Surya Digitalpaper 20 Mei 2013

Page 1

Pakaian Dalam Miranda Dicuri

DIGITAL NE WS PA PER

hal

2

Spirit Baru Jawa Timur surabaya.tribunnews.com

surya.co.id

| SENIN, 20 MEI 2013 | Terbit 2 halaman

edisi pagi annya juga tak bisa menyampaikan keluhan soal ini pada aparat berwenang. Aparat tak bersedia menjelaskan kenapa akses internet makin lambat di Iran, namun seorang mantan pejabat menyebut Majelis Tinggi urusan Dunia maya ada dibalik kebijakan ini. Majelis ini dibentuk Maret tahun laludan ditugasi menjadi warga Iran dari “bahaya” internet dan pada saat yang sama “memaksimalkan manfaat” darinya. Halal Internet

Jaringan Internet di Iran ‘Koma’ SURYA, SURABAYA-Pemerintah Iran memperketat sensornya terhadap saluran internet di negara itu menjelang pemilu bulan depan. Pemilu yang sama sebelumnya diwarnai berbagai aksi protes terhadap jalannya pemilu yang diklaim curang dan bentrokan warga dan aparat yang tersebar ke seluruh penjuru dunia berkat pemberitaan dari internet yang diselundupkan dari Iran. Kali ini aparat pemerintah membantah melakukan penyensoran namun tak menjelaskan kenapa layanan internet menjadi sangat lambat. Jaringan pebisnis, bank bahkan organisasi di bawah pemerintah tak luput dari dampak gangguan internet ini, tulis media lokal seperti dikutip kantor berita AFP. “Internet sedang dalam

kondisi koma,” tulis koran Ghanoon dalam laporannya awal bulan ini. “(Keadaan seperti) ini hanya terjadi di Iran: pemilu datang, internet hengkang,” tulis koran itu dalam kicauannya di twitter meniru pepatah dalam bahasa Parsi. Majelis Tinggi ‘bertanggung jawab’ Facebook, Twitter, YouTube serta berbagai situs obrolan dan sosial lain, termasuk ribuan situs asal negara Barat, menjadi sasaran sensor di Iran sejak aksi demo besar-besaran di jalanan pasca pemilu dan terpilihnya kembali Presiden Mahmoud Ahmadinejad tahun 2009. Aksi demonsrasi pasca pemilu Iran seperti ini marak diberitakan internet 2009 lalu. Aksi-aksi tersebut, umumnya diwarnai dengan aksi keras aparat yang berakibat pada penangkapan dan bahkan

join facebook.com/suryaonline

tewasnya korban, menjadi berita utama di dunia melalui jaringan internet. Kini menurut pengamat aparat mencoba mencegah situasi kembali terulang dengan menghentikan laju informasi dengan melambatkan layanan internet. Kecepatan untuk membuka email sangat berkurang,

apalagi untuk mengunduh file bermateri besar. “Lupakan niat mengunduh file, pita lebar (bandwith)nya turun tiap saat,” maki seorang penjual cakram rekam bajakan di Tehran. Seorang teknisi senior di sebuah perusahaan penyedia layanan jaringan internet di Tehran mengatakan perusaha-

Iran secara diam-diam mengembangkan dan meluncurkan sistem interner nasionalnya yang dinamakan dengan “Halal Internet.” Sistem internet nasional ini bagaikan penyaring besar untuk membendung pengaruh situs-situs asing yang mengusung pengaruh merusak. Seperti dikutip dari FastCompany, meskipun Halal Internet ini awalnya seperti sistem intranet nasional, sekarang sudah mengalami improvisasi sedemikian rupa. Sistem ini digunakan untuk blokir dan mencegah masuknya informasi dari situs-situs asing. Dengan Halal Internet ini, warga Iran juga tidak bisa mengakses situs-situs di luar jaringan Halal Internet itu sendiri. Halal Internet dinilai mirip dengan “Great Firewall” yang diterapkan di China. Hanya saja, rezim sensor internet di Iran dinilai lebih teratur dalam pengelolaannya. Banyak pihak, terutama dari kalangan netizen, menilai Halal Internet maupun Great Firewall sebagai bentuk pemberangusan kebebasan untuk berekspresi dan mengakses informasi. Hal ini justru berkebalikan dengan semangat internet yang karakter sejatinya adalah lintas batas. Tidak sedikit warga Iran yang menolak sistem sensor internet nasional tersebut. Banyak warga mengakali dengan menggunakan VPNGATE agar bisa mengakses informasi dari dunia luar dan sebagai bentuk perlawanan terhadap rezim sensor. Beberapa pihak menilai, pemerintah Iran melakukan sensor internet ini dalam rangka mengamankan pemilihan umum nasional pada 14 Juni mendatang.(bbc/marketeers) follow @portalsurya


2

SENIN, 20 MEI 2013 | surya.co.id | surabaya.tribunnews.com

Pakaian Dalam Miranda Kerr Dicuri

SURABAYA, SURYA- Pakaian dalam Miranda Kerr yang ada di rumahnya dicuri. Para pelakunya, The Bling Ring--istilah yang digunakan untuk menyebut geng remaja yang suka mencuri isi rumah para selebriti di AS. Koleksi lingerie milik mantan model Victoria’s Secret itu, yang bisa membuat orang-orang lain ingin memilikinya, secara khusus dijadikan sasaran oleh geng tersebut. Nancy Jo Sales, yang pertama kali menyoroti geng itu melalui sebuah artikel, mengatakan kepada majalah Vanity Fair, “Mereka ingin terlihat seksi. Tampak seksi dengan pakaian-pakaian selebriti, bahkan lebih seksi.” Lanjut Sales, “Terutama Miranda Kerr, yang seorang (mantan) model Victoria’s Secret. Fakta bahwa mereka mencuri pakaian dalam itu, tampak begitu aneh, tapi tidak aneh ketika Anda berpikir tentang hal itu, karena mereka beranjak dewasa pada waktu ketika budaya mereka tak henti-hentinya menyuruh mereka untuk menjadi seksi.” Sales mengatakan pula, “Segala sesuatu, dari mainan hingga video games, musik hingga fashion, dihiperseksualkan untuk para cewek. Mencuri pakaian dalam mereka (para selebriti) merupakan bagian dari suatu tren secara keseluruhan untuk meniru selebriti-selebriti ini. Mereka (geng itu) tidak hanya menginginkan pakaian dalam yang mahal; mereka menginginkan pakaian dalam Paris Hilton.” Kejadian-kejadian itu telah difilmkan oleh sutradara AS Sofia Coppola dan dibintangi oleh aktris Inggris Ema Watson. Judul film itu The Bling Ring. Selain Kerr, yang juga pernah menjadi sasaran The Bling Ring adalah Lindsay Lohan, Paris Hilton, dan Megan Fox. Hilton mendapat sebuah peran kameo (penampilan sepintas seseorang terkenal sebagai dirinya sendiri atau menjadi sosok lain tanpa identitas) dalam film tersebut, namun ia mengaku masih trauma akibat pencurian di rumahnya. “Mereka masuk ke rumah saya lima kali, mencuri barang-barang saya seharga jutaan dollar AS. Misalnya, tas Birkin, benda-benda warisan keluarga, perhiasan yang keluarga saya miliki bertahun-tahun, dan kemudian mereka menjual barang-barang itu di Venice Beach (California, AS), seperti dalam penjualan barang-barang bekas di halaman rumah,” tutur Hilton. “Saya tak mendapatkan uang asuransi (atas kehilangan benda-benda itu) dan saya tidak akan bisa mengganti barang-barang itu,” tambahnya.(kompas)

Ade Rai Sarankan Atlet Bulutangkis Perbaiki Nutrisi SURABAYA, SURYA-Bintang binaragawan Indonesia, Ade Rai, menyarankan agar atlet bulutangkis memperhatikan nutrisi yang harus dikonsumsi oleh seorang olahragawan. Selain itu, ada dua hal lain yang juga perlu diperhatikan yakni motivasi dan latihan fisik. “Mereka harus perhatikan nutrisi, kemudian training dan motivasi. Terutama nutrisi, sih,” kata Ade usai bertanding dengan bulutangkis berpasangan dengan Afiat Yuris Wirawan di acara Celebrity Smash di Central Park, Sabtu (18/5/2013). Atlet bulutangkis sekarang, menurut Ade, mempunyai potensi dan bakat yang luar biasa. Terlebih, teknik pemain Indonesia yang bisa dibilang jarang dimiliki oleh atlet luar lainnya. “Potensi dan bakat luar biasa. Kalau teknik enggak usah diragukan lagi,” katanya. Ade Rai sendiri ternyata merupakan pemain join facebook.com/suryaonline

bulutangkis sejak umur 9 sampai 17 tahun sebelum akhirnya banting setir ke dunia binaraga. “Saya dulu di Pelatda DKI. Gara-gara bulutangkis juga saya berhenti sekolah kelas 1 SMA. Saya seangkatan sama Susi, Alan, dan Hariyanto Arbi,” terang Ade. Ia mengaku senang bisa bermain di Celebrity Smash karena dapat bermain bulutangkis kembali. Selain itu, suasana yang meriah juga membuat permainan menjadi santai dan tidak tegang. Pasangan Ade Rai dan Afiat Yuris Wirawan berhasil mengalahkan lawannya yakni dua penggemar bulutangkis yang telah di seleksi sebelumnya. Sekarang Ade Rai sedang bekerjasama dengan PBSI dan persatuan olahraga lain dalam mensuplai nutrisi untuk para atlet. Ia berharap, dengan nutrisi yang cukup, daya tahan atlet tersebut semakin meningkat.(kompas) follow @portalsurya


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.