Warta Jemaat GPIA Immanuel, 29 Maret 2009

Page 1



MINGGU, 29 MARET 2009

CV AJB Rp 5.000.000,00 Hengky Halim Rp 2.000.000,00 One two six Rp 50.000,00 Vanessa Rp 300.000,00 -----------------------------------------------------Jumlah Persembahan Rp 7.350.000,00 ===============================

Persembahan untuk Paskah HB

Rp

HALAMAN 3

Perjamuan Kudus Pada hari Minggu mendatang, 5 April, ibadah kita di Perniagaan akan disertai dengan Sakramen Perjamuan Kudus. Dan Minggu selanjutnya, 12 April akan diadakan di Taman Duta Mas. Demikian untuk diketahui. Bawalah dalam doa syafaat kita bagi kesembuhan saudara/i kita seiman yang kini sedang mengalami sakit, yaitu: # Gunawan Wibisono - RS Pertamina # Juliana - RS Pluit # Oey Loan Nio # Debby Lukito # Steven

500.000,Sebagai pengucapan syukur atas kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, maka akan diadakan persekutuan doa syukur, yaitu: # 7 April di rumah kel. Lidia Taman Kencana

DOA PUASA Dihimbau kepada jemaat untuk mengadakan Doa Puasa Massal, pada hari Kamis, 9 April untuk merenungkan penderitaan Kristus saat-saat menghadapi penyaliban.

HADIRILAH!!!!!!!!! IBADAH MALAM GETSEMANI Kamis, 9 APRIL pukul 18.30 wib di GPIA Perniagaan Malam Getsemani adalah malam terakhir sebelum penyaliban Kristus Yesus. Marilah kita bersama-sama bersekutu, mengenang kembali bagaimana pergumulan doa-Nya di Taman Getsemani dan bersyukur atas kasih serta pengorbanan Kristus.

DILIBURKAN Untuk satu kali ibadah Doa Malam, Kamis, 9 April dan Doa Puasa, Sabtu, 11 April diliburkan karena adanya ibadah Paskah. Tuhan memberkati.

IBADAH JUMAT AGUNG Jumat, 10 APRIL disertai dengan Perjamuan Kudus PERNIAGAAN (Pk. 07.00 , 10.00 & 17.00 wib) DUTA MAS (Pk. 08.00, 10.00, 17.00 wib) IBADAH PASKAH Minggu, 12 APRIL a GABUNGAN (Pk. 06.00 wib & Pk. 09.00 wib) a Pkl. 12.00 wib Baptisan Air di Gereja Taman Duta Mas Sabtu, 11 April a Pkl. 10.00 wib - Tunas Remaja di Gereja Taman Duta Mas a Pkl. 10.00 wib - Sekolah Minggu di Aula Taman Duta Mas a Pkl. 18.30 wib - Paskah Pemuda/Remaja

CAMP PENGURUS GPIA MEN'S COMMUNITY (GMC) 21 - 22 MARET 2009 TEAM PRAISE & WORSHIP PERNIAGAAN, efektif per 1 April Team Glory Haleluya Shalom Shekinah Leader Ferry Obaja Dahlia Anto Anggota Bintang Michael T. Anna Edward Hendry Rudy Olivia Tony Ang Esther Betty Sari Yohanes Lolo Fenny Yovanie Cing Cing Margaret Joice Julius Christinawati Rani Novi Philip Grace Stella Susanti Tjandra W. Rika Thai Thai Susilawati Yudi Yenita


MINGGU, 29 MARET 2009

HALAMAN 4

YEHEZKIEL UTUSAN ALLAH Yehezkiel adalah nabi yang hidup di tengah-tengah bangsa Israel, yang berada dalam pembuangan di Babilon. Pada waktu itu ia sedang bersenang-senang secara pribadi dan ia tidak mau mempedulikan keadaan bangsanya yang sedang dalam penderitaan. Tetapi Tuhan memilihnya dan memanggilnya untuk melaksanakan pekerjaanNya. Yehezkiel begitu gembira karena Tuhan berbicara kepadanya. Dalam Yeh 2:1-10 ia melaporkan pengalamannya bertemu dengan Tuhan. "FirmanNya kepadaku: 'Hai anak manusia, bangunlah dan berdiri, karena Aku hendak berbicara dengan engkau." (Yeh 2:1) Mengapa Yehezkiel tidak dipanggil dengan namanya seperti Samuel, "Samuel, Samuel!" Mengapa ia hanya disebut 'Hai, anak manusia!'? Karena Tuhan ingin mengingatkan Yehezkiel bahwa ia juga manusia yang mempunyai tanggung jawab atas manusia lain. Sebelumnya ia seorang yang tidak peduli dengan keadaan orang lain, tetapi di sini Tuhan ingin mengingatkan tanggung jawabnya atas orang lain. Karena itu firman Tuhan ini juga berlaku bagi setiap orang yang merasa dirinya manusia. Kalau saudara merasa sebagai keturunan Darwin, yang nenek moyangnya ada di Ragunan, firman Tuhan ini tidak berlaku bagi saudara. Tetapi kalau saudara merasa sebagai manusia, maka firman ini juga untuk saudara. "Hai anak manusia, bangunlah dan berdiri, karena Aku ingin berbicara dengan engkau." Tuhan ingin berbicara kepada Yehezkiel tetapi ada satu syarat, yaitu 'bangunlah'. Tuhan tidak akan berbicara dengan orang yang tidur. Tuhan tidak akan berbicara dengan orang yang duduk-duduk santai, tetapi Ia mau berbicara kepada orang yang bangun dan berdiri. Saudara bayangkan kalau seorang prajurit sedang berbicara dengan atasannya, ia selalu berdiri dengan sikap sempurna, bangun dan berdiri. Karena itu, saat ini, kalau saudara ingin Tuhan berbicara kepada saudara, bangunlah dari rohanimu yang tidur dan berdirilah dengan sikap siap menerima perintahNya. Hanya kepada orang yang bersikap seperti ini Allah mau berbicara. Sudah siapkah saudara mendengar suaraNya? Banyak orang Kristen yang membaca Alkitab tetapi tidak merasakan bahwa Allah sedang berbicara kepadanya secara pribadi, karena ia tidak dalam sikap bangun dan berdiri. Saya tidak menyarankan kepada saudara untuk berdiri setiap kali membaca Alkitab. Tetapi sikap hati dan sikap hidup saudara yang bangun dan berdiri. Kalau saudara belum siap bangun dan berdiri, Tuhan belum akan mengutus saudara. Ketika Yehezkiel bertemu Tuhan, roh yang menghidupkan itu dikembalikan kepadanya. "Sementara Ia berbicara dengan aku, kembalilah rohku ke dalam aku dan ditegakkan-nyalah aku." (Yeh 2:2) Roh yang hilang pada waktu Adam jatuh ke dalam dosa, dikembalikan lagi. Dan roh itu menegakkan imannya kembali. Saudara, kalau bukan oleh karena Roh Kudus maka iman kita tidak akan bertahan. Sau-

dara akan bertahan dengan pengetahuan saudara? Tidak bisa! Saudara mau bertahan dengan banyak berpuasa dan berdoa? Itupun tidak bisa! Tetapi hanya dengan kekuatan Roh Kudus, saudara dapat dikuatkan dan ditegakkan. Siapakah yang dapat terus bertahan dengan kekuatannya sendiri? Tidak ada! Suatu kali saudara akan merasa lemah dan tidak dapat berbuat apa-apa. Pada waktu saudara berkumpul bersama dan menyanyi ramai-ramai) saudara merasa kuat. Tetapi pada waktu sendiri, di situlah pergumulan saudara yang sebenarnya, di situ akan terbukti apakah saudara akan tetap bertahan dalam iman saudara. Setiap orang membutuhkan Roh Kudus supaya kuat. Kebutuhan ini bukan hanya untuk orang Pantekosta atau orang kharismatik saja, tetapi untuk semua orang percaya. Karena itu saudara juga perlu menerima kuasa Roh Kudus itu. Ketika Yehezkiel bertemu dengan Allah, ia merasa senang sekali dan mungkin merasa sedikit sombong rohani karena Allah berbicara kepadanya secara pribadi. Beberapa hamba Tuhan, yang mendapat karunia dari Tuhan, sering merasa lebih hebat daripada yang lain. Tetapi Tuhan tidak berhenti sampai di situ. Setiap pertemuan dengan Tuhan pasti ada akibatnya. Dalam Yeh 2:3 Tuhan berfirman "Hai anak manusia, Aku mengutus engkau!" Yehezkiel yang dulunya merasa bangga karena Allah sudah berbicara dengannya, sekarang diberi satu tugas khusus. Kalau saudara mendapat satu karunia surgawi, itu berarti bahwa Allah mempunyai satu maksud untuk mengutus saudara kepada orang berdosa, bukan untuk sok-sokan. Allah memberikan karuniaNya untuk memperlengkapi saudara bagi tugas pelayanan supaya saudara berjalan dengan kuat kuasaNya. Ketika diutus Yehezkiel menurut saja karena merasa akan diutus ke daerah yang basah. Rupanya bukan hanya tukang pajak saja yang kenal daerah basah, tetapi juga hamba-hamba Tuhan. Karena itu Yehezkiel merasa senang. "Tuhan mengutus saya. Tidak apa-apa. Saya jadi utusan Tuhan, saya senang." Tetapi Yehezkiel mera-

sa sangat terkejut ketika Tuhan meneruskan firmanNya, "Aku mengutus engkau kepada bangsa Israel, kepada bangsa pemberontak yang telah memberontak melawan Aku." Yehezkiel berpikir-pikir dan bergumul dalam hatinya, "Allah saja dilawan, apalagi aku." Dia merasa sangat susah dan ingin tawar-menawar dengan Tuhan. Ia berpikir-pikir, "Aku diutus kepada bangsa pemberontak, tidak apa-apa asal caranya, pendekatannya dan komunikasinya terserah kepadaku. Nah demi toleransi dan demi keselamatan jiwaku, aku tidak akan berkata apa-apa. Aku hanya mau menunjukkan sikap hidupku yang taat kepada Allah; tidak mencuri, tidak membunuh, tidak berdusta, pergi berbakti ke bait Allah, ya cukup begitu saja. Aku tidak mau cerita macam-macam, nanti berbahaya." Tetapi Tuhan tahu isi hatinya. Allah tahu jalan pikirannya, sehingga dalam ayat 4 Ia berfirman "Aku mengutus engkau dan harus kaukatakan kepada mereka: Beginilah firman Tuhan Allah." Wah, rupanya tidak cukup hanya bersaksi melalui hidupnya saja, tetapi juga harus berkata tentang firman Tuhan. Yehezkiel merasa bingung dan berbantah dengan Tuhan lagi dalam hatinya, "Ya, Tuhan. Aku mau berbicara kepada mereka tentang firmanMu. Tetapi hanya kepada orang yang mau mendengar saja. Bagi orang yang tidak mau mendengar, aku tidak usah berbicara apa-apa." Sekali lagi Tuhan dapat membaca pikirannya sehingga dalam ayat 5 Ia meneruskan firmanNya, “Berbicaralah kepada mereka yang mau mendengarkan maupun yang tidak, supaya mereka mengetahui bahwa ada nabi di tengah-tengah mereka." Tugas seorang nabi adalah membongkar dosa dan menunjukkan dosa seseorang. Sekarang banyak hamba Tuhan yang tidak mau membongkar dosa. Pada waktu menyampaikan firman Tuhan ia melihat dulu siapa yang hadir. Kalau yang hadir seorang rentenir, maka ia tidak akan berbicara tentang rentenir. Kalau yang hadir seorang yang senang pergi ke night club, ia tidak mau menyinggung-nyinggung tentang night club. Kalau jemaatnya pengusaha tembakau, ia tidak mau membicarakan tentang rokok. Jadi dalam berkotbah, ia melihat dulu siapa yang hadir. Tetapi Tuhan menegaskan dalam firmanNya bahwa bangsa ini harus tahu, ada seorang nabi di tengah-tengah mereka. Yehezkiel merasa sangat takut dan merasa menyesal telah bertemu dengan Tuhan. "Kalau tahu bakal begini, aku tidak mau bertemu dengan Tuhan." Firman Tuhan ini bukan hanya bagi Yehezkiel saja, tetapi bagi semua orang yang mendengar firmanNya karena Ia berfirman, "Hai anak manusia!" Ketika Yehezkiel dalam kecemasan dan ketakutan, Tuhan berfirman, "Janganlah takut melihat mereka maupun mendengarkan kata-katanya, biarpun engkau di tengah-tengah onak dan duri dan engkau tinggal dekat kalajengking. Janganlah takut!" Allahlah yang menjamin. Bukan manusia! Kalau manusia, ia akan lari kalau melihat bahaya sedang mengancamnya. Yang menjamin Tuhan sendiri. Onak dan duri itu diam. Kalau kita menginjaknya, yang salah itu kita, karena kurang berhati-hati. Onak dan duri dapat di-


MINGGU, 29 MARET 2009

HALAMAN 5

hindarkan. Lain halnya dengan kalajengking, ia tidak diam, tetapi berjalan ke sana kemari untuk mencari mangsa, la menggigit orang-orang dan lari. Ia memfitnah sana sini kemudian lari. Kalajengking itu berbisa mulutnya karena ia senang menyengat. Saudara, hati-hati! Jangan mau menjadi kalajengking yang menyengat orangorang dengan perkataanmu. Tuhan menjamin utusanNya dalam keadaan apapun. Tetapi karena merasa tugasnya sangat berat dan penuh resiko, Yehezkiel bermaksud untuk mengundurkan diri. Ia mau lari dari tanggung jawab. Tetapi sebelum ia lari, Allah berfirman kepadanya, "Hai anak manusia, dengarlah apa yang Kufirmankan kepadamu; janganlah memberontak seperti kaum pemberontak ini." Janganlah memberontak! Tuhan tahu banyak orang yang memberontak kepadaNya ketika mereka melihat kesusahan. Tetapi saudara, janganlah memberontak terhadap apa yang sudah Tuhan bebankan kepadamu. Setelah itu Tuhan berkata, "Ngangakanlah mulutmu dan makanlah apa yang kuberikan kepadamu." Jangan makan makanan yang tidak berasal dari Tuhan. Tetapi kalau Tuhan yang memberi makanan, kita harus cepat-cepat mengangakan mulut kita. Ada orang yang mau makan sambil tutup mulut. Ini seperti anak kecil yang mau makan obat. Satu-satunya cara supaya ia dapat makan hidungnya harus kita pencet supaya mulutnya menganga. Tetapi Tuhan tidak mau memaksa kita. Ia mau kita dengan suka rela membuka mulut kita dan memakan makanan yang disediakanNya, yaitu firmanNya. Setelah itu Yehezkiel melihat tangan yang terulur kepadanya dan dalam tangan itu terdapat gulungan kitab yang terbentang di hadapannya. Yehezkiel diberi makan gulungan kitab. Tetapi sebelum itu dimakannya, gulungan kitab itu dibentangkan di hadapannya. Hal ini penting sekali. Firman Tuhan harus dibentangkan lebih dulu sebelum dimakan. Maksudnya adalah supaya kita tahu konteksnya lebih dulu. Semua firman Tuhan dalam Alkitab bersifat Kristosentris. Artinya berpusat pada Kristus dan sejarah penyelamatanNya. Mukjizat terjadi dalam konteks keselamatan, supaya orang yang melihat menjadi percaya dan bertobat. Mukjizat tidak dipakai Tuhan un-

tuk demonstrasi. Itulah sebabnya Tuhan menolak permintaan orang Yahudi untuk mengadakan tanda ajaib sebagai demonstrasi. Tuhan mengadakan mukjizat dalam konteks sejarah penyelamatan dan sesuai dengan kuasa-Nya yang tidak terbatas. Banyak orang yang ingin menyembuhkan dengan kuasa Tuhan, tetapi dengan rumusan-rumusan. "Air putih ini sudah didoakan. Nanti jam 12 malam tepat kamu minum. Sebelum minum ucapkan dulu 'Talitakum' baru minum." Itu namanya dukun Kristen! Allah bertindak dengan kuasaNya yang tidak terbatas, tetapi semua harus berhubungan dengan sejarah penyelamatan. Gulungan kitab yang akan dimakan oleh Yehezkiel itu ditulisi timbal balik dan di sana tertulis nyanyian, ratapan, keluh kesah dan rintihan. Firman Tuhan itu bersifat timbal balik. Apa yang kita sampaikan itu juga berlaku bagi kita sendiri. Kalau jemaat harus bertobat maka hamba Tuhan itu juga harus bertobat dulu. Kalau jemaat harus bayar perpuluhan maka hamba Tuhan itu harus bayar perpuluhan juga. Gulungan kitab itu berisi nyanyian, ratapan, keluh kesah dan rintihan. Begitulah pergumulan hamba-hamba Tuhan. Kadang-kadang ada nyanyian, kadang-kadang ada ratapan dan keluh kesah, dan kadang-kadang ada rintihan. Kadang-kadang kekurangan, misalnya tidak punya sabun mandi. Mau cerita kepada jemaat malu. Itulah rintihan-rintihan. Jadi penginjil itu enak. Gajinya 30 hari ditambah premi cemoohan, ejekan, fitnahan dan gerutuan. Apakah saudara siap menerima itu semua? Di samping kepahitan itu ada juga nyanyian. Saudara tahu makanan Yahya Pembaptis? Belalang dan madu hutan! Belalang Timur Tengah itu pahit sekali dan madunya manis sekali. Itulah makanan hamba-hamba Tuhan. Sekali-kali dia makan yang pahit, tetapi kemudian Tuhan berikan yang manis supaya ia sehat dan kuat kembali. Jadi kalau saudara merasakan kepahitan, jangan cepat-cepat putus asa. Tuhan pasti menyediakan madu yang manis di belakangnya. Hal ini dapat menjadi pegangan kita. Suatu kali saya bersama brur Theo pergi menginjil. Kami merasa senang se-

kali karena ada banyak jiwa yang bertobat. Ketika kami akan ke Semarang, kaki brur Theo terjepit ban mobil. Yang memegang setir seorang pendeta dan ia tidak tahu bahwa kaki brur Theo tertindih ban mobilnya. Ia tenang-tenang saja. Pada saat yang sama ban mobil itu bocor dan kempes sehingga tidak bisa berjalan. Baru setelah diteriaki, mobil itu dijalankan, tetapi kaki brur Theo sudah terlanjur sakit dan kukunya biru-biru. Ia merintih-rintih kesakitan. Baru kali itu saya melihat seorang penginjil merintih. Ketika sepatunya dibuka saya lihat kukunya biru-biru. Saya cukup sedih dan kasihan. "Nanti pimpin puji-pujian, tidak bisa lincah lagi nih," pikir saya. Mau pimpin pujian, kakinya pincang satu, kan tidak enak. Mau mendoakan untuk kesembuhan orang lain, tetapi kakinya sendiri sakit, kan lucu. Karena itu kami bersehati berdoa dalam nama Yesus. Sorenya selesai mandi, kakinya yang biru itu sudah pulih seperti biasa. Tuhan memang sengaja membiarkan kita merintih, tetapi tidak lama kemudian Ia akan memberikan nyanyian kepada kita. Pertama pahit dulu, tetapi di belakangnya kita akan merasakan kemanisan. Puji Tuhan. Ia baik! Karena itu biarlah kita mempersiapkan diri kita untuk menjadi utusan Tuhan yang memberitakan kabar keselamatan itu kepada bangsa ini. Jusuf Roni

Rahasia Sukacita Kehidupan

memutuskan untuk segera mengirimkan Timotius yang sudah seperti anak bagi hidup dan pelayanannya. Ini dilakukan demi memberi penghiburan dan kekuatan pada jemaat Filipi (2:19,23). Ketika perihal sakitnya Epafroditus membuat jemaat khawatir dan mungkin kecewa terhadap Epafroditus, Paulus merawat, mendoakan, dan membela Epafroditus. Lalu karena mempertimbangkan kebutuhan dan keadaan Epafroditus, Paulus mengizinkan Epafroditus pulang ke Filipi sebagai orang terhormat, bukan pecundang (2:29). Ternyata di dunia ini masih ada, dan bisa jadi banyak, orang yang bisa melakukan dan memberikan yang terbaik bagi orang lain, menanggalkan kepentingan pribadinya demi orang lain. Dan mereka tetap bisa bersukacita. Benarlah rahasia yang disaksikan Alkitab: Ada sukacita yang lebih besar dalam memberi daripada menerima. Seorang teman menceritakan pengalam-

annya ketika bersukacita sampai ia bertingkah seperti anak kecil yang mendapatkan keinginannya. Bukan karena ia mendapatkan sesuatu, melainkan karena ia bisa memberikan yang terbaik dan ternyata itu berguna dan menjawab kebutuhan orang lain. Selama ini apa alasan sukacita Anda dalam hubungan dengan sesama? a. Ketika orang lain melakukan dan memberikan yang terbaik, atau ketika Anda melakukan dan memberikan yang terbaik pada sesama? b. Bisakah Anda juga bersukacita ketika melihat seseorang (teman/rekan kerja/sahabat Anda) memberi dan melakukan yang terbaik bagi orang lain (bukan Anda)? Coba buat proyek "be and do the best" karena Kristus bagi orang lain yang telah Tuhan tempatkan dalam lingkaran hidup Anda akhir-akhir ini. Lily Efferin

Rahasia mengalami sukacita hidup dari teladan pengalaman hidup Paulus bukan hanya dalam hal kepekaan melihat dan menghargai orang lain‌ melainkan juga dalam mengerti kebutuhan orang lain dan meletakkan kepentingan orang lain di atas kebutuhan/kepentingan pribadinya. Ini sangat bertentangan dengan paparan hidup di sekitar kita yang cenderung menimba sukacita ketika menemukan kehebatan, keunggulan, kelebihan diri dibanding orang lain. Dan yang lebih membuat nelangsa adalah harus bisa menemukan jawaban atas kepentingan/kebutuhan pribadi sebagai kunci kebahagiaan hidup, walau harus mengorbankan kebutuhan/ kepentingan orang lain, atau membuat orang lain menderita. Ketika Paulus mengetahui jemaat Filipi mengkhawatirkan keadaan Paulus, Paulus


MINGGU, 29 MARET 2009

SENIN, 30 MARET Agus Rianto Erni Eryanti Ettie Kodriwati Eunike Yolanda Gunawan Jayadi Kim Sui Mariana Budiawan Ratna Susanti Siauw Hwee An Siauw Siu Hoa Suheni (Tan Tjen Nio) Susyana Wie Wie Yoseph Cahya L. SELASA, 31 MARET Christina Christy Syehan Tan Donna Br. Simbolon Donny Tanujaya FX Joeanda Hoetama Jo Sui Kie Johanes Karmelina Kusnandar Magdalena Gunawan Maria S. Kurniawan Rifkaliana Rossa Komala Taurina Barlian Tjen Tjhun Fei RABU, 01 APRIL Chiang Kim Giok Conny Tandean Djony Karduni Effendi Sandjaya Ernie Helena Wijaya Henny Alvina Chrisnadi Lauw Kha Tuan/Lina PERPULUHAN 788/M-GPIA/99 A&Y AGUS & HENNIE ALI SUDARMIN AMICO PRIMARASA ANEZ ANTHONIE WIJAYA AP AR AVE & NOAH BETTY CFE DC DENNY RUDIYANTO DEWI INTEN DEWI PLAST ELY SUKWANTI FIERONTA SIMBOLON HANYA INI TUHAN HARRY HENKY TIONARDO IREDUR IWAN JAP LIE YIN JG02 JG11 JH JOGS/HI JULIAN KNT KTL 12 L30A LGKG LH (UK) LIDIA GOUW ING HOIA LIE SUHARDI LIE WANTO LIEM LIAN KIM

HALAMAN 6

Lie Tyin Mey Lussy Maria Cicilia Siman Suharti Tan Susi Yap En Lin KAMIS, 02 APRIL Hariyanto Hartono Jaya Ho Gie Mandandi Romauli Simanjuntak Rudy Kurniawan Selvy Stiawati Suryadi Susanti Dewi Wong Weng Kwong Yani Herawati JUMAT, 03 APRIL Adi Nalapraya Anthomas Aprianto Simon Cun Hoa Heni Supandi Ho Kok Tjiang Ivan Gunawan Listyawati S. Matinus Titi Samudra Maya Niken Prihatini Thendy Pang Gam Pang Tjan Tek Kay Tjoei Johan Yezak Suari Ashadi

Fatmawati Hariman Sandjaja Ho Sun Jui Janes Luis Karianto Iskandar Lauw Tommy Santoso Magdalia Ryyon Sandy Sujanti Widya Sari Gunawan Wong Siu Mei

30 MAR MARKUS 4:30-34 Perumpamaan tentang biji sesawi. SELASA 31 MAR MATIUS 13:1-23 Perumpamaan tentang seorang penabur. RABU 01 APR MATIUS 13:24-30 Perumpamaan tentang lalang di antara gandum. KAMIS 02 APR MATIUS 13:31-35 Perumpamaan tentang biji sesawi. MINGGU, 05 APRIL JUMAT 03 APR MATIUS 13:36-43 Charles Ridwan P. Penjelasan perumpamaan Sinaga tentang lalang di antara Ellysie Wijaya gandum. Freddy Wijaya (Akhiong) SABTU 04 APR MATIUS 13:44-46 Giok Ing Perumpamaan tentang harta Gunawan terpendam dan mutiara yang Gunawan Hariyono berharga. Ham Je Ling MINGGU 05 APR MATIUS 13:47-52 Hendra Perumpamaan tentang pukat. Jati Kevin Aryo Putra Lauw Liyana Lie Yuslim Ariesandi · Abun Maria · Hengky Halim Riky Jakup · JT Rudy Harlan Siahaan · Kantin Sarwa Gunawan · Lim Sai Boi Suatmo Margono Surjono Senti Matondang Tjandra Nengsih Tjin Nio PERNIAGAAN I : PS HOSANA I Tuti Mariani Setiawan PERNIAGAAN II : PS MARANATHA I Vivin Waty

TUGAS PADUAN SUARA

PERNIAGAAN III : PS MARANATHA II DUTA MAS I : VG JOYFUL DUTA MAS II : PS HOSANA II DUTA MAS III : PS IMMANUEL JR

SABTU, 04 APRIL Anto Buinen Mikhael Djie Boen Pin

LILIAN CHANDRA LILY LND 150780 LNMK LPK LUCIANA LUSY G MELINDA C MIEKE SULISTYA DEWI MILKA POLINA MN MULIADI S NANY EFFENDY NATALIA NATHANAEL NF NGO LIOK IT NN NN 0394 NN 0526 NN 0548 NN 0714 NN 0735 NN 0742 NN 0745 NN 0781 NN 0931 NN 1099 NN 1248 NN 1251 NN 1254 NN 1360 NN 1376 NN 1444 OKN ONE WHO LOVE JESUS ONG SIOE HOA PAULUS B PL

POS PI JELAMBAR R&H RENO EDDY SAKHA NANDA SAMUEL SHELA SINTA ARISANI SLD 27 SML 11 SOEMANTRI SUGIMAN SUHENDRA SUNARDI SUTIKNO TAN TJHAI PI THE BLESSED TANS TJOKROHANDOKO WIDJAJA TSF TSH TV VELLA SETIAWAN WRCC YASINTA YOHANA S YUDHI YYY VIA BANK CENDRIYANI LIM ERINAWATY ISKANDAR ESTER KRISLI FEMMYLIA GINA SUGIARTI HENDRY HALIM JAYA HO EDY SUSANTO (2) NN OKTAVIANUS PETER

SENIN

SUSI RINA TAN MIMI YOHANES R YULIANA IRMAWATI S SYUKUR ABUN BICUNG + FITRI BONG KHIAN HIN (2) CHRISTABELLA ELISABET T IMELDA A JEREMY AMADEUS LIDYA S KANDOU NN (VIA BANK) NN OEY TEMMYH ONE WHO LOVE JESUS RASYA LIE DIAKONIA NN

Pohon Anggur Ketika Nuh menanam anggur, setan melihatnya dan dengan rasa ingin tahu seperti biasanya, dia mendekati Nuh dan bertanya, “Apa yang sedang kau tanam?” “Pohon anggur”, jawab Nuh. “Apa gunanya pohon itu?” tanya setan penggoda “Buahnya,” jawab Nuh, “Enak dipandang dan lezat rasanya. Manusia bisa membuatnya menjadi minuman keras dan menganggap bisa membahagiakan hati orang.” “Kalau begitu,” gumam setan, “saya akan membantumu.” Maka setan mengorbankan satu ekor domba, membunuhnya, menumpahkan darahnya di dalam lubang tempat anggur itu ditanam. Dia juga melakukan hal yang sama dengan Singa, Monyet dan Babi. Dan karena itulah pohon anggur itu dapat tumbuh subur. Sejak saat itu, bila seseorang minum sedikit anggur, ia akan menjadi semanis dan menyenangkan seperti domba. Jika ia menambahkan dosisnya, ia menjadi sekuat dan sekasar singa. Jika terus menambah dosisnya, ia akan menjadi sebodoh monyet. Dan, jika ia tidak berhenti minum, dia akan menjadi seperti babi.


MINGGU, 29 MARET 2009

HALAMAN 7

IBADAH UMUM PKL. 07.00 WIB Minggu, 5 April 2009 Pimp. Pujian : Ny. Mustika Tim Singer : Glory Doa Firman : Sdr. Ook Persembahan: Lantai II: Ny. July Chandra & Ny. Lilian Ny. Linawati & Ny. Thiam Fung Ny. Lusyana Go & Ny. Susanti Ny. Henny T. & Ny. Sulastri SB Penyambutan: Ny. July Chandra & Ny. Lilian Lantai III: Ny. Mey Kim &. Ny. Mariani Ny. Ani Pandiangan & Ny. Yuli HN Sdr. Harianto & Ny. Penyambutan: Sdr. Harianto & Ny. Lantai IV: Sdr. David Kandou & Ny.

IBADAH UMUM PKL. 10.00 WIB Minggu, 5 April 2009 Pimp. Pujian : Ny. Mustika Tim Singer : Haleluya Doa Firman : Sdr. Wijaya Persembahan : Lantai II: Ny. Syenny & Ny. Lisye Ny. Liani & Ny. Elliana Ny. Ruth Etty & Ny. Rachel Ny. Achin & Ny. Ita N. Penyambutan: Ny. Achin & Ny. Elliana Lantai III: Ny. Christine & Ny. Ribkah Ny. Yulie K. & Ny. Eunike Ny. Titin & Ny. Leony Penyambutan: Ny. Titin & Ny. Leony Lantai IV: Sdr. Halim & Ny.

KOMISI WANITA PKL. 15.00 WIB Selasa, 31 Maret 2009 Pimp. Ibadah : Pdm. Hanna Tomasowa Firman Tuhan : Pdt. Trifena PUJIAN : Christine K. Singers : Tjiu Hua & Elliana Doa Firman : Lily K. Persembahan : Sinta H. & Lie Lian Nio & Penyambutan : Wing King & Wiwin

MALAM KESAKSIAN & SABDA Kamis, 2 April 2009 PKL. 18.30 WIB Pimp. Pujian : Sdr. Reggie TS Tim Singer : Shalom Firman Tuhan : Pdt. Otniel Lumowa Doa Firman : Sdr. Kolis Napitupulu Persembahan : Sdr. Eddy S. & Ny. Sdr. Jimmy Gazali & Ny. Pdm. Aswin A. & Ny. Ny. Cora Evawati & Ny. Rachel Penyambutan : Sdr. Eddy S. & Ny.

IBADAH PRIA PKL. 19.00 WIB Selasa, 31 Maret 2009 Koordinator: Irwan Raema Worshipleader: Andreas Tan Singers: Budi Harianto, Andre WJ, Tony Ang, Bintangna Doa Firman: Sumanto Firman Tuhan: Pdt. Otniel Lumowa Persembahan: Suhenda & Apo Sumantri Iwan S. & Benny Falensa Penyambutan: Apo Sumantri & Benny F. IBADAH UMUM PKL. 08.00 WIB Minggu, 5 April 2009 Pimp. Pujian : Ny. Magdalena Budhi Tim Pemuji : Haleluya Doa Firman : Sdr. Andreas Persembahan di aula lt. III: Sdr. Irwan Suryanata & Ny. Sdr. Haris Sugio & Ny. Sdr. Soegianto Wiradjaja & Ny. Ny. Marta & Ny. Maria Sdr. Frans Theodore & Ny. Sdr. Hanny Wijaya & Ny. Sdr. Han Eko Gunadi & Ny. Sdr. Sudi Tjendra & Ny. Sdr. Rusli Mallyan & Ny. Sdr. Suhenda & Ny. Sdr. Yohanes Sumardi & Ny. Sdr. Tommy & Ny. Sdr. Yoyo Yohanes & Ny. Ny. Tan Tju Yin & Sdri. Fani Gandawati Sdr. Tanto Rahardjo & Ny. Sdr. Fendi Budiwardana & Ny. Penyambutan di aula: Sdr. Irwan Suryanata & Ny. Sdr. Haris Sugio & Ny. Sdr. Soegianto Wiradjaja & Ny. Persembahan di aula lt. IV: Sdr. Robby Tirtosuryo & Ny. Sdr. Hendry & Ny. Sdri. Nurce & Sdri. Natasha Sdri. Amelia K. & Sdri. Widya Sari G. Sdr. Tono & Ny. Sdr. Andre WJ & Ny. Sdr. Untung D. & Ny. Sdr. Toni M. & Ny. Sdr. Sonny & Sdr. Darmawan Sdri. Devina & Sdri. Sisca Penyambutan di aula lt. IV: Sdr. Robby Tirtosuryo & Ny. Sdr. Tono & Ny.

IBADAH UMUM PKL. 10.00 WIB Minggu, 5 April 2009 Pimp. Pujian : Ny. Magdalena Budhi Tim Pemuji : Glory Doa Firman : Sdr. Haryono Persembahan: Sdr. Abednego & Ny. Sdr. Edi Kusnadi & Ny. Sdr. Iwan Suyatna & Ny. Ny. Iin Rudy & Ny. Tan Siok Hia Sdr. Fahmi Kurniawan & Ny. Sdr. Mesach Darmawan & Ny. Sdr. Yosafat Adiwinata & Ny. Sdr. Tatang Hidayat W. & Ny. Ny. Oey Sian Nie & Ny. Lay Kim Mulyani Ny. Lim Gwat Ho & Ny. Cucu Henda Sdr. Kim Thai Suharja & Ny. Sdr. Marteus Mulja & Ny. Sdr. Lukas Immanuel & Ny. Sdr. Sugi Widjaja & Ny. Ny. Lily H. & Ny. Sriyati H. Sdr. Yahya Saliman & Ny. Penyambutan: Sdr. Abednego & Ny. Sdr. Edi Kusnadi & Ny. Sdr. Iwan Suyatna & Ny. MALAM KESAKSIAN & SABDA Jumat, 3 April 2009 Pkl. 19.00 WIB Pimp. Pujian : Ny. Caroline Theodore Tim Pemuji : Asaf Doa Firman : Sdr. Frans Theodore Firman Tuhan : Pdt. Otniel Lumowa Persembahan : Ny. Sin Meuw & Ny. Lien Hwa Sdr. Edianto Juana & Ny. Penyambutan : Ny. Lie Sin Meuw & Ny. Lie Hwa DOA PUASA PKL. 10.00 WIB Sabtu, 4 April 2009 Koordinator : Pdm. Hosea Budhi Firman Tuhan : Pdt. Otniel Lumowa DOA SELAMA IBADAH BERLANGSUNG: PKL. 08.00 WIB Ny. Liana Halim Ny. Lily Ediyanto Ny. Hanni Kosasih

PKL. 10.00 WIB Ny. Lien Hoa Ny. Mona Ny. Tjiong Kim Nio

IBADAH UMUM PKL. 17.00 WIB Minggu, 5 April 2009 Pimp. Pujian : Sdr. Untung TS Tim Singer : Shekinah Doa Firman : Pdm. Hanna Tomasowa Persembahan : Sdr. A Soei & Ny. Sdr. Amos & Ny. Sdr. Petrus & Ny. Sdr. Charles & Sdr. Anjar Penyambutan : Sdr. Petrus & Ny. DOA MALAM PKL. 22.00 WIB Kamis, 2 April 2009 Koordinator : Pdm. C. Tomasowa Firman Tuhan: Session I : Pdt. Otniel Lumowa Session II : Sdr. Kollis Napitupulu IBADAH PEMUDA & REMAJA Sabtu, 4 April 2009 PKL. 18.30 WIB Worshipleader : Joko Singers : Yovanie, Angelina, Stefanie Firman Tuhan : Pdm. Natanael Budhi Persembahan : Grace, Johan, Stella, Samuel Tambourine : Natalia, Tinah, Chris F. Musik : Maria, Cecilia, Ricky, Reggie, Ivan Multimedia : Yasa Doa Ibadah : Hendra & Sherleen

IBADAH UMUM PKL. 17.00 WIB Minggu, 5 April 2009 Pimp. Pujian : Sdr. Hanny Wijaya Tim Pemuji : Galilea Doa Firman : Sdr. Budianto Sarahi Persembahan : Sdr. Tarida Turnip & Ny. Ny. Siska & Ny. Lim Mi Fong Penyambutan : Sdr. Tarida Turnip & Ny. DOA PUASA PKL. 10.00 WIB Rabu, 1 April 2009 Koordinator : Pdm. Cornelius Tomasowa P U J I A N : Ny. Caroline Theodore Firman Tuhan: Session I : Pdt. Otniel Lumowa Session II : Pdm. Suratno KOMISI WANITA PKL. 16.00 WIB Rabu, 1 April 2009 Pimp. Ibadah : Rahel Firman Tuhan : Pdt. Trifena PUJIAN : Pdp. Yunny Ong Singers : Noni & Yenny Ch Doa Firman : Ruth Etty Persembahan : Beng Nio & Mei Hoa & Penyambutan : Luh Suryani & Melly IBADAH PEMUDA & REMAJA Sabtu, 4 April 2009 Pkl. 18.30 WIB Worshipleader: Devan & Christine Singers: Josiane, Septian, Grace, Linda Doa Firman: Josiane Firman Tuhan: Pdt. Harry Sempulur Persembahan: Suwiesan, Christopher, Cindy, Putri Penyambutan: Yosua K. & Suwanty Musik: Delfi, Darwin, Aldo, Erica, Cynthia Tambourine : Evi A. & Evi A. Doa Ibadah: Yudhi & Christiana


MINGGU, 29 MARET 2009

HALAMAN 8

Peran Dasar Orangtua dalam Pendidikan Anak Tidak banyak orang menyadari, betapa pentingnya peran orang tua untuk menciptakan anak-anak yang cemerlang dan berkenan di hati Allah serta manusia. Saya tidak bermaksud menjelaskan peran orang tua secara terperinci, melainkan sekadar menunjukkan peran dasar dari orang tua, dalam mendidik anak. Kalau setiap orang tua sungguh-sungguh hidup dan bertindak dalam peran dasar ini, seribu satu peran kecil lainnya akan sungguh-sungguh indah, memuliakan Allah, menyejahterakan manusia, dan membahagiakan hidup keluarganya juga. Leo Tolstoy, penulis Rusia yang ternama itu berkata, "Everyone thinks of changing the world, but nobody thinks to change himself� (Setiap orang berpikir untuk mengubah dunia, tetapi tidak ada orang yang berpikir untuk mengubah dirinya sendiri). Sadarilah, bahwa hanya orang-orang yang bisa mengubah dirinya sendirilah yang bisa mengubah orang lain, mengubah keluarga, mengubah anak-anaknya sehingga terbentuk hidup yang cemerlang sesuai dengan firman Allah. Karena itu, sebelum mengubah dunia ini, dengan pertolongan Tuhan, ubahlah dirimu sendiri. Dalam nyanyian ziarah Salomo yang tertulis dalam Mazmur 127:4-5 dikatakan, "Seperti anak-anak panah di tangan pahlawan, demikianlah anak-anak pada masa muda. Berbahagialah orang yang telah membuat penuh tabung panahnya dengan semuanya itu. Ia tidak akan mendapat malu, apabila ia berbicara dengan musuhmusuh di pintu gerbang." Itu berarti, karakter seorang anak ditentukan oleh bagaimana karakter orang tuanya. Bila orang tuanya bersikap bagai pahlawan di hadapan Allah dan membentuk anak-anaknya pada masa mudanya, anak-anaknya dapat dipastikan akan menjadi "anak panah" yang cemerlang. Setiap orang tua akan memberi pengaruh kepada anak-anak sebagai generasi berikutnya. Itu bukan berarti hanya ayah atau ibu, tetapi siapa saja yang berada dalam lingkungan seorang anak, bahkan seorang pembantu rumah tangga sekalipun. Kalau orang tua seorang anak pada masa pertumbuhannya bersikap cengeng, berjiwa lemah, berhati kecil, sikapsikap itu akan mempengaruhi jiwa anak itu. Sebaliknya, bila orang tua-orang tua di sekeliling anak itu bersikap tabah, berjiwa besar, penuh dengan iman, pengaruh baik itu pasti akan melekat pada anak itu. Betapa buruk akibatnya bagi jiwa anak apabila si bibi, pembantu rumah tangga, menyuruh anak asuhannya lekas masuk ke rumah karena hari sudah senja. Ia berkata, "Lekas masuk, nanti ada penculik bawa karung dan kamu akan dimasukkannya ke dalam karung." Sebaliknya, betapa indahnya jiwa si anak, apabila orang tuaorang tua di sekelilingnya memancarkan contoh teladan yang perkasa. Misalnya bila anak itu jatuh, bagaimana sikap orang tua di sekelilingnya? Cucu saya bernama Vanessa, tinggal bersama orang tuanya di Denpasar, Bali. Satu hari kami bertamasya, berlari-lari di taman golf yang sedikit miring. Lalu, anak yang pada waktu itu berusia 3,5 tahun jatuh terguling di atas rumput. Segera ia

memandang dengan tegangnya ke arah saya untuk mengetahui reaksi saya atas peristiwa itu. Segera saya memandang bola matanya dan sambil tersenyum kukatakan, "Kuat, kuat, cucu opa sungguh kuat." Sambil tertawa, wajahnya yang tegang segera menjadi rileks, lalu turut tersenyum. Ia memang terkejut ketika jatuh, tetapi ketika melihat orang tua di sisinya tabah, kuat, dan tersenyum, anak itu pun menjadi seperti itu pula. Sebaliknya, apabila pengasuhnya menjerit, tegang melihat peristiwa itu, anak itu pun dapat dipastikan akan menjerit ketakutan dan menangis karena melihat sikap dan wajah si pengasuhnya. Karena itu, amatlah penting jika kita memerhatikan peran setiap orang tua dari sikap, perbuatan, dan teladan hidup nyata sehari-hari terhadap anak, karena perbuatan berbicara lebih nyaring daripada perkataan. Dalam 2 Timotius 3:1-5, Paulus menuliskan peran dan pengaruh dunia terhadap hidup manus'ia di akhir zaman sebagai berikut: “Ketahuilah bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar. Manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang. Mereka akan membual dan menyombongkan diri, mereka akan menjadi pemfitnah, mereka akan berontak terhadap orang tua dan tidak tahu berterima kasih, tidak mempedulikan agama, tidak tahu mengasihi, tidak suka berdamai, suka menjelekkan orang lain, tidak dapat mengekang diri, garang, tidak suka yang baik, suka berkhianat, tidak berpikir panjang, berlagak tahu, lebih menuruti hawa nafsu, daripada menuruti Allah. Secara lahiriah mereka menjalankan ibadah tetapi pada hakikatnya mereka memungkiri kekuatannya. Jauhilah mereka itu! Hampir 2000 tahun yang lalu, ketika Paulus menulis pesan ini, masih belum ada televisi, radio, internet, dsb. Namun, hari-hari ini kita mendapati alat-alat modern tersebut yang tanpa kita sadari memegang peran utama untuk menyebarkan kejahatan secara merata ke atas muka bumi.

Pada zaman Nuh, Tuhan melihat kejahatan besar di muka bumi, lalu Dia menurunkan air bah untuk membinasakan manusia. Pada zaman Sodom dan Gomora, Allah melihat kejahatan besar, lalu Allah mengirimkan api dan belerang membinasakan kota-kota itu. Pada zaman Anak Manusia, sama seperti yang terjadi pada zaman Nuh dan Sodom dan Gomora, Allah melihat kejahatan besar di atas muka bumi. Ayat tersebut tidak berkenaan dengan serangan setan atas masalah jasmani, tetapi menjelaskan serangan Iblis terhadap jiwa dan roh manusia dan akhlak serta kerohanian manusia. Namun banyak orang, termasuk orang percaya, sibuk membentengi dirinya. Tampaknya sangat berperan, tetapi yang dipersiapkan adalah kekuatan jasmani, bukan jiwa dan rohnya. Semestinya apabila kita diserang dari depan, kita menangkisnya juga dari depan. Bila kita diserang dari belakang, kita menangkisnya juga dari belakang. Bila kita diserang pada masalah jiwa dan roh, kita menangkis serangan itu dengan meneguhkan jiwa dan roh. Kita melihat kegiatan orang-orang percaya yang meniru cara duniawi, sibuk dengan hal yang menyangkut kekuatan/keperluan fisikal— keperluan tubuh jasmani, tidak berperan dari segi mental dan kurang sekali berperan dari segi spiritual sehingga akibatnya menyedihkan. Sementara mereka merasa untung, harta bertambah, bahkan kaya raya, mereka mulai menangis karena suami, istri atau anak-anaknya terganggu oleh pengaruh-pengaruh jahat dunia, penyakit mental dan spiritual seperti yang didaftarkan ayat-ayat tadi. Kehidupan yang Seimbang Sebagai makhluk tritunggal yang memiliki tubuh, jiwa, dan roh, kita harus memberi "makan" ketiga bagian secara seimbang, barulah kita bisa merasakan kehidupan yang berbahagia. Bila kita menekankan satu bagian, biasanya keperluan tubuh jasmani—sudah dapat dipastikan bagianbagian lainnya akan menderita kekurangan, yaitu bagian jiwa dan roh manusia. Itu sebabnya banyak kehampaan hidup. Paul Getty, orang kaya di Amerika Serikat di abad yang lalu menulis dalam bukunya, "Aku adalah orang yang paling sukses dalam bisnis, tetapi paling gagal dalam keluarga." Mengapa? Karena memang ia pernah lima kali menikah, tetapi semua istrinya pernah lari meninggalkannya. Siapakah yang mau menjadi istri milyuner yang begitu sibuk memikirkan dan mengurus hartanya sehingga tidak sempat memerhatikan dan memenuhi keinginan istrinya? Ingat, bukan saja tubuh jasmani kita yang mempunyai keperluan, makan, dan pemuasan, tetapi jiwa kita juga memerlukan keperluan, misalnya menikmati musik, mengetahui berita, mempunyai rasa aman, rasa dikasihi, rasa harga diri, dsb. Namun, ada satu bagian yang paling harus kita puaskan, yaitu roh kita. Allah menciptakan manusia dengan hati yang tidak pernah puas sampai ia berhubungan—dikontak-


MINGGU, 29 MARET 2009 kan— dengan Allah, Sang Pencipta. Bagaikan seorang anak kecil, ia tidak akan mendapat kepuasan sesungguhnya sebelum berada dalam pelukan bundanya. Disebut kehidupan yang seimbang karena Allah berfirman dalam Amsal 4:23 bahwa kita harus menjaga hati (wadah roh) dengan segala kewaspadaan (terjemahan lama: lebih daripada segala sesuatu yang patut dipelihara), karena dari sanalah terpancar kehidupan. Karena itu, seharusnya kita memerhatikan tubuh, jiwa, dan roh berdasarkan perbandingan yang seimbang pula. Untuk tubuh banyak, untuk jiwa lebih banyak, dan untuk roh harus paling banyak, baru terjadi kehidupan yang seimbang yang menghasilkan kepuasan hidup. Sadarilah, serangan Iblis terhadap jiwa dan roh atau kehidupan rohani kita! Namun, mengapa perhatian orang tua dan cara mendidik serta mengajar anakanak paling banyak tertuju pada kekuatan atau pemuasan tubuh jasmani? Bukankah itu peran orang tua yang sia-sia yang kelak mendatangkan bencana atas seluruh keluarga karena tidak pernah berperan dengan benar? Oleh sebab itu, bilamana kita mau benar-benar berperan dengan baik, peran yang berkenan di hadapan Allah dan berhasil di hadapan manusia, ambillah keputusan tegas, buatlah suatu janji, adakanlah nazar di hadapan Allah bahwa pemeliharaan rohani (iman: beriman kepada Allah Tritunggal) harus melebihi pemeliharaan jiwa (pendidikan, budaya, tata krama hidup) dan pemeliharaan roh dan jiwa ini harus melebihi keperluan tubuh (keperluan materi). Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan Setelah kita menempatkan kerohanian (iman) di tempat yang paling utama, marilah perhatian kita tertuju pada bagian jiwa (pendidikan) sebagai peran dan tanggung jawab kita kepada sesama. Pendidikan menekankan sikap hati, budi pekerti, tata krama hidup, dan perkara-perkara rohani. Pengajaran menekankan kepintaran akal (intelektual). Pada pertengahan abad kedua puluh yang lalu, Indonesia memiliki kementrian Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan (P P & K), yang memberi garis pemisah dengan jelas antara pendidikan dan pengajaran. Namun kemudian diganti dengan kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (P & K). Saya yakin itu adalah pangkal dari bencana yang dialami oleh bangsa dan rakyat Indonesia sekarang ini, karena sejak perubahan itu, rakyat Indonesia mulai berpikir bahwa pendidikan sama dengan pengajaran atau sebaliknya. Akibatnya, para pendidik tidak lagi menekankan tata krama hidup, budi pekerti, sopan santun, apalagi beriman kepada Tuhan. Lebih dari itu, pengajaran sekarang hanyut di tengah gelombang badai dunia yang dilanda oleh paham hedonisme, materialisme, liberalisme, dan egoisme sehingga pengajaran sekarang menjadi begitu sempit. Tampaknya semata-mata berfokus bagaimana mencari uang sebanyak-banyaknya agar dapat menikmati hidup sepuas-puasnya bagi kepentingan diri sendiri. Itulah sebabnya orang pintar menjadi keblinger, sehingga terciptalah

HALAMAN 9 manusia yang licin, licik, dan lihai. Hal ini nampak dalam bangsa kita seperti korupsi yang merajalela, berutang baik pribadi maupun negara, berhutang secara tidak bertanggung jawab, kemerosotan akhlak di mana-mana dan terjadi secara merata. Istilah populernya adalah "sudah menjadi budaya". Marilah kita bangkit! Saya percaya Sumber Daya Manusia (SDM) yang prima akan muncul dari gereja Tuhan tatkala roh, jiwa, dan tubuh kita terpelihara dengan sempurna (1 Tesalonika 5:23). Jadi, bilamana ada keluarga yang berpendapat bahwa sekolah merupakan tempat mendidik itu adalah pangkal malapetaka keluarga. Pendidikan yang benar harus bermula dari keluarga. Sedangkan orang tua memegang peran utama untuk memberi teladan nyata. Sekolah memberikan sekitar 80% pengajaran dan keluarga memberi 80% pendidikan. Jika pendidikan dalam keluarga dilalaikan dan bersifat negatif, akibatnya dapat dibayangkan karena apa yang dibuat oleh orang tua itulah yang akan ditiru anak-anaknya. Jiwa dan roh orang tua akan turun kepada anak-anaknya dalam bentuk sifat atau watak, baik atau buruk, yang akan dibalas Tuhan sampai keturunan ketiga dan keempat (Keluaran 34:7).

Pembentukan Pandangan Hidup dan Gaya Hidup Peran dasar orang tua yang pertama adalah membentuk pandangan hidup dan gaya hidup. Betapa pentingnya pendidikan dalam keluarga yang berlandaskan firman Tuhan, karena firman itu hidup dan kuat., yang menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh...ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita (Ibrani 4:12). Itu berarti pendidikan yang sanggup menyentuh hati sanubari yang paling dalam, bukan sekadar menyentuh jiwa. Pendidikan yang demikian inilah yang menciptakan pandangan hidup dan gaya hidup yang benar. Pandangan atau falsafah hidup merupakan gagasan yang paling dasar, yang dimiliki seseorang atau masyarakat. Sedangkan gaya hidup adalah suatu tindakan yang terlihat yang sudah terbentuk menjadi kebiasaan atau praktik dari pandangan hidup itu dalam tindakan sehari-hari. Hal itu terbentuk dari interaksi dengan orang tua, masyarakat, dan Tuhan. Si anak bisa merasakan apakah orang tuanya lebih sayang Tuhan atau dunia atau apakah gaya hidup mereka hemat atau boros. Apa yang anak-anak lihat dan rasakan dari orang tuanya akan membentuk gaya hidup mereka kelak di kemudian hari. Bila setiap pagi hari, anak-anak me-

nyaksikan ayah ibunya duduk bersimpuh di kamarnya atau berdoa kepada Tuhan meskipun mereka masih kecil belum bisa berpikir seperti orang dewasa, tetapi bisa merasakan getaran sikap takut akan Allah. Perlahan-lahan sikap itu tumbuh dalam jiwa dan roh mereka. Kalau keteladanan itu berkelanjutan, hal itu akan membentuk watak mental yang perkasa dalam dirinya sampai ia dewasa. Dalam hidup ini, saya sempat mengunjungi lebih dari 40 negara di dunia dan sempat tinggal di Amerika selama belajar theologi di Church of God Seminary di Cleveland, Tennessee. Setelah saya membanding-bandingkan, sadarlah saya akan gaya hidup kelas menengah ke atas dari orang Indonesia. Mereka bergaya borjuis dan feodalis. Ada perbedaan yang sangat mencolok antara orang kaya dan orang miskin, orang pintar dan orang bodoh. Dengan mudahnya orang besar menginjak orang kecil seperti layaknya penjajah kepada penduduk pribumi atau bangsawan kepada abdi dalem. Itulah gaya hidup di negeri-negeri bekas jajahan Belanda. Belanda menghendaki sedapat mungkin jajahannya itu tetap tinggal dalam kebodohan supaya anak negeri dapat terus dieksploitasi kekayaan bumi dan tenaganya. Itu berbeda sekali dari negeri-negeri bekas jajahan Inggris, karena Inggris mendidik bangsa jajahannya supaya pandai, agar kelak dapat menjadi rekan bisnisnya. Itu sebabnya berbeda sekali cara kemerdekaan negeri-negeri bekas jajahan Belanda dan Inggris. Negeri-negeri bekas jajahan Belanda kebanyakan memperoleh kemerdekaannya dengan cara kekerasan, pengorbanan jiwa dan raga (revolusi). Sebaliknya negeri-negeri bekas jajahan Inggris memperoleh kemerdekaannya dengan cara damai melalui perundingan-perundingan. Kemudian, negeri bekas jajahan itu itu dimerdekakan dan diangkat dalam persemakmuran atau common-wealth. Akibatnya, negeri-negeri bekas jajahan Inggris, kelas-kelas dalam masyarakat tidak mencolok dan bergaya hidup saling menghargai. Mereka tidak mengenal budaya banyak pelayan atau pembantu dalam kehidupan rumah tangga atau keluarga seperti orang Indonesia. Gaya hidup "tuan-tuan besar" dan "nyonya-nyonya besar" Indonesia ini perlu kita rombak demi generasi kita yang akan datang. Karena ternyata bilamana kesulitan datang, mereka itulah yang paling rapuh di tengah-tengah masyarakat. Hal ini terbukti ketika beberapa kali kerusuhan melanda Indonesia, kelompok inilah yang mengalami goncangan-goncangan paling besar. Paulus mengingatkan kita: "Sebab itu kukatakan dan kutegaskan ini kepadamu di dalam Tuhan: Jangan hidup lagi sama seperti orang-orang yang tidak mengenal Allah dengan pikirannya yang sia-sia dan pengertiannya yang gelap, jauh dari hidup persekutuan dengan Allah, karena kebodohan yang ada di dalam mereka dan karena kedegilan hati mereka" (Efesus 4:1718). Kristen artinya pengikut Kristus. Seumur hidup, Dia hidup dalam kesederhanaan. Sederhana bukan berarti miskin. Itu terbukti ketika Dia mati disalib, jubah yang dipakai-Nya mahal harganya. Sederhana


MINGGU, 29 MARET 2009 itu artinya tidak besar pasak daripada tiang, tidak membelanjakan uang melebihi penghasilan. Sederhana bukan berarti orang kaya harus sama-sama menjadi miskin. Itu bukan pemikiran Kristus, melainkan pemikiran komunis yang ekstrem. Allah sepanjang sejarah Alkitab menghendaki agar umat-Nya hidup sederhana. Saya sedih setelah menyaksikan kebiasaan-kebiasaan orang tua. Tidak sedikit di antaranya adalah orang percaya, yang melatih anak-anaknya sejak kecil untuk hidup mewah. Pesta-pesta ulang tahun diadakan di rumah makan, di gedung-gedung dan dengan diadakan secara glamor sehingga anak yang lugu berubah menjadi anak yang menagih janji kepada orang tuanya di tahun-tahun selanjutnya. Akibat selanjutnya terbentuklah kebiasaan. Lamakelamaan, kebiasaan itu menjadi suatu keharusan. Apakah si orang tua itu selamalamanya kaya dan jaya seperti hari ini? Tidakkah besok akan datang masa yang sukar, lalu bagaimana selanjutnya, apakah kebiasaan yang sudah terbentuk itu tidak menikam kehidupan baik bapak, ibu, maupun anak-anaknya? Berapa banyak pula bapak ibu yang menyanjung-nyanjung putrinya, terutama pada hari ulang tahunnya, dengan memberi pakaian bagaikan bidadari, dan pada hari ulang tahun berikutnya menyatakan bahwa putrinya bagaikan Cinderella? "Racun" kemewahan itu disuntikkan ke dalam jiwa putrinya. Beberapa tahun kemudian, putri itu menikah dengan baik dengan seorang pria berpenghasilan cukup. Tetapi pernikahan itu tidak berjalan lama karena terjadi perceraian. Mengapa? Bukankah sang putri menikah dengan orang baikbaik dan berpenghasilan cukup? Bagi sang putri, itu semua kurang... kurang... dan kurang. Dalam jiwanya terbayang bahwa ia akan menikah dengan pangeran. Karena pikirnya, ia adalah Cinderella. "Mana pangeran itu? Aku sedang menantikan dia!" katanya dalam hati. Kasihan sekali! "Tabungan" kesombongan yang ditanamkan sejak masa kanak-kanak sekarang sudah menjadi penuh, lalu meledak dan mendatangkan kesengsaraan. Rasul Paulus kembali mengingatkan kita, "Tetapi kamu bukan demikian. Kamu telah belajar mengenal Kristus. Karena kamu telah mendengar tentang Dia dan menerima pengajaran di dalam Dia menurut kebenaran yang nyata dalam Yesus, yaitu bahwa kamu, berhubung dengan kehidupan kamu yang dahulu, harus menanggalkan manusia lama, yang menemui kebinasaannya oleh nafsunya yang menyesatkan, supaya kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu, dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya" (Efesus 4:20-24). Paulus mengajar agar kita meninggalkan manusia lama, lalu diperbarui dalam roh dan pikiran (jiwa) kita. Bilamana kita diberkati Tuhan dengan harta dan kekayaan, itu hal yang baik. Tetapi biarlah kita tetap berhati-hati agar kita tetap berdiri teguh di atas firman Tuhan dan tetap mengingat perkataan Agur bin Yake dari Masa, "... Jangan berikan kepadaku kemiskinan atau kekayaan. Biarkanlah aku menikmati makanan yang menjadi bagianku. Supaya,

HALAMAN 10

kalau aku kenyang, aku tidak menyangkalMu dan berkata: Siapa TUHAN itu? Atau, kalau aku miskin, aku mencuri, dan mencemarkan nama Allahku" (Amsal 30:8-9). Bila kita diberi kesempatan oleh Tuhan untuk menjadi kaya, jangan sekali-kali membentuk pola dan gaya hidup mewah, boros, dan konsumtif dalam diri anak-anak kita karena mereka akan terus bergantung pada orang tuanya sehingga sukar dan tidak bisa berdikari. Anak yang dimanja tidak pernah menjadi orang yang bertumbuh dengan wajar. Selagi kanak-kanak, ajarkanlah kepada mereka "rem kehidupan" berupa kesederhanaan dan pikiran yang produktif. Bila mereka sudah dewasa, 18-20 tahun ke atas, ajarkan mereka "gas kehidupan", kirimkan mereka belajar di kota-kota besar, bahkan pergi negara-negara lain. Kita sudah membekali mereka dengan "kemudi surgawi" sejak kecil, yaitu firman Allah dan Roh Kudus sehingga hidup mereka seperti mobil yang berlari kencang tetapi tetap menjaga keseimbangan. Inilah peran dasar orang tua dalam pendidikan anak, yaitu membentuk pandangan dan gaya hidup dengan teladan nyata dari kehidupan orang tua. Menyediakan "Tanah yang Subur" Peran dasar orang tua dalam pendidikan anak selanjutnya adalah menyediakan "tanah yang subur" bagi "benih" yang akan ditanam. Maksud "tanah yang subur" adalah suasana rumah tangga dan keluarga yang baik dan harmonis, supaya "benihbenih", yaitu anak-anak kita bisa bertumbuh dengan baik. Keharmonisan hubungan suami-istri, orang-tua-anak menjadi landasan yang kuat bagi pertumbuhan dan kesehatan tubuh, jiwa, dan roh anak. Dalam suatu rumah tangga, mungkin saja tampak luarnya berkecukupan bahkan mungkin berkelimpahan dengan harta benda, tetapi perlu diperhatikan unsur kejiwaan—keharmonisan hubungan antar anggota keluarga dan unsur kerohanian— keharmonisan hubungan antara anggota keluarga dengan Tuhan. Paulus menyatakan bahwa hubungan suami-istri adalah suatu rahasia besar karena melambangkan hubungan Kristus dengan jemaat-Nya. Saat Kristus rela mati bagi jemaat-Nya, demikianlah kiranya suami terhadap istrinya. Suami juga harus mengasihi istri seperti mengasihi dirinya sendiri. Demikian juga istri hendaklah menghormati dan tunduk kepada suami, seperti jemaat hormat dan tunduk kepada Tuhannya (Efesus 5:23-23). Kenyataan dalam kehidupan manusia pada saat ini jauh dari apa yang diharapkan, termasuk keluarga-keluarga Kristen.

Entah karena emansipasi atau perubahan zaman, banyak orang salah membaca Efesus 5:22 sehingga ayat berubah menjadi "Hai, istri-istri tanduklah suamimu...!" Pernahkah kita merenungkan dengan sungguh-sungguh apakah sebenarnya kelemahan perempuan yang terbesar? Inilah jawabannya, yaitu susah tunduk kepada suaminya! Itulah sebabnya firman Tuhan mengatakan, "Hai istri-istri tunduklah kepada suamimu." Sebaliknya, kelemahan laki-laki yang terbesar adalah susah sekali mencintai istrinya sendiri. Kecenderungan hatinya adalah mencintai istri orang lain daripada mencintai istrinya sendiri. Itulah sebabnya firman Tuhan mengajarkan agar suami mengasihi istrinya seperti mengasihi dirinya sendiri. Baik suami maupun istri, marilah kita melakukan firman Tuhan ini karena kita tunduk kepada Allah kita. Rasul Petrus mengingatkan para istri, "... tetapi perhiasanmu ialah manusia batiniah yang tersembunyi dengan perhiasan yang tidak binasa yang berasal dari roh yang lemah lembut dan tenteram, yang sangat berharga di mata Allah" (1 Petrus 3:4). Jadi, kodrat manusia itu seyogianya selembut sutra, semurni bunga melati, dan seharum bunga mawar dalam kehidupan keluarga dan rumah tangga, sehingga keharmonisan akan tercipta. Namun kenyataan sebaliknya banyak wanita berubah bagaikan macan betina yang lapar sehingga ingin menundukkan suami dan seluruh keluarganya. Padahal Tuhan memberi "senjata" yang ampuh, yaitu roh yang lemah lembut dan tentram. Suami yang hebat pun, bahkan aneh tapi nyata, dapat dimenangkan oleh kelakuan istrinya yang mempunyai roh lemah lembut. Ini namanya mengendalikan suami dengan roh yang positif, yaitu Roh Kudus. Raihlah kuasa ajaib itu dalam Tuhan (1 Petrus 3:1-2). Bila seorang istri terlalu dominan dalam kehidupan keluarga, hal itu akan membawa akibat yang buruk. Anak-anak perempuan belajar dari ibunya, sehingga terbentuklah wanita-wanita yang berhati laki-laki. Sebaliknya, jika anak laki-laki idolanya adalah sang ibu. Tanpa sadar, si anak laki-laki itu pun suaranya mulai meniru suara ibunya, lenggak-lenggoknya pun mulai meniru ibunya, terbentuklah laki-laki bersikap perempuan. Nah, ini ada kaitannya dengan terciptanya banci, homoseks, lesbian, karena pikirannya terbalik (Roma 1: 26-28). Beberapa belas tahun yang lalu di Bandung terdapat orang-orang pandai. Suaminya dokter jiwa, istrinya ahli jiwa, tetapi anaknya sakit jiwa. Anaknya yang sakit itu diasuh oleh Persekutuan Doa Ecclesia Bandung. Ini menunjukkan rumah tangga yang tidak harmonis karena suami atau istri merasa dirinya pintar, mempertahankan kebenaran dan harga diri masing-masing. Suasana seperti ini mengakibatkan pertikaian yang membuat anak menjadi sakit jiwa karena orang tua tidak berperan dengan baik untuk menyediakan "tanah yang subur" bagi "benih" yang ditanam. Wanita Karir dan Keluarga Hal lain yang perlu dipertimbangkan yang mulai menjadi mode dalam masyarakat Indonesia adalah model wanita karir,


MINGGU, 29 MARET 2009

Supermarket kok ditawar… Pada hari minggu yang lalu, kami sekeluarga belanja kebutuhan bulanan rumah tangga di sebuah hypermarket di Jakarta. Masing-masing kami memilih barang-barang kebutuhan kami. Saya berjalan dengan anak laki-laki saya dan istri saya berjalan dengan anak perempuan saya. Selesai berbelanja, istri saya bercerita kepada saya tentang sebuah peristiwa lucu yang dilihat oleh anak perempuan saya. Istri saya bercerita, bahwa anak perempuan saya melihat ada seorang ibu yang menawar harga kepada SPG yang menjaga stand susu. Dia menawar bagaimana kalau harga susunya di-discount karena dia akan membeli beberapa kardus susu, tetapi SPG itu tidak bisa diberikan discount, karena dia hanya bertugas untuk menjelaskan produk dan menawarkan produk, sedangkan harganya adalah harga pas, tidak bisa ditawar lagi. Anak saya mengatakan kepada istri saya, “lucu ya Mi,… masa supermarket kok ditawar, memangnya pasar traidsional”, katanya sambil tertawa…. Saya tertawa mendengar cerita ini, dan mungkin anda yang juga membaca cerita ini merasa lucu dan tertawa juga setelah mendengar cerita ini. Hal ini mengingatkan saya, betapa kita juga sering kali “menawar” tidak pada tempatnya. Sering kita menawar kepada Tuhan, yang menciptakan kita. Kalau boleh, jangan begini Tuhan, atau kalau boleh, jangan begitu Tuhan… Kita menawar semau kita dan tidak pada tempatnya. Padahal kita sepatutnya mengerti bahwa yang Tuhan berikan kepada kita pasti akan mendatangkan kebaikan kepada kita. Abraham juga pernah menawar kepada Tuhan, kalau boleh jangan musnahkan terutama di kota-kota besar. Bila wanita karir itu membantu karir suaminya, hal itu tidak langsung mengganggu hubungan suami-istri, tetapi kadang-kadang anakanak menjadi korban karena kurang mendapat perhatian dari orang tua. Fungsinya membantu suami, sebagai penolong, masih selaras dengan firman Tuhan. Fungsi suami terhadap istri bagaikan direktur dengan sekretaris atau direktur dengan bendahara, tidak mengganggu hubungan suami dan istri. Namun, apabila istri adalah wanita karir yang bukan membantu suaminya, ketika masing-masing mempunyai penghasilan, terlebih lagi apabila penghasilan istri lebih besar daripada suaminya, keadaan demikian itu, kadang-kadang mendatangkan masalah berupa ketidakharmonisan hubungan suami istri. Entah bagaimana, sedikit demi sedikit, si istri merasa sanggup dan mulai merasa tidak bergantung lagi kepada suaminya sehingga "kebebasannya" itu semakin membuat suami mulai merasa rendah diri terutama karena penghasilannya lebih rendah. Tambah lagi bila istri sudah mempunyai penghasilan sendiri, keuangan antara suami dan istri pasti terpisah. Masing-masing mulai mempertahankan haknya. Sang istri menuntut tanggung jawab suami atas uang belanja rumah tangga karena suami ada-

HALAMAN 11 Sodom, Bagaimana kalau ada lima puluh orang benar di Sodom, kalau empat puluh lima, kalau empat puluh, kalau tiga puluh, kalau dua puluh, kalau sepuluh (Kejadian 18), dan kalau bisa kalau kalau yang lainnya bahkan kalau bisa menawar dan menawar lagi. Berapa sering ketika Tuhan sudah menetapkan harga pas/harga mati, kita masih tetap saja menawar. Tuhan berkata, bahwa upah dosa adalah maut, tidak bisa ditawartawar lagi, tetapi kita masih bisa berkata, ini dosa kecil Tuhan, ini dosa untuk kebenaran/kebaikan Bpk/Ibu Pendeta, ini memang berbohong tapi berbohong untuk kebaikan Bapk/Ibu Pendeta, dan sebagainya dan sebagainya. Ketika Tuhan berkata, “Beritakan Injil sampai ke ujung Bumi”, ini adalah perintah yang tidak bisa ditawar, tetapi kita masih menawar: malu Tuhan, takut Tuhan, kuatir Tuhan, bagaimana kalau ini, bagaimana kalau itu dan bagaimana bagaimana yang lain. Banyak hal lain dan banyak hal besar yang dapat kita lakukan bagi Tuhan, jangan hanya bisa menawar dan menawar kepada Tuhan, tetapi malah memberi lebih kepada Tuhan, maka pasti DIA akan memberikan apresiasi kepada kita, bahkan akan memberikan Reward kepada kita baik di Bumi maupun di Surga nanti. Mari, kita tinggalkan Budaya untuk menawar atau menawar tidak pada tempatnya, terlebih menawar kepada Tuhan, sesuatu yang seharusnya tidak kita lakukan. Tetapi kita mau memberi dan memberi lebih kepada Tuhan kita. IR

HIKMAT Bagi PRIA “Daripada melawan atau kabur, lebih baik gunakan krisis sebagai waktu untuk bertumbuh”. Hambatan utama bagi seekor burung terbang tinggi adalah angina (udara yang bergerak). Tetapi kalau udara ditiadakan, maka yang akan terjadi adalah burung akan jatuh karena terjadi hampa udara. Jadi factor utama yang menjadi rintangan (dalam hal ini adalah udara) pada waktu bersamaan dapat menjadi penunjang utama yang diperlukan. Demikian juga dalam kehidupan kita, masalah atau krisis yang terjadi akan menciptakan ketegangan kreativitas dalam kehidupan kita. Para Pria, dengarkan ini: Apa yang kita lihat dan pandang, itu yang akan mempengaruhi hidup kita. Orang-orang yang tidak lari dari tanggung jawab pada waktu krisis terjadi adalah orang-orang yang mempunyai daya juang yang tinggi dan kreativitas yang tinggi (tidak gampang menyerah dalam kehidupan). Mari kita pandang masalah(krisis) bukan sebagai kerikil tajam atau batu sandungan, yang karenanya kita bisa tersandung atau terjatuh, tetapi pandanglah krisis sebagai batu pijakan untuk kita melihat visi dengan lebih luas dan lebar dalam kehidupan kita. Kehidupan Pria seperti seseorang yang sedang bermain papan selancar, semakin besar suatu ombak, peselancar yang handal (terlatih) akan semakin bersemangat untuk bermain dengan indah. Mari para Pria, taklukkanlah Ombak kehidupan ini. Tim Pelayanan Pria Sejati (CMN)

lah kepala harusnya bertanggung jawab untuk itu. Istri menganggap uang suami adalah uang milik bersama, tetapi si istri menganggap uangnya adalah milik pribadi. Dari sinilah timbul pertikaian berkepanjangan, karena di mana ada harta, di situlah hati melekat. Karena hartanya terpisah, mulailah hatinya pun terpisah. Akibatnya pertikaian demi pertikaian meracuni kehidupan keluarga sehingga tidak tersedia "lahan yang baik" agar "benih" bisa tumbuh dengan baik. Anak-anak menjadi korban. Mereka mengalami luka batin, cacat jiwanya, terutama apabila terjadi perceraian dalam pernikahan orang-tua mereka. Karena itu, marilah kita tunduk dan hormat kepada Allah serta menaati firmanNya agar mendapatkan mukjizat, yaitu pemulihan sukacita pernikahan dalam keluarga yang hanya bisa dibuat ketika kita berseru dalam nama Yesus. Injil Yohanes 2:11 mencatat, "Hal itu dibuat Yesus di Kana yang di Galilea, sebagai yang pertama dari tanda-tanda-Nya dan dengan itu Ia telah menyatakan kemuliaan-Nya, dan murid-murid-Nya percaya kepada-Nya." Bila kita mengharapkan anak-anak yang teguh beriman dan hidup cemerlang, sediakanlah "tanah yang baik", yaitu kehangatan hubungan suami-istri. Bila ini telah tercapai dengan baik, mukjizat kedua yang dibuat Yesus di desa

Kana akan terjadi dengan sendirinya. Injil Yohanes 4:46 mencatat, "Maka Yesus kembali lagi ke Kana di Galilea, di mana Ia membuat air menjadi anggur." Kemudian pada ayat 54 tertulis, "Dan itulah tanda kedua yang dibuat Yesus ketika Ia pulang dari Yudea ke Galilea." Maksudnya adalah penyembuhan anak pegawai istana. Sekalipun pegawai istana, barangkali banyak kekayaannya, tetapi apalah artinya kalau anaknya sakit lalu mati? Syukurlah, Yesus hadir di sana sehingga anak dalam keluarga itu dipulihkan, sukacita melimpah. Apabila orang tua benar-benar menyadari dan melakukan peran dasarnya dalam pendidikan anak seperti diuraikan di atas, Tuhan yang setia akan memberi hidup berkelimpahan.*** Julius Ishak



Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.