1 minute read

Hati-hati, Inilah Bahaya Bayi

Lahir dengan Berat Badan Rendah!

Kelahiran buah hati memang sangat ditunggu-tunggu oleh para orang tua. Namun, apa Sobat Sehat tahu bahwa terdapat masalah yang mungkin saja terjadi pada bayi yang baru saja lahir,, yaitu berat badan lahir rendah (BBLR). Umumnya, kondisi ini sering terjadi pada bayi prematur, tapi tidak menutup kemungkinan juga terjadi pada bayi normal.

Advertisement

Berdasarkan data Kementerian

Kesehatan RI (Kemenkes), paling tidak ada 111.719 bayi yang lahir dengan

BBLR pada tahun 2021 di Indonesia. Angka tersebut memang sudah menurun dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Namun, kondisi ini tetap harus menjadi perhatian pemerintah.

Perawatan Bayi BBLR

Hampir sebagian besar bayi BBLR memerlukan perawatan di rumah sakit terlebih dahulu sebelum diperbolehkan untuk pulang. Perawatan ini diberikan sesuai dengan usia kehamilan, tingkat keparahan, dan gejala yang dialami bayi.

Banyak keadaan yang menyebabkan bayi lahir dengan berat badan rendah. Salah satu penyebab utamanya adalah kelahiran yang prematur, suatu kondisi di mana bayi lahir sebelum usia kandungan ibunya 37 minggu.

Bayi BBLR juga disebabkan oleh kondisi ibu saat hamil (kehamilan remaja, malnutrisi, dan komplikasi kehamilan), bayi kembar, janin memiliki kelainan atau bawaan, dan gangguan pada plasenta yang menghambat pertumbuhan bayi.

Dengan perawatan yang tepat, bayi BBLR tanpa komplikasi bisa mengejar ketertinggalan berat badan hingga sama dengan bayi normal. Namun, bayi BBLR ini memiliki risiko masalah kesehatan yang lebih besar, contohnya stunting dan mudah mengidap penyakit tidak menular saat dewasa nanti (diabetes, hipertensi, penyakit jantung).

Selain itu, ada juga beberapa bahaya yang mengintai apabila bayi BBLR tidak ditangani dengan tepat, yaitu:

1. Gula darah rendah sehingga membuat anak tidak bertenaga.

2. Bayi kesulitan bernapas.

3. Anak rentan memiliki IQ rendah dan mengalami ketidakstabilan mental.

Apabila berkembang sesuai dengan target, ibu kemudian bisa memberikan ASI eksklusif dengan normal. Pemberian ASI yang optimal dapat membantu pertumbuhan bayi dan peningkatan berat badan bayi.

Selain menggunakan ASI, Sobat Sehat juga harus mengenal FSMP atau Food for Special Medical Purpose. Kemenkes mendefinisikan FSMP sebagai pangan olahan yang diproses atau diformulasi secara khusus untuk manajemen medis yang dapat sekaligus sebagai manajemen diet bagi Anak dengan penyakit tertentu.

FSMP tidak selalu dalam bentuk makanan saja. Namun, lebih ke semua produk olahan makanan atau minuman yang menggunakan bahan baku penyusun untuk menunjang nilai gizi dan cita rasa. FSMP ini dibuat khusus untuk menangani masalah gizi di Indonesia dan prioritas terhadap penyakit tertentu. Salah satu penyakit yang dimaksud ini adalah bayi BBLR dan bayi prematur.

Selain itu pemberian FSMP pada anak tidak boleh sembarangan karena harus sesuai dengan resep dokter spesialis anak yang berdasar pada indikasi medis. Artinya, untuk Sobat Sehat yang ingin memberikan PKMK pada anak harus di bawah pengawasan dokter spesialis anak.