ArtMAX Vol. 15 - LIQUESCENT

Page 1


CONTENT Vol. 15 - Liquescent

2021 A r t M A X 1 5

2

Content

2

Editor’s Mind

4

Contributors

6

Portfolio Mahasiswa DI

38

Portfolio Mahasiswa DKV

94

Portfolio Fotografi

104


4

Cover Concept

8

Intermezzo

10

Work Feature

ADAPTING LIQUESCENT

Tanah Abang : Organized Chaos & Colorful

18

24

30

Helen Agustine

Studio Eva Natasa

Seggio Home

66

74

Feature DI

Feature DI

Work Feature

Feature DKV

88

111

Lois van Baarle

Vol.12 , Vol.13 , Vol.14

Dolanan : Indonesia Childhood Memories

Feature DKV

Seto Adi

Order Now !

Feature DI

82

Feature DKV Tokotype Studio


COVER CONCEPT LIQUESCENT

2021 A r t M A X 1 5

4

Dalam era serba cepat yang selalu menuntut kita untuk mengikuti setiap perkembangannya agar dapat bertahan, banyak orang kesulitan untuk menyesuaikan dirinya di tengah keadaan sekarang ini. Perjuangan keras untuk menjadi relevan merupakan tema utama dalam dunia bisnis, edukasi, dan bidang lainnya. Kita terus mencoba menggapai keselarasan dengan kemajuan yang ada, dengan ketakutan akan tertinggal. Proses adaptasi adalah salah satu kebutuhan dasar untuk bertahan hidup. Penggambaran tangan yang merupakan bagian tubuh manusia terbagi menjadi 2 bagian dengan bagian sobekan kertas pada bagian bawah sebagai pemisah. Air yang mengalir merupakan sebuah gambaran dari perubahan yang terus berjalan. Bagian atas tangan yang sudah tersentuh oleh aliran air yang jatuh ke bawah berubah wujud menjadi bentuk 3D yang menggambarkan orang-orang yang sudah mengalami perubahan dan dapat menyesuaikan diri dengan kemajuan. Sedangkan pada bagian bawah tangan merupakan orang-orang yang masih berproses dalam perubahan. Perubahan tersebut terjadi tanpa mengubah jati diri mereka, dan terus menyesuaikan diri dengan keadaan yang ada.

Claudio Schu F. P. & Natashia Pauline C. 3D Art by: Sciali Agustus


EDITOR’S MIND INTRODUCTION

VOL. 15 LIQUESCENT

Interior & Visual Communication Design Magazine FSRD - Universitas Tarumanagara

Keadaan memaksa kita untuk berubah, entah itu mundur atau maju, jatuh atau terbang. Pandemi yang telah terjadi sudah mengubah semua orang dalam skala global, dan respon masing-masing individu merupakan hal yang menentukan dampak apa yang terjadi pada kehidupan mereka. Meskipun adaptasi terhadap lingkungan dan kenyataan yang sangat berbeda ini mendadak, tetap harus dilakukan dengan teratur, dan memastikan perubahan yang kita buat adalah sebuah peningkatan, bukan penurunan. Dibutuhkan jiwa yang kuat untuk beradaptasi dengan perubahan, dan pikiran yang mendalam untuk tetap mempertahankan jati diri tiap kita. Dengan ArtMAX volume ke-15 ini, kami ingin membagikan pengalaman dari beberapa desainer yang telah beradaptasi, melewati perubahan yang mendadak. Kami berharap, kita semua bisa melihat sisi terbaik dari keadaan-keadaan yang sudah kita lewati, dan melihat ke masa depan dengan penuh harapan akan kemajuan.

Claudio Schu F. P. Editor-in-chief

Director Fivanda S.Ds., M.Ds. Supervising Student Bella Karina Editor-in-Chief Claudio Schu F. P. Managing Editor Vivian Giovanny Secretary Gloria Variska F. Treasurer Stephanie Leonardo Editorial Jesslyn Louwrence Viona Clarissa Teresa Tabitha Gabriella Fiona F. Design Natashia Pauline C. Michelle Angela C. Debora Agnetha Surya Fajar P. A. Publication Ivana Octavia Jasmine Ardine Evelyn Two Gilbert Marketing Sherissa Bonifacia Garlington Limantoro Hellen Michelle Florencia

www.bemfsrduntar.com/artmax @artmaxmagz ArtMAX Magazine artmax_magazine@yahoo.com


CONTRIBUTORS DOMISILIUM STUDIO Domisilium Studio adalah studio desain interior yang didirikan oleh Santi Alaysius dan Hamphrey Tedja pada tahun 2009. Domisilium Studio telah memiliki berbagai pengalaman dalam mengerjakan proyek residensial, perhotelan dan komersial. Salah satu proyek perhotelan yang telah dikerjakan oleh Domisilium Studio adalah proyek hotel Ibis Style Tanah Abang yang mengangkat konsep interior “Organized Chaos and Colorful Tanah Abang”

HELEN AGUSTINE Helen Agustine adalah arsitek sekaligus seorang desainer interior yang juga merupakan salah satu pendiri dari Seniman Ruang. Bersama dengan rekannya, ia membangun Seniman Ruang dan menjawab kebutuhan orang-orang dengan filosofi desain yang kontekstual. Kegemarannya terhadap spatial design dan keberaniannya dalam menghadapi tantangan-tantangan baru lah yang menginspirasinya dalam terus berkarya.

2021 A r t M A X 1 5

6

EVA NATASA Dengan menggunakan namanya sendiri, Eva Natasa membangun studionya pada tahun 2018. Ia merupakan seorang desainer industri yang terjun ke dunia furnitur ketika ia tidak dapat menemukan desain furnitur yang sesuai dengan keinginannya. Karya yang ia buat didasarkan pada satu filosofi desain, yakni menghargai bumi dan menempatkan diri sebagai bagian dari keberlangsungan kehidupan dengan menggunakan pengetahuan akan desain untuk menghargai apa yang dihasilkan oleh alam.

SEGGIO HOME Seggio Home didirikan oleh Felix Luo dan Andy Financio pada tahun 2007. Meskipun tidak memiliki latar belakang pendidikan interior, hal tersebut tidak menghalangi mereka untuk terjun ke dalam bidang interior. Mereka belajar dari berbagai sumber dan lingkungan sekitar sehingga akhirnya dapat mendirikan studio mereka sendiri. Dengan harapan Seggio Home bisa dikenal lebih luas lagi, mereka terus berkarya sekaligus menghadapi berbagai tantangan yang ada.


YOHANES RAYMOND Yohanes Raymond adalah seorang desainer grafis yang telah mengerjakan berbagai proyek branding dan desain grafis sejak tahun 2012. Ia berfokus pada pembuatan logo, visual identity, print design, catalog & editorial design, dan website interface. Pada tahun 2018 lalu, ia mengkontribusikan karyanya yang berjudul “Dolanan: Indonesian Childhood Memories” pada pameran bertema “Hidden Gems” di Kaohsiung, Taiwan.

SETO ADI Seto Adi adalah seorang desainer grafis yang juga dikenal sebagai creative director sekaligus co-founder dari studio Satu Collective. Dari hobinya membuat sablon kaos, poster dan zine, ia mulai terjun ke dalam industri kreatif dan mempelajari desain grafis. Merasa terkekang karena adanya pagar dalam berkarya, ia memutuskan untuk keluar dari advertising dan membuat studionya sendiri, studio Satu Collective bersama dengan dua orang temannya.

TOKOTYPE STUDIO Tokotype Studio adalah studio yang bergerak dalam bidang type design atau tipografi. Berbeda dengan graphic design studio pada umumnya, Tokotype berfokus pada service custom typeface untuk company atau brand dan produk digital typeface yang lisensinya bisa dibeli. Meskipun studio yang bergerak dalam bidang type design jarang ditemui di Indonesia, hal tersebut justru menjadi keunggulan bagi mereka sendiri ketika ingin berkolaborasi dengan orang-orang.

LOIS VAN BAARLE Lois van Baarle adalah seorang ilustrator dan character designer asal Belanda yang lebih gemar untuk menggambar secara digital. Menurutnya, dalam digital art, segala sesuatu bisa dibuat menjadi “mungkin”. Sebagai ilustrator dan character designer, ia aktif dalam membagikan karya seninya secara online kepada komunitas seni. Membuat buku “self-help” untuk membantu para seniman mengatur waktu dengan baik dan mengembangkan kreativitas mereka adalah salah satu impian Lois van Baarle.


EDITOR Claudio Schu F. P.

ADAPTING LIQUESCENT

ArtMAX volume ke-15 ini mengangkat tema LIQUESCENT. Liquescent /li’kwes(ə)nt/ memiliki arti menjadi air atau cair. Seperti air, ketika dituang ke sebuah wadah akan berubah bentuk menyesuaikan dengan wadah tersebut tanpa berubah menjadi zat lain, seperti itu juga kita sebagai desainer harus bisa beradaptasi tanpa mengubah jati diri kita yang sebenarnya.

2021 A r t M A X 1 5

8

Tema Liquescent merupakan sebuah perspektif yang bertujuan mengajak kita untuk beradaptasi pada perubahan yang datang dengan tiba-tiba. Didalam pandemi ini, dunia kita dipaksa berubah dalam sekejap mata, baik dalam cara sekolah, kuliah, bekerja, dan juga hampir semua aspek dalam kehidupan kita. Karena itu dibutuhkan jiwa yang siap untuk menghadapinya. Pada dasarnya perubahan selalu ada, selalu akan datang, tetapi perubahan pandemi merupakan suatu kejadian yang tidak terduga. Kehidupan “normal” pun terhenti, terhambat, atau dalam konotasi yang lebih baik, beristirahat. Tentu saja pandemi ini merupakan suatu musibah yang buruk, tetapi tidak dapat dipungkiri pandemi itu sendiri sekaligus membawa kesempatan-kesempatan baru, pemikiran & perspektif baru terhadap kehidupan dan cara kita menjalaninya.

Kesempatan untuk beristirahat menjadi sangat besar, kita berkelimpahan akan waktu luang yang bebas untuk kita atur, mungkin waktu keluarga yang tiba-tiba melonjak karena harus selalu dirumah, waktu untuk membuat suatu karya yang sebelumnya selalu ditunda dengan alasan “tidak ada waktu”. Peluang yang tiba-tiba melonjak juga datang pada digital marketing, mungkin sebelumnya smartphone memakan hingga 40% dari keseharian kita mendadak menjadi 80%, bisnis online bermunculan dimanamana dengan semua orang sangat dibatasi untuk keluar rumah, belanja online, event online, kelas online, hampir semua dilakukan “dalam jaringan”, menjadi sumber naiknya kebutuhan desain grafis.

Kamar, rumah, yang sebelumnya hanya menjadi tempat istirahat pulang dari sekolah, kampus, kantor, jalan-jalan, sekarang juga menjadi tempat bekerja, tempat bersosialisasi, dan tempat perlindungan, menjadi sumber naiknya permintaan renovasi interior. Masih banyak contoh lain dari kesempatan yang dihadirkan oleh pandemi bagi desain maupun bidang-bidang lainnya, yang tersisa hanyalah bagaimana kita menanggapi kesempatan-kesempatan yang ada dalam jangkauan. Menghadap masa depan atau diam di masa lalu, beradaptasi atau tertinggal.

Image by James Eades


INTERMEZZO


FEATU RE DI Domisilium Studio

2021 A r t M A X 1 5

10

EDITOR Vivian Giovanny

REPORTER Gabriella Fiona Fidelia


WORK FEATU RE

TANAH ABANG: ORGANIZED CHAOS & COLORFUL Hotel merupakan sebuah bangunan yang dikelola oleh sebuah perusahaan atau badan usaha yang memberikan layanan penginapan bagi orang-orang yang sedang melakukan perjalanan. Tentu saja sebuah hotel akan menjadi tempat singgah bagi para pebisnis, wisatawan, dan lainnya. Maka dari itu, sebuah hotel tentu harus memiliki fasilitas pelayanan yang mampu memanjakan orangorang yang bersinggah di sana seperti jasa kamar, jasa penyedia makanan dan minuman, jasa akomodasi, dan lainnya dengan syarat berupa imbalan ataupun pembayaran. Tidak lupa juga terdapat beberapa fasilitas hiburan yang biasanya disediakan untuk membuat para pengunjungnya tidak merasa bosan seperti kolam renang, gym, dan taman bermain anak-anak.

Namun, jika dilihat secara keseluruhan, fasilitas pelayanan saja tidak cukup. Sebuah hotel yang baik tentu harus membawakan suasana ruang yang membuat para pengunjung merasa nyaman dan mendapatkan pengalaman yang menarik saat menginap di hotel, itu lah mengapa desain interior memiliki peranan yang cukup penting dalam membangun suasana sebuah ruang. Hal ini pun diterapkan pada perancangan interior Ibis Style Jakarta Tanah Abang yang mengadaptasi “Tanah Abang” sendiri ke dalam interiornya.


2021 A r t M A X 1 5

12

Dalam proses perancangan proyek ini tentu melibatkan banyak pihak yang salah satunya adalah Domisilium Studio yang diajak untuk bekerjasama dalam perancangan bagian interiornya. Sebenarnya kontrak tersebut sudah ditawarkan sejak tahun 2013, namun terjadi beberapa kendala yang menyebabkan perancangan interior proyek ini harus diundur. Proses yang cukup panjang dijalani oleh Domisilium Studio sampai pada akhirnya di penghujung tahun 2018, proyek Ibis Style Jakarta Tanah Abang dapat diselesaikan. Domisilium Studio memilih untuk menghidupkan kesan organized chaos and colorful Tanah Abang sebagai konsep interior yang diterapkan pada hotel ini.


WORK FEATU RE


2021 A r t M A X 1 5 14


WORK FEATU RE

Suasana itu sudah terasa sejak kita memasuki bagian entrance hotel. Desain furnitur serta elemen dekoratif yang berlekuk dan didominasikan dengan pola lingkaran memberikan kesan yang dinamis. Kesan abstrak juga terasa pada pola peletakan furnitur yang terlihat berantakan namun tertata. Hal itu menggambarkan kegiatan yang terjadi di daerah Tanah Abang yaitu selalu dipenuhi kesibukan dan keramaian. Pemilihan warna cerah dan beragam memberikan kesan cheerful yang juga merepresentasikan Pasar Tanah Abang yang penuh dengan warna. Pengunjung juga mendapatkan sambutan hangat dari meja resepsionis yang ternyata terinspirasi dari bentuk loket Stasiun Tanah Abang. Area restoran juga memberikan elemen dekoratif yang berhubungan dengan pasar tekstil berupa beberapa ornamen tabung berlapis motif dan warna yang beragam seolah-olah itu merupakan beberapa gulungan kain seperti yang layaknya dijual di Pasar Tekstil Tanah Abang. Tak lupa untuk menambahkan mural yang terlukis abstrak di setiap dinding kamar Ibis Style Jakarta Tanah Abang untuk memberikan suasana yang ceria dan artistik.

Peradaptasian Ibis Style Jakarta Tanah Abang organized chaos and colorful yang dipilih oleh Domisilium Studio bertujuan untuk mengenalkan kepada para pengunjung yang datang, khususnya yang dari luar kota atau bahkan luar negeri, kepada Pasar Tanah Abang itu sendiri yang tentu dikenal sebagai pasar tekstil terbesar di Asia Tenggara. Selain itu, pemilihan tema tersebut juga untuk memperkuat lokasi keberadaan hotel itu sendiri. Hal tersebut tentu dapat terlihat dan dirasakan dengan pengaplikasian hal-hal yang sangat identik dengan Tanah Abang baik dari segi sejarah atau tempat-tempat yang ikonik. Maka dari itu, dapat dikatakan bahwa Domisilium Studio telah berhasil membawa Ibis Style Jakarta Tanah Abang dengan peradaptasian desain yang unik, imajinatif, dan juga modern serta terkesan mahal tanpa menghilangkan ciri khas dari Tanah Abang itu sendiri.


2021 A r t M A X 1 5 16


WORK FEATU RE


FEATU RE DI Helen Agustine

2021 A r t M A X 1 5

18

EDITOR Vivian Giovanny Jesslyn Louwrence

REPORTER Jesslyn Louwrence

HELEN AGUSTINE Menghadapi tantangan baru bisa menjadi suatu hal yang menakutkan bagi beberapa orang. Namun, tidak untuk desainer yang satu ini. Helen Agustine merupakan salah satu founder dari Seniman Ruang yang telah mengerjakan berbagai proyek desain residensial maupun komersial. Menghadapi tantangan baru dan bertemu dengan orang baru menjadi hal yang disukai Helen dari proses mendesain ruang. Dengan berani, Helen selalu mencari tantangan baru yang bisa dihadapinya.


FEATU RE DI

J : Ceritakan sedikit mengenai latar belakang dan karier Anda. H : Dari kecil saya memang suka menggambar dan dulu itu saya sering dibawa travelling sama keluarga dan perasaannya senang karena sering melihat tempat-tempat baru, dari situ saya mulai senang dengan arsitektur. Pas kuliah pun saya mengambil jurusan arsitektur di Universitas Parahyangan. Along the way, saya sempat bekerja di Bitte Design Studio di Jakarta selama satu tahun, lalu saya lanjut mengambil S2 jurusan Interior Design di New Castle dan sempat bekerja juga di London. Dari situ saya mulai mendalami dan makin suka dengan spatial design (desain ruang).

J : Apa yang menginspirasi dan memotivasi Anda untuk memulai Seniman Ruang? H : Sebenarnya saya tidak terpikir untuk membuat Seniman Ruang, memang tidak ada unsur kesengajaan. Awalnya memang karena opportunity, karena dulu ada tawaran untuk membuat co-working space. Saya yang waktu itu masih berada di UK membutuhkan partner di Indonesia yang bisa membantu saya untuk memantau di lapangan. Jadi saya kontak teman saya, Linda dan dia pun jadi partner saya sekarang di Seniman Ruang. Setelah project co-working space, ada lagi tawaran untuk membuat creative office, setelah itu mulai banyak tawaran project yang berdatangan dan baru-lah kita membuat Seniman Ruang.

J : Apa perbedaan Seniman Ruang dari studio desain lainnya? H : Mungkin saya bisa ceritakan filosofi dari Seniman Ruang. Biasanya, desain kita itu kontekstual; kita mencoba menjawab sebuah permasalahan dari konteksnya. Kita memberikan solusi berdasarkan hasil riset di lapangan, seputar market dan user-nya seperti apa. Kemudian kita juga berusaha untuk selalu menjaga kualitas dibandingkan kuantitas. Kita mungkin kecil, tapi memang we want to keep it that way supaya kualitasnya terjaga. Untuk perbedaan dari segi desain, mungkin kita selalu ada cerita atau konsep dalam mendesain dan kita tidak hanya mendesain berdasarkan fungsi saja.


2021 A r t M A X 1 5

20

J : Fungsi memang penting, tetapi kenapa mengkomunikasikan sebuah cerita juga penting? H : Menurut saya, desain itu tidak hanya tentang sesuatu yang kita gunakan, tetapi juga sesuatu yang kita alami dan rasakan. Jadi penting juga jika desain yang kita buat juga menyentuh emosi kita dan tidak hanya semena-mena dibuat untuk memenuhi kebutuhan fungsional kita saja. Pada dasarnya pun desain juga memiliki tujuan untuk meningkatkan kehidupan orangorang dan untuk membuat orang-orang merasa nyaman.

J : Dari banyak project yang sudah Anda kerjakan, project apa yang paling berkesan? H : Semua project punya ceritanya masingmasing, semuanya menarik dan berkesan. Jadi, tidak bisa dibandingkan dengan satu sama lain. Saya lebih banyak mendesain project komersial yang tantangannya itu lumayan berat.

Kalau kita mendesain rumah, kita sudah merasa familier dengan lingkungan tersebut karena sehari-harinya menghabiskan waktu di rumah, tapi untuk komersial, itu kan merupakan sesuatu yang kita sebenarnya tidak familier di awal, dan untuk mempelajari sesuatu yang baru itu sangat menarik bagi saya.

J : Dalam proses mendesain dan kreasi, bagian apa yang paling menarik bagi Anda? H : Dalam tahap mendesain, biasanya yang paling seru bagi saya itu di awal dan di akhir. The first pitch itu sangat menarik karena bertemu dengan orang baru itu sangat menyenangkan, terutama ketika bertemu dengan klien baru dan kita harus bisa menggali apa yang sebenarnya mereka inginkan dari sebuah desain. Sedangkan untuk tahap di akhir itu ketika sudah mulai finishing di lapangan. Pada tahap akhir, detailing itu yang paling penting dan kita harus sering ke lapangan untuk melihat


FEATU RE DI

kerapihan detail, karena hal-hal detail seperti ini lah yang membuat desainnya tereksekusi dengan baik.

J : Biasanya tantangan apa saja yang sering Anda alami, dan bagaimana Anda menghadapinya? H : Tantangan di dunia kerja sangat berbeda dengan dunia kuliah. Saat kuliah kita tidak memikirkan budget, timeline, modul material, idealisme klien dan waste. Nah, ketika mendesain untuk orang lain, kita tidak bisa mendesain untuk ego kita sendiri, kita memiliki tantangan untuk bernegosiasi dengan klien agar kita dapat memberikan reason yang tepat. Mendengarkan juga jadi tantangan, karena terkadang klien bisa lebih pintar dari kita dan biasanya mereka punya banyak masukan berharga. Di lapangan pun ada tantangannya, dimana kita harus bisa mengatur tim dan kontraktor di lapangan agar hasil desain kita bisa dieksekusi dengan baik.

J : Ketika awal pandemi ini mulai terjadi, apa yang menjadi tantangan terbesar bagi Anda maupun bagi Seniman Ruang? H : Ketika awal tahun, kita mengalami small crisis karena ada banyak project yang di-postpone. Mungkin orang takut saat awal munculnya Covid, sehingga ekonomi jadi terhambat. Itu menjadi tantangan terberat yang mengharuskan kita muter otak untuk mencari cara dan akhirnya sempat bikin Seruang, mengadakan kolaborasi juga dengan berbagai vendor untuk membuat produk dan memperbanyak project desain residensial. Untungnya sekarang crisis tersebut sudah berlalu, jadi sudah mulai banyak lagi, kebetulan kita juga lagi full di akhir tahun (2020).

J : Bagaimana Seniman Ruang bisa beradaptasi dengan cepat dengan kondisi pandemi dan mencetuskan ide untuk membuat Seruang? H : Ide Seruang muncul dari saling tolong menolong. Di awal pandemi, rumah jadi tempat sehari-hari para klien beraktivitas dan memang ada demand dari klien untuk merenovasi kamar, ruang tamu, ataupun ruang keluarga. Kita akhirnya memutuskan untuk membuat Seruang, yang lebih affordable dan lebih mudah diakses. Di Seruang, kita hanya mendesain dan memberikan rekomendasi furniture dan material yang perlu dibeli oleh klien. Ini sekaligus membantu lokal vendor kecil di Indonesia yang lagi kesusahan karena kita bantu menyarankan klien untuk bisa connect dengan vendor-vendor ini. Nah, meskipun sekarang Seruang tetap berjalan sampai saat ini, fokus kita masih tetap di Seniman Ruang.


2021 A r t M A X 1 5

22

J : Menurut Anda apakah pandemi ini akan mempengaruhi desain ruangan maupun bangunan kedepannya? H : Kemungkinan, akan ada new normal tapi juga akan ada the old normal. Jadi mungkin tinggal berapa persen saja perubahannya. Kalau di komersial, terutama FnB saya bisa bilang restoran itu sekarang mulai memikirkan untuk membuat ruang outdoor untuk makan, jadi mereka membuat extension ke depan dan menaruh meja-meja di depan. Kemudian, komersial juga mulai menerapkan partisi, jadi muncullah berbagai macam partisi dengan bentuk yang berbedabeda. Ada juga yang tidak membuat partisi namun mengatur ulang layout denah mereka agar komposisinya bisa lebih renggang.

J : Apa pesan terpenting dari Anda untuk para desainer yang dipaksa berubah dengan cepat dalam kondisi sekarang ini agar mereka bisa beradaptasi dan tetap maju? H : Kita memang dituntut untuk beradaptasi di new normal sekarang ini. Tapi, sebenarnya bukan hanya karena Covid, bisa saja ada lagi peristiwa yang mengharuskan kita berubah. Maka, level of agility itu sangat penting untuk survive. Sebagai desainer kita juga harus memiliki pikiran yang terbuka dan tidak bisa terpatok pada satu idealisme, karena jaman itu berubah dan untuk bertahan hidup, kita juga harus ikut berubah. Saya pikir, berpikiran terbuka, sikap selalu mendengarkan, melihat dunia dan masalah yang ada di dunia, dan beradaptasi itu sangat penting tidak hanya di saat pandemi ini saja, namun di saat kapanpun dan di mana pun, lakukan setiap hari.


FEATU RE DI


FEATU RE DI Studio Eva Natasa

2021 A r t M A X 1 5

24

EDITOR Vivian Giovanny

REPORTER Gabriella Fiona Fidelia


FEATU RE DI

STUDIO EVA NATASA Furnitur merupakan sebuah perlengkapan yang digunakan untuk menghidupkan ruangan. Namun bagaimana jika furnitur yang kita perlukan dan sukai tidak ada yang dijual di pasaran? Pernahkah terpikirkan untuk mendesain furnitur sendiri? Sebuah ide sederhana yang terlintas di benak seorang Eva Natasa yang pada akhirnya berlanjut sampai membentuk studionya sendiri, STUDIO EVA NATASA.

G : Boleh ceritakan sedikit mengenai awal mulanya perjalanan karier Studio Eva Natasa dan perkembangannya sampai saat ini? E : Karir pribadi saya sebagai desainer industri dimulai pada tahun 2006 di Milan, dimana saya bekerja di kantor konsultan desain industri bernama Design Group Italia. Sesudah pulang ke Indonesia, saya mulai mencari mebel yang didesain oleh desainer Indonesia dan dibuat di Indonesia untuk mengisi rumah, tetapi tidak menemukan yang sesuai dengan keinginan saya sehingga saya memutuskan untuk mendesain mebel sendiri. Selama proses mendesain, saya menghabiskan waktu kurang lebih 11 bulan dan tinggal di rumah tanpa perabot hingga akhirnya menjadi koleksi saya yang pertama. Pada akhirnya, di tahun 2013 saya meluncurkan merek mebel yang diambil dari nama saya sendiri, EVA NATASA. Dilanjutkan dengan membentuk STUDIO EVA NATASA pada tahun 2018.

G : Apa yang menjadikan furnitur sebagai suatu bidang industri yang diminati bagi Studio Eva Natasa? E : Saya menjadikan furnitur sebagai salah satu bidang industri yang saya pilih karena jatuh cinta dengan kayu.

G : Apakah konsep yang diterapkan Studio Eva Natasa dalam mendesain furnitur? Apakah memiliki gaya tersendiri dalam merancang furnitur? Dan bagaimana hal tersebut membuat Studio Eva Natasa berbeda dari studio lainnya? E : Sejujurnya saya tidak pernah mendefinisikan gaya ataupun identitas desain saya. Saya juga tidak memiliki konsep melainkan filosofi desain yaitu menghargai bumi dan menempatkan diri sebagai bagian dari keberlangsungan kehidupan dengan cara menggunakan pengetahuan akan desain untuk

menghargai apa yang dihasilkan oleh alam, dengan mengolah bahan dengan sebaik-baiknya (dalam hal ini kayu, yang juga merupakan mahluk hidup), berbagi pengetahuan dengan pengrajin lokal dan disaat yang sama juga menghargai keterampilan dan wawasan mereka untuk membuat produk yang baik dan tahan lama. Semua proses produksi kami pikirkan dari awal sampai akhir sesuai dengan filosofi kami.


2021 A r t M A X 1 5

26

G : Dari segala material untuk pembuatan furnitur, mengapa Studio Eva Natasa memilih untuk memfokuskan kayu jati sebagai material yang digunakan untuk desain Anda? E : Karena saya jatuh cinta dengan kayu. Kenapa fokus ke kayu jati karena kayu jati mempunyai keunikan dapat memproduksi minyak untuk melindungi dirinya sendiri dari hama, sehingga tidak memerlukan penggunaan bahan kimia dalam proses produksinya. G : Untuk kedepannya, apakah Studio Eva Natasa akan tetap memfokuskan material kayu jati dalam pembuatan furnitur atau berencana untuk bereksperimen dengan material lain?

E : Kayu jati akan selalu ada, tetapi kami juga mengeksplorasi material-material yang lain.

G : Apakah selama masa pandemi ini Studio Eva Natasa merasakan dampak tertentu? E : Sebagai mahluk hidup, tentu saja saya merasakan dampak pandemi. Saya tidak bisa bilang ini negatif atau positif, tetapi saya tahu saat ini adalah momen unik yang tidak akan terulang lagi. Dari segi kreativitas, saya merasa menjadi mempunyai jauh lebih banyak waktu untuk membuat kreasi dan juga melihat dunia dengan perspektif yang berbeda. Untuk merek mebel dan studio tentu saja aktivitas menjadi jauh berkurang, tetapi kami usahakan untuk tetap berproduksi dengan kapasitas seminimal mungkin tetapi masih bisa tetap bertahan untuk mempelajari sesuatu yang baru itu sangat menarik bagi saya.


FEATU RE DI

G : Dari perjalanan karir Studio Eva Natasa selama ini, apakah momen yang paling berkesan sebagai Desainer/Studio yang bergerak dalam industri furnitur? E : Momen yang paling berkesan adalah ketika berada di workshop dan melihat bagaimana sebuah karya lahir dan ketika pengguna desain kami berbagi cerita tentang bagaimana mereka menggunakan kreasi kami dalam kehidupan mereka.

G : Menurut Studio Eva Natasa, bagaimana perkembangan industri furnitur yang terjadi di Indonesia? E : Menurut saya, desain mebel di Indonesia sudah jauh lebih berkembang dibandingkan 10 tahun yang lalu, banyak desainer-desainer muda dengan karya-karya menarik.


2021 A r t M A X 1 5 28


FEATU RE DI

G : Boleh berikan pesan dan harapan untuk para desainer muda dan calon desainer yang sedang berjuang dalam menempuh karirnya? E : Selalu semangat dan selalu berkarya walaupun kadang terasa sulit tetapi jangan menyerah, selalu coba untuk lakukan yang terbaik dan kita harus selalu menyadari bahwa kita adalah bagian dari bumi.

Kita adalah bagian dari bumi. – Eva Natasa

G : Apakah target dan harapan yang diimpikan Studio Eva Natasa untuk kedepannya? E : Saya selalu melakukan yang terbaik yang saya bisa, jadi tidak ada target. Kalau harapan, saya ingin bisa berbagi desain yang baik ke lebih banyak orang dan bisa berkontribusi lebih baik lagi untuk bumi.


FEATU RE DI Seggio Home

EDITOR Vivian Giovanny

REPORTER Viona Clarissa

SEGGIO HOME 2021 A r t M A X 1 5

30

Siapa bilang kerja di bidang Interior itu harus memiliki latar belakang pendidikan interior dulu? Hal ini sudah dibuktikan oleh Felix Luo dan Andy Financio, yang merupakan founder dari Seggio Home yang sudah menangani berbagai proyek residensial sejak tahun 2007. Mereka melihat potensi bisnis yang sangat luas dalam bidang interior dan mulai belajar dari berbagai sumber dan koneksi yang ada sampai mereka memberanikan diri untuk merintis usaha di bidang interior, yaitu Seggio Home.



2021 A r t M A X 1 5 32


FEATU RE DI V : Asal mula berdirinya Seggio Home, kenapa namanya Seggio Home? A : Jadi awal mulanya saya diajak sama partner saya, pak Felix mengajak saya dari tahun 2007. Nama Seggio ini diambil dari bahasa Italia artinya kursi, dan namanya ada Home nya karena target kita residential yaitu rumah dan apartemen. Jadi lebih spesifik ke residential. F : Kita pilih nama kursi karena menurut kita dalam bidang interior ini, kursi adalah barang yang sangat basic dan paling penting. Jadi kita mencoba untuk mengambil nama yang paling dasar yaitu kursi, Seggio. Andy V : Kenapa dari berbagai macam industri, lebih memilih industri bidang interior? F : Menurut saya, saya dulu berangkat dari properti, terus sepanjang menjalani properti, saya melihat interior itu sesuatu yang menarik karena hampir setiap rumah harus diisi oleh interior, tapi interior seperti apa? Nah ada orang yang menggunakan desainer ada juga orang yang beli-beli sendiri yang hasilnya tidak maksimal, makanya kita coba memenuhi kebutuhan dasar orang yaitu untuk punya rumah dengan interior yang bagus. Dan menurut saya interior itu bisnis yang luas. Pasarnya sangat luas dan orangorang juga butuh makanya kita coba untuk mewujudkan itu. Felix V : Apakah sebelumnya memang ada latar belakang interior atau langsung terjun ke industri Interior? F : Menurut saya, kalau untuk pendidikan formal kita tidak ada background interior. Tapi di keseharian, kita banyak belajar, melihat banyak tempat atau referensireferensi dari majalah, dan orang sekitar kita yang juga banyak yang memiliki background interior. Jadi kita belajar dari situ sampai akhirnya kita yakin dan kita jalani bisnis ini.


2021 A r t M A X 1 5

34

V : Apakah Seggio Home memiliki style tersendiri dalam mendesain? Misalnya dalam pemilihan material atau gaya yang diterapkan dalam suatu ruangan. A : Jadi design itu kan custom ya, kita mendengar dan mendesain sesuai dengan kebutuhan dan keinginan client. Tapi, memang kalau dilihat dari portofolio kita, bisa terlihat ada ciri khasnya. Seperti pada pemakaian warna, pemakaian warna yang kita pakai juga tidak terlalu banyak, lebih ke warna-warna yang soft dan dasar. Gayanya mungkin lebih ke modern dan American Classic.

V : Dalam pengerjaan sebuah project biasanya memakan waktu berapa lama? A : Itu tergantung seberapa besar projectnya dan seberapa rumit projectnya. Kita kan design and build jadi ada banyak tahapannya juga, mulai dari perencanaan desainnya sampai ke pengerjaannya dan kesiapan lapangannya itu pasti berbeda-beda waktunya.

V : Apa bagian paling sulit selama menjalankan studio desain? F : Kalau secara technical menurut saya semuanya bisa dikerjakan. Yang paling sulit itu lebih ke hal-hal di luar technical contohnya seperti mewujudkan ekspektasi client. Menangkap dan mewujudkan ekspektasi client menurut saya itu cukup challenging.

F : Tergantung case per case sih. Terkadang ada yang bangunannya sendiri belum jadi, jadinya kita belum bisa mulai. Atau deadlinenya sempat ter-pending, jadi tertunda lama.

A : Kalau soal barang, memang material itu banyak berubah-ubah tapi itu semua bisa dipelajari. Tetapi yang paling challenging adalah ketemu klien dan orang yang berbedabeda. Kita juga harus bisa menangkap keinginan dan kebutuhan klien seperti apa.



2021 A r t M A X 1 5

36

V : Apa tantangan terbesar dalam menjalankan usaha selama pandemi ini, dan bagaimana cara anda mengatasi hal tersebut? F : Selama pandemi ini, dari sisi kebutuhan permintaan tidak terlalu beda jauh. Walau di awal Maret orang-orang shock karena adanya PSBB. Tapi karena adanya kebutuhan semuanya tetap akan jalan, jadi life must go on. Orang tetap akan menikah, punya rumah, dan rumah mereka pun tetap akan direnovasi. Jadi tidak jauh berbeda dengan sebelum pandemi. Mungkin kesulitan-kesulitannya itu meeting secara online, karena jika bertemu secara langsung, pembahasannya akan lebih mudah. Tapi akhirnya kita tetap harus koordinasi di lapangan bersama client untuk check on site bersama. A : Sebenarnya tidak jauh berbeda dengan sebelum pandemi. Walaupun personal touchnya lebih berkurang, tapi online meeting lebih efektif. Jadi misalkan ada orang yang mau bertanya dahulu, kita bisa meeting secara online. Sehingga lebih cepat, dan intensitas meeting lebih banyak. Kalau dulu karena adanya batas waktu, misalnya karena jalanan macet, meeting terbatas hanya bisa dua kali.

V : Apa target yang mau dicapai Seggio Home dalam waktu dekat? A : Sebenarnya tiap tahun kita selalu membuat target secara jumlah, revenue. Kita ingin lebih tinggi dari tahun lalu. Portfolio dan project kita juga mungkin skala nya bisa lebih besar. F : Kalau secara bidang interior pastinya kita juga ingin design kita lebih luas, lebih up to date terus. Bisa bersaing dan bukan jadi desainer interior yang ketinggalan.


FEATU RE DI

V : Harapan terbesar kedepannya untuk Seggio Home? A : Saya berharap kedepannya karya-karya kita, Seggio Home, lebih dikenal orang, lebih banyak yang tahu tentang kita.

V : Adakah tips atau saran dari kakakkakak sekalian untuk calon desainer seperti kami? A : Kalau di kampus kan kita tetap belajar, tetapi kebanyakan adalah teori. Mungkin bisa lebih diperbanyak belajar ke praktek dan lapangan. Tapi tergantung dari cita-cita juga. Mau menjadi designer, contractor, atau ingin jadi consultant. Kalau sudah tau ingin jadi apa, mungkin harus perbanyak pengetahuan di bidangnya. Terkadang, seperti pengetahuan material dan bahan, banyak mahasiswa interior yang masih belum tau. Perbanyak belajar di lapangan aja, kecuali kalau ingin jadi designer, ya perbanyak belajar tentang desain. F : Biasa problemnya seorang designer itu mereka bisa design sebagus mungkin, tapi kurang memikirkan teknisnya. Jadi ketika sudah design dengan bagus tapi ternyata secara fungsi atau secara pembuatan itu tidak bisa diwujudkan atau mungkin tidak sesuai dengan ekspektasi client. Jadi lebih banyak melihat-lihat real project di lapangan sehingga bisa lebih tau secara teknisnya.


DESIGN INTERIOR PORTFOLIO 2021 A r t M A X 1 5

38

Curated by Fivanda S.Ds., M.Ds.


PORTFOLIO DI

Teknik : SketchUp dan Vray

NEW CONCEPT OF BAKERZIN CAFE Tugas Mata Kuliah Desain Interior Retail

MICHELLA ANGELINA

082122300224 work.michellaangelina@gmail.com The high mobility of the community and the number of instagramable cafés, complete facilities, easy to reach, make many people like to have activities in cafés. However, the pandemic and other problems that has become a world problem today have resulted in decreased income for people working in the world of F&B. Even after this pandemic ended, some people still have a fear of doing activities in cafés because they think that cafés are not a safe place, fear of eating utensils, unsterile places, and narrow circulation, will make them prefer to stay home.


2021 A r t M A X 1 5

40

Through this problem, I innovated to carry out interior design at Bakerzin Central Park Mall to change fear and reassure their former belief in society through a design with new applications and concepts and innovation, first foot-operated dessert vending machine in Indonesia, which gives the reduction in face-to-face/interaction between waiters and customer after pandemic. The atmosphere we would like to build is warm, cozy, and provide a comfortable and safe psychological feeling for customers to eat safely & comfortably.


PORTFOLIO DI


Teknik : Sketchup dan Lumion

KATE SPADE

2021 A r t M A X 1 5

42

Tugas Mata Kuliah Desain Interior Retail CANISHA CHRYSTELLA

085775023766 canishachrystella@gmail.com

FEMININE LUXURY


PORTFOLIO DI


Teknik : Autodesk Revit 2018

2021 A r t M A X 1 5

44

UNIQUE AND CLASSY


PORTFOLIO DI

RESTAURANT INTERIOR DESIGN

Tugas Mata Kuliah BIM TERESA TABITHA 081383043713

trstbth@gmail.com


2021 A r t M A X 1 5 46


PORTFOLIO DI


Teknik : SketchUp dan Vray

2021 A r t M A X 1 5

48


PORTFOLIO DI

DREAMING IN YOUR VACATION LIKE HOME Karya Pribadi EVELYN TWO 081362944481

two.evelyn2@gmail.com

MINIMALIST MODERN INDUSTRIAL LOFTHOUSE


2021 A r t M A X 1 5 50


PORTFOLIO DI


2021 A r t M A X 1 5 52


PORTFOLIO DI


Teknik : Autodesk Revit 2019

2021 A r t M A X 1 5

54

REDESIGN WINGSTOP RESTAURANT

Tugas Mata Kuliah Desain Interior Retail VIONA CLARISSA 081385267038

clrviona@gmail.com


PORTFOLIO DI

NATURE INDUSTRIAL


Teknik : SketchUp dan Vray

ARGASOKA Tugas Mata Kuliah Lighting Design JONATHAN CHRISTIAN SANTOSO

082299195128

jonathan.615170088@stu.untar.ac.id 2021 A r t M A X 1 5

56


PORTFOLIO DI

Bentuk dari Luminaire ini terinspirasi dari sang pemilik taman Argasoka yaitu Rahwana. Arti dari nama Rahwana yaitu Rah (darah) dan Wana (hutan). Luminaire ini berbentuk seperti pohon yang berwarna merah. Elemen pembentuk pohon ini adalah wajah Rahwana yang disusun berbentuk seperti daun, lalu tangan dari Rahwana akan disusun berbentuk seperti akar dan ranting pohon. Elemen pembentuk daun terdiri dari 10 wajah Rahwana, sedangkan untuk akar dan ranting terdiri dari 20 tangan Rahwana karena Rahwana memiliki dasamuka (10 muka) dan juga 20 tangan menunjukkan kesombongan dan kemauan yang tidak terbatas.


2021 A r t M A X 1 5 58


PORTFOLIO DI


2021 A r t M A X 1 5 60


PORTFOLIO DI

LUNARIA

Tugas Mata Kuliah Lighting Design AMELIA PUTRI

087775603987

amelia27001@gmail.com

Terinspirasi dari tanaman Lunaria Annua. Nama Latin Lunaria berarti “mirip bulan” dan mengacu pada wadah biji hias. Mereka memiliki daun bergigi berbulu dan bunga ras putih atau ungu di musim semi dan musim panas, diikuti oleh bibit biji berbentuk cakram yang menonjol, tembus pandang. Teknik : SketchUp dan Vray Rendering


2021 A r t M A X 1 5

62

Bibit inilah yang dikenal sebagai tanaman dolar perak, bibit ini disebut sebagai tanaman dolar perak dikarenakan bentuknya yang menyerupai dollar perak. Bentuknya yang unik, tekstur dan warna dari tanaman ini menjadi inspirasi dari lampu Lunaria. Tanaman ini menjadi unik dikarenakan warnanya yang tembus pandang, dan saat terpantul dengan cahaya akan terlihat mengkilap seperti perak.


PORTFOLIO DI


MARRACAN CHAIR

Tugas Mata Kuliah Desain Furnitur STEVEN & VERONICA DAMAYANTI

085945053887 | 087888043113 stvnn98@gmail.com | veronicaadmy@gmail.com

2021 A r t M A X 1 5

64

It’s a blend of the form of a magic carpet with a design style from Morocco. Featuring dynamic shapes with a mixture of curved and straight lines that are detailed on the Marracan Chair. There are also woven rattan using 2-1 woven style as Indonesia’s identity as an exporting country. The colors used are satin blue and natural colors that come from the color of the rattan itself with matte finish.


PORTFOLIO DI

Teknis Pembuatan: Bending rattan with screw and rattan knot to tie together the stucture


FEATU RE DKV Raymond Yohanes

EDITOR Vivian Giovanny

REPORTER Teresa Tabitha Jesslyn Louwrence

2021 A r t M A X 1 5

66

DOLANAN : INDONESIAN CHILDHOOD MEMORIES


WORK FEATU RE

Bagi masyarakat, budaya lokal pasti kerap dianggap hal yang tidak menarik, bila dibandingkan dengan budaya luar. Seiring berkembangnya zaman, tanpa sadar teknologi pun turut berkembang dan berjalan di sebelah kita setiap harinya. Diselimuti berbagai alasan dan tujuan yang penting membuat orang terikat pada gadget mereka. Bukan hal yang buruk, sebenarnya justru merupakan hal yang baik ketika kita bisa mengikuti zaman dengan baik. Mungkin beranjak dewasa juga menjadi salah satu alasan kita mulai meninggalkan cerita lucu di masa kecil kita bersama teman – teman sebaya. Tetapi ketika kita menoleh ke belakang, sejujurnya ada hal familier yang kita rindukan namun sudah tidak terasa lagi karena beberapa hal tersebut. Salah satunya, permainan tradisional Indonesia.


2021 A r t M A X 1 5

68

Beragamnya jenis permainan, dengan peraturan, cara, dan hukuman yang berbeda – beda sejujurnya membuat permainan – permainan ini menyenangkan. Kunci dari permainan tradisional Indonesia adalah kebersamaan dan kerjasama, hal – hal yang justru sudah mulai hilang di era ini. Memori tersebut masih hangat dan melekat di hati, sulit untuk dilupakan.

Menolak lupa, Yohanes Raymond, seorang desainer grafis independen mengangkat tema emas ini dalam kontribusinya sebagai Creative Director pada pameran di Kaohsiung, Taiwan pada tahun 2018, yang bertemakan Hidden Gems. Baginya, permainan tradisional anak – anak Indonesia sangat cocok dengan tema yang diberikan. Berbekal rasa peduli dan empati, Yohanes bersama dua orang lainnya yang mewakili Indonesia memilih untuk merasakan kembali memori hangat di masa kecil tersebut. Gadget adalah salah satu faktor yang membuat “hidden gems” di Indonesia ini mulai dilupakan. Anak – anak Indonesia mulai beralih dari permainan tradisional yang melibatkan perkumpulan, menjadi permainan gadget yang membuat mereka asyik sendiri dan berhenti berkomunikasi.



2021 A r t M A X 1 5 70


Walaupun beliau mengangkat tema tradisional, namun siapa sangka, justru karya Dolanan ini mendapat perhatian lebih dari pemerintahan Taiwan dan bahkan diberikan tempat tersendiri yang eksklusif pada pameran sehingga bisa dilihat oleh banyak orang. Yohanes dan rekan – rekannya berhasil membungkus konten lokal ini dengan epic dan bisa membawa karya dan nama Indonesia ke wajah dunia dengan rasa bangga. Beliau membuat karya Dolanan ini dalam bentuk The Series, dan disajikan dalam beberapa media seperti poster, piring, perangko, dan lain-lain.

Tahap yang tersulit dalam membuat karya “Dolanan” adalah tahap brainstorming dengan tim. Alasannya adalah karena beliau ingin apa yang disampaikan dalam karya tersebut bisa sampai pada tujuannya, yaitu mengenalkan orang kepada kemajemukan Indonesia melalui desain visualnya. Posisinya sebagai Creative Director membuat dirinya menguras otak lebih dalam. Tidak mudah untuk memadukan tema tradisional dengan budaya baru di era ini. Goals yang ingin mereka capai adalah membuat tema lokal ini tetap relevan secara bentuk dengan tren di masa kini. Dikarenakan orang sudah mulai menganggap hal yang berbau tradisional itu tidak menarik. Dan hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi Yohanes.


2021 A r t M A X 1 5

72

“Apalagi tidak hanya permainan tradisional yang dikenalkan, namun juga warisan budaya Indonesia, seperti rumah tradisional atau icon budaya yang kami pilih untuk mewakili Indonesia,” Tuturnya. Misalnya Permainan Egrang dengan rumah Gadang, Permainan Gasing dengan batik, Museum Fatahillah dengan Permainan Lompat Tali, Layang-layang dengan background Bali. Dan itu semua harus bisa digabung menjadi satu dalam sebuah karya desain yang berkelas.

Hal penting yang ingin Yohanes sampaikan kepada orang yang melihat karya Dolanan ini adalah bahwa Indonesia tidak hanya kaya dalam segi kemajemukan masyarakatnya, namun juga budayanya. Budaya lokal yang sudah mulai terlupakan dewasa ini justru merupakan hal yang harus dilestarikan. Dan dengan memperkenalkannya ke muka dunia, Yohanes dan tim turut bermaksud untuk menjaga kelestarian budaya permainan tradisional anak Indonesia ini. “Sebab, kalau bukan kita yang melakukannya, siapa lagi?” Ujarnya.


WORK FEATU RE

– Raymond Yohanes

Sebab, kalau bukan kita yang melakukannya, siapa lagi?


FEATU RE DKV Seto Adi

EDITOR Vivian Giovanny Jesslyn Louwrence

SETO ADI 2021 A r t M A X 1 5

74

Berawal dari hobi membuat sablon kaos membuat Seto Adi mempelajari dan terjun ke dalam dunia desain grafis. Kecintaannya terhadap desain grafis kemudian membuat Seto Adi Witonoyo dikenal sebagai creative director dan sekaligus co-founder dari studio Satu Collective dan juga membuatnya mendapatkan penghargaan The High Achievers of President Award dan Industry Award for the Best Creative Advertising di Malaysia.

REPORTER Vivian Giovanny


FEATU RE DKV

V : Apa latar belakang yang membuat anda terjun ke dalam industri kreatif? S : Sejak dulu, saya memang suka bikin sablon kaos untuk dijual, poster, dan zine bersama teman-teman kompleks tapi belum tau secara spesifik apa itu desain grafis. Setelah tahu tentang desain grafis ini, saya belajar secara otodidak dan kemudian mengambil kuliah dengan jurusan Desain Grafis. Dan yang saya suka dari desain grafis itu ilmunya sangat adaptable dengan segala situasi. Dengan era yang baru ini di mana informasi mudah didapat, grafik desain lebih universal. Jika dulu desain masih terbatas untuk media cetak, sekarang bisa diimplementasikan di motion dan medium lainnya. Jadi menurut saya grafik desain lebih multidisciplinary dibanding dulu.

V : Selama melakukan pengerjaan desain, menurut anda, apa yang perlu diperhatikan untuk membuat desain yang baik? S : Step awal adalah bagaimana cara kita membaca dan memahami brief karena terkadang banyak brief yang multitafsir. Tahap riset, observasi, atau survei, di mana kita menganalisis seperti apa kelemahannya atau siapa kompetitornya. Itu juga bagian awal yang perlu kita kuatkan karena kita harus tahu positioning desain kita ingin dibawa kemana sebelum kita eksekusi hingga ke desain itu sendiri. Desain sebenarnya penting tapi observasi juga sama pentingnya. Karena lagi-lagi kita adalah problem solver. Jadi kita membuat desain tidak hanya sekadar bagus tapi memang punya solusi dan menyelesaikan masalah. Next adalah tahap development.

V : Apa itu desain menurut anda? S : Menurut saya desain itu sebagai penanda zaman, sebagai salah satu pembuat perubahan, dan bagaimana membuat kualitas hidup kita lebih baik. Ibaratnya manusia yang berevolusi, begitu pula dengan perkembangan desain. Kalau kita lihat desain ponsel dari zaman dulu yang besar sampai sekarang jadi kecil, itu juga part of evolution. Menurut saya peranan desain itu penting sebagai penanda zaman dan kemajuan peradaban manusia. Itu untuk desain secara luas. Desain grafis sendiri sangat berpengaruh karena setiap sektor bisnis, billboard, buku, dan apa pun yang kita lihat sekarang terdapat peranan desain.


2021 A r t M A X 1 5 76


FEATU RE DKV

Di tahap ini, insight yang sudah di dapat kemudian diolah menjadi satu ide atau konsep yang paling sesuai untuk menyelesaikan masalah di depan tadi. Ada juga tahap trial error dan baru menuju tahap implementasi desain. Bagaimana membuat desain yang longlasting, secara function bagus, dan secara user mudah untuk diterapkan.

V : Adakah studio atau desainer favorit yang menginspirasi karya anda? S : Saya sangat suka dengan David Carson. Style-nya sangat distorsi, memainkan antara tipografi, collage, dan layout yang berani dan cukup revolusioner. Untuk logo referensinya lebih ke Paul Rand karena dia memang desainer logo angkatan awal. Ada juga Saul Bass. Satu Collective terkadang suka membuat poster film dan Saul Bass salah satu inspirasi saya.

V : Apa yang membuat anda mendirikan studio Satu Collective dan karakter dari Satu Collective? S : Sebenarnya rasa ingin memiliki studio grafik desain sendiri adalah cita-cita dari zaman kuliah. Setelah lulus kuliah saya mencari kerja di berbagai macam industri, mulai dari video, majalah, dan yang terakhir di advertising. Di advertising ini, saya bertemu dengan partner-partner saya. Kita ingin membuat studio yang dimana kita bisa melakukan apa saja yang kita sukai, dan bisa membuat desain yang kita suka. Karena kita merasa grafik desain itu sangat luas dan bisa masuk ke mana saja. Tapi pada waktu itu, semua ada pagarnya, desain harus seperti ini, adver harus seperti ini. Sedangkan terkadang di adver, kita ingin membuat branding coffee shop, atau membuat branding lain. Akhirnya kita memberanikan diri untuk keluar dari advertising dan membuat studio sendiri. Satu

Collective dimulai hanya bertiga saja selama tiga tahun dengan klien yang seadanya. Tapi yang penting adalah bagaimana membuat karya yang bagus dan bisa menyalurkan idealisme kita juga. Dan awal-awal dunia kreatif masih didominasi oleh multinational company bukan local company. Jadi ibaratnya, kita mencoba untuk menjadi pilihan, dengan studio lokal kita bisa menjadi option di industri.


2021 A r t M A X 1 5 78


V : Brand identity untuk kemerdekaan Indonesia yang ke - 75 merupakan karya dari Satu Collective. Bisa ceritakan sedikit proses pengerjaannya? S : Jika kita mem-branding dengan project skala nasional, challenge-nya adalah kita harus memikirkan segala aspek. Yang pertama kita pikirkan adalah bagaimana branding ini bisa digunakan dengan mudah oleh semua orang dari Sabang sampai Merauke. Jangan sampai logo ini mengarah ke ideologiideologi lain selain Pancasila dan ini harus mencakup ke semua suku dan ras. Intinya, menghindari sesuatu yang politis. Masuk ke eksplorasi desain, kita memainkan angka 75 itu. Kendalanya adalah terkadang terdapat beberapa angka yang cukup susah untuk dimainkan, contohnya angka 5. Yang pasti kita mempelajari dahulu logologo kemerdekaan yang sebelumnya, mulai dari logo tahun 60-an hingga logo tahun 74. Kita juga coba memainkan perisai dari Pancasila sebagai simbol kekuatan kita dengan periode baru ini, menguatkan lagi yang awalnya sempat agak renggang. Ketika pandemi ini datang, kita berpikir perisai ini

juga bisa memiliki meaning lain, yaitu simbol kekuatan untuk kita menghadapi pandemi ini. Kemudian masuk ke tahap trial error. Seperti dekorasi, dekoratif atau pattern yang sebenarnya merupakan dekonstruksi dari logo-logo yang kita buat dari 75 beberapa kali kita coba di tahap trial error. Kita ingin membuat branding yang tidak hanya logo saja, tetapi juga mempunyai identity yang eye catching dan mudah diingat. Maka kita membuat pattern ini sebagai penguat dari identity keseluruhan 75 Kemerdekaan Indonesia.

V : Menurut anda bagaimana perkembangan/perubahan desain di indonesia selama pandemi ini? S : Untuk grafik desain sendiri solidaritasnya cukup kuat. Menurut saya grafik desainer peranannya sangat penting di sini. Semua orang seperti berinisiatif membuat ekonomi kreatif, saling berkolaborasi, aktif membuat produk, membuat home based industry seperti UMKM, banyak grafik desain yang membantu untuk mem-branding, membuat packaging, membuat promosi. Jadi ikatan saling support satu sama lain sangat kuat di pandemi ini. Ada juga yang membuat pameran, produk, webinar, memberi orangorang motivasi atau inspirasi untuk yang lain. Empati kita untuk satu sama lain tinggi. Jadi untuk grafik desainer menurut saya tetap berkontribusi untuk yang lain.


Bukan yang paling kuat dan pintar yang akan bertahan tetapi yang pintar beradaptasi, yang fleksibel dan responsif. – Seto Adi

2021 A r t M A X 1 5

80

V : Apakah desain memegang peranan penting selama pandemi? S : Sangat. Jadi sebenarnya masalah krisis itu ada uang dan ada mental juga. Banyak anakanak kreatif yang membuat konten-konten untuk menyuplai kita secara mentally. Entah itu membuat konten yang lucu, membuat foto atau apa pun itu. Di tengah pandemi ini juga, aku sebenarnya membantu UMKM yang memang mempunyai produk baru, dengan budget berapa saja, nantinya akan saya buatkan logo, turunan, promosi, packaging, dan lainnya untuk support. Karena ekonomi kita harus berjalan. Dan ekonomi kita akan berjalan dengan UMKM kita yang banyak. Jadi menurut saya, peranan desain grafis itu banyak dan penting.

V : Bagaimana anda beradaptasi selama pandemi sebagai seorang desainer? S : Untuk saya pribadi, saya membantu UMKM mem-branding agar mereka tetap berjalan selama pandemi ini. Kalau Satu Collective sendiri lebih ke pembuatan pameran, lebih ke mencari cara agar produktif. Kemarin juga sempat mengadakan pameran “Bless This Mess” dan direspon oleh 60 seniman. Pameran ini kemudian menampilkan hasil karya yang digambar menggunakan medium cruiser board. Walau diadakan secara virtual, setidaknya para seniman bisa memberikan suguhan sesuatu yang baru di tengah pandemi dan memberi mereka wadah agar bisa berkarya lagi di tengah pandemi.

V : Apakah ada saran atau tips untuk calon desainer dalam menghadapi tantangan yang mengharuskan mereka terus beradaptasi? S : Kuncinya adalah bagaimana kita adaptasi. Bukan yang paling kuat dan pintar yang akan bertahan tetapi yang pintar beradaptasi, yang fleksibel, dan responsif. Ibaratnya, kita sebagai grafik desainer sudah memiliki skill set yang lebih. Sehingga kita bisa adaptasi di semua lingkungan. Even kita ingin menjadi entrepreneur, membuat produk sendiri, atau membuat UMKM. Coba untuk lebih banyak observasi dan riset. Jangan hanya berdasar dengan grafik desain, tapi coba menjalin network ke industri kreatif lainnya, seperti industri musik atau film. Dan jika bisa, berkolaborasilah sebanyak-banyaknya dengan teman-teman di sekitar kita. Juga terus update skill. Karena dengan update skill dan sering observasi, akan memudahkan kita untuk adaptasi nantinya. Jalani saja dan belajar terus.



FEATU RE DKV Tokotype Studio

EDITOR Vivian Giovanny

REPORTER Viona Clarissa

TOKOTYPE STUDIO

2021 A r t M A X 1 5

82

Gumpita Rahayu, Co-Founder Tokotype Graphic design tentunya tidak melulu tentang ilustrasi yang indah atau gambar-gambar yang menarik perhatian masyarakat. Banyak hal lain dalam graphic design yang dapat membuat sesuatu terlihat lebih indah, salah satunya adalah tipografi. Tokotype Studio telah membuktikan bahwa tipografi juga tidak kalah penting dalam graphic design. Dengan adanya tipografi yang indah, masyarakat tentu akan lebih mudah menerima informasi tertentu dari sebuah desain. Karena itulah Tokotype Studio memilih untuk menjadi spesialis dalam bidang type design atau tipografi.


FEATU RE DKV


2021 A r t M A X 1 5

84

V : Boleh ceritakan sedikit tentang ide awal yang membuat Tokotype ini akhirnya didirikan? G : Karena dulu saya masih belum yakin path saya di graphic design itu dimana, sedangkan dulu bidang graphic design itu tidak seluas sekarang. Jadi dulu sebagai graphic designer, kita mendesain hal-hal umum, seperti poster, logo, dan lain-lain. Sampai pada akhirnya saya ingin mencoba sesuatu yang baru, yang mungkin masih jarang dilakukan oleh kebanyakan orang, dari situ saya coba belajar untuk mendesain huruf dengan resource yang cukup terbatas. Yang saya yakini di bidang ini, kita tidak hanya bisa karena banyak membaca tapi juga learning by doing, karena ketika kita melakukan ini kita belajar setiap harinya. Apa yang kita lakukan hari itu, itulah apa yang kita pelajari hari itu juga, begitupun dengan hari esok dan seterusnya.

V : Menurut anda pribadi, apa itu typeface design? Seberapa pentingkah tipografi dalam sebuah desain? G : Secara umum type design adalah skill yang merancang suatu typeface atau font secara keseluruhan, mulai dari konsep sampai drawing sampai ke proses publishnya. Itu merupakan satu set skill yang harus dimiliki seorang type designer pada umumnya untuk menghasilkan typeface yang berfungsi. Terkadang, masih banyak yang salah paham tentang type designer dan tipografer. Kalau tipografer itu adalah seorang yang memang merangkai komponen atau susunan dari sebuah layout ke susunan-susunan tipografi yang lebih detail. Kalau dianalogikan type designer itu adalah koki yang merancang suatu makanan, sedangkan tipografer itu adalah orang yang menyajikan makanan itu menjadi lebih well-prepared dan cantik. Soal seberapa penting tipografi untuk graphic design, menurut saya tipografi itu punya peran yang sangat krusial, karena hampir setiap elemen desain itu butuh rancangan atau susunan tipografi yang benar-benar baik. Karena setiap hari kita melihat produkproduk yang memang didesain dan pasti tipografinya selalu ada tidak mungkin hanya ilustrasinya saja.


FEATU RE DKV

V : Apa yang menjadi suatu kesulitan selama menjalankan studio typeface design? G : Kesulitan yang pasti secara umum hampir sama dengan firma design lainnya. Seperti bagaimana kita bisa meyakinkan klien, bisa mencari klien untuk project. Tapi ada hal menarik yang selama ini saya pelajari yaitu bagaimana cara mengedukasi klien tentang pentingnya tipografi untuk produk designnya sendiri. Untuk meyakinkan orang awam tentang pentingnya desain saja sudah cukup sulit, apalagi masuk ke bidang yang lebih dipertanyakan lagi terutama seperti tipografi. Kita juga harus membagi persepsi masing-masing. Karena persepsi klien umumnya sangat berbeda dengan persepsi seorang desainer. Apa yang mereka mau dengan apa yang kita mau berbeda, dari situ kita harus mencari titik tengahnya. Di situ kadang menjadi challenge juga untuk saya dan Tokotype selama merintis bisnis ini.

V : Apa yang Tokotype studio lakukan untuk mendapat inspirasi, dari mana anda mendapat inspirasi sebelum mendesain? G : Kebanyakan orang suka mencari inspirasi lewat internet atau lewat buku dan lainlain. Sedangkan kalau saya sendiri berbeda. Mencari inspirasi sebenarnya bisa dimana saja. Semisal ketika kita sedang mengerjakan sebuah project di sana kita bisa dapat inspirasi baru. Inspirasi juga tidak selalu datang di awal. Seringkali kita bingung mau mulai dari mana, jadi kalau kita tidak punya goals dan tidak terbayang prosesnya nanti seperti apa, itu akan lebih sulit. Jadi hal yang saya lakukan adalah rencanakan dulu goalsnya seperti apa lalu proses awalnya mau mulai darimana dahulu. Satu-persatu sampai pada akhirnya ada proses yang mendekati goals tersebut. Tapi kita harus tetap fokus di dalam satu hal tersebut. Jadi jangan menyimpang ketika tiba-tiba kita dapat inspirasi A saat mengerjakan proyek B lalu tiba-tiba kita ingin membuat sesuatu yang lain. Kita harus fokus untuk satu tujuan baru nanti direncanakan untuk goals yang lain.

V : Adakah ciri khas atau cara tertentu dalam membangun identitas sendiri di dunia seni yang sangat kompetitif ini? G : Mungkin mengenai spesialisasi, kita fokus dalam satu bidang yaitu type design. Kita memiliki dua bagian yang bisa membedakan apa yang dikerjakan dan apa yang dijual oleh Tokotype. Kita punya service custom typeface untuk company atau brand, lalu kami juga punya produk digital yang berupa typeface dimana orang-orang bisa membeli lisensinya. Jadi kita tidak mengerjakan branding atau packaging yang secara umum dilakukan oleh graphic design studio. Kita punya bidangnya masing-masing, dan itu menjadi strategi yang lumayan berpengaruh ketika kita ingin berkolaborasi dengan orang-orang.


2021 A r t M A X 1 5

86

V : Selama pandemi ini, apakah Tokotype mengalami perubahan atau melakukan adaptasi? Adakah perbedaan yang signifikan sesudah dan sebelum pandemi? G : Semenjak pandemi itu yang jelas kita kesulitan untuk mendapatkan project karena ada beberapa project yang di cancel, ada juga project yang di hold dan itu umum terjadi. Sedangkan kalau perubahan signifikan sebelum dan sesudah pandemi itu kita mentransformasikan diri menjadi studio yang tidak ada fisiknya. Sebelumnya kita memang memiliki kantor di Bandung. Tapi dengan situasi pandemi, mau tidak mau kita harus beradaptasi dengan sistem kerjanya, yaitu bagaimana cara kedua belah pihak dan pihak lainnya untuk bisa saling kerja sama tanpa harus bertatapan muka. Jadi kita manfaatkan platform yang ada untuk kerja sama misalnya lewat slide atau Google Meet untuk sharing dan lain-lain. Meskipun terkadang kita cukup stress karena hampir setiap hari di rumah, tapi mau tidak mau ini adalah cara terbaik agar kita bisa survive sebagai orang dan juga sebagai unit bisnisnya sendiri. V : Dengan adanya pandemi ini, adakah

pelajaran yang bisa diambil untuk kedepannya? G : Tidak ada waktu yang sebaik masa pandemi ini untuk menyelesaikan masalah, seperti masalah-masalah internal ataupun masalah tentang bagaimana kita membangun bisnisnya. Karena setiap orang pada umumnya di masa pandemi ini bisnisnya memang pasang surut. Ini bisa menjadi momen untuk memikirkan apa yang seharusnya kita tidak lakukan kedepannya dan apa yang seharusnya kita lakukan. Jadi yang awalnya no time to clean all your clutters menjadi ada waktu untuk beres-beres hal yang tidak penting, seperti membereskan file dan folder, memikirkan caranya kita bisa bikin sesuatu yang baru.

V : Untuk kedepannya, jenis tipografi seperti apa yang ingin di eksplorasi ? G : Kemarin kita sempat membuat serif dan itu cukup takes time untuk prosesnya. Mungkin yang ingin dieksplorasi adalah ekstensi dari serif itu. Lalu untuk latin language, saya pribadi tidak bisa merancang aksara tradisional. Jadi saya lebih senang


FEATU RE DKV non latin seperti cyrillic nya Rusia atau greek Yunani karena mereka based on latin. Jadi itu yang ingin saya eksplorasi untuk kedepannya. Selain itu mungkin juga ada beberapa style typeface yang belum pernah saya buat dan akan saya coba rekonstruksi lagi.

V : 3 kata yang mendeskripsikan Tokotype Studio? G : Yang saya pikiran mungkin lebih dari tiga kata. Mungkin seperti ini, “If you look at the typography for Indonesian brands, there is a possibility that we did the typography.”

V : Adakah tips atau saran yang ingin anda sampaikan bagi calon-calon desainer muda? G : Sebenarnya ini berangkat dari kegelisahan saya juga, ketika orang-orang berangkat dari role modelnya sendiri dan bahkan ingin sekali menjadi seperti role modelnya. At some point itu bagus untuk dijadikan motivasi.

Tapi alangkah baiknya ketika kita punya role model, kita jangan sampai mendewakan mereka hanya karena mereka sudah lama atau sudah lebih dulu terjun ke bidang graphic design. Karena pada akhirnya mereka tidak akan membantu apa-apa, kecuali ketika mereka membuat suatu karya baru dan kita melihatnya atau menganggapnya sebagai inspirasi atau referensi. Padahal jauh di dalam itu mungkin kita bisa berbuat sesuatu yang baru dan pastinya berbeda dari mereka atau bahkan bisa lebih baik dari mereka kedepannya. Karena saya ataupun teman-teman lainnya yang sudah lama di graphic design juga pasti tidak akan selamanya menjadi graphic designer. Nantinya yang meneruskan juga generasi kalian. Jadi jalani saja dulu dan lebih realistis saja kedepannya.


EDITOR Vivian Giovanny

REPORTER Teresa Tabitha

Co p

ht ig yr

is va n Lo ig ht yr

yr

ig ht

Lo

is

va n

Ba

ar

le

Co p

Apakah yang mampu membawa kita ke karir impian kita? Apakah meraih karir idaman kita sebagai ilustrator atau desainer merupakan hal yang tak mungkin? Lois van Baarle, seorang ilustrator dan character designer dari Belanda yang menekuni karir freelance nya, ternyata juga dimulai dari sebuah mimpi di masa kecilnya. Passion yang kuat serta planning yang tertata rapi lah yang membawanya ke titik ini. Di tengah situasi yang berat seperti ini pun beliau mampu tetap berpikir positif dan produktif. Pada interview kali ini, Lois menunjukkan bahwa pengembangan diri itu penting, dan menikmati proses juga merupakan salah satu tips untuk menjalani karir kita.

op

2021 A r t M A X 1 5

88

Ba

Co p

LOIS VAN BAARLE

yr

Lo

ig

is

ht

va n

Lo

is

Ba

va

ar

le

Co py ri

FEATU RE DKV Lois Van Baarle


le

ht

ig

yr

is

Lo

le

va n

ar

Ba

va n

rle

is

Lo

Ba a

Co p

ig ht

yr

sv an

Lo i

Co p

ar

Ba

sv an

oi

le

ar

ig ht

yr

Co p

ar

Ba

le

le

ar

Ba

va n

Co py rig

ar

va n

oi s

ht L

Ba

va n

ar le

ar le

Ba

va n

Co py rig

oi s

ht L

va n

ar le

Ba

oi s

ht L

oi s

ht L

Co py rig

ig

Ba

ar le

Ba

Lo is

va n

le

ar

Ba

ht

ig

is

Lo

va n

yr

Co p

ht

ig

yr

Co p

is

le

ar

Ba

Lo

an

ht

ig

yr

Co p

le

ar

Ba

va n

va n

le

ar

Ba

is

Lo

is

Lo

va n

ht

ig

yr

Co p

ht

ig

is

rle

Lo

yr

Co p

ht

ig

yr

Co p

aa


le

is

Lo

le

yr

is

Lo

Co p

ar

Ba

va n

le

ar

Ba

ig ht

yr

Co p

sv an

oi

ar

Ba

tL

n

ig ht

yr

Co p

yr

Co p

le

sv an

oi

le

ar

Ba

tL

ig h

15

sv an

oi

Ba ar

tL

ig h

va n

Ba a2021 rle A r t M A X

Ba

Co py rig

va n

oi s

Co py rig

va n

h

va n

Co py rig

ht Lo is

Ba

Ba

ar le

va n

Ba

ht Lo is

oi s

ht L

Co py rig

Co py rig

ar le

Ba

ar le

Ba

ht L

oi s

ht L

ig

yr

Co p

va n

ar le

Ba

oi s

ht L

ig

yr

Co p

sv an

oi

tL

gh

le

ar

Ba

va n

va n

le

ar

Ba

is

Lo

is

Lo

va n

ht

ig

yr

Co p

ht

ig

yr

Co p

is

Lo

le

ar

Ba

ht

ig

va n

yr

Co p

is

Lo 90


Co py r oi s ht L

Co py rig

T : Coba anda ceritakan kisah atau latar belakang anda sebelum Anda memulai bisnis desainer atau ilustrator freelance ini? Mengapa Anda tidak memilih untuk bekerja full time? Apa yang membuat Anda lebih memilih untuk mengejar karir ini? L : Saya sudah menggambar sepanjang hidup saya, jadi rasanya seperti pilihan paling alami untuk menjadi seorang seniman! Saya memutuskan untuk menjadi freelancer karena di sini, di Belanda, kami tidak memiliki banyak industri animasi, jadi saya pikir akan lebih baik untuk melakukan pekerjaan apapun dan beradaptasi dengan berbagai jenis proyek.

aa

rle

Ba

ar

le

sv an

Ba

ar le

va n

Ba

ar le

ht L

FEATU RE DKV

T : Pro dan Kontra menjadi desainer atau ilustrator freelance bagi Anda? L : Pronya adalah, bahwa saya bisa mengejar passion saya dan memutuskan hidup saya sendiri. Saya memiliki banyak kebebasan dalam memutuskan apa yang ingin saya lakukan dan bagaimana saya ingin melakukannya. Tapi disisi lain, hal tersebut menghasilkan banyak tekanan, dan sulit untuk tetap kreatif sepanjang waktu. Kadang-kadang saya tidak memiliki banyak energi kreatif, jadi saya perlu menemukannya untuk terus melanjutkan pekerjaan saya.

T : Apa prestasi atau momen berharga terbesar yang Anda raih selama menekuni karir ini? L : Bagi saya, salah satunya adalah mengatasi demam panggung saya dan melakukan acara public speaking, serta demonstrasi langsung di depan penonton. Mengatasi rasa takut itu selalu bermanfaat dan melihat bahwa apa yang saya katakan bisa beresonansi dengan orang-orang. Saya selalu sangat aktif secara online, sehingga bertemu dengan penggemar karya saya secara face-to-face selalu merupakan pengalaman yang sangat istimewa!

T : Ceritakan tentang art style Anda sendiri, apakah ada makna tersembunyi dibalik cara Anda menggambar? L : Jelas tidak ada makna tersembunyi, saya mencoba membuat karya seni saya mudah dimengerti dan tidak rumit. Hal ini benarbenar tentang kepuasan estetika. Saya suka menggambar warna-warna tertentu dan bentuk-bentuk yang mengalir, jadi itulah yang saya lakukan dan saya menikmatinya! Itu juga yang saya harap orang lain bisa tangkap dari gaya seni saya.

T : Mengapa Anda memilih digital daripada tradisional? L : Saya selalu terpesona dengan digital art. Rasanya istimewa bisa melakukan apa saja dengannya. Ini hampir seperti media tanpa batas. Saya senang bisa menggambar dengan cepat dan intuitif, serta bisa membuat perubahan saat saya tengah melakukannya. Digital art memungkinkan saya menggambar tanpa terlalu khawatir, karena segalanya menjadi “mungkin”.


Ba

Co p

sv an oi ht L

le ar Ba ht

Lo

Co p

is

yr

ig

va n

le ar Ba

ig

ar

yr

va n

Ba

Co p

Lo is

yr

ig

ht

T : Apa hal tersulit yang harus Anda hadapi selama pandemi yang menghalangi Anda? Apakah pandemi ini berdampak pada karir Anda? L : Pandemi menghapus semua acara yang akan saya hadiri, yang merupakan bagian besar dari karir saya. Saya bepergian setidaknya sekali sebulan sebelumnya. Tapi saya berhasil mengisi slot waktu itu dengan pekerjaan lain, jadi pada akhirnya bisa berhasil. Saya sekarang memiliki jadwal dan rutinitas yang sangat stabil, dengan lebih banyak waktu untuk berolahraga dan kesehatan daripada sebelumnya. Saya juga punya lebih banyak waktu untuk membuat karya-karya seni pribadi. Meskipun hidup sekarang cukup membosankan, saya merasa mendapatkan beberapa hal positif darinya!

Co p

T : Jika Anda hanya bisa memilih satu dari karya seni Anda yang paling Anda sukai, manakah yang akan Anda pilih? Dan mengapa Anda memilihnya? L : Saya memilih Ambrosial. Ini satu gambar yang paling memunculkan art style saya, dalam hal penggunaan warna, style, rendering, dan semuanya. Di situ ada semuanya dan saya juga sangat menikmati proses melukisnya!

le

Lo

Co p

is

yr

ig

va n

ht

Ba

Lo

ar

is

le

va n

Ba

ig yr Co p ht

ig yr va n is

yr ig ht ar le Lo is

Co p

ar le Ba

va n is Co p Lo ht ig yr Co p

ar le C ht o p Lo yr is va C ig va op ht n n B y Lo aa rig Ba is r ht ar le Co va le Lo n p Co yr is Ba va ig py ar ht n l rig Ba Lo ht ar is Lo le va C is op n va Ba yr n ar i g Ba ht le ar L oi le sv an Ba ar le

Ba yr ig ht ar le Lo is

va n

ar le Ba va n is Lo

yr ig ht Co p Lo

ht ig yr Co p 2021 A r t M A X 1 5

e

Co py rig h

va n is Lo Co py rig ht ar le Ba va n is

Lo

ht 92

Ambrosial

T : Jika ya, lalu bagaimana Anda beradaptasi dengan pandemi ini sejauh ini? Bagaimana Anda menghadapinya? L : Cara utama saya menangani pandemi adalah memastikan rutinitas saya konsisten. Itu membantu saya tetap waras, jika tidak, saya jatuh ke dalam lubang hitam pikiran negatif dan sulit untuk menjadi kreatif dalam hal itu! Saya bangun tepat waktu, dan menghabiskan pagi saya melakukan semua tugas yang lebih kecil sehingga saya bisa memusatkan perhatian pada menggambar. Bagi saya, sangat penting untuk memastikan saya tidak menggambar terlalu banyak, jadi saya mengambil banyak istirahat juga - jika tidak, saya bisa kelelahan atau cedera! Tapi sejauh ini berjalan dengan baik kok.


le

ar

Co le

ar va n

Ba

Lo is

va n

ht ig yr va n

Ba

ar

Co p Lo

is

le

ht

ar

Co

ig yr Co p

va n is

y Co p

le ar

ig

Co p

ht

yr

ig

Lo

ht

is

Lo

is

va n

Ba

va n

ar

le

Ba

ar

le

Lo ht ig

yr Co p yr

Co p

yr

ht ig yr

ig ht

Ba ar va n is

is Lo Ba a

le

rle

Co p

is Lo ig ht yr Co p

ig ht

va n

Ba va n is Lo ht ig yr op

yr

ar

Ba

le

ar

le

yr Co p

rle

va n

ig ht

Ba a

Lo

Co p

le

Lo

is

Lo

is

va n

v

Ba

Co p

le ar Ba va n is

Lo

ig ht

Ba a

Ba va n Lo is ht

ig Lo is ht ig yr Co p Ba

le ar Ba va n is Lo le ar Ba oi sv an

ht L ig yr

Co p

yr

Co p

sv an oi

le Ba ar va n is Lo ht ig yr ht yr Co p

le ar

Ba

sv an

oi

ht L

le

Ba ar an

Co py r

ht ig Co py r

le ig

va n

is

Lo

ht

ig

yr

Co p ig

yr

le

Co p

Ba ar

va n

is

Lo

ht

ig

yr

Co p

le ar Ba

le

ar

Ba

va n

is

Lo

L : Jangan abaikan guilty pleasure Anda! Gambarlah apa yang benar-benar Anda sukai untuk digambar, bahkan jika guru atau teman sebaya tidak menyukainya. Anda selalu dapat terus menggambarnya hanya untuk diri Anda sendiri. Hubungan Anda dengan passion asli Anda inilah yang akan membuat kreativitas Anda terus berkembang! Dan bagikan pekerjaan Anda dengan orang lain sebanyak mungkin - sebarkan berita tentang apa yang Anda lakukan. Anda tidak pernah tahu apa yang akan tumbuh darinya!

Co p

le ar Ba va n

Lo is

le ar Ba va n ar Ba va n is Lo ht ig

yr

Co p

is

Lo

ht

ig

yr

Co p

ht ig yr

Co p

T : Terakhir, apakah Anda memiliki tips atau trik (atau mungkin pesanpesan penting) untuk desainer atau ilustrator junior di universitas kami yang memiliki impian menjadi desainer profesional seperti Anda?

Co py rig h

ig h Co py r

ig h Co py r Lo is

ht ig Co py r le

ar

Ba

va n

L : Saya sangat aktif berbagi karya seni saya secara online sejak 2003, jadi saya merasa komunitas seni memainkan peran besar dalam hidup saya. Karir saya banyak tentang berbagi pengetahuan, tips, dan nasihat. Impian saya adalah membuat buku selfhelp untuk para seniman yang membantu mereka merencanakan waktu dengan baik dan memungkinkan kreativitas mereka berkembang. Ini rencana jangka panjang sih, tapi saya sangat bersemangat untuk itu!

tL oi sv

ar le

Ba

tL oi sv an

ar le

Ba

Co py tL oi sv an

le ar Ba Lo is va n ht ig Co py r

T : Apakah Anda memiliki harapan atau target untuk karir Anda di masa depan melalui era baru ini?


2021 A r t M A X 1 5

94

GRAPHIC DESIGN PORTFOLIO Curated by Budi Darmo S.Sn., M.Ds.


PORTFOLIO DKV

BLNDING LGHTS Karya Pribadi

JHILREN RISHIO

087722519259 jhilrenr@gmail.com

Karya ini saya buat berdasarkan lagu yang saat ini sering saya dengar, yaitu Blinding Lights yang dibawakan oleh The Weeknd. Saya membuat illustrasi sederhana dengan tema retro yang sesuai dengan gaya dalam cover album lagu tersebut yang saya rangkum dalam beberapa panel. Untuk mendukung tema yang saya usung, saya memilih palet warna yang kontras namun dengan warna yang sedikit kusam dan tidak cerah ditambah efek noise agar lebih terasa. Teknis Adobe Illustrator, dengan sedikit efek di Adobe Photoshop.


2021 A r t M A X 1 5

96

MENYAMBUT TAHUN BARU BRYAN STEFANUS

089508939942 bryan.stefanus26@gmail.com

Seorang gadis yang berada di kerumunan orang untuk menyambut tahun baru, dengan perasaan yang campur aduk, dan akhirnya diakhiri dengan senyuman yang tulus. Teknis Digital Illustration


PORTFOLIO DKV

“DREAMWORLD” COVER ART FRANDY

081381409388 frandyf@yahoo.com Seseorang yang terhempas dari dunia nyatanya ke dunia mimpi. Teknis Digital Imaging menggunakan Adobe Photoshop dengan menggabungkan 5 gambar.

BLUBBERRIES WEB DESIGN Seseorang yang terhempas dari dunia nyatanya ke dunia mimpi. Teknis Digital Imaging menggunakan Adobe Photoshop dengan menggabungkan 5 gambar.


2021 A r t M A X 1 5

98

COKOTEN’S PACKAGING REDESIGN MICHELLE ANGELA CUACA

081241465350 coconuds@gmail.com


PORTFOLIO DKV

Cokoten adalah salah satu keripik singkong lokal yang cukup terkenal dengan harga yang terjangkau. Cokoten hadir dengan empat rasa yaitu balado, asin, keju dan keju pedas. Pada redesain kemasan ini, ilustrasi singkong pada kemasan sebelumnya diubah dengan ilustrasi keripik singkong dengan tambahan elemen visual yang berbeda-beda ditiap kemasan yang berbasis vektor. Selain itu,

warna kemasan yang sebelumnya didominasi oleh warna hitam dan putih dibuat lebih dominan dengan warna-warna cerah untuk menarik perhatian konsumen. Teknis Adobe Illustrator untuk ilustrasi dan Adobe Photoshop untuk memberi tekstur pada ilustrasi.


2021 A r t M A X 1 5

100

HOPE IVANA OCTAVIA

087870672000 octaviaivana@gmail.com


PORTFOLIO DKV

Experimental Typography, Hope yang berarti harapan. Dikemas dalam bentuk eksperimental tipografis yang menunjukkan bahwa di dalam ketidakberaturan yang ada, tetap ada harapan.

Experimental tipografis dibuat dengan 5 suasana yang berbeda, yang akan sampai kepada audiens dengan jiwa dan suasana yang berbeda-beda. Teknis Adobe Photoshop.


2021 A r t M A X 1 5

102

GRAND ASIA HOTEL REBRANDING GILBERT

081297173508 gilbertchandra15@gmail.com


PORTFOLIO DKV

Minimalis, Elegan dan Asia/Oriental Teknis: Brainstorm ide, sketsa logo di kertas, digitalisasi dengan Adobe Illustrator dan membuat mockup 3D dengan Adobe Photoshop.


2021 A r t M A X 1 5

104

PHOTO GRAPHY PORTFOLIO Curated by Budi Darmo S.Sn., M.Ds.


PORTFOLIO FOTOGRAFI

UP-STRACT ALBERT ADRIAN

082177770792 albertadrian4@gmail.com Menampilkan gerakan alami dari cahaya yang terletak di atas langit-langit sehingga membentuk pola acak yang indah dan menarik. Teknis pembuatan SS : 30sec / ISO 100 / F:22.


2021 A r t M A X 1 5

106


PORTFOLIO FOTOGRAFI

AMBIENCE IN DISTRICT 8 SUIWENDY MAK

081289563814 suiwendy.625180063@stu.untar.ac.id

Search for songs on Spotify, Apple Music, etc. Use any kind of Apple earphone because they have bass. And then, find a song “Vacant - Revenant”. Look at the photos, listen to music until it’s finished. After listening to music, how do you feel ?. This is a mood ambience with music. It feels like being there when the weather is cloudy, there is music echoing around the building with an atmosphere like Central Park Mall combined with PIK Avenue. I like it because it has an atmospheric approach.

Teknis pembuatan menggunakan Samsung Galaxy A7 2018, Focal length 4mm, SS : 1/2000 / ISO 400 / F:1.7


2021 A r t M A X 1 5

108

SHIFT CLAUDIO SCHU

082122523699 claudiosdesign@gmail.com

Fujifilm X-T20 XC 18-55mm SS : 1/1000 / ISO 500 / F:3.6



2021 A r t M A X 1 5

110


ORDER NOW ArtMAX Magazine is an interior and graphic design magazine issued by Faculty of Fine Arts & Design, Tarumanagara University.

We’re one of the first established interior and graphic design magazine in Indonesia managed by undergraduate students, sharing insights and knowledge about interior and graphic design worlds to our readers.

HOW TO ORDER Send your name, address, volume, and quantity of ArtMAX Magazine to: marketing.artmax@ymail.com LINE ID : @akw9422s

* Available volume 12, 13 and 14. We will confirm the price, include the shipping cost and method of payments.

ADVERTISE WITH US

Vol. 12 INFLUENCE 123 halaman

Vol. 13 EXUBERANCE 90 halaman

Vol. 14 UNVEIL 105 halaman

KONTIBUTOR:

KONTIBUTOR:

KONTIBUTOR:

Robert Basuki Wanasida/

Hyla Architects/

Abie Abdillah/ Charlotte Kidger/ Alessandro Isola/ Jaime Hayon

Desain Interior

Desain Interior

Heatherwick Studio/ MVRDV Studi/Elena Mora/Alvin Tjitowirjo (AlvinT Studio)

Kiran H Nath/Sasha Bikoff/YOD Studio/ Mohammed El Bastheley/

Desain Kom. Visual

Antonio Reinhard/Isa Indra Permana/Rasheeda Rahma

Jonathan Smith/Kudos Design Collaboratory/ Harrison Grant/Sandy Lee/ Muchlis Fachri

Desain Kom. Visual

Desain Interior

Desain Kom. Visual Adam Hillman/ Bimawithpencil/ Januar Rianto/ Agra Satria

ArtMAX Magazine offers highly valued advertising opportunities. We invite you to support our mission to build our reader’s knowledge and insight about interior and graphic design by joining our sponsorship program. Contact us now to get more information about the latest sponsorship program in ArtMAX Magazine. marketing.artmax@ymail.com LINE ID : @akw9422s

www.bemfsrduntar.com/artmax @artmaxmagz ArtMAX Magazine artmax_magazine@yahoo.com


2021 A r t M A X 1 5

112


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.