarui dan agar bangsa kita menjadi bangsa yang maju. Meskipun praktik-praktik "politik uang" merajalela di sekitar kita, tidak seharusnya kita ikut-ikutan dalam arus tersebut. Dalam Keluaran 23:2 dikatakan, "Janganlah engkau turut-turut kebanyakan orang melakukan kejahatan, dan dalam memberikan kesaksian mengenai sesuatu perkara janganlah engkau turut-turut kebanyakan orang membelokkan hukum." Jangan sampai kita ikut-ikutan golongan mayoritas yang membelokkan hukum hanya untuk kepentingan pribadi. Memang tidak salah kita berjuang agar bisa membayar pajak seringan mungkin, namun harus tetap sesuai dengan prosedur yang benar dan wajar. Artinya, kita tidak perlu membayar biaya lain-lain yang tidak sesuai ketentuan. Kita juga harus cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati. Artinya kita memang harus membayar pajak kepada yang berhak menerimanya sesuai ketentuan yang telah ditetapkan, namun kita jangan sampai (jangan mau) menjadi "mangsa" orang yang memanfaatkan jabatannya untuk kepentingan pribadi. Memang sulit mewujudkannya, namun kita bisa memulainya dari diri kita sendiri dengan tetap memohon pertolongan dan penyertaan Tuhan. Kolose 1:9-10 menyebutkan, "Sebab itu sejak waktu kami mendengarnya, kami tiada berhenti-henti berdoa untuk kamu. Kami meminta, supaya kamu menerima segala hikmat dan pengertian yang benar, untuk mengetahui kehendak Tuhan dengan sempurna, sehingga hidupmu layak di hadapan-Nya serta berkenan kepada-Nya dalam segala hal, dan kamu memberi buah dalam segala pekerjaan yang baik dan bertumbuh dalam pengetahuan yang benar tentang Allah." Kita perlu meminta kepada Allah kehendak yang sempurna sehingga kita hidup berkenan kepada-Nya dalam hal berdagang, berhubungan dengan orang lain, keuangan, bahkan dalam kehidupan sehari-hari. Jika kita mengetahui kehendak Allah yang sempurna, kita bisa menyenangkan hati-Nya, bahkan kita bisa menjadi terang di tengah kegelapan. Rubin Adi


MINGGU, 15 MARET 2009

HALAMAN 12

MEMPERDALAM RELASI DENGAN ALLAH Salah satu hal yang membuat kita tidak mengenal Allah secara mendalam adalah kita tidak terlalu berani mempercayai janjiNya untuk memikul beban-beban kita. Mengenal Allah dengan kesadaran tentang realitas pribadi yang otentik tidak sekadar melibatkan pembelajaran. Pengenalan itu melibatkan perjalanan bersama Dia melewati api tanpa terbakar. Pengenalan itu berarti tidak hancur di bawah beban yang menekan karena Ia memikulnya untuk Anda di sisi Anda. Lalu, jika demikian, apakah yang dipikul-Nya? 1. Allah Telah Memikul Dosa-dosa Kita Yesaya 53:11, "Oleh hikmatnya Hamba-Ku, orang yang benar itu, membuat banyak orang dibenarkan, dan ia akan memikul kejahatan mereka”. Ibrani 9:28, "Kristus, hanya satu kali saja mengorbankan diri-Nya untuk menanggung dosa banyak orang”. 1 Petrus 2:24, "Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib." Mempercayai hal ini dan mengalami efeknya yang memerdekakan merupakan hal yang krusial untuk kehidupan saat ini. Perasaan-perasaan bersalah tidak dapat menguasai! Hal itu juga krusial untuk saat kematian kita. Sengat maut adalah dosa, tetapi syukur kepada Allah, sengat itu sudah dicabut. Juga krusial untuk sukacita yang abadi. Karya Kristus dalam menanggung dosa menghasilkan kepastian bahwa kita akan menerima kompensasi yang tidak ada habisnya untuk setiap hal yang kita sebut sebagai "kerugian" dalam hidup yang diperoleh karena kasih Allah yang rela berkorban ini. Keyakinan ini merupakan fondasi untuk mengenal Allah. 2. Allah Berjanji Memikul Kekuatiran Kita 1 Petrus 5:7, "[Serahkanlah] segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu." Kata "serahkanlah" (cast) ini hanya muncul satu kali lagi dalam Lukas 19:35, saat para murid mengalasi (meletakkan di atas) keledai yang akan ditunggangi oleh Yesus dengan jubah mereka. Kekuatiran-kekuatiran apakah yang Allah ingin pikul dari punggung kita dan berusaha memikulnya untuk kita? Segala macam. Misalnya, kekuatiran-kekuatiran tentang kebutuhan-kebutuhan hidup (Filipi 4:4-7), ketidakberhargaan (Yesaya 55:11), kelemahan (2 Korintus 12:9), keputusankeputusan (Mazmur 32:8), orang-orang yang melawan (Roma 8:31), kemalangan (Mazmur 34:20; Roma 5:3-5), masa tua (Yesaya 46:4), kematian (Roma 14:7-9) dan ketidakmampuan untuk bertahan sampai akhir (Filipi 1:6; Ibrani 7:25). Ketika George Miiller ditanya bagaimana ia bisa begitu tenang menghadapi hari yang sangat padat dengan begitu banyak ketidakpastian dalam panti asuhannya, ia memberikan jawaban seperti ini, "Saya mencurahkan enampuluh hal kepada Tuhan pagi ini." Ketika Hudson Taylor diberitahu bahwa para misionari yang dipimpinnya sedang mengalami masalah, tidak lama kemudian ia terdengar bersiul kidung favoritnya, "Jesus, l am Resting, Resting in the Joy of What Thou Art."

5. Allah Berjanji untuk Memikul Anda— Seumur Hidup Anda Yesaya 46:3-4, "Dengarkanlah Aku, hai kaum keturunan Yakub, hai semua orang yang masih tinggal dari keturuan Israel, hai orang-orang yang Kudukung sejak dari kandungan, hai orang-orang yang Kujunjung sejak dari rahim; sampai masa tuamu Aku tetap Dia dan sampai masa putih rambutmu Aku menggendong kamu. Aku telah menjadikan, dan Aku akan menanggung; Aku telah memikul dan akan menyelamatkan" (RSV). (Lihat Keluaran 19:4; Mazmur 18:35; 94:18.) Kehidupan Kristen adalah kehidupan yang sedang dipikul dari awal sampai akhir. Kita bekerja. Namun bukan kita yang bekerja, melainkan Allah yang bekerja di dalam kita (1 Korintus 15:10).

3. Allah Berjanji Memikul Beban-beban Kita Mazmur 55:23, "Serahkanlah kuatirmu kepada TUHAN, maka Ia akan memelihara engkau! tidak untuk selama-lamanya dibiarkan-Nya orang benar itu goyah." Kata untuk "kuatir" (burden) di sini adalah situasi (lot). Bagaimana situasi dalam hidup Anda hari ini? Kondisi apakah yang sedang Anda alami dalam pemeliharaan Allah? Pada akhirnya, semuanya ini adalah dari Tuhan. Dan Ia akan memikulnya untuk Anda. Hal itu tidak dimaksudkan untuk menghancurkan Anda atau menyeret Anda, melainkan untuk menguji apakah Anda percaya bahwa Allah akan memikulnya untuk Anda. (Lihat juga Mazmur 16:5; 63:9). Bagi Amy Carmichael, "situasi" yang dihadapi adalah keadaan melajang. Ada beberapa kesempatan untuk meninggalkan situasi itu dan memulai "kehidupan yang lain." Tetapi ia mendengar suara di dalam batinnya, Tidak, tidak, tidak. Ia menyerahkannya kepada Tuhan dan Tuhan memikulnya untuknya dan menjadikan dirinya berbuah banyak dan dipenuhi sukacita.

Kesimpulan Jadi, datanglah kepada-Nya, hai kamu semua yang letih lesu dan berbeban berat, dan dapatkanlah kelegaan untuk jiwa Anda. Perdalamlah hubungan Anda dengan Allah dan kenallah Dia dengan lebih baik, dengan lebih berani mempercayai janjiNya untuk memikul Anda dan seluruh kekhawatiran Anda. Bapa, terima kasih karena Engkau giat untuk menjadi kekuatan kami. Kami mencintai hasrat-Mu untuk menunjukkan kebesaran-Mu dengan melayani kami dan bukan dilayani oleh kami. Kami sangat senang membesarkan kekuatan-Mu dengan menyerahkan beban kami kepadaMU. Ya Bapa, tolong kami untuk menjadi seperti anak-anak. Tolong kami untuk tidak menjadi gusar pada kenyataan bahwa kami membutuhkan Engkau. Tolong kami untuk percaya bahwa kuasa-Mu yang sangat besar diberikan kepada kami dalam KristusYesus. Karena itu, buatlah kami menjadi sungguh-sungguh berani untuk berjuang demi kasih Melalui Kristus kami berdoa. Amin. John Piper

4. Allah Berjanji untuk Membela Perkara Kita 1 Petrus 2:23, "Ketika Ia dicaci maki, [Yesus] tidak membalas dengan mencaci maki; ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam, tetapi terus-menerus menyerahkannya kepada Dia, yang menghakimi dengan adil" (terjemahan penulis). Dalam hampir setiap relasi kehidupan, Anda akan diperlakukan secara tidak adil. "Yesus tidak pernah menyuruh kita untuk bertarung demi keadilan" (George Otis, Jr.). Bagaimana Anda bisa tidak menyimpan kepahitan? Dengan mengizinkan Allah membela perkara Anda dan membuat perhitungan entah di atas kayu salib atau di dalam neraka. Petrus berkata bahwa Yesus menghadapi kejahatan yang dilakukan terhadap-Nya dengan "menyerahkannya" kepada Allah yang akan menghakimi segala sesuatu dengan adil. “Pembalasan adalah hak-Ku, Aku akan menuntut pembalasan” (Romal2:19). Percayakan hal itu kepada-Nya. Bersiaplah untuk diperlakukan secara tidak adil, entah oleh seseorang yang menyerobot ke dalam antrian di depan Anda atau memberikan kesaksian palsu dalam pengadilan terakhir dalam hidup Anda.

Malas Bangun Pada suatu hari Minggu, seorang ibu sudah bersiap-siap untuk pergi ke gereja, tetapi dia melihat Adi, anaknya, malah belum bangun. Segera saja sang. ibu membangunkan Adi. "Ayo, cepat bangun, nanti kamu terlambat ke gereja," kata ibunya sambil mengguncang-guncangkan tubuh Adi. "Saya nggak mau ke gereja," kata Adi dengan suara enggan sambil membenamkan wajahnya ke dalam bantal. "Kamu harus pergi ke gereja, Nak,"desak ibunya. "Tidak, saya tidak mau pergi ke gereja. Saya beri dua alasannya mengapa saya tidak mau ke gereja. Pertama, karena orang-orang tidak menyukai saya. Kedua, karena saya tidak menyukai mereka," kata Adi. Sang ibu lalu duduk di samping ranjang sambil memegangi bahu Adi. "Ibu beri alasan mengapa kamu harus pergi ke gereja. Pertama, karena kamu.sudah dewasa. Usiamu sudah 35 tahun. Kedua, karena kamu adalah pendeta mereka." e-HUMOR


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.