BUKU ACARA SPP4-MPK 2010

Page 1

SIDANG PENGURUS PLENO IV - THN 2010 | 3-5 Nov 2010

SINERGY ANTAR YAYASAN PENDIDIKAN KRISTEN MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN di INDONESIA

1


2

SIDANG PENGURUS PLENO IV - THN 2010


MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN di INDONESIA

3


DAFTAR ISI

MAKALAH 28 MENGEMBANGKAN KEPEMIMPINAN TRANSFORMATIF

34 SINERGI ANTAR YAYASAN PENDIDIKAN

DAFTAR ISI 5

SAMBUTAN KETUA PANITIA SSP IV

44

6

SAMBUTAN KETUA MPKW JAkARTA-BEKASI

SCHOOL MARKETING

7

SAMBUTAN KETUA UMUM MPK

12

SUSUNAN PANITIA SSP IV

13

SUSUNAN PENGURUS MPKW JAKARTA-BEKASI

14

KERANGKA ACUAN

16

SUSUNAN ACARA SPP IV

52

20

PROFIL MPK

TOP BRAND

22

LAPORAN KEGIATAN MPK 2007-2009

38

PROFIL DANIEL DIANTO

43

PROFIL JACK OSPARA

66

STANDAR PELAYANAN MPK

68

GALERI MPK

74

PROFIL URIPTO WIDJAJA

4

SIDANG PENGURUS PLENO IV - THN 2010

46 SEKOLAH PILIHAN ORANG TUA

58 SCHOOL MARKETING

62 MANAJEMEN PENDIDIKAN


SAMBUTAN

SAMBUTAN KETUA PANITIA SIDANG PENGURUS PLENO KE - IV MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN di INDONESIA SALAM SEJAHTERA DALAM KASIH KRISTUS, engan penuh sukacita dan rasa syukur kepada Tuhan Yesus Kristus, Panitia Sidang Pengurus Pleno ke IV – Majelis Pendidikan Kristen di Indonesia menyambut kehadiran para peserta Seminar Nasional “ Marketing Your School, Promoting, Selling And Service Delivery” dan Sidang Pengurus Pleno ke IV Majelis Pendidikan Kristen di Indonesia pada tanggal 3 – 5 November 2010. Seminar Nasional yang dilaksanakan dalam rangka menyambut SPP ke IV ini didasari kebutuhan yang dirasakan oleh hampir semua Yayasan Pendidikan di Indonesia, tidak terkecuali Yayasan Pendidikan Kristen yakni perlu adanya pencerahan tentang bagaimana membuat Sekolah menjadi suatu lembaga yang dikagumi (admired) sehingga orang tua siswa merasakan benar arti pendidikan di sekolah dan masyarakat menaruh kepercayaan kepada sekolah, dan Handi Irawan,MBA (pernah menjadi konsutan YPK IPEKA) sebagai Pakar Marketing No. 1 di Indonesia adalah orang yang paling tepat untuk memberikan membagikan ilmunya kepada kita semua. Bapak Daniel Dianto (pernah menjadi PENABUR) akan konsultan BPK P peserta persidangan memandu p merangkai sinergi antar untuk me pengurus MPK, MPKW, dan penguru Pengurus Yayasan di seluruh Pengur Indonesia guna mewujudkan Indone MPK yyang dikagumi (admired). Kami berusaha melakukan Kam mempersembahkan dan me terbaik, namun kamipun yang terb terbatas, kkarenanya patutlah kami dibukakan pintu maaf atas mohon dibu segala kkekurangan dan bahkan kekeliruan kami . Dan ke

D

tentunya kami menyampaikan ungkapan terima kasih kepada semua teman-teman panitia, yang telah rela meluangkan tenaga, dana dan waktunya untuk persiapan penyelenggaraan kegiatan ini mulai bulan Februari 2010 Pada kesempatan ini perkenankanlah saya menghaturkan ucapan terima kasih kepada Bapak Handi Irawan, MBA, Bapak Daniel Dianto, PH MPK dan mitra-mita MPKW Jakarta yang sebagian tersebut pada buku acara ini, karena tanpa Anda semua kegiatan ini tidak akan dapat terselenggara seperti saat ini. Dan tak lupa kami menyampaikan ungkapan terima kasih kepada semua teman-teman panitia, yang telah rela meluangkan tenaga, dana dan waktunya untuk persiapan penyelenggaraan kegiatan ini mulai bulan Februari 2010 Semoga Seminar dan Sidang Pengurus Pleno ke IV ini membawa berkat bagi semua pihak, dan semakin memperkokoh sinergi antara PH MPK dengan MPKW, Yayasan Pendidikan Kristen dan Sekolah-Sekolah Kristen di Indonesia. Segala kemulian biarlah hanya diberikan kepada Tuhan kita Yesus Kristus yang memberkati kita semua, Haleluya ! Jakarta, 3 November 2010. Panitia Pelaksana Sidang Pengurus Pleno ke IV - MPK

Drs. Tikky Suwantikno, M.Si. KETUA PANITIA SPP IV

MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN di INDONESIA

5


SAMBUTAN KETUA MPK WILAYAH VI

KATA SAMBUTAN KETUA MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN WILAYAH VI DKI JAKARTA DAN BEKASI

SHALLOM,

S

idang Pengurus Pleno (SPP) IV Majelis Pendidikan Kristen Di Indonesia (MPK) tahun 2010 kali ini diselenggarakan di wilayah Jakarta dan Majelis Pendidikan Kristen Wilayah VI DKI Jakarta dan Bekasi mendapat kepercayaan untuk menjadi Panitia Pelaksana.

Saya yakin bahwa setiap kita yang hadir pada Sidang Pengurus Pleno (SPP) IV Majelis pendidikan kristen Di Indonesia (MPK) saat ini mengharapkan agar SPP ini bermakna bagi pelayanan kita di bidang Pendidikan dan berhasil meletakkan landasar yang kokoh dan realistik bagi Majelis Pendidikan Kristen (MPK) agar dapat bekerja secara efesien dan efektif. Dalam dekade ini, dunia bergerak dan berubah sangat cepat. Dunia semakin datar, panas, dan sesak. Masalah yang kita hadapi bersama adalah bagaimana kita mampu beradaptasi dengan perubahan dunia disekeliling kita sehingga kita dapat

mengikuti gerak dan perubahan jaman sekarang ini. Apabila tidak, maka kita akan segera tersisih, bahkan punah seperti dinosaurus. Banyak hal-hal yang perlu ditinjau kembali agar Majelis Pendidikan Kristen Di Indonesia (MPK) ke depan dapat berfungsi seperti yang kita harapkan. Oleh karenanya, dibutuhkan jiwa besar dari semua pihak untuk berani mengadakan perubahan. Rasul Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Roma (Roma 12:2) menyatakan bahwa: Perubahan tindakan (metamorfosis) haruslah bersumber dari Pembaharuan Budi (metanoia). Kepada seluruh peserta Sidang Pengurus Pleno (SPP) IV MPK tahun 2010, saya mengucapkan: selamat Bermetanoia. Tuhan Yesus memberkati. Jakarta, November 2010

Drs. Phillips Handojo, MS. | KETUA MPKW VI JAKARTA & BEKASI

6

SIDANG PENGURUS PLENO IV - THN 2010


SAMBUTAN KETUA UMUM PH MPK SALAM SEJAHTERA, uji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristen, Sang Guru dan Gembala Agung kita, karena atas pertolonganNya Sidang Pengurus Pleno IV MPK tahun 2010 dapat dilaksanakan sesuai dengan Keputusan SPP III MPK tahun 2009 dengan tuan rumah Pengurus MPKW DKI Jakarta dan Bekasi.

P

Disamping atas pertolongan Tuhan, suksesnya SPP IV ini juga merupakan buah kerja keras Panitia SPP IV MPK yang dikoordinasikan oleh Pengurus Harian MPKW DKI Jakarta dan Bekasi. Rangkaian SPP IV MPK diawali dengan Seminar Pendidikan dengan topik MARKETING STRATEGY FOR YOUR SCHOOL (Promoting, Selling and Service Delivery) yang diikuti oleh para pengelola dan penyelenggara sekolah Kristen. Semoga seminar tersebut menambah kekayaan dalam upaya melakukan terobosan-terobosan baru. Pokok Pikiran Utama SPP IV MPK adalah “Menjadi Sekolah Kristen yang Tetap Eksis di Era Penuh Tantangan”. Ditetapkanya Pokok Pikiran Utama tersebut karena kondisi saat ini dan yang akan datang tidak dipungkiri akan sangat berdampak pada eksistensi sekolah-sekolah Kristen di Indonesia. Pokok Pikiran Utama tersebut diharapkan akan mengkaji tentang potret sekolah Kristen di Indonesia saat ini dan bagaimana seharusnya sekolah-sekolah Kristen dapat membangun sinergi yang saling mendukung sehingga meskipun tantangan terus-menerus dihadapi tetapi sekolahsekolah Kristen akan tetap eksis. Dari pengkajian hal tersebut diharapkan dirumuskan rencana kegiatan yang dapat dilaksanakan bersama-sama. Di samping tetap eksis sekolah-sekolah Kristen diharapkan tetap berusaha untuk mewujudkan/mengarah menjadi sekolah-sekolah Kristen yang dikagumi oleh masyarakat adalah harapan kita. Dengan dikaguminya sekolah Kristen dalam bidang mutu pendidikan, kualitas pelayanan, pengelolaan yang profesional dan lainnya maka eksistensi sekolah akan tetap bertahan bahkan akan terus berkembang. Untuk mewujudkan harapan itu diperlukan berbagai upaya yang harus dilakukan antara lain sekolah tersebut harus mewujudkan minimal 5(lima) aspek kelembagaan dalam keadaan baik yaitu aspek keuangan, pertumbuhan, manajemen, SDM, dan kualitas. Pembenahan manajemen antara lain (a) manajemen sekolah yang dapat menjadi daya gerak yang merangsang kreativitas dan produktivitas kepala sekolah dan guru-guru; (b) prinsip akuntabilitas; (c) evaluasi diri sebagai dasar pengambilan keputusan dan perencanaan;

(d) sistem yang transparan; (e) school base management dipergunakan secara tepat oleh kepala sekolah. Seiring dengan itu memperbarui pelaksanaan pendidikan Kristen harus dilakukan antara lain: (a) turut meningkatkan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan; (b) mengoptimalkan prinsip relevansi dgn penekanan penataan kurikulum yang berorientasi penguasaan iptek, keterampilan yang dilandasi sikap dan moral yang kuat (berkarakter); (c) meningkatkan efisiensi dalam segala hal; (d) mengembangkan nilai “lebih”; (e) peningkatan akuntabilitas proses pendidikan yang didukung SDM yang profesional. Tidak kalah pentingnya adalah revitalisasi kinerja yayasan/badan penyelenggara dan sekolah Kristen yang mengutamakan dimensi profesional, kepedulian, komitmen, kejujuran, tanggung jawab, keterbukaan, pengkaderan dan lain-lain. Hal yang tidak mungkin dihindarkan adalah merumuskan kembali prioritas pendidikan Kristen untuk masa depan: (1) Rasionalisasi jumlah dan jenis sekolah dengan berbagai alternatif dan memperhatikan segmen saat ini dan masa depan, sehingga peran dan fungsinya akan lebih optimal. Kami mengucapakan terima kasih kepada Panitia SPP IV MPK dan Pengurus MPKW DKI Jakarta dan Bekasi yang telah bekerja a keras dalam mempersiapkan dan melaksanakan SPP ini. Terima rima kasih kepada para sponsor dan donatur ur yang telah memberikan bantuannya annya sehingga pelaksanaan sanaan SPP IV dapat berlangsung ngsung dengan baik. Terima a kasih kepada para peserta baik utusan, peninjau au maupun undangan yang telah meluangkan waktu untuk hadir dan bersama-sama ma-sama memikirkan masa depan kita bersama. Kolose e 3: 23 Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan an segenap hatimu sepertiti untuk Tuhan dan bukan ukan untuk manusia sia Jakarta, ta, November mber 2010

Ir. Robert Robianto | KETUA UMUM PH-MPK MAJELIS AJELI JELLIIS PE JE PPENDIDIKAN EN ND DID DIIKKAN AN KKRISTEN RRIISSTTEEN N ddii IN INDONESIA NDO DONE ONE NESI SIA IA

7


8

SIDANG PENGURUS PLENO IV - THN 2010


MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN di INDONESIA

9


10

SIDANG PENGURUS PLENO IV - THN 2010


MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN di INDONESIA

11


SUSUNAN PANITIA SPP IV

SIDANG PENGURUS PLENO IV MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN DI INDONESIA THN 2010 | 3-5 Nov 2010

PENASEHAT Uripto Widjaja (Penasihat MPK Wilayah VI Jakarta) | Ir. Robert Robianto (Ketua MPK) | Drs. Phillips Handojo, MS (Ketua MPK Wilayah VI Jakarta) PENANGGUNG JAWAB Pengurus Harian MPK | Pengurus Harian MPK Wilayah VI DKI Jakarta & Bekasi PELAKSANA Drs. Tikky Suwantikno, M.Si (YPK Ora et Labora) WAKIL KETUA Drs. Ir. Khoe Yao Tung, MM., M.Kom (YPK IPEKA) SEKRETARIS Dra. Vitriyani Pryadarsina, M.Pd (YPK Pancaran Berkat) WAKIL SEKRETARIS Ir. Suhandojo Tanusaputra

KETUA

(YPK Ketapang) BENDAHARA Drs. Adi Kaligis (BPK PENABUR) WAKIL BENDAHARA Sarah Kartika, SE (YPK Harapan Bangsa) SEKSI PENGGALANGAN DANA Drs. Freddie Chandra (YPK Methodist) | Heru R. Azimada, SE.Ak (BPK PENABUR)

| H.Hourisaac (YPK Kalam Kudus)

SEKSI PENDAFTARAN PESERTA

Rasiman, S.Pd (Sekretariat MPK) | Yosianto, A.Md

(MPKW DKI JAKARTA) SEKSI BUKU ACARA Drs. Thomas Wibowo Agung (YPK Ora et Labora) | Drs. Menason Setiawan &

Dra. Luciana Purnomo (YPK Methodist) SEKSI ACARA & PERSIDANGAN Ir. Suhandojo Tanusaputera (YPK Ketapang) | Drs. Andyarto Surjana, M.Pd (YPK Tiara Kasih) SEKSI PENERIMA TAMU Pdt. John Sim (YPK Budaya) | Dra. Erdina Tambunan (YPK Bina Siswa) SEKSI PERLENGKAPAN & DEKORASI Trikora (Sekretariat MPK) | Yosianto, A.Md (MPKW DKI Jakarta) SEKSI PUBLIKASI & DOKUMENTASI Drs. Bambang Gunawan (YPK Ora et Labora) | Ir. Frankie Suthya (YPK IPEKA) SEKSI TRANSPORTASI & AKOMODASI

Boen Kiem Fung, S.Pd (YPK Kairos Gracia) | Drs. Ir. Khoe Yao Tung, MM., M.Kom

(YPK IPEKA) SEKSI KONSUMSI Maria Christina Regar, S.H. (YPK Ora et Labora) | Emilia Soetjahja, S.Pd (YPK Surya Indah) SEKSI SEMINAR

Drs. Vitriyani Pryadarsina, M.Pd (YPK Pancaran Berkat) | Sarah Kartika, SE (YPK Harapan Bangsa) DESAIN & TATA LETAK

12

SIDANG PENGURUS PLENO IV - THN 2010


SUSUNAN PENGURUS MPKW VI

SUSUNAN PENGURUS MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN WILAYAH DKI JAKARTA DAN BEKASI BADAN PENASIHAT

ANGGOTA-ANGGOTA: BIDANG PENGEMBANGAN PENDIDIKAN

KETUA

: Uripto Widjaja

KETUA

: Sarah Kartika Setiawan, B.Sc.

SEKRETARIS

: Dra. Charlotte K. Priatna, M.Si.

SEKRETARIS

: Drs. Tikky Suwantikno Sutjiaputra, M.Si.

ANGGOTA

: Drs. Samino Citra, MM., CSM

ANGGOTA

: Drs. Olga Maryke Waney

Dra. Teripena Jonatan

Dra. Vitriyani Pryadarsina, M.Pd. Indah Febriana Gunawan

BADAN PENGAWAS PERBENDAHARAAN

Pdt. John Sim

KETUA

: drg. Andi Indra Gunawan

BIDANG PENGEMBANGAN SDM & ENTREPRENEURSHIP

ANGGOTA

: Dra. Luciana Purnomo

KETUA

: Heru R. Azimada

SEKRETARIS

: Emilia Soetjahja, S.Pd.

ANGGOTA

: Boen Kim Fung, S.Pd.

Dra. Erna Karundeng, M.A. PENGURUS HARIAN

Yohanes Gunawan

KETUA

: Drs. Phillips Handoyo, M.S.

BIDANG ORGANISASI DAN KERJASAMA

WAKIL KETUA

: Ir. Drs. Khoe Yao Tung, MM., M.Kom.

KETUA

: Andyarto Surjana, M.Pd.

SEKRETARIS

: Drs. Freddie Chandra

SEKRETARIS

: Dra. Erdina Tambunan

ANGGOTA

: Frangkie Suthia

WK SEKRETARIS : Suhandojo Tanusaputra BENDAHARA

: H. Hourisaac

WK BENDAHARA : Adi Kaligis

Danny Bunyamin dr. Tanti Djatmiko

MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN di INDONESIA

13


KERANGKA ACUAN SPP IV

KERANGKA ACUAN SIDANG PENGURUS PLENO (SPP) IV MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN DI INDONESIA WISMA BAHTERA-CIPAYUNG, KAB. BOGOR, 3 – 5 NOVEMBER 2010

“DIALAH GURU DAN GEMBALA AGUNG” A. DASAR Berdasarkan Anggaran Dasar MPK Bab V Pasal 11 dan 13 serta Anggaran Rumah Tangga MPK Pasal 17, Sidang Pengurus Pleno (SPP) MPK adalah salah satu perangkat pelayanan MPK. Pengurus Pleno MPK terdiri atas Pengurus Harian MPK dan para Ketua Majelis Pendidikan Kristen Wilayah (MPKW) di seluruh Indonesia. SPP-MPK diselenggarakan setahun sekali di tempat yang ditentukan oleh Kongres MPK atau SPP-MPK atas undangan Pengurus Harian MPK Berdasarkan Keputusan SPP III MPK tahun 2009 di Pontianak tentang tuan rumah dan tempat penyelenggaraan SPP IV MPK, yaitu tuan rumah SPP IV MPK adalah MPKW DKI Jakarta & Bekasi. B. TUJUAN Berdasarkan AD-MPK Pasal 13 ayat (3) dan ART-MPK Pasal 18, SPP-MPK bertujuan: 1. Menetapkan program kerja tahunan yang merupakan penjabaran lebih rinci dari garis-garis besar program kerja; 2. Menetapkan anggaran pendapatan dan belanja tahunan; 3. Menerima dan menilai laporan tahunan termasuk laporan keuangan dan perbendaharaan yang disampaikan oleh PH-MPK; 4. Menampung dan menyelesaikan persoalan-persoalan yang timbul antara 2(dua) kongres MPK;

14

SIDANG PENGURUS PLENO IV - THN 2010

5. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada kongres; 6. Menerima laporan/informasi dari Badan Penasihat MPK dan Badan Pengawas Perbendaharaan MPK; 7. Melaksanakan hal-hal lainnya sesuai dengan wewenang dan tanggungjawabnya sebagaimana tersebut dalam AD dan ART MPK. C. HASIL YANG DIHARAPKAN Bertolak dari dasar dan tujuan yang ingin dicapai, maka hasil yang diharapkan dari SPP IV MPK tahun 2010 antara lain: 1. Tersusunnya program kerja MPK tahun 2011; 2. Tersusunnya anggaran pendapatan dan belanja MPK tahun 2011; 3. Penilaian dan penerimaan laporan tahunan PH-MPK; 4. Merumuskan strategi dan langkah-langkah yang konkrit dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan di sekolahsekolah Kristen dalam menghadapi berbagai tanangan dan perubahan yang terjadi; 5. Penyelesaian masalah-masalah yang timbul antara 2(dua) kongres MPK. D. TEMA, SUBTEMA DAN POKOK PIKIRAN UTAMA Tema “DIALAH GURU DAN GEMBALA AGUNG” (bdk. Matius 22: 16; Ibrani 13: 20) dan subtema:


“Menjadi Sekolah Kristen yang Tetap Eksis di Era Penuh Tantangan”.

“Bersama-sama meningkatkan Kualitas dan Pemerataan Pendidikan, Mengembangkan Identitas dan Ciri Khas Pendidikan Kristen serta Menghargai Kemajemukan dalam Era Otonomi Daerah dan Globalisasi” (Tema dan subtema Kongres XIV MPK tahun 2007) Program kerja MPK selama kurun waktu 5(lima) tahun dimulai tahun 2007 dijabarkan dan dilaksanakan dengan bertolak dari nilai-nilai mendasar dan aspek-aspek substantif yang terkandung dari dalam tema dan subtema tersebut. Tema dan subtema merupakan jiwa, nafas, benang merah dan tali pengikat yang menjadi “roh” dari gerakan kesaksian dan pelayanan MPK dari masa ke masa. Dalam hubungannya dengan hal-hal itulah Pokok Pikiran Utama SPP IV MPK tahun 2010, yang menjadi aksentuasi dalam rangka menggumuli, menghayati dan mengoperasionalisa-sikan tema dan subtema tersebut serta sebagai kelanjutan dari uraian Pokok Pikiran Utama SPP I tahun 2007, SPP II tahun 2008 dan SPP III tahun 2009 maka Pokok Pikiran Utama SPP IV MPK tahun 2010 adalah “Menjadi Sekolah Kristen yang Tetap Eksis di Era Penuh Tantangan”. Ditetapkanya Pokok Pikiran Utama tersebut karena kondisi saat ini dan yang akan datang tidak dipungkiri akan sangat berdampak pada eksistensi sekolah-sekolah Kristen di Indonesia. Pokok Pikiran Utama tersebut akan mengkaji tentang potret sekolah Kristen di Indonesia saat ini dan bagaimana seharusnya sekolah-sekolah Kristen dapat membangun sinergi yang saling mendukung sehingga meskipun tantangan terus-menerus dihadapi tetapi sekolahsekolah Kristen akan tetap eksis. Dari pengkajian hal tersebut diharapkan dirumuskan rencana kegiatan yang dapat dilaksanakan bersama-sama. E. BAHAN PERSIDANGAN 1. BAHAN UMUM a. Kotbah Pembukaan dan Penutupan SPP IV MPK tahun 2010.

c. Laporan Pengurus Majelis Pendidikan Kristen Wilayah (MPKW) dan yayasan/badan penyelenggara pendidikan Kristen yang difungsikan sebagai MPKW mengenai pelaksanaan program kerja tahun 2010 dan rancangan program kerja tahun 2011. d. Nasihat/pertimbangan dari Badan Penasihat MPK. e. Laporan/informasi dari Badan Pengawas Perbendaharaan MPK. F. TEMPAT DAN WAKTU PELAKSANAAN 1. Tempat 2. Waktu

: Wisma Bahtera – Cipayung – Kab. Bogor : tanggal 3 – 5 November 2010

G. PESERTA Peserta terdiri dari utusan, peninjau dan undangan. 1. UTUSAN TERDIRI ATAS: a. Pengurus Harian MPK. b. Ketua MPKW/Yayasan/Badan Penyelenggara Pendidikan Kristen yang difungsikan sebagai MPKW, yang dilengkapi dengan surat mandat. 2. PENINJAU TERDIRI ATAS: a. Badan Penasihat MPK. b. Badan Pengawas Perbendaharaan MPK. c. Pengurus MPKW/Yayasan/Badan Penyelenggara Pendidikan Kristen yang difungsikan sebagai MPKW yang bukan utusan masing-masing 1(satu) orang per MPKW. Hal ini dilakukan untuk menjadi utusan pengganti jika suatu ketika peserta utusan berhalangan. 3. UNDANGAN: a. Lembaga Mitra MPK. b. Tamu Pengurus Harian MPK, antara lain calon anggota MPK dan anggota MPK yang diundang. c. Pejabat Pemerintah.

b. Sambutan-sambutan. c. Pembahasan Pokok Pikiran Utama 2. BAHAN KHUSUS a. Laporan Pengurus Harian MPK mengenai pelaksanaan program kerja MPK tahun 2009/2010. b. Rancangan Program Kerja MPK dan RAPB MPK tahun 2011.

H. PEMBIAYAAN 1. Biaya perjalanan peserta ditanggung oleh lembaga/ organisasi/yayasan masing-masing. 2. Akomodasi dan konsumsi selama SPP IV MPK tahun 2010 ditanggung oleh Panitia Pelaksana SPP IV MPK tahun 2010.

MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN di INDONESIA

15


SUSUNAN ACARA SPP IV

SUSUNAN ACARA SIDANG PENGURUS PLENO(SPP) IV TAHUN 2010 MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN DI INDONESIA 3 – 5 NOVEMBER 2010 Dialah Guru dan Gembala yang Agung HARI I RABU, 3 NOVEMBER 2010 07.30 - 08.30

REGISTRASI

08.30 - 10.00

SEMINAR SESI 1 “ MARKETING STRATEGY FOR YOUR SCHOOL “ - HANDI IRAWAN

10.00 - 10.30

REHAT

10.30 - 12.30

SEMINAR SESI 2 “ MARKETING STRATEGY FOR YOUR SCHOOL “ - HANDI IRAWAN

12.30 - 14.00

MAKAN SIANG & PERSIAPAN BERANGKAT

14.00 - 15.30

PERJALANAN KE WISMA BAHTERA - CIPAYUNG, BOGOR

15.30 - 18.00

ISTIRAHAT & MANDI

18.00 - 19.00

MAKAN MALAM

19.00 - 19.45

IBADAH PEMBUKAAN

19.45 - 20.30

PEMBUKAAN SPP - IV MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN DI INDONESIA • Menyanyikan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya • Mengheningkan Cipta • Laporan Ketua Panitia Sidang Pengurus Pleno IV Tahun 2010 • Sambutan Ketua MPKW VI Jakarta & Bekasi • Sambutan Dirjen Bimas Kristen Kementrian Agama Republik Indonesia • Sambutan dan Pembukaan SPP IV

20.30 - 21.30

SIDANG 1 • Pembukaan Sidang oleh Ketua Umum MPK • Perkenalan Peserta SPP IV dan Roll Call • Pengesahan Tata Tertib SPP IV • Pemilihan dan Penetapan Majelis Ketua SPP IV • Penyerahan Pimpinan Sidang dari Ketua Umum MPK kepada Majelis Ketua. • Pengesahan Acara SPP IV.

21.30 - 22.00

RENUNGAN MALAM

22.00 -

ISTIRAHAT

16

SIDANG PENGURUS PLENO IV - THN 2010


KELUARGA BUDI HARTONO & GIOK HARTONO MENGUCAPKAN

Selamat & Sukses Atas Terselenggaranya Sidang Pengurus Pleno IV Majelis Pendidikan Kristen di Indonesia Tahun 2010 Tuhan Memberkati

MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN di INDONESIA

17


SUSUNAN ACARA SPP IV SIDANG PENGURUS PLENO(SPP) IV TAHUN 2010 MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN DI INDONESIA 3 – 5 NOVEMBER 2010 Dialah Guru dan Gembala yang Agung

HARI II KAMIS, 4 NOVEMBER 2010 07.00 - 08.00

MAKAN PAGI

08.00 - 08.15

IBADAH PAGI

08.15 - 09.45

SIDANG 2 • Laporan pertanggungjawaban PH MPK • Informasi / informasi dari Badan Pengawas Perbendaharaan MPK • Saran/Nasihat Badan Penasihat MPK

09.45 - 10.15

PRESENTASI P.T. JISAWI FINAS

10.15 - 10.30

REHAT

10.30 - 12.00

SIDANG 3 Menjadi Sekolah Kristen yang Tetap Eksis di Era Penuh Tantangan Sessi I : “POTRET YAYASAN DAN SEKOLAH KRISTEN DI INDONESIA” - Daniel Dianto

12.00 - 13.00

MAKAN SIANG

13.00 - 14.30

LANJUTAN SIDANG 3 Menjadi Sekolah Kristen yang Tetap Eksis di Era Penuh Tantangan Sessi II : “TANTANGAN MEWUJUDKAN SYNERGI ANTAR MPK, YAYASAN DAN SEKOLAH KRISTEN DI INDONESIA” - Daniel Dianto

14.30 - 15.00

REHAT

15.00 - 16.30

WORK SHOP Sessi III : “Mewujudkan synergi Sekolah Kristen yang tetap eksis di era penuh tantangan” - Daniel Dianto

16-30 - 17.00

PRESENTASI RAFFLES CONSULTANCY & RAFFLES ACADEMY

17.00 - 18.00

ISTIRAHAT & MANDI

18.00 - 18.30

MAKAN MALAM

18.30 - 20.00

LANJUTAN WORK SHOP Lanjutan Sessi III : “Mewujudkan synergi Sekolah Kristen yang tetap eksis di era penuh tantangan” - Daniel Dianto

20.00 - 22.00

SIDANG 4 Sidang Kelompok untuk merumuskan program kerja, dll

22.00 - 22.30

RENUNGAN MALAM

22.30 -

ISTIRAHAT

18

SIDANG PENGURUS PLENO IV - THN 2010


SIDANG PENGURUS PLENO(SPP) IV TAHUN 2010 MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN DI INDONESIA 3 – 5 NOVEMBER 2010 Dialah Guru dan Gembala yang Agung

HARI III JUMAT, 5 NOVEMBER 2010 07.00 - 08.00

MAKAN PAGI

08.00 - 08.15

RENUNGAN PAGI

08.15 - 09.45

SIDANG 5 Sidang Paripurna Membahas Hasil Sidang Kelompok Untuk Menjadi Keputusan SPP IV

09.45 - 10.00

REHAT

10.00- 11.30

SIDANG 6 • Penyerahan Pimpinan Sidang termasuk Keputusan-keputusan dari Majelis Ketua kepada PH-MPK. • Kata Penutup dan Penutupan Sidang oleh Ketua Umum MPK • Laporan Ketua Panitia Pelaksana SPP IV MPK. • Sambutan Ketua MPKW DKI Jakarta. • Sambutan Ketua Umum MPK sekaligus menutup SPP IV

11.30 - 12.15

IBADAH PENUTUPAN

12.15 - 13.15

MAKAN SIANG

13.15 - 15.00

CHECK OUT & KEMBALI KE JAKARTA

MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN di INDONESIA

19


PROFIL MPK

PROFIL MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN DI INDONESIA LATAR BELAKANG Pada awalnya untuk mengoordinasikan dan memperjuangkan kepentingan pendidikan Kristen kepada pemerintah pusat dan daerah pada tahun 1936 dibentuklah Schollraad voor Christelijke Schoolen in Netherlands Indie di tingkat pusat dan ditingkat cabang Province Schoolraden. Pada tanggal 5 Juni 1950 oleh tokoh-tokoh Kristen antara lain: Dr. F. L. Baker, Ds. W.J. Rumambi, Dr. J.H. Van Beyma, I.P. Simanjuntak, H. Van Hoek, B. Prawirohatmodjo, G. Van de Hoeven Van Genderen, Mr. J.M. Tumbelaka, P. Gilde, W. Hutajulu dikukuhkan menjadi Majelis Pusat Pendidikan Kristen di Indonesia (MPPK) yang pada perkembangannya pada Kongres XIII MPK di Yogyakarta tahun 2000 diubah menjadi Majelis Pendidikan Kristen di Indonesia (MPK). Tujuan MPK seperti tercantum dalam anggaran dasar Bab II pasal 5 adalah : Mengoordinasikan, membimbing dan membina usaha anggotanya serta memperjuangkan kepentingan anggotanya di bidang pendidikan Kristen sehingga memenuhi fungsi, peran dan tugas panggilannya dengan lebih baik. Pergumulan MPK saat ini dan masa mendatang adalah memastikan tetap terselenggaranya pendidikan Kristen yang berkualitas unggul dengan identitas dan ciri khas pendidikan Kristen di Indonesia, ditengah arus perubahan peadaban zaman, pluralisne dan lahirnya peraturan undang undang yang dirasakan “kurang berpihak” kepada penyelenggaraan serta pengelolaan pendidikan Kristen di Indonesia. Penguatan institusi MPK menjadi tuntutan demi menampung dan menyalurkan aspirasi penyelenggara dan pengelola pendidikan Kristen di Indonesia. MPK adalah salah satu organisasi yang turut memprakarsai pembentukan Musyawarah Perguruan

20

Swasta (MPS) Pusat pada tanggal 8 November 1971 bersamasama Perguruan Taman Siswa, Muhammadiyah, Katolik, LP Ma’arif NU dan lembaga lainnya. Dalam perkembangannya MPK berubah menjadi BMPS (Badan Musyawarah Perguruan Swasta). Berdasarkan data 2007 jumlah sekolah Kristen (TK, SD, SMP dan SMA/SMK) yang diselenggarakan oleh 310 yayasan/badan penyelenggara pendidikan Kristn anggota MPK di seluruh Indonesia sebanyak 4.958 sekolah dengan jumlah guru 83.275 orang dan jumlah peserta didik sebanyak 954.000 orang.

VISI DAN MISI MPK MENJADI PENGUAT DAN PEMBARU PENYELENGGARA PENDIDIKAN KRISTEN JENJANG DASAR DAN MENENGAH DI INDONESIA YANG TERPERCAYA DAN BERWIBAWA 1. MISI MPKMemperjuangkan secara konsisten aggota dalam hal mendapatkan tempat untuk menyelenggarakan dan mengelola pendidikan jenjang dasar dan menengah yang memiliki identitas dan ciri khas Kristen di Indonesia. 2. Menjalankan studi-studi, penelitian, dialog dan berbagai aktivitas profesional serta inovatif di bidang pendidikan Kristen jenjang dasar dan menengah di Indonesia. 3. Mempromosikan standar terbaik kepemimpinan, manajemen dan organisasi penyelenggara dan pengelola pendidikan Kristen jenjang dasar dan menengah di Indonesia. 4. Membangun jejaring dan menciptakan berbagai wahana peningkatan kompetensi penyelenggara dan pengelola pendidikan Kristen jenjang dasar dan menengah di Indonesia.

SIDANG PENGURUS PLENO IV - THN 2010

5. Melahirkan dan memublikasikan ke berbagai media masa secara periodik, hasil-hasil studi dan penelitian di bidang pendidikan yang mampu menjadi acuan dan masukan-masukan penyusunan kebijakan pendidikan yang berkualitas unggul di Indonesia. 6. Bersama-sama dengan unsur masyarakat dan mitra kerja di dalam dan luar negeri mengupayakan pemberdayaan, alternatif pembiayaan, pemerataan dan peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia.

FOKUS PELAYANAN MPK TAHUN 2007 - 2012 • BIDANG STRATEGI DAN KEBIJAKAN PENDIDIKAN: Program di bidang ini terfokus pada upaya untuk merumuskan strategi dan kebijakan yang dapat menjawab perubahan zaman, yang di dalamnya penyiapan sumber daya manusia bidang advokasi, perwujudan identitas dan ciri khas pendidikan Kristen dan advokasi hukum, politik dan hak asasi manusia mendapat tempat. • BIDANG ORGANISASI DAN HUBUNGAN KERJASAMA: Program di bidang ini terfokus pada upaya untuk menganalisis dan mengkaji struktur organisasi, mengevaluasi bentuk dan program kerjasama; mengembangkan dan meningkatkan hubungan dan kerjasama melalui suatu penataan organisasi yang tertib dan teratur yang dibarengi dengan pemberdayaan MPK Wilayah. • BIDANG PEMBINAAN DAN PERENCANAAN PENDIDIKAN: Program di bidang ini terfokus pada upaya untuk mengembangkan kualitas pendidikan di lingkup pra sekolah, pendidikan dasar,


pendidikan menengah umum dan kejuruan dan pendidikan luar biasa; dengan didukung oleh hasil-hasil studi dan pengembangan dalam suatu perencanaan yang strategis dan komprehensif dalam konteks pelaksanaan otonomi daerah. • BIDANG PERBENDAHARAAN DAN KEUANGAN: Program bidang ini terfokus pada upaya mengembangkan kemandirian di bidang dana, pemetaan potensi daya dan dana yang dimiliki, penyediaan fasilitas dan perangkat yang dibutuhkan demi peningkatan kinerja organisasi.

KEPENGURUSAN MPK KEPUTUSAN KONGRES XIV MPK TAHUN 2007 MENETAPKAN KEPENGURUSAN MPK MASA LAYANAN 2007 - 2012 PENGURUS HARIAN • KETUA UMUM

Ir. Robert Robianto

• KETUA I

Prof. W.B.P. Simanjuntak, M.Ed., Ph.D.

• KETUA II

Ir. David Johanes Tjandra, M.A.

• KETUA III

Pdt. Jack Ospara, M.Th.

• SEKRETARIS UMUM

Drs. Jopie J.A. Rory

• WAKIL SEKRETARIS UMUM

Pdt. Ny. L.F.E. Tamuntuan-M, M.Si.

• BENDAHARA UMUM

Hari Sugiharto, S.H., M.Sc.

• WAKIL BENDAHARA UMUM

Philip J. Leatemia

• ANGGOTA

Pdt. Dr. J. Legoh, M.A. | Drs. Suyono, M.Ed. | M.R. Siahaan, S.H. | Drs. Soedjadi |

PRIORITAS STRATEGIS Prioritas langkah strategis yang dilakukan MPK adalah (1) pengembangan sistem kelembagaan MPK; (2) pengembangan kapasitas MPK; (3) pemberdayaan dan pengembangan SDM; (4) manajemen aset (harta dan keuangan) MPK sesuai nilai-nilai transparansi, indepedensi, akuntabilitas, responsibilitas dan fairness, untuk membangun kepercayaan dengan semua pihak; (5) pengembengan teknologi; (6) mentradisikan prestasi juara dunia olimpiade keilmuan dan (7) identitas dan ciri khas pendidikan Kristen.

Dr. Drs. Henson, S.H. CN., M.H. | Pdt. Dr. Daniel Susanto BADAN PENASIHAT • KETUA

Prof. Dr. Aris Pongtuluran, dr., MPH

• WAKIL KETUA

Prof. Dr. Ing. K. Tunggul Sirait

• SEKRETARIS

Drs. Jerry Rudolf Sirait

• ANGGOTA

Pdt. Dr. Nus Reimas | Edwin Soerjadjaja | Eddy Sariatmadja | Drs. J. Pakpahan

BADAN PENGAWAS PERBENDAHARAAN • KETUA

Ir. Asi Halomoan Napitupulu, M.Sc.

• SEKRETARIS

Drs. Erna Gunawan, M.A.

• ANGGOTA

Drs. Ruddy Koesnadi

MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN di INDONESIA

21


LAPORAN KEGIATAN PH MPK

LAPORAN DAN INFORMASI KEGIATAN YANG TELAH DILAKUKAN OLEH PENGURUS HARIAN MPK 2007 – 2009 SEJAK DIPILIH DAN DITETAPKAN PADA KONGRES XIV MPK DI BANDUNG TAHUN 2007 DAN DITEGUHKAN DALAM KEBAKTIAN PENGUTUSAN YANG DILAKSANAKAN PADA TANGGAL 24 MARET 2007 DI GKI GUNUNG SAHARI, JAKARTA PUSAT; PENGURUS HARIAN MPK MASA LAYANAN 2007 – 2012 PADA PERIODE TAHUN 2007 SAMPAI DENGAN 2010 TELAH MELAKSANAKAN KEGIATAN-KEGIATAN ANTARA LAIN:

1)

2007 dengan jumlah peserta 78 orang yang berasal dari pengurus yayasan/badan penyelenggara pendidikan Kristen dan kepala/wakil kepala sekolah Kristen di wilayah Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat dan Sulawesi Tenggara; (2) untuk wilayah Sumatera Utara, pada tanggal 29 November sampai dengan 1 Desember 2007 di Wisma PWKI, Medan dengan jumlah peserta 72 orang; (3) untuk wilayah Kalimantan (Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan) pelatihan dilaksanakan pada tanggal 6-8 Maret 2008 di Hotel Kartika, Pontianak, dengan jumlah peserta 61 orang; (4) Untuk wilayah Maluku, pelatihan dilaksanakan tanggal 9 – 11 Juni 2008 di Gereja Kristen Kalam Kudus Indonesia, Ambon dengan jumlah peserta 60 orang.

PELATIHAN MANAJEMEN, PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN SEKOLAH KRISTEN BAGI PENGURUS YAYASAN/BADAN PENYELENGGARA PENDIDIKAN KRISTEN DAN KEPALA SEKOLAH. Berdasarkan hasil kajian tentang pengelolaan dan penyelenggaraan sekolah Kristen yang telah dilakukan, membuktikan bahwa sekolah-sekolah Kristen yang berkualitas ternyata memiliki sistem pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan yang lebih baik daripada sekolah Kristen yang kurang bermutu. Berkaitan dengan hal tersebut maka MPK melaksanakan pelatihan bagi kepala sekolah dan wakil kepala sekolah serta pengurus yayasan/badan penyelenggara pendidikan Kristen dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuannya terutama dalam pengelolaan dan penyelenggaraan sekolah Kristen. 2) Tujuan: (a) meningkatkan kemampuan dan keterampilan para kepala sekolah dan wakil kepala sekolah serta pengurus yayasan/badan penyelenggara pendidikan Kristen tentang pengelolaan dan penyelenggaraan sekolah Kristen yang baik, (b) melatih para kepala sekolah dan wakil kepala sekolah serta pengurus yayasan/ badan penyelenggara pendidikan Kristen untuk dapat mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh selama pelatihan ke dalam praktek sehari-hari, (c) tukar informasi dan pengalaman dalam pengelolaan pendidikan serta membangun jaringan kerja antar sekolah-sekolah Kristen dan MPK Wilayah/MPK. Program ini dilaksanakan beberapa wilayah yaitu (1) di Makasar-Sulawesi Selatan, tanggal 23 – 25 Agustus

22

SIDANG PENGURUS PLENO IV - THN 2010

PELATIHAN KEPALA SEKOLAH DAN GURU SEKOLAH LUAR BIASA (SLB) KRISTEN SEINDONESIA SLB merupakan bagian dari lembaga pendidikan yang bergerak secara khusus melayani anak berkebutuhan khusus. Pelayanan atau proses pendidikan di SLB sangat berbeda dengan sekolah-sekolah pada umumnya, karena siswa di SLB memerlukan pelayanan yang khusus bagi tiap individu. Tenaga pendidik di SLB harus terus belajar baik dari pengalaman maupun ilmu-ilmu pendidikan khusus. Di samping itu para pendidik harua mempunyai ketulusan hati dan kesabaran yang lebih. Tujuan pelatihan yaitu agar para tenaga pendidik dapat: (1) meningkatkan pelayanan pendidikan anak berkebutuhan khusus; (2) meningkatkan rasa percaya diri dan motivasinya sebagai pendidik di SLB; (3) mengetahui perkembangan


SMK dicetak sebanyak 500 eksemplar. Buku Modul Pendidikan Perdamaian adalah buku pegangan untuk guru yang ditugaskan sebagai menjadi fasilitator pelaksanaan Pendidikan Perdamaian yang bisa dilaksanakan di luar jam belajar (ekstrakurikuler) atau diintegrasikan dalam mata pelajaran (Pendidikan Agama Kristen) yang dilakukan oleh guru PAK.

pelayanan pendidikan di SLB di tingkat nasional dan internasional serta mampu menerapkannya di sekolah. Pelatihan dilaksanakan pada tanggal 27 – 30 April 2008 di Wisma Hijau, Cimanggis-Depok, dengan jumlah peserta 24 orang yang berasal dari 14 SLB Kristen di Indonesia. Selain itu para peserta juga melakukan oberservasi langsung dalam proses belajar mengajar yang dilaksanakan di SLB Dwi Tuna Rawinala-Jakarta Timur. 3)

4)

5)

PELATIHAN KEPALA DAN GURU KELOMPOK BERMAIN (KB) DAN TAMAN KANAK-KANAK TK (TK) KRISTEN SE JAWA TIMUR Pada tanggal 4-6 September 2008 bertempat di Pondok Betlehem, Desa Krobyokan, Jedong-Wagir, RT 01/ RW 07, Malang MPKW XI Jatim mengadakan pelatihan bagi para Guru Kelompok Bermain (KB) dan Taman KanakKanak (TK). Topik yang diangkat yaitu “Pengembangan Profesionalisme Bagi Para Guru Kelompok Bermain dan Taman Kanak-Kanak”. Selama tiga hari, para guru yang berjumlah 97 orang (melebihi target yang telah ditentukan) dari berbagai sekolah se-Jatim dan 1 sekolah dari Jateng dilatih oleh seorang fasilitator yang kompeten di bidang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yaitu Bu Yulianti Siantayani, M.Pd PENERBITAN BUKU MURAH, YAITU BUKU MATEMATIKA UNTUK SISWA KELAS VIII DAN IX SMP. Berkat anugerah Tuhan Yang Maha Pengasih dan ijin dari Departemen Pendidikan Nasional PH-MPK telah menerbitkan buku murah yaitu 2(dua) buku Matematika berjudul Mudah Belajar Matematika untuk murid SMP kelas VIII dan IX yang diunduh dari BSE (Buku Sekolah Elektronik), Depdiknas. Kedua buku tersebut dicetak masing-masing sebanyak 1.500 eksemplar. Buku tersebut diharapkan dapat membantu sekolah-sekolah Kristen sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan Kristen di Indonesia. Ongkos cetak buku dan ongkos kirim per buku Rp. 10.000,-. PENERBITAN MODUL PENDIDIKAN PERDAMAIAN JENJANG TK, SD, SMP DAN SMA/SMK. Setelah mengalami proses yang cukup panjang yaitu sejak tahun 2007 akhirnya Modul Pendidikan Perdamaian dapat dicetak. Pencetakan modul tersebut dilaksanakan atas dukungan dana dari EED (bantuan terakhir). Modul Pendidikan Perdamaian terdiri dari 4(empat) modul yaitu untuk jenjang TK, SD, SMP dan SMA/SMK. Modul Pendidikan Kristen dicetak disesuaikan dengan perkiraan jumlah sekolah Kristen sesuai jenjangnya yaitu: (1) jenjang TK dicetak sebanyak 1.000 eksemplar, (2) jenjang SD dicetak sebanyak 1.500 eksemplar, (3) jenjang SMP dicetak sebanyak 600 eksemplar, dan (4) jenjang SMA/

6)

PROGRAM PEMANDIRIAN SEKOLAH KRISTEN. DENGAN MEMBERIKAN BEBERAPA BANTUAN KE BEBERAPA SEKOLAH KRISTEN YANG MEMBUTUHKAN. PH-MPK berusaha memberikan bantuan dana yang sangat terbatas berdasarkan prioritas dan kriteria program pemandirian sekolah yang telah ditetapkan. Yayasan/ sekolah yang telah mendapat bantuan dengan dana yang terbatas yaitu: (a) Yapmas Sumba sebesar Rp. 15 juta; (b) YPK Lampung: SMP Kristen 2 Bandarjaya-Terbagi Besar, Lampung Tengah sebesar Rp. 10 juta; (c) YPK GMIBM, Sulut: SD Kristen XII Sumba sebesar Rp. 15 juta; dan (d) YPPK Dr. J.B. Sitanala, Maluku: SD Kristen Manglusi sebesar Rp. 17.5 juta.

7)

PEMBENTUKAN TIM ADVOKASI HUKUM DAN HAM LPKI Pengurus Harian MPK telah membentuk Tim Advokasi Hukum dan HAM LPKI masa layanan 2007 – 2012. Tim ini beranggotakan beberapa dosen fakultas hukum dan praktisi hukum. Tugas tim adalah melakukan pengkajian berbagai peraturan perundang-undangan, menyampaikan usulan-usulan kepada berbagai pihak melalui PH-MPK dan membantu memberikan saran kepada anggota MPK yang sedang menghadapi masalah yang berkaitan dengan peraturan perundang-undangan.

8)

PELATIHAN TIM ADVOKASI HUKUM DAN HAM DENGAN PESERTA DARI MPKW. Dalam rangka membekali tim advokasi hukum dan HAM di tingkat MPKW khususnya dalam melaksanakan tugas-tugas advokasi dan pengkajian berbagai peraturan perundang-undangan maka diselenggarakan pelatihan yang dilaksanakan tanggal 4-6 November 2007 di Salatiga. Nara sumber pelatihan adalah ahli hukum, pengamat politik dan praktisi hukum.

9)

KONSULTASI REGIONAL ADVOKASI HUKUM DAN HAM DI BEBERAPA MPKW. Konsultasi regional dilaksanakan dalam rangka mengkaji berbagai peraturan perundang-undangan dan implementasinya di daerah serta melakukan inventarisasi berbagai permasalahan yang dihadapi dan mencari berbagai alternatif pemacahannya, antara lain adanya berbagai Perda.

MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN di INDONESIA

23


24

SIDANG PENGURUS PLENO IV - THN 2010


MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN di INDONESIA

25


LAPORAN KEGIATAN PH MPK

Kegiatan ini dilaksanakan di: (1) MPKW Lampung yang dilaksanakan pada tanggal 31 Maret – 2 April 2008 di Bandar Lampung; (2) MPKW Jawa Timur yang dilaksanakan pada tanggal 8 Mei 2008 di Surabaya; dan (3) MPKW Sulawesi Selatan, Barat dan Tenggara yang dilaksanakan pada tanggal 4 -5 Juli 2008 di Makasar. 10) PENGKAJIAN PP NO. 55 TAHUN 2007 TENTANG PENDIDIKAN AGAMA DAN PENDIDIKAN KEAGAMAAN. Dalam rangka mendalami dan mencari berbagai alternatif solusi menghadapi dampak yang ditimbulkan dari pelaksanaan PP tersebut maka PH MPK bersama lembaga-lembaga gerejawi antara lain PGI dan PGLII melaksanakan kajian bersama yang dilaksanakan pada tanggal 1 Maret 2008 yang dihadiri oleh 54 orang dari pengurus yayasan/badan di Jabodetabek. Salah satu kesimpulannya adalah PH MPK supaya menyampaikan permohonan Judicial Review terhadap PP tersebut ke MA dengan dukungan beberapa lembaga gerejawi. PH-MPK melalui kuasa hukum yang ditunjuk telah mengajukan materi permohonan pengujian PP 55 tahun 2007. Namun permohonan tersebut tidak diterima/kalah. 11) KONSULTASI DAN LOKAKARYA UU BHP BAGI PENYELENGGARA SEKOLAH KRISTEN. Konsultasi dan lokakarya yang dilaksanakan pada tanggal 15 – 17 Juli 2009 di Pondok Remaja PGI-Cipayung, Bogor. dihadiri oleh 76 (tujuh puluh enam) orang yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia yaitu terdiri dari Pengurus Yayasan/Badan Penyelenggara Pendidikan Kristen, Pengurus MPKW, Majelis Sinode, Tim Advokasi Hukum dan HAM MPK. Nara sumber dan materi konlok yaitu: (1) Telaah Kritis UU No. 9 Tahun 2009 tentang Badan Hukum Pendidikan (BHP), oleh Dr. Luhut M.P. Pangaribuan, S.H., LLM.; (2) Membedah isi UU No.9 Tahun 2009 tentang Badan Hukum Pendidikan oleh Prof. Dr. Johanes Gunawan, S.H., LLM; (3) Kedudukan dan Peran Gereja (sebagai Pemilik dan Penyelenggara Sekolah Kristen) dalam Badan Hukum Pendidikan, oleh Pdt. Jack Ospara, M.Th.; dan (3) Mencari Bentuk Ideal Penyelenggaraan dan Pengelolaan Sekolah-sekolah Kristen dalam Kaitannya dengan UU No.9 Tahun 2009 tentang Badan Hukum Pendidikan, oleh Dr. Drs. Henson, S.H,. CN, M.H. Turut serta dalam melakukan Judicial Review terhadap UU No. 9 Tahun 2009 tentang Badan Hukum Pendidikan ke MK. Keputusan MK menyatakan bahwa (a) Menyatakan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2009 tentang Badan Hukum Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 10,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4965) bertentangan dengan

26

SIDANG PENGURUS PLENO IV - THN 2010

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; (b) Menyatakan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2009 tentang Badan Hukum Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 10,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4965) tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat; 12) MENYELENGGARAKAN BULAN PENDIDIKAN KRISTEN DI INDONESIA SETIAP TAHUN YAITU PADA TANGGAL 2 MEI S/D 5 JUNI. Salah satu kegiatan yang juga bertujuan untuk meningkatkan rasa memiliki adalah pelaksanaan ”Bulan Pendidikan Kristen di Indonesia”. Pergumulan bersama terhadap misi bersama di bidang pendidikan Kristen telah menghasilkan berbagai kesepakatan baik yang dilakukan melalui konsultasi nasional tentang strategi bersama pengembangan pendidikan Kristen di Indonesia maupun dari hasil-hasil studi lembaga-lembaga keumatan Kristen selama ini. Bulan Pendidikan Kristen di Indonesia adalah untuk menyegarkan dan merefleksi kembali peran pendidikan Kristen selama ini serta meningkatkan rasa memiliki maka sejak tahun 2001 ditetapkan adanya Bulan Pendidikan Kristen di Indonesia: 2 Mei – 5 Juni tiap tahun. Diharapkan kegiatan ini dilaksanakan di seluruh Indonesia dengan mengikutsertakan gereja-gereja, tokoh masyarakat Kristen, lembaga-lembaga Kristen dan tentunya lembaga pendidikan Kristen. Penetapan kegiatan yang dimulai tanggal 2 Mei sampai dengan 5 Juni dimaksudkan sebagai wujud apresiasi bahwa pendidikan Kristen merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pendidikan nasional. 13) MENJALIN KERJASAMA Dalam rangka menjalankan perannya PH-MPK juga menjadi kerjasama dengan berbagai pihak antara lain lembaga-lembaga gerejawi (PGI, PGLII, BK, PBI, GMAHK, PGPI), BMPS, MNPK, Kemendiknas, Ditjen Bimas Kristen Kemenag, dan lembaga-lembaga lain. Di masa depan tantangan yang dihadapi semakin besar mengingat keterbatasan dana yang dihadapi sehingga diharapkan peran Majelis Pendidikan Kristen Wilayah (MPKW) lebih berfungsi dalam melaksanakan program bersama di aras wilayah dengan dukungan dana bersama di antara anggota MPK di wilayah. LAPORAN DAN INFORMASI KEGIATAN YANG TELAH DILAKUKAN OLEH PENGURUS HARIAN MPK 2007 – 2009


MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN di INDONESIA

27


MAKALAH PENDIDIKAN

MENGEMBANGKAN KEPEMIMPINAN TRANSFORMATIF Sebagai Salah Satu Ciri Khas Sekolahsekolah Kristen Indonesia Abad XXI

28

SIDANG PENGURUS PLENO IV - THN 2010


PENDAHULUAN alam dua dasa warsa terakhir ini semakin banyak sekolah swasta termasuk di dalamnya sekolah-sekolah Kristen baru yang bermunculan. Tentu saja hal ini patut disyukuri dan disambut dengan gembira. Namun tatkala sebagian besar sekolah ini ternyata melayani segmen masyarakat tertentu, maka terjadilah kejenuhan (over-supply) di satu sisi, walau di sisi lain Indonesia masih membutuhkan lebih banyak sekolah untuk menampung anakanak dari keluarga yang kurang mampu, khususnya pada jenjang sekolah menengah dan perguruan tinggi.

D

Seiring dengan bertambahnya jumlah sekolah seperti tersebut di atas, sekolahpun mulai berlomba-lomba berupaya “mencari” murid. Sejak itu sekolah-sekolah pun mulai mengenal dan menerapkan berbagai strategi “pemasaran” dalam upaya menarik perhatian masyarakat. Sekolah dengan ciri khas tertentu umumnya lebih mudah menarik perhatian dan minat para orangtua calon murid, paling tidak dari segmen masyarakat tertentu untuk mendaftar pada sekolah tersebut, dibandingkan dengan sekolah lain pada umumnya. Namun seiring dengan perubahan jaman ciri khas sebuah sekolah yang tadinya merupakan daya pembeda yang menarik bisa saja tak lagi mampu memikat hati para calon muird dan orangtua mereka. Untuk itu sekolah Kristen perlu terus belajar dan beradaptasi dengan perubahan tanpa harus meninggalkan misi utama yang diembannya. Dalam hal ini kepemimpinan (leadership) merupakan faktor utama yang memberikan arah dan sekaligus daya dorong ke arah tercapainya kinerja sekolah yang prima,

Gambar 1. Alur Pikir Baldrige Education Criteria for Excellence Performance sebagaimana digambarkan dalam alur pikir Baldrige Award, sejenis penghargaan tahunan yang diberikan oleh pemerintah Amerika Serikat kepada organisasi di Amerika dan di luar Amerika – baik profit dan non profit (termasuk di dalamnya pendidikan) – yang dinilai mencapai kinerja yang unggul (lihat Gambar 1). MISI UTAMA SEKOLAH KRISTEN Apapun visi, misi, dan tujuan yang dirumuskannya, setiap sekolah Kristen seyogyanya tak meninggalkan panggilan dan misi utamanya, sebagaimana Abraham, bapak iman kita, dipanggil untuk menjadi saluran berkat bagi semua bangsa di dunia agar dia mengajarkan kepada anak-anak dan keturunannya segala sesuatu yang Allah ajarkan dan kehendaki.

MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN di INDONESIA

29


MAKALAH PENDIDIKAN

“Bukankah keturunannya akan menjadi bangsa yang besar dan berkuasa? Bukankah melalui dia, semua bangsa di bumi akan Kuberkati? Sebab Aku telah memilih dia, supaya diperintahkannya kepada anak-anaknya dan kepada keturunannya supaya tetap hidup menurut jalan yang ditunjukkan TUHAN, dengan melakukan kebenaran dan keadilan, dan supaya TUHAN memenuhi kepada Abraham apa yang dijanjikan-Nya kepadanya” (Kejadian 18:18-19). Memegang janji Allah ini, jelas sekolah Kristen bukan hanya diharapkan menjadi “a good school” tetapi dipanggil untuk menjadi “a great school” di mana melalui keberadaan dan kiprah layanannya dapat dipersiapkan generasi muda yang mampu menjadi agen-agen transformasi bangsa yang rela dan mampu berkarya bagi bangsanya? Wawasan panggilan dan misi utama ini pun bukan sekedar wawasan lokal tetapi wawasan global, yaitu panggilan untuk mengubah dunia berdasarkan ajaran Firman Tuhan.

DIBUTUHKAN KEPEMIMPINAN TRANSFORMATIF Tak dapat disangkal, dewasa ini kita hidup dalam dunia yang semakin transaksional. Sekolah sebagai institusi pendidikan tak jarang ikut terseret dalam pusaran arus dunia. Memang benar sekolah harus dikelola secara profesional, namun itu tak berarti sekolah kemudian cenderung memfokuskan diri pada upaya memperoleh pendapatan sebanyak-banyaknya dari uang sumbangan para orangtua murid yang diterima untuk kemudian lebih banyak dimanfaatkan untuk membangun

30

SIDANG PENGURUS PLENO IV - THN 2010

fasilitas fisik daripada untuk membangun kapasitas manusianya (baca: guru dan staf). Alasan pembenar yang seringkali dikemukakan adalah tuntutan ”pasar”. Segmen masyarakat menengah atas di Indonesia ditengarai cenderung memilih sekolah dengan fasilitas fisik yang ”wah” sekalipun kualitasnya masih tanda tanya. Pusaran arus ”tren” pendidikan di Indonesia saat ini juga mengarahkan sekolah-sekolah untuk berlomba-lomba menjadi sekolah bertaraf internasional tanpa benar-benar memahami hakekat dan tujuannya. Cukup banyak sekolah yang menggunakan ”label” internasional lebih untuk keperluan ”pemasaran” ketimbang benar-benar lahir dari sebuah pengakuan masyarakat luas atas kinerjanya yang setara dengan sekolah-sekolah berkualitas di dunia. Untuk menghindari sekolah Kristen terseret pusaran arus dunia atau tertinggal di belakang, dibutuhkan kepemimpinan transformatif sebagaimana dinyatakan oleh Rasul Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Roma. ”Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna” (Roma 12:2). Pola kepemimpinan transformatif, yang dibangun berdasarkan prinsip-prinsip kepemimpinan yang melayani


TRANSFORMATIF

TRANSAKSIONAL

Ganbar 2. Ke arah Mana Kita Bawa Anak-anak Kita?

MENJADI KORBAN/ ORANG YANG KALAH (servant leadership) juga akan mengimbas pada pola-pola pembelajaran dan praktik-praktik manajemen sekolah. Dengan pola kepemimpinan transformatif. sekolah Kristen akan meninggalkan praktik-praktik masa lalunya yang cenderung mendikte, birokratis, menghambat perubahan, dan menggantinya dengan praktik-praktik baru menuju budaya pemberdayaan dan pembebasan, yang mampu mengantispasi perubahan dengan cepat namun tetap memegang teguh panggilan dan misi utamanya. MEMBAWA ANAK-ANAK KE ARAH TRANSFORMATIF Banyak sekolah Kristen yang menjalankan berbagai akitivitas pembelajaran sehari-hari tanpa menyadari ke arah mana sebenarnya sekolah sedang membawa anak-anak yang Tuhan percayakan kepadanya. Tak jarang Tuhan menitipkan anakanak dari keluarga yang kurang mampu. Jika kelak anak-anak ini lulus dan kehidupan mereka tak lebih baik dari orangtua mereka, bukankah diam-diam, kemungkinan besar tanpa disadari kita mengarahkan mereka menjadi korban atau orang yang kalah pertandingan kehidupan ini (lihat Gambar 2). Besar kemungkinan Tuhan mempercayakan anak-anak dari keluarga yang kurang harmonis dan jika kelak mereka terjebak dalam “kubangan” yang sama, bukankah sekolah harus merasa “gagal” dalam menjalankan misinya? Tak jarang sekolah-sekolah Kristen yang tanpa disadari mengarahkan anak-anak yang tumbuh dengan banyak berfokus pada dirinya sendiri. Segala sesuatu dihitung dengan materi. Bukankah mereka sudah membayar dengan mahal

uang sumbangan dan uang sekolah mereka? Belum lagi harus les ini dan itu agar nilai bisa menjadi baik? Kelak jangan heran jika mereka cenderung menjadi pribadi-pribadi yang transaksional. Sekolah-sekolah Kristen dengan pola kepemimpinan transformatif seharusnya mempunyai ciri khas utama, yaitu menyiapkan anak-anak ke arah transformatif (lihat Gambar 2). Mereka disiapkan menjadi garam dan terang dunia. Pola pendidikan mereka haruslah holistik (Lukas 2:52). PENUTUP Di tengah kekuatiran karena derasnya arus persaingan antar sekolah, justru sekolah-sekolah Kristen pertama-tama haruslah mengembangkan pola kepemimpinan transformatif. Untuk itu setiap anggota pengurus dan pemimpin sekolah hendaknya menjadi pribadi-pribadi yang terus belajar, terutama dari Firman Tuhan. Hanya dengan pola kepemimpinan yang transformatiflah sekolah-sekolah Kristen dapat mendorong terjadinya perubahan dalam berbagai aspek kehidupan sekolah (lihat Gambar 1) dan menjadikan sekolahsekolah yang berciri khas, sekolahsekolah yang disukai banyak orang dan yang terutama disukai oleh Tuhan. Oleh : Takim Andriono, Ph.D. Ketua MPKW Jawa Timur & Ketua Yayasan Pendidikan Visi dan Misi, Surabaya.

MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN di INDONESIA

31


32

SIDANG PENGURUS PLENO IV - THN 2010


MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN di INDONESIA

33


REFLEKSI

SINERGI MUNGKINKAH SEKOLAH KRISTEN di INDONESIA SALING BERSINERGI ?

pa yang terpikir dalam benak Anda, bila sekolah Anda diminta untuk melakukan sinergi dengan sekolah lain? Hal pertama yang terpikir adalah apa yang akan sekolah saya dapatkan dari sinergi itu ? Hal kedua, adalah apa yang mau disinergikan ? Hal ketiga, dengan sekolah mana sinergi ini akan dilakukan ? Hal keempat, bagaimana kualitas sekolah tersebut? Hal kelima, bagaimana melakukannya? Hal keenam adalah mungkinkah sinergi itu dilakukan ? Akhir dari pikiran kita mungkin akan berakhir pada keputusan bahwa sekolah saya tidak akan melakukan sinergi dengan sekolah itu. Benarkah demikian ?

A

Apa sulitnya kita melakukan sinergi ? Manfaat apa saja yang akan kita peroleh dari suatu bentuk sinergi ? Siapa saja yang diuntungkan dari sinergi itu ? Bagaimana pandangan sekolah Kristen dalam mensikapi sinergi ini ? Marilah kita renungkan hal ini dan mencoba menjawabnya secara bijak. PEMAHAMAN TENTANG SINERGI SEKOLAH Sinergi dalam kamus bahas a Indonesia berarti kegiatan atau operasi gabungan. Kegiatan gabungan dalam pemahaman sinergi adalah 2 belah pihak melaksanakan sesuatu secara bersama untuk sebuah tujuan tertentu.

34

SIDANG PENGURUS PLENO IV - THN 2010

Sinergi sekolah berarti 2 sekolah atau lebih melakukan kegiatan gabungan untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam hal ini yang terpenting adalah terjadinya pencapaian tujuan, yang sebelumnya telah ditetapkan secara bersama antar pihak sekolah yang melakukan sinergi. Melalui sebuah sinergi akan terjadi himpunan kekuatan besar antar sekolah tersebut untuk melaksanakan kegiatan secara eďŹ sien dan efektif untuk mencapai tujuannya. Model, bentuk dan tujuan sinergi sekolah dapat bermacammacam sesuai kebutuhan dan situasi kondisi sekolah-sekolah yang melakukan sinergi itu. Ada beberapa macam model, bentuk dan tujuan sinergi sekolah, antara lain : 1) Kumpulan beberapa sekolah yang tergabung dalam sebuah wadah atau lembaga melakukan sinergi untuk mencapai tujuan atas dasar kebutuhan bersama, contoh asosiasi sekolah swasta melakukan kegiatan bersama untuk mempersiapkan akreditasi sekolah dipandu nara sumber dari dinas pendidikan 2) Dua sekolah melakukan sinergi untuk mencapai tujuan atas dasar kebutuhan bersama, contoh sekolah X dan sekolah Y melakukan diskusi guru untuk mata pelajaran tertentu , dengan nara sumber bergantian dari kedua


sekolah tersebut sehingga guru-guru dari kedua sekolah memperoleh wawasan lebih. 3) Dua sekolah melakukan sinergi sesuai dengan keunggulan bidangnya masing-masing agar tercapai kekuatan bersama, contoh sekolah X dengan keunggulan dalam bidang IPA , dan sekolah Y dengan keunggulan bidang Sosial bersinergi melakukan pelatihan serta lomba guru dan siswa untuk sekolah-sekolah luar se-wilayahnya. 4) Dua sekolah melakukan sinergi untuk membantu sekolah lain yang membutuhkan bantuan, contoh sekolah X dan sekolah Y bersinergi mengumpulkan dana dan perlengkapan sekolah untuk kelangsungan operasional sekolah Z yang berada di daerah terpencil PANDANGAN SEKOLAH KRISTEN TENTANG SINERGI SEKOLAH Sekolah Kristen memiliki tantangan untuk menerapkan pendidikan yang dapat mentransformasi bangsa. Sekolah Kristen memiliki tugas yang sangat berat untuk mengatasi tantangan tersebut. Kehadiran sekolah Kristen diharapkan dapat membantu Pemerintah untuk menghasilkan manusia yang sehat, cerdas, bersemangat tinggi, kreatif, peduli, memiliki ketahanan juang, termotivasi untuk membangun bangsanya dan yang takut akan Tuhan. Tugas yang berat ini lambat laun semakin bertambah berat sesuai dengan tantangan dan kemajuan zaman yang mengiringinya. Masalah social budaya, politik, hukum, ekonomi yang terjadi di negara ini turut mewarnai perjalanan kehidupan sekolah Kristen. Bermacam tantangan djumpai dan dirasakan oleh sekolah-sekolah Kristen yang sudah eksis sejak dahulu maupun yang baru tumbuh. Beberapa tantangan yang dijumpai dan dirasakan saat ini adalah :

1. Persaingan ketat antar sekolah Kristen, sekolah Kristen dengan sekolah negeri, dengan sekolah swasta lain yang bercirikan khusus, dengan sekolah nasional plus, dan dengan sekolah internasional dalam hal merekrut siswa, memberikan fasilitas kesejahteraan guru, menyediakan fasilitas program dan sarana prasarana sekolah, dan lain-lain. 2. Pudarnya misi “ krisitiani “ untuk melayani siswa sampai “ meraih jiwa” 3. Pudarnya “ nilai-nilai istimewa” sekolah Kristen sebagai sekolah berdisiplin dan bermutu 4. Tuntutan akan peningkatan mutu pengajar 5. Berkembangnya materi, metode, dan sarana pembelajaran sesuai perkembangan zaman 6. Berkembangnya tuntutan kebutuhan orang tua terhadap sekolah 7. Tuntutan akan kesejahteraan guru yang “layak” 8. Ketersediaan calon guru “ kristen “ dengan jumlah yang terbatas dikarenakan masyarakat kurang berminat menjadi guru 9. Ketidakpedulian gereja terhadap sekolah Kristen , padahal sekolah adalah sebagai jalur paling efektif untuk meraih jiwa bagi Kristus. 10. Dampak kebijakan dan aturan pemerintah untuk sekolah swasta dan bercirikan agama Sekolah Kristen yang ada saat ini seharusnya selalu sadar dan waspada akan tantangan ini. Tantangan ini dapat menjadi ancaman bagi sekolah Kristen yang “ minim” sumber daya, sekolah yang kurang peduli terhadap kondisi zaman atau sekolah yang masih terlena dengan kejayaan masa lalunya. Tantangan ini dapat mengakibatkan kehancuran bagi pihak sekolah. Minimnya calon siswa yang mendaftar, biaya operasional sekolah yang sudah melampaui pemasukan sekolah, sulitnya mendapatkan guru yang berkualitas merupakan beberapa indicator mengarah kehancuran sekolah. APA YANG HARUS DIPERBUAT OLEH SEKOLAH KRISTEN ? Tantangan-tantangan ini hendaknya dipandang bukan sebagai ancaman bagi sekolah Kristen, melainkan dipandang sebagai sebuah realita yang harus dihadapi dan dicarikan solusinya. Sekolah Kristen yang “ kuat “ sumber daya mungkin saja tidak akan terlalu pusing untuk menghadapi tantangan ini, dibandingkan dengan sekolah “kristen “ yang” minim” sumber daya. Walaupun demikian, baik sekolah yang “ kuat “ atau “ minim “ sumber daya , kedua macam sekolah ini perlu selalu menyadari beberapa hal, yaitu : 1) sadar dan berpegang teguh terhadap ‘ misi ” yang diembannya, 2) sadar untuk mengintrospeksi akan kekuatan dan kelemahan dirinya masing-masing, 3) sadar untuk proaktif melakukan tindakan untuk menanggulangi ancaman, dan 4 ) hal lain yang tidak lebih pentingnya yaitu sadar pula untuk melihat serta peduli terhadap sekolah-sekolah lain dalam komunitasnya.

MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN di INDONESIA

35


REFLEKSI Kesadaran-kesadaran tersebut akan membuat setiap sekolah paham akan tindakan yang perlu dilakukan dalam menghadapi tantangan yang ada. Bisa jadi ada saja sekolah Kristen yang tidak dapat mengatasi tantangan yang ada. Sekolah tersebut tentu saja perlu dibantu oleh sekolah lain. Pada laian pihak akan nayak pula sekolah yang sudah dapat mengatasi tantangan yang ada. Kalau demikian, tindakan apakah yang diperlukan oleh sekolah-sekolah tersebut. Sikap saling memperhatikan, saling peduli, saling member i, saling mendukung satu dengan lainnya harus dimiliki oleh setiap sekolah Kristen. Mengapa ? Pada intinya setiap sekolah Kristen perlu selalu mengingat akan keberadaan, peran dan panggilannya sebagai sebuah sekolah Kristen yang “ sebenarnya “ , seperti yang Yesus Kristus tetapkan. Keberadaan, peran dan panggilan sebagai sekolah Kristen adalah : 1. Kesatuan sekolah-sekolah Kristen sebagai “ satu tubuh “ Kristus ( I Korintus 12 : 12-27 ) . Sekolah –sekolah Kristen yang ada saat ini merupakan anggota-anggota tubuh Kristus yang tidak dapat dipisahkan satu dengan lainnya dalam menjalankan fungsinya di dunia pendidikan. Antar sekolah Kristen harus berusaha mengutamakan kepentingan dan tujuan bersama di dunia ini dalam menjalankan misinya. Antar sekolah Kristen hendaknya selalu bersinergi atau bergabung untuk me njalankan peran dan panggilannya di dunia ini. 2. Peran sekolah Krisiten sebagai “ garam dan terang dunia” ( Matius 5 : 13-16 ) . Kehadiran sekolah Krsiten harus dapat dirasakan manfaatnya oleh semua makhluk ciptaan Tuhan. Kehadiran sekolah Kristen harus selalu menjadi pembawa “ berkat “ bagi kehidupan orang lain,

36

SIDANG PENGURUS PLENO IV - THN 2010

termasuk untuk kehidupan bangsanya 3. Panggilan sekolah Kristen untuk mewujudkan “ amanat agung” dari Yesus Kristus ( Matius 28 : 19- 20 ). Kehadiran sekolah membawa pengaruh yang besar untuk menyelamatkan jiwa-jiwa yang belum mengenal Yesus Kristus serta mengajarkan ajaran-Nya. Keberadaan, peran dan panggilan sekolah Kristen hendaknya dapat dijadikan dasar pijakan bagi setiap sekolah Kristen dalam melakukan sinerginya dengan sekolah lain. TUGAS, PERAN DAN TANTANGAN MPK ( MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN ) DI INDONESIA DALAM MEWUJUDKAN SINERGI SEKOLAH KRISTEN Majelis Pendidikan Kristen di Indonesia yang menjadi “ wadah” dan “ payung besar” bagi sekolah-sekolah Kristen di Indonesia, perlu berjuang keras untuk mengayomi dan memajukan sekolah-sekolah Kristen di bawah naungannya agar dapat menjalankan peran dan panggilannya sebagai sekolah Kristen yang sebenarnya. Tugas, Peran dan Tantangan MPK saat ini dan mendatang adalah : 1. Memahami dengan jelas keberadaaan sekolah-sekolah di bawah naungannya serta memiliki peta kondisi dan kebutuhan masing-masing sekolah tersebut. 2. Membantu dalam mewujudkan setiap sekolah Kristen di bawah naungannya untuk “ mandiri” dan “ tetap eksis” menjalankan operasional sekolahnya sesuai dengan tuntutan zaman 3. Mencari terobosan-terobosan baru melalui kerjasama atau kemitraan dengan lembaga pemerintah dan swasta untuk meningkatkan mutu dan layanan sekolah kepada masyarakat, peningkatan kesejahteraan guru, serta


kemudahan dalam pelaksanaan kebijakan dan aturanaturan pemerintah bagi sekolah Kristen. 4. Membuat kebijakan –kebijakan yang akomodatif dalam pelaksanaan sinergi sekolah-sekolah di bawah naungannya 5. Memakai peta kondisi dan kebutuhan sekolah dalam memberdayakan potensi sekolah-sekolah yang “kuat “ sumber daya untuk membantu sekolah-sekolah Kristen “ minim “ sumber daya. 6. Menjadi “ motivator “ dan “ jembatan “ antar sekolah Kristen di bawah naungannya untuk mewujudkan sinergi demi kemajuan bersama. APLIKASI BENTUK SINERGI ANTAR SEKOLAH KRISTEN Beberapa bentuk sinergi yang dapat dilakukan antar sekolah Kristen secara nyata adalah : 1. Berbagi pengetahuan secara bersama, melalui pelatihan dan diskusi tentang pembelajaran, manajemen sekolah, kegiatan kesiswaan, guru “terbang “, guru magang, pertukaran siswa, dan lain-lain 2. Memberikan bantuan dana dan sarana sekolah kepada sekolah yang membutuhkan 3. Menjadi sekolah “asuh “ ; sebuah sekolah yang mengasuh sekolah lain untuk kebutuhan tertentu 4. Menjadi “ sister school “ , dua buah sekolah yang melakukan kegiatan bersama untuk tujuan tertentu 5. Membuat dan menjalankan kebijakan dan aturan secara seragam antar beberapa sekolah Kristen untuk membangun “ citra “ positif , contoh : pemakaian buku pelajaran yang sama, tes bersama, kegiatan bersama, seragam sekolah yang sama, bentuk layanan sekolah, bentuk penerapan nilai-nilai kristiani, dan lain-lain MANFAAT YANG DIPEROLEH DARI SINERGI ANTAR SEKOLAH KRISTEN Melihat paparan di atas, maka siapakah yang diuntungkan dari sinergi tersebut ? Mungkin di antara kita akan menjawabnya tentu saja sekolah yang “ minim “ sumber dayanya. Sekolah tersebut selalu mendapat bantuan dan dukungan dari sekolah “ kuat “ sumber daya. Sekolah “ kuat “ sumber daya akan menjadi “ sapi perah “ bagi sekolah “ minim “ sumber daya. Belum lagi kita akan berpikir bahwa akan ada dampak lainnya yang lebih menghebohkan bila antar sekolah Kristen saling bersinergi. Beberapa pikiran negatif akan muncul, antara lain akan terjadi “ pembajakan “ atau “ mutasi “ guru dan siswa antar sekolah, rahasia “ dapur “ sekolah akan diketahui oleh sekolah lain, kerugian dalam hal waktu, pikiran, tenaga dan dana untuk kepentingan sekolah lain, dan lain sebagainya. Ingat! Jika pikiran negatif ini selalu muncul dalam benak kita dan juga selalu mengalahkan dasar panggilan kita sebagai

sekolah Krsiten , maka sinergi tidak akan pernah terwujud di antara kita sebagai satu tubuh Kristus. Peran dan panggilan sebagai sekolah Kristen hanya akan menjadi “ slogan “ belaka ! Sinergi antar sekolah Kristen akan hanya menjadi “ wacana “ belaka, walau sering dibahas dalam berbagai pertemuan penting. Sekolah Kisten akan tetap berjalan sendiri-sendiri dalam menjalankan misinya. Mungkin saja pada saat mendatang kita masih akan menemui beberapa sekolah Kristen yang tetap eksis bertahan di zamannya, dan juga tak dapat dipungkiri lagi bahwa kitapun akan melihat semakin banyak sekolah Kristen yang “ mati “ dengan sendirinya. Tragis, bukan !!! Sebagai penutup refleksi ini, marilah kita semua mengIngat firman Tuhan dalam Kolose 3:14 : “ … kenakanlah kasih sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan “. Kasih Yesus yang akan menjadi dasar pengikat antar sekolah Kristen di Indonesia untuk bersatu, untuk saling mendukung, serta untuk saling menyempurnakan pekerjaan Tuhan dalam dunia pendidikan. Pada akhirnya niat ber”sinergi “ atau tidak, pilihan itu berada dalam tangan kita masingmasing. Berupayalah terus untuk menjadi sekolah Kristen yang menjadi “ berkat “ bagi komunitas dan bangsanya. Pada saatnya nanti Tuhan akan melihat dan memberkati “ pekerjaan” kita di bumi ini. SELAMAT BERSINERGI ! OLEH : DRA. VITRIYANI PRYADARSINA, M.PD KOORDINATOR PENDIDIKAN - SEKOLAH KRISTEN PANCARAN BERKAT, JAKARTA ANGGOTA BIDANG PENDIDIKAN – MPKW 6 – JAKARTA & BEKASI, 2007 - 2012

MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN di INDONESIA

37


PROFIL PEMBICARA DANIEL DIANTO

INSPIRATOR - MOTIVATOR - IMPLEMENTOR

B

Beliau adalah tokoh yang membawakan sesi tentang “POTRET YAYASAN DAN SEKOLAH KRISTEN DI INDONESIA”, “TANTANGAN MEWUJUDKAN SYNERGI ANTAR MPK, YAYASAN DAN SEKOLAH KRISTEN DI INDONESIA” di Sidang Pengurus Pleno IV - Majelis Pendidikan Kristen di Indonesia Tahun 2010 di Wisma Bahtera, Cipayung-Bogor ini. Daniel Dianto merupakan salah seorang motivator handal yang dimiliki oleh bangsa ini. Bapak dua orang putra dan putri -- Gabriel Gradianto & Giovani Gracia ini awalnya merupakan seorang Sarjana Teknik Arsitektur, kemudian melanjutkan ke Magister Manajemen. Suami dari Ir. Sri Haryati, MM -- CEO of Peoplesight Group ini juga melengkapi dirinya dengan berbagai pendidikan dan pelatihan di lingkungan Astra-Group di luar, serta mendalami Psychology & Theology. Selain itu, Daniel Dianto juga dikenal luas sebagai seorang INSPIRATOR - MOTIVATOR - IMPLEMENTOR yang : Mengkristalisasi mimpi menjadi Shared mission&vision, Strategy & Structure Deployment menyiapkan ORGANISASI sebagai ”Tanah yang Subur”; Menggali Calling, menjunjung-tinggi Character dan meningkatkan Competence menjadikan PRIBADI sebagai ”Benih yang Unggul”; Membangun Style of Leadership, Socialization of Principle dan System of Appreciation menciptakan BUDAYA-KERJA sebagai ”Cuaca yang Kondusif”. IPROFESI 2010 – Now 2009 – Now 2001 – Now GROUPS 2002 – 2005 1998 – 2001 1994 – 1998 1990 – 1994 1989 – 1990 1980 – 1989

Ir. Daniel Dianto, MM

Commissioner President of PT Peoplesight Ideal Citra Commissioner President of PT Pandawa Karya Citra Managing Partner of Peoplesight International Consulting Senior Trainer & Advisor Consultant of many Industries / Company Managing Director of INTRA Magazine - Promoting Integrity and Professionalism Chief of Astra Management Development Institute (AMDI) Senior Trainers & Advisor Consultant of PT Astra International Tbk Team Leader of People-Culture-Organizational Development Program Trainers & Consultant of PT Astra International Tbk Coordinator of Astra Management System - Trainers of Astra Education and Training Centre Staff of Astra Education and Training Centre (AETC) Designer & Contractor of Building / Interior / Landscape

KEMASYARAKATAN 2001 – Now Pendiri & Ketua Dewan Pembina Yayasan Pencerahan Bangsa 1998 – Now Ketua Dewan Penyantun STT-Stapin 1991 – 1998 Pendiri & Ketua Pendidikan STT-Stapin 2000 – 2005 Ketua Pengarah Jaringan Persekutuan Kantor Nasional (JPKN) 1993 – 2001 Perintis & Koordinator Jaringan Persekutuan Kantor Astra Group

38

SIDANG PENGURUS PLENO IV - THN 2010


MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN di INDONESIA

39


Kolaborasi teknologi Komputer dan Robotik di kemas dalam sebuah kurikulum

Menjadi mitra Sekolah dalam mendukung siswa untuk aktif dalam kompetisi KANTOR PUSAT : Gedung Kompas Gramedia Unit Palmerah Barat Lt.6, Jalan Palmerah Barat No. 29-37, Jakarta 10270, Telp. (o21) 5367-7834, 5365-0111, 530PENGURUS PLENO IV - THN 2010 1991 ext. 3851, SIDANG Fax (021) 549-3073, website: www.bswgramedia.com.

40


MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN di INDONESIA

41


42

SIDANG PENGURUS PLENO IV - THN 2010


PROFIL JACOB JACK OSPARA

JACOB JACK OSPARA, KETUA III MPK Surprise ketika tahu bahwa Pak Jacob Jack Ospara, S.Th., M. Th, yang menjadi anggota DPD 2009-2014 PROVINSI MALUKU, juga ikutan di Facebook. Segera add friend dan satu hari kemudian dapat konfirmasi. Komunikasi coba dilakukan dengan memberikan pertanyaan sbb: “Mohon tanya bagaimana penggunaan Buku Sekolah Elektronik (BSE) pada sekolah-sekolah MPK di Provinsi Seribu Pulau?”. Laporan tentang BSE telah dimuat pada alamat: http://www.mpkwjakarta.org/?BUKU_SEKOLAH_ ELEKTRONIK_UNTUK_MPK Pak Jack yang juga berprofesi sebagai Pendeta dan Dosen UKIM Ambon menulis pada tanggal 27 September 2010 sbb: “Jangankan elektronik, perpustakaan biasa saja, banyak sekolah di Maluku - Wilayah Seribu Pulau, terutama di pulau terpencil, gunung dan lembah tak dapat menjangkaunya. Andalan para siswa adalah pengetahuan gurunya, yang juga kadang karena sangat kurang bukubuku, ya berarti terbatas juga lah. Ada Sekolah Menengah Negeri di Kabupaten Maluku Barat Daya yang sejak berdirinya beberapa tahun lalu sampai sekarang belum juga punya gedung dan peralatan termasuk perpustakaan. Kalau sekolah negeri aja begitu keadaannya bisa dibayangkan bagaimana keadaan sekolah Kristen. Saya sudah pernah mengusulkan agar sekolah Kristen di pulau dan tempat terpencil lain, sebaiknya dinegerikan. Gereja n Yayasan Kristen konsentrasi ciptakan mutu sekolah Kristen di minimal kota kecamatan sebagai laboratorium dan contoh sekolah Kristen bagian pelayanan Kristen

di Maluku. Apabila kondisi sekarang dilanjutkan maka Gereja dan Yayasan Kristen jelas melanggar HAM karena tidak mampu memenuhi hak masyarakat memperoleh pendidikan yang baik dan bermutu. Maaf karena beberapa hari di luar daerah, saya baru bisa berkomentar sekarang. Tuhan Yang Maha Kuasa memberkati pelayanan dan pengabdian kita.” Kalau melihat usia Pak Jack yang lahir di Nuwewang, sudah 63 tahun karena lahir pada 18 Mei 1947, berarti sudah tergolong “senior citizen” alias “lansia” atau “manula” atau “wulan”, tetapi tetap akrab dengan kemajuan tekonologi khususnya internet maka bisa dijadikan TELADAN untuk guruguru sekolah MPK di seluruh Indonesia. Hal ini sesuai dengan PRIORITAS STRATEGIS No. 5 yang telah ditetapkan oleh MPK dan lengkapnya sbb: “Prioritas langkah strategis yang dilakukan MPK adalah (1) pengembangan sistem kelembagaan MPK; (2) pengembangan kapasitas MPK; (3) pemberdayaan dan pengembangan SDM; (4) manajemen aset (harta dan keuangan) MPK sesuai nilai-nilai transparansi, indepedensi, akuntabilitas, responsibilitas dan fairness, untuk membangun kepercayaan dengan semua pihak; (5) pengembangan teknologi; (6) mentradisikan prestasi juara dunia olimpiade keilmuan dan (7) identitas dan ciri khas pendidikan Kristen.” Selamat kepada Pdt. Jack Ospara, M.Th., semoga sekolahsekolah terus bertambah maju. (BG)

MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN di INDONESIA

43


SCHOOL MARKETING MARKET POSITION

MARKET POSITION:

ASK A LOCAL WHAT POSITION DOES YOUR SCHOOL HOLD IN THE MARKETPLACE? STOP . . . THIS QUESTION DOES NOT ASK WHERE YOU SEE YOURSELF; RATHER IT ASKS HOW OTHER PEOPLE SEE YOU? THAT’S QUITE A DIFFERENT PROPOSITION.

44

W

hen this question was put to Julie Brentson, registrar at Investigator College as part of her coursework for the Diploma in School Marketing, she set about finding out just what the local population thought about her school. She was in for a few surprises. Wearing her corporate uniform and name badge, Julie canvassed the opinions of local business people within a one-kilometer radius of the school. She introduced herself and informed respondents that she was undertaking market research on community perceptions about Investigator College. As part of the conversation she asked two questions: How would you describe Investigator College to someone new to the area? What do you know about the College (if anything)? “It was a bit confronting at first,” said Julie, “but I used to work in real estate and my experience in the field came back, and progressively I began to relax and enjoy it.” Investigator College is a Christian School situated on the Murray River, 80 kilometers south of Adelaide. Julie conducted her research in Goolwa, a rural town with a local population of 6,500. The school has 650 students from reception to year 12 spread across two campuses. Six years ago it underwent a management and name change. Julie discovered that outsiders held an assortment of perceptions, and, generally speaking, were not well-informed about the school. In some cases, the facts they gave back to her were wrong or outdated. The local real estate agent knew very little about the school and this was a worry because Goolwa is a revitalizing town that is attracting young families looking for a lifestyle change. “The local real estate office is usually the first port of call for people coming to live in Goolwa, and the question a family invariably asks is the name of the good schools in the area,” said Julie.

SIDANG PENGURUS PLENO IV - THN 2010


The real estate agent is the first stop for new families. They always ask: “Which are the good schools in the area?” Her small sample was a convincing indication that the marketing office had a lot of work to do to reposition the school and develop an accurate identity in the community’s mind. Her research and action plan formed part of her final assignment for her diploma, which was to prepare a strategic marketing plan for Investigator College. DEFINING YOUR POSITION IN THE MARKETPLACE Market position is a reflection of your image. It is the perception that lives in the minds of your target audience; for example, you may see your school as progressive, creative and well-managed, with good academic results and a focus on the performing arts. In contrast, the community, for whatever reason, may see you as that singing and dancing school with noisy, unkempt kids without a uniform and not much discipline. The former is your view; the latter is your market position. Market position happens whether or not you do anything about it, and is often measured relative to the position of your competitors. If you manage your image and project a clear, consistent identity you can reposition your school in the collective mind, but market position is something that needs constant maintenance. Market position can be fragile, as many a school has found after an unhappy run of media glare. The first thing you need to do is gather valid data on how you are seen beyond the rosy glow of your loyal supporters. The market research undertaken by Investigator College is an excellent starting point. Next you need to manage your image by defining the market position you want to achieve, and work to put this in place. When I asked Julie what she would like people to be saying about Investigator College she replied: “a very good, school, from reception to year 12.” As a marketer it takes a lot of hard work to plant this simple image in the collective mind. Here are suggestions to guide you. 6 STEPS TO REPOSITION YOUR SCHOOL 1. KNOW THE MESSAGE YOU WANT TO GET OUT Simplify the school’s identity and make sure all staff are pulling in the same direction with a clear understanding of the quality features of the school, its strategic direction, its ethos and image objectives. Talk about this regularly with both teaching and nonteaching staff. 2. DEFINE YOUR TARGET AUDIENCE Anyone who has an opinion about the school that they discuss with others is your target audience. This includes

your present, former and prospective students, parents and staff, local business people, other educational institutions, and any other groups that are relevant to you, such as clergy. You need to plant and maintain a positive, accurate image of your school in their minds. 3. DECIDE HOW YOU WILL REACH PEOPLE Schools have many channels of communication to reach their target audiences – consider what they read, what they do and where they gather; and be there. 4. ENSURE QUALITY OF PROMOTIONAL MATERIAL Consistency is important so make sure you have quality promotional material, a good website and a style guide for internal use. 5. TRAIN STAFF Operating in a competitive market environment is a new concept for staff (teaching and non-teaching) so they need training to help them understand market forces, the attributes of a customer friendly school, and why they should pull together to project a unified image. 6. EVALUATE Some of your marketing strategies will be successful and others will not, so you need a way to track and record the effectiveness of different approaches. It’s a good idea to use SMART objectives. This acronym stands for objectives that are

Specific – goals that are expressed as a number, frequency, or percentage.

M

easurable – methods to measure outcomes in quantitative terms.

A

chievable – resources, the time, the right people, the political environment, the budget to get results.

Relevant – objectives that will benefit your school. Time-defined – action plans with a start and finish time. With a Strategic Marketing Plan with SMART objectives you are ready to raise awareness about your school’s positive features and develop a fresh new identity. I find it takes about 10 months to change community perception, so don’t expect an instant turn-around. Gradually you will hear a different sort of talk– there will be a consistent positive buzz that you will hear wherever you go. When people genuinely start feeding back to you the information you have been projecting outwards you will know that your repositioning strategy is working.

Market position can be fragile, as many a school has found after an unhappy run of media glare. (Online article from www.marketingschools.net)

MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN di INDONESIA

45


MAKALAH SEKOLAH PILIHAN

SEKOLAH PILIHAN ORANG TUA

46

SIDANG PENGURUS PLENO IV - THN 2010


UNTUK MENJADI SEKOLAH SWASTA YANG TETAP EKSIS DI ERA KOMPETISI SAAT INI BUKANLAH PERKARA MUDAH, FAKTA SUDAH MEMBUTIKAN BAHWA BANYAK SEKOLAH SWASTA YANG DITUTUP KARENA MEMANG TIDAK ADA LAGI MURID YANG MENDAFTAR DI SEKOLAH TERSEBUT.

S

ekolah mengeluarkan berbagai jurus agar dapat menjaring murid sebanyak mungkin agar sekolahnya tetap eksis (mempunyai murid banyak), dan yang paling baru semakin majunya waktu penfataran siswa baru, dan kini di tahun 2010 pendaftaran siswa baru untuk tahun ajaran 2011 di kotakota besar sudah dimulai pada bulan Oktrober 2010. Dan yang tragis adalah persaingan yang tidak sehat antar sekolah Kristen sudah saling “memakan� dalam usahanya agar tetap bertahan. Agar antar sekolah. Khususnya antar Sekolah Kristen dapat berkompetisi secara sehat, maka ada baiknya sekolah mengenal apa yang ada di benak orang tua murid mengenai sekolah pilihan bagi anak-anaknya. Berdasarkan hasil survey, penulis menemukan beberapa fakta yang menjadi dasar pertimbangan orang tua menentukan pilihan sekolah untuk anakanaknya, antara lain : 1. LOKASI SEKOLAH, Jarak rumah dengan sekolah menjadi pertimbangan utama bagi

orang tua dalam memilih sekolah, pertimbangan ini khususnya untuk pilihan TKK, SD dan SMP. Menurut mereka sekolah yang dekat rumah akan menghemat biaya transportasi dan terkait dengan keamanan. Orang tua murid akan lebih memilih lokasi sekolah yang mudah di akses oleh transportasi umum. Selain itu lokasi yang dihindari oleh orang tua murid di dalam memilih sekolah adalah lokasi sekolah yang tidak sehat (dekat keramaian

umum, dekat tempat pembuangan sampah, dan lingkungan banjir) 2.

KEDISIPLINAN Kedisiplinan Sekolah menjadi harga mati bagi orang tua ketika mempertimbangkan menyekolahkan anak. Kedisiplinan ini tidak hanya menyangkut kedisiplinan siswa saja, tetapi juga menyangkut kedisplinan guru dan kepala sekolah. Persoalan kedisiplinan ini sangat kasat mata di lihat oleh orang tua

MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN di INDONESIA

47


MAKALAH SEKOLAH PILIHAN

murid, merka akan mempertanyakan apakah sekolah dan guru memberikan tugas / pekerjaan rumah untuk siswa, apakah sekolah / guru berani memberikan teguran / sanksi kepada siswa yang melanggar tata tertib sekolah, apakah banyak siswa dan guru yang membolos. Bahkan ada yang memberikan penilaian bahwa untuk melihat sekolah itu gurunya menerapkan kedisiplinan atau tidak adalah dengan menengok WC sekolah, jika WC sekolah jorok dan bau, maka bisa dipastikan sekolah tersebut tidak disiplin, demikian sebaliknya. 3.

48

KUALITAS GURU Berikut komentar salah satu orang tua tentang Guru di Sekolah : “Sekarang ini daku menganggap kebanyakan sekolah cuman mirip Sekolah Terbuka aja� Disekolah diberikan modul, lalu diajar secara massal dan tidak tau mana anak yang sudah oke mana yang belum sehingga perlu dibantu, setelah pulang anak

SIDANG PENGURUS PLENO IV - THN 2010

les, jadi mengerti karena jasa guru lesnya. Kemudian ulangan disekolah, guru taunya doi udah sukses mengajar dari hasil ulangan anak anak. Jadi : modul+guru les = sekolah terbuka. Ada tuntutan dari pihak orang tua agar Guru menjadi sosok yang mampu mengenali perbedaan pribadi tiap murid dan memberikan pendidikan dan pengajaran berdasarkan talenta masing-masing (multiple intelegence) Tuntutan lain dari ortu adalah agar Guru bersedia terbuka di dalam menjalin komunikasi dengan para orang tua murid. Ortu akan sangat senang bila ada komunikasi dari guru untuk menyampaikan perkembangan murid, dengan demikian ortu mengetahui lebih jelas dan lebih dekat anak-anaknya melalui Guru. Guru adalah sosok pribadi yang seharusnya di GUgu dan di tiRU, artinya Guru seharusnya menjadi pribadi yang dapat diteladani oleh setiap muridnya,


5.

BIAYA PENDIDIKAN. Mahal atau murahnya biaya pendidikan sangatlah relative, namun hal ini tetap menjadi dasar petimbangan, orang tua tentulah akan menyekolahkan anak-anaknya ke sekolah yang sesuai dengan kemampuan ďŹ nancial mereka. Namun demikian, jika orang tua menganggap sekolah pilihannya adalah sekolah yang secara kualitas baik, maka orang tua akan mengusahakan berbagai cara agar anaknya dapat masuk ke sekolah tersebut.

6.

REPUTASI SEKOLAH. Reputasi terkait dengan prestasi yang dicapai dan image yang berhasil dibentuk, Sekolah yang menjadi pilihan orang tua tentunya sekolah yang mempunyai reputasi yang baik. Dan biasanya tanpa mengiklankan diri sekolah tersebut sudah menjadi terkenal berkat MLM (Marketing Lewat Mulut). Reputasi sekolah menyangkut Kualitas SDM, baik Guru maupun Murid dan Lulusannya.

7.

SARANA PENUNJANG PENDIDIKAN Meskipun bukan menjadi dasar pertimbangan utama, namun demikian kondisi ďŹ sik bangunan sekolah, ketersediaan alat bantu pendidikan, dan fasilitas sekolah sekolah lainnya seringkali menjadi pertimbangan pemilihan sekolah. Dikota-kota besar bahkan ada tuntutan adanya fasilitas mobil antar jemput sekolah, lokasi parkir, kantin, tempat tunggu orang tua, lapangan olah raga, internet dengan g wiďŹ , e-learning, g, dan berbagai g kemudahan serta kenyamanan. yamanan.

4.

KURIKULUM Meskipun tidak dapat memberikan penjelasan detail alasannya,oOrang tua murid ternyata lebih menyukai sekolah yang dalam kurikulumnya memberikan nilai lebih dibandingkan dengan kurikulum yang standard dari pemerintah. Tambahan tersebut lebih diarahkan pada pembentukan karakter dan program pengembangan dan bakat murid.

Oleh: Drs. Tikky Suwantikno, M.Si. DIREKTUR PELAKSANA YPK ORA ET LABORA PENGURUS MPKW 6 JAKARTA & BEKASI BIDANG PENDIDIKAN

Orang tua memandang bahwa Sekolah jangan hanya menggenjot aspek kognitif saja dengan menjuarai berbagai kejuaraan mata pelajaran, sekolah harus memberikan perhatian yang sangat serius terhadap pengembangan spiritualitas siswa dan juga guru-gurunya. Spiritualitas Guru sangat tercermin pada perilakunya sehari-hari ketika berhadapan dengan murid dan orang tua murid.

MAJELIS M MA AJEELI LIS PPENDIDIKAN KRISTEN di INDONESIA

49


50

SIDANG PENGURUS PLENO IV - THN 2010


MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN di INDONESIA

51


JURNAL TOP BRAND

TOP BRAND: STRATEGIC THINKER HANDI IRAWAN RAWAN

S

ebelum saya mulai menulis artikel di kolom ini, beberapa jam saya luangkan waktu untuk membaca seluruh hasil survei “Top Brand Index” (TBI) 2010. Banyaknya waktu yang harus saya curahkan ini karena saya juga mencoba untuk melihat beberapa data TBI selama beberapa tahun sebelumnya. Karena TBI sudah dimulai sejak tahun 2000, maka hasil survei di 2010 010 ini adalah hasil yang kesebelas. Kalau setiap tahun terdapat apat sekitar 500 merek yang disurvei, bisa Anda bayangkan bahwa hasil survei TBI BI ini sudah melibatkan 5.000 posisi merek. Kalau setiap merek memiliki tiga dimensi imensi pengukuran, yaitu top of mind share, top of market share, dan top of commitment itment share, maka total terdapat 15 ribu data. Barangkali kalau dalam dunia akademis, data ini bisa digunakan untuk membuat mbuat tesis bagi puluhan mahasiswa jenjang master dan beberapa doktoral. Banyak ak aspek yang bisa digali dan banyak konsep yang dapat diformulasikan. Setiap ap kali saya presentasikan kepada para profesor dari universitas ternama, ratarata mereka memberikan respons yang sangat positif. Kekuatan dari hasil survei ini jelas terletak pada komitmen Frontier Consulting Group untuk melakukannya selama 11 tahun tanpa terputus. Di Amerika, data-data longitudinal dari sebuah survei skala nasional yang berdurasi lebih dari 10 tahun banyak terjadi bila dana survei didukung oleh pemerintah. Saya pribadi, sebagai formulator Top Brand Index dan penggagas Top Brand Award, merasakan kegunaan dengan memiliki data yang panjang dan lengkap. Sebuah data dan informasi yang menurut saya, sungguh bernilai sebagai proses pembelajaran bagi para pelaku bisnis dan marketer di Indonesia. Sebagai konsultan dan pembicara seminar, saya merasakan bahwa wa ketajaman strategi yang sering saya formulasikan dan bagikan sangat dipengaruhi garuhi oleh hasil survei TBI ini. Pengaruh Top Brand Index—terutama dalam bentuk penghargaan Top Brand nd Award—juga sudah mendapatkan dukungan dari para pemilik merek. Hingga ga saat ini, saya yakin, logo Top Brand Award adalah logo yang paling banyak digunakan an dalam

52

SIDANG PENGURUS PLENO IV - THN 2010


kemasan dan paling banyak dikomunikasikan melalui layar televisi maupun media cetak. Bila Anda menggunakan Google dengan mengetik “Top Brand Award”, akan ditemukan ribuan artikel atau berita seputar Top Brand Award. Sekali lagi, yang lebih penting bagi pelaku bisnis adalah mendiskusikan hasil TBI, mempelajari posisi merek mereka, dan kemudian mencari pelajaran yang penting dari hasil-hasil survei untuk membuat strategi dan taktik membangun merek yang semakin efektif dan cepat.

MENGASAH RADAR MARKETER Selama tiga tahun terakhir ini, dalam setiap seminar di acara penghargaan Top Brand Award, saya memberikan contoh mengenai tren g merek. Bagi g marketer yyang g mereknya berbagai sedang tergelincir, haruslah waspada. S Salah satu contoh yang sering saya sebutkan adalah pertarungan antara kecap ABC dan kec kecap Bango. Di tahun 2007, TBI dari kecap A ABC dan kecap Bango adalah 49,1 persen dan 39,1 persen. Ke Kemudian di tahun 2008, 48,5 persen dan 40,6 persen. Ke Kemudian, di tahun 2009, TBI untuk kedua merek ini menjad menjadi 47,9 persen dan 41,3 persen. Bagi saya, ini sudah merup merupakan sebuah sinyal waspada untuk kecap ABC. Nyatanya, d di tahun 2010 ini, kecap Bango kemudian berhasil mengu mengukuhkan diri di puncak Top Brand dengan indeks sebesar 47 pe persen, atau unggul dari kecap ABC yang memiliki indeks 39,8 p persen. Berkali-kali saya juga mengingatkan aka akan posisi Khong Guan untuk kategori biskuit. Di tahun 2007, 20 2008, dan 2009, TBI untuk merek ini adalah 17,6 persen, 12, 12,7 persen, dan 12,3 persen. Merek ini seharusnya memerluk memerlukan repositioning lebih radikal. Karena tidak terlihat banyak peru perubahan, maka di tahun 2010 ini, TBI untuk merek ini adalah 10,8 persen. Untuk kategori pembiayaan roda empat empat, ACC memang masih unggul di tahun 2008. Pada tahun 2009 2009, keunggulan ACC mulai menipis yaitu TBI-nya turun dari 35,9 persen menjadi 33,3 persen. Akhirnya, tren ke kemudian terjadi dan kemudian posisinya men menduduki tempat kedua, walau masih masuk d dalam kategori Top Brand. Seharusnya, ACC lebih agresif. Beberapa posisi ma market leader yang tidak akan gampang di masa mendatang adalah Nu Green Tea yang dibayangi oleh Sosro Gree Green Tea dari kategori minuman teh h hijau, Extra Joss yang dibayangi ole oleh Kuku Bima, Diapet yang a akan dibayangi oleh En Entrostop, multivitamin H Hemaviton yang

akan dibayangi ketat oleh Enervon C, Laurier akan ditempel ketat oleh Charm, Adidas akan dibayangi oleh Nike, Baygon ditempel oleh HIT, Garuda Indonesia terlihat mulai terbayangi oleh Lion. Para pemimpin dalam ekuitas merek ini, di tahun 2010 dan selanjutnya, haruslah meningkatkan kewaspadaan. Merek-merek seperti Frutang, Vicks Formula 44, BNI Taplus, Cat Dulux, Kartu Kredit Citibank, dan Nokia, membutuhkan penyegaran, baik melalui inovasi produk baru maupun strategi positioning-nya. Merek-merek seperti Kopi ABC, Kacang Dua Kelinci, Bodrex, Pond’s, Polytron, Tabungan Britama, Toyota Avanza, Shell Helix, Yamaha Vixion, dan Prudential telah menunjukkan grafik yang baik. Strategi mereka di masa lalu dapat dikatakan sangat baik. Bila pesaing tidak melakukan perubahan, mereka akan dapat memperbaiki posisinya.

AKSELERASI PERUBAHAN Perubahan posisi merek yang jelas akan jauh lebih cepat dibandingkan dengan masa lalu. Bila Anda masuk dalam industri di mana teknologi memainkan peranan penting dalam menciptakan sebuah produk, atau teknologi digital sudah menjadi bagian dari komunikasi, maka kewaspadaan Anda sebagai marketer haruslah berlipat ganda. Kita melihat bagaimana Speedy hanya membutuhkan waktu kurang dari tiga tahun untuk menjadi Top Brand. Blackberry adalah merek ponsel yang banyak menjadi pembicaraan. Memang nilai TBI di tahun 2010 masih terlihat kecil. Maklum, survei ini dilakukan untuk responden yang mewakili populasi dari A hingga kelas sosial E. Demikian pula, karena jumlah ponsel di pasar Indonesia yang sudah mencapai lebih dari 150 juta, maka 1 juta Blackberry yang terjual masih

MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN di INDONESIA

53


54

SIDANG PENGURUS PLENO IV - THN 2010


terlihat kecil. Tetapi saya yakin, TBI Blackberry di tahun depan akan meloncat drastis. Semuanya ini menunjukkan bahwa perusahaan haruslah semakin meningkatkan kemampuan para marketernya untuk terus kreatif dan inovatif dalam menjaga maupun membangun ekuitas mereknya. Terdapat korelasi yang kuat antara perusahaan yang memiliki tim marketer yang andal dengan kekuatan dari merek-merek yang mereka tangani. Mereka piawai dalam memformulasikan strategi membangun mereknya. Mudah-mudahan, hasil survei yang dipublikasikan oleh Majalah Marketing ini memberi kontribusi bagi para marketer untuk menjadi brand strategist yang lebih andal. Perusahaan-perusahaan Indonesia membutuhkan lebih banyak marketer yang berperan sebagai strategic thinker. Inilah yang saya rasakan, gap yang terjadi di perusahaan. Cukup banyak tim marketing yang mampu menjalankan aktivitas dan program pemasaran, tetapi sungguh sedikit yang dapat berperan sebagai strategic thinker atau sebagai brand strategist dalam konteks pembangunan ekuitas merek.

BAGAIMANA MARKETER DAPAT MENJADI STRATEGIC THINKER DALAM MENGEMBANGKAN MEREKNYA? Pertama, seorang pemikir haruslah mempunyai input yang baik. Data dan informasi yang tersedia dari hasil survei ini dapat menjadi input yang baik. Semua data dan tren ini dapat menjadi stimulator yang baik bagi marketer untuk mulai berpikir. Kedua, seorang pemikir strategi yang baik haruslah memiliki volume yang besar dalam berpikir, atau intensitas yang tinggi untuk memikirkan sesuatu. Mereka terus bertanya, mengapa merek saya turun atau naik? apa penyebabnya? Strategi manakah yang sudah baik dan manakah yang salah? kesemuanya ini, membuat marketer terbiasa untuk berpikir semakin mendalam dan sekaligus memperluas horizon pemikiran. Ketiga, marketer haruslah selalu ingin berpikir untuk mencari ide yang besar. Berpikir untuk mencari ide yang besar adalah sebuah proses yang dapat dilatih. Untuk mencari ide besar, marketer perlu memperhatikan tren, melakukan eksplorasi, dan berupaya untuk mengubah eksplorasi dengan strategi-strategi yang radikal. Sekali lagi, saya berharap bahwa hasil survei TBI menjadi input dan stimulator yang efektif, sepadan dengan komitmen kami dalam melakukan riset ini secara periodik. Sumber : http://www.marketing.co.id/2010/03/28/top-brand-strategicthinker/

Handi Irawan D., MBA. MCom. Handi Irawan adalah Chairman Frontier Consulting Group, sebuah perusahaan yang menyediakan jasa konsultasi, riset dan training dalam bidang strategi pemasaran dan kepuasan pelanggan. Handi Irawan sebagai penggagas ICSA (Indonesian Customer Satisfaction Award), IMAC (Indonesia’s Most Admired Companies), TOP BRAND, Marketing Award Hari Pelanggan Nasional dan RaBi (Rekor Bisnis) Handi Irawan adalah penulis best seller yaitu 10 Prinsip Kepuasan Pelanggan, bukunya yang lain adalah Indonesian Customer Satisfaction, Winning Strategy, Smarter Marketing Moves, dan 10 Karakter Unik Konsumen Indonesia. Pendidikan yang diselesaikan oleh Handi Irawan adalah Program MBA dari IPMI, Master Commerce in Marketing dari University of New Sount Wales (UNSW), mengikuti Program Doctoral selama 2 tahun di Australia, dan juga pernah mengikuti Executive Program di Harvard Business School dan Kellogg Business School. Handi Irawan juga pengasuh kolom Winning Strategy di Majalah Marketing dan penulis di berbagai media lainnya seperti SWA, Bisnis Indonesia, BusinessWeek, Majalah Sheng Ye dan Garuda Magazine serta selama 3 tahun menjadi host di radio Pas FM untuk program “Marketing with Handi Irawan�.

MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN di INDONESIA

55


56

SIDANG PENGURUS PLENO IV - THN 2010


MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN di INDONESIA

57


SCHOOL MARKETING COSTUMER FRIENDLY

HOW CUSTOMER-FRIENDLY IS YOUR SCHOOL? SCHOOLS OFTEN SPEND BIG DOLLARS ON BROCHURES AND ADVERTISING TO DEVELOP A SET OF MARKETING TOOLS, BUT THERE IS ONE IMPORTANT MARKETING STRATEGY THAT COSTS NOTHING - GOOD CUSTOMER SERVICE. THIS ARTICLE ASKS: HOW CUSTOMER– RIENDLY IS YOUR SCHOOL?

W

hether you are a principal, a teacher or support staff; whether you are in the private or the public system; whether you deal directly with students and parents, or work behind the scenes; whether you like it or not … You provide a service to a set of customers. Customers keep your school open. Customers pay your salary. If you think customers are unimportant, try doing without them for 90 days ! We all recognize bad customer service when we receive it - being treated like an invisible customer; told WE have the problem, not the organization; receiving wrong information; no greeting, no eye contact; unable to get through on the telephone; messages not returned; left forever on hold. In a survey of 135 parents conducted by the Centre For Marketing Schools, 92 per cent of respondents ticked one or more of the characteristics above as a feature of their child’s school. And yet, good customer service is a powerful marketing tool that can set a school apart in a competitive marketplace. WHO ARE OUR CUSTOMERS? Customers come in all sizes and shapes -our students, parents, past students, visitors; indeed, anyone who wants something from us, is a customer. And, whenever a person has dealings with us they have a legitimate credential to broadcast an impression about the school. It’s up to us to make sure they carry a positive message.

58

THE ABC OF CUSTOMER SERVICE Good service cannot replace a good education, but there is a supporting ABC of customer service that everyone in a school can perform. For little extra cost, attention to Attitude, Behaviour and Communication can advance your educational objectives. ATTITUDE When a mother rang to talk to the principal about a matter of concern, the secretary’s voice was flat and perfunctory as she said: “I’m dealing with someone else at the moment. Please hold.” Before the parent could reply, she found herself on hold, and as she waited, she decided that it wasn’t so much the words that upset her as the way they were delivered. The tone and tempo of the secretary’s voice suggested the mother was a nuisance. The mother waited a while longer and hung up. The parent’s problem never did reach the principal. Mind you, it got a good airing in the car park. Had the secretary used a more positive tone of voice, smiled down the phone, used the parent’s name and waited for a response, the customer would have willingly waited her turn. Such small, easy to learn communication techniques can enhance customer relations at your school. It’s up to management to model a good customer culture. When executive staff answer a ringing phone or go out of their way to assist a parent, they send a message that customers are important. I’m sure that achievers are recognized in your school, but what

SIDANG PENGURUS PLENO IV - THN 2010

about good customer service providers? Are they acknowledged with a pat on the back, a public announcement, or a certificate for outstanding service? It was Friday afternoon when the school bus driver noticed a bag on the seat of his empty vehicle. He put the bus away and used his own car to take the bag home to a relieved mother. On Monday morning the mother rang the school to commend the driver. When the principal told the assembly, the bus driver received many unexpected strokes from the staff. By recognizing his act of caring service, the principal was rewarding the behaviour he desired and encouraging others to have the same attitude. BEHAVIOUR How many times have you approached a counter wearing your ‘invisible clothing’ and nobody acknowledged you? Sets a bad tone, doesn’t it? People form an impression based on your response/or lack of response to them. When parents were asked to list the criteria they used to judge good customer service, the six most frequently mentioned features were: ••Method of greeting (eye contact, cheery, use of names) ••Body language (smile, attentive, open) ••Listening ability ••Appearance of person and environment ••Knowledgeable (re: school/ subject/ arrangements) ••Sincerity and willingness to help


COMMUNICATION Accurate, up-to-date information that helps your customers solve their problems, answer their questions or advance their goals drives positive customer sentiment. How friendly and informative are your school newsletters? Are they easy to read, with plenty of white space, clever illustrations and short articles, written in non-jargon language? Do they invite feedback and involvement? What are they saying between the lines? When CMS conducts student surveys we ask the respondents if they read the school newsletter and if is a useful information tool. The response to this question frequently indicates that schools need to give more thought to their newsletters to make sure they are satisfying the customers’ needs. What about your school prospectus? Does it use the words ‘you’ and ‘your’ to describe what it can do for its students, or is it full of chest-beating and historical detail? Does it consist of loose sheets of paper that annoyingly fall to the ground or are impossible to fit back into place? Is it posted out quickly in response to an enquiry? A web site is an information system that can meet your customers’ needs 24 hours a day, seven days a week, all year round, even when the school is on holidays. Do you have a parent portal for easy parent access to information such as results, notices, timetables? Is your website easy to navigate, quick to download and to upto date? Do you have a virtual tour of your school, a staff page and a frequently asked questions page (FAQ)? Are all customers equal in your school? I hope not. Customers don’t want to be treated equally; each person has different needs, which they want you to understand. So, an important aspect of customer communication is listening. You must hear what the customer wants. Ask, and be open to input. Invite customers to give feedback through face-to-face

contact, informal functions, market surveys, tear-off forms on newsletters, phone calls, open forums and so on. Are you defensive when a customer complains, or do you acknowledge that it’s a difficult thing to speak up, and do you thank people for telling you how they see a situation? Most people will accept your decisions as long as they feel they have been heard and your reasons have been logically explained. SILENT COMMUNICATORS Your school’s environment is a silent communicator about the attitudes and actions within its walls. Cleanliness and the condition of the grounds and buildings reflect concern for the school and the people in it. Do you

have a regular ‘walk around’ with your marketing staff with pen and pad in hand to inspect the physical features of your school? Is your foyer alive with displays of student work that impresses visitors with the academic and creative merit of the school? What about school notice boards? Are they up-to-date and inviting, or tired and faded? Now read your signboards through the eyes of your customers. Are they welcoming or forbidding? Which sign comes closest to your script “Welcome to XYZ School? All visitors please check in at the main office” or the bossy message, “All visitors must report to the school office.” (Online article from www.marketingschools.net)

MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN di INDONESIA

59


SCHOOL MARKETING DIFFERENTATION

BEING DISTINCTLY DIFFERENT DIFFERENTIATING YOUR SERVICE IN A CROWDED MARKETPLACE IS A SMART MARKETING STRATEGY, SO WHAT MARKET QUALITIES DO YOU HAVE THAT CAN MAKE YOUR SCHOOL STAND OUT FROM THE REST AND INCREASE ITS DESIRABILITY IN THE EYES OF YOUR CUSTOMERS?

ou and I know that each school has its own personality, strengths and values, but often the public has no idea about this. In a crowded market where all schools are perceived to offer the same benefits (education) to the same target group (K to Y12) and use the same words to describe what they do, it’s a challenge to make your school stand apart. Market differentiation is a tool that can help you do it. This is a marketing strategy of distinguishing your product or service from the competition to make it more desirable. So what makes a school appear to be different, and what can you do to capitalize on your unique qualities?

60

SIDANG PENGURUS PLENO IV - THN 2010

DIFFERENCES THAT GIVE MARKET ADVANTAGE There are several marketable qualities that can differentiate your school and position it as a first school of choice. Some of these are: •UNIQUE PRODUCT If you are the only school in the district or offer a specialty such a sports high school or a conservatorium of music, you have a powerful advantage. With smart marketing you can capture the entire potential population so that people will seek you out and travel long distances to enroll. •ACCESS If you are closer or more convenient than the competition, people will give you a go because the convenience factor is a strong market advantage. Of course, to keep your


customers, you must provide good service or they will sacrifice convenience for quality, which they may find elsewhere. •SERVICE If friendliness, personal attention, quality information, parent engagement and ready access to decision makers are the trade marks of your school, you are well-positioned to hold your customers for a long time. These intangible human relationship qualities are hard to advertise and promotion relies largely on the power of referrals. •PRICE If you offer education at an affordable price and/or offer scholarships, bursaries and other financial incentives, you are touching the hip pocket. This is a primary driver of choice. •VARIED CURRICULUM If you cater for appetites seeking alternatives such as the IB, vocational training, senior colleges and a global education, you can attract families looking for alternative education and a broad palette of educational opportunity. •REPUTATION If you are a well-established school with an enviable record and a name for integrity, your history will give you a market advantage that sets you apart and appeals to a cross-section of people. •CUSTOMIZED SOLUTIONS If you offer academic programs that fulfill modern trends, programs for special needs, or you provide residential care, environmental education or specific religious education, you have the building blocks needed for market differentiation. Look at the list above and decide what you do differently. You may claim many of these attributes, but it’s best to identity one thing that is really exciting, as is the case of Brighton Grammar School who has introduced an exciting new program into its Middle School that involves hands-on learning experiences to engage adolescent boys in school. MARKET DIFFERENTIATION IN ACTION Graeme Harrisat Brighton Grammar School, has developed an innovative sea change program for Year 9 students that has several off-campus extended explorations to far-off locations. It also offers rural experiences, city visits and special interest activities. See www.brightongrammar.vic. edu.au “Year 9 is an awkward transition stage so we wanted to stretch the boys, deinstitutionalize learning and reinvigorate students at many points throughout the year by getting them out into the community for practical learning,” said Graeme.

Parents were initially concerned that academic studies may suffer and homework would be hard to measure, but the school explained that integrating a sea theme into the academic program would enrich individual subject disciplines, not compromise them. Feedback indicated that this happened. Parent Jan McCloud, who is a great advocate of the program and the school, said that when the school first asked parents for their input about Year 9 the parents identified a need establish a balance between academic studies and an interactive program of a different sort to develop the students’ other side and keep them active and occupied. “This program is a unique response to a changing environment and it adds great value to BGS,” she said. “Parents have been well briefed about the objectives and I have seen my son grow in confidence and independence as he tackles new tasks.” Embracing the challenges, Year 9 student Justin tried scuba diving and windsurfing. He brought his marine experiences back to the classroom and wrote about them in English, depicted them in design, played them out in drama and took a whole new Year 9 boys from Brighton Grammar School learning to surf near Byron Bay as part of the school’s innovative sea change program interest in science and geography. “School is great; none of my friends at other schools are doing this,” he told me enthusiastically, without any hint of adolescent disconnection typical of this age. MARKET DIFFERENTIATION STRATEGIES You may have several distinctive programs at your school, but do you use them to add a sense of value to your school and help maximize market share and fulfill your customers’ needs? If not, you may need to develop a marketing strategy to show that you are distinctly different. Here are some tips to get you started: ••Understand the competition and the similarities and differences of other school programs in the marketplace. ••Show how your innovation is grounded in sound educational practice and what it can do for the customer. ••Undertake market research so you align with parents’ thinking. ••Advertise your new initiative boldly via your website and media to build awareness. ••Give your advocates quality information so they can spread the message by word of-mouth and create a buzz about the distinctive differences at your school. (Online article from www.marketingschools.net)

MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN di INDONESIA

61


MAKALAH MANAJEMEN PENDIDIKAN

FILOSOFI, KURIKULUM & MANAJEMEN

P E N D I D I K A N KRIS TEN

PENDAHULUAN Tantangan sekolah kristen yang terus berhadapan filosofi sekularisme dalam pengelolaan sekolah tidaklah mudah. Tantangan sekaligus peluang dalam peningkatan pelayananan tersebut datang, baik dari lingkungan internal maupun eksternal, di sisi lain sekolah harus mampu menjawab ekspetasi masyarakat untuk merealisasikan visi dan misi yang diembannya. Sekolah sering kali dihadapkan dengan bebagai filosofi dunia yang terus menerpa keberadaan sekolah kristen. Sekolah kristen harus dapat terus berkembang di tengah arus sekularisme, globalisasi dan postmodernisme. Di tengah pusaran tekanan perkembangan ilmu dan teknologi, sekolah kristen dituntut untuk terus berkembang dan mampu memberikan pelayanan bagi siswa, orang tua, gereja, masyarakat dan juga pemerintah. Sekolah kristen

62

SIDANG PENGURUS PLENO IV - THN 2010

harus mampu menghadirkan konsistensi kualitas pendidikan yang terbaik (academic excellent), mengaplikasikan kurikulum pendidikan kristen bagi anak, memberikan pelayanan rohani dan perkabaran injil, serta mampu menghadirkan kepemimpinan kristen dengan terus menerus menghidupi visi, misi, nilai dan budaya sekolah. Pelayanan sekolah kristen yang terkait dengan misi dan visi, harus merupakan sajian representasi dari pelayanan perkabaran injil. Manajemen pendidikan di sekolah tidak hanya memberikan perkembangan intelektual tetapi juga pemuridan dan pelayanan spiritual bagi perkembangan siswa dan guru. Dasar dari manajemen pendidikan kristen harus mengacu pada filosofi pendidikan kristen yang diturunkan dari visi dan misi sekolah.


MANAJEMEN, VISI DAN MISI Manajemen bagi pelayanan di sekolah kristen, berbeda sudut pandangnya dengan manajemen bisnis pada umumnya, walaupun unsur-unsur yang mendukungnya nampaknya sama. Manajemen sekolah kristen bertumpu pada perspektif pelayanan rohani dan penginjilan (“baca ministy and evangelism”), namun manajemen sekolah kristen juga mengunakan cara-cara manajemen terkini yang sesuai dengan prinsip-prinsip Alkitabiah. Dasar filosofis dengan prinsip Alkitab inilah yang menjadi landasan bagi sekolah kristen untuk berada dalam pelayanan pendidikan kristen agar tidak mudah terombang ambing dengan filosofi dan praksis pendidikan yang berbeda dan tak tentu arah. Sekolah kristen berpegang pada prinsip firmatn Tuhan dan tidak mudah terjebak pada praksis “campur sari” (ecletiscm). Praktik campur sari menggambungkan berbagai implementasi pendidikan dalam satu wadah yang arahnya tidak jelas dan tidak menentu. Filosofis pendidikan kristen inilah yang juga menjadi daya penggerak bagi keberhasilan sekolah kristen. Sekolah kristen harus mampu mengembangkan kurikulum kristen dalam proses pembelajaran, pelatihan bagi guru untuk proses pembelajaran bagi metode yang digunakan. Tugas dari manajemen sekolah kristen tidak terlepas dari penyusunanan perencanaan, strategi, kerangka dan pelaksanaan bagi kebehasilan pendidikan kristen. Keberhasilan dari perencanaan ini bersumber dari prinsip-prinsip alkitabiah yang menjadi referensi pelayanan bagi siswa, guru, pimpinan dan orang tua. Pirnsip alkitabiah menjadi inspirasi bagi visi dan misi sekolah. Bila visi dan misi sekolah kristen sudah kehilangan nilai dan prinsip Alkitab maka spirit dari pelayanan rohani dari sekolah sudah kehilangan arah, tidak jelas dan tidak menentunya arah perkembangannya. Prinsip-prinsip Alkitab, Christian worldview, Filosofi pendidikan kristen harus terus dihidupkan, diterapkan, dipelihara dan disuarakan oleh gereja, pimpinan sekolah dan guru. Dengan terus terkawalnya prinsip perkembangan bagi sekolah kristen, perencanan jangka pendek dan jangka panjang bagi sekolah akan dapat diperkirakan arah keberhasilannya. Penataan prinsip Alkitab dalam pelaksaan sekolah kristen dinyatakan dalam manual, administrasi petunjuk pelaksanaan, pelatihan bagi guru-guru dalam pelaksanaan pendidikan dan juga buku-buku pembelajaran bagi siswa. Pelaksanaan manajemen harus tercermin dalam implementasi keseharian dalam pendidikan siswa, tercermin dalam

pembelajaran dan dilaksanakannya kurikulum pendidikan kristen (Christian Education). Sekolah perlu mengembangkan dan mengintegrasikan pirnsip-prinsip alkitabiah dalam setiap pembelajaran, menjamin setiap komponen bagi pendidikan kristen terjalin dalam pelaksanaannya. Manajemen terkini yang sesuai dengan prinsip Alkitabiah perlu dikembangkan sekolah kristen. Bebagai varian dari manajemen perencanaan seperti Balance Score Card (BSC), manajemen pemasaran, manajemen kualitas pelayanan, ataupun manajemen pengembangan manusia (Human Capital Development) bisa saja digunakan. Namun penggunaan dari manajemen tersebut berdasarkan pada prinsip kepercayaan (trust), iman, kasih dan yang terutama berdasar pada kebenaran Alkitab (Bible truth) bagi kemajuan bersama dalam pelayananan kualitas pendidikan dan penginjilan. ADMINISTRASI PENDIDIKAN Pengelolaan manajemen dan administrasi bagi pelayanan pendidikan merupakan bagian bagi keberhasilan ministry sekolah. Pengelolaan administrasi secara prosedural, sistemik dan terkendali menjadi keberhasilan layanan pendidikan. Perencanaan dan pengelolaan yang terencana sebelum seorang siswa hadir di hari pertama (the first day of school), akan mempengaruhi keseluruhan proses keberhasilan pembelajaran selama siswa berada di dalam kelas. Sekolah sudah mempersiapkan administrasi, perencanaan, persiapan pembelajaran dan segala proses administrasi selama satu tahun pembelajaran, termasuk fasilitas pembejalaran dan pelatihan bagi guru sebelum memulai tahun pembelajaran yang baru. Sekolah perlu mempersiapkan detail pelaksanaan layanan pendidikan, termasuk bahan ajar yang digunakan, metode yang digunakan, pedagogi dan evaluasi pendidikan. Perencanaan yang detail meliputi persiapan karya wisata, studi

MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN di INDONESIA

63


SEKOLAH KASIH BUNDA Mengucapkan Selamat dan Sukses Atas terselenggaranya Sidang Pengurus Pleno IV

MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN DI INDONESIA 3 - 5 November 2010 di Wisma Bahtera, Cipayung - Bogor

64

SIDANG PENGURUS PLENO IV - THN 2010


MAKALAH MANAJEMEN PENDIDIKAN pendidikan kristen (Christian education) menjadi roh bagi pelayanan pendidikan dalam berbagai aspek. Kurikulum ini mempengaruhi berbagai proses yang berlangsung dalam sekolah. Kurikulum dipahami sebagai panduan yang mencakup perencanaan, metode, pedagogi, bahan ajar dan evaluasi untuk mencapai tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran akan tercermin dalam visi dan misi sekolah, oleh karenanya sekolah harus mampu mengembangkan kurikulum kristen bagi perkembangan spiritual, intelektual, fisik, sosial dan emosional anak. Kurikulum pendidikan kristen terkait dengan filosofi kristen berproses dalam visi dan misi sekolah. Filosofi pendidikan kristen menjadi dasar dari pembentukan kurikulum pendidikan kristen, merupakan akar dari berbagai proses yang akan berlangsung di dalam sekolah. Filosofi pendidikan kristen pada dasarnya memberikan panduan tentang kebenaran (All truth of God truth), Christian worldview, nature of teacher, nature of student, dan role of parents. Dasar-dasar ini yang menjadi titik pangkal dari semua pembelajaran yang belangsung di dalam kelas.

lapangan, layanan ekstrakurikuler, layanan Perkabaran Injil, retreat, modul Bimbingan konseling, dan modul leadership. Sekolah perlu menyosialisasikan program-programnya pada orang tua agar sinkronisasi layanan pendidikan menjadi lebih terintegrasi. Pertemuan antara guru dan orang tua, seminar orang tua, jalinan komunikasi dengan orang tua dapat dilakukan dalam bentuk parenthing school untuk menyamakan persepsi dalam mendidik anak. Keterpaduan dan kesamaan filosofis dalam mendidik anak menjadi keberhasilan bagi pelayanan pendidikan anak. Sekolah tidak hanya mengembangkan kurikulum bagi siswa tetapi juga meraih keberhasilan orangtua mendidik anak di rumah. Pengelolaan manajemen dan administrasi keuangan tak terlepas dari implementasi ICT (information communication technology). Implementasi teknologi informasi tak dapat dipungkuri akan menjadi menjadi tulang punggung bagi keberhasilan layanan pendidikan. Implementasi teknologi informasi berbasis web yang terpadu dapat meliputi layanan sistem administrasi keuangan, akademik, dan e-learning. Pengelolaan menjadi pendukung bagi layanan prima keseharian dalam proses pembelajaran. Dukungan ICT harus dapat memfasilitasi kecepatan, ketepatan dan akuntabilitas layanan keuangan. KURIKULUM DAN PENDIDIK KRISTEN Bagi sekolah kristen, misi dan visi harus tercermin dalam kurikulum yang digunakan oleh sekolah. Kurikulum

Guru memegang peran penting dalam menjalankan kurikulum pendidikan kristen. Paradigma dan worldview pendidikan kristen yang sesuai dengan visi dan misi sekolah harus ada pada setiap guru yang ada di sekolah. Kesamaan ini dijalin dengan personal development dalam pelatihan internal yang dilakukan oleh sekolah sendiri. Sekolah harus menyediakan sarana teacher training agar implementasi dari kurikulum pendidikan kristen terlaksana dalam keseharian di dalam kelas. PENUTUP Ketersediaan kurikulum pendidikan kristen adalah hal yang terutama dalam sekolah kristen. Kurikulum ini menjadi kendaraan untuk tercapainya visi dan misi sekolah. Kurikulum ini menjadi spirit bagi manajemen sekolah karena seluruh proses dan prosedur termasuk administrasi dan tata cara pengambilan keputusan dalam pelaksanaan pendidikan kristen dipandang dari perspekstif pendidikan kristen. Keberadaan filosofi yang mendasari kurikulum pendidikan kristen mengembalikan kita pada pelayanan pendidikan yang bertumpu ada academic exellence, high standard conduct, evagelism dan spiritual ministry. OLEH : IR. DRS. KHOE YAO TUNG, MM, MKOM, MSC ED., DR (CAND). KEPALA BIDANG PENDIDIKAN SEKOLAH KRISTEN IPEKA WAKIL KETUA MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN WILAYAH JAKARTA BEKASI 2007-2012

MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN di INDONESIA

65


TOPIK STANDAR PELAYANAN

7M P K

STANDAR PENATALAYANAN

• STANDAR 1 - DOKTRIN PENGELOLAAN MPK wajib menjalankan pengelolaan keuangan yang mencerminkan kebenaran dan praktek Alkitabiah. Council of Christian Education in Indonesia (CCEI) shall conduct its financial in a manner which reflects those generally accpted biblical truths and practices.

• STANDAR 2 - BADAN PENGURUS DAN BADAN PENGAWAS PERBENDAHARAAN MPK dipimpin oleh Badan Pengurus yang sekurang-kurangnya terdiri dari 5 orang, yang mayoritas dari mereka adalah independen, mengadakan rapat sekurang-kurangnya setiap enam bulan untuk menentukan kebijakan dan menelaah hasil yang dicapai. Badan Pengawas Perbendaharaan MPK, yang mayoritas dari mereka adalah independen, akan menelaah laporan keuangan tahunan dan membina komunikasi antara Badan Pengurus dan Akuntan Publik. Tanggung jawab dari Badan Pengawas Perbendaharaan adalah: (1) Memberikan rekomendasi bagi penunjukkan Kantor Akuntan Publik; (2) Setiap tahun mengadakan pertemuan dengan Kantor Akuntan Publik; (3) Menelaah, mengevaluasi dan mencermati rekomendasi dari

66

SIDANG PENGURUS PLENO IV - THN 2010

akuntan independen atas masalah-masalah akuntansi dan pengendalian manajemen; (4) Menelaah laporan keuangan tahunan bersama akuntan independen; (5) Membina komunikasi antara Badan Pengurus dan Akuntan Publik. CCEI shall be governed by a responsible board of less than five individuals, a majority of whom shall be independent, which shaal meet at least semiannually to establish policy and review its accomplishments. A committee consisting of a majority of independent members shaal review the annual financial statements and maintain direct communication between the board and the independent certified public accountants. The responsibilities of delegated committee are to: (1) Maka recommendations for the appointment an independent certified public accountants firm; (2) Annually meet with the independent certified public accounting firm; (3) Review, evaluate, and oversee any recommendations the independent accountants maka in their reports about the organization’s internal accounting and management controls; (4) Review the annual statements with the independent accountants; (5) Maintain communication between the board and the independent certified public accounting firm.


• STANDAR 3 - LAPORAN KEUANGAN Laporan keuangan MPK harus disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku di Indonesia dan setiap tahun diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Independen sesuai dengan Standar Auditing yang berlaku di Indonesia. CCEI’s financial statements should be prepared in accordance with Indonesia generally accepted accounting principles (GAAP) and annually audited by an independent certified public accounting firm in accordance with Indonesia generally accepted auditing standards (GAAS). • STANDAR 4 - PENGGUNAAN DANA MPK wajib menjalankan pengelolaan dan pengendalian keuangan yang perlu untuk mendapatkan kepastian yang memadai bahwa semua dana yang diterima digunakan sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan. CCEI shall exercise the management and financial controls necesarry to provide reasonable assurance that all resources are used in conformity for which they are intended. CCEI is the recipients of public trust and must fulfill fiduciary responsibilities. Therefore, reasonable procedures must be established to assure that all funds are used to fulfill the exempt purposes of the organization and are used in accordance with any donor-stipulated purposes.

• STANDAR 5 - KETERBUKAAN KEUANGAN MPK akan menyediakan copy laporan dari laporan keuangan terkini sesuai permintaan dan memberikan informasi lainnya yang disyaratkan ketentuan perundangan atau ikatan perjanjian lainnya. CCEI shall provide a copy of its current financial statements uon written request and provide other disclosures as the law may require. Standard 5 can be summarized as fostering the following: (a) A spirit of Christian stewardship over the resources God and donors have entrusted to us, intended for use to advance God’s Kingdom; (b) An attitude of openness concerning a member organizaton’s accountability of its stewardship; (c) A sense of humility and gratitude for the material blessings God has provided; (d) A desire to be an example of Christian integrity.

• STANDAR 6 - BENTURAN KEPENTINGAN MPK harus selalu menghindari benturan kepentingan. Transaksi dengan pihak terafiliasi hanya dimungkinkan apabila: (1) transaksi yang signifikan diungkapkan sepenuhnya dalam laporan keuangan auditan; (2) pihak afiliasi tidak terlibat dalam pengambilan keputusan atas transaksi tersebut; (3) terdapat proses tender ataupun perbandingan penilaian; dan (4) anggota Badan Pengurus sudah bertindak sedemikian rupa dan menunjukkan bahwa transaksi ini untuk kebaikan MPK. CCEI shall avoid conflicts of interest. Transactions with related parties may be undertaken only if all of the following are observed: (1) a material transaction is fully disclosed in the audited financial statements of CCEI; (2) the related party is exluded from the discussion and approval of such transaction; (3) a competitive bid or comparable valuation exists; and (4) the CCEI’s board has acted and demonstrated that the transaction is in the best interest of CCEI. • STANDAR 7 - PENGGALANGAN DANA MPK harus memenuhi Standar Penggalngan Dana berikut: (1) Kebenaran informasi dalam komunikasi penggalangan dana; (2) Komunikasi penggalangan dana tidak menimbulkan harapan donor yang tidak realistis; (3) Komunikasi dan maksud donor harus dihormati, karena dapat menimbulkan konsekuensi hukum; (4) Dana yang tidak menjadi bagian program, harus disalurkan melalui organisasi yang memiliki tujuan yang sesuai atau dikembalikan; (5) Apabila kegiatan amal disertai imbalan berupa insentif atau premi, seperti buku, tiket masuk, cd, dan lain-lain, maka nilai wajar barang-barang tersebut harus dicantumkan; (6) Donasi berupa properti perlu melibatkan profesional yang relevan; (7) Kompensasi kepada konsultan/tenaga pencari dana atas dasar persentasi (%) dari dana yang diperoleh tidak diperkenankan; (8) Tidak semua donasi bisa dikurangkan untuk keperluan pajak (taxdeductible); (9) Personal MPK tidak diperkenankan menerima royalti dari produk yang digunakan dalam kegiatannya; (10) Properti yang diterima sebagai donasi dijelaskan secara akurat tanpa menjelaskan nilai pasarnya; (11) MPK harus menghindari penerimaan donasi akan dapat menimbulkan kesulitan bagi donor. CCEI shall comply with each of Standards for fund-raising: (1) Truthfulness in communication; (2) Communication and Donor Expectations; (3) Communication and Donor Intent; (4) Projects Unrelated to a Ministry’s Primary Purpose; (5) Incentives and Premiums; (6) Financial Advice; (7) Percentage Compensation for Fund-raisers; (8) Taxdeductible Gifts for a Named Recipient’s Personal Benefit; (9) Conflict of Interest on Royalties; (10) Acknowledgment of Gifts-in-Kind; (11) Acting in the Interest of the Donor. (diadaptasi dari THE EVANGELICAL COUNCIL FOR FINANCIAL ACCOUNTABILITY (ECFA) Seven Standards of Responsible Stewardship, oleh BPP-MPK

MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN di INDONESIA

67


GALERI MPK

Seminar SUKSES MENGAJAR SAINS yang dibawakan oleh Prof. Yohanes Surya pada 5 Desember 2009 di Gedung UKRIDA Jakarta

Pelatihan Kepala Sekolah se-Sumatra Utara di Medan KONLOK Konsultasi Dan Lokakarya Undah Undang Badan Hukum Pendidikan, diselenggarakan oleh MPK pada tanggal 15 – 17 Juli 2009 di Wisma Pondok Remaja PGI – Bogor.

Peserta pelatihan Guru SLB Kristen sedang praktek di SLB Dwi Tuna Raniwala Jakarta

68

SIDANG PENGURUS PLENO IV - THN 2010

Pengurus MPKW Jakarta bertemu Bapak Uripto pada tanggal 8 September 2009


Para tokoh MPPK sedang berdiskusi pada Kongres XI di Tomohon

Mendiknas Dr. Bambang Sudibyo di antara peserta Kongres XIV MPK di Jakarta

Sri Sultan HB X pada Kongres XIII MPPK tahun 2000

Praktek pelatihan CBSA bagi guru di Sekolah Kristen YAPMAS, Waingapu-Sumba NTT

Pelatihan guru STM Kristen oleh MPK di FT UKI Jakarta

Mendiknas Dr. Yahya Muhaimin pada Kongres XIII MPPK tahun 2000 di Yogyakarta

Pelatihan guru STM Kristen oleh MPK di FT UKI Jakarta

Mendiknas Dr. Bambang Sudibyo hadir pada pembukaan Kongres XIV MPK 2007

MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN di INDONESIA

69


70

SIDANG PENGURUS PLENO IV - THN 2010


MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN di INDONESIA

71


72

SIDANG PENGURUS PLENO IV - THN 2010


MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN di INDONESIA

73


PROFIL URIPTO WIDJAJA

::URIPTO WIDJAJA::

SESEPUH MPK

Foto Pak Uripto yang terpasang dalam milis LANSIA

erdasarkan umur Pak Uripto Widjaja sudah kepala 8 maka tidak aneh atau heran kalau disebut sebagai “SESEPUH MPK”. Yang paling istimewa ialah selalu mengikuti “pengembangan teknologi” (PRIORITAS STRATEGIS No. 5 MPK) maka tampak pada foto, Dr Erik Tapan (moderator milis LANSIA) menulis kalimat sbb: “Dan, ini yang paling seru. Punya E-MAIL ADDRESS!!”.

B

sekretariat Ora et Labora, cerita bahwa pernah ikut pelatihan computer di BPK PENABUR tahun 2000 dan sebagai bukti diperlihatkannya diktat yang dibagikan waktu itu. Wah, hebat, diktat tahun 2000 masih beliau simpan.

Pada tahun 2000 ketika Pak Uripto Widjaja menyerahkan sumbangan 5 set computer untuk MDPK yang kini bernama MPKW 6 Jakarta untuk pelatihan computer buat guru-guru Sekolah Kristen di Jakarta. Waktu itu BPK PENABUR Jakarta menyelenggarakan sampai 3 (tiga) gelombang. Foto-foto lain serta laporannya bisa dilihat pada: http://mpkw6jakarta. multiply.com/photos/album/8/PELATIHAN_KOMPUTER_ MDPK_TAHUN_2000 (Pernah dipasang di website BPK PENABUR).

Selain pelatihan computer di atas, penulis masih ingat guru-guru di BPK PENABUR Jakarta dapat hadiah payung dan guru-guru yang menerimanya penulis minta kesan dan pesannya berupa tulisan tentang Pak Uripto Widjaja. Hasilnya menjadi buku dengan judul “INSPIRASI SEORANG URIPTO WIDJAJA” dan ketika peluncurannya di Aula Lantai 7 Gedung E UKRIDA, Jalan Tanjung Duren Raya No. 4, Jakarta Barat pada hari Sabtu, tanggal 26 Juli 2003 menghasilkan dana sebesar Rp.234,183,553.96 untuk bea siswa di BPK PENABUR dan UKRIDA.

Ada cerita menarik sebagai hasil dari pelatihan tersebut. Pada tahun 2006 ketika penulis bergabung di YPK Ora et Labora setelah pensiun dari BPK PENABUR, Pak Lukas, staf kantor

74

SIDANG PENGURUS PLENO IV - THN 2010

Semua itu adalah berkat jasa Pak Uripto Widjaja yang selalu menjadi berkat buat banyak orang karena Pak Uripto Widjaja tidak mau dipestakan ketika HUT EMAS 50 tahun pernikahannya tahun 2000 maka ongkos pestanya dihadiahkan kepada guru-guru.

Pada tahun 2010 ini buku tersebut hanya bersisa beberapa exemplar saja tetapi versi e-book bisa dibaca pada alamat:


http://issuu.com/bg440507/docs/buku_uw http://issuu.com/bg440507/docs/bagian1 http://issuu.com/bg440507/docs/bagian2 http://issuu.com/bg440507/docs/bagian3 http://issuu.com/bg440507/docs/bagian4 http://issuu.com/bg440507/docs/bagian5

Berkat dukungan dari Pak Uripto Widjaja dengan perusahaannya yang bernama PT Galva, menyediakan perlengkapan projector BENQ untuk pelatihan MONTAGEWORLD BERITISH COUNCIL oleh Ibu Sanni Susanti bagi guru-guru sekolah MPKW 6 Jakarta.

1 Pak Uripto Widjaja (86 th) merayakan THE 60TH DIAMOND ANNIVERSARY dengan Ibu Henny Tjahjarahardja (83 th) pada hari Sabtu, 02 Oktober 2010 di Hotel Shangrila, Jakarta, videonya dapat dilihat pada: http://www.youtube.com/watch?v=z5qevYzqDVk http://www.youtube.com/watch?v=QiKv57fnkAI http://www.youtube.com/ watch?v=8qDLqEHQMvA http://www.youtube.com/watch?v=lTRNxFoITiY

Titipan pesan Pak Uripto Widjaja untuk sekolah-sekolah MPK di seluruh Indonesia: • Tetap bersatu agar dapat memperjuangkan kepentingan bersama ke lembaga yang lebih tinggi • Saling bantu membantu antar sekolah MPK, khususnya Yayasan Pendidikan Kristen yang lebih maju mau membantu YPK lain. • PRIORITAS STRATEGIS No. 5 MPK yaitu “pengembangan teknologi” terus ditingkatkan. • Untuk No. 3 tersebut, akan disediakan dana 100 juta tahap pertama. Silakan dibuat perencanaannya.

2

3

4

Mohon dukungan doa agar semua ini dapat berjalan dengan lancar. TEKS : BAMBANG GUNAWAN

1. Tahun 2000, Pak Uripto menyerahkan sumbangan 5 set komputer untuk MPKW VI, yang digunakan untuk pelatihan guru-guru Sekolah Kristen di Jakarta ; 2,3,4 PT Galva, menyediakan perlengkapan projector BENQ untuk pelatihan MONTAGEWORLD BERITISH COUNCIL oleh Ibu Sanni Susanti bagi guru-guru KANAAN - 14 Februari 2005; 5,6,7 PT Galva, menyediakan perlengkapan projector BENQ untuk pelatihan MONTAGEWORLD BERITISH COUNCIL oleh Ibu Sanni Susanti bagi guruguru PANCARAN BERKAT - 8 Februari 2005

5

6

7 MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN di INDONESIA

75


Selamat & Sukses Sidang Pengurus Pleno IV - Majelis Pendidikan Kristen di Indonesia Tahun 2010 76

SIDANG PENGURUS PLENO IV - THN 2010 Widjaya & Ibu Roosmalia Komala Bapak Riswan


MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN di INDONESIA

77


78

SIDANG PENGURUS PLENO IV - THN 2010


MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN di INDONESIA

79


80

SIDANG PENGURUS PLENO IV - THN 2010


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.