Kliping Artikel Perpustakaan Freedom

Page 1

KLIPING FREEDOM INSTITUTE Artikel & Berita Januari - Juni 2011


Januari - Juni 2011

Kliping Freedom Institute

Kliping Freedom Institute Artikel & Berita Januari - Juni 2011

Penyusun

RAHAYU

Perpustakaan Freedom Wisma Proklamasi Jl. Proklamasi No.41 Menteng Jakarta Pusat 10320 Telp. 021-3100349 Fax. 021-31909227 www.freedom-institute.org 2011


Januari - Juni 2011

Kliping Freedom Institute

DAFTAR ISI JANUARI Perpustakaan Freedom Sembilan Lembaga Survei Pemilu Kada Aceh Perpustakan Freedom Institute bagai rumah buat para pencari data Sanggupkah Jaksa Hadirkan Andy Mallarangeng ke Muka Hakim? Brimob Siaga di PN Jelang Kedatangan Mallarangeng Bersaudara Menpora dan Menkopolhukam Disidang di Kasus Bendera Politik Uang sudah mulai Beredar Freedom Institute dan Kenyamanannya

1 3 4 5 6 7 8 10

FEBRUARI Ketua PD Ulil Abshar: Kekerasan Ujung-ujungnya Mendiskreditkan Pemerintah Ulil Sudah Sampaikan Kritik pada SBY terkait Kekerasan SARA Freedom Institute Gelar Diskusi Sastra tentang Umar Kayam Daoed Joesoef Menguak Kecerdasan Manusia

11 14 15 16

MARET FUI Pasang Spanduk 'Penoda Agama Islam' di Billboard Iklan PDIP Masih Jual Mahal Pada Koalisi PKS Tuding Politisi Demokrat Ulil Absar Punya Misi Tersembunyi Ulil Tepis Tudingan PKS Soal Ada Agenda Ingin Jadi Menteri Ulil Yakin Ada Hukuman untuk Golkar & PKS PD Tawarkan Kursi Mensos, Menteri BUMN & Menko Kesra ke PDIP Dikirimi Paket 'Bom', Ulil No Comment Bom untuk Ulil Meledak, Satu Tangan Polisi Putus Ulil Sampaikan Belasungkawa pada Anggota Polisi yang Terluka Paket Bom untuk Ulil Terselip di Buku 'Mereka Harus Dibunuh' Ulil Serahkan pada Polisi Kasus Paket Bom yang Meledak Kasat Reskrim Kompol Dodi Coba Jinakkan Bom Lewat Petunjuk Rekan via HP Ini Dia Isi Surat untuk Ulil Bersamaan Paket Bom Ulil Duga Target Bom Buku Para Aktivis HAM LSM Minta SBY Turun Tangan Soal RUU Intelijen Ulil Abshar: Pers Harus Terus Suarakan Pluralisme Ulil Duga Paket Bom Bermotif Politik Ulil Jadi Sasaran Bom, Polisi masih Selidiki Kalangan Muda Demokrat Minta Paket Bom untuk Ulil Diusut Akhiri Spekulasi Teror Bom Buku di Jakarta

i

17 18 19 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 32 33 35 37 38 39 40


Januari - Juni 2011

Kliping Freedom Institute

Pemain Lama di Balik Bom Buku Tiga Paket Bom Sastrawan Galang Pengumpulan Koin untuk Perpustakaan HB Jassin Siapa Saja Target Bom dalam Paket Buku? Ulil Akan Minta Perlindungan Polisi Bom untuk Ulil Buah Pembiaran SBY Kenapa Ulil Diteror Setelah Masuk Demokrat? Ulil Sampaikan Santunan untuk Kompol Dodi Ulil: Bom Ini Motifnya Politis Priyo Sesalkan Bom 'Ulil' Meledak di KBR 68 H Polda Jaya Jadwalkan Pemeriksaan Ulil Abshar PDIP Dinilai Layak Masuk Koalisi Ulil Abshar: Demokrat Senang Golkar dan PKS Keluar Koalisi Demokrat Tawarkan Tiga Kursi Menteri untuk PDIP Pengirim Bom Minta Ulil Buat Kata Pengantar Buku Inilah Surat dari Pengirim Bom di Utan Kayu Diguncang Bom, Utan Kayu Masih Mencekam Mengenal Sosok dan Kiprah Ulil Abdullah Sonata Diduga di Balik Bom Utan Kayu Sasaran Bom di Utan Kayu Bukan ke Ulil AJI: Bom Untuk Ulil, Serangan Bagi Dasar Negara Telinga Jurnalis Korban Bom Utan Kayu Masih Pengang Ulil: Ada Motif Politik di Balik Bom Utan Kayu Bom Utan Kayu dan BNN dari Pengirim yang Sama Polisi di Wilayah Diminta Gelar Razia Inilah Ancaman Teror yang Pernah Diterima Ulil Abshar Abdalla FUI: Ormas Islam Radikal Tak Bisa Bikin Bom Buku Teror Bom Utan Kayu Belum Jadi Ancaman Nasional Propam Mabes Polri Pelajari Lokasi Ledakan Utan Kayu Macet Alasan Tim Gegana Telat ke Utan Kayu TNI Siap Bantu Tanggulangi Teroris Bom Buku, Modus Baru Aksi Teror Kisah “Isa Anak Maryam� yang Ingin Bunuh Ulil Ulil Abshar : Teror Ini Bermuatan Politis Polisi Ditarget Temukan Pengirim Bom Buku Sebulan Polisi: 3 Bom Buku Dikirim Oleh Kelompok yang Sama Pasca Paket Bom Buku, Jakarta Selatan Siaga Benny K. Harman : Bom Buku Ditujukan ke Demokrat Dua Kelompok Ini Target Teroris Pemerintah Dinilai Lamban Tangani Aksi Teror Teror Bom untuk Kacaukan Publik Pria Misterius Sebelum Ledakan Ansyaad Mbai: Dari Penjara, Mereka Bisa Kendalikan Aksi Teror Ketua Demokrat: Koalisi dengan PDIP Strategis

ii

42 43 45 46 47 48 49 50 51 52 53 55 56 57 59 60 61 62 64 65 67 68 69 70 71 72 74 75 76 77 78 79 81 82 84 85 86 87 88 89 91 93 97 103


Januari - Juni 2011

Kliping Freedom Institute

Paket Bom Sempat Disiram Air Ulil Abshar Abdalla : "Saya Dianggap Ancaman Ketika Masuk Parpol" Jenis Bom untuk Ulil, Gories, dan Japto Sama Paket Kedua untuk Ulil Dikirim dari Kontraz Aburizal: Memang Gampang Bikin Revolusi? Pengamat: "Kelas Menengah Kita Masih Manja" Pertumbuhan Kelas Menengah Perlu Diwaspadai? Dikirimi Bom, Ulil Gelar Jumpa Pers di Freedom Institute Terkena Ledakan, Tangan Kasat Reskrim Putus Ulil Abshar, dari Pesantren NU Menuju Islam Liberal Perpustakaan Freedom Institute Rencana Digitalisasi Koleksi Terkendala

104 105 108 109 110 111 113 115 116 117 118 119

APRIL Aburizal: Gedung DPR Tidak Perlu Semewah Itu PKS tidak Dilibatkan Susun Draf Kontrak Baru Koalisi Aburizal: Gedung Baru DPR Tak Perlu Mewah Ical: Golkar Tetap Dukung Pemerintah Jelang Hari Bumi, Putar Film Dokumenter Aburizal: Tak Ada Perubahan Kontrak Koalisi Ical: Saya Sudah Teken Kontrak Baru

121 122 123 125 126 127 128

MEI "49% Pelajar DKI Bersedia Lakukan Kekerasan" Aktivis Bendera Dengarkan Saksi di PN Pusat MAKI Laporkan Menpora ke KPK Oase di Rumah Pustaka Pemilih Kini tidak Loyal lagi kepada Partai Politik LSI: Kasus Nazaruddin Gembosi Suara Demokrat Saiful Mujani Perkirakan Partisipasi Pemilu Legislatif bakal Menurun LSI: Pemilu Sekarang, Parpol Ini Menang Survei LSI Nyatakan Pamor Partai Demokrat Disalip PDIP Survei Saiful Mujani Pamor Partai Demokrat Menurun Kliping, Koin, Sastra LSI: Demokrat Tetap yang Paling Populer Pemilih Loyal PDI Perjuangan Terbanyak Survei LSI, Pemilih Demokrat Turun Anas Bentuk Tim Penjemputan Nazaruddin Ulil: SMS Itu Upaya Jatuhkan Wibawa Presiden Tingkat Partisipasi Pemilih Diprakirakan Terus Menurun Ulil Abshar Kaget Suara Demokrat Hanya Turun Sedikit Ulil Abshar: Pengirim 'SMS Fitnah' Incar Pemilu 2014

129 131 132 134 135 136 138 140 142 144 145 148 149 150 154 155 157 159 160

iii


Januari - Juni 2011

Kliping Freedom Institute

Demokrat: Izin Nazaruddin Belum Diteken Elit Demokrat Saling Bantah Soal Penjemputan Nazaruddin KPK Kejutkan Andi Mallarangeng

161 162 164

JUNI KPK Diminta Jangan Percaya Klaim Andi Mallarangeng Andi Mallarangeng Bertanggung Jawab Kasus Wisma Atlet Ini Pandangan Pascal Lemy Tentang Indonesia Demokrat Jangan Takut Beri Sanksi Andi Mallarangeng Publik Anggap Nazaruddin dan Andi Mallarangeng Terlibat Ulil Abshar Abdalla Sambut Baik Vonis Baasyir Nazaruddin: Andi Mallarangeng Otak Korupsi Kemenpora Temui SBY, Andi Mallarangeng Tak Bahas Nazaruddin SBY Mendadak Panggil Andi Mallarangeng

165 167 169 170 172 173 175 176 177

iv


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

Perpustakaan Freedom Penulis Waktu

:: Selasa, 4 Januari 2011 | 10:07 WIB

Lagi nyari buku berkualitas atau pengen ngerjain tugas kuliah di perpustakaan, tapi pengennya dateng ke perpus yang nyaman? Nah, Gogirl! punya satu tempat yang kamu cari-cari itu. Ini dia perpustakaan umum “Freedom� yang berada di lokasi Freedom Institute, dan udah ada sejak tahun 2001. Di tempat yang arsitekturnya minimalis ini kamu akan lihat rak buku tersusun rapi, dengan jejeran buku dari berbagai koleksi. Mulai dari buku filsafat, agama, sosiologi, politik, ekonomi, sampai sastra. Oh ya, public library ini juga punya terbitan majalah, surat kabar dan jurnal ilmiah dari dalam dan luar negeri loh. Dan serunya lagi buku-buku yang ada disini emang nggak bisa dibawa pulang kerumah, tapi bisa difotokopi (sebagian atau seluruh bukunya). Kalo kamu jadi member, kartu anggotanya gratis plus fasilitas free hot spot area untuk manjain pengunjung yang lagi bikin tugas, bacabaca dan browsing internet. Tapi yang paling penting, suasana perpus ini beneran nyaman banget! That’s the point. Apalagi setelah lelah belajar dan pengen take a deep breath, lingkungannya asri banget, dengan sebuah taman yang indah dan pohon-pohon yang rindang. Hmm..

Sumber :

http://gogirlmagz.com/entry/20118/perpustakaan-freedom 1


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

Wisma Proklamasi Jl. Proklamasi No. 41 Menteng Jakarta Pusat 10320 Telp: (021) 31909226 www.freedom-institute-org Jam buka perpustakaan: Senin-Jumat: 09.00-21.00 Sabtu-Minggu: 10.00-17.00

Sumber : http://gogirlmagz.com/entry/20118/perpustakaan-freedom

2


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

Sembilan Lembaga Survei Pemilu Kada Aceh Penulis Waktu

: Amiruddin Abdullah Reubee : Rabu, 05 Januari 2011 | 23:50 WIB

BANDA ACEH--MICOM: Suhu pilitik menjelang pemilu kada di Provinsi Aceh yang akan berlangsung Oktober 2011 semakin menghangat. Ajang lima tahunan pemilihan gubernur dan sejumlah bupati di wilayah di Aceh itu banyak dibicarakan oleh berbagai kalangan. Apalagi, Media Indonesia, Rabu (5/1), memperoleh bocoran informasi dari pihak yang layak dipercaya di Aceh, secara diam-diam ada sembilan lembaga, partai politik, dan negara luar sedang melakukan survei ke masyarakat untuk mengetahui calon gubernur yang lebih banyak mendapat dukungan. Lembaga atau pihak yang melakukan survei itu adalah LSI (Denny Indrayana), LSI (Saiful Mujani), satu lembaga dari Universitas Indonesia, Yayasan Seuramoe, US AID (lembaga donor AS), World Bank (Bank Dunia), Partai Golkar, dan partai lokal Aceh. Empat di antaranya telah selesai melakukan survei tahap pertama. Tapi, mereka belum menginformasikan calon gubernur yang memperoleh dukungan terbanyak. Lembaga itu memiliki tujuan berbeda seperti kepentingan ekonomi, politik, data, atau penelitian lainnya. Informasi terakhir yang diperoleh Media Indonesia, Rabu (5/1), nama yang bakal naik atau dicalonkan sangat santer disebut-sebut di kalangan masyarakat adalah Muhammad Nazar (Wakil Gubernur Aceh sekarang), Sulaiman Abda (Wakil Ketua DPR Aceh), Tarmizi Karim (pejabat eselon I di Kementerian Dalam Negeri), Malek Mahmud (mantan petinggi GAM), Irwandi Yusuf (Gubernur Aceh sekarang), dan Darni M Daud (Rektor Universitas Syiahkuala Banda Aceh). (OL-5)

Sumber : http://www.mediaindonesia.com/read/2011/01/01/193275/126/101/ Sembilan_Lembaga_Survei_Pemilu_Kada_Aceh

3


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

Perpustakan Freedom Institute bagai rumah buat para pencari data Penulis Waktu

:: Jumat, 15 Januari 2011 | 20:46 WIB

Mungkin banyak yang tidak tahu apa itu perpustakaan freedom institute atau dimana letaknya, tetapi apabila sudah tahun maka semua akan menjawab perpustakaan yang seakan-akan bagai rumah (sangat nyaman). Perpustakan yang tidak mengmungut biaya kepada anggotanya ini adalah perpustakaan yang didirikan oleh pihak swasta, dan membebaskan anggotanya untuk menggunakan fasilitas yang ada. Apabila baru pertama datang, pasti orang itu akan kaget karena kerapian dan fasilitasnya yang sangat menunjang untuk mencari data dan bersantai seharian penuh, perpustakaan yang awal mulanya berada di wilayah thamrin (jalan irian) dan sudah pindah di wilayah tuguh proklamasi ini. Mungkin adalah salah satu surge untuk para pencari data atau orang-orang yang ingin membaca buku-buku tentang politik, bisnis dan lain-lain. Berbeda dengan perpustakaan negeri atau perpustakaan universitas yang berada di wilayah Jakarta, keindahan perpustakaan freedon institute ini memang jelas terlihat pada awal masuk dan memarkir kendaraan. Pegawai yang ramah, taman yang sepi dan rapih membuat orang-orang akan terheran-heran, dan pada saat kita masuk kita dapat melihat buku-buku dan bebas mengakses internet tanpa hambatan dan di pungut biaya sepeser pun.

Sumber : http://edukasi.kompasiana.com/2011/01/15/perpustakan-freedom-

institute-bagai-rumah-buat-para-pencari-data/

4


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

Sanggupkah Jaksa Hadirkan Andy Mallarangeng ke Muka Hakim? Penulis Waktu

: Samuel Febrianto : Kamis, 20 Januari 2011 | 09:25 WIB

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, hari ini, Kamis (20/1/2011), akan melangsungkan persidangan pencemaran nama baik yang diduga dilakukan oleh dua aktivis Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Benteng Demokrasi Rakyat (Bendera). Persidangan hari ini, mengagendakan mendengarkan keterangan saksi pelapor, yaitu Menteri Pemuda dan Olahraga, Andi Malarangeng, Menteri Kordinator Politik Hukum dan HAM (Menkopolhukam, Djoko Suyanto), dan Choel Malarangeng. Majelis Hakim sidang yang diketuai oleh, Bayu Isdiatmoko, pada sidang pekan lalu, telah memerintahkan Jaksa menghadirkan paksa ketiga orang tersebut ke muka sidang. Mustar dan Ferdi dilaporkan sejumlah tokoh dan pejabat yaitu Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa, Menteri Koordinator Politik, Hukum, Keamanan Djoko Suyanto, Menteri Negara Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng, CEO Fox Indonesia Choel Mallarangeng, Rizal Mallarangeng, putra presiden SBY, Edhie Baskoro Yudhoyono, serta pengusaha Hartati Murdaya. Laporan itu dipicu publikasi yang dilakukan Bendera terkait aliran dana penyelamatan Bank Century pada Senin 30 November 2009. Bendera melansir bahwa dana Bank Century sebesar Rp 1,8 triliun mengalir ke Partai Demokrat dan Tim Sukses SBY-Boediono dalam Pilpres 2009.

Sumber : http://www.tribunnews.com/2011/01/20/sanggupkah-jaksa-hadirkanandy-mallarangeng-ke-muka-hakim

5


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

Brimob Siaga di PN Jelang Kedatangan Mallarangeng Bersaudara Penulis Waktu

: Samuel Febrianto : Kamis, 20 Januari 2011 | 12:10 WIB

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Puluhan aparat kepolisian diterjunkan untuk mengamankan jalannya sidang pencemaran nama baik yang dilakukan dua aktivis Benteng Demokrasi Rakyat (Bendera), di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Dari pantauan Tribunnews.com, setidaknya sebanyak dua SSK aparat kepolisian diterjunkan untuk mengamankan sidang tersebut. Mereka berasal dari sejumlah kesatuan, yaitu intelejen, Brimob, maupun Samapta, dan Gegana. Tampak juga persenjataan anti huru-hara, serta senjata laras panjang. Tak hanya itu, terlihat juga kendaraan barakuda diparkir di muka Gedung PN Jakarta Pusat. Hampir setiap sudut ruangan dijaga ketat polisi, sementara beberapa aparat keamanan dari Satuan Gegana, sempat melakukan sterilisasi di dalam gedung. Dikabarkan penjagaan ketat itu terkait akan hadirnya sejumlah pejabat tinggi negara ke sidang dua ativis Bendera. Mereka adalah Menteri Pemuda dan Olaharga, Andi Malarangeng, Coel Malarangeng, Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Djoko Suyanto. Kehadiran mereka dalam kapasitas sebagai saksi pelapor dalam sidang dua aktivis Bendera. Hakim Bayu Isdiatmoko, pada sidang pekan lalu, telah memerintahkan JPU menghadirkan paksa ketiga orang tersebut ke muka sidang. Seperti diberitakan sebelumnya, dua aktivis Bendera, Mustar Bonaventura dan Ferdi dilaporkan sejumlah tokoh dan pejabat yaitu Menko Perekonomian Hatta Rajasa, Menkopolkam Djoko Suyanto, Menpora Andi Mallarangeng, CEO Fox Indonesia Choel Mallarangeng, Rizal Mallarangeng, serta pengusaha Hartati Murdaya. Laporan itu dipicu publikasi yang dilakukan Bendera terkait aliran dana bail out Bank Century pada Senin 30 November 2009. Bendera melansir bahwa dana Bank Century sebesar Rp 1,8 triliun mengalir ke Partai Demokrat dan Tim Sukses SBY-Boediono dalam Pilpres 2009.

Sumber : http://www.tribunnews.com/2011/01/20/brimob-siaga-di-pn-jelang-

kedatangan-mallarangeng-bersaudara

6


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

Menpora dan Menkopolhukam Disidang di Kasus Bendera Penulis Waktu

:: Kamis, 20 Januari 2011 | 10:36 WIB

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pemuda dan Olahraga, Andi Malarangeng dan Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan,Djoko Suyanto, dijadwalkan bersaksi dalam sidang perkara pencemaran nama baik oleh aktivis LSM bendera, Kamis (20/1) ini di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Selain dua menteri tersebut, pengadilan juga mengagendakan pemeriksaan terhadap Choel Mallarangeng. Kepala Kejaksaan Negeri Jakarta Pusat, Mudim Ariston, membenarkan adanya jadwal pemeriksaan dua menteri tersebut."Jadwalnya begitu. Ini untuk melaksanakan perintah penetapan pengadilan kemarin,"ungkap Mudim saat dihubungi Republika, Kamis (20/1). Dalam persidangan atas terdakwa Mustar Bonaventura dan Ferdinandus Samaun di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat (PN Jakpus), 6 Januari 2011 lalu, Ketua Majelis Hakim, Bayu Isdiatmoko memerintahkan agar Jaksa Penuntut Umum menghadirkan saksi-saksi yakni Andi Mallarangeng, Choel Mallarangeng, dan Djoko Suyanto di pengadilan. Menurut Bayu, mereka diperlukan untuk hadir dalam persidangan sebagai saksi korban dan saksi pelapor di persidangan. Sebelumnya, dua aktivis Bendera, Mustar dan Ferdi dilaporkan sejumlah tokoh karena dinilai melakukan pencemaran nama baik. Beberapa tokoh yang melaporkan ketika itu yakni Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa, Menteri Koordinator Politik, Hukum, Keamanan Djoko Suyanto, Menteri Negara Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng, CEO Fox Indonesia Choel Mallarangeng, Rizal Mallarangeng, putra presiden SBY, Edhie Baskoro Yudhoyono, serta pengusaha Hartati Murdaya. Laporan Polisi tersebut diajukan lantaran publikasi yang dilakukan Bendera terkait aliran dana penyelamatan Bank Century. Ketika itu, Bendera menuding bahwa dana Bank Century sebesar Rp 1,8 triliun mengalir ke Partai Demokrat dan Tim Sukses SBY-Boediono dalam Pilpres 2009. (aby).

Sumber : http://www.republika.co.id/berita/breaking-news/hukum/11/01 /20/159615-menpora-dan-menkopolhukam-disidang-di-kasus-bendera

7


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

Politik Uang sudah mulai Beredar Penulis Waktu

: Amiruddin Abdullah Reubee : Selasa, 25 Januari 2011 | 15:05 WIB

BANDA ACEH--MICOM: Percaturan politik menjelang Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilu Kada) Provinsi Aceh yang akan berlangsung pada Oktober 2011 semakin memanas. Para calon gubernur mulai sibuk melakukan safari politik dan mendatangi tokoh masyarakat. Bahkan, politik uang ditengarai mulai beredar di kalangan masyarakat. Misalnya, ada calon yang mengumpulkan kartu tanda penduduk (KTP) dari warga untuk bahan dukungan sebagai calon independen. Dalam hal ini, mereka tidak segan-segan membayar berkisar Rp20.000-50.000 untuk selembar fotokopi KTP. Media Indonesia juga mendapat bocoran informasi dari sumber di Aceh, ada di antara bakal calon gubernur Aceh itu sedang melirik hasil survei tokoh populer yang dilakukan sembilan lembaga survei. Sembilan lembaga atau pihak yang menggandeng lembaga survei itu adalah Partai Demokrat menggandengkan LSI (Deni JA), LSI (Saiful Mujani), Universitas Indonesia (UI), Yayasan Seuramoe, US AID (lembaga donor AS), World Bank (Bank Dunia), Partai Golkar, dan Partai Aceh. Dari sembilan lembaga itu, empat di antaranya, yaitu Universitas Indonesia (UI), Partai Demokrat menggandeng LSI (Deni JA), Partai Golkar, dan partai lokal Partai Aceh, sudah memperoleh nama tokoh yang mendapat dukungan rakyat terbanyak untuk dipilih menjadi gubernur nanti. Hanya saja empat lembaga itu belum memublikasi secara resmi hasil survei mereka. Ironisnya, Selasa (24/1), Media Indonesia mendapat bocoran informasi terbaru bahwa hasil survei yang dilakukan Partai Demokrat yang mengandeng LSI dan hasil survei Partai Golkar hendak dibeli dua bakal calon yang tidak mendapat perolehan dukungan teratas atau urutan nomor satu. Dengan catatan, pihak yang melakukan survei tesebut bersedia mencantumkan nama si pembeli pada urutan teratas atau nomor satu. Dua calon yang ingin membeli hasil survei itu disebut-sebut adalah tokoh

Sumber : http://www.mediaindonesia.com/read/2011/01/25/198432/126/101/ Politik-Uang-sudah-mulai-Beredar

8


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

Aceh yang sekarang sedang berkarir di Jakarta dan tokoh publik teras di kalangan pemerintah Aceh. Bahkan, kedua bakal calon itu sudah sepakat, dan dikabarkan telah bertemu di Hotel Borobudur, beberapa waktu lalu. Informasi terakhir diperoleh Media Indonesia, Selasa, nama nama calon gubernur paling populer disebut kalangan tokoh dan masyarakat adalah Muhammad Nazar (Wakil Gubernur Aceh), Irwandi Yusuf (Gubernur Aceh), Sulaiman Abda (Wakil Ketua DPR Aceh). Kemudian disusul Nasir Jamil (anggota DPR RI asal Aceh), Zaini Abdullah (mantan petinggi GAM), Darni M Daud (Rektor Universitas Syiahkuala Banda Aceh), dan Tarmizi A Karim (pejabat eselon I di Kementerian Dalam Negeri). (*/OL-11)

Sumber : http://www.mediaindonesia.com/read/2011/01/25/198432/126/101/ Politik-Uang-sudah-mulai-Beredar

9


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

Freedom Institute dan Kenyamanannya Penulis Waktu

:: Kamis, 27 Januari 2011 | 12:35 WIB

Perpustakaan identik dengan kata ‘kutu buku’ akan tetapi tidak di freedom institute. Sebuah perpustakaan umum yang terletak di jalan proklamasi, Jakarta ini menawarkan berbagai fasilitas yang tidak hanya milik kaum kutu buku. Disini bukan hanya perpustakaan yang ada di dalam imajinasi kita, banyak buku yang terlihat sehingga membuat kita bosan berlama - lama di perpustakaan. Saya sendiri baru mengetahui perpustakaan ini beberapa hari yang lalu ketika Saya diajak oleh teman dekat ke perpustakaan freedom. Saya kaget ketika masuk ke dalam ruangan dan merasakan kenyamanan berada disana. Tidak hanya tumpukan buku - buku yang tersusun rapi di rak, akan tetapi ada taman kecil dan kafe untuk melepas penat usai membaca buku. Coba kita bandingkan dengan perpustakaan nasional milik pemerintah yang membuat kita tidak betah berlama - lama disana karena minimnya fasilitas pendukungnya. Alangkah baiknya jika kaum muda seperti Saya ini tidak hanya berjalan - jalan mengunjungi tempat perbelanjaan atau sekedar hang out tapi mengunjungi perpustakaan umum yang berada di jalan proklamasi ini. Seperti kata pepatah ‘buku adalah jendela dunia’ jadi buku bisa menambah wawasan kita hingga ujung dunia. Untuk info mengenai freedom institute bisa buka di http://www.freedom-institute.org dan kalian bisa mengetahui lebih banyak tentang perpustakaan ini. Selamat mengunjungi

Sumber : http://wisata.kompasiana.com/jalan-jalan/2011/01/27/freedom-

institute-dan-kenyamanannya/

10


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

Ketua PD Ulil Abshar: Kekerasan Ujung-ujungnya Mendiskreditkan Pemerintah Penulis Waktu

:: Rabu, 09 Februari 2011 | 14:54 WIB

Kekerasan yang berbau SARA yang terjadi berturut-turut di Cikeusik dan Temanggung dinilai terorganisir dan tidak spontan. Kalau pemerintah menindak tegas, Presiden SBY akan diapresiasi kembali oleh masyarakat. "Pendekatan keamanan dengan cara polisi nunggu perpecahan baru turun, sangat sangat tidak memadai, mirip dengan pemadam kebakaran. Itu nggak cukup, harus ada tindakan lebih serius ini. Semua kekerasan ini ujung-ujungnya adalah mengarah mendiskreditkan pemerintah," ujar Ketua Ketua Pusat Pengembangan Strategi dan Kebijakan Partai Demokrat (PD) yang juga aktivis Jaringan Islam Liberal (JIL) Ulil Abshar Abdalla ketika berbincang dengan detikcom, Rabu (9/2/2011). Berikut wawancara lengkap dengan Ulil: Kekerasan SARA yang berturut-turut terjadi di Cikeusik dan Temanggung bagaimana menurut pendapat Anda, apa sesungguhnya yang menjadi akarnya? Menurut saya tidak spontan, ini kekerasan yang terjadi karena ada orang yang mengorganisir. Tidak bisa melihat serangkaian kekerasan yang terjadi pada Ahmadiyah ini dan sebelumnya itu terpisah. Ada suatu 'kampanye' untuk jadikan isu Ahmadiyah sebagai sasaran. Ini menurut saya perlu diwaspadai. Oleh karena itu pemerintah perlu telusuri pola gerakan dan pola kelompok yang bergerak usung isu semacam ini dan cari siapa aktor-aktornya, perlu dimonitor, kalau sudah kelewatan perlu dilakukan tindakan yang semestinya sesuai dengan hukum. Ini pendekatan keamanan dengan cara polisi nunggu perpecahan baru turun, sangat sangat tidak memadai, mirip dengan pemadam kebakaran, nggak cukup. Harus ada tindakan lebih serius. Ini semua, kekerasan ini ujung-ujungnya adalah mengarah mendiskreditkan pemerintah. Perlu tindakan yang agak sedikit khusus tidak bisa seperti

Sumber : http://www.detiknews.com/read/2011/02/09/145452/1567792/158/ketua -pd-ulil-abshar-kekerasan-ujung-ujungnya-mendiskreditkan-pemerintah

11


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

pemadam kebakaran. Ini menarik karena melihat kekerasan ini terjadi saat situasi yang memanas. Situasi apa yang memanas, apa berarti kekerasan ini bukan sematamata motif agama? Kekerasan terjadi pada saat situasi politik memanas, ada apa ini, perlu diwaspadai. Dan selain pendekatan kultural dan sosiologis dekati tokoh agama, perlu melihat pola gerakan massa melakukan tindakan, mencari tokohnya, pusat-pusat provokasi mereka di mana, apa terbitan mereka perlu ditelusuri. Bagaimana mengenai Surat Keputusan Bersama (SKB) 3 menteri yang dikeluarkan pemerintah untuk mengatasi konflik tentang Ahmadiyah? Sekarang bukan SKB atau tidak SKB, bukan. Menurut saya SKB formulanya sudah oke, tapi di lapangan nggak terjadi. Intinya SKB ada 2, Ahmadiyah tidak dibubarkan tapi jangan mendakwahkan di luar kelompoknya dan masyarakat tidak boleh bertindak sesukanya sendiri. Meskipun saya sendiri tidak sepakat seluruhnya (isi SKB). Kenapa sudah ada SKB masih ada kerusuhan? Terus masalahnya bukan sekadar SKB, ada suatu yang salah di bawah, ada sesuatu yang bergerak di tingkat massa, harus ditangani kok frekuensinya makin marak. Bagaimana dengan wacana pembubaran melakukan tindak kekerasan itu?

ormas

yang

diduga

Statement Pak SBY barusan hari ini di Kupang ada sinyal positif, saya sambut baik. Perlu ditindaklanjuti dengan tindakan yang serius, tidak bisa main-main. Citra negara kita tercoreng, di Indonesia yang Islam moderat tercoreng, semua iklim investasi dan ekonomi. Tidak bisa dibiarkan pemerintah. Kalau ditindak tegas SBY akan diapresiasi kembali oleh masyarakat. Anda tadi mengatakan bahwa polisi seperti pemadam kebakaran, berarti polisi gagal mengantisipasi? Ada juga yang berpendapat ada kesan kekerasan ini ada dibiarkan oleh negara, bagaimana menurut Anda?

Sumber : http://www.detiknews.com/read/2011/02/09/145452/1567792/158/ketua -pd-ulil-abshar-kekerasan-ujung-ujungnya-mendiskreditkan-pemerintah

12


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

Polisi gagal mengantisipasi selalu di bawah kalah dengan massa lebih besar, di Cikeusik juga tidak seimbang dengan massa dan memang fungsi pemadam kebakaran seperti itu nggak bisa menduga massa berapa besar, kalau ada 2 ribu (massa) repot juga, bagaimana.. Padahal ada bagian intelijen di Kepolisian? Kepolisian, BIN, dasar intelijen difungsikan Berarti apakah ada disfungsi dari intelijen kita? Kayaknya ada simpul yang macet baik dalam kepolisian dan intelijen kita. Menurut saya simpul yang macet dicari, dipecah agar lancar kembali. Menurut saya akarnya polisi selama ini paradigmanya pemadam kebakaran, perlu pendekatan yang lebih jauh dari itu, dan saya kira pemerintah ada tanda mengubah paradigma itu. Di Kupang SBY menandakan ada keseriusan dan itu bagus menurut saya. Anda kan juga menjadi pengurus dari Partai Demokrat (PD), partai penguasa saat ini, apakah kritik Anda itu sudah pernah disampaikan ke internal PD? Saya sampaikan ke Bapak SBY dan saya optimis Pak SBY ambil langkah-langkah yang relevan sesuai dengan seharusnya. Memang belum ideal, karena kompleks masalah ini. Saya rasa pemerintah ada keseriusan, semoga ada tindak lanjut yang lebih. Saat itu bagaimana respons SBY dan kapan Anda menyampaikan kritik itu pada SBY? Sangat serius. Saya lihat ada keseriusan, terakhir kemarin hari Minggu, sebelumnya pernah.

Sumber : http://www.detiknews.com/read/2011/02/09/145452/1567792/158/ketua -pd-ulil-abshar-kekerasan-ujung-ujungnya-mendiskreditkan-pemerintah

13


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

Ulil Sudah Sampaikan Kritik pada SBY terkait Kekerasan SARA Penulis Waktu

: Nograhany Widhi K : Rabu, 09 Februari 2011 | 12:51 WIB

Jakarta - Ketua Pusat Pengembangan Strategi dan Kebijakan Partai Demokrat (PD) Ulil Abshar Abdalla, mengatakan pemerintah perlu menelusuri pola gerakan dan kelompok yang bergerak mengusung isu SARA dalam kekerasan di Cikeusik dan Temanggung. Ulil sudah menyampaikan aspirasinya pada Ketua Dewan Pembina PD Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). "Menurut saya tidak spontan ini. Kekerasan yang terjadi karena ada orang yang mengorganisir," ujar Ulil ketika berbincang dengan detikcom, Rabu (9/2/2011). Aktivis Jaringan Islam Liberal (JIL) ini tidak bisa melihat rangkaian kekerasan pada Jemaat Ahmadiyah pada hari Minggu dan sebelumnya itu terpisah. Ada suatu 'kampanye' untuk menjadikan isu Ahmadiyah sebagai sasaran. "Ini menurut saya perlu diwaspadai. Oleh karena itu pemerintah perlu telusuri pola gerakan dan pola kelompok yang bergerak mengusung isu semacam ini dan cari siapa aktor-aktornya. Perlu dimonitor. Kalau sudah kelewatan perlu dilakukan tindakan yang semestinya sesuai dengan hukum," jelasnya. Ulil juga mengkritik kinerja polisi yang bekerja bak pemadam kebakaran, baru terjadi setelah kekerasan pecah. Polisi dinilai kurang bisa mengantisipasi kekerasan itu. "Ini pendekatan keamanan dengan cara polisi nunggu, ada perpecahan baru turun. Sangat sangat tidak memadai mirip dengan pemadam kebakaran, nggak cukup, harus ada tindakan lebih serius. Semua kekerasan ini ujung-ujungnya adalah mengarah mendiskreditkan pemerintah," jelas Ulil. Sebagai salah satu pengurus PD apakah Anda sudah pernah menyampaikan kritik ini pada internal PD sebagai partai penguasa? "Saya sampaikan ke Bapak SBY dan saya optimistis Pak SBY ambil langkah-langkah yang relevan sesuai dengan seharusnya. Memang belum ideal, karena kompleks masalah ini. Saya rasa perlu keseriusan pemerintah, semoga ada tindak lanjut yang lebih," jelasnya. Terkait kritik itu, respon SBY menurut Ulil sangat serius. "Sangat serius. Saya lihat ada keseriusan, terakhir kemarin hari Minggu, sebelumnya pernah," tandas dia. (nwk/nrl)

Sumber : http://www.detiknews.com/read/2011/02/09/125132/1567658/10/ulilsudah-sampaikan-kritik-pada-sby-terkait-kekerasan-sara

14


Januari - Juni 2011

Kliping Freedom Institute

Freedom Institute Gelar Diskusi Sastra tentang Umar Kayam Penulis Waktu

: Dodi Prananda : Rabu, 09 Februari 2011 | 09:50 WIB

Freedom Institute dikabarkan akan menggelar diskusi tentang Umar Kayam, besok, Kamis (10/2). Menurut kabar, acara tersebut akan digelar di Freedom Institute, Wisma Proklamasi, Jl. Proklamasi 41, Menteng, Jakarta Pusat. Diskusi akan dimulai pada pukul 18.00 hingga 21.00. Nirwan Dewanto (Penyair, Penulis Buku 'Buli-Buli Lima Kaki, Redaktur Sastra Budaya Koran Tempo-red)didampuk menjadi moderator. Sedangkan Kuskridho "Dodi" Ambardi, Pengamat Kebudayaan; Direktur LSI bersama Yusi Pareanom (Sastrawan) menjadi pembicara dalam diskusi tersebut. Sekilas tentang Umar Kayam Umar Kayam (lahir di Ngawi, Jawa Timur, 30 April 1932 meninggal di Jakarta, 16 Maret 2002) adalah seorang sosiolog, novelis, cerpenis, dan budayawan terkemuka Indonesia. Ia menulis karya-karya sastra yang kemudian masuk jajaran karya terpenting dalam khazanah kesusastraan Indonesia. Karya-karya tersebut, antara lain, Para Priyayi (Novel), Seribu Kunang-Kunang di Manhattan (Kumpulan Cerpen), Sri Sumarah dan Bawuk (Kumpulan Cerpen). Ia oleh banyak kalangan multidimensi", yang menguasai dan bidang keilmuan. Pemikirannya di bidang kebudayaan pada umumnya, pembaruan.

juga dianggap sebagai "manusia memberi warna khas pada berbagai bidang kesenian khususnya, dan di juga dianggap penuh dengan ide-ide

Namun meskipun dianggap begitu berpengaruh, sedikit dari generasi sekarang ini yang tampaknya tahu mengapa pemikiran dan karya-karya Umar Kayam begitu penting untuk terus dikaji dan didalami? Mengapa Umar Kayam sangat berharga pada zamannya dan hari ini? Apa saja pemikiran dan "temuan" Umar Kayam yang masih relevan bagi kebudayaan Indonesia hingga hari ini? Bagaimana pengaruh Umar Kayam terhadap para pemikir kebudayaan dan para sastrawan setelahnya? Pertanyaan itu akan dijawab dalam diskusi ini. (*)

Sumber : http://inioke.com/konten/4817/freedom-institute-gelar-diskusi-sastratentang-umar-kayam.html

15


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

Daoed Joesoef Menguak Kecerdasan Manusia Penulis Waktu

:: Kamis, 17 Februari 2011 | 21:14 WIB

Sejatinya manusia adalah makhluk paling lemah saat dilahirkan. Tapi, jadi penguasa dunia. Homo sapiens adalah makhluk yang muncul belakangan di banding makhluk hidup lain. Namun, tak hanya mampu bertahan hidup, spesies ini bahkan menguasai Bumi. Darimana manusia mendapatkan kecerdasan yang luar biasa, dijelaskan oleh cendekiawan, Daoed Joesoef, dalam kuliah umum bertajuk 'Asal-usul Kecerdasan Makhluk Manusia'. Menurut mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu, semua diawali pada zaman purba. "Kita ini keturunan makhluk zaman dulu," kata Daoed, memulai kuliah umum Freedom Institute di Wisma Proklamasi, Kamis malam 17 Februari 2011. Manusia kala itu dibagi menjadi tiga golongan: Homo habilis, Homo erectus, dan Homo sapiens. "Golongan yang ketiga itu manusia mulai berpikir," kata dia. Homo habilis, Daoed menjelaskan, mulai mengenal batu-batuan dan menggunakan api. Sementara itu, kehidupan Homo erectus, lebih maju ketimbang Homo sapiens. "Mereka mulai tahu kalau memasak menggunakan api lebih enak," jelas Daoed. Homo erectus juga mulai menguburkan orang yang sudah meninggal. "Sementara itu, Homo sapiens, hanya melanjutkan," tutur dia. Manusia, dia menambahkan, sejatinya adalah makhluk paling lemah saat dilahirkan di dunia. Kalah tangguh dengan bayi macan, bayi kucing, juga bayi kijang. "Itu sebabnya membutuhkan waktu paling lama untuk membesarkannya (manusia)," kata Daoed. Namun, ketika tumbuh besar, bayi yang rentan justru bisa menguasai hewan-hewan bahkan menguasai dunia. Mengapa? Daoed menjelaskan, semua makhluk hidup, ketika lahir membawa infomasi dari gen yang melekat di dalam syarafnya. "Dia berbuat sesuatu berdasarkan informasi genetik," ujarnya. Manusia berbeda. Selain memiliki informasi genetik, manusia juga mendapatkan informasi dari luar atau ekstragenetik. (art)

Sumber : http://nasional.vivanews.com/news/read/205193-daoed-joesoef--

asal-usul-kecerdasan-manusia

16


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

FUI Pasang Spanduk 'Penoda Agama Islam' di Billboard Iklan Penulis Waktu

: Fajar Pratama : Selasa, 01 Maret 2011 | 17:27 WIB

Jakarta - Massa Forum Umat Islam (FUI) menggeruduk Istana Merdeka meminta Ahmadiyah dibubarkan. Mereka menempeli billboard iklan yang berada di depan Istana, Jl Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, dengan spanduk yang mereka bawa. Pantauan detikcom, Selasa (1/3/2011) pukul 16.45 WIB, ada 2 spanduk yang berukuran 2x2 yang dipasang di billboard. Spanduk pertama bertuliskan "Wajah Para Pemalsu dan Penoda Agama Islam serta Anteknya". Di spanduk itu tertera gambar sejumlah tokoh, yakni Mirza Ghulam Ahmad, Goenawan Mohamad, Ulil Abshar Abdallah, Zafrullah Ahmad Pontoh, Hendardi, dan Adnan Buyung Nasution. Sedangkan spanduk kedua bertuliskan "9 Alasan Kenapa SBY Harus Turun". 9 alasan itu yakni, melindungi Ahmadiyah, menzalimi ulama, korupsi merajalela dari Gayus sampai Aulia Pohan, mencabut subsidi BBM, menaikkan tarif listrik, menaikkan harga beras, menjual BUMN strategis, melindungi bandit-bandit Century, antek neolib/Amerika Serikat. Spanduk ini dipasang oleh 4 orang dari pengunjuk rasa. Mereka memanjat lalu mengikat 2 spanduk itu. Sementara itu, massa dari FUI masih berada di silang Monas, depan Istana Merdeka. Saat ini orasi mulai reda, karena sebagian menunaikan salat ashar.

Sumber : http://www.detiknews.com/read/2011/03/01/172757/1582398/10/

fui-pasang-spanduk--penoda-agama-islam--di-billboard-iklan

17


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

PDIP Masih Jual Mahal Pada Koalisi Penulis Waktu

: Muhammad Taufiqqurahman : Minggu, 06 Maret 2011 | 16:43 WIB

Jakarta - Nasib Golkar di dalam koalisi, sedikit banyak akan dipengaruhi hasil lobi Partai Demokrat (PD) kepada PDIP. Namun diakui, PDIP masih sulit untuk digandeng ke gerbong koalisi. "Cuma masalahnya sampai sekarang usaha untuk menggandeng PDIP ke koalisi tampaknya belum membuahkan hasil," ujar Ketua Pusat Pengkajian Strategi dan Kebijakan PD Ulil Absyar Abdalla, usai acara 'Persiapan Rekonsiliasi dan Rekonstruksi Bangsa dan Negara' di kantor PNBK, Jl Bendungan Hilir, Jakarta Pusat, Minggu (6/3/2011). Menurut Ulil, PDIP dinilainya lebih baik berada di dalam koalisi ketimbang Golkar. Golkar terlalu banyak bermanuver politik dan sulit diprediksi. "Golkar selama ini di dalam koalisi, lebih banyak yang menonjol dalam politicing-nya, lebih susah diprediksi," ujarnya. Oleh karena itu, menurut Ulil, jika PDIP masuk ke dalam koalisi, Golkar bisa hengkang. PDIP akan menambah warna nasionalisme dalam koalisi. "Selama ini kita berhadapan dengan sejumlah tantangan, kekerasan atas nama agama, kalau PDIP masuk menurut saya ideal banget," ujarnya. Lantas, bagaimana komposisi koalisi jika Golkar kemudian PKS ditendang. Menurut dia justru PDIP dan Gerindra akan membuat koalisi menjadi ideal. "Koalisi yang ideal sebenarnya terdiri atas PD, PKB, PAN, PDIP, mungkin bisa ditambah dengan PPP dan Gerindra," ujar Ulil.

Sumber : http://www.detiknews.com/read/2011/03/06/164326/1585537/10/ pdip-masih-jual-mahal-pada-koalisi

18


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

PKS Tuding Politisi Demokrat Ulil Absar Punya Misi Tersembunyi Penulis Waktu

: Elvan Dany Sutrisno : Senin, 07 Maret 2011 | 17:46 WIB

Jakarta - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menuding Ketua DPP PD Ulil Absyar Abdalla mempunyai misi tersembunyi terkait pernyataan 4 menteri PKS akan direshuffle. PKS menilai pernyataann Ulil tidak berdasar dan sarat nafsu kekuasaan menjadi menteri. "Statement Ulil sarat hidden agenda. Dia memastikan empat menteri PKS siap diganti itu tidak berdasar. Ulil menyimpan ambisi menjadi menteri dari posisi yang ditinggalkan," ujar Wakil Ketua Fraksi PKS MPR, ZUlkieflimansyah, kepada wartawan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (7/3/2011). Zul menuturkan, komunikasi PKS dengan SBY sebenarnya relatif cair. Karenanya provokasi yang berlebihan dari sesama partai koalisi menjadi kurang baik secara etika politik. "Padahal jembatan komunikasi PKS dengan Presiden SBY itu masih bisa diperbaiki," tutur Zul. Lebih dari itu, menurut Zul, evaluasi koalisi tidak harus selalu berujung reshuffle kabinet. Reshuffle kabinet dinilainya bisa mengkerdilkan semangat renovasi total koalisi. "Evaluasi koalisi tak boleh direduksi maknanya sebatas ganti menteri karena sejak awal koalisi ini tidak berdasarkan semangat bagi-bagi kue kekuasaan," tandasnya. Sebelumnya diberitakan Ulil menegaskan seluruh menteri dari PKS akan direshuffle oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di dalam kabinetnya. Gerindra dipastikan akan mendapatkan jatah menteri di Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) jilid II. "Seluruh menteri dari PKS akan dipangkas di dalam kabinet," ujar Ulil usai acara 'Persiapan Rekonsiliasi dan Rekonstruksi Bangsa dan Negara' di kantor PNBK, Jl Bendungan Hilir, Jakarta Pusat, Minggu (6/3/2011). Ulil menjelaskan, dalam koalisi pemerinatahan, anggota koalisi harus menjamin pemerintahan yang efektif.

Sumber : http://www.detiknews.com/read/2011/03/07/174624/1586333/10/ pks-tuding-politisi-demokrat-ulil-absar-punya-misi-tersembunyi

19


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

Terdepaknya PKS dari kabinet, menurut Ulil, dikarenakan partai tersebut menciptakan kondisi yang tidak stabil dalam pemerintahan. "Golkar dan terutama PKS itu selalu mengganggu citra pemerintahan SBY yang seharusnya nasionalis, pro Bhinekka Tunggal Ika, dan Pancasila," kata Ulil. Pada kesempatan itu, Ulil juga membenarkan peluang masuknya Gerindra dalam kabinet SBY. Namun Ulil tidak menyebut berapa jatah kursi yang didapatkan oleh Gerindra. "Gerindra kemungkinan besar akan ditampung, dan keluarnya PKS," jelasnya.

Sumber : http://www.detiknews.com/read/2011/03/07/174624/1586333/10/ pks-tuding-politisi-demokrat-ulil-absar-punya-misi-tersembunyi

20


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

Ulil Tepis Tudingan PKS Soal Ada Agenda Ingin Jadi Menteri Penulis Waktu

: Gagah Wijoseno : Senin, 07 Maret 2011 | 19:30 WIB

Jakarta - Politisi Demokrat Ulil Abshar Abdala menepis tudingan PKS soal agenda tersembunyi. Ulil menegaskan, apa yang dia sampaikan terkait PKS dan Golkar hanya sebuah fakta kedua partai itu tidak bisa lagi berjalan enak dengan koalisi. "Tidak ada agenda apapun, saya menjadi menteri atau apapun. Saya ingin pemerintahan SBY bisa enak berjalan sampai 2014 dan enaknya didukung dengan chemistry politik yang tepat," kata Ulil saat dikonfirmasi, Senin (7/3/2011). Chemistry yang dia maksud, yakni koalisi yang ideal tanpa Golkar dan PKS. "Ya kalau tidak enak masa dipaksakan. Kerja bareng harus mempertimbangkan political chemistry," imbuhnya. Dia menegaskan, terkait reshuffle, bukan pertanyaannya jadi atau tidak, tetap kapan akan dilakukan. Dia memastikan untuk PKS kemungkinan besar akan dikeluarkan dari koalisi. "Dipastikan kemungkinan besar PKS akan keluar. Untuk Golkar masih akan menunggu kepastian. Pastinya akan ada perubahan politik signifikan," tuturnya. Sebelumnya PKS menuding Ketua DPP PD Ulil Abshar Abdalla mempunyai misi tersembunyi terkait pernyataan 4 menteri PKS akan direshuffle. PKS menilai pernyataann Ulil tidak berdasar dan sarat nafsu kekuasaan menjadi menteri. "Statement Ulil sarat hidden agenda. Dia memastikan empat menteri PKS siap diganti itu tidak berdasar. Ulil menyimpan ambisi menjadi menteri dari posisi yang ditinggalkan," ujar Wakil Ketua Fraksi PKS MPR, Zulkieflimansyah, kepada wartawan di Gedung DPR, Senayan. Zul menuturkan, komunikasi PKS dengan SBY sebenarnya relatif cair. Karenanya provokasi yang berlebihan dari sesama partai koalisi menjadi kurang baik secara etika politik. "Padahal jembatan komunikasi PKS dengan Presiden SBY itu masih bisa diperbaiki," tutur Zul.

Sumber :

http://www.detiknews.com/read/2011/03/07/193016/1586448/10/uliltepis-tudingan-pks-soal-ada-agenda-ingin-jadi-menteri

21


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

Ulil Yakin Ada Hukuman untuk Golkar & PKS Penulis Waktu

: Didi Syafirdi : Selasa, 08 Maret 2011 | 14:41 WIB

Jakarta - Pengumuman hasil evaluasi koalisi yang akan disampaikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjadi momen yang paling ditunggu-tunggu. Politisi Partai Demokrat Ulil Abshar Abdala, yakin Golkar dan PKS bakal mendapat hukuman dari SBY. "Saya yakin akan ada hukuman untuk Golkar dan PKS. Bahkan PKS tidak hanya hukuman, bisa saja dikeluarkan dari koalisi. Tetapi, itu sepenuhnya adalah keputusan dari Presiden SBY," kata Ulil. Hal ini disampaikan Ulil dalam jumpa pers bertajuk 'Kenapa PDIP Sebaiknya Bergabung dalam Koalisi' di Restoran Satay House, Pakubuwono, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (8/3/2011). Dalam kesempatan itu, Ulil mengatakan proses mengajak PDIP bergabung dalam koalisi masih berlangsung. Selain undangan terbuka, Partai Demokrat juga melakukan undangan informal yang dikerjakan secara informal antara SBY dan Ketum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri. "Kami optimis itu terjadi. Tentu, koalisi yang ideal jika PDIP masuk, PKS dan Golkar keluar. Tentu alasannya, bukan hanya untuk bagibagi kekuasaan. Tetapi, perlunya menekankan pembangunan yang pro kepada rakyat," ujar dia. Menurut dia, masih ada ganjalan keputusan kongres PDIP yang menyatakan PDIP berada di luar pemerintahan. "Tetapi, kami yakin dalam waktu yang tidak lama lagi akan ada jawaban dari PDIP dan reshuffle akan dilakukan oleh Presiden SBY," kata Ulil. Dikatakan dia, apabila PDIP gagal ditarik masuk koalisi maka hal ini akan menjadi kabar yang kurang baik. "Kita akan bekerja dengan realitas yang ada, berhadapan dengan Golkar," kata Ulil.

Sumber : http://www.detiknews.com/read/2011/03/08/144122/1586961/10/ulilyakin-ada-hukuman-untuk-golkar-pks

22


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

PD Tawarkan Kursi Mensos, Menteri BUMN & Menko Kesra ke PDIP Penulis Waktu

: Didi Syafirdi : Selasa, 08 Maret 2011 | 15:00 WIB

Jakarta - Partai Demokrat (PD) gigih menarik perhatian PDIP agar mau dipinangnya. Jika PDIP menerima lamaran, maka PD akan menawarkan posisi menteri sosial, menteri BUMN dan menko kesra. "Demokrat melihat pos ekonomi kerakyatan di Kementerian Sosial, Kementerian BUMN dan Kementerian Kesejahteraan Rakyat sangat cocok diserahkan kepada PDIP yang bervisi pada kerakyatan," ujar Ketua Bidang Keuangan DPP PD Ihsan Modjo. Ihsan mengatakan itu dalam jumpa pers dengan tema 'Kenapa PDIP Sebaiknya Bergabung dengan Koalisi?' di Restoran Satay House Jl Pakubuwono, Jakarta Selatan, Selasa (8/3/2011). Acara ini dihadiri oleh pengurus PD lainnya seperti Ulil Abshar Abdala dan Rachlan Nashidik. Mereka mengatasnamakan kaum muda Demokrat. Ihsan enggan membeberkan berapa kursi yang ditawarkan kepada PDIP. Reshuflle dilakukan bukan hanya bagi partai tertentu melainkan juga PD. "Saya tidak bisa memberikan informasi, cuma reshuflle dilakukan itu menyeluruh. Ada juga menteri dari Demokrat. Kabinet kan dinilai pada kompentensi pekerjaan," kata Ihsan. Apakah PDIP pasti bergabung? Kalau tidak, apa reshuffle akan dilakukan? "Kalau masalah reshuffle itu adalah hak preogatif Presiden. Kita kaum muda Demokrat hanya mendorong," tutur dia. Ihsan menjelaskan, jika PDIP memastikan bergabung dengan koalisi, tentu partai pimpinan Megawati Soekarnoputri itu sudah memiliki argumentasi untuk menjelaskan kepada kader-kadernya alasan menerima pinangan PD. "Pada dasarnya ke depan dengan bergabungnya PDIP ini akan membuat pemerintahan yang lebih baik dan efektif dalam formulasi kebijakan," ungkap Ihsan. (nik/nrl)

Sumber : http://www.detiknews.com/read/2011/03/08/150012/1586985/10/pdtawarkan-kursi-mensos-menteri-bumn-menko-kesra-ke-pdip

23


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

Dikirimi Paket 'Bom', Ulil No Comment Penulis Waktu

: Indra Subagja : Selasa, 15 Maret 2011 | 15:56 WIB

Jakarta - Sebuah paket berisi buku dan benda mencurigakan diduga 'bom' dikirim untuk tokoh Jaringan Islam Liberal (JIL) yang juga ketua DPP Partai Demokrat Ulil Abshar Abdalla. Paket itu dikirim ke Kantor Berita Radio (KBR) 68 H. Polisi sudah mengamankan, lalu bagaimana tanggapan Ulil? "Saya no comment saja," kata Ulil saat dihubungi detikcom, Selasa (15/3/2011). Ulil memilih tidak berkomentar dahulu. Saat ditanya lebih lanjut dia menutup teleponnya. Selain menjadi kantor KBR 68 H, Jl Utan Kayu No 68 H, Jakarta Timur, juga merupakan kantor JIL. Menurut Kapolsek Matraman Kompol Uyun Rafie, pihaknya menerima laporan benda mencurigakan menyerupai bom. Uyun mengatakan, awalnya paket untuk atas nama Ulil itu diterima pada pukul 10.00 WIB. Saat petugas memeriksa dengan metal detector, tiba-tiba alat tersebut berbunyi yang menunjukkan ada logam di dalam paket tersebut. "Itu awalnya ada kiriman buku untuk Ulil di Utan Kayu KBR 68 H ketika diperiksa dengan metal detector, itu berbunyi. Diduga ada logam di dalamnya," kata Uyun. Kemudian, pihak KBR 68 H melaporkan ke polisi pada pukul 10.30 WIB. Hingga kini paket belum dibuka dan polisi masih berjaga di lokasi. (ndr/nrl)

Sumber : http://www.detiknews.com/read/2011/03/15/155634/1592187/10/

dikirimi-paket--bom--ulil-no-comment

24


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

Bom untuk Ulil Meledak, Satu Tangan Polisi Putus Penulis Waktu

: Andri Haryanto : Selasa, 15 Maret 2011 | 16:24 WIB

Jakarta - Paket untuk Ulil Abshar Abdlla yang dikirimkan ke kantor KBR 68 H ternyata benar-benar bom. Bom itu meledak pukul 16.05 WIB. Tragis! Seorang polisi yang memeriksa paket itu menjadi korban. Satu tangannya putus. Pantauan detikcom, Selasa (15/3/2011) polisi yang menjadi korban itu sedang memeriksa paket bom itu. Di saat ledakan keras itu terjadi, tangan kiri sang polisi berdarah, terlihat putus. Darah berceceran. Polisi naas itu kemudian langsung diselamatkan. Hingga saat ini, suasana di kantor KBR 68 H itu masih riuh. Paket bom itu dikirimkan untuk Ulil, tokoh Jaringan Islam Liberal (JIL) yang juga merupakan ketua DPP Partai Demokrat, melalui kantor KBR 68 H. Paket itu berisi buku. Namun, saat paket itu diperiksa dengan metal detector, ternyata alat itu berbunyi.

Sumber : http://www.detiknews.com/read/2011/03/15/161823/1592272/10/

bom-untuk-ulil-meledak-satu-tangan-polisi-putus

25


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

Ulil Sampaikan Belasungkawa pada Anggota Polisi yang Terluka Penulis Waktu

: Elvan Dany Sutrisno : Selasa, 15 Maret 2011 | 16:38 WIB

Jakarta - Tokoh Jaringan Islam Liberal (JIL) yang juga ketua DPP Partai Demokrat Ulil Abshar Abdalla sudah mendengar adanya paket bom yang ditujukan untuknya. Dia juga sudah mengetahui adanya anggota kepolisian yang terluka. Ulil menyampaikan belasungkawa. "Saya menyampikan belasungkawa yang mendalam terhadap personel Gegana yang melaksanakan tugasnya dengan baik," kata Ulil saat dihubungi wartawan, Selasa (15/3/2011). Ulil mengaku tengah berada di luar kota. Dia mengaku sudah diberi kabar terkait kiriman paket itu. "Saya enggak tahu apa motifnya, saya enggak berani menduga-duga," tuturnya. Diketahui paket untuk Ulil Abshar Abdlla yang dikirimkan ke kantor KBR 68 H ternyata benar-benar bom. Bom itu meledak pukul 16.05 WIB. Tragis! Seorang polisi yang memeriksa paket itu menjadi korban. Satu tangannya putus. Pantauan detikcom, Selasa (15/3/2011) polisi yang menjadi korban itu sedang memeriksa paket bom itu. Di saat ledakan keras itu terjadi, tangan kiri sang polisi berdarah, terlihat putus. Darah berceceran.

Sumber : http://www.detiknews.com/read/2011/03/15/163825/1592321/10/ulilsampaikan-belasungkawa-pada-anggota-polisi-yang-terluka

26


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

Paket Bom untuk Ulil Terselip di Buku 'Mereka Harus Dibunuh' Penulis Waktu

: Andri Haryanto : Selasa, 15 Maret 2011 | 16:39 WIB

Jakarta - Paket bom untuk tokoh Jaringan Islam Liberal (JIL) yang juga ketua DPP Partai Demokrat Ulil Abshar Abdalla, meledak. Bom itu dibungkus amplop besar berwarna coklat dan terselip di sebuah buku. Jubir Komunitas Utan Kayu Saidiman di kantornya, Jl Utan Kayu 68 H, Jakarta Timur, Selasa (15/4/2011) menceritakan kronologi peristiwa itu. Pada pukul 10.00 WIB resepsionis menerima bingkisan. Lalu bingkisan berupa amplop besar coklat diserahkan pada Saidiman sekitar pukul 13.30 WIB. Dalam bungkusan tersebut tertulis isinya buku. Lalu Saidiman membuka dan ditemukan satu lembar surat. Saidiman mencoba membuka buku berkover tebal itu, namun buku tidak bisa dibuka lembarannya. Buku itu berjudul 'Mereka Harus Dibunuh karena Dosa-dosa Mereka terhadap Islam dan Kaum Muslimin'. Buku itu setebal 412 halaman. "Saya tidak bisa buka buku itu. Ketika saya intip di tengah bukunya ada bolong dan ada benda hitam dan benda menyerupai kabel," kata Saidiman. Kemudian Saidiman meminta petugas keamanan di depan kantor untuk mengecek dengan metal detector. Ternyata metal detector itu berbunyi. "Kemudian ya saya lapor saja ke polisi untuk pemeriksaan lebih lanjut," tutur Saidiman.

Sumber : http://www.detiknews.com/read/2011/03/15/163753/1592329/10/paket-bomuntuk-ulil-terselip-di-buku--mereka-harus-dibunuh-

27


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

Ulil Serahkan pada Polisi Kasus Paket Bom yang Meledak Penulis Waktu

: Elvan Dany Sutrisno : Selasa, 15 Maret 2011 | 16:48 WIB

Jakarta - Ulil Abshar Abdala tengah berada di luar kota saat paket bom yang ditujukan untuk dia meledak. Tokoh Jaringan Islam Liberal yang juga Ketua DPP Partai Demokrat ini menyerahkan sepenuhnya kasus itu ke pihak kepolisian. "Saya mempercayakan sepenuhnya kepada polisi untuk menelusuri ada apa di balik itu dan apa motifnya," kata Ulil saat dihubungi wartawan, Selasa (15/3/2011). Ulil mengaku dia sudah diberitahu mengenai kiriman paket itu. Dia tidak tahu apa motif dari pelaku. "Saya tidak berani menduga-duga," imbuhnya. Ulil menyampaikan belasungkawa kepada anggota kepolisian yang terluka saat tengah berupaya menjinakkan bom. "Saya menyampaikan apresiasi yang mendalam," tuturnya. Diketahui paket untuk Ulil Abshar Abdlla yang dikirimkan ke kantor KBR 68 H ternyata benar-benar bom. Bom itu meledak pukul 16.05 WIB. Tragis! Seorang polisi yang memeriksa paket itu menjadi korban. Satu tangannya putus. Pantauan detikcom, polisi yang menjadi korban itu sedang memeriksa paket bom itu. Di saat ledakan keras itu terjadi, tangan kiri sang polisi berdarah, terlihat putus. Darah berceceran. Polisi yang terluka itu adalah Kasatreskrim Polres Jakarta Timur Dodi Rahmawan.

Sumber : http://www.detiknews.com/read/2011/03/15/164830/1592354/10/ulil-serahkanpada-polisi-kasus-paket-bom-yang-meledak

28


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

Kasat Reskrim Kompol Dodi Coba Jinakkan Bom Lewat Petunjuk Rekan via HP Penulis Waktu

: Andri Haryanto : Selasa, 15 Maret 2011 | 16:51 WIB

Jakarta - Kasat Reskrim Polres Jakarta Timur (Jaktim) Kompol Dodi Rahmawan tangan kanannya putus kena paket bom untuk Ulil Abshar Abdalla. Saat itu Kompol Dodi mencoba menjinakkan bom dengan petunjuk rekannya melalui handphone. "Saat itu Kasat Reskrim Polres Jaktim berusaha membuka buku yang berisi bom. Saat itu tidak ada tim Gegana. Kasat mencoba membuka paket buku tersebut dengan mendapatkan petunjuk melalui telepon dari temannya," ujar salah satu personel Polres Jaktim di Jalan Utan Kayu 68, Jakarta Timur, Selasa (15/3/2011). Menurut polisi tersebut, Kompol Dodi menerima petunjuk yang memintanya untuk menyiram bungkusan tersebut dengan air. "Setelah disiram, Kasat mencoba membuka cover buku tersebut dengan pisau. Saat itu saya sudah lihat bahwa itu ada baterai seperti detonator dengan suara keras seperti detak jam. Tiba-tiba langsung meledak," jelas polisi itu. Hingga pukul 16.45 WIB, kondisi di lokasi masih panik, pintu gerbang kompleks KBR 68 H ditutup. Masyarakat berkerumun di depan pintu gerbang dan lokasi masih dijaga kepolisian. Belum ada anggota Polisi Gegana yang datang.

Sumber : http://www.detiknews.com/read/2011/03/15/165151/1592363/10/kasatreskrim-kompol-dodi-coba-jinakkan-bom-lewat-petunjuk-rekan-via-hp

29


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

Ini Dia Isi Surat untuk Ulil Bersamaan Paket Bom Penulis Waktu

: Andri Haryanto : Selasa, 15 Maret 2011 | 17:03 WIB

Jakarta - Drs. Sulaiman Azhar mengirim surat untuk Ulil Abshar Abdalla. Penulis asal Ciomas ini ingin Ulil memberikan kata pengantar untuk buku yang ditulisnya. Pengamatan detikcom, Selasa (15/3/2011), berikut surat Sulaiman untuk Ulil: Surat itu bertuliskan Kepada : Yth, Ulil Abshar Abdalla di Tempat Hal: Permohonan memberikan kata pengantar buku dan interview yang ditulis dengan huruf cetak tebal dan diberi garis bawah. Lampiran: 1 (1) Bundel Buku Dengan hormat, Bersamaan dengan ini saya yang bertanda tangan di bawah ini, Nama: Drs. Sulaiman Azhar,Lc Alamat: Jl. Bahagia Gang Panser nomor 29 Ciomas, Bogor, tlp 0813 3222 0579 Pekerjaan: Penulis Sedang dalam proses penyelesaian penulisan buku yang urgensinya sangat erat dengan peran aktif Bapak, dalam lembaga yang Bapak pimpin. Penulis bermaksud mengajukan permohonan sudi kiranya memberikan kata pengantar dalam buku saya. Judul Buku: Mereka harus dibunuh karena dosa-dosa mereka terhadap Islam dan kaum Muslimin. Tema: Deretan nama dan dosa-dosa tokoh Indonesia yang pantas di bunuh. Jumlah: 412 halaman.

Sumber : http://www.detiknews.com/read/2011/03/15/170045/1592412/10/ini-dia-isi-suratuntuk-ulil-bersamaan-paket-bom

30


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

Saya siap untuk melakukan interview dengan Bapak mengenai karya kecil ini. Atas kerjasama dan kesediaan memberikan perhatian, serta waktu, saya ucapkan terima kasih Hormat saya Drs. Sulaiman Azhar dan diberi tanda tangan Penulis.

Sumber : http://www.detiknews.com/read/2011/03/15/170045/1592412/10/ini-diaisi-surat-untuk-ulil-bersamaan-paket-bom

31


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

Ulil Duga Target Bom Buku Para Aktivis HAM Penulis Waktu

: Muhammad Taufiqqurahman : Rabu, 16 Maret 2011 | 14:18 WIB

Jakarta - Salah satu orang yang dikirimi bom buku, Ulil Abshar Abdalla menduga motif pengeboman yang lebih bersifat politis daripada pemikiran keagamaan. Ulil menduga target bom kali ini adalah para aktivis HAM. "Pesan yang dikirim bom ini jelas mengarah pada aktivis HAM yang selama ini memperjuangkan pluralisme," kata Ulil saat ditemui di lokasi ledakan, di Kantor JIL, Utan Kayu, Jakarta, Timur, Rabu (16/3/2011). Menurut Ulil, teror bom ini datang secara tiba-tiba. Sebelumnya, Ulil sama sekali tidak menerima ancaman apapun. "Biasanya ada SMS ancaman, tapi ini tidak ada. Tapi saya tidak mendapat ancaman, tiba-tiba muncul," kata Ulil yang juga menjabat sebagai Ketua DPP Partai Demokrat itu. Menurut Ulil, aktor di balik bom buku yang baru pertama kali terjadi di Indonesia ini sangat pintar dan cerdik. Termasuk motif memasukkan gelar 'Lc' pada nama pengirim yang merupakan gelar akademik agar mengarah kepada kelompok tertentu. "Menurut saya sangat cerdik dengan menggunakan gelar khas kelompok tertentu, ini permainan profesional, untuk beri teguran, bukan mencederai," kata tokoh JIL ini. Sebelumnya Ulil mendapat paket berisi bom buku. Namun sebelum sampai di tangan Ulil, bom itu meledak saat dicoba dijinakkan oleh polisi. Sejumlah orang termasuk Kasat Reskrim Polres Jakarta Timur Kompol Dodi Rahmawan terluka. Selain untuk Ulil, bom buku juga dikirimkan kepada Komjen Goris Mere ke kantor BNN. Paket ketiga dialamatkan kepada Ketua Umum Pemuda Pancasila (PP) Japto S Soerjosoemarno. Kasus ini kini ditangani oleh Densus 88.

Sumber : http://www.detiknews.com/read/2011/03/16/141811/1593222/10/ulil-duga-targetbom-buku-para-aktivis-ham

32


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

LSM Minta SBY Turun Tangan Soal RUU Intelijen Penulis Waktu

: Andri Haryanto : Kamis, 31 Maret 2011 | 17:13 WIB

Jakarta - Koalisi Advokasi Rancangan Undang-undang (RUU) Intelijen khawatir pemberian kewenangan penangkapan dan penyadapan dapat membahayakan hak asasi manusia. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) diminta turun tangan mengatasinya. SBY diminta untuk menginstruksikan Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro dan Kepala BIN Sutanto agar menyetujui bahwa mekanisme penangkapan dilakukan oleh Polri dan penyadapan harus melalui otoritas pengadilan. "Tanpa persetujuan Presiden, benar adanya kecurigaan masyarakat bahwa RUU Intelijen adalah untuk kepentingan politik kekuasaan dan bukan untuk masyarakat luas," kata Staf Program Elsam (Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat), Wahyudi Djafar. Pernyataan tersebut disampaikan Koalisi Advokasi di kantor Imparsial, Jl Slamet Riyadi, Matraman, Jakarta Timur, Kamis (31/3), menanggapi RUU Intelijen tentang pemberian kewenangan penyadapan dan penangkapan intelijen. Koalisi ini terdiri dari Elsam, Freedom Institute, Imparsial, LBH Jakarta dan MAPPI. Terkait dengan pernyataan Istana Negara melalui Juru Bicara Kepresidenan Bidang Dalam Negeri, Julian Aldrin Pasha, yang mengatakan tudingan terhadap kecurigaan penyalahgunaan fungsi intelijen sebagai alat kekuasaan politik haruslah dibuktikan, Wahyudi mengatakan pemerintah seharusnya mampu membuktikan terlebih dulu jika kewenangan rangkap intelijen, selain pengumpulan informasi, tidak terkait kepentingan politik penguasa. "Seharusnya pemerintah yang membuktikannya terlebih dulu," ujarnya. Wahyudi mengatakan, kekhawatiran abuse of power dalam kewenangan intelijen yang tengah digodok di DPR tersebut adalah dengan melihat contoh masa orde baru. Di mana intelijen militer dari tingat Koramil sampai Kodam diberikan kewenangan untuk menangkap.

Sumber : http://www.detiknews.com/read/2011/03/31/171300/1605971/10/lsm-minta-sbyturun-tangan-soal-ruu-intelijen

33


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

"Kalau lolos sama dengan set back ke massa orde baru. Padahal fungsi penangkapan ada di aparat penegak hukum, yaitu Polri. Badan intelijen bukan bagian dari penegak hukum, mereka hanya bertugas mengumpulkan informasi," papar Wahyudi. Mengenai otoritas penyadapan, Wahyudi mengatakan hal tersebut jelas terlihat dari beberapa keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang menyebutkan penyadapan tidak bisa dilakukan tanpa batas dan tanpa mekanisme yang baku. "Penyadapan harus dilakukan berdasarkan otoritas pengadilan. Dengan demikian, RUU Intelijen atau sikap Kepala BIN yang menolak kewenangan penyadapan melalui otorisasi pengadilan adalah keliru," ujarnya.

Sumber : http://www.detiknews.com/read/2011/03/31/171300/1605971/10/lsm-minta-sbyturun-tangan-soal-ruu-intelijen

34


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

Ulil Abshar: Pers Harus Terus Suarakan Pluralisme Penulis Waktu

: Daniel Wesly Rudolf : Selasa, 08 Maret 2011 | 16:36 WIB

JAKARTA--MICOM: Maraknya aksi penolakan di sejumlah daerah terhadap jemaat Ahmadiyah merupakan sikap intoleran atau tidak bertoleransi terhadap antarpemeluk kepercayaan. Menurut Ketua Divisi Pusat Pengembangan Strategi dan Kebijakan Partai Demokrat Ulil Abshar Abdalla, peran pemerintah dibutuhkan dalam melindungi setiap warga negaranya dan peran media massa dalam menyuarakan kebebasan beragama. "Permasalahan Ahmadiyah saat ini berkaitan erat dengan konstruksi negara Indonesia yang berdasarkan Bhineka Tunggal Ika. Sudah menjadi kewajiban negara untuk melindungi setiap warganya untuk menjalankan kegiatan keagamaan dan atau kepercayaannya, meski setiap orang bilang Ahmadiyah sesat," kata Ulil, dalam bincangbincang antara Serikat Jurnalis untuk Keberagamaan (SEJUK) dan Media Indonesia di kantor Media Indonesia, Selasa (8/3). Gejala yang timbul di tengah masyarakat saat ini, lanjut Ulil, adalah sikap intoleran atau tidak adanya rasa toleransi. Jika ini berkembang terus, akan 'memenjarakan' setiap orang, termasuk partai politik, polisi, dan pelaku media. Dicontohkannya, media gencarnya berita tentang kalangan tertentu. Karena takut kehilangan pangsa pasarnya, media enggan menyuarakan kebebasan pluralisme beragama di Indonesia. Ini berarti sangat terikat dan mengungkung rasa kebebasan. "Untuk itu, setiap stakeholder harus melakukan peran atau tugasnya dengan benar. Media Indonesia selaku salah satu stakeholder besar di Indonesia memiliki andil dalam membangun Indonesia," tukasnya. Selain itu, permasalahan lainnya dalam keberagamaan adalah berkaitan dengan pembangunan rumah ibadah. Meski undang-undang telah mengatur tentang mendirikan rumah ibadah, ini bisa dihambat dengan alasan yang tidak genuin atau mendasar yakni karena tidak suka.

Sumber : http://www.mediaindonesia.com/read/2011/03/03/208589/18/1/Ulil-Abshar-PersHarus-Terus-Suarakan-Pluralisme

35


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

"Bisa jadi mereka diprovokasi untuk menghalang-halangi mendirikan tempat ibadah. Ini sebagai tantangan konstitusional dan politis bagi pemerintah. Bila dapat mengatasi permasalahan ini, Indonesia bisa jadi negara kuat. Ini permasalahan kecil, namun bisa berakibat besar bila tidak ditangani sebab kita bisa terjebak dalam labirin keagamaan," ungkap Ulil. Senada dengan Ulil, koordinator SEJUK Junaidi mengungkapkan pentingnya peran media dalam menyuarakan hak-hak kelompok minoritas. Selain kebebasan beragama, media juga tetap terus menyuarakan HAM, perempuan, dan multipluralisme. Sementara itu, Deputi Direktur Pemberitaan Media Indonesia Usman Kamsion bersepakat tentang pentingnya media untuk terus menegakkan Idealisme dan Pluralisme. Ideologi pers memang harus pada pluralisme. "Masyarakat tidak menerima kaum minoritas ini karena mereka kurang mengenalnya. Tugas pers memberi ruang untuk memperkenalkan minoritas ini. Sebagai contoh, Media Indonesia memiliki rubrik anak untuk memperkenalkan tentang berbagai hal, yang diterjemahkan dalam bahasa Inggris kepada anak-anak," ungkapnya. (*/OL-11)

Sumber : http://www.mediaindonesia.com/read/2011/03/03/208589/18/1/Ulil-AbsharPers-Harus-Terus-Suarakan-Pluralisme

36


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

Ulil Duga Paket Bom Bermotif Politik Penulis Waktu

:: Selasa, 15 Maret 2011 | 16:55 WIB

JAKARTA--MICOM: Ulil Abshar Abdalla menduga bahwa motif pengirim paket berisi bom bermotif politik tidak terkait aktivitas terdahulunya di Jaringan Islam Liberal. Ulil kini duduk sebagai Ketua Pusat Pengembangan Strategi dan Kebijakan DPP Partai Demokrat. Menurutnya, mungkin terkait isu politik yang baru ditanganinya adalah reshuffle kabinet. "Tapi, ini spekulasi ya," katanya. "Anehnya lima tahun yang lalu saat saya terlibat berkaitan kegiatan pemikiran Islam tapi tidak pernah mendapat ancaman. Begitu saya masuk ke dalam partai kok mendapat ancaman seperti ini," ujar Ulil heran, Selasa (15/3). Ulil menyerahkan motif itu jadi urusan polisi. Ia mengaku salut dengan polisi yang merespons laporan temannya tentang kiriman paket bom. Ia juga prihatin dengan polisi yang menjadi korban Kenapa dikirm ke jaringan JIL? "Mungkin untuk pengaburan motif," ujarnya. (OL-5)

Sumber : http://www.mediaindonesia.com/read/2011/03/15/210450/37/5/Ulil-DugaPaket-Bom-Bermotif-Politik

37


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

Ulil Jadi Sasaran Bom, Polisi masih Selidiki Penulis Waktu

: Rita Ayuningtyas : Selasa, 15 Maret 2011 | 17:26 WIB

JAKARTA--MICOM: Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabag Penum) Divisi Humas Mabes Polri Kombes Boy Rafli Amar menyatakan polisi masih mendalami kemungkinan Aktivis Jaringan Islam Liberal (JIL) Ulil Abshar Abdalla sebagai sasaran ledakan bom di KBR 68H. "Kita belum tahu apakah sasaran bom ditujukan ke Ulil, ini baru meledak," kata Boy Rafli kepada wartawan di Jakarta, Selasa (15/3). Menurutnya, saat ini polisi sedang melakukan olah TKP di lokasi kejadian dan mendata korban luka-luka dalam peristiwa tersebut. Sebuah bom meledak di kantor berita radio (KBR) 68 H Jalan Utan Kayu, Jakarta Timur, Selasa (15/3). Bom yang dikemas dalam paket yang awalnya diduga buku tersebut meledak setelah tim kepolisian datang ke lokasi kejadian. Salah satu pegawai di komunitas 68H, Rezky Reza Pratama melalui pesan singkatnya kepada Mediaindonesia.com, Jakarta, Selasa (15/3), menyatakan bom meledak sekitar pukul 16.10 WIB. Bom tersebut menelan tiga korban. Ketiganya terluka-luka akibat bom itu dan saat ini sudah dalam penanganan. Salah satu petugas yang merupakan Kasat Reskrim Polres Jakarta Timur juga terluka. Tangan sebelah kirinya putus. Reza mengatakan saat ini kantor komunitas yang mendukung keberadaan kelompok penganut Ahmadiyah itu ramai. Pegawai di kompleks tersebut panik karena ledakan tersebut.(*/OL-9)

Sumber : http://www.mediaindonesia.com/read/2011/03/15/210456/17/1/Ulil-Jadi-SasaranBom-Polisi-masih-Selidiki

38


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

Kalangan Muda Demokrat Minta Paket Bom untuk Ulil Diusut Penulis Waktu

: Anata Syah Fitri : Rabu, 16 Maret 2011 | 04:19 WIB

JAKARTA--MICOM: Partai Demokrat mengecam peristiwa ledakan bom di kantor berita radio KBR 68 H Jakarta. Paket bom yang ditujukan kepada Ketua Pusat Pengembangan Strategi dan Kebijakan (PPSK) DPP Partai Demokrat Ulil Abshar Abdalla bom itu dinilai sebagai upaya percobaan pembunuhan terhadapnya. "Kami bersyukur bahwa Ulil selamat dari percobaan pembunuhan tersebut dan menyampaikan penghargaan setinggi-tingginya kepada pihak kepolisian yang bertindak sigap melakukan pengamanan," kata Ketua DPP Partai Demokrat Ikhsan Modjo, Selasa (15/3). Menurutnya, upaya pembunuhan Ulil tersebut terjadi di tengah proses evaluasi koalisi dan isu reshuffle kabinet. "Adalah fakta bahwa percobaan pembunuhan ini dilakukan ketika Ulil sebagai kader Partai Demokrat sedang gencar mengampanyekan evaluasi koalisi dan medorong perombakan kabinet demi membentuk kabinet baru berkarakter nasionalis-Islam pluralis sebagai jangkar politik bagi kebhinekaan," urai Ikhsan. Partai Demokrat mendesak aparat kepolisian melakukan penyidikan serius terhadap peristiwa tersebut. Demokrat meminta pengusutan tuntas, sehingga pelaku dan motif di balik peristiwa tersebut dapat terungkap. Demokrat menilai percobaan pembunuhan terhadap Ulil Abshar Abdalla adalah serangan langsung terhadap perjuangan mewujudkan kebhinekaan. Menurut Sekretaris Departemen Perlindungan HAM DPP Partai Demokrat, Rachlan Nasidik mengatakan, Ulil Abshar Abdalla adalah seorang pemikir Islam dan aktivis yang teruji dalam memperjuangkan Indonesia yang demokratis dan melindungi kebhinekaan. "Kami yakin, perjuangan mulia untuk membela kebhinekaan akan tetap hidup, apapun ancaman dan kekerasan yang terpaksa harus dihadapi," kata Rachlan. Partai Demokrat, tambahnya, menyampaikan simpati dan duka kepada Kompol Dodi Rahmawan yang menjadi korban dari ledakan bom di KBR 68 H. (NA/OL-2)

Sumber : http://www.mediaindonesia.com/read/2011/03/16/210542/18/1/KalanganMuda-Demokrat-Minta-Paket-Bom-untuk-Ulil-Diusut

39


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

Akhiri Spekulasi Teror Bom Buku di Jakarta Penulis Waktu

:: Rabu, 16 Maret 2011 | 23:25 WIB

BANJARMASIN--MICOM: Wakil Ketua Umum DPP PPP Chozin Chumaidy berpendapat, berbagai spekulasi liar yang bisa menyudutkan umat Islam segera berakhir apabila jajaran kepolisian mampu secepatnya mengungkap latar peristiwa bom di Utan Kayu. "Polisi harus mengusut tuntas kasus teror bom itu agar tidak menimbulkan berbagai spekulasi liar," ujar Chozin di sela-sela Muswil PPP Kalsel di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Rabu (16/3). Ditegaskannya bahwa PPP mendukung penuh upaya kepolisian mengusut kasus itu agar menjadi jelas motif dan para pelaku teror bom itu. Dengan demikian berbagai spekulasi liar yang bisa saja menyudutkan umat Islam bisa segera terhenti. Lebih lanjut Chozin mengatakan keyakinannya bahwa berbagai pemikiran liberal Ulil Abshar bukan sasaran teror bom itu. Selanjutnya berbagai pokok pikiran Ulil yang liberal dalam memahami Islam juga merupakan suara pribadinya semata, bukan institusi politik yang kini digelutinya. "Dia (Ulil) memang berbasis pada keagungan pada pluralisme dan itu suara pribadi mereka saja, bukan sikap utuh Partai Demokrat," ujarnya. Ulil selain aktivis Jaringan Islam Liberal (JIL), ia juga salah seorang pengurus DPP Partai Demokrat. Sebelumnya teror bom yang dikemas dalam bentuk paket buku untuk aktivis Jaringan Islam Liberal (JIL), Ulil Abshar Abdalla, meledak di halaman kantor JIL, Jalan Raya Utan Kayu Jakarta. Dalam peristiwa ledakan itu, tiga orang mengalami cedera dan segera dilarikan ke rumah sakit. Menurut Chozin Chumaidy, negara mempunyai kewajiban melindungi kesucian dan akidah agama yang diyakini masyarakat, khususnya Islam.

Sumber : http://www.mediaindonesia.com/read/2011/03/03/210788/37/5/Akhiri_Spekulasi_ Teror_Bom_Buku_di_Jakarta

40


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

Terkait dengan keberadaan aliran Ahmadiyah, menurut dia, pemerintah belum memutuskan sikap dan masih terus mengumpulkan data yang dibutuhkan terkait penyempurnaan aturan yang sudah ada saat ini. Namun demikian, ia menambahkan, bagi PPP semua data yang telah terkumpul terkait persoalan Ahmadiyah itu sudah lebih dari cukup untuk dijadikan keputusan oleh pemerintah. "Bagi kita semua data sudah cukup dan telah terjadi pencederaanterhadap agama Islam dalam konteks ajaran Ahmadiyah itu," demikian Chozin. (Ant/OL-2)

Sumber : http://www.mediaindonesia.com/read/2011/03/03/210788/37/5/Akhiri_Spekulasi_ Teror_Bom_Buku_di_Jakarta

41


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

Pemain Lama di Balik Bom Buku Penulis Waktu

: Aryo Bhawono : Rabu, 16 Maret 2011 | 19:13 WIB

JAKARTA--MICOM: Teror bom kemasan dalam paket buku yang ditujukan kepada Ulil Abshar Abdalla dan Komisaris Jenderal Gories Mere merupakan teknik pemain lama. Teknik serupa juga pernah dilakukan di Poso pada 2006. Kepala Badan Nasional Penanggulangan Teroris Ansyad Mbai mengungkapkan bahwa peledakan bom tersebut menggunakan teknik victim activated system. "Jadi korban yang mengaktifkan bom," perbincangan melalui telepon di Jakarta, Rabu (16/3).

ujarnya

dalam

Teror di Poso menggunakan teknik pengaktifan bom dengan metode sama. Bom dikemas dalam termos. Dari teknik pengaktifan yang sama ini, perakitan bom juga memiliki kesamaan. Teknik ini berbeda dengan pengaktifan melalui timer dan remote. Pengaktifan melalui remote digunakan dalam bom bunuh diri. Ia mengingatkan, korban yang disasar bom tersebut juga memiliki kesamaan. Ulil Abshar Abdala pernah diancam untuk dibunuh oleh kelompok Abdullah Sonata pada 2005. Namun ia tidak menjelaskan lebih lanjut kemungkinan keterlibatan kelompok Abdullah Sonata dalam pengeboman kali ini. Ia menyatakan karakter tujuan pengeboman memiliki kesamaan, yakni memberantas pihak yang menghalangi pembentukan negara Islam. "Mereka juga pernah bilang bahwa konstitusi syirik, bahkan ketika mereka tidak mau dihukum dengan hukum negara. Target mereka adalah menyingkirkan yang menghalangi," tandasnya. (AO/OL-9)

Sumber : http://www.mediaindonesia.com/read/2011/03/03/210734/17/1/PemainLama-di-Balik-Bom-Buku

42


Januari - Juni 2011

Kliping Freedom Institute

Tiga Paket Bom Penulis Waktu

:: Kamis, 17 Maret 2011 | 00:01 WIB

SETELAH hampir setahun jeda, tiga paket bom menggemparkan Jakarta pada Selasa (15/3). Satu bom meledak dan melukai sejumlah polisi, sedangkan dua lainnya bisa dijinakkan. Jika sebelumnya bom meledak di hotel, mal, tempat ibadah, bandara, tiga paket bom yang dikemas dalam buku dikirim ke tiga nama yang jelas. Mereka adalah aktivis Jaringan Islam Liberal Ulil Abshar Abdalla, Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Gories Mere, dan Ketua Pemuda Pancasila Yapto Soeryosumarno. Melalui paket bom buku, peneror mengirim pesan bahwa ada pergeseran modus. Bom yang meledak di ruang publik memakan korban dalam jumlah besar dan menimbulkan kecemasan dan ketakutan yang luas. Tetapi paket bom buku, peneror memilih korban secara selektif. Lalu mengapa Ulil, Gories, dan Yapto? Ulil adalah aktivis Jaringan Islam Liberal yang vokal membela perbedaan keyakinan. Kini setelah menjadi Ketua Pusat Pengembangan Strategi dan Kebijakan Partai Demokrat, Ulil pun tak kalah garang. Dia mendesak agar Partai Golkar dan PKS didepak dari koalisi pendukung pemerintah. Dia pun terang-terangan meminta Presiden Yudhoyono mencopot menteri dari dua partai itu. Namun selama aktif di Jaringan Islam Liberal, Ulil tidak pernah mendapat teror bom. Teror diterimanya setelah terjun ke partai. Tentang Gories? Perwira polisi bintang tiga ini sudah malang melintang dalam berbagai operasi pemberantasan terorisme. Namun selama memburu teroris, Gories tidak pernah diteror dengan mendapat paket bom. Paket bom justru diterima setelah Gories memimpin BNN dan berhasil membongkar jaringan narkoba di penjara Nusakambangan. Narkoba adalah salah satu sumber uang teroris melalui pencucian uang. Karena itu memberantas jaringan narkoba sama dengan menutup sumur dana kelompok teroris.

Sumber : http://www.mediaindonesia.com/read/2011/03/17/210770/70/13/TigaPaket-Bom-/27

43


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

Sedangkan Yapto? Yapto bisa saja dijadikan kamuflase oleh pelaku paket bom buku. Yapto menjadi objek pengalihan untuk mengacaukan pelacakan. Apa makna paket bom buku itu? Jika bermotif agama, lagilagi mempertegas maraknya radikalisme berbasiskan agama. Toleransi berangsur mati di tengah bangsa yang pancasilais dan bineka ini. Jika bermotif melindungi jaringan narkoba, itu bukti negara ini telah menjadi pasar narkoba yang empuk. Jika bermotif politik, pertanyaan paling mendasar siapa yang mengendalikan? Atau hanya pengalihan isu? Celakalah negeri ini bila semua motif itu menyatu. Yang jelas bom itu menunjukkan lemahnya intelijen negara. Jangan-jangan daya endus intelijen sudah tumpul karena kehabisan energi memata-matai menteri senior seperti diungkap The Age.

Sumber : http://www.mediaindonesia.com/read/2011/03/17/210770/70/13/TigaPaket-Bom-/27

44


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

Sastrawan Galang Pengumpulan Koin untuk Perpustakaan HB Jassin Penulis Waktu

: Dika Dania Kardi : Sabtu, 19 Maret 2011 | 22:47 WIB

JAKARTA--MICOM: Perpustakaan sastra peninggalan sastrawan besar Indonesia Hans Bague Jassin terancam ditutup akibat minimnya anggaran. Hal tersebut mengundang keprihatinan pemerhati sastra sehingga menggagas pengumpulan dana untuk menolong Pusat Dokumentasi Sastra HB Jassin (PDS HB Jassin) di Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta Pusat. Terancam ditutupnya PDS itu menjadi perbincangan hangat di jejaring sosial twitter dengan topik PDS, Sabtu (19/3). Seniman Sitok Srengenge, dalam akun twitter-nya @1Srengenge, menyampaikan keprihatinan poin per poin atas kondisi perpustakaan itu. "Para pejabat mungkin tak peduli jika aset bangsa PDS itu lenyap. Tapi, ayolah, cari jalan keluar. Ayo, jangan diam," tulisnya. Ketika dihubungi Media Indonesia, Sabtu (19/3), Sitok menyatakan berdasarkan kabar yang ia dengar, pemerintah DKI Jakarta akan mengurangi subsidi yang biasa diberikan ke perpustakaan tersebut. "Kabar terakhir yang didapat, dana mau dipotong lagi Rp50 juta (subsidi)," ujar Sitok. Dengan minimnya dana, kata Sitok, tentu akan mengancam keberadaan perpustakaan tersebut. "Sebagai pusat dokumentasi, tentu koleksinya terus bertambah, sehingga biaya perawatannya pun meningkat. Belum lagi biaya untuk menambah koleksi," tukasnya. Sitok bersama beberapa rekannya, di antaranya Nirwan Dewanto dan Goenawan Mohammad, menggagas pengumpulan dana untuk membantu perpustakaan itu. Gagasan itu muncul dalam pertemuan di Komunitas Salihara, Jakarta, Jumat (18/3) malam. Kemudian, Sitok menyebarkan ide itu lewat jejaring sosial twitter dengan topik koinsastra. Menurutnya, bila PDS HB Jassin ditutup, dunia sastra Indonesia akan mengalami kerugian. Karena, katanya, PDS HB Jassin merupakan satu-satunya sarana publik yang memiliki koleksi paling lengkap mengenai sastra Indonesia. (*/OL-8)

Sumber : http://www.mediaindonesia.com/read/2011/03/19/211542/90/14/SastrawanGalang-Pengumpulan-Koin-untuk-Perpustakaan-HB-Jassin

45


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

Siapa Saja Target Bom dalam Paket Buku? Penulis Waktu

: Taufik Hidayat : Rabu, 16 Maret 2011 | 04:17 wib

JAKARTA - Dalam waktu beberapa jam saja, tiga orang jadi sasaran teror bom dengan modus paket buku. Siapa saja yang bakal jadi target berikutnya? Kepala Badan Nasional Penanggulangan Teroris Ansyad Mbai, menungkapkan bawa buku yang dikirimkan kepada target bisa menjadi suatu petunjuk. “Itu bisa jadi salah satu petunjuk. Itu kan seperti nada ancaman. Itu bukan baru. Kita pernah dengar ada daftar orang yang menjadi target. Ada itu,” katanya di Jakarta, Selasa (15/3/2011). Judul buku yang dikirim oleh Drs Sulaiman Azhar, Lc ke Kantor Jaringan Islam Liberal (JIL) dan Kantor BNN adalah "Mereka harus dibunuh karena dosa-dosa mereka terhadap Islam dan Kaum Muslimin". Sedangkan tema buku tersebut adalah "Deretan nama dan dosadosa tokoh Indonesia yang pantas dibunuh". “(Kalau dijaga) Nanti semua tokoh-tokoh resah. Salah lagi nanti kita,” tandasnya.

Sumber : http://news.okezone.com/read/2011/03/16/338/435292/siapa-saja-targetbom-dalam-paket-buku

46


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

Ulil Akan Minta Perlindungan Polisi Penulis Waktu

: Ray Jordan : Rabu, 16 Maret 2011 | 05:15 wib

JAKARTA - Setelah menjadi target teror bom, tokoh Jaringan Islam Liberal (JIL) Ulil Abshar Abdallah mengaku akan meminta perlindungan kepada polisi. “Saya belum berpikir, mengenai itu yang jelas saya akan lebih berhati-hati dan akan minta pihak kepolisian untuk juga membantu pengamanan saya, lebih dari itu tentu akan hdup biasa, normal,” kata Ulil, usai menjenguk korban ledakan bom yang dirawat di RS Cipto Mangunkusumo, Selasa (15/3/2011). “Kami akan mendorong pemerintah untuk lebih aktif lagi menegakkan hukum untuk menncegah terjadinya kejadian seperti ini. Kekerasan seperti ini tidak bisa dari kekerasan sebelumnya yang terkait dengan beberapa kelompok akhir-akhir ini. Selain juga terkait dengan stuasi politik sekarang,” ujarnya. Bom dalam buku yang dikirimkan untuk Ulil, meledak setelah dibuka oleh polisi. Kasat Reskrim Polres Jakarta Timur Kompol Dodi Rahmawan menderita luka parah di bagian tangan kirinya.

Sumber : http://news.okezone.com/read/2011/03/16/338/435291/ulil-akan-mintaperlindungan-polisi

47


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

Bom untuk Ulil Buah Pembiaran SBY Penulis Waktu

: Lamtiur Kristin Natalia Malau : Rabu, 16 Maret 2011 | 06:01 wib

JAKARTA - Tokoh Jaringan Islam Liberal Ulil Abshar Abdalla tibatiba saja menerima paket kiriman buku yang ternyata berisi bom. Kenapa bom itu ditujukan kepada Ulil? Menurut Ketua BP SETARA Institute Hendardi, meledaknya bom high explosive (karena bertujuan mematikan), di kantor Komunitas Utan Kayu adalah buah dari pilihan politik Presiden SBY yang terus menerus membiarkan ketegangan sosial terkait kebebasan beragama atau berkeyakinan di Indonesia. Pembiaran situasi seperti ini telah mengundang berbagai pihak untuk mengail di air keruh. “SETARA Institute menyesalkan Tim Gegana yang mengabaikan laporan dari pihak Komunitas Utan Kayu, sehingga bom itu meledak dan menimbulkan korban luka,” ungkapnya kepada okezone, Rabu (16/3/2011). Hendardi menambahkan, diduga kuat bom diracik oleh kelompok terlatih yang perlu diselidiki siapa aktor di balik peristiwa “SETARA Institute mengutuk keras ledakan itu dan mendesak Tim Gegana Mabes Polri mengusut tuntas peristiwa ini,” jelasnya.

Sumber : http://news.okezone.com/read/2011/03/15/338/435266/bom-untuk-ulilbuah-pembiaran-sby

48


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

Kenapa Ulil Diteror Setelah Masuk Demokrat? Penulis Waktu

: Bagus Santosa : Rabu, 16 Maret 2011 | 08:20 wib

JAKARTA - Teror bom yang ditujukan kepada Ulil Abshar Abdalla di Utan Kayu, ditanggapi serius oleh Partai Demokrat. Partai politik tempat Ulil bernaung itu mengecam aksi teror yang mengancam nyawa kadernya itu. "Kami prihatin atas kejadian ini karena menimpa kader kami, kami juga mengecam segala bentuk teror kepada siapapun," ujar Wakil Sekjen DPP Partai Demokrat Ramadhan Pohan kepada okezone, Rabu (16/3/2011), Ramadhan menilai isu-isu politik terkait teror ini memang kuat, namun Demokrat belum bisa memastikan dari mana teror tersebut datang. Termasuk apakah dari lawan politik. "Kita harap juga isu-isu politik yang bergulir segera berakhir karena itu tak ada gunanya untuk kita," lanjutnya. Menurut dia, saat Ulil aktif di Jaringan Islam Liberal, tidak ada ancaman bom seperti yang terjadikemarin. Namun teror baru datang setelah Ulil masuk dalam kepengurusan Partai Demokrat. "Ulil itu sudah 10 tahun di JIL tidak pernah ada teror bom atau dibom, tapi setelah aktivitasnya tiga bulan ini di politik kencang di Demokrat, baru ada kejadian seperti ini," tandasnya.

Sumber : http://news.okezone.com/read/2011/03/16/339/435308/kenapa-ulilditeror-setelah-masuk-demokrat

49


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

Ulil Sampaikan Santunan untuk Kompol Dodi Penulis Waktu

: Ray Jordan : Rabu, 16 Maret 2011 | 08:28 wib

JAKARTA - Beberapa saat setelah bom di Utan kayu meledak, tokoh Jaringan Islam Liberal (JIL) Ulil Abshar Abdalla menengok korban yang dirawat di RS Cipto Mangunkusumo (RSCM). Ulil yang juga Ketua DPP Partai Demokrat, datang bersama Ketua Departemen Keuangan Partai Demokrat Ikhsan Modjo. Mereka menyerahkan bantuan bagi Kompol Dodi Rahmawan. Kasat Reskrim Polres Jakarta Timur itu menderita luka berat saat akan menjinakkan bom. “Tadi sudah bertemu dan kita memberi santunan atas nama Demokrat,� kata Ulil, Selasa (16/3/2011), malam. Kompol Dodi menderita luka parah di tangan kirinya. Bahkan tangannya yang remuk akibat terkena ledakan low explosive dari bom di dalam buku itu, harus diamputasi. Kompol Dodi nekat membuka sendiri bom dalam paket kiriman buku untuk Ulil itu karena Tim Gegana terlampau lama tiba di lokasi.

Sumber : http://news.okezone.com/read/2011/03/16/338/435309/ulil-sampaikansantunan-untuk-kompol-dodi

50


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

Ulil: Bom Ini Motifnya Politis Penulis Waktu

:: Selasa, 15 Maret 2011 | 20:26 WIB

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Bom yang meledak di kantor Komunitas Utan Kayu ditujukan kepada Ulil Abshar Abdalla. Namun Ulil mengatakan kemungkinan alasan peledakan bom bukan terkait agama melainkan politis. Ulil mengatakan, ia memang kerap menerima ancaman. Salah satunya dalam bentuk SMS sewaktu ia masih aktif menjadi koordinator Jaringan Islam Liberal. "Sebelum saya berangkat sekolah ke Amerika, tapi itu 2005. Sudah lama hilang," kata dia, Selasa. Ia menambahkan, ketika masih aktif di JIL pun ia tidak pernah mengalami ancaman seperti bom ini. "Justru ketika saya sekarang masuk ke dalam arena politik, dalam Partai Demokrat, hal ini muncul," kata dia. "Saya menjadi curiga jika ini motifnya agak cenderung politis sebetulnya," sambung dia. Ulil dalam beberapa pekan terakhir memang vokal bersuara soal politik, terutama reshuffle kabinet. Ia kerap menyuarakan agar dua partai anggota koalisi pemerintah yaitu PKS dan Golkar mendapat sanksi. Secara khusus, Ulil menyebutkan menteri dari PPP dan PKS layak dikeluarkan dari komposisi kabinet Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Namun pernyataannya ini tidak digubris oleh Presiden, karena terbukti reshuffle tidak jadi.

Sumber : http://www.republika.co.id/berita/breakingnews/nasional/11/03/15/169726-ulil-bom-ini-motifnya-politis

51


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

Priyo Sesalkan Bom 'Ulil' Meledak di KBR 68 H Penulis Waktu

: : Selasa, 15 Maret 2011 | 18:21 WIB

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Wakil Ketua DPR RI Priyo Budi Santoso menyesalkan aksi pengeboman di kantor Jaringan Islam Liberal, Jalan Utan Kayu Raya, Jakarta Timur, Selasa (15/3) siang. "Saya minta kepada kepolisian agar segera menyelidiki secara tuntas motif dan sasaran dari aksi pengeboman itu," kata Priyo Budi Santoso di Gedung DPR RI, Jakarta. Dikatakan, bom meledak dari paket yang dikirim untuk tokoh Jaringan Islam Liberal (JIL), Ulil Abshar Abdalla, yang juga pengurus Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat. Priyo menjelaskan, dirinya tidak tahu apakah aksi pengeboman itu terkait dengan kegiatan Ulil Abshar Abdalla sebagai tokoh JIL, atau sebagai politisi Partai Demokrat dan kegiatan lainnya. Namun apapun modus dan alasannya, menurut dia, tidak boleh melakukan aksi kekerasan dengan cara mengebom. "Apalagi bom itu telah membuat cedera seorang anggota polisi yang berusaha menjinakkannya," katanya. Politisi Partai Golkar ini menjelaskan, saat ini Indonesia sudah memasuki era demokrasi yang segala sesuatunya lebih transparan. Dalam era demokrasi, kata dia, hal yang wajar jika terjadi perbedaan pendapat. "Namun, perbedaan pendapat itu tidak boleh disikapi dengan tindakan anarkis," katanya. Sekali lagi, Priyo mendesak kepolisian untuk segera menyelidiki persoalan tersebut secara tuntas. Sebelumnya, sebuah bom dilaporkan meledak di depan kantor JIL, di Jalan Utan Kayu Raya, Jakarta Timur. Bom tersebut dibungkus dalam kotak paket yang dikirimkan untuk Ulil Abshar Abdalla ke kantor JIL yang berlokasi di kantor KBR 68 H, Jalan Utan Kayu Raya, Jakarta Timur. Bom meledak dan melukai seorang perwira polisi dan beberapa stafnya dari Polres Jakarta Timur yang berusaha menjinakkan bom.

Sumber : http://www.republika.co.id/berita/breaking-news/metropolitan/11/03/15/169663priyo-sesalkan-bom-ulil-meledak-di-kbr-68-h

52


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

Polda Jaya Jadwalkan Pemeriksaan Ulil Abshar Penulis Waktu

:: Kamis, 17 Maret 2011 | 17:46 WIB

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Penyidik Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya (Polda Metro Jaya) menjadwalkan pemeriksaan pimpinan Komunitas Utan Kayu, Ulil Abshar Abdalla, terkait pengiriman paket bom buku. "Hari Kamis ini melalui telepon, Ulil janji akan datang tapi hingga sore belum juga datang," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Baharudin Djafar di Jakarta, Kamis. Baharudin mengatakan, kemungkinan Ulil ada keperluan lain atau kendala sehingga belum tiba di Polda Metro Jaya. Perwira menengah kepolisian itu menyatakan, pemeriksaan terhadap Ulil untuk mengetahui latar belakang sehingga mendapat kiriman paket bom buku. Selain itu, penyidik juga akan meminta keterangan apakah Ulil pernah mendapatkan ancaman atau teror sebelum menerima paket bom buku. Penyidik juga berupaya memeriksa rekaman kamera tersembunyi atau "circuit closed television" (CCTV) di Badan Narkotika Nasional (BNN). "Rekaman CCTV sedang diperiksa petugas, apakah merekam pelakunya atau tidak," ujar Baharudin. Sebelumnya, seorang pria tidak dikenal mengirimkan paket bungkusan buku yang berisi bom pada tiga lokasi yang berbeda pada Selasa (15/3). Pengiriman paket bom ditujukan kepada pimpinan Komunitas Utan Kayu, Ulil Abshar Abdalla, Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN), Gories Mere dan Ketua Umum Pemuda Pancasila, Yapto S Soeryosumarno. Paket bom yang dikirim pelaku kepada Ulil, sempat meledak saat Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasatreskrim) Polrestro Jakarta Timur, Komisaris Polisi Dody Rahmawan mencoba menjinakkannya. Musikus terkenal, Ahmad Dhani juga menerima paket bom buku yang berjudul "Yahudi Militan".

Sumber : http://www.republika.co.id/berita/breaking-news/hukum/11/03/17/170311polda-jaya-jadwalkan-pemeriksaan-ulil-abshar

53


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

Namun, tim Gegana Polda Metro Jaya mampu menjinakkan paket bom yang ditujukan kepada Ahmad Dhani. Hingga saat ini, polisi masih menyelidiki modus maupun pelaku pengiriman paket bom berupa buku tersebut.

Sumber :

http://www.republika.co.id/berita/breaking-news/hukum/11/03/17/170311-poldajaya-jadwalkan-pemeriksaan-ulil-abshar

54


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

PDIP Dinilai Layak Masuk Koalisi Penulis Waktu

: MAHARDIKA SATRIA HADI : Minggu, 06 Maret 2011 | 17:19 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta - Fungsionaris Partai Demokrat, Ulil Abshar Abdalla menilai, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan sangat layak untuk masuk dalam Koalisi Partai Pendukung Pemerintah. Karena, PDI Perjuangan memiliki platform ideologis yang sama dengan Demokrat, yakni nasionalis. Masuknya PDIP ke dalam koalisi juga akan memperkuat nilai-nilai nasionalisme yang sangat berguna. Khususnya untuk menghadapi banyaknya kasus kekerasan mengatasnamakan agama belakangan ini. "Saya mengharap agar PDIP mau masuk ke koalisi, karena platform koalisi akan lebih kelihatan, warna nasionalismenya makin kuat," ujarnya di Jakarta, Minggu 6 Maret 2011. Ia juga menilai PDIP jauh lebih solid ketimbang Partai Golkar. Sebab, selama berada di dalam koalisi, kata Ulil, Golkar lebih banyak menonjol dalam manuver-manuver politik, sehingga lebih susah diprediksi oleh Demokrat. Beda halnya dengan PDIP, yang menurutnya jauh lebih disiplin secara internal partai. Ulil menambahkan, koalisi yang ideal terdiri dari Partai Demokrat, Partai Kebangkitan Bangsa, Partai Amanat Nasional, PDI Perjuangan, Partai Persatuan Pembangunan, dan mungkin bisa ditambah Gerindra. Partai Golkar dan PKS, menurut Ulil sebaiknya berada di luar koalisi. "Karena selama ini kita tahu dua partai ini banyak melakukan tindakan-tindakan yang bisa menimbulkan ketidakstabilan pemerintahan," kata dia.

Sumber : http://www.tempointeraktif.com/share/?act=TmV3cw==&type=UHJpbnQ=&media=bmV3cw==&y= JEdMT0JBTFNbeV0=&m=JEdMT0JBTFNbbV0=&d=JEdMT0JBTFNbZF0=&id=MzE3OTY1

55


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

Ulil Abshar: Demokrat Senang Golkar dan PKS Keluar Koalisi Penulis Waktu

: Aditya Budiman : Selasa, 08 Maret 2011 | 16:41 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta - Ketua Pusat Pengembangan Strategi dan Kebijakan DPP Partai Demokrat Ulil Abshar Abdala mengatakan, Presiden SBY akan leluasa dan bebas dalam menentukan menteri di kabinetnya jika Partai Golkar dan PKS keluar dari koalisi. "Kalau mereka mau mundur bagus sekali," ujar Ulil Abshar kepada Tempo, Selasa (8/2). Ulil menambahkan, selama ini pemerintah terpenjara karena partai koalisi masih ingin berada di pemerintahan. Namun, kata dia, niat untuk keluar dari koalisi harus dari internal partai sendiri. Cendekiawan NU ini mengatakan, realitas yang terjadi saat ini Partai Golkar dan PKS masih berada di koalisi pendukung pemerintah. Oleh karena itu, Partai Demokrat masih mencari alternatif lain, yaitu berusaha mengajak PDI Perjuangan bergabung ke dalam koalisi. "PDI Perjuangan memang sangat diharapkan bergabung dalam koalisi," kata Ulil. Ulil menambahkan SBY akan leluasa menempatkan menterimenteri yang berkompeten dan populer jika Golkar dan PKS keluar dari koalisi. Menurut dia, jika ternyata reshuffle tidak ada yang berasal dari partai politik itu, akan memberikan dua keuntungan bagi pemerintah. Keuntungannya, wibawa pemerintahan akan baik dan dapat meningkatkan popularitas pemerintah. "Presiden akan berlindung di balik public popularity," tuturnya. Dia menilai, lamanya keputusan Presiden untuk reshuffle merupakan harga yang harus dibayar agar hasilnya optimal. "Kalau buruburu hasilnya tidak memuaskan," ujar Ulil Abshar. Isu untuk mereshuffle Kabinet Indonesia Bersatu jilid II semakin santer setelah hak angket mafia pajak kandas di Sidang Paripurna DPR beberapa waktu lalu. Kecuali Golkar dan PKS, semua fraksi parpol koalisi, menentang digulirkannya sidang hak angket mafia pajak. Akibatnya, sejumlah pengurus Partai Demokrat mendesak supaya Golkar dan PKS dikeluarkan dari koalisi.

Sumber : http://www.tempo.co/hg/politik/2011/03/08/brk,20110308-318540,id.html

56


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

Demokrat Tawarkan Tiga Kursi Menteri untuk PDIP Penulis Waktu

: ADITYA | WDA | ANT : Selasa, 08 Maret 2011 | 16:53 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta - Partai Demokrat menawarkan tiga kursi menteri Kabinet Indonesia Bersatu II kepada PDI Perjuangan jika partai berlambang kepala banteng itu bergabung dalam koalisi pendukung pemerintah. "Ketiga kursi menteri itu adalah Menko Kesra, Menteri Sosial, dan Menteri BUMN," kata Ketua Departemen Keuangan Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat Muhammad Ikhsan Modjo kepada pers di Jakarta, Selasa 8 Maret 2011. Muhammad Ikhsan Modjo didampingi Ketua Divisi Pusat Pengembangan Strategi dan Kebijakan Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat Ulil Abshar Abdalla dan Sekretaris Departemen Pemajuan dan Perlindungan HAM DPP Partai Demokrat Rachlan Nashidik. Menurut dia, Partai Demokrat melihat pos ekonomi, kerakyatan, dan kesejahteraan sosial lebih cocok diserahkan kepada PDI Perjuangan yang bervisi kerakyatan. "Jika PDI Perjuangan bergabung dalam koalisi maka koalisi partaipartai politik pendukung pemerintah akan lebih ideal," katanya. Ikhsan menambahkan, jika kader PDI Perjuangan duduk di kursi menteri kabinet maka pemerintahan Presiden Yudhyono ke depan bisa berjalan lebih efektif. Ketua Divisi Pusat Pengembangan Strategi dan Kebijakan Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat, Ulil Abshar Abdalla, menambahkan, Partai Demokrat masih terus melakukan upaya lobi kepada PDI Perjuangan. Menurut dia, lobi tersebut dilakukan melalui undangan terbuka secara formal maupun pertemuan silaturrahim secara informal di antara pimpinan Partai Demokrat dan PDI Perjuangan.

Sumber :

http://www.tempointeraktif.com/share/?act=TmV3cw==&type=UHJpbnQ=&media=bmV3cw==&y =JEdMT0JBTFNbeV0=&m=JEdMT0JBTFNbbV0=&d=JEdMT0JBTFNbZF0=&id=MzE4NTQ5

57


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

"Jika PDI Perjuangan memastikan bergabung dalam koalisi, kemungkinan besar Partai Golkar dan PKS dikeluarkan dari koalisi," katanya. Kemungkinan masuknya PDI Perjuangan serta keluarnya Partai Golkar dan PKS dari koalisi, kata dia, bukan berarti pemerintah menerapkan politik transaksional tapi lebih menekankan kepada kebijakan pembangunan yang pro-rakyat. Ulil memperkirakan, kemungkinan sulit bagi PDI Perjuangan untuk bergabung dalam koalisi karena terganjal oleh keputusan kongres pertai berlambang banteng tersebut untuk tetap berada di luar pemerintahan. "Partai Demokrat masih menunggu jawaban dari PDI Perjuangan," katanya. Jika PDI Perjuangan memastikan berada di luar pemerintahan, menurut dia, maka Partai Demokrat akan mempertahankan Partai Golkar dalam koalisi.

Sumber :

http://www.tempointeraktif.com/share/?act=TmV3cw==&type=UHJpbnQ=&media=bmV3cw==&y =JEdMT0JBTFNbeV0=&m=JEdMT0JBTFNbbV0=&d=JEdMT0JBTFNbZF0=&id=MzE4NTQ5

58


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

Pengirim Bom Minta Ulil Buat Kata Pengantar Buku Penulis Waktu

: SUTARTO : Selasa, 15 Maret 2011 | 16:30 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta - Bom yang meledak di Teater Utan Kayu, Jakarta Timur berupa buku. Saksi mata di tempat kejadian menyatakan bom buku itu dikirim untuk tokoh Jaringan Islam Liberal. Ulil Abshar Abdalla "Kami curiga, buku kok sangat ringan sekali," kata dia, Selasa 15 Maret 2011. Ia mengatakan buku yang dikirim ke Ulil itu disertai surat permintaan agar Ulil memberi kata pengantar untuk buku itu. Namun, saat dipegang buku itu kopong ditengahnya. Dia curiga dengan kiriman buku itu. "Apalagi ada kabel-kabelnya," ujarnya. Kecurigannya terbukti, ketika dibawa keluar oleh polisi, buku itu meledak. "Suaranya kenceng sekali, saya langsung teriak Allahuakbar," ujarnya. Menurut dia, ada dua polisi dan Satpam yang terluka parah akibat ledakan itu.

Sumber : http://www.tempointeraktif.com/hg/politik/2011/03/15/brk,20110315320273,id.html

59


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

Inilah Surat dari Pengirim Bom di Utan Kayu Penulis Waktu

: KBR68H| PUR : Selasa, 15 Maret 2011 | 16:43 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta - Paket berisi bom yang ditujukan kepada Ulil Abshar Abdalla, pendiri Jaringan Islam Libera (JIL) tiba sekitar pukul 10.00 WIB, dan dibuka staf Kantor Berita Radio 68H. Paket bersampul cokelat juga berisi buku dan selembar surat. Berikut surat dalam bungkusan itu: Kepada: Ulil Absar Abdhala Perihal: Permohonan memberikan kata pengantar buku dan interview Lampiran: 1 (satu) bundel buku Bersama dengan ini saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama: Drs. Sulaiman Azhar, Lc Alamat: Jl Bahagia Gg Panser No 29 Ciomas Bogor Telp 0813 3222 0579 Pekerjaan: Penulis Sedang dalam proses penyelesaian penulisan buku yang urgensinya sangat erat dengan peran aktif bapak, dalam lembaga yang bapak pimpin. Penulis bermaksud mengajukan permohonan sudi kiranya memberikan kata pengantar dalam buku saya. Judul buku: Mereka harus di bunuh karena dosa-dosa mereka terhadap Islam dan Kaum Muslimin Tema: Deretan nama dan dosa-dosa tokoh Indonesia yang pantas di bunuh Jumlah: 412 Halaman

Sumber : http://www.tempointeraktif.com/hg/kriminal/2011/03/15/brk,20110315320279,id.html

60


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

Diguncang Bom, Utan Kayu Masih Mencekam Penulis Waktu

: POERNOMO GR : Selasa, 15 Maret 2011 | 17:06 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta -Sebuah paket bom meledak di Komunitas Utan Kayu, Jakarta Timur, Selasa (15/3). Suasana di Utan Kayu saat ini masih mencekam. "Kapolda baru saja datang, sebuah ambulans juga," kata seorang wartawan Radio 68H yang berkantor di Komunitas Utan Kayu, Sutami ketika dihubungi Tempo. Sutami menceritakan paket bom ini meledak setelah polisi berusaha membuka paket bom yang dibungkus buku itu. Polisi "Bukan Gegana yang membuka, tapi polisi biasa," ujarnya. Menurut Sutami, paket tersebut datang sekitar pukul 13:30 di resepsionis. Paket yang ditujukan untuk aktivis Jaringan Islam Liberal Ulil Abshar Abdalla tersebut diambil oleh Sayidiman. Sayidiman mencoba membuka buku berjudul Mereka Harus Dibunuh, tapi sulit. Setelah dicongkel, terlihat kabel-kabel. "Sayidiman kemudian menelepon polisi," ujar Sutami. Senada dengan Sutami, wartawan Radio 68H lainnya, Arin mengatakan buku tersebut mencurigakan. Buku yang memiliki tebal sekitar 500 halaman itu terlihat kabel-kabel. Akibat bom ini, ada tiga orang yang luka. Korban polisi yang terluka adalah Ipda Bara Sagita, Ajun Komisaris Haliman, dan Kasatreskrim Jakarta Timur AKBP Dodi Rahmawan mengalami luka palingh parah karena tangannya putus. Dodi kemudian dibopong petugas lainnya dan dilarikan ke RS Cipto Mangunkusumo. Selain tiga polisi yang terluka, juga aa seorang Satpam bernama Mulyana dan office boy Novik, yang juga dilarikan ke rumah sakit Cipto.

Sumber :

http://www.tempointeraktif.com/share/?act=TmV3cw==&type=UHJpbnQ=&media=bmV3cw==&y =JEdMT0JBTFNbeV0=&m=JEdMT0JBTFNbbV0=&d=JEdMT0JBTFNbZF0=&id=MzIwMjk0

61


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

Mengenal Sosok dan Kiprah Ulil Penulis Waktu

:: Selasa, 15 Maret 2011 | 17:44 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta -Sebuah bom meledak di kantor Institut Arus Studi dan Informasi (ISAI), Selasa (15/3). Bom berupa paket buku yang dikirim Sulaiman Azhar ini ditujukan kepada Ulil Abshar Abdalla, aktifis Jaringan Islam Liberal yang kini menjadi politikus Partai Demokrat. Bom yang meledak sekitar 16.05 itu melukai beberapa orang. Bahkan tangan Kasatreskrim Polres Jakarta Timur AKBP Dodi Rachmawan putus akibat ledakan bom itu. Ancaman bom yang ditujukan kepada Ulil ini bisa jadi karena aktivitas yang dilakoni Ulil selama ini. Ulil memang tak bisa dilepaskan dengan gagasan dan pemikirannya di bidang agama (Islam) yang cemerlang bahkan kadang kontroversial. Ia tergolong penulis produktif. Tulisan-tulisannya di bidang agama tersebar di beberapa media. Ulil adalah pendiri Jaringan Islam Liberal. Komunitas ini --salah satunya--berusaha mengembangkan penafsiran Islam yang liberal sesuai dengan prinsip-prinsip yang dianut komunitas ini serta menyebarkannya kepada seluas mungkin khalayak. Siapakah Ulil? Ulil lahir di sebuah kampung bernama Cebolek, sebuah desa yang terletak sekitar 30 km ke arah utara dari kota Pati pada, 11 Januari 1967. Dalam blognya, Ulil menulis bahwa dalam sejarah sastra Jawa, nama Desa Cebolek diabadikan dalam sebuah serat yang bernama Serat Cebolek. Serat itu mengisahkan tentang seorang kiai mistik pengikut teori wahdatul wujud (kesatuan wujud). Namanya Kiai Mutamakkin. Pandangan-pandangan Kiai Mutamakkin ini dianggap sebagai “gangguan� oleh penguasa resmi di Keraton Surakarta, yang dalam hal ini diwakili oleh Ketib Anom. Kemudian terjadilah pengadilan atas Kiai Mutamakkin yang juga dikenal sebagai Kiai Cebolek itu. Warga Desa Cebolek mengenalnya dengan sebutan Mbah Mutamakkin. Nah rupanya, Ulil adalah generasi kedelapan dari Kiai Mutamakkin. "Ini menurut silsilah yang saya terima dari orang tua saya," kata Ulil.

Sumber :

http://www.tempointeraktif.com/share/act=TmV3cw==&type=UHJpbnQ=&media=bmV3cw==&y= JEdMT0JBTFNbeV0=&m=JEdMT0JBTFNbbV0=&d=JEdMT0JBTFNbZF0=&id=MzIwMzA4

62


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

Ayahnya, Kiai Abdullah Rifa'i yang berasal dari Desa Pondohan adalah seorang kiai yang mengelola Pondok Pesantren Mansajul ‘Ulum di Pati. Mustofa Bisri, kiai dari Pesantren Raudlatut Talibin, Rembang adalah mertuanya. Ulil menyelesaikan pendidikan menengahnya di Madrasah Mathali'ul Falah, Kajen, Pati, Jawa Tengah yang diasuh oleh KH M Ahmad Sahal Mahfudz. Gelar sarjananya didapat dari Fakultas Syariah LIPIA (Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab) Jakarta. Selain itu ia juga pernah mengenyam pendidikan di Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara. Ia adalah lulusan program doktoral di Universitas Boston, Massachussetts, AS Dalam organisasi kemasyarakatan, Ulil tercatat pernah menjadi Ketua Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia NU, staf peneliti di Institut Studi Arus Informasi (ISAI), serta Direktur Program Indonesian Conference on Religion and Peace (ICRP). Pada 2010 lalu, ia memutuskan untuk bergabung ke Partai Demokrat. Di partai ini ia duduk sebagai Ketua Divisi Pusat Pengembangan Strategi dan Kebijakan Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat.

Sumber : http://www.tempointeraktif.com/share/act=TmV3cw==&type=UHJpbnQ=&media=bmV3cw==&y= JEdMT0JBTFNbeV0=&m=JEdMT0JBTFNbbV0=&d=JEdMT0JBTFNbZF0=&id=MzIwMzA4

63


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

Abdullah Sonata Diduga di Balik Bom Utan Kayu Penulis Waktu

: SUTARTO : Selasa, 15 Maret 2011 | 18:51 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta – Pengamat intelijen dan terorisme Dino Cresbon menduga bom di Utan Kayu didalangi anak buah Abdullah Sonata. Ia mengatakan kelompok Sonata pernah mengancam akan membunuh Ulil Abshar Abdalla pada 2004. “Dari jejaknya ini kelompok Abdullah Sonata,” kata Dino, lewat sambungan telepon, Selasa 15 Maret 2011. Abdullah Sonata berbeda dibandingkan kelompok Noordin M. Top. Sonata, kata Dino, menolak aksi menggunakan bom bunuh diri. “Mereka menggunakan teknik intruder, salah satunya dengan bom buku itu,” katanya. Selain bom buku, kelompok Sonata juga merakit bom termos dan senter. Teknik ini biasa dipakai Sonata saat terjadi kerusuhan SARA di Ambon yang lalu. Bom yang dirakit Sonata juga berdaya ledak rendah. Sebuah bom yang dibungkus buku meledak di komplek Utan Kayu, Jakarta Timur. Bom itu ditujukan ke Ulil Abshar Abdalla. Polisi yang akan menjinakkan bom itu malah membuat bom meledak. Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Kepolisian Resor Jakarta Timur Komisaris Polisi Dodi Rahmawan terluka dan tangannya putus karena mencoba menjinakkan bom. Densus 88 menangkap Sonata di Klaten pada 23 Juni 2010. Ia pernah divonis tujuh tahun penjara karena menyembunyikan informasi soal keberadaan Noordin M. Top dan Dr Azahari.

Sumber : http://www.tempointeraktif.com/share/?act=TmV3cw==&type=UHJpbnQ=&media=bmV3cw==&y= JEdMT0JBTFNbeV0=&m=JEdMT0JBTFNbbV0=&d=JEdMT0JBTFNbZF0=&id=MzIwMzMy

64


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

Sasaran Bom di Utan Kayu Bukan ke Ulil Penulis Waktu

: SUJATMIKO : Selasa, 15 Maret 2011 | 20:15 WIB

TEMPO Interaktif, LAMONGAN - Mantan aktivis Moro dan Afghanistani, Ali Fauzi 40 tahun, menduga sasaran bom di kawasan Utan Kayu bukan ditujukan ke tokoh Jaringan Islam Liberal Ulil Abshar Abdalla. Aksi ini, dilakukan oleh orang yang ingin bersensasi dengan memanfaatkan situasi.”Mungkin sasarannya bukan Ulil,” tegasnya pada Tempo lewat telepon, Selasa (15/3) petang. Alasan, Ali Fauzi, jika sasarannya ke Ulil Abshar, tentu tidak harus bersusah payah dengan menggunakan bom. Tetapi, tentu dengan tindakan langsung ke sasaran orangnya, misalnya dengan mendatangi rumahnya. Selain itu, sasarannya berlokasi di kawasan Utan Kayu, dimana tempat para aktivis yang selama ini berkumpul. Meski demikian, lanjut pria yang pernah berada di Ambon selama hampir tiga tahun ini, bahwa orang yang merakit bom ini, lumayan terampil. Setidaknya, punya ilmu 50 sampai 60 persen bisa merakit beberapa jenis. Dan ilmu merakit bom itu, diakui Ali Fauzi, juga dimiliki oleh sejumlah kenalannya. Misalnya, kata Ali Fauzi, saat dirinya berada di Ambon, pernah mengajari ilmu merakit bom sekitar 300 orang. Kemudian saat di Poso, juga pernah melatih sekitar 400 relawan merakit bom. Ilmu merakit bom, diperoleh Ali Fauzi, saat menjadi relawan di Afghanistan beberapa tahun lalu. “Saya yang memberi pelajaran merakitnya,” imbuh pria asal Desa Tenggulun, Kecamatan Solokuro, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur ini. Sekarang ini, para alumni Moro, Poso dan Ambon itu, masih banyak tersebar di mana-mana. Tetapi, mereka ini jarang yang menggunakan. Masalahnya, bagaimana Negara ini, mengelola mereka.

Sumber : http://www.tempointeraktif.com/hg/jakarta/2011/03/15/brk,20110315320360,id.html

65


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

Misalnya, merekrut mereka untuk dipekerjakan sesuai bidangnya. Dan sebaliknya jangan memposisikan mereka ini menjadi musuh, menyingkirkan dan sejenisnya. Soal paket bom di Utan Kayu, Ali Fauzi, menduga ada kecenderungan dilakukan dengan tujuan iseng. Tetapi bisa juga dengan tujuan tertentu. Apalah misalnya hal ini bagian dari pengalihan isu dan opini. Karena, dalam beberapa bulan belakangan ini, muncul kejadian pelbagai macam ragam. Misalnya, kasus Ahmadiyah di Cikeusik, Banten, kemudian perusakan tempat ibadah di Temanggung, dan perusakan ibadah di Pasuruan.

Sumber : http://www.tempointeraktif.com/hg/jakarta/2011/03/15/brk,20110315320360,id.html

66


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

AJI: Bom Untuk Ulil, Serangan Bagi Dasar Negara Penulis Waktu

: WURAGIL : Selasa, 15 Maret 2011 | 20:30 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta - Aliansi Jurnalis Independen Indonesia mengecam pengiriman paket bom yang ditujukan terhadap aktivis Jaringan Islam Liberal, Ulil Abshar Abdalla. Paket bom yang diterima di kantor Komunitas Utan Kayu yang juga Kantor Berita Radio 68H di Jalan Utan Kayu, Jakarta Timur, itu akhirnya meledak dan melukai sejumlah orang termasuk seorang perwira polisi. AJI Indonesia menilai teror bom tersebut adalah serangan brutal terhadap kebebasan berpikir dan berekspresi. Ulil dikenal sebagai pemikir Islam yang kritis dan gigih menganjurkan keberagaman Indonesia. “Dari paket yang dikirimkan, si pelaku jelas bertujuan membungkam Ulil dengan cara membunuhnya,” kata Nezar Patria, Ketua AJI, dalam keterangan yang diterima Tempo. Teror terhadap kebebasan berpikir dan berekspresi, Nezar menambahkan, adalah ancaman bagi demokrasi. AJI mendesak polisi mengusut tuntas dan menemukan pelakunya. “Serangan terhadap penganjur kebhinekaan adalah pukulan keras bagi dasar kenegaraan kita,” katanya.

Sumber : http://www.tempointeraktif.com/hg/jakarta/2011/03/15/brk,20110315320366,id.html

67


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

Telinga Jurnalis Korban Bom Utan Kayu Masih Pengang Penulis Waktu

: ARYANI KRISTANTI : Selasa, 15 Maret 2011 | 21:47 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta - Kondisi telinga Stevanus Wangge, jurnalis Trans 7 yang sempat terpapar ledakan bom Utan Kayu, hingga saat ini masih pengang.. Sekitar pukul 20.30 dia akhirnya mendatangi Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo untuk dirontgen. Tadi disuruh kantor untuk rontgen," kata Stevanus ditemui di depan Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Selasa (15/3) malam. Pada saat Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Jakarta Timur Komisaris Dodi Rahmawan berusaha membuka paket dengan cutter sembari menyiram dengan air, Stevanus merupakan jurnalis yang posisinya terdekat dengan paket. "Jaraknya antara tiga sampai empat meter," kata kontributor Trans 7 di wilayah Jakarta Timur ini. Akibat paparan paket bom Utan Kayu tersebut, filter lensa bagian depan kamera handycam miliknya rusak dan sempat blur. Namun jurnalis yang akrab dipanggil Apang ini masih aktif mengambil gambar. Saat ini, Dodi Rahmawan masih dioperasi. Keluarga masih menunggu. Puluhan polisi dari jajaran Kepolisian Resort Metropolitan Jakarta Timur dan Jakarta Pusat tampak berjaga di sekitar Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. Sekitar pukul 21.20, Ulil Abshar Abdalla datang tetapi belum mau diwawancarai. Paket bom tersebut ditujukan untuk Ulil. Bom meledak pada pukul 16.05 di kantor Komunitas Utan Kayu saat belasan polisi sedang mempelajari bentuk bom tersebut. Bom terdapat dalam sebuah paket kardus berisi buku-buku itu.

Sumber : http://www.tempointeraktif.com/hg/kriminal/2011/03/15/brk,20110315320385,id.html

68


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

Ulil: Ada Motif Politik di Balik Bom Utan Kayu Penulis Waktu

: ARYANI KRISTANTI : Selasa, 15 Maret 2011 | 22:48 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta - Ketua Pusat Pengembangan Strategi dan Kebijakan Partai Demokrat, Ulil Abshar Abdalla, menduga kuat ada motif politik di balik bom Utan Kayu yang ditujukan pada dirinya. "Saya sudah lama aktif di organisasi terkait kebebasan beragama. Tetapi kenapa setelah saya aktif di politik ada ancaman seperti ini," kata Ulil, ditemui usai menjenguk Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Kepolisian Resor Jakarta Timur Komisaris Dodi Rahmawan di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Selasa (15/3). Menurut Ulil, sebelum bom akhirnya meledak, tidak pernah ada ancaman bom tertuju pada dirinya. "Saya kaget. Kalau tidak segera diatasi bisa menimbulkan destabilisasi politik," katanya. Namun, bagi Ulil saat ini yang terpenting bagaimana polisi mencari pelaku dan motifnya. "Jika diperlukan langkah hukum, Demokrat akan membela. Ada Denny Kailimang," kata Ketua Departemen Keuangan Partai Demokrat Ikhsan Modjo. Bom meledak pada pukul 16.05 di kantor Komunitas Utan Kayu saat belasan polisi sedang mempelajari bentuk bom tersebut. Akibat ledakan tersebut, tangan Dodi terputus. Bom terdapat dalam sebuah paket kardus berisi buku-buku itu. Paket tersebut ditujukan untuk Ulil.

Sumber : http://www.tempointeraktif.com/hg/kriminal/2011/03/15/brk,20110315320398,id.html

69


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

Bom Utan Kayu dan BNN dari Pengirim yang Sama Penulis Waktu

: ARYANI KRISTANTI : Selasa, 15 Maret 2011 | 23:32 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta - Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya Inspektur Jenderal Sutarman menyatakan bom Utan Kayu dan bom Badan Narkotika Nasional berasal dari pengirim yang sama. "Alamat pengirimnya sama. Bentuk paketnya sama bentuk buku dan dikirim melalui kurir," kata Sutarman ditemui di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Selasa (15/3). Dugaan sementara, bom BNN berjenis sama dengan bom di Utan Kayu. "Kalau yang tadi bahannya Potasium chlorate yang low explosive. Tetapi masih harus menunggu laporan Puslabfor," tambahnya. Jika bom Utan Kayu ditujukan untuk Ulil Abshar Abdalla, bom BNN (Badan Narkotika Nasional) ditujukan untuk Kepala BNN Komisaris Jenderal Goris Mere. "Datangnya nyaris bersamaan (sekitar pukul 10 pagi), tetapi duluan yang Utan Kayu," kata Sutarman. Resepsionis BNN, tambah Sutarman, sudah curiga dengan paket buku yang sama persis dengan bom Utan Kayu tersebut. "Kemudian dibawa ke ruangan kosong sembari menunggu Gegana untuk menjinakkan," kata mantan Kepala Kepolisian Daerah Jawa Barat ini. Hingga malam ini, polisi belum mengidentifikasi pelaku pengirim kedua bom di Jakarta Timur ini. Sementara diduga motifnya adalah untuk menteror. "Tujuannya jelas teror menimbulkan ketakutan, motif sebenarnya terlalu awal saya sampaikan," tambah Sutarman.

Sumber :

http://www.tempointeraktif.com/share/?act=TmV3cw==&type=UHJpbnQ=&media=bmV3cw==&y =JEdMT0JBTFNbeV0=&m=JEdMT0JBTFNbbV0=&d=JEdMT0JBTFNbZF0=&id=MzIwNDA2

70


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

Polisi di Wilayah Diminta Gelar Razia Penulis Waktu

: PUTI NOVIYANDA : Rabu, 16 Maret 2011 | 09:57 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta - Kepolisian Daerah Metro Jaya mengerahkan pengamanan khusus ke tiga lokasi yang mendapat paket kiriman bom kemarin. Mereka juga menindaklanjuti teror tersebut dengan melakukan razia di sejumlah tempat di kelima wilayah di Jakarta. Juru bicara Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Baharudin Djafar, mengungkap itu kepada wartawan, Rabu (16/3). Khusus pengamanan di tiga Tempat Kejadian Perkara, Baharudin mengatakan, anggota berseragam dan tidak berseragam telah bersiaga. Kemarin, bom berbentuk buku dikirimkan ke tokoh Jaringan Islam Liberal Ulil Abshar Abdalla ke alamat Kantor Berita Radio 68H, Utan Kayu, Jakarta Timur; kantor Badan Narkotika Nasional, di Cawang, Jakarta Timur; dan rumah Ketua Pemuda Pancasila Yapto Suryosumarno di Ciganjur, Jakarta selatan. "Karena ada di wilayah Jakarta Timur dan Jakarta Selatan, kedua Polres yang akan menangani pengamanan," ujar Baharudin. Selain itu, Baharudin mengatakan, polisi di seluruh wilayah juga meningkatkan aktivitas pengamanan, dengan razia pada sasaran tertentu. "Setiap Kapolres yang menentukan sasarannya, misalnya jenis kendaraan tertentu," katanya.

Sumber :

http://www.tempointeraktif.com/share/?act=TmV3cw==&type=UHJpbnQ=&media=bmV3cw==& y=JEdMT0JBTFNbeV0=&m=JEdMT0JBTFNbbV0=&d=JEdMT0JBTFNbZF0=&id=MzIwNDU4

71


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

Inilah Ancaman Teror yang Pernah Diterima Ulil Abshar Abdalla Penulis Waktu

:: Rabu, 16 Maret 2011 | 10:12 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta - Tokoh Jaringan Islam Liberal Ulil Abshar Abdlla bukan sekali dua kali menerima ancaman pembunuhan. Ancaman itu terbukti kemarin. Sebuah bom yang dikemas didalam buku dikirim untuk Ulil di Utan Kayu. Bom itu meledak ditangan polisi yang mencoba menjinakkan bom itu. Ulil yang disasar bom itu selamat. Inilah ancaman pembunuhan yang pernah diterima Ulil: Desember 2002 Ormas Islam Jabar, Jateng dan Jatim mengecam tulisan Ulil berjudul : "Menyegarkan Kembali Pemahaman Islam". Ulil dinilai telah menghina Islam dan Nabi Muhammad. Menurut mereka sesuai syariat Islam, oknum yang menghina dan memutarbalikkan diancam dengan hukuman mati. 2004 Abdullah Sunata pernah menyuruh membunuh Ulil. Kisah terungkap setelah anak buahnya, Iqbal Husaini mengaku diminta Sunata membunuh Ulil. Beruntung order belum terlaksana meskipun Sunata sudah memberi uang dan motor untuk operasi pembunuhan. Sunata berniat membunuh Ulil setelah Forum Umat Islam menjatuhkan vonis mati terhadap Ulil. Juli 2005 MAjelis Ulama Indonesia mengharamkan aliran Islam Liberal pimpinan Ulil. 4 Agustus 2005 Komunitas Utan Kayu mengeluarkan petisi meminta pemerintah melindungi semua warga negara untuk melaksanakan agama sesuai kepercayaan dan keyakinannya dan melindungi 200 ribu jemaah Ahmadiyah di Indonesia. Petisi ini muncul setelah penyerangan Kampus Mubarak milik Jemaah Ahmadiyah di Parung, Bogor.

Sumber :

http://www.tempointeraktif.com/share/?act=TmV3cw==&type=UHJpbnQ=&media=bmV3cw==&y =JEdMT0JBTFNbeV0=&m=JEdMT0JBTFNbbV0=&d=JEdMT0JBTFNbZF0=&id=MzIwNDYy

72


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

5 Agustus 2005 Akibat petisi tersebut FPI dan FUI mengancam akan menyerang Jaringan Islam Liberal (JIL) di Utan Kayu. Berembus kabar massa FPI siap mengepung Komunitas Utan Kayu dan mencari Ulil. Beruntung serangan urung dilaksanakan meskipun warga sekitar Utan Kayu berjagajaga menununggu massa FPI. 12 Maret 2010 FPI melakukan intimidasi terhadap Ulil Absar Abdallah, saat menghadirii Judicial Review UU No.1/PNPS/1965 di Mahkamah Konstitusi. Dia diancam oleh anggota FPI.

Sumber :

http://www.tempointeraktif.com/share/?act=TmV3cw==&type=UHJpbnQ=&media=bmV3cw==&y =JEdMT0JBTFNbeV0=&m=JEdMT0JBTFNbbV0=&d=JEdMT0JBTFNbZF0=&id=MzIwNDYy

73


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

FUI: Ormas Islam Radikal Tak Bisa Bikin Bom Buku Penulis Waktu

: HERU TRIYONO : Rabu, 16 Maret 2011 | 10:47 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta - Meski pernah menggelar aksi demonstrasi yang diantaranya mengecam Ulil Abshar Abdalla, Forum Umat Islam menyesali adanya teror bom yang ditujukan ke sejumlah alamat termasuk Ulil. Dia membantah mengetahui soal teror bom itu. Sekretaris Jenderal Forum Umat Islam, Muhammad Al Khatat, yang dihubungi, Rabu (16/3) menduga, pelaku adalah spesialis pembuat bom yang memiliki akses untuk pemakaian bahan peledak. Dan itu bukan kelompok Islam radikal. "Semua ormas Islam radikal itu tidak punya kemampuan membuat bom," katanya. Ditanyakan secara khusus soal sasaran yang tertuju kepada Ulil yang bekas Koordinator Jaringan Islam Liberal, Khatat tak mau tahu. "Yang jelas, sepanjang sepengetahuan saya, orang Islam tidak akan mengebom," katanya sambil menambahkan, bom buku adalah modus baru. "Ini profesional, jelas bukan rakyat biasa yang melakukannya." Menurut Khatat, teror bom-bom itu bisa jadi pengalihan isu dari pemberitaan Wikileaks yang telah menyudutkan pemerintah. "Bom itu pengalihan saja," kata Khatat.

Sumber : http://tempointeraktif.com/share/?act=TmV3cw==&type=UHJpbnQ=&media=bmV3cw==&y=JEdM T0JBTFNbeV0=&m=JEdMT0JBTFNbbV0=&d=JEdMT0JBTFNbZF0=&id=MzIwNDY5

74


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

Teror Bom Utan Kayu Belum Jadi Ancaman Nasional Penulis Waktu

: ADITYA BUDIMAN : Rabu, 16 Maret 2011 | 12:46 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta - Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan, aksi teror bom yang ditujukan kepada aktivis Partai Demokrat Ulil Abshar Abdalla dan Kepala Badan Narkotika Nasional Komisaris Jenderal Gories Mere, senin (15/3) kemarin belum menjadi ancaman nasional. "Teror itu bermacam-macam dan tidak harus TNI yang menangani," kata Purnomo di Gedung DPR RI Jakarta, Rabu 16 Maret 2011. Namun, Tentara Nasional Indonesia (TNI) siap membantu menangani rentetan aksi teror bom tersebut. "Kami akan masuk jika dibutuhkan," kata Purnomo. Menurut dia, TNI tidak akan mendahului tugas aparat yang telah menangani soal ini, yakni Kepolisian. Jika ada kejadian teror, Kementerian Pertahanan akan melakukan koordinasi terlebih dahulu dengan Badan Nasional Penanggulangan Teror (BNPT). "Kami akan melakukan sesuai prosedur tetap." Senin sore (15/3) kemarin, sebuah paket buku berisi bom meledak di Komunitas Utan Kayu, Jakarta Timur. Paket bom tersebut akhirnya meledak setelah dibuka oleh Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Jaktim, Komisaris Dodi Rahmawan. Telapak tangan kiri Dodi hancur. Dua paket bom yang sama juga dikirimkan kepada Komisaris Jenderal Gories Mere dan malamnya di rumah Yapto Suryosumarno, Ketua Pemuda Pancasila. Hingga saat ini aksi teror bom tersebut masih dalam penyidikan pihak kepolisian.

Sumber : http://www.tempointeraktif.com/share/?act=TmV3cw==&type=UHJpbnQ=&media=bmV3cw==&y= JEdMT0JBTFNbeV0=&m=JEdMT0JBTFNbbV0=&d=JEdMT0JBTFNbZF0=&id=MzIwNDk2

75


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

Propam Mabes Polri Pelajari Lokasi Ledakan Utan Kayu Penulis Waktu

: RIKY FERDIANTO : Rabu, 16 Maret 2011 | 12:48 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta - Insiden ledakan bom Utan Kayu ikut ditangani petugas profesi dan pengamanan Mabes Polri. Mereka mempelajari lokasi kejadian guna mengetahui indikasi pelanggaran prosedur. Tim dipimpin langsung Komisaris Besar Herry Wibowo. Ia datang sekitar pukul 11.30 WIB dan ditemanai sejumlah bawahannya. Selang setengah jam kemudian ia kembali keluar. Tidak banyak yang bisa dijelaskan Herry. Untuk saat ini,kata dia, petugas masih terus mempelajari semua keterangan yang berhasil dihimpun baik dari para saksi maupun temuan di lapangan. Ledakan bom terjadi kemarin sore di kantor Komunitas Utan Kayu. Bom yang diletakkan dalam buku berongga itu meledak dan melukai tiga polisi, seorang satpam dan petugas office boy. Kecelakaan paling parah dialami Kasat Reskrim Jakarta Timur, Komisaris Polisi Dodi Rahmawan. Telapak tangan kirinya terputus akibat ledakan ketika ia sedang mempelajari struktur bom. Hingga berita ini diturunkan, kondisi disekitar lokasi ledakan masih disterilkan. Sejumlah petugas kepolisian tampak berjaga. Mereka juga menutup akses masuk menuju pintu gerbang utama.

Sumber : http://www.tempointeraktif.com/share/?act=TmV3cw==&type=UHJpbnQ=&media=bmV3cw==&y= JEdMT0JBTFNbeV0=&m=JEdMT0JBTFNbbV0=&d=JEdMT0JBTFNbZF0=&id=MzIwNDk5

76


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

Macet Alasan Tim Gegana Telat ke Utan Kayu Penulis Waktu

: Mia Umi Kartikawati : Rabu, 16 Maret 2011 | 13:03 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta - Kepala Bagian Penerangan Umum Markas Besar Kepolisian Komisaris Besar Polisi Boy Rafli Amar membantah Tim Gegana telat menjinakkan bom di utan kayu. "Belum sampai dua jam. Tapi dari Polsek Matraman sudah hadir,"kata Boy saat ditemui di Mabes Polri, Jakarta, Rabu, 16 Maret 2011. Menurutnya, tim Polsek Matraman juga sudah mengambil langkahlangkah dengan menghubungi Gegana. Tim Gegana tidak segera datang karena terjebak macet. "Pada saat itu Jakarta hujan dan kalau hujan macet. Proses untuk mendatangi lokasi itu tidak selancar yang kita bayangkan," kata Boy. Kepala Badan Reserse Kriminal MabesPolri Komisaris Jenderal Komisaris Jenderal Ito Sumardi juga mengamini alasan macet itu. "Saya kira tidak telat yah. Kan jalannya macet ," ujar Ito. Pada Selasa Sore masyarakat dikejutkan dengan adanya bom di dalam buku di kantor Radio Kantor Berita Radiao 68H. Bom itu dikirim kepada tokoh Jemaah Islam Liberal (JIL) Ulil Abshar Abdlla. Akibat dari peristiwa itu, Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Jakarta Timur Komisaris Polisi Dodi Rahmawan tangan kirinya terluka parah. Selain itu pada malam harinya tim gegana Mabes Polri berhasil menjinakkan bom yang serupa di parkiran kantor Badan Narkotika Nasioanl (BNN). Selang beberapa waktu kemudian bom jenis serupa ditemukan pula di kediaman Ketua Pemuda Pancasila Yapto S Soeryosumarno.

Sumber : http://www.tempointeraktif.com/hg/politik/2011/03/16/brk,20110316320505,id.html

77


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

TNI Siap Bantu Tanggulangi Teroris Penulis Waktu

: ANANDA BADUDU : Rabu, 16 Maret 2011 | 15:24 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta - Panglima Tentara Nasional Indonesia, Laksamana Agus Suhartono, mengatakan bahwa tentara siap membantu pemerintah menangani aksi terorisme yang belakangan terjadi. Menurutnya, upaya menanggulangi teroris juga merupakan tugas TNI yang tertuang dalam Undang-undang nomor 34 tahun 2004 tentang TNI. “Pengerahan tenaga TNI bergantung keputusan politik. Namun kami tetap menyiapkan pasukan,” kata Agus di Bhumi Marinir Cilandak, Rabu (16/3). Ia menambahkan, pimpinan TNI akan memeriksa kesiapan pasukannya manakala diperlukan pemerintah. “Kalau diperintahkan, pasukan siap dikerahkan.”. Aksi terorisme kembali menghantui Indonesia. Kemarin, tiga paket bom yang terbungkus buku dikirim ke tiga sasaran berbeda, yakni Ulil Abshar Abdalla (pendiri Jaringan Islam Liberal), Gories Mere (pemrakarsa Densus 88), dan Yapto Suryasumarno (Ketua Pemuda Pancasila). Bom yang dikirim kepada Ulil sempat meledak dan melukai tiga aparat polisi. Sedangkan bom lainnya berhasil diamankan. Diduga, bom tersebut dibuat dengan sistem tarikan. Pembuatnya ingin bom meledak pada saat buku dibuka oleh penerima. Agus menambahkan bahwa tentara terus melakukan koordinasi dengan Mabes Polri tekait kasus ini. “Kalau dibutuhkan kita siap bantu,” katanya.

Sumber : http://www.tempointeraktif.com/hg/hukum/2011/03/16/brk,20110316320570,id.html

78


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

Bom Buku, Modus Baru Aksi Teror Penulis Waktu

: Mia Umi Kartikawati| Eko Ari Wibowo| Riky Ferdianto : Rabu, 16 Maret 2011 | 16:02 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta - Tiga paket buku berisi bom yang dikirimkan ke lokasi berbeda di Jakarta kemarin merupakan modus baru aksi teror. Kepala Badan Reserse Kriminal Markas Besar Polri Komisaris Jenderal Ito Sumardi mengatakan, modus bom yang dikemas dalam buku belum pernah ada sebelumnya. "Belum ada, baru pertama," kata Ito di Markas Besar Polri, Jakarta, Rabu (16/03). Kemarin sore, bom di dalam buku meledak di Komunitas Utan Kayu. Paket buku berisi bom itu ditujukan kepada aktivis Jemaah Islam Liberal (JIL) Ulil Abshar Abdalla. Akibat peristiwa itu, Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Jakarta Timur Komisaris Dodi Rahmawan luka parah, dan sekitar lima orang lainnya luka-luka. Pada malam hari, tim Gegana Mabes Polri menjinakkan bom serupa di parkiran kantor Badan Narkotika Nasional (BNN). Selanjutnya, beberapa jam kemudian bom serupa ditemukan juga di kediaman Ketua Pemuda Pancasila Yapto S Soeryosumarno. Kepala Bagian Penerangan Umum Mabes Polri Komisaris Besar Boy Rafli Amar membenarkan modus bom dalam buku baru terjadi. "Kalau paket buku isi bom baru pertama kali. Yang isinya bom rakitan beneran ini baru pertama kali," kata Boy. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan rasa keprihatinannya atas kejadian ledakan bom itu. "Presiden sangat prihatin dan pihak kepolisian diminta investigasi dan mengusut tuntas siapa yang bertanggung jawab," kata Juru Bicara Kepresidenan Julian Aldrin Pasha di Kantor Presiden, Rabu (16/3). Julian menuturkan Presiden sudah menerima laporan dari Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Djoko Suyanto kemarin malam. Hal itu menjadi dasar laporan dan tindakan selanjutnya. "Bagaimana pun tidak bisa membiarkan aksi kekerasan, tidak boleh terjadi di negara ini,� ujarnya.

Sumber : www.tempointeraktif.com/hg/fokus/2011/03/.../fks,20110316-1786,id.html

79


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

Julian membantah kabar yang menuding aksi ini sebagai pengalihan isu. Menurut dia, tidak ada keterkaitan kasus bom dengan pengalihan isu Wikileaks yang pekan ini ramai diberitakan di media. "Terlalu jauh, membayangkan ada kaitannya dua hal itu tidak sejauh itu," katanya. Mengenai kemungkinan keterkaitan dengan Partai Demokrat di mana Ulil Abshar Abdalla sebagai salah satu ketua DPP Partai Demokrat, Julian belum bisa memberikan komentar. "Penyelidikan dan investigasi polisi sedang berjalan dan belum disampaikan," katanya. Proses penyidikan bom di Utan Kayu memaksa polisi menutup akses gerbang kompleks perkantoran Komunitas Utan Kayu. Penutupan itu praktis melumpuhkan aktivitas karyawan. "Sebagian kantor terpaksa diliburkan," ujar Program Manager Kantor Berita 68H, Ade Wahyudi, hari ini. Ade menjelaskan, gangguan dialami karyawan Institut Studi Arus Informasi, Jaringan Islam Liberal, Tempo TV dan Toko Buku Kalam. Mereka terpaksa diliburkan hingga proses penyidikan lokasi ledakan selesai ditangani polisi. "Kabarnya selesai dalam dua hari," ujarnya. Meski demikian, kata Ade, penutupan itu tidak sampai mengganggu aktivitas sebagian kantor yang lain. Aktivitas karyawan KBR 68H, Green Radio dan School Broadcast Media berlangsung normal sejak pagi tadi. "Mereka masih bisa beraktivitas karena kami memiliki pintu samping di sisi Timur," katanya.

Sumber : www.tempointeraktif.com/hg/fokus/2011/03/.../fks,20110316-1786,id.html

80


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

Kisah “Isa Anak Maryam” yang Ingin Bunuh Ulil Penulis Waktu

: RIKY FERDIANTO : Rabu, 16 Maret 2011 | 23:07 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta -“Saya akan bunuh Ulil..!” teriak seorang pria di depan pintu gerbang kantor Komunitas Utan Kayu siang tadi. Suaranya cukup lantang dan merampok perhatian semua orang yang berada disekitarnya. Namun tidak ada satu pun dari mereka yang mengenal sosok pria tersebut. Kecuali penjelasan yang disampaikan pria itu sendiri. “Saya ini Isa anak Maryam,” ujarnya. Pria itu datang menggunakan motor matic berwarna merah bernomor polisi B 6238 TLS. Penampilannya cukup unik. Celananya cingkrang, dan tubuhnya yang gempal tertutup jaket hitam. Sebuah sorban biru tampak melilit lehernya. Berkacamata hitam, dan kepalanya dibalut slayer merah yang dihias logo berwarna hijau. Dan.. ia juga menggenggam sebilah golok. Petugas keamanan setempat yang tengah berjaga di depan pagar Komunitas Utan Kayu pun tidak sempat berbuat banyak. Begitupun dengan petugas kepolisian yang sedang berjaga sekitar 20 meter di belakang pagar Komunitas Utan Kayu. Mereka hanya berjaga-jaga agar pria itu tidak masuk ke halaman kantor. Tidak banyak yang disampaikan pria tersebut. Ia hanya berpesan kepada semua orang yang berada di tempat tersebut untuk mendisiplinkan ritual ibadah. “Sholatlah kalian, karena kiamat sudah dekat,” katanya. “Saya akan bunuh Ulil, karena saya Isa anak Maryam,” ulangnya. Setelahnya, ia meluncur pergi ke arah Jalan Bypass. Nama Ulil menjadi sorotan setelah insiden ledakan bom kemarin sore. Bom yang dikemas dalam buku itu luput menyasar dirinya. Yang menjadi korban justru tiga personil kepolisian yang tengah mempelajari stuktur bom tersebut. Begitupun dengan seorang petugas pengamanan setempat dan petugas office boy.

Sumber : http://www.tempointeraktif.com/hg/kriminal/2011/03/16/brk,20110316320697,id.html

81


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

Ulil Abshar : Teror Ini Bermuatan Politis Penulis Waktu

: RIKY FERDIANTO : Rabu, 16 Maret 2011 | 15:14 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta - Mantan Koordinator Jaringan Islam Liberal, Uli Abshar Abdala, siang ini mendatangi lokasi ledakan bom di komplek Komunitas Utan Kayu. "Saya datang untuk melihat keadaan. Rencana kunjungan kemarin memang saya batalkan atas alasan keamanan," ujar Ulil, Rabo (16/3). Ulil datang sekitar pukul 13.00 WIB menggunakan Toyota Kijang warna hitam B 1917 OM. Usai memarkir mobilnya, ia tampak bergegas memasuki lokasi yang masih dipagari garis polisi. Kunjungan Ulil ini berlangsung singkat, hanya 10 menit. Kepada wartawan, Ulil mengecam tindakan anarkis yang telah menelan sejumlah korban tersebut. Menurut dia, teror ini lebih bermuatan politis ketimbang ideologi kebebasan beragama. "Kenapa baru terjadi sekarang ? Saya kan sudah sejak lima tahun lalu tidak aktif di JIL," katanya. Indikasi muatan politik juga terlihat dari maraknya aksi kekerasan yang terjadi di sejumlah wilayah dalam beberapa bulan terakhir. "Kekerasan itu muncul bersamaan dalam situasi politik seperti ini," ujar Ketua Pusat Pengembangan Strategi dan Kebijakan Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat itu. Meski demikian, Ulil membantah jika insiden ini dikaitkan dengan isu reshufle yang ikut bergaung keras dalam beberapa pekan terakhir. Begitupun dengan dugaan popularitas JIL terhadap lembaga donor. "Saya kira tidak. JIL sudah sejak lama mandiri secara pendanaan," katanya. Kemarin, sebuah bom yang dibungkus dalam buku meledak di komplek Komunitas Utan Kayu. Sedianya, paket bom ini dikirimkan kepada Ulil Abshar, tetapi kemudian meledak setelah paket ini berusaha dijinakkan oleh petugas dari Polresta Jakarta Timur.

Sumber : http://www.tempointeraktif.com/hg/hukum/2011/03/16/brk,20110316320567,id.html

82


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

Ulil mengaku belum bisa menyimpulkan siapa dalang dibalik insiden tersebut. Ia hanya membenarkan bahwa dirinya kerap menerima aksi teror baik melalui pesan singkat maupun telepon gelap. "Tapi kejadian itu sudah berlangsung lama, sekitar lima tahun lalu," ujarnya. Teror bom di Utan Kayu ini, kata Ulil, sealian bermuatan politis, juga sebagai teror kepada para aktivis yang bergerak di bidang penegakkan hak asasi manusia, baik terkait prinsip kebebasan berfikir, dan mendorong pluralitas pandangan beragama. "Saya kira ini hanya sasaran antara saja," katanya.

Sumber : http://www.tempointeraktif.com/hg/hukum/2011/03/16/brk,20110316320567,id.html

83


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

Polisi Ditarget Temukan Pengirim Bom Buku Sebulan Penulis Waktu

: Isma Savitri : Rabu, 16 Maret 2011 | 13:27 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta - Kalangan DPR bereaksi keras terhadap kekurangsigapan polisi menanganti tiga kasus teror bom yang terjadi di Jakarta, kemarin. Wakil Ketua Komisi Hukum DPR Tjatur Sapto Edy memberi waktu polisi sebulan untuk menemukan siapa pengirim bom dan apa motif. " Jika tidak kami akan memanggil Kapolri" kata Tjatur Sapto Edy di Gedung DPR, Rabu (16/3). Menurut Tjatur, polisi harus melakukan investigasi mendalam soal kasus ini. Dalam jangka waktu dekat, polisi didesak menemukan siapa pengirimnya. "Karena bisa jadi setelah ini ada duplikasi-duplikasi (teror) semacam ini," ujarnya. Tjatur menduga, teror bom buku murni dilatarbelakangi motif pribadi, bukan politik. "Mungkin terjadi karena individu-individu atau sekelompok orang yang dikirimi (bom), punya pikiran dan melakukan tindakan, atau menjadi simbol wacana dan gerakan, yang membuat orang nggak suka," kata Tjatur. Tiga paket bom kemarin ditemukan berada di kantor Badan Narkotika Nasional, kantor KBR68H di Utan Kayu yang diperuntukkan bagi aktivis Jaringan Islam Liberal Ulil Abshar Abdalla, dan di rumah Ketua Pemuda Pancasila, Yapto Soeryosumarno. Bom di rumah Yapto dan kantor BIN berhasil dijinakkan tim Gegana. Namun tidak demikian dengan bom untuk Ulil.

Sumber :

http://www.tempointeraktif.com/share/?act=TmV3cw==&type=UHJpbnQ=&media=bmV3cw==&y =JEdMT0JBTFNbeV0=&m=JEdMT0JBTFNbbV0=&d=JEdMT0JBTFNbZF0=&id=MzIwNTE4

84


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

Polisi: 3 Bom Buku Dikirim Oleh Kelompok yang Sama Penulis Waktu

: ANANDA BADUDU : Kamis, 17 Maret 2011 | 06:40 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta -Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya, Inspektur Jenderal Sutarman, menduga bahwa tiga bom buku yang dikirim ke Utan Kayu, kantor Badan Narkotika Nasional, dan kediaman Yapto Suryosumarno, dilakukan oleh kelompok yang sama. Dugaan ini muncul setelah Polda Metro Jaya memeriksa 13 saksi dari tiga tempat kejadian perkara tersebut. “Prediksi kita bom-bom tersebut dikirim oleh kelompok yang sama,” kata Sutarman usai melaksanakan rapat analisa dan evaluasi di Markas Polda Metro Jaya, Rabu malam, 16 Maret 2011. Rapat digelar hingga pukul 22.00 semalam. Menurut Sutarman, bom-bom yang dikirim pada Selasa (15/3) lalu memiliki ciri dan spesifikasi yang nyaris serupa. “Jenis bahan peledak sama, cara yang digunakan sama, kemudian bentuk pengiriman juga sama,” katanya. Yang berbeda hanyalah buku yang digunakan pelaku untuk membungkus bomnya. Namun kepolisian belum dapat menyimpulkan kelompok mana yang mengirim bom-bom tersebut lantaran penyelidikan dan penyidikan belum tuntas. Untuk proses penyelidikan selanjutnya, Sutarman mengatakan Polda Metro Jaya bekerjasama dengan satuan antiteror Datasemen Khusus 88. Pada Selasa (15/3) lalu, aksi teror bom terjadi di tiga tempat berbeda. Pelaku secara khusus menyasar tiga orang, yakni Ulil Abshar Abdalla (pendiri Jaringan Islam Liberal), Gories Mere (pemrakarsa Densus 88), dan Yapto Suryosumarno (Ketua Pemuda Pancasila). Bom yang dikirim kepada Ulil di kantornya di kawasan Utan Kayu, Jakarta Timur, sempat meledak dan melukai tiga polisi. Sementara bom yang dikirim ke dua tempat lainnya berhasil dijinakkan. Pelaku membungkus bom di dalam sebuah buku, lengkap dengan surat pengantarnya. Diduga, pelaku ingin bom meledak saat buku tersebut dibuka oleh targetnya.

Sumber : http://www.tempointeraktif.com/hg/hukum/2011/03/17/brk,20110317320727,id.html

85


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

Pasca Paket Bom Buku, Jakarta Selatan Siaga Penulis Waktu

: AGUNG SEDAYU : Kamis, 17 Maret 2011 | 08:21 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta - Polisi meningkatkan kewaspadaan pasca pengiriman paket buku berisi bom di tiga tempat berbeda di Jakarta, Selasa lalu. "Patroli dan operasi kami tingkatkan," ujar Kepala Kepolisian Resor Jakarta Selatan Komisaris Besar Gatot Edy Purnomo, Kamis (17/3). Menurut Gatot peningkatan patroli tersebut dilakukan di seluruh wilayah Jakarta Selatan. "Terutama di daerah-daerah rawan," katanya. Penjagaan terhadap gedung dan perkantoran serta prasarana publik juga lebih diperketat. "Seluruh Polsek juga sudah kami minta untuk meningkatkan kewaspadaan dan koordinasi," ujarnya. Gatot mengimbau kepada masyarakat yang melihat hal-hal mencurigakan di lingkungan mereka untuk segera melapor ke polisi. Begitu juga jika menerima paket yang tidak jelas. "Apalagi kalau ada indikasi berisi bom, segera hubungi Gegana, jangan bertindak sendiri," katanya. Selasa lalu tiga paket bom yang dikemas dalam buku itu dikirim ke tiga sasaran. Yang pertama dialamatkan buat Ulil Abshar Abdalla di kantor Jaringan Islam Liberal di Utan Kayu. Kedua, ditujukan kepada Komisaris Jenderal Gories Mere di kantor Badan Narkotika Nasional. Terakhir, untuk Ketua Umum Pemuda Pancasila Yapto Suryosumarno di Ciganjur, Jakarta Selatan.

Sumber :

http://www.tempointeraktif.com/share/?act=TmV3cw==&type=UHJpbnQ=&media=bmV3cw==&y =JEdMT0JBTFNbeV0=&m=JEdMT0JBTFNbbV0=&d=JEdMT0JBTFNbZF0=&id=MzIwNzM1

86


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

Benny K. Harman : Bom Buku Ditujukan ke Demokrat Penulis Waktu

: Isma Savitri : Kamis, 17 Maret 2011 | 12:54 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta - Politisi Partai Demokrat dan Ketua Komisi Hukum Dewan Perwakilan Rakyat, Benny Kabur Harman, menilai, bom buku yang diperuntukkan bagi aktivis Jaringan Islam Liberal Ulil Abshar Abdalla, sebenarnya menyasar partainya. "Kami melihat ancaman itu tidak ditujukan pribadi. Kami memandang ancaman itu ditujukan pada Demokrat, karena Ulil adalah salah satu kader Demokrat," kata Benny di Gedung DPR, Kamis (17/3). Benny menduga, bom tersebut ditujukan ke partainya, karena selama ini mereka vokal mengkampanyekan demokrasi dan pluralisme, yang mungkin tak sejalan dengan nilai-nilai yang dianut pengirim bom. "Kami melihat ini masalah serius. Kami minta Kepala Polri menangani soal ini serius dan mengumumkan hasilnya pada publik. Tapi pada intinya kami menduga ada motif politik yang tak ingin pluralisme hidup dengan baik di Indonesia," ujarnya. Tiga paket bom kemarin ditemukan berada di kantor Badan Narkotika Nasional, kantor KBR68H di Utan Kayu yang diperuntukkan bagi Ulil Abshar Abdalla, dan di rumah Ketua Pemuda Pancasila, Yapto Soeryosumarno. Bom di rumah Yapto dan kantor BNN berhasil dijinakkan tim Gegana. Namun tidak demikian dengan bom untuk Ulil.

Sumber : http://www.tempointeraktif.com/hg/politik/2011/03/17/brk,20110317320810,id.html

87


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

Dua Kelompok Ini Target Teroris Penulis Waktu

: RAMIDI : Jum'at, 18 Maret 2011 | 17:33 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta - Pelaku aksi teror bom buku diduga menyasar dua kelompok. Yakni golongan "toghut" yakni kalangan aparat keamanan atau pemerintah, serta golongan "a'imatul muslimin" atau umat Islam yang kelakuan dan pikirannya menentang Islam. Pernyataan ini disampaikan pengamat intelijen, Dynno Chressbon, kepada Tempo, Jumat 18 Maret 2011. Selasa lalu paket bom dikirim ke tiga tempat, kantor berita KBR68H dengan sasaran Ulil Abshar Abdalla, bom kedua dikirim ke kantor BNN dengan sasaran Ketua BNN, Gories Merre dan bom ketiga dikirim ke rumah ketua Ketua Partai Patriot yang juga ketua Pemuda Pancasila Yapto Suryosumarno. Sehari kemudian bom ditemukan di rumah musisi Ahmad Dhani di Pondok Indah. Dynno menyebut Gories Merre bisa dikategorikan sebagai golongan "toghut". Ia sebelum di BNN adalah ketua Detasemen Khusus 88 yang kerap melakukan pengejaran terhadap kelompok teroris. Adapun Ahmad Dhani, Ulil Abshar Abdalla dan Yapto bisa jadi digolongkan oleh kelompok ini sebagai "a'imatul Muslimin". Karena sikapnya selama ini dinilai kritis terhadap kelompok Islam garis keras. Sedangkan Yapto selama ini dikenal dekat dengan Habib Abdurrahman Assegaf. “Habib Abdurrahman Assegaf dalam ceramahnya kerap keras menentang kelompok teroris,� kata Dynno.

Sumber :

http://www.tempointeraktif.com/share/?act=TmV3cw==&type=UHJpbnQ=&media=bmV3cw==&y =JEdMT0JBTFNbeV0=&m=JEdMT0JBTFNbbV0=&d=JEdMT0JBTFNbZF0=&id=MzIxMTk2

88


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

Pemerintah Dinilai Lamban Tangani Aksi Teror Penulis Waktu

: RIRIN AGUSTIA : Sabtu, 19 Maret 2011 | 13:19 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta - Direktur Moderate Muslim Society, Zuhairi Misrawi, menilai pemerintah lamban menangani aksi teror yang beberapa hari belakangan ini menghantu Jakarta dan sekitarnya. "Ada kelambanan dari pemerintah sehingga membentuk persepsi di masyarakat,"ujarnya dalam diskusi bertajuk 'Setelah Bom Buku, Terbitlah Isu' di Warung Daun Cikini, Jakarta, Sabtu 19 Maret 2011. Apabila pemerintah, dalam hal ini polisi tidak dapat cepat menangkap pelaku, maka dapat menimbulkan ketidakpercayaan di masyarakat. Sebab, menurut dia, untuk menangkap kurir bom buku relatif lebih mudah dan cepat. Zuhairi melanjutkan, prestasi Indonesia dalam memberantas terorisme, sebenarnya yang terbaik dibandingkan dengan negara lain. "Mereka kesulitan untuk menangkap Noordin M.Top, tapi kita mampu," kata dia. Oleh sebab itu, pemerintah harus segera mengungkap siapa di balik teror ini. "Jangan dibiarkan berlarut-larut." Di tempat yang sama, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme, Ansyaad Mbai menepis anggapan pemerintah lamban menangani berbagai kasus terorisme. Pemerintah, menurut Ansyaad, sudah melakukan upaya semaksimal mungkin. "Pemerintah tidak bisa main tembak dan tangkap pelakunya begitu saja berdasarkan omongan saja, buktinya apa dan siapa pelakunya harus jelas," katanya. Masyarakat juga diminta untuk memberikan dukungan kepada pemerintah dan aparatur kepolisian. Dia meyakini kepolisian sudah memiliki arah yang jelas untuk menangkap pelaku teror. "Kita optimis polisi bisa,"kata Ansyaad.

Sumber : http://www.tempointeraktif.com/share/?act=TmV3cw==&type=UHJpbnQ=&media=bmV3cw==&y= JEdMT0JBTFNbeV0=&m=JEdMT0JBTFNbbV0=&d=JEdMT0JBTFNbZF0=&id=MzIxMzIx

89


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

Sejak Selasa (15/3) lalu, serangkaian teror ancaman bom mengusik Ibu Kota. Salah satu bom berdaya ledak rendah diletakkan di gardu listrik dekat perumahan Kota Wisata Cibubur. Bom itu meledak saat sedang diamankan Tim Gegana Brimob. Sebelumnya, teror bom dalam bentuk paket buku dialamatkan ke sejumlah tokoh, seperti Ulil Abshar-Abdalla, Kepala Badan Narkotika Nasional Komisaris Jenderal Gories Mere, pendiri ormas Pemuda Pancasila Yapto S. Suryosumarno, serta musisi Ahmad Dhani.

Sumber : http://www.tempointeraktif.com/share/?act=TmV3cw==&type=UHJpbnQ=&media=bmV3cw==&y= JEdMT0JBTFNbeV0=&m=JEdMT0JBTFNbbV0=&d=JEdMT0JBTFNbZF0=&id=MzIxMzIx

90


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

Teror Bom untuk Kacaukan Publik Penulis Waktu

: ANANDA BADUDU | RAMIDI | DIMAS A | JOBPIE S : Sabtu, 19 Maret 2011 | 09:03 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta - Direktur Eksekutif Lembaga Studi Pertahanan dan Studi Strategis Indonesia, Rizal Darma Putra, menilai terjadi kesimpangsiuran dalam menduga pelaku dan motif di balik rangkaian teror bom belakangan ini. Dia menunjuk kepolisian menduga pelakunya adalah teroris radikal Islam. Tapi salah satu target pengeboman, Ulil Abshar-Abdalla, menyatakan pelaku bermotif politik. "Kesimpangsiuran ini tak boleh terjadi," kata dia di Jakarta kemarin. "Kalau dibiarkan, bakal ada yang memanfaatkan momen ini." Rizal menengarai penebaran bom-bom paket tersebut berpotensi menimbulkan konflik horizontal di kalangan masyarakat. "Apalagi bombom tersebut bertebaran pada saat konflik di kalangan elite dan masyarakat tengah meruncing." Dia meminta pemerintah melalui aparat kepolisian secepatnya memberi penjelasan kepada masyarakat tentang pelaku dan motif penyerangan. "Jika aparat tak dapat memberi keterangan, akan menimbulkan kebingungan di masyarakat." Kemarin serangkaian teror ancaman bom kembali mengusik Ibu Kota. Salah satu bom, yakni di gardu listrik dekat perumahan Kota Wisata Cibubur, meledak saat sedang berusaha diamankan Tim Gegana. Satu bom lainnya kembali dikirim ke Kantor Berita Radio 68H dan bisa dijinakkan aparat dengan diledakkan. Dari gedung Dewan Perwakilan Rakyat di kawasan Senayan, petugas mengamankan sebuah paket yang ditujukan kepada Wakil Ketua DPR. Paket tersebut dinilai mencurigakan karena tanpa identitas dan alamat pengirim. Sebelumnya, berbagai teror bom paket sudah menyasar beberapa figur, seperti Ulil Abshar-Abdalla, Kepala Badan Narkotika Nasional Komisaris Jenderal Gories Mere, pemimpin Pemuda Pancasila Yapto S. Suryosumarno, dan musisi Ahmad Dhani.

Sumber : http://www.tempointeraktif.com/hg/fokus/2011/03/19/fks,201103191791,id.html

91


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

Rizal Darma ragu pelaku teror dari kelompok radikal Islam. Kata dia, kelompok ini biasanya mendeklarasikan penyerangan yang mereka lakukan untuk menegakkan eksistensi kelompok. "Sekaligus menunjukkan bahwa lawannya kalah," kata dia. Rizal condong berpendapat teror bom ini dilakukan untuk menciptakan ketakutan publik secara massif. Pengamat intelijen Dynno Chressbon mengatakan polisi sudah mendeteksi para pelaku di sekitar Bogor dan Jawa Barat. "Mereka saling berkomunikasi di daerah itu," katanya. Ia juga mendapat informasi bahwa pelaku sudah menyiapkan 37 paket bom. Adapun Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto mengatakan para pelaku tak lagi berkomunikasi menggunakan perangkat teknologi informasi. "Tapi komunikasi secara langsung dan sangat tertutup," katanya.

Sumber : http://www.tempointeraktif.com/hg/fokus/2011/03/19/fks,201103191791,id.html

92


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

Pria Misterius Sebelum Ledakan Penulis Waktu

: Anton Septian, Setri Yasra, Diki Sudrajat : 21 Maret 2011 | -

ULIL Abshar-Abdalla sedang dalam perjalanan ke kantor Komunitas Utan Kayu, Jakarta Timur, Selasa pekan lalu. Di situ berkantor Jaringan Islam Liberal, yang dulu dipimpinnya. Kini ia tak lagi berkantor di sana. Tapi setiap Selasa sore ia menghadiri rapat mingguan Jaringan. Biasanya Ulil sudah di Utan Kayu sejak pukul 14.00. Hari itu, Ulil harus hadir pada rapat lain lebih dulu. Pada pukul 14.30, ia ditelepon Saidiman Ahmad, koleganya di Jaringan, yang memberitahukan ada kiriman buku untuknya, yang diduga berisi bom. Ulil berpikir itu cuma main-main. Sebab, tak ada yang aneh sepanjang hari itu-juga hari-hari sebelumnya. Lewat pukul 16.00, dari radio mobilnya, ia mendengar berita bom meletus di Utan Kayu. "Ternyata bom betulan," katanya. Buku berisi bom itu diterima Annisa Wulandari, resepsionis di kantor Komunitas Utan Kayu. Jam dinding menunjukkan pukul 10.00 ketika seorang lelaki berperawakan kurus berkulit gelap memasuki lobi kantor dan langsung menyerahkan paket. Annisa ingat lelaki itu bermata celung dengan pipi kempung. Tingginya 160-170 sentimeter. Si pengantar buku tak berseragam, sepatutnya kurir betulan atau tukang pos. Mengenakan jaket parasut hitam dan topi berwarna serupa, si kurir juga tak membawa tanda terima. "Tanda terimanya justru dari saya," kata Annisa. Setelah menyerahkan "paket", kata Annisa, lelaki itu masih menenteng bungkusan lain. Tebalnya tiga-empat kali dari kiriman buat Ulil. Menjelang pukul 13.30, buku diantarkan Nur Cahya, office boy, ke ruang kantor Jaringan. Dibantu sekretaris kantor, Saidiman, yang berada di ruangan, lantas membuka bungkus-an. Ia menemukan selembar surat beserta buku berjudul Mereka Harus Dibunuh. Isi surat meminta Ulil memberikan kata pengantar untuk kitab berjudul lengkap Mereka Harus Dibunuh karena Dosa-dosa Mereka terhadap Islam dan Kaum Muslimin: Deretan Nama dan Dosa-dosa Tokoh Indonesia yang Pantas Dibunuh itu.

Sumber : http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/2011/03/21/NAS/mbm.201103 21.NAS136255.id.html

93


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

Sang pengirim mengaku pengarang buku, mencantumkan nama Drs Sulaiman Azhar, Lc. Alamatnya: Jalan Bahagia Gang Panser Nomor 29, Ciomas, Bogor. "Sulaiman" juga mencantumkan nomor telepon selulernya: 081332220579. "Buku yang urgensinya sangat erat dengan peran aktif Bapak dalam lembaga yang Bapak pimpin" tertulis dalam surat. Tempo beberapa kali menghubungi nomor telepon itu, tapi tak pernah tersambung. Penelusuran ke alamat yang tertera juga tak membuahkan hasil. Sejumlah orang yang ditemui di sepanjang Jalan Raya Cikereteg Pagelaran, jalan utama yang melintasi Desa Ciomas, Desa Pagelaran, dan Desa Laladon, mengaku tak mengetahui alamat tersebut. "Belum pernah dengar. Di sini kebanyakan nama jalannya pakai nama burung," kata Tarman, pengojek. "Alamatnya fiktif," kata Camat Ciomas, Mul-yadi. Penasaran dengan judulnya, Saidiman mencoba membuka buku. Gagal. Setiap lembar halamannya rupanya direkat dengan lem. Dari sebuah celah di sampul buku, ia melihat buku itu berongga. Kabel kecil menyembul dari benda yang dimasukkan ke rongga. Merasa ganjil, ia tak meneruskan membuka buku. Setengah berlari ia menuruni tangga, bermaksud membawa buku ke luar kantor. Di tangga, Saidiman berpapasan dengan tiga lelaki yang mengenalkan diri dari Markas Besar Kepolisian. Ia merasa tidak menelepon polisi. "Saya berpikir, kok sudah ada polisi?" katanya. Walau belakangan terasa aneh, ketika itu ia menganggap dirinya beruntung dengan kehadiran aparat. Ia lantas menyerahkan buku mencurigakan itu. Ketiganya-seorang di antaranya Erwin Simanjuntak-lantas mengintip isi buku. Begitu melihat kabel dan tabung hitam sebesar baterai ukuran A, mereka berhenti mencungkil-cungkil buku. Erwin menyarankan Saidiman segera menghubungi Kepolisian Resor Jakarta Timur. Ketiga polisi itu masih berada di sana ketika Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Jakarta Timur Komisaris Dodi Rahmawan datang. Karena Pasukan Gegana tak kunjung tiba, Dodi mencoba menjinakkan bom. Seorang karyawan Utan Kayu mengguyur paket dengan air. Dodi mencongkel bingkisan, yang membuat sistem detonasinya aktif. Bom di dalam rongga buku pun meledak.

Sumber : http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/2011/03/21/NAS/mbm.201103 21.NAS136255.id.html

94


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

Daya ledak bom memang tergolong rendah, low explosive. Tapi ledakannya membikin Dodi, Inspektur Dua Bara Libra Sagita, anak buah Dodi, dan Mulyana, petugas keamanan kompleks perkantoran Utan Kayu, yang berada paling dekat dengan bom, masuk rumah sakit. Dodi paling parah: tangannya putus. Belasan jurnalis yang menyaksikan dari dekat juga terjengkang. Dihubungi pada Jumat pekan lalu, Erwin Simanjuntak, yang ditanyai tujuannya datang ke kantor Jaringan Islam Liberal, buru-buru menutup telepon. "Waduh, saya lagi ada meeting," katanya. Tapi, kepada Saidiman, Selasa pekan lalu, Erwin mengatakan kedatangannya untuk mengecek organisasi Jaringan. TIGA hari sebelum paket dikirimkan, Sabtu dua pekan lalu, Ageng, petugas keamanan Komunitas Utan Kayu, melihat lima lelaki mencurigakan turun dari Xenia perak berpelat Jakarta. Dua orang lantas celingak-celinguk di bawah menara radio di depan kompleks perkantoran di Jalan Utan Kayu 68H itu. Mereka memainkan telepon seluler. Satu orang memotret papan nama Kantor Berita Radio 68H, satu kompleks dalam Komunitas Utan Kayu. Seorang lainnya berpura-pura membeli rujak di jalan di depan kantor. Seorang lagi mendatangi Ageng di pos keamanan. Semula mereka mengaku hendak memasang iklan di radio. Pertanyaan mereka lantas menjurus soal Ulil. "Apakah KBR 68H juga punya Ulil?" kata Ageng, menirukan pertanyaan tamu mencurigakan itu. Ageng lalu diberondong pertanyaan soal aktivitas Ulil belakangan ini, termasuk di Jaringan. "Saya jawab, Pak Ulil sudah tidak aktif," katanya. Ageng tak sempat mencatat nama mereka. Tapi ia ingat salah seorang kembali ke sana pada hari bom meledak. Dan bom di Utan Kayu itu merupakan pembuka dari rangkaian teror setelahnya. Paket bom buku serupa dikirimkan ke Kepala Badan Narkotika Nasional Gories Mere, Ketua Pemuda Pancasila Japto S. Soerjosoemarno, dan musikus Ahmad Dhani. Menurut polisi, buku bom untuk Gories berjudul sama dengan paket buat Ulil. Japto kebagian buku Masih Adakah Keadilan dalam Pancasila?. Disebutkan, buku ditulis orang bernama Busro Jahlul. Alamat pengirimnya Jalan Cikaracak Gang Melati Nomor 29, Jasinga, Bogor.

Sumber : http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/2011/03/21/NAS/mbm.201103 21.NAS136255.id.html

95


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

Adapun "buku" untuk Dhani berjudul Yahudi Militan, dikirim Alamsyah Muchtar, SSos, sang "penulis". Alamsyah beralamat Jalan Darmaga Nomor 21, Bogor. Si pengirim mencantumkan nomor telepon 08131002992. Semua alamat dan nomor telepon itu ternyata fiktif. Meski kemasannya buku, isi bom tak banyak berubah. Menurut Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Ansyaad Mbai, rangkaian bom Utan Kayu persis dengan bom senter dan bom termos yang digunakan selama konflik Ambon dan Poso. "Setiap bom ada signature-nya," ujar Ansyaad. "Mereka kelompok lama." Setelah empat bom paket itu, Ansyaad menduga teror belum selesai. "Ini akan berantai," katanya.

Sumber : http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/2011/03/21/NAS/mbm.201103 21.NAS136255.id.html

96


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

Ansyaad Mbai: Dari Penjara, Mereka Bisa Kendalikan Aksi Teror Penulis Waktu

: DIMAS : Senin, 21 Maret 2011 | 08:33 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta - Inspektur Jenderal Polisi Ansyaad Mbai menjadi salah seorang yang paling dicari-cari wartawan dalam sepekan terakhir ini. Wajar saja, pria yang menjabat Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) ini dianggap salah satu narasumber yang paling mumpuni soal teror bom dan jaringan-jaringan teroris di Indonesia. Seperti diketahui, Indonesia kembali diguncang aksi teror. Selasa (15/3) pekan lalu, teror dalam bentuk bom buku dialamatkan ke sejumlah tokoh: Aktivis Jaringan Islam Liberal yang kini aktif di Partai Demokrat, Ulil Abshar Abdalla, Kepala Badan Narkotika Nasional Komisaris Jenderal Gories Mere, tokoh Pemuda Pancasila Yapto S Suryosumarno dan musisi Ahmad Dhani. Teror bom juga terjadi di perumahan Kota Wisata Cibubur, yang tak jauh dari kediaman pribadi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Cikeas. Kamis (17/3) pekan lalu, Tempo mewawancarai Ansyaad di kantornya, kawasan Jakarta Pusat. Sembari melayani wawancara selama 1 jam itu, tak kurang dari lima kali wawancara terhenti karena ia menerima telepon dari wartawan. Baik yang bertanya soal perkembangan pengusutan kasus, sampai yang ingin mengundangnya untuk memberikan penjelasan di studio televisi. Berikut ini petikan wawancara dengan Ansyaad: Bagaimana perkembangan pengusutan teror bom buku ini? Saya sangat optimis pelakunya akan segera tertangkap. Para penyidik Densus 88 (Detasemen Khusus Anti-Teror) sudah hafal kelakuan kelompok-kelompok teroris. Dari karakteristik bomnya, mereka pasti sudah mengidentifikasi dari kelompok mana. Lantas dari kelompok mana mereka ini? Saya belum bisa sebut secara spesifik. Tapi saya sangat yakin mereka (polisi) tahu (pelaku) dari kelompok mana. Yang jelas, mereka dari kelompok yang selama ini melakukan aksi teror.

Sumber : http://www.tempointeraktif.com/share/?act=TmV3cw==&type=UHJpbnQ=&media=bmV3cw==&y= JEdMT0JBTFNbeV0=&m=JEdMT0JBTFNbbV0=&d=JEdMT0JBTFNbZF0=&id=MzIxNTg0

97


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

Sebelumnya, sasaran teroris adalah orang asing atau kepentingan Amerika Serikat, sekarang target pelaku adalah tokoh dalam negeri. Apakah mereka mengubah sasarannya? Target mereka adalah orang yang dianggap menghambat agenda mereka. Bisa juga (mengubah sasaran), karena dari pengalaman mereka sudah 10 tahun ini (melakukan aksi teror). Kalau dengan target yang random, dampaknya kepada mereka adalah antipati. Orang akan mendelegitimasi aksi mereka karena banyak juga korban adalah orang Islam. Saya kira mereka menyadari hal itu. Tapi, tidak bisa juga dikatakan mengubah (taktik) karena taktik lama pun tetap digunakan. Cuma, sekarang mereka memperbanyak variasi dalam taktik penyerangan (teror). Apakah bom buku ini tergolong taktik baru serangan teroris? Bukunya iya (baru), tapi substansinya tidak ada perubahan. Rangkaian bom seperti itu pada 2006 banyak dipakai di Poso, Ambon. Mereka meletakkan bom senter yang ditaruh di depan rumah (target). Bom senter dan termos bukan hal baru. Kemasannya saja yang baru. Kalau cara lama kan orang sudah hafal . Karena itu mereka mencari kemasan yang baru. Dulu di Ambon, Poso, rangkaian seperti itu yang dipakai. Jadi, bom buku ini bisa dibilang bom yang dibuat oleh para pemula? Nggak bisa juga dibilang pemula. Karena mereka cukup perhitungan, rapi, faktor keamanan (diperhatikan) agar tidak mencurigakan. Jadi nggak bisa dibilang sederhana karena mereka kan sudah ada perhitungan, covernya, judul bukunya apa yang kira-kira si target nggak curiga. Misalnya soal radikalisme, itu Ulil pasti semangat untuk membaca ini, kemudian juga Yapto dengan buku masalah Pancasila. Jadi tidak sederhana juga karena mereka tahu karakteristik si target. Begitu juga dengan (buku untuk) Gories (Mere), judulnya soal narkoba karena dia sedang menangani soal itu. Biar orang akan menyangka ini (ulah) jaringan narkoba. Kira-kira kan begitu, ingin mengalihkan (perhatian). Bagaimana dengan sasarannya? Sasaran saat ini lebih spesifik. Saya tidak mau katakan kalau dulu sasarannya orang barat (asing) sekarang tidak, bukan. (Sasaran) baratnya tetap ada. Ulil (Abshar Abdalla) kan dianggap sebagai orang yang (memperjuangkan) pluralisme, sekuler, itu kan semua dianggap produk barat yang bisa merusak identitas Islam menurut versi mereka (kelompok teroris). Jadi, sasaran barat tetap ada, tetapi lebih spesifik.

Sumber : http://www.tempointeraktif.com/share/?act=TmV3cw==&type=UHJpbnQ=&media=bmV3cw==&y= JEdMT0JBTFNbeV0=&m=JEdMT0JBTFNbbV0=&d=JEdMT0JBTFNbZF0=&id=MzIxNTg0

98


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

Target lebih spesifik dengan sasaran domestik? Target domestik seperti kali ini juga bukan hal baru. Pada tahun 2009 kan setelah peristiwa bom Hotel Ritz Carlton dan Marriot, terungkap jaringan mereka sedang menyiapkan bom (seberat) ratusan kilogram di Jatiasih (bekasi). Targetnya saat itu adalah Presiden (Susilo Bambang Yudhoyono). Jadi, siapa saja yang dianggap menjadi batu sandungan dari agenda mereka itu adalah target. Yapto (Suryosumarno), saya kira mayoritas orang tahu, Yapto (identik) dengan (Pemuda) Pancasila. Dan saya yakin bukan Yapto yang ditarget. Tetapi Itu (target) simbolik Pancasila. Pancasila ini kan target paling utama yang ingin mereka hancurkan diganti dengan Syariah. Nah, Ulil, Yapto, ini menunjukkan alamat (target) ideologis dari gerakan mereka. Aspek lain menurut saya, Ulil sekarang sudah ada di pusat pengambil kebijakan. Dia dianggap akan lebih membahayakan bagi mereka. Demikian juga Gories Mere? Kalau Gories sangat jelas, dia orang yang paling dibenci (kelompok teroris) di republik ini karena dianggap sangat mengganggu. Gories Mere sangat berperan dalam investigasi kasus Bom Bali I. Gories dianggap (musuh) terbesar karena sangat menghambat mereka.Jadi menurut saya masyarakat perlu menyadari betul. Mereka (kelompok teroris) adalah musuh negara. Karena target mereka adalah menghancurkan empat pilar berbangsa dan bernegara. Pancasila, UUD 1945, Negara Kesatuan RI dan Bhinneka Tunggal Ika. Ini harus kita sadari bersama. Oleh karena itu Presiden sudah menyatakan teroris ini musuh negara, dan negara tak boleh kalah. Abu Bakar Baasyir menuding rangkaian teror bom buku ini adalah kerja Densus 88? (Tertawa). Pemikiran yang seperti inilah akar terorisme. Coba, ada warga negara yang tidak menghormati pengadilan, tidak menghormati hakim, tidak mau diadili dengan hukum negara dan harus dengan hukum agama, tidak mau diadili kalau tuduhan tidak diubah, bahwa pelatihan militer di Aceh ini bukan kejahatan, coba kita serahkan ke masyarakat untuk menilai. Pemikiran radikal seperti itulah akarnya terorisme. Tolong ini dikemukakan. Jadi (tudingan) itu sangat mustahil sekali. Dan itulah gosip yang selalu ditonjolkan sejak awal. Dulu kan saat (polisi) menangkap Amrozi cs semua orang bilang, wah, ini skenario, nggak mungkin lah santri ceking, sarungan, bikin bom (besar) seperti itu.

Sumber : http://www.tempointeraktif.com/share/?act=TmV3cw==&type=UHJpbnQ=&media=bmV3cw==&y= JEdMT0JBTFNbeV0=&m=JEdMT0JBTFNbbV0=&d=JEdMT0JBTFNbZF0=&id=MzIxNTg0

99


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

Anda tadi menyebut radikalisme sebagai akar terorisme? Ya, kalau kita tidak berhasil membendung radikalisme, teroris akan tetap marak.

pergerakan

Bagaimana caranya? Negara ini harus bertindak lebih pro-aktif, sekarang ini cara kita cenderung reaktif, sudah ada bom meledak baru (aparat) bereaksi. Dimanapun yang paling diutamakan adalah mencegah, to prevent, nah sekarang bagaimana? Negara kita kan negara hukum, semua tindakan aparat, polisi mapun intelijen harus berdasarkan hukum. Kita lihat hukumnya bagaimana. Nah, ternyata kita sering mendapat laporan ada pelatihan miter apakah di Solo, Sulawesi, dan di beberapa daerah lain, tapi polisi tidak bisa bertindak apa-apa karena pelatihan seperti itu bukan kejahatan dalam hukum kita. Tidak ada undang-undang yang melarang itu. Nah, kalau (pelatihan militer) Aceh itu kebetulan memang persiapan untuk terorisme, karena yang dilatih adalah para teroris. Para teroris ini dari penjara pun masih bisa kendalikan (aksi), keluar dari penjara, seperti di Aceh ini, Abu Tholut masih terus bermain. Kasus teror bom buku ini juga dilakukan oleh mereka yang pernah dihukum karena kasus terorisme? Ya, saya yakin dia-dia juga. Saat ini, siapa saja teroris yang masih berkeliaran dan potensial membentuk jaringan baru? Banyak. Masih ada Upik Lawanga, Umar Patek. Kalau mereka tokoh-tokoh teroris ini tertangkap, akankah menghentikan terorisme di Indonesia? Terorisme ini gerakan ideologis, dan gerakan ideologis tak akan pernah berhenti karena tertangkapnya atau tewasnya tokoh selama ideologi radikalnya itu belum bisa dinetralisir. Selama itu juga mereka akan terus beraksi.

Tadi anda menyebut tidak ada landasan hukum untuk mencegah akar terorisme? Kita harus pro-aktif, sebelum mereka beraksi kita sudah harus bisa bertindak. Deradikalisasi juga nggak bisa jalan tanpa paksaan ini. Orang bebas bekoar-koar, memompakan kebencian terhadap orang lain, itu kan sumbernya terorisme. Menanamkan kebencian, menyebarkan permusuhan, itu seharusnya bisa kita tindak, jangan tunggu ada bom.

Sumber : http://www.tempointeraktif.com/share/?act=TmV3cw==&type=UHJpbnQ=&media=bmV3cw==&y= JEdMT0JBTFNbeV0=&m=JEdMT0JBTFNbbV0=&d=JEdMT0JBTFNbZF0=&id=MzIxNTg0

100


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

Dan di semua negara telah melakukan seperti itu. Nah, kita (Indonesia) belum. Apa resikonya? Kalau di negara lain sangat ketat, keras, sementara (aturan) kita lembek, ya ini (Indonesia) jadi surganya mereka. Apa langkah yang akan dilakukan BNPT? Sudah ada Pokja (kelompok kerja) untuk mengamandemen Undang-Undang Terorisme di Kumham (Kementerian Hukum dan HAM). Nah kita (BNPT) sedang usulkan supaya pelatihan militer untuk terorisme itu bisa disebut sebagai kejahatan. Menanamkan kebencian, menyebarluaskan permusuhan, itu juga harus digolongkan kejahatan, nah, itulah yang nanti akan menjadi dasar polisi, intelijen untuk bertindak. Tanpa itu mau apa mereka? Terorisme ini harus ‘disikat’ dari bibitnya? Harus. Lalu apa parameternya orang dianggap menyebarkan kebencian? Ya tentu harus dijelaskan mendetil, misalnya menyerukan bahwa orang kafir itu halal darahnya, masa harus kita biarkan seperti itu? Atau bunuh si ini, bunuh si itu, karena dosa kepada Islam dan muslim, seperti judul (bom) buku itu. Apakah itu bukan menyebarkan kebencian? Bahkan sudah memberi perintah. Kalau begitu, bisa banyak orang yang akan ditangkap? Ya.. kalau sejak awal orang sudah melihat, oh, jangan begitu (radikal) nanti ditangkap. Kalau sekarang kan orang sangat bebas, maka (radikalisme) semakin banyak. Jadi merevisi undang-undang yang sudah ada saja, tidak membuat undang-undang baru? Tidak perlu undang-undang baru. Tinggal memperkuat (UU Terorisme) dengan mengamandemen yang ada. Itu sedang dalam proses. Dan kita (BNPT) memberi masukan. Pelatihan militer untuk teroris, menanamkan dan menyebarkan kebencian, permusuhan, itu perlu dikategorikan sebagai perbuatan pidana, negara harus lebih pro-aktif. Bagaimana jika orang melakukan pelatihan bergaya militer untuk permainan atau olah raga? Itu soal lain, sekarang kan ada Pramuka, pencinta alam, SAR (Search and rescue) itu kan jelas. Kalau jelas-jelas teroris latihan, kok masa mau dibiarin.

Sumber :

http://www.tempointeraktif.com/share/?act=TmV3cw==&type=UHJpbnQ=&media=bmV3cw==&y =JEdMT0JBTFNbeV0=&m=JEdMT0JBTFNbbV0=&d=JEdMT0JBTFNbZF0=&id=MzIxNTg0

101


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

Tadi anda menyebut banyak laporan pelatihan militer yang mencurigakan di daerah-daerah, kenapa tidak bisa ditindak? Ya, banyak. Tidak bisa ditindak karena dalam latihan itu mereka tidak pakai senjata, naik turun gunung. Tidak bisa ditindak karena pelatihan seperti itu bukan kejahatan dalam hukum kita. Bagaimana bisa tahu kalau latihan itu untuk kegiatan terorisme? Ya kan bisa dilihat siapa yang latihan, dan siapa yang melatih. Kan ada perencanaan, mereka latihan untuk apa. Kalau latihan sama teroris, dia tidak perlu ngaku mau melakukan aksi teror, dia sudah bisa dijerat. Usulan ini pasti akan mendapat tentangan? Pasti itu. Kalau revisi ini jadi dilakukan, bagaimana mencegah agar polisi, intelijen tidak asal tangkap orang? Cara menindak itu kan ada batasan-batasannya. Satu lagi usulan kita adalah memperberat hukuman. Karena dari pengalaman empiris, (pelaku teror) baru keluar penjara sudah main lagi. (Seperti kasus pelatihan militer Aceh) Pelaku paling dihukum penjara 4-5 tahun? Itu terlalu ringan. Memang tidak ada timbangan yang pasti, tapi kita lihat saja dari kenyataan, baru keluar (penjara) kok berbuat lagi. Berarti kan kurang lama (hukumannya), jadi seharusnya lebih lama. Orang ditahan kan supaya tidak mengulangi perbuatannya. Terbukti kok, keluar main lagi, berarti hukumannya harus lebih lama.

Sumber : http://www.tempointeraktif.com/share/?act=TmV3cw==&type=UHJpbnQ=&media=bmV3cw==&y= JEdMT0JBTFNbeV0=&m=JEdMT0JBTFNbbV0=&d=JEdMT0JBTFNbZF0=&id=MzIxNTg0

102


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

Ketua Demokrat: Koalisi dengan PDIP Strategis PDIP miliki satu visi dan misi dengan Demokrat yaitu menjamin negara untuk semua golongan

Penulis Waktu

: Arfi Bambani Amri | Nila Chrisna Yunika : Selasa, 8 Maret 2011 | 15:39 WIB

VIVAnews - Tiga orang dari Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat yakni Ulil Abshar Abdalla, Rachland Nashidik dan Ikhsan Mojo menggelar jumpa pers khusus mengenai kemungkinan koalisi. Ulil yang Ketua Pusat Pengembangan Strategi dan Kebijakan Demokrat menyatakan, tawaran koalisi pada Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan bersifat strategis. "Alasan PDIP harus masuk koalisi karena memiliki satu visi dan misi dengan Demokrat yaitu menjamin negara itu untuk semua golongan, tanpa diskriminasi," kata Ulil dalam jumpa pers di sebuah restoran, Jalan Pakubuwono, Kebayoran Baru, Jakarta, Selasa 8 Maret 2011 itu. "Keikutsertaan PDIP dalam koalisi kami pandang akan membuat reshuffle yang akan dilakukan SBY bukan sekadar taktik melainkan strategi untuk mengabdi pada cita-cita negara nasional yang melindungi semua golongan, tanpa diskriminasi," katanya. Sementara Sekretaris Departemen Pemajuan dan Perlindungan Hak Asasi Manusia Partai Demokrat, Rachland Nashidi, menambahkan, jika Megawati menolak dengan alasan politik yang masuk akal, ya tidak masalah. "Tapi kalau menolak karena kepentingan pribadi, ini berarti Megawati telah menarik diri dari kepentingan publik," katanya. Lalu Ikhsan Mojo menyatakan, jika PDIP bersedia, posisi-posisi menteri yang cocok untuk PDIP yaitu Menteri Sosial, Menteri Negara BUMN, dan Menko Kesra. (umi)

Sumber : http://politik.vivanews.com/news/read/208337-ketua-demokrat--koalisidengan-pdip-strategis

103


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

Paket Bom Sempat Disiram Air Paket itu sebelumnya sempat di siram air dan akan dibawa untuk dijinakkan

Penulis Waktu

:: Selasa, 15 Maret 2011 | 16:54 WIB

VIVAnews - Kasat Reskrim Polres Jakarta Pusat luka serius pada tangannya akibat ledakan bom di Komunitas Utan Kayu, Jakarta Timur. Bom itu dikirim seseorang dan dikemas dalam bentuk paket bersama sejumlah buku. Paket itu dikirim untuk Ulil Abshar Abdalla, tokoh Jaringan Islam Liberal (JIL) yang berkantor di Komunitas Utan Kayu. Di kawasan itu juga ada Kantor Berita Radio 68 H dan Cafe Tempo. Paket itu diterima pagi tadi. Karena mencurigai paket itu adalah bom, sebab ada kabel-kabel yang saling terhubung, maka petugas di sana melaporkannya kepada polisi. Polisi kemudian datang dan memindahkan bom itu untuk dijinakkan sekitar pukul 16.15 WIB. Celakanya bom itu justru meledak saat dipindahkan itu. Kasat Reskrim Polres Jakarta Timur, Komisaris Dodi Rahmawan luka parah, satu petugas reserse, dan satu petugas keamanan Komunitas Utan Kayu. Dodi Rahman luka pada pergelangan tangan kirinya. Sementara dua korban lain belum diketahui luka pada bagian mana. Menurut sejumlah saksi, paket itu sebelumnya sempat di siram air. Paket berwarna cokalat itu yang tiba sekitar sejak pukul 10.00 WIB. Juru Bicara Komunitas Utan Kaya, kiriman paket itu baru dibuka pukul 13.30 WIB, dan terlihat ada buku dan sejumlah kabel dan batu batre di dalamnya.

Sumber : http://nasional.vivanews.com/news/read/209590-peket-bom-sempatdisiram-air

104


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

Ulil Abshar Abdalla : "Saya Dianggap Ancaman Ketika Masuk Parpol" Penulis Waktu

: Bayu Galih | Dedy Priatmojo : Rabu, 16 Maret 2011 | 07:34 WIB

VIVAnews - Paket bom meledak di Komunitas Utan Kayu, Jalan Utan Kayu 68H, Jakarta Timur Selasa sore, 15 Maret 2011. Walau tergolong berdaya ledak kecil, bom itu melukai tiga orang hingga harus mengalami perawatan di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. Bahkan, tangan Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Polres Jakarta Timur Komisaris Polisi Dodi Rahmawan putus saat berusaha menjinakkan bom. Bom yang berasal dari sebuah paket itu sebenarnya ditujukan kepada aktivis Jaringan Islam Liberal (JIL) Ulil Abshar Abdalla. Selama ini, JIL memang diketahui beraktivitas di Utan Kayu, satu lokasi dengan Kantor Berita Radio 68H, Komunitas Utan Kayu, dan Institut Studi dan Arus Informasi. Bom diduga terkait aktivitas Ulil di JIL. Ini terlihat dari bom yang disamarkan dalam buku berjudul "Mereka Harus Dibunuh karena DosaDosa Mereka terhadap Islam dan Kaum Muslimin", yang ditujukan kepada Ulil. Tapi Ulil Abshar mengatakan teror seperti ini tidak pernah ditemui saat dia menjabat sebagai Koordinator JIL. Ulil malah menduga teror ini terkait setelah dia aktif menjadi fungsionaris Partai Demokrat. Seperti apa Ulil memandang teror bom yang ditujukan terhadapnya? Berikut petikan wawancara Ulil kepada VIVAnews.com di Kantor Freedom Institute, Selasa malam, 15 Maret 2011. Selama ini teror bom dikaitkan dengan aktivitas Anda di JIL. Tanggapan Anda? Ya, sebetulnya saya kan aktif di dalam kegiatan terkait pemikiran Islam sudah lebih dari 10 tahun. Bahkan saya mulai agak jarang bicara soal pemikiran Islam. Kecuali satu hal yang saya konsisten bicara terus menerus, yaitu soal kebhinekaan. Sejauh ini saya tidak pernah mendapatkan ancaman apapun. Baru ketika saya masuk partai politik dan menyampaikan gagasan yang agak menyinggung kalangan lain, tibatiba muncul ancaman. Saya kira motif politik tidak bisa dipisahkan.

Sumber : http://nasional.vivanews.com/news/read/209665--saya-dianggap-ancamanketika-masuk-parpol-

105


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

Tentu tindakan ini terkait dengan advokasi saya yang gigih masalah pluralisme dan gagasan kebebasan beragama di Indonesia, juga pembelaan saya terhadap kaum minoritas. Mungkin karena saya masuk dalam parpol saya punya leverage sehingga ada orang yang merasa saya dianggap ancaman, sehingga ada hal semacam ini. Dulu ketika saya bergerak secara murni di dalam konteks masyarakat sipil pengaruh saya dianggap tidak terlalu kuat. Begitu saya masuk parpol, pengaruhnya lain. Tapi juga mungkin ada juga kaitan di luar masalah kebebasan beragama, ini spekulasi. Tapi konteks politik sangat kental dalam hal ini. Sewaktu aktif di JIL pernah ada ancaman? Sedikit pun tidak pernah, dari sejak 2002 sampai 2005 saya sekolah tidak pernah ada ancaman. Memang Utan Kayu pernah mau diserang, lebih dari itu tidak. Nah saya ingin mengatakan bahwa ini adalah fase yang agak menghawatirkan dan merupakan wake-up call bangsa kita dan juga pemerintah. Karena ini mengarah pada politic assassination. Motifnya bisa macam-macam. Pemerintah tidak bisa menganggap ringan masalah ini dan tentu harus bertindak cepat. Kalau politik asasinasi menjadi pola baru dalam arena sosial politik kita ini sangat berbahaya. Munculnya ancaman karena aktivitas Anda di JIL atau partai politik? Saya menganggap ada dua motif yang bekerja secara simultan di sini. Motif yang berkaitan dengan sosial keagamaan dan motif politik. Dan karena sekarang saya aktif di partai, dua hal itu saling terkait. Melihat konteks di lokasi ledakan, ada surat meminta Anda memberikan kata pengantar. Bagaimana? Bisa semacam kamuflase, yang menurut saya mudah diendus bisa melalui isu keagamaan. Tapi sebetulnya ada motif politik di dalamnya. Menurut saya dua motif ini bekerja secara simultan, tapi menurut saya motif politik lebih siginifikan, persis begitu saya masuk ke parpol.

Sumber : http://nasional.vivanews.com/news/read/209665--saya-dianggap-ancamanketika-masuk-parpol-

106


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

Setelah masuk politik bentuk teror apa yang Anda rasakan? Setelah saya bersuara keras soal reshuffle, terus terang saya mendapat banyak ancaman melalui ucapan, lewat email, atau sumbersumber yang lain. Tapi itu hanya bersifat verbal. Sering sekali. Saya menduga ada konteks politik dalam hal ini. Tentu saya tidak bisa meyakini 100 persen. Semua saya serahkan kepolisian yang akan mengungkap. Anda yakin ledakan tidak terkait aktivitas? Kemungkinan itu masih ada, tapi pertanyaannya, kenapa baru sekarang. Ada dua motif yang tadi saya sebutkan, saya tidak bisa katakan mana yang lebih dominan. Tapi kecenderungan ke motif politik lebih kuat. Karena saat ini saya bergabung ke parpol, dan itu bisa menggetarkan agenda-agenda yang selama ini saya suarakan.

Sumber : http://nasional.vivanews.com/news/read/209665--saya-dianggap-ancamanketika-masuk-parpol-

107


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

Jenis Bom untuk Ulil, Gories, dan Japto Sama Penulis Waktu

:: Rabu, 16 Maret 2011 | 09:18 WIB

VIVAnews - Dalam waktu satu hari, Jakarta dikirim tiga paket buku berisi bom. Pertama di kawasan Komunitas Utan Kayu,Jakarta Timur, Kantor Badan Narkotika Nasional, dan kediaman Ketua Umum Partai Pemuda Pancasila Japto S Soerjosoemarno di Jakarta Selatan. Ada persamaan dari ketiga paket yang dikirim. "Jenis bom dan rangkaiannya sama," kata Kepala Bidang Penerangan Umum Mabes Polri Komisaris Besar Polisi Boy Rafli Amar saat meresmikan Balai Wartawan di Polda Metro Jaya, Jakarta, Rabu 16 Maret 2011. Menurut Boy, masih ada persamaan lain antara paket-paket bom yang dikirim itu. Untuk paket bom yang ditujukan kepada Kepala BNN Komisaris Jenderal Gories Mere dan Japto S Soerjosoemarno, waktu pengirimannya sama. "Sekitar pukul 20.00 WIB," ujar Boy. Sedangkan bom pertama untuk aktivis Jaringan Islam Liberal (JIL), Ulil Abshar Abdalla, tiba sekitar pukul 10.00 WIB, Selasa 15 Maret 2011. "Akhirnya, dua paket bom lainnya berhasil kami amankan," tegas Boy. Dalam peristiwa paket bom pertama di kawasan Komunitas Utan Kayu dan Kantor Berita Radio 68H, tiga orang mengalami luka-luka. Satu orang yang luka parah yakni, Kepala Satuan Serse Jakarta Timur Komisaris Polisi Dodi Rahmawan. Tangan kiri Dodi harus diamputasi karena terkena ledakan. Polisi sudah melakukan olah tempat kejadian perkara di titik ancaman bom itu. Hingga kini belum diketahui motif pengiriman paket bom secara serentak itu. (umi)

Sumber :

http://nasional.vivanews.com/news/read/209710-jenis-bomuntuk-ulil--gories--dan-japto-sama 108


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

Paket Kedua untuk Ulil Dikirim dari Kontraz Seluruh karyawan di gedung itu telah dievakuasi untuk mengantisipasi peristiwa serupa

Penulis Waktu

:: Jum'at, 18 Maret 2011 | 16:53 WIB

VIVAnews - Paket mencurigakan yang ditujukan untuk pendiri Jaringan Islam Liberal (JIL), Ulil Abshar Abdalla, kembali membuat geger karyawan Kantor Berita Radio 68 H, Jumat 18 Maret 2011. Paket yang dikirim kurir dari jasa pengiriman barang itu sudah diamankan dan menunggu tim Gegana datang untuk melakukan identifikasi. Seluruh karyawan di gedung itu telah dievakuasi untuk mengantisipasi peristiwa serupa terjadi. Menurut Juru Bicara KBR 68 H, Ade Wahyudi, paket barang mencurigakan itu datang sekitar pukul 15.30 WIB. Dalam paket itu tercatat pengirim barang adalah Kontraz. "Kita curiga karena bukan Kontras tapi Kontraz. Kontras juga sudah dihubungi dan tidak pernah mengirim barang itu," ujar Wahyudi. Benda mencurigakan itu diletakkan di halaman depan Komunitas Utan Kayu, dan menjadi tontonan masyarakat. Sejumlah petugas dari Polsek Matraman dan Polres Jakarta Timur, telah mensterilkan kawasan tersebut untuk menunggu tim Gegana datang. Sementara itu, paket kiriman buku mencurigakan yang berada di Jalan Mendawai 1 Nomor 39 (yang sebelumnya Nomor 29) dipastikan tidak mengandung unsur bom. Menurut Kapolres Jakarta Selatan, Komisaris Gatot Edi Promono, yang berada di lokasi kejadian menjelaskan, paket buku bimbingan belajar yang diletakkan sopir bimbingan belajar bernama Heru Susanto, pada pukul 14.00 WIB. "Ada salah paham antara sopir dan karyawan. Tidak ada koordinasi sehingga membuat curiga," ujar Gatot Edi. Kapolres menjelaskan, kejadian seperti ini juga tidak bisa disalahkan, karena ini memang sudah menjadi tugas polisi. "Sempat dipasang police line. Membuat warga yang ada di kompleks keluar untuk melihat langsung paket yang awalnya diduga bom itu," ujarnya. (umi)

Sumber : http://metro.vivanews.com/news/read/210241-ulil-abshar-dikirim-paketmencurigakan-lagi

109


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

Aburizal: Memang Gampang Bikin Revolusi? Aburizal meragukan rencana kudeta yang disokong purnawirawan jenderal

Penulis Waktu

: Ismoko Widjaya : Jum'at, 25 Maret 2011 | 15:19 WIB

VIVAnews - Ketua Umum Partai Golkar, Aburizal Bakrie, tidak pernah mendengar keberadaan sejumlah purnawirawan TNI yang dikabarkan berniat menggulingkan pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, seperti diberitakan media asing, Al Jazeera. Namun, jika para purnawirawan yang dinamakan Dewan Revolusi Islam itu benar adanya, Aburizal meragukan bahwa mereka sungguhsungguh akan melakukan kudeta terhadap pemerintahan melalui gerakan revolusi. "Memang dikira gampang bikin revolusi? Kalau rakyat tidak mau revolusi, ya, percuma saja," kata Aburizal usai rangkaian acara peringatan HUT ke-43 Fraksi Partai Golkar DPR RI yang dipusatkan di Islamic Center, Jakarta, Jumat 25 Maret 2011. Karenanya, politisi yang akrab disapa Ical itu meminta pemerintah maupun masyarakat luas tak perlu meramaikan apalagi merespons isu itu. "Tidak usah ditanggapi." Dalam laporan investigasi berjudul "Plot to Topple Indonesian President Uncovered" atau "Plot untuk Menggulingkan Presiden Indonesia Terbongkar", Al Jazeera mengungkapkan ada gerakan sejumlah jenderal purnawirawan senior mendukung kelompok-kelompok Islam garis keras untuk menjatuhkan Presiden. "Jenderal-jenderal ini menggunakan grup Islam garis keras untuk menggulingkan Presiden Yudhoyono, karena mereka menganggap SBY terlalu lemah dan terlalu reformis," demikian dilaporkan koresponden Al Jazeera, Step Vassen, dalam rekaman yang ditayangkan Selasa malam, 22 Maret 2011.

Sumber : http://politik.vivanews.com/news/read/211421-aburizal--memang-gampangbikin-revolusi-

110


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

Pengamat: "Kelas Menengah Kita Masih Manja" Kelas menengah terus tumbuh selama tujuh tahun terakhir Penulis Waktu

: Syahid Latif | Anda Nurlaila : Rabu, 30 Maret 2011 | 14:39 WIB

VIVAnews-Indonesia kini memasuki kondisi ekonomi baru ditandai berkembangnya ekonomi kelas menengah tujuh tahun terakhir. Sayangnya, sampai kini kalangan ekonomi ini masih terlalu manja karena menikmati beragam subsidi dari pemerintah. Padahal munculnya ekonomi menengah dikhawatirkan bakal membuka ancaman jebakan kelas menengah rendah (low middle class country trap) yang senantiasa mengiringi pertumbuhan ekonomi sebuah bangsa ke kondisi ekonomi lebih buruk. "Kalau terus bergantung pada subsidi dan transfer pemerintah, pertumbuhan ekonomi tak akan meningkat. Masyarakat tak akan mandiri dan stagnan di situ-situ saja," kata Pengamat Ekonomi Mohamad Ikhsan dalam diskusi Kebangkitan Kelas Menengah di Indonesia, Implikasi Ekonomi Sosial dan Politik di Jakarta, Rabu, 30 Maret 2011. Menurut Ikhsan, kekhawatiran di tengah kemunculan kelas ekonomi menengah didasarkan pada pengalaman sejarah serupa dialami Argentina dan Kuba. Pada awal abad ke-20, kedua negara di Amerika Latin itu mengalami pertumbuhan ekonomi menengah yang signifikan. Sayangnya, dalam rentang seabad, ekonomi kedua negara itu tak kunjung membaik bahkan semakin membawa masyarakat kelas menengah semakin bergantung pada bantuan pemerintah."Saat Argentina masih berkutat sebagai negara kelas menengah bawah, Amerika telah menjadi negara maju," ujar Ikhsan. Melihat dari sejarah tersebut, Ikhsan berharap pemerintah membuat kebijakan mencegah tergelincirnya Indonesia pada jebakan kelas menengah berpenghasilan rendah. Apalagi saat ini, Indonesia dianggap berada di persimpangan jalan: apakah bergerak menjadi negara maju, atau sebaliknya.

Sumber : http://bisnis.vivanews.com/news/read/212167-kelas-ekonomi-menengahmasih-manja

111


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

Kebijakan mencegah munculnya jebakan itu, sambung Ikhsan, membutuhkan dukungan berupa pemerintahan berjalan sesuai hukum, stabilitas ekonomi makro, perbaikan pelayanan publik dan kesehatan, serta penciptaan pekerjaan. Dengan adanya peluang pertumbuhan itu, Ikhsan berharap kalangan menengah Indonesia memiliki pendapatan rendah tak akan stagnan dalam posisinya tersebut. Lebih parah lagi, kalangan ekonomi menengah itu malah turun peringkat menjadi kalangan ekonomi miskin. Ekonomi Bank Dunia Subham Chaudhuri menambahkan, Indonesia harus bisa menjaga momentum pertumbuhan ekonomi dalam rentang 10 tahun mendatang, atau di saat banyak penduduk memasuki usia tak produktif. "Harus ada persiapan menciptakan layanan publik, pendidikan dan kesehatan. Jangan sampai suatu negara menua sebelum menjadi negara maju," kata Subham sembari merujuk perekonomian Jepang yang mampu mempersiapkan kebutuhan penduduk dan mencapai kesejahteraan sebelum penduduknya memasuki populasi tua. Kelas menengah juga perlu terjamin dengan model pembangunan ekonomi transparan, sesuai hukum, dan memperhatikan layanan publik. Selain itu, peningkatan investasi besar dipastikan akan berdampak signifikan pada pertumbuhan. "Pendidikan dan lapangan pekerjaan dapat menciptakan pertumbuhan. Bila tercapai Indonesia akan menjadi negara dengan kalangan menengah terbesar," kata Subham.

Sumber : http://bisnis.vivanews.com/news/read/212167-kelas-ekonomi-menengahmasih-manja

112


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

Pertumbuhan Kelas Menengah Perlu Diwaspadai? "Akibatnya, yang semula ekonomi bisa tumbuh menjadi 7%, nanti bisa turun ke 5%."

Penulis Waktu

: Nur Farida Ahniar | Anda Nurlaila : Kamis, 31 Maret 2011 | 06:30 WIB

VIVAnews- Pengamat ekonomi menilai pertumbuhan kelas menengah yang pesat harus diwaspadai, terutama jika pertumbuhannya tidak merata. Jika tidak diantisipasi, pertumbuhan kelas menengah ini justru bisa menurunkan pertumbuhan ekonomi. Peneliti Senior LPEM Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia, Mohamad Ikhsan, menjelaskan potensi meningkatnya kelas menengah tidak menjamin bisa menghasilkan pertumbuhan inklusif dan penciptaan lapangan kerja. Sebab, mereka belum tentu merupakan wiraswasta yang menciptakan lapangan kerja. Jika pertumbuhan ekonomi tersebut hanya menciptakan kalangan menengah yang sebagian besar merupakan kalangan profesional maka akan tidak produktif. Misalnya, akan terjadi kekacauan di jalan raya karena sarana publik yang kurang, sementara kalangan itu semakin mudah membeli kendaraan pribadi. "Akibatnya, yang semula ekonomi bisa tumbuh menjadi 7 persen, nanti bisa turun ke 5 persen karena terjadi kemacetan yang parah di jalan," ujarnya kepada VIVAnews di Jakarta. Pertumbuhan yang tidak merata seperti tidak meratanya pendidikan juga akan memicu terjadinya pertentangan antar kelas. "Seperti di Prancis ada pertentangan di kalangan pekerja dan kelas menengah" ujarnya. Untuk menghindari itu, pemerintah harus melakukan perubahan kebijakan yang sesuai. Misalnya, kata Ikhsan, pemberian subsidi harus dikembalikan ke kelas bawah agar kalangan itu dapat tumbuh. Namun di sisi lain pemerintah harus memperbaiki sarana infrastruktur dan fasilitas publik seperti stasiun, angkutan publik sehingga masyarakat kelas menengah dapat memanfaatkan fasilitas itu tanpa menggunakan subsidi.

Sumber : http://bisnis.vivanews.com/news/read/212237-waspada-pertumbuhan-kelasmenengah

113


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

Cara lainnya adalah menyediakan pendidikan seluasnya seperti pendidikan internasional yang biayanya mahal untuk mengakomodasi kelas menengah atas. "Jika tidak mereka akan masuk ke sekolah negeri favorit, dan orang kelas menengah bawah atau kelas bawah sulit masuk ke sekolah negeri yang bagus," ujarnya. Berdasarkan data Bank Dunia, jumlah kelas menengah Indonesia pada 2010 sebesar 134 juta jiwa atau 56,6 persen. Jumlah ini meningkat pesat pada 2003 yang jumlahnya hanya 37,7 persen. Di sisi lain, menurut Ekonom Bank Dunia, Subham Caudhury, selama periode pengentasan kemiskinan pasca krisis, kesenjangan makin melebar. Sejak 2000 hingga 2002, kemiskinan turun lebih dari satu poin, sedangkan kesenjangan meningkat hampir 4 poin. Walau kesenjangan yang ada masih dalam batas toleransi, tren ini meningkat. Hal yang sama yang juga ditunjukkan negara-negara yang sedang tumbuh pesat seperti Cina dan India Menurut dia, upaya pemerataan harus dimulai dengan pendidikan. Pemerintah juga harus memperhatikan kalangan miskin yang rentan pada harga pangan. Pasalnya, 60 persen penghasilan kaum miskin, masih dibelanjakan untuk pangan.

Sumber : http://bisnis.vivanews.com/news/read/212237-waspada-pertumbuhan-kelasmenengah

114


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

Dikirimi Bom, Ulil Gelar Jumpa Pers di Freedom Institute Penulis Waktu

: Reza Yunanto : Selasa, 15 Maret 2011 | 19:30 WIB

Jakarta - Pendiri Jaringan Islam Liberal (JIL), Ulil Abshar Abdalla dikirimi bom. Beruntung bukan Ulil yang membuka bom tersebut yang akhirnya meledak saat dibuka. Informasi yang diperoleh www.today.co.id, Selasa (15/3/2011), Ulil akan bersuara terkait insiden ini. Dia akan memberikan keterangan kepada pers di kantor Freedom Institute malam ini. Sebuah paket buku berisi bom dikirimkan oleh Drs Sulaiman Azhar ke kantor radio KBR 68 H di Utan Kayu, Jakarta Timur, Selasa (15/3/2011). Paket tersebut ditujukan kepada Ulil Abshar Abdalla dalam sebuah buku berjudul: Mereka harus dibunuh karena dosa-dosa mereka terhadap Islam dan kaum Muslimin Dalam paket bom buku itu juga disertai selembar surat dari pengirim yang isinya meminta Ulil untuk memberikan kata pengantar dalam buku tersebut. Penulis menyertakan alamat dan nomor telepon. Bom tersebut meledak saat akan dijinakkan oleh Kasat Reskrim Polres Jakarta Timur Kompol Dodi Rakhmawan. Jari tangan Dodi putus saat mencoba membuka bom tersebut (rez/rez).

Sumber : http://www.today.co.id/read/2011/03/15/17140/dikirimi_bom_ulil_gelar_ju mpa_pers_di_freedom_institute

115


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

Terkena Ledakan, Tangan Kasat Reskrim Putus Penulis Waktu

:: Selasa, 15 Maret 2011 | 16:55 WIB

Metrotvnews.com, Jakarta: Salah seorang korban ledakan di Utan Kayu, Jakarta Timur, Selasa (15/3), adalah Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Jakarta Timur Komisaris Polisi Nicholas A. Lilipaly. Tangan kirinya putus. Sementara tiga korban lainnya menderita luka di bagian mata. Keempat korban luka langsung dibawa ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. Kini, telah dipasang garis polisi di lokasi ledakan di Kantor Berita Radio 68H. Paket berisi benda, yang diduga bom, itu meledak sekitar pukul 16.10 WIB. Empat korban terluka. Paket ditujukan untuk Ulil Abshar Abdalla, aktivis Jaringan Islam Liberal sekaligus salah satu Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat.(RAS)

Sumber : http://metrotvnews.com/read/newsvideo/2011/03/15/124302/TerkenaLedakan-Tangan-Kasat-Reskrim-Putus

116


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

Ulil Abshar, dari Pesantren NU Menuju Islam Liberal Penulis Waktu

: Iwan Apriansyah : Selasa, 15 Maret 2011 | 16:51 WIB

TRIBUNNEWS.COM - Nama Ulil Abshar-Abdalla kembali mencuat, setelah terjadi ledakan bom di kawasan Radio 68H, Jl Utan Kayu, No 68 H, Jakarta Timur. Bom yang meledak dan memutuskan tangan Kasat Reskim Polrestro Jakarta Timur Kompol Dodi Rachmawan itu, sebenarnya dialamatkan kepada Ulil. Berikut ini perjalanan tokoh yang sempat menghebohkan umat Islam Indonesia ini: Ulil Abshar-Abdalla lahir di Pati, Jawa Tengah, 11 Januari 1967. Ulil berasal dari keluarga Nahdlatul Ulama. Ayahnya Abdullah Rifa'i dari Pesantren Mansajul Ulum, Pati, sedangkan mertuanya, Mustofa Bisri, kyai dari Pesantren Raudlatut Talibin, Rembang. Ulil menyelesaikan pendidikan menengahnya di Madrasah Mathali'ul Falah, Kajen, Pati, Jawa Tengah yang diasuh oleh KH M Ahmad Sahal Mahfudz. Ulil pernah nyantri di Pesantren Mansajul 'Ulum, Cebolek, Kajen, Pati, serta Pondok Pesantren Al-Anwar, Sarang, Rembang. Dia mendapat gelar Sarjananya di Fakultas Syariah LIPIA (Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab) Jakarta, dan pernah mengenyam pendidikan di Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara. Dia juga lulusan program doktoral di Universitas Boston, Massachussetts, AS Ulil pernah menjadi Ketua Lakpesdam (Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia) Nahdlatul Ulama, Jakarta, staf peneliti di Institut Studi Arus Informasi (ISAI), serta Direktur Program Indonesian Conference on Religion and Peace (ICRP). Ia dikenal karena aktivitasnya sebagai Koordinator Jaringan Islam Liberal. Dalam aktivitas di kelompok ini, Ulil menuai banyak simpati sekaligus dikecam umat Islam sendiri. (*)

Sumber : http://www.tribunnews.com/2011/03/15/ulil-abshar-dari-pesantren-numenuju-islam-liberal

117


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

Perpustakaan Freedom Institute Penulis Waktu

: Haqi Achmad : Selasa, 29 Maret 2011 | 13:24:03

Perpustakaan Freedom Institute adalah tempat yang cocok untuk kamu yang ingin lari. Lari dari keramaian. Lari dari kehidupan nyata dan masuk ke dunia imajinatif lewat buku-buku fiksi yang tersedia di sana. Lari dari kehidupan nyata dan menyelami kehidupan tokoh-tokoh inspiratif yang buku biografinya ada di sana. Dan lari mengejar ketertinggalan mengerjakan tugas dengan mencari bahan berupa buku/data referensi. Terletak di depan Tugu Proklamasi, tempat ini adalah salah satu surga buat saya dan mungkin bagi orang-orang seperti saya yang selalu merindukan tempat-tempat seperti ini untuk kabur dari rutinitas. Desain bangunan yang minimalis, pepohonan rindang yang bikin suasana adem dan kursi-kursi yang bisa dipilih jika ingin duduk di luar sembari menikmati makanan dari penjual kaki lima yang berdagang di depan Tugu Proklamasi. Untuk memanfaatkan fasilitas di perpustakannya cukup dengan membuat kartu anggota. Biayanya tidak mahal -kalau tidak salah sepuluh ribu- dan kamu bisa membaca buku2 di perpustakaan serta memanfaatkan fasilitas wifi yang koneksinya terbilang cepat. Tempat ini adalah tempat yang cocok untuk berlari :D

Sumber : http://jakarta.urbanesia.com/profile/perpustakaan-freedom-institute/

118


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

Rencana Digitalisasi Koleksi Terkendala Penulis Waktu

:: Rabu, 30 Maret 2011 | 04:30 WIB

Jakarta, Kompas - Digitalisasi 20.000 dokumen koleksi Pusat Dokumentasi Sastra HB Jassin masih terkendala. Bantuan sejumlah alat dari gerakan Koinsastra yang diserahkan, Selasa (29/3), belum mencukupi untuk memenuhi target awal pendigitalisasian yang dipatok selesai enam bulan. Selasa siang, perwakilan sukarelawan Koinsastra menyerahkan 6 komputer, 3 mesin pemindai, dan 2 printer ke pengelola PDS HB Jassin. Itu untuk mendigitalisasi literatur. �Ada 57 sukarelawan yang mendaftar melalui Koinsastra,� kata Krishna Pabichara, salah satu penggagas Koinsastra. Untuk memenuhi target awal enam bulan selesai, perlengkapan Koinsastra masih kurang. Setidaknya mereka butuh 10 komputer, 5 pemindai, 3 printer, dan 1 mesin fotokopi. Rencananya, pada 13 April Koinsastra akan menggelar puncak malam penggalangan dana di Bentara Budaya Jakarta. Konser itu melibatkan banyak musisi dan seniman Jakarta. Gerakan Koinsastra yang digalang masyarakat untuk menyelamatkan PDS HB Jassin terus bergulir. Selain Jakarta, menyusul 11 kota, di antaranya Denpasar, Malang, Surabaya, Semarang, Banjarmasin, dan Kendari. Gerakan itu membuka situs web di www.PDSHBJassin.com. Publik tergerak Gerakan itu menarik simpati publik. Karyawan perpustakaan Freedom Institute, misalnya, mengumpulkan uang untuk membeli komputer dan pemindai. Lima orang yang saling kenal di Facebook iuran membeli 1 printer. Di Denpasar, mahasiswa Universitas Udayana hingga kemarin mengumpulkan dana Rp 1,1 juta. Dari pembacaan cerpen di Kalimalang, Jakarta Timur, terkumpul Rp 1,247 juta.

Sumber : Koran Media Indonesia Rabu, 30 Maret 2011

119


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

Pelibatan swasta Kondisi PDS HB Jassin mengundang perhatian pengusaha, salah satunya Ciputra. Pengusaha properti itu menyumbang Rp 100 juta yang diserahkan kepada pengelola PDS HB Jassin. ”Saya penggemar karya Chairil Anwar, Taufiq Ismail, dan Kahlil Gibran. Begitu mendengar PDS HB Jassin terancam tutup, saya sedih sekali,” kata Ciputra. Pemilik dan pengelola manajemen Teater Koma, Riantiarno, mengatakan, peran swasta sangat penting menghidupkan kegiatan kebudayaan di Tanah Air. ”Pemerintah mendorong agar perusahaan swasta mau mengalirkan dana ke dokumentasi. Beri keringanan pajak bagi mereka,” katanya. (IND)

Ratna untuk perlu pusat

Sumber : Koran Media Indonesia Rabu, 30 Maret 2011

120


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

Aburizal: Gedung DPR Tidak Perlu Semewah Itu "Diperlukan satu gedung, tetapi tidak perlu semewah itu," kata Aburizal Bakrie

Penulis Waktu

: Arfi Bambani Amri | Fadila Fikriani Armadita : Jum'at, 1 April 2011 | 14:00 WIB

VIVAnews - Pembangunan gedung baru Dewan Perwakilan Rakyat terus menuai kritik. Ketua Umum Golkar, Aburizal Bakrie, mengatakan, wakil rakyat di parlemen memang membutuhkan gedung baru. "Tapi tidak perlu semewah itu," kata Aburizal, usai pembukaan rapimnas Kadin, di Ballroom Ritz Carlton Hotel, Jumat 1 April 2011. Menurut dia, gedung yang saat ini dipakai oleh anggota dewan dinilai tidak memadahi lagi. Mantan Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat ini mengatakan, saat ini gedung DPR yang berkapasitas 800 orang digunakan oleh 3.000 orang. Artinya Golkar sepakat dengan pembangunan gedung mewah tersebut? "Diperlukan satu gedung, tetapi tidak perlu semewah itu, masih kurang jelas?" kata Aburizal balik bertanya. Dia meminta pimpinan DPR untuk meninjau ulang pembangunan gedung tersebut. "Ditinjau saja pembangunannya itu lebih baik," kata dia. Aburizal mengatakan pembangunan gedung tersebut bisa lebih disederhanakan lagi. Namun, dia tidak menyebut berapa angka yang pas untuk membiayai pembangunan gedung tersebut. "Supaya fungsional, jangan pakai angka, tapi fungsional," ujar dia Pembangunan gedung baru bagi anggota DPR dianggarkan sebesar Rp1,1 triliun. Saat ini, pembangunan sudah mulai berjalan dan menelan anggaran negara sebesar Rp36 miliar. Anggaran itu untuk manajemen konstruksi dan perencanaan. Namun, gencarnya kritik masyarakat membuat sejumlah fraksi sepakat perlu tinjau ulang atas pembangunan itu. Peninjauan ini dilakukan segera sebelum DPR memasuki masa reses 9 April mendatang.

Sumber : http://politik.vivanews.com/news/read/213836-aburizal--gedung-baru-dprtak-perlu-mewah

121


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

PKS tidak Dilibatkan Susun Draf Kontrak Baru Koalisi Penulis Waktu

:: Kamis, 07 April 2011 | 23:00 WIB

JAKARTA--MICOM: Ketua Divisi Pusat Pengembangan Strategi dan Kebijakan DPP Partai Demokrat, Ulil Abshar Abdalla, mengatakan, hanya Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang tidak dilibatkan dalam penyusunan draf kontrak baru koalisi. "Draf sudah dibagikan ke partai koalisi, kecuali PKS yang tidak diberi, karena memang belum diajak bicara oleh Presiden," kata Ketua Strategi dan Kebijakan DPP PD Ulil Abshar Abdalla di sela acara diskusi bertajuk "Indonesia dan Turki: Pelajaran Demokrasi Dua Bangsa" di Jakarta, Kamis (7/4). Menurut Ulil, tidak dilibatkannya PKS dalam menyusun kontrak baru koalisi karena di dalam koalisi diinginkan adanya perubahan peran antara sesama partai peserta koalisi. Sementara parpol koalisi lainnya seperti PPP, PKB, PAN, Partai Golkar, dan Partai Demokrat sendiri terlibat dalam penyusunan. "Sebagai perubahan peran itu, jatah menteri PKS akan dikurangi. Juga dipastikan akan ada pergantian menteri," katanya. Ketika ditanya isi kontrak baru koalisi, Ulil enggan menjelaskan lebih lanjut. Menurut Ulil, soal perombakan kabinet akan dilakukan setelah kontrak baru sudah final dan ditandatangani peserta partai koalisi. "Redesain kontrak politik, baru ada pergantian menteri. Saya tidak bisa bercerita banyak," katanya. Lebih lanjut Ulil menjelaskan, redesain politik perlu dilakukan untuk mengamankan posisi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sampai akhir masa jabatannya 2014. Demokrat, tambahnya, tidak ingin lagi ada gonjang-ganjing di DPR yang mengancam pemakzulan seperti pada kasus hak angket mafia pajak. (Ant/OL-8)

Sumber : http://www.mediaindonesia.com/read/2011/04/07/216258/284/1/PKStidak-Dilibatkan-Susun-Draf-Kontrak-Baru-Koalisi

122


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

Aburizal: Gedung Baru DPR Tak Perlu Mewah "Sederhana dan fungsional saja," kata Ketua Umum Golkar itu Penulis Waktu

: Anggi Kusumadewi | Lutfi Dwi Puji Astuti : Sabtu, 9 April 2011 | 15:28 WIB

VIVAnews – Ketua Umum DPP Partai Golkar Aburizal Bakrie menyatakan, Golkar tetap memandang perlu pembangunan gedung baru DPR. “Tapi tidak perlu mewah. Sederhana dan fungsional saja,” kata Aburizal usai mengikuti panen perdana budidaya lobster air tawar di Desa Cogrek, Parung, Kabupaten Bogor, Sabtu 9 April 2011. Pria yang akrab dipanggil Ical itu mengemukakan, dirinya berkalikali mengatakan bahwa gedung baru DPR tidak perlu semewah rancangan semula yang rencananya menghabiskan anggaran Rp1,16 triliun. Ia pun meminta DPR mengikuti petunjuk Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang berpesan agar pembangunan gedung baru ditinjau ulang agar lebih sederhana. “Sesuai pidato Presiden – ditinjau ulang, dan kalau perlu, dibatalkan,” ujar Ical. Sebelumnya, Presiden Yudhoyono meminta agar pembangunan dan penambahan tidak perlu dilakukan pada fasilitas yang masih memadai untuk digunakan. Presiden juga menginstruksikan seluruh jajaran pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah, untuk berhemat dan efisien dalam menggunakan anggaran negara. “Saya menginstruksikan, setelah dilakukan pengecekan terhadap rencana pembangunan gedung dan fasilitas yang tidak memenuhi ketentuan yang dikeluarkan, bahkan dalam bahasa saya yang tidak memenuhi standar kepatutan, agar ditunda dulu, untuk dilakukan revisi penyesuaian, bahkan barangkali kalau memang tidak sangat diperlukan, bisa ditunda dan dibatalkan,” demikian kata Presiden di Kantor Presiden, Kamis 6 April lalu. Secara terpisah, pengamat politik M. Qodari tidak setuju apabila persoalan pembangunan gedung DPR dipersempit menjadi masalah Ketua DPR saja. “(Pembangunan) ini bersifat kelembagaan, bukan hanya soal Marzuki (Ketua DPR Marzui Ali),” kata Qodari di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat. Oleh karena itu, ia menganggap upaya penggulingan Ketua DPR apabila gedung DPR jadi dibangun, akan sulit direalisasikan.

Sumber : http://politik.vivanews.com/news/read/213836-aburizal--gedung-baru-dprtak-perlu-mewah

123


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

Direktur Eksekutif IndoBarometer itu berpendapat, keputusan terbaik yang sebaiknya diambil saat ini adalah menunda pembangunan gedung. “Buat perencanaan yang lebih baik dan efisien terlebih dahulu,” katanya. Menurut Qodari, DPR sebetulnya cukup menambah ruang untuk staf, tidak perlu sampai membangun gedung baru yang mewah. “Prioritas saat ini bukan gedung baru, tapi ruang untuk staf,” ujar Qodari. Terkait ruangan anggota dewan yang sempit, ia tidak terlalu melihatnya sebagai masalah serius. “Sudah cukup menghormati (anggota dewan) kalau ruangan hanya diisi meja untuk menaruh buku dan menerima tamu. Tinggal pintar-pintar saja menata ruangannya,” tutup Qodari.

Sumber :

http://politik.vivanews.com/news/read/213836-aburizal-gedung-baru-dpr-tak-perlu-mewah 124


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

Ical: Golkar Tetap Dukung Pemerintah Dia mengimbau bantuan modal dari pemerintah tidak disalahgunakan petani

Penulis Waktu

: Ita Lismawati F. Malau : Sabtu, 9 April 2011 | 16:48 WIB

VIVAnews – Ketua Umum Partai Golongan Karya, Aburizal Bakrie menegaskan, partai politik yang dia pimpin masih akan berkoalisi partai lain pendukung pemerintah. “Draf baru kerjasama dengan kepada wartawan Kecamatan Parung,

tentang koalisi sudah ada dan kami masih akan pemerintah,” kata Ical, panggailan akrab Aburizal, usai panen perdana lobster di desa Cogrek, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu 9 April 2011.

Dia berharap program-program pemerintah bisa berjalan baik dengan koalisi tersebut. ”Sehingga kami tetap berkoalisi dengan pemerintah,” tegas Ical yang didampingi Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad dan beberapa politis Golkar yang duduk di DPR dan DPRD Kabupaten Bogor. Terkait petani ikan, terutama lobster di Indonesia, dia berharap Menteri Keluatan dan Perikanan bisa membina para petani itu, salah satunya dengan pemberian modal untuk peningkatan usaha. “Kami juga mengimbau para petani, modal dari pemerintah itu jangan disalahgunakan. Seperti untuk bangun rumah dan beli kendaraan,” tambahnya.

Sumber : http://politik.vivanews.com/news/read/213847-draf-baru--golkar-tetapberkoalisi

125


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

Jelang Hari Bumi, Putar Film Dokumenter Pekan Hari Bumi itu dimulai hari ini dengan tema 'Bumi Papua Makin Panas'

Penulis Waktu

: Antique, Gestina Rachmawati : Rabu, 13 April 2011 | 23:24 WIB

VIVAnews - Memperingati Hari Bumi yang jatuh pada 22 April 2011 mendatang, diadakan Pekan Hari Bumi yang berpusat di Freedom Institute Jakarta. Pekan Hari Bumi itu dimulai hari ini dengan tema 'Bumi Papua Makin Panas'. "Hari ini kami juga memutar beberapa film dokumenter yang semuanya bertemakan tentang perjuangan penegakan lingkungan hidup di Papua," kata Revitriyoso Husodo, Direktur Bumi Bagus Production saat ditemui di Freedom Institute, Jalan Proklamasi 41, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu 13 April 2011. Pemutaran diawali dengan film berjudul 'Koyaanisqatsi' karya Godfrey Reggio. Setelah itu ada tiga film lain yang lebih menyorot tentang kekayaan alam Papua yang 'dicuri' demi kepentingan industri dan ekonomi. "Karena ini adalah ancaman baru yang sedang terjadi di Papua. Kerusakannya akan terjadi sangat massal, karena adanya privatisasi yang sangat kebablasan ya," ujar Revitriyoso. Tiga film dokumenter yang berkisah tentang Papua adalah 'The Lost Frontier' (Telapak&EIA), 'Up For Grabs' (Telapak&EIA), 'Di Ambang Subuh Zaman Baru' (CII). Film-film tersebut memang menyorot keindahan Raja Ampat yang terancam rusak, penyelundupan kayu Merbau, dan lahan yang mulai berkurang karena masuknya industri. Pemutaran film tersebut memiliki target sendiri menjelang dalam Pekan Hari Bumi. "Targetnya, membangun kesadaran masyarakat bahwa isu lingkungan itu tidak kalah pentingnya. Biar mereka sadar dan melihatnya dari sudut pandang masing-masing," kata Revitriyoso.

Sumber : http://kosmo.vivanews.com/news/read/214637-jelang-hari-bumi--putar-filmdokumenter

126


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

Aburizal: Tak Ada Perubahan Kontrak Koalisi "Hanya memberikan penjelasan, supaya rinci perjanjiannya. Tapi tidak ada perubahan."

Penulis Waktu

: Bayu Galih, Siti Ruqoyah : Kamis, 14 April 2011 | 17:31 WIB

VIVAnews - Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie mengatakan tidak ada perubahan isi kontrak koalisi yang baru. Dalam naskah revisi kontrak itu, hanya ada tambahan penjelasan untuk merinci kesepakatan. "Hanya memberikan suatu penjelasan, supaya jadi rinci perjanjiannya. Tapi tidak ada perubahan," ujar Aburizal di rumah duka Rosihan Anwar, Kamis, 14 April 2011. Ical, panggilan Aburizal, membantah ada sejumlah perubahan pasal yang membatasi kewenangan dia sebagai Ketua Harian Sekretariat Gabungan. "Sama saja," jawabnya singkat. Aburizal juga menegaskan semua partai politik anggota koalisi dalam keadaan harmonis, tidak ada perbedaan posisi secara signifikan-walaupun hingga saat ini Partai Keadilan Sejahtera dikabarkan belum menandatangani kesepakatan baru koalisi itu. "Insya Allah semua anggota koalisi bisa baik-baik saja," kata Aburizal. Revisi kontrak koalisi dilakukan menyusul pengajuan hak angket Mafia Pajak di DPR. Dua partai yang tergabung dalam koalisi, Partai Golkar dan PKS, berbeda pendapat dengan partai anggota koalisi lain dengan mendukung usulan angket itu. Para petinggi Partai Demokrat kemudian mempertanyakan komitmen kedua partai dan mendesak Presiden agar kesepakatan koalisi dievaluasi. (kd)

Sumber : http://politik.vivanews.com/news/read/214831-ical--tak-ada-perubahankontrak-baru-koalisi

127


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

Ical: Saya Sudah Teken Kontrak Baru Bergesernya Aburizal dari Ketua Harian Setgab bukan karena hukuman dari Presiden SBY

Penulis Waktu

: Eko Priliawito, Beno Junianto : Jum'at, 15 April 2011 | 22:14 WIB

VIVAnews - Ketua Umum Partai Golkar, Aburizal Bakrie akhirnya angkat bicara mengenai kontrak koalisi baru dengan pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Dirinya mengaku sudah menandatangani draft itu. "Sudah baik semua, sudah diparaf, sudah selesai, tidak ada draft koalisi yang baru. Yang ada kontrak koalisi yang lama, lalu diperjelas dengan mekanisme yang baru. Saya tidak keberatan, karena itu saya teken," ujar Ical saat ditemui di DPP Golkar, Slipi, Jakarta Barat, dalam acara Penyegaran Kander Ideologi Partai Golkar, Jumat 15 April 2011. Bergesernya Aburizal Bakrie dari Ketua Harian Setgab menjadi wakil ketua dipertegas olehnya bukan karena hukuman dari Presiden SBY. "Saya kira itu tidak pernah ada maksud presiden memberikan hukuman kepada saya. Ini lebih menguntungkan buat semua. Malah naik tingkat dari ketua harian yang hanya menjalankan tugas dan keputusan." ujarnya. Dalam kesempatan itu, Ical memastikan untuk tidak menahan kadernya yang ingin keluar dan bergabung dengan partai lain. Karena hal itu merupakan sesuatu yang biasa meski tidak sesuai dengan ideologi Partai Golkar.

Sumber : http://politik.vivanews.com/news/read/215096-ical---saya-sudah-tekenkontrak-baru

128


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

"49% Pelajar DKI Bersedia Lakukan Kekerasan" Ulil mengapresiasi kepolisian berhasil mengungkap para tersangka pemboman

Penulis Waktu

: Ismoko Widjaya | Suryanta Bakti Susila : Minggu, 1 Mei 2011 | 15:34 WIB

VIVAnews - Ketua Divisi Kajian Strategis DPP Partai Demokrat, Ulil Abshar Abdalla, mengatakan gejala radikalisasi telah terjadi di beberapa kalangan. Menurut dia, sumber terorisme itu sangat kompleks dan bermacam-macam. "Tetapi, jika mau memerasnya dalam satu kata kunci, masalah pokoknya ada pada satu hal, yaitu indoktrinasi melalui ideologi radikalteroristik," kata Ulil dalam jumpa pers bersama sejumlah pengurus DPP Demokrat di Cikini, Jakarta Pusat, Minggu, 1 Mei 2011. Menurut dia, indoktrinasi itu bisa dilakukan dengan memakai bahasa agama yang dengan mudah memukau kalangan anak muda. Terutama anak muda yang sedang dalam fase pencarian jati diri. "Survei sebuah lembaga swasta baru-baru ini sangat mengejutkan. Sebanyak 48,9 persen pelajar di Jakarta bersedia melakukan kekerasan terkait isu agama dan moralitas," kata Ulil. Ulil menilai, gejala radikalisasi itu bisa menjadi ladang subur untuk rekrutmen bagi kader-kader yang siap melakukan tindakan pemboman di kemudian hari. "Serangkaian bom dimulai, bom buku yang salah satunya hampir mengenai saya, bom Cirebon, bom Serpong. Ternyata pelaku berbeda dengan sebelumnya, sama sekali tidak kami duga," ujarnya. Ulil mengapresiasi kepolisian berhasil mengungkap para tersangka. Menurut dia, hal itu menunjukkan negara hadir untuk memastikan terciptanya keamanan bagi masyarakat luas. "Kritik beberapa pihak terhadap penerapan siaga I setelah terjadinya beberapa rentetan bom beberapa waktu lalu, sebetulnya kurang beralasan," ujarnya.

Sumber : http://politik.vivanews.com/news/read/217762--49--pelajar-dki-bersedialakukan-kekerasan-

129


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, Ramadhan Pohan, mengatakan kritikan wakil ketua komisi I DPR TB Hasanudin tentang keputusan pemerintah menetapkan siaga 1, adalah salah. Menurut dia, keputusan pemerintah memberlakukan siaga I sudah benar. "Aneh bin ajaib jika seorang TB Hasanuddin, anggota DPR yang purnawirawan jenderal tapi meremehkan ancaman terorisme di Indonesia," kata Ramadhan. "Padahal, seperti diketahui, Ulil sudah dikirimi bom, bom telah meledak di Cirebon, gereja-gereja menjadi sasaran bom teroris," tuturnya. (art)

Sumber : http://politik.vivanews.com/news/read/217762--49--pelajar-dki-bersedialakukan-kekerasan-

130


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

Aktivis Bendera Dengarkan Saksi di PN Pusat Penulis Waktu

: Renny Sundayani : Kamis, 5 Mei 2011 | 10:33 WIB

INILAH.COM, Jakarta - Pengadilan Jakarta Pusat kembali menggelar persidangan dalam kasus pencemaran nama baik dengan tersangka dua aktivis Bendera. Direncanakan persidangan yang sempat ricuh ini beragendakan masih keterangan saksi dari penuntut umum. ”Agenda hari ini direncanakan menghadirkan saksi dari penuntut umum,“ ucap kuasa hukum dua aktivis Bendera, Saur Siagian ketika dihubungi oleh INILAH.COM, Kamis, di Jakarta (5/5/2011). Namun, Saur mengatakan belum mengetahui siapa saja nama-nama saksi dari penuntut umum.”Jaksanya yang tahu, barangkali lebih tepat tanya jaksa,“ ucap Saur. Seperti diberitakan, Mustard dan Ferdi menjadi tersangka kasus dugaan pencemaran nama baik setelah mengumumkan sejumlah nama pejabat, pengusaha dan lembaga penerima aliran dana dari Bank Century senilai total Rp 1,8 triliun pada akhir tahun lalu. Mereka yang disebut adalah Edhie Bhaskoro alias Ibas, Hatta Rajasa, Djoko Suyanto, Andi Mallarangeng, Choel Mallarangeng, Rizal Mallarangeng, Hartati Murdaya, dan Abdul Hafiz Anshary. Perinciannya, KPU menerima dana Rp 200 miliar, LSI Rp 50 miliar, FOX [milik Mallarangeng bersaudara] Rp 200 miliar, Partai Demokrat Rp 700 miliar, Edhie Baskoro Yudhoyono Rp 500 miliar, Hatta Rajasa Rp 10 miliar, ek panglima TNI, Djoko Suyanto Rp 10 miliar, mantan jubir presiden Andi Malarangeng Rp 10 miliar, Rizal Malarangeng Rp 10 miliar, Choel Malarangeng Rp 10 miliar, dan Hartati Murdaya Rp 100 miliar. Karena pengumuman itulah, Ferdi dan Mustar kemudian dilaporkan ke polisi oleh Chole, Hartati dan Ketua KPU Abdul Hafiz Anshary. Keduanya ditangkap polisi 15 Februari 2010 dan sejak itu dijadikan sebagai tersangka. Persidangan mereka, seharusnya menghadirkan sejumlah saksi termasuk Hatta, Djoko, Andi, Choel dan Hartati. Namun dari beberapa kali sidang, hanya Rizal Mallarangeng dan Hafiz yang datang memberikan kesaksian. [win]

Sumber : http://www.inilah.com/read/detail/1482892/lagi-2-aktivis-benderadengarkan-saksi-di-pn-pusat

131


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

MAKI Laporkan Menpora ke KPK Penulis Waktu

:: Jumat, 20 Mei 2011 | 17:51 WIB

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI) melaporkan dugaan praktik langsung pada perusahaan yang menjadi Event Organizer (EO/Penyelenggara kegiatan) SEA Games 2011 di Jakarta dan Palembang yang dilakukan oleh Menpora Andi Malarangeng ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) . Perusahaan itu diduga adalah FOX Indonesia yang merupakan milik kerabat Andi Malarangeng, Choel Malarangeng dan Rizal Malarangeng. Menurut Koordinator MAKI, Boyamin Saiman, ia mendapatkan laporan dari sejumlah sumber terkait praktik penunjukkan langsung tersebut. Proses dipilihnya FOX Indonesia oleh Menpora sebagai EO penyelenggara SEA Games tanpa mengikuti prosedur proses tender. “Makanya kita laporkan praktik ini ke KPK karena penunjukkan langsung itu dilarang undang-undang,” kata Boyamin saat melaporkan dugaan tersebut di kantor KPK, Jakarta, Jumat (20/5). Namun, Boyamin menjelaskan bahwa praktik penunjukkan langsung itu tidak terkait dengan praktik suap yang dilakukan oleh Sesmenpora, Wafid Muharam dalam proyek pembangunan wisma atlet. Karena, hal tersebut adalah dua persoalan yang berbeda. “Kalau PT FOX Indonesia itu kan hanya sebagai EO saja, tidak terkait dengan pembangunan infrasturktur pendukung SEA Games,” ujarnya. Menanggapi tudingan tersebut, salah satu pendiri FOX Indonesia sekaligus adik kandung Andi Malarangeng, Rizal Malarangeng, membantahnya. Menurutnya, tudingan itu bertujuan untuk menjatuhkan dan menjelek-jelekkan Andi sebagai kakaknya. “Itu isu murahan,” kata Rizal saat dihubungi Republika, Jumat (20/5). Rizal menjamin, bahwa FOX Indonesia tidak mungkin mau menjadi EO SEA Games tersebut. Karena, FOX Indonesia hanya fokus menjual jasa tim sukses politik pada berbagai ajang pemilu seperti pemilu presiden, legislatif, dan kepala daerah. “Saya jamin seribu persen, FOX Indonesia tidak terlibat dalam penyelenggaraan SEA Games,” katanya.

Sumber : http://www.republika.co.id/berita/nasional/hukum/11/05/20/llhq5w-makilaporkan-menpora-ke-kpk

132


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

Seperti diketahui, FOX Indonesia adalah lembaga konsultan politik untuk korporasi dan pemilihan kepala daerah (Pilkada), pemilihan presiden (Pilpres), sera pemilu legislatif. Didirikan 1 Februari 2008 oleh ilmuan politik, Rizal Mallarangeng yang tidak lain adalah saudara kandung Andi Malarangeng. Selain Rizal, saudara kandung Andi lainnya yang menjadi pengurus FOX Indonesia adalah Choel Malarangeng.

Sumber : http://www.republika.co.id/berita/nasional/hukum/11/05/20/llhq5w-makilaporkan-menpora-ke-kpk

133


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

Oase di Rumah Pustaka Penulis Waktu

:: Minggu, 22 Mei 2011

Kini makin banyak perpustakaan berwajah baru yang melengkapi diri dengan berbagai fasilitas dan kegiatan. Sejauh apa perpustakaan ini diapresiasi masyarakat? Berikut laporannya di halaman 1 dan 6. AKHIR pekan selalu menjadi hari yang istimewa bagi Mar-leni. Ibu muda ini menghabiskan waktu dengan dua putri kecilnya di pusat-pusat belanja. Namun, itu kisah keluarga yang tinggal di Pekanbaru, Riau, tersebut setahun lalu. "Anak saya sekarang lebih memilih ditemani ke perpustakaan ketimbang jalan-jalan ke mal," tutur Marleni beberapa waktu lalu. Perpustakaan Soeman HS memang tidak kalah menarik jika dibandingkan dengan mal. Gedung enam lantai yang diresmikan pada 2008 itu mewah dan dilengkapi teknologi terkini seperti wifi yang bisa diakses gratis. Ruang bacanyajuga didesain modern dan disesuaikan dengan pengguna, seperti ruang children library yang berwarna-warni. Perpustakaan modern juga hadir di Ibu Kota. Perpustakaan The Crystal Knowledge Universitas Indonesia (UI) dan Perpustakaan Freedom mendobrak kesan membosankan sebuah perpustakaan. Perpustakaan UI yang baru diresmikan pada 13 Mei 2011 atau empat hari sebelum Hari Perpustakaan Nasional, bergaya megalitikum. Perpustakaan yang terletak di tepi danau itu dilengkapi ruang diskusi, area hot spot, dan bioskop. Adapun di Perpustakaan Freedom, yang terletak di seberang Tugu Proklamasi, Anda bisa mem-baca buku sambil tiduran di reclining seat. Di perpustakaan milik Freedom Institute itu juga tersedia fasilitas wifi. Banyak yang berkunjung hanya untuk memanfaatkan ruang nyaman. "Asyik banget ya di sini. Kalau bosen, bisa ke sini aja," ujar Damar, karyawan swasta yang pada Sabtu (14/5) itu datang hanya untuk menulis blog. Perpustakaan tidak hanya sebagai rujukan akademis, tapi juga oase sosial.

Sumber : Koran Media Indonesia

134


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

Pemilih Kini tidak Loyal lagi kepada Partai Politik Penulis Waktu

: Putri Werdiningsih : Minggu, 29 Mei 2011 | 18:52 WIB

JAKARTA--MICOM: Meski pemilu masih cukup lama, tetapi hasil survei sementara Lembaga Survei Indonesia (LSI) ternyata para pemilih tidak lagi loyal terhadap partai politik (parpol). Menurut peneliti utama LSI, Saiful Mujani gejala loyalitas yang rendah warga kepada parpol sebenarnya sudah terlihat sejak lima tahun terakhir. "Pemilih paling loyal diperkirakan hanya sekitar 20%. Selebihnya dapat berubah setiap saat," kata Saiful dalam diskusi bertema Prospek Elektoral Partai-partai dan Meningkatnya Floating Mass di kantor LSI, Menteng Jakarta Pusat, Minggu (29/5). Menurutnya, hal inilah yang kemudian menyebabkan dukungan yang mengalir ke parpol tidak stabil. Saiful melihat partai yang memiliki pemilih loyal terbanyak adalah partai-partai yang lahir sebelum reformasi. Berdasarkan survei yang dilakukan pada 10-25 Mei 2011 dapat dilihat massa memiliki kedekatan dengan PDI Perjuangan sebesar 5,1% dan Golkar 3,7%. Saiful menambahkan, meski tidak lagi loyal kepada partai-partai tertentu, massa masih mempunyai kepercayaan yang besar pada demokrasi. Massa masih akan turut serta dalam pemilu walaupun pilihan yang dijatuhkannya belum tentu sama dengan yang sebelumnya. "Bisa jadi di 2014 nanti partai yang mempunyai wakil paling banyak di DPR nanti justru mengecil dan partai yang tak punya calon justru bertambah," terangnya. Menurut Saiful, inilah saatnya partaipartai yang ada untuk membenahi diri. Partai harus mampu membangun kembali identitasnya, sehingga massa dapat merasa merasa dekat dan loyal dengan partainya. "Identitas partai inilah yang dapat membuat pemilih datang ke tempat pemungutan suara," cetusnya. (OL-12)

Sumber : http://www.mediaindonesia.com/read/2011/05/29/229844/284/1/PemilihKini-tidak-Loyal-lagi-kepada-Partai-Politik

135


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

LSI: Kasus Nazaruddin Gembosi Suara Demokrat Partai Demokrat beruntung karena penurunan suara hanya pada pemilih berpendidikan tinggi

Penulis Waktu

: Syahid Latif | Suryanta Bakti Susila : Minggu, 29 Mei 2011 | 14:36 WIB

VIVAnews - Gonjang-ganjing kasus suap yang diduga melibatkan Bendahara Umum Partai Demokrat, M Nazarudin cenderung bakal menurunkan jumlah pemilih partai terutama dari kalangan berpendidikan tinggi. "Mereka akan menilai secara rasional," ujar Peneliti Utama Lingkar Survei Indonesia (LSI) Saiful Mujani dalam Keterangan Pers Pemilih mengambang dan Prospek Perubahan Kekuatan Partai Politik di Jakarta, Minggu, 29 Mei 2011. Menurut Saiful, Partai Demokrat masih beruntung penurunan suara hanya terjadi pada pemilih berpendidikan tinggi. Sementara untuk masyarakat berpendidikan rendah, tinggal di daerah terpencil dan tidak mengikuti perkembangan berita, kemungkinan masih akan loyal memilih Partai Demokrat. Dalam survei yang dibuat LSI diketahui bahwa pemilih partai politik (Parpol) pada tahun 2009 kemungkinan besar akan memilih partai yang sama pada pemilihan yang akan datang. LSI juga menemukan fakta bahwa diantara Parpol besar yang ada saat ini, pemilih dari Partai Golkar merupakan yang paling stabil. Namun, partai berlambang beringin ini dianggap tidak mampu menarik pemilih baru. Data LSI berikut menunjukan tingkat loyalitas pemilih yang tetap setia memilih partainya pada tahun 2009 masing-masing Golkar 77,5 persen, PDI-P 75,4 persen, PPP 74,5 persen, PKB 63 persen, PKS 61,4 persen, Demokrat 54,4 persen, PAN 52,8 persen, dan Gerindra 51,3 persen "Secara keseluruhan Golkar tidak mengalami kemajuan, malah menurun dibandingkan tahun 2009," katanya.

Sumber : http://politik.vivanews.com/news/read/223341-lsi--kasus-nazaruddingembosi-suara-demokrat

136


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

Hal berbeda terjadi pada Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P). Partai berlambang Banteng Moncong Putih ini dianggap mampu menjadi pemilih lama sekaligus meraup suara baru dari para pemilih pemula. Sementara Partai Demokrat, Partai Keadilan dan Sejahtera (PKS), dan Partai Gerinda dianggap kurang stabil. Instabilitas para pemilih Parpol menengah ini terutama disebabkan kecenderungan pemilih yang bersikap lebih rasional dengan indikator pendidikan yang lebih tinggi. "Proporsi pemilih berpendidikan SLTA ke atas lebih banyak pada pemilih partai yang kurang stabil seperti Demokrat, PKS, Gerindra, PAN dibanding partai lain. Pemilih ini nampaknya menghitung dan menunggu waktu," kata Saiful. Data LSI menunjukan, proporsi pemilih berlatar belakang SLTA atau lebih tinggi banyak terdapat di PKS sebesar 52 persen, Gerindra 51 persen, Demokrat 38 persen, PAN 33 persen, Golkar 27,4 persen, PPP 22 persen, PDI-P 17 persen, dan PKB 13 persen. (eh)

Sumber : http://politik.vivanews.com/news/read/223341-lsi--kasus-nazaruddingembosi-suara-demokrat

137


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

Saiful Mujani Perkirakan Partisipasi Pemilu Legislatif bakal Menurun Penulis Waktu

:: Minggu, 29 Mei 2011 | 18:29 WIB

JAKARTA--MICOM: Lembaga Survei Indonesia (LSI) memperkirakan tingkat partisipasi pemilih yang menggunakan hak suaranya pada pemilu legislatif akan terus menurun hingga kurang dari 50%. "Jika tingkat partisipasi masyarakat pada pemilu legislatif kurang dari 50 persen, maka legitimasi parlemen dan anggotanya dipertanyakan," kata Peneliti Utama LSI Saiful Mujani ketika mempublikasikan hasil survei LSI menganai Pemilih Mengambang dan Prospek Perubahan Kekuatan Partai Politik di Jakarta, Minggu (29/5). Menurut dia, tingkat partisipasi pemilih dalam 10 tahun sudah turun sekitar 20 persen dari 93,3 persen menjadi 70,99 persen. Jika penurunan tingkat partisipasi pemilih tersebut secara linier, kata dia, maka diperkirakan tingkat partisipasi pemilih pada 2014 akan turun lagi menjadi sekitar 60 persen dan pada pemilu 2019 menjadi kurang dari 50%. "Jika sampai pada titik ini menunjukkan tanda-tanda partai politik sama sekali tidak mendapat kepercayaan dari masyarakat," katanya. Menurut dia, terus menurunnya tingkat partisipasi pemilih pada pemilu, menunjukkan bahwa tingkat kepercayaan masyarakat terhadap partai politik rendah dan hubungan emosional antara partai poltik dengan pemilihnya sangat lemah. Dari hasil survei LSI terhadap pemilih di Indonesia, kata dia, hanya sekitar 20 persen pemilih yang loyal dan menyatakan dekat dengan partai politik secara keseluruhan, sedangkan sebanyak 80% pemilih menyatakan tidak dekat dengan partai politik atau massa mengambang.

Sumber : http://www.mediaindonesia.com/read/2011/05/29/229836/284/1/SaifulMujani-Perkirakan-Partisipasi-Pemilu-Legislatif-bakal-Menurun

138


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

Dari jumlah 20 persen pemilih yang merasa dekat dengan partai politik, sebarannya meliputi, PDI Perjuangan sebanyak 5,1 persen, Partai Golkar 3,7 persen, Partai Denokrat 3,5 persen, PKS 1,7 persen, PPP 1,3 persen, PKB 1,1 persen, Gerindra 0,9 persden, serta PAN 0,6 persen. Menurut dia, massa mengambang menilai partai politik tidak memiliki ideologi dan program kerjanya juga tidak jelas. Partai politik, kata dia, tidak melakukan pendidikan politik secara kontinyu, tapi lebih banyak melakukan mobilisasi dukungan hanya beberapa bulan menjelang pemilu dengan pendekatan uang. (Ant/OL12)

Sumber : http://www.mediaindonesia.com/read/2011/05/29/229836/284/1/SaifulMujani-Perkirakan-Partisipasi-Pemilu-Legislatif-bakal-Menurun

139


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

LSI: Pemilu Sekarang, Parpol Ini Menang LSI menggelar survei perolehan suara Parpol jika Pemilu digelar saat ini. Siapa juaranya?

Penulis Waktu

: Syahid Latif | Suryanta Bakti Susila : Minggu, 29 Mei 2011 | 16:06 WIB

VIVAnews - Lembaga Survei Indonesia (LSI) kembali merilis survei terbaru mengenai pilihan Partai Politik (Politik) jika pemilihan umum (Pemilu) dilakukan sekarang. Hasilnya menunjukan, Partai Demokrat masih menjadi pilihan pertama masyarakat di Indonesia, meski perolehan suarannya turun dibanding hasil Pemilu 2009. Demokrat bersaing bersama dengan sembilan Parpol yang saat ini menguasai parlemen. Dari hasil survei LSI yang digelar beberapa waktu lalu, peroleh suara masing-masing Parpol adalah Partai Demokrat meraih 18,9 persen suara, PDI-P 16,7 persen, Partai Golkar 12,5 persen, PKB 4,5 persen, PKS 4,1 persen, PPP 4 persen, Gerindra 2,9 persen, PAN 2,4 persen, dan Partai Hanura 0,9 persen. Menurut Peneliti Utama LSI, Saiful Mujani, meski Demokrat memperoleh dukungan terbesar, tapi kecenderungan menunjukan sentimen pemilih terhadap Parpol ini menurun. "Sentimen pemilih pada demokrat sekarang di bawah hasil pemilu 2009, dan ini tidak pernah terjadi sejak pemilu 2004," kata Saiful Mujani saat jumpa pers pemaparan hasil survey "Pemilih mengambang dan prospek perubahan kekuatan partai politik." Presentasi itu berlangsung di kantor LSI, Jakarta, Minggu 29 Mei 2011. Menurut Saiful, pihaknya juga menemukan hasil survei yang menunjukan persaingan yang ketat antara Partai Demokrat dan PDI-P. Alasannya, penurunan suara yang diperoleh Partai Demokrat biasanya menyebabkan kenaikan suara di kubu PDI-P. Kondisi yang sama terjadi jika PDI-P mengalami penurunan suara. "Itu hukum LSI," kata Saiful.

Sumber : http://politik.vivanews.com/news/read/223357-pemilu-sekarang--parpol-iniakan-menang

140


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

Peluang Oposisi Sebagai partai oposisi yang paling jelas, Saiful menilai PDI-P memperoleh tambahan dukungan bersamaan menurunnya sentimen pada Partai Demokrat. Persaingan semacam ini hanya dapat dijumpai pada kedua partai ini karena perolehan suara pada Parpol lain cenderung stagnan atau bahkan menurun. "Golkar datar saja, belum menunjukkan tanda kehidupan. Golkar sebagai partai besar belum menunjukkan kemajuan, menyamai dan apalagi melampaui hasil pemilu 2009," ujar Saiful. Survei itu menunjukkan diantara sembilan partai bersaing, yang terlihat dinamis, terlepas positif atau negatif, adalah Demokrat, PDIP, PKS, dan Gerindra. Menurut dia, Sekarang anginnya sedang berada di oposisi. "Partai dalam koalisi tidak jelas dalam bersikap, kadang oposisi tapi ada didalam koalisi. Itu yang menjadikan mereka tidak di-reken," ujarnya. Survei LSI ini digelar dari 10 hingga 25 Mei 2011. Jumlah survei yang dijadikan sample sebanyak 1220 responden. Margin error plus minus 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Sumber : http://politik.vivanews.com/news/read/223357-pemilu-sekarang--parpol-iniakan-menang

141


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

Survei LSI Nyatakan Pamor Partai Demokrat Disalip PDIP Penulis Waktu

: Nurulia Juwita Sari : Minggu, 29 Mei 2011 | 19:15 WIB

JAKARTA--MICOM: Pamor Partai Demokrat sebagai pemenang pemilu merosot tajam, disalip PDIP sebagai partai oposisi. Perubahan suara yang fluktuatif terjadi, karena ikatan psikologis antara partai dan pemilih rendah. Partai-partai yang berkuasa di DPR sekarang, terancam tidak dipilih kembali pada Pemilu 2014 mendatang. Kesimpulan itu mengemuka dalam paparan Lembaga Survei Indonesia (LSI), Minggu (29/5). "Walaupun Demokrat masih mendapat dukungan besar, tapi kecenderungan sentimen pemilih terhadapnya menurun. Persaingan paling terlihat hanyalah antara Demokrat dan PDIP," ujar Peneliti Utama LSI Saiful Mujani. Dalam survei yang dilakukan pada 10 Mei hingga 25 Mei tersebut menunjukkan, trend suara Partai Demokrat hanya 18,9%. Padahal, saat pemilu 2009 Demokrat meraup 20,85%. Partai Golkar juga bernasib sama, tren suaranya menurun dari 14,09% pada pemilu 2009, dalam survei LSI menjadi 12,5%. Sementara PDIP sebagai oposisi, suaranya melejit dari 14,45% menjadi 16,7%. "Namun demikian, Golkar tidak mampu menarik pemilih baru, karena secara keseluruhan Golkar tidak mengalami kemajuan. Angin segar berada di PDIP sebagai oposisi, karena lebih mampu menjaga pemilih lama dan mampu menarik pemilih baru," jelasnya. Jumlah sampel dalam survei ini sekitar 1.220 orang yang dilakukan diseluruh Indonesia, dengan margin of error sebesar Âą2,9% pada tingkat kepercayaan 95%.

Sumber : http://www.mediaindonesia.com/read/2011/05/29/229851/284/1/Survei-LSINyatakan-Pamor-Partai-Demokrat-Disalip-PDIP

142


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

Syaiful menjelaskan lebih lanjut, pemilih partai sangat tidak stabil, karena ikatan dan tingkat kepercayaan kepada partai rendah. Hal ini terlihat, ketika responden ditanya apakah merasa dekat dengan partai tertentu. Sebanyak 78,8% menjawab tidak dekat, hanya menyatakan dekat, sedangkan 1,2% mengaku tidak tahu.

20%

yang

"Ini mengindikasikan bahwa mayoritas pemilih mengambang. Mungkin menunggu partai atau calon yang lebih meyakinkan, atau mungkin tidak akan memilih." Dengan keadaan saat ini, sambung dia, partai-partai yang berkuasa di DPR sekarang terancam tidak dipilih kembali oleh sebagian pemilihnya. "Besarnya pemilih mengambang merupakan kesempatan untuk perubahan dan perbaikan politik, apakah lewat penguatan kinerja partai yang ada, maupun bagi lahirnya partai baru," jelasnya. Dalam kesempatan tersebut, Guru Besar Psikologi Politik UI Hamdi Muluk menilai, tidak adanya identitas dan ciri khas dari partaipartai ini, membuat mereka mengambil jalan pengkaderan instan. Mencari tokoh-tokoh populer ataupun para pengusaha untuk menarik simpati masyarakat. "Partai-partai akan berburu orang populer yang tidak dalam konteks politik, atau yang punya modal. Kalau partai sadar punya identitas, mereka tidak akan jorjoran kampanye." Dalam kesempatan yang sama, pengamat politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Lili Romli menilai, pelembagaan partai politik yang rendah, membuat keuangan partai tergantung cukongcukong yang diangkat menjadi kader. "Selama ini kader menjadi mesin uang. Uangnya tidak jelas apakah dari persaingan sehat atau tidak," tuturnya seraya menambahkan, sebaiknya didirikan Badan Usaha Milik Partai, agar keuangan parpol bisa diaudit PPATK. (OL-12)

Sumber : http://www.mediaindonesia.com/read/2011/05/29/229851/284/1/SurveiLSI-Nyatakan-Pamor-Partai-Demokrat-Disalip-PDIP

143


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

Survei Saiful Mujani Pamor Partai Demokrat Menurun Penulis Waktu

: Putri Werdiningsih : Minggu, 29 Mei 2011 | 18:15 WIB

JAKARTA--MICOM: Berdasarkan hasil survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) pada 10-25 Mei 2011 diketahui kalau pamor Partai Demokrat menurun dibandingkan dengan saat Pemilu 2009. Menurut peneliti utama LSI, Saiful Mujani hal ini tidak serta merta disebabkan ulah mantan bendahara umum Partai Demokrat yang terjerat beberapa kasus. "Sentimen masyarakat bisa jadi penyebab penurunan Demokrat, jadi bukan karena kasus Nazaruddin," kata Saiful dalam diskusi bertema Prospek Elektoral Partai-partai dan Meningkatnya Floating Mass di kantor LSI, Menteng Jakarta Pusat, Minggu (29/5). Menurutnya, dalam instrumen pertanyaan yang disampaikan pada respondennya pun tidak disebut-sebut nama politikus Partai Demokrat, Muhammad Nazaruddin. Saiful menilai kurang terjalinnya hubungan antara partai pemenang pemilu itu dan massa yang menjadi penyebab utamanya. Hal berbeda justru disampaikan Guru Besar Psikologi Politik Universitas Indonesia, Hamdi Muluk. Menurutnya, kurang harmonisnya hubungan antara partai dan massa turut diperburuk dengan merosotnya citra SBY hingga munculnya kasus Nazaruddin. Bahkan ia memprediksi perolehan suara partai pengusung pemerintahan SBY-Boediono di pemilu 2014 ini akan merosot. "Mulanya citra SBY merosot, sejalan dengan itu citra Partai Demokrat merosot. Yang lain ikut-kutan menambah tersungkur, terakhir kasus Nazaruddin. Ini mencemaskan, suara Partai Demokrat bisa terjun bebas," pungkasnya. (OL-12)

Sumber : http://www.mediaindonesia.com/read/2011/05/29/229831/284/1/SurveiSaiful-Mujani-Pamor-Partai-Demokrat-Menurun

144


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

LSI: Demokrat Tetap yang Paling Populer Penulis Waktu

:: Minggu, 29 Mei 2011 | 15:17 WIB

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Partai Demokrat tetap menjadi partai paling populer dan mendapat suara terbanyak yakni sekitar 18,9 persen jika pemilu legislatif diselenggarakan pada Mei 2011. Hal itu merupakan salah satu kesimpulan dari survei yang dilakukan Lembaga Survei Indonesia (LSI) yang dipublikasikan di Jakarta, Ahad (29/5). Direktur LSI Syaiful Mujani mengatakan, perolehan suara dari dua partai politik besar lainnya yakni PDI perjuangan 16,7 persen dan Partai Golkar 12,5 persen. Kemudian perolehan suara partai politik lainnya adalah, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) 4,5 persen, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) 4,1 persen, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) empat persen, Partai Gerindra 2,9 persen, Partai Amanat Nasional (PAN) 2,4 persen, serta Partai Hanura 0,9 persen. Menurut Mujani, survei tersebut dilakukan terhadap 1.220 orang responden yang tersebar di seluruh Indonesia yang telah memenuhi syarat sebagai pemilih dengan tingkat kepercayaan 95 persen. "Survei dilakukan dengan metode wawancara tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih, pada periode 5-15 Mei 2011," katanya. PDI Perjuangan, kata dia, memiliki tren perolehan suara meningkat dari 14,15 persen pada April 2009 menjadi 16,7 persen pada Mei 2001. Sedangkan, Partai Golkar yang mendapat suara 14,85 persen pada April 2009 relatif stabil dengan mendapat suara 12,5 persen pada Mei 2011. Mujani memprediksi, jika dilakukan survei pada beberapa bulan ke depan kemungkinan besar hasilnya berubah lagi, karena karakter pemilih lebih banyak pemilih mengambang.

Sumber : http://www.republika.co.id/berita/nasional/politik/11/05/29/lly70t-lsidemokrat-tetap-yang-paling-populer

148


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

Pemilih Loyal PDI Perjuangan Terbanyak Penulis Waktu

: Samuel Febrianto : Minggu, 29 Mei 2011 | 15:25 WIB

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jumlah pemilih loyal terhadap satu partai politik, dinilai sangatlah rendah. Menurut Peneliti Utama Lembaga Senior Indonesia (LSI), Saiful Mujani, hal itu diakibatkan karena rendahnya rasa kedekatan masyarakat Indonesia sebagai pemilih terhadap partai politik. "Pemilih paling loyal diperkirakan hanya sekitar 20 persen. Selebihnya dapat berubah setiap saat," ujarnya dalam jumpa pers pengumuman hasil survei Prospek Elektoral Partai-partai & Meningkatnya Floating Mass, yang digelar di Kantor Sekretariat LSM, Jakarta, hari ini, Minggu (29/5/2011). Persentase 20 persen itu, merupakan bagian dari sample masyarakat Indonesia yang di mintai tanggapannya oleh LSI, 10-25 Mei 2011. Partai-partai, yang memiliki pemilih loyal terbanyak, menurutnya adalah partai-partai, yang lahir sebelum reformasi. Mereka adalai Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), dan Golkar. PDIP, memiliki pemilih loyal, sebanyak 5,1 persen, sementara Golkar, 3,7 persen. Sementara partai yang memiliki pemilih loyal terbanyak, yang lahir setelah reformasi, adalah Partai Demokrat, dengan jumlah 3,5 persen. "Mereka pemilihnya lebih stabil," ucapnya. Rendahnya rasa kedekatan masyarakat terhadap parpol menurutnya diakibatkan oleh rendahnya rasa percaya masyarakat terhadap parpol. Hal itu dipicu, oleh tingkah pola elit parpol, yang kerap kali menciderai rasa keadilan masyarakat. Oleh karenanya, ia menyarankan agar partai politik harus memperbaiki dirinya. Survei yang dilakukan LSI, dilakukan dengan wawancara lapangan pada 10-25 Mei 2011, dengan jumlah sampel sekitar 1220, dan dengan margin of eror kurang lebih 2,9 persen, pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Sumber : http://www.tribunnews.com/2011/05/29/pemilih-loyal-pdi-perjuanganterbanyak

149


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

Survei LSI, Pemilih Demokrat Turun Partai Demokrat turun dari 20,85 persen pada 2009 menjadi 18,9 persen di tahun 2011

Penulis Waktu

: Syahid Latif : Minggu, 29 Mei 2011 | 23:41 WIB

VIVAnews - Pemilihan Umum (Pemilu) masih 3 tahun lagi. Diperkirakan peta kekuatan partai politik akan berubah bila dibandingkan hasil pemilu 2009 lalu. Hal itu terlihat dari hasil survei yang dilakukan Lembaga Survei Indonesia yang menyoroti topik "Pemilih Mengambang dan Prospek Perubahan Kekuatan Partai Politik". Dari hasil survei terbaru LSI, Partai Demokrat masih menjadi pemenang jika Pemilu digelar saat ini. Partai yang mengantar Susilo Bambang Yudhoyono ini memperoleh suara sebanyak 18,9 persen. Bila dibandingkan dengan perolehan suara pada pemilu 2009 lalu, terjadi tren penurunan. Saat itu Demokrat mendapatkan 20,85 persen suara. Berada pada posisi kedua adalah partai yang berperan sebagai oposisi pemerintah, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Partai Banteng Moncong Putih ini memperoleh suara sebesar 16,7 persen. Sementara mitra koalisi Demokrat, Partai Golkar berada pada posisi ketiga dengan peroleh suara 12,5 persen. Berturut-turut 5 besar Parpol yang memperoleh suara terbanyak dalam survei LSI ini adalah Demokrat 18,9 persen, PDIP 16,7 persen, Partai Golkar 12,5 persen, Partai Kebangkitan Bangsa 4,5 persen, Partai Keadilan Sejahtera 4,1 persen. Sementara untuk posisi keenam hingga sembilan sebagai Parpol peraih suara terbanyak jika Pemilu diadakan saat ini adalah Partai Persatuan Pembangunan 4 persen, Partai Gerindra 2,9 persen, Partai Amanat Rakyat 2,4 persen, dan Partai Hati Nurani Rakyat 0,9 persen. Namun jumlah suara para pemilih 9 Parpol besar ini masih jauh dibandingkan dengan suara para pemilih yang belum menentukan suara sebesar 29,6 persen.

Sumber : http://fokus.vivanews.com/news/read/223391-lsi--demokrat-menang--tapipemilih-berkurang

150


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

"Mungkin terlalu dini untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada Pemilu 2014. Namun dalam tiga kali Pemilu kita melihat terjadi perubahan besar dalam peta kekuatan partai," ujar Peneliti Utama LSI Saiful Mujani dalam keterangan pers di kantor LSI, Jakarta, Minggu, 29 Mei 2011. Menurut Saiful, Partai Demokrat boleh saja menjadi pemenang dalam Pemilu "bayangan" yang digelar saat ini. Namun, LSI memberikan catatan bahwa jumlah suara yang diperoleh Parpol ini menurun dibandingkan posisi sebelumnya. Penurunan terutama berasal dari pemilih berpendidikan minimal Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA). "Sentimen pemilih pada Demokrat sekarang di bawah hasil pemilu 2009, dan ini tidak pernah terjadi sejak pemilu 2004," kata Saiful Selain berkurangnya suara dari pemilih berpendidikan tinggi, penurunan suara yang diperoleh Demokrat juga dikarenakan gonjangganjing isu suap pembangunan Wisma Atlit Sea Games XVI di Sumatera Selatan. Dugaan keterlibatan Bendahara Umum Partai Demokrat M Nazaruddin, dituding bakal menggembosi suara dari partai yang kini dipimpin Anas Urbaningrum ini. Dari hasil survei jumlah pemilih ini, LSI juga menemukan kesimpulan bahwa 4 dari 9 Parpol yang bersaing dan kini menguasai parlemen, mengalami pertumbuhan dinamis baik positif maupun negatif. Keempat Parpol ini adalah Demokrat, PDIP, PKS, dan Gerindra. Untuk urusan loyalitas, Parpol lain tampaknya harus belajar dari Partai Golkar yang memiliki pemilih cukup setia. Golkar memperoleh 77,5 persen suara dari pemilih yang mencoblos partai berlambang beringin ini pada Pemilu 2009 lalu. Posisi Partai Golkar masih kuat dibandingkan PDIP dengan pemilih loyal sebesar 75,4 persen, PPP 74,5 persen, dan PKB 63 persen. Hal berbeda justru terjadi pada partai penguasa pemerintah saat ini, Partai Demokrat. Pemilih yang kembali memilih Demokrat jika Pemilu diadakan saat ini ternyata hanya 54,5 persen. Dengan kata lain, setengah dari pemilih Demokrat akan membelot pada pilihan lain. Melihat temuan ini, Saiful menilai Parpol seperti Demokrat, PKS, PAN, dan Gerindra kurang stabil jika melihat pada sentimen pemilih dibandingkan tahun 2009. Artinya, Parpol ini belum mampu menarik

Sumber : http://fokus.vivanews.com/news/read/223391-lsi--demokrat-menang--tapipemilih-berkurang

151


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

pemilih dari parpol lain. "Instabilitas pilihan pada partai kemungkinan terkait dengan kecenderungan pemilih rasional dengan indikator pendidikan yang lebih baik," kata Saiful. Melihat instabilitas pemilih ini, LSI menduga terdapat dua hal yang menyebabkan pemilik hak suara mengalihkan pilihannya. Pertama, ikatan psikologis partai lemah. Kedua, kepercayaan pada partai rendah. Dalam urusan kedekatan ini, LSI menemukan 78,8 persen dari 1.220 sampel ternyata tidak merasa dekat dengan partai tertentu. Hanya 20 persen saja yang betul-betul merasa dekat dengan partainya. Parpol yang menjadi pemenang untuk urusan kedekatan ini adalah PDI-P. Sebanyak 5,1 persen pemilih Parpol yang identik dengan figur Soekarno ini merasa lebih dekat dengan partainya. Unggul lebih besar dibandingkan Partai Golkar sebesar 3,7 persen dan Demokrat 3,5 persen. "Pemilih inti (paling loyal) di masing-masing Parpol tidak lebih dari 5 persen," kata Saiful. Sebagai informasi, Survei LSI kali ini menggunakan populasi sebagai sampel sebanyak 1.220 orang dengan perkiraan margin error kurang lebih 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Pemilihan populasi ini berdasarkan pada ketentuan batas umur warga Indonesia yang memiliki hak suara. Sementara teknik pengumpulan data dilakukan melalui proses wawancara tatap muka dimana satu desa/kelurahan terdiri hanya dari 10 responden. LSI melangsungkan survei ini pada 10-25 Mei 2011 dengan dana berasal dari LSI dan Asia Barometer. Demokrat Berbenah Menanggapi hasil survei LSI ini, Ketua DPP Partai Demokrat Kastorius Sinaga kepada VIVAnews.com mengatakan, hasil survei ini tidak bisa menjadi pegangan permanen karena sifatnya yang terus fluktuatif. Apalagi, survei ini dilaksanakan secara berkala dan penilaian publik didasarkan pada bingkai sosial, ekonomi, dan politik yang sedang mengemuka.

Sumber : http://fokus.vivanews.com/news/read/223391-lsi--demokrat-menang--tapipemilih-berkurang

152


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

Kendati demikian, Kastorius menilai hasil survei LSI ini membuktikan Partai Demokrat masih menjadi pilihan masyarakat kendati tren jumlah pemilih yang menurun. "Ini bukan hal yang harus menakutkan atau mengkhawatirkan," katanya. Partai Demokrat yakin penurunan jumlah pemilih lebih banyak terjadi pada pemilih mengambang (swing voter) dibandingkan pemilih loyalis. Kendati demikian, hal itu menjadi petunjuk bagi partai untuk lebih memperhatikan massa mengambang ini agar bisa dibujuk kembali. "Massa mengambang itu bisa beralih dan bisa juga kembali lagi, itu tergantung bagaimana Partai Demokrat merespon isu secara bijak dan pragmatis sehingga bisa mengeluarkan resep yang jitu," katanya. Pimpinan pusat Partai Demokrat ini juga mengakui massa partainya kemungkinan kecewa dengan beragam isu yang muncul menerpa anggota partai. Isu-isu inilah yang kemudian menggiring massa mengambang untuk beralih pada Parpol lain. Partai Demokrat, ujar Kastorius, setidaknya memiliki dua tugas utama untuk mengembalikan massa mengambang ini ke pelukan partai. Dua hal yang harus diperbaiki itu adalah konsisten pada prinsip partai dan membuat program-program yang bisa meyakinkan kembali massa pemilih. Sementara itu, Sekretaris Fraksi PDIP Ganjar Pranowo kepada VIVAnews.com menilai masih terlalu dini untuk menyatakan hasil survei ini bisa menggambarkan kondisi perpolitikan pada tahun 2014. "Gerakan politik baru akan terlihat mulai akhir 2013," kata dia. Namun, Ganjar menilai, hasil survei LSI ini menjadi sebuah sebuah peringatan kepada seluruh Parpol terhadap dinamika yang berkembang di masyarakat. "Publik merespon perilaku partai-partai dan memberikan penilaian terhadapnya. Posisi dan sikap partai menjadi penilaian publik," kata dia. Ditambahkannya, survei LSI juga bisa dijadikan sebagai peringatan bagi parpol untuk lebih berhati-hati dalam menentukan sikap. "Kalau partai mencla-mencle, atau teguh dalam pendiriannya, atau selalu mengambil jalan tengah, akan dinilai dan mendapat dukungan publik," ujar dia. (sj)

Sumber :

http://fokus.vivanews.com/news/read/223391-lsi--demokratmenang--tapi-pemilih-berkurang 153


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

Anas Bentuk Tim Penjemputan Nazaruddin Penulis Waktu

: BUNGA MANGGIASIH : Senin, 30 Mei 2011 | 15:36 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta - Ketua Pusat Pengembangan Strategi dan Kebijakan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrat, Ulil Abshar Abdalla, mengatakan Ketua Umum DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum telah membentuk tim yang bertugas menjemput M. Nazaruddin. Sebab, partai pemerintah itu merasa memiliki tanggung jawab moral dan etis untuk membantu penegak hukum. "Dua orang ditugaskan untuk membujuk Nazaruddin pulang," ujarnya dalam jumpa pers di restoran Bumbu Desa, Jakarta, Senin, 30 Mei 2011. Dengan alasan kerahasiaan, ia tak mau mengungkapkan nama kedua orang tersebut. Menurutnya, tim itu dibentuk dalam pertemuan petinggi Demokrat di kediaman Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Cikeas dua malam lalu. Jika mereka bisa memulangkan Nazaruddin, kata Ulil, bekas Bendahara Umum Demokrat itu akan hadir sebelum keterangannya dibutuhkan KPK. Reputasi Demokrat pun akan lebih baik jika Nazaruddin kembali. "Kalau KPK memanggil, tapi Nazaruddin enggak ada, akan membuat buruk nama partai," ucapnya. Namun, Ulil mengaku tak tahu kapan tim bakal diberangkatkan. Adapun tujuan keberangkatan ialah Singapura, di mana Nazaruddin kini ditengarai berada. Ia mengatakan tak mendengar Nazaruddin berada di tempat lain, semisal di Bali seperti kabar yang beredar belakangan ini. Sekretaris Departemen Hak Asasi Manusia DPP Partai Demokrat, Rachland Nashidik, mengaku secara pribadi ia tak setuju dengan rencana Anas. Pasalnya, seharusnya penegak hukum yang melakukannya. "Kami tidak boleh menghalangi proses hukum, tapi juga sebenarnya tidak berkewajiban menghadirkan Nazaruddin. Tapi, ini respons Demokrat terhadap tuntutan publik bahwa partai harus bertanggung jawab secara etis," tuturnya. Ulil menambahkan, secara institusi, partainya tak pernah mengizinkan Nazaruddin melancong ke Singapura. "Dia tidak meminta izin dan tidak berkomunikasi dengan DPP," katanya.

Sumber : http://www.tempointeraktif.com/share/?act=TmV3cw==&type=UHJpbnQ=&media=bmV3cw==&y= JEdMT0JBTFNbeV0=&m=JEdMT0JBTFNbbV0=&d=JEdMT0JBTFNbZF0=&id=MzM3NjY2

154


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

Ulil: SMS Itu Upaya Jatuhkan Wibawa Presiden "Ini praktik berpolitik kotor sebagai upaya menjatuhkan reputasi dan wibawa Presiden

Penulis Waktu

: Arfi Bambani Amri | Luzman Rifqi Karami : Senin, 30 Mei 2011 | 15:39 WIB

VIVAnews - Ketua Pusat Pengembangan Strategi dan Kebijakan DPP Partai Demokrat, Ulil Abshar Abdalla, turut bicara mengenai pesan singkat (SMS) yang memfitnah SBY. Menurutnya, isi SMS itu upaya menjatuhkan reputasi Presiden. “Kami berpandangan, apa yang termuat dalam pesan itu adalah semata-mata fitnah yang sangat keji, sama sekali tak benar, dan ini menandai praktik berpolitik kotor yang semata-mata dimaksudkan sebagai upaya menjatuhkan reputasi dan wibawa Presiden,” ujar Ulil di Warung Bumbu Desa Cikini, Senin 30 Mei 2011. Ulil berpandangan, dengan menjatuhkan reputasi Partai Demokrat melalui kampanye kotor semacam ini, lawan-lawan politik berharap suara partai Demokrat akan merosot dalam Pemilu mendatang. Apalagi, akhir-akhir ini ada masalah yang menyangkut Partai Demokrat, terutama yang berkaitan dengan sosok Muhammad Nazaruddin, mantan Bendahara Umum DPP Partai Demokrat. Menurut Ulil, semua kasus yang melibatkan kader Partai Demokrat sudah diserahkan kepada penindak hukum untuk ditindaklanjuti. “Tidak semua rumor yang berkembang langsung ditindaklanjuti secara kasus. Ada yang baru sekadar rumor saja dan belum memiliki kekuatan hukum yang besar seperti kasus Johnny Allen Marbun dan Andi Nurpati,” kata Ulil. Sementara Sekretaris Departemen HAM DPP Partai Demokrat, Rachland Nashidik, mengaku tak menghalangi sedikit pun niat KPK yang ingin memeriksa Nazaruddin. “KPK diberi ruang ekstra untuk pencekalan. Kalau belum ada rencana KPK memanggil Nazar, urgensinya apa memanggil dia secara tergesa-gesa. Kalau KPK ingin menetapkan secara kasus, silakan saja, kami tidak ingin menghalangi sedikit pun,” ujar Rachland di tempat yang sama.

Sumber : http://politik.vivanews.com/news/read/223568-ulil--sms-itu-upaya-jatuhkanwibawa-presiden

155


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

Menurut Rachland, Demokrat sudah mengambil langkah yang tepat melalui keputusan Dewan Kehormatan partai yang memberhentikan Nazaruddin pada 23 Mei 2011 lalu. “Keputusan ini diniatkan agar Nazaruddin berkonsentrasi untuk menghadapi masalah hukum yang melibatkan kader-kadernya. Komitmen etis Partai Demokrat untuk mendukung pemberantasan Korupsi di negeri ini sangat jelas,� kata Rachland. (eh)

Sumber : http://politik.vivanews.com/news/read/223568-ulil--sms-itu-upaya-jatuhkanwibawa-presiden

156


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

Tingkat Partisipasi Pemilih Diprakirakan Terus Menurun Penulis Waktu

:: Senin, 30 Mei 2011 | 00:04 WIB

JAKARTA--MICOM: Lembaga Survei Indonesia (LSI) memperkirakan tingkat partisipasi pemilih yang menggunakan hak suaranya pada pemilu legislatif akan terus menurun dan bisa sampai kurang dari 50 persen. "Penurunan tingkat partisipasi masyarakat pada pemilu legislatif disebabkan tingkat kepercayaan terhadap partai politik terus menurun," kata Direktur LSI, Syaiful Mujani, ketika mempublikasikan hasil survei LSI mengenai Pemilih Mengambang dan Prospek Perubahan Kekuatan Partai Politik di Jakarta, Minggu (29/6). Mujani menjelaskan, tingkat partisipasi pemilih pada Pemilu 1999 sebesar 93,3 persen, pada Pemilu 2004 turun menjadi 84,9 persen, kemudian pada Pemilu 2009 turun lagi menjadi 70,99 persen. Menurut dia, dalam 10 tahun, tingkat partisipasi pemilih sudah turun sekitar 20 persen dari 93,3 persen menjadi 70,99 persen. Jika penurunan tingkat partisipasi pemilih tersebut secara linier, kata dia, diperkirakan tingkat partisipasi pemilih pada 2014 akan turun lagi menjadi sekitar 60 persen dan pada pemilu 2019 menjadi kurang dari 50 persen. "Jika sampai pada titik ini menunjukkan tanda-tanda partai politik sama sekali tidak mendapat kepercayaan dari masyarakat," katanya. Menurut dia, terus menurunnya tingkat partisipasi pemilih pada pemilu, menunjukkan bahwa hubungan emosional antara partai politik dengan pemilihnya sangat lemah, karena sebagian besar pemilih adalah pemilih mengambang. Dari seluruh pemilih di Indonesia, kata dia, hanya sekitar 20 persen yang loyal dan menyatakan dekat dengan partai politik secara keseluruhan, serta sebanyak 78,8 persen menyatakan tidak dekat dengan partai politik atau massa mengambang.

Sumber : http://www.mediaindonesia.com/read/2011/05/05/229827/284/1/Tingkat_P artisipasi_Pemilih_Diprakirakan_Terus_Menurun

157


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

Dari jumlah 20 persen pemilih yang merasa dekat dengan partai politik, sebarannya meliputi, PDI Perjuangan sebanyak 5,1 persen, Partai Golkar 3,7 persen, Partai Demokrat 3,5 persen, PKS 1,7 persen, PPP 1,3 persen, dan PKB 1,1 persen. Menurut dia, partai politik yang ada ideologi dan program kerjanya juga tidak jelas. Partai politik, kata dia, tidak melakukan pendidikan politik secara kontinyu, tapi lebih banyak melakukan mobilisasi dukungan hanya beberapa bulan menjelang pemilu dengan pendekatan uang. (Ant/OL-2)

Sumber : http://www.mediaindonesia.com/read/2011/05/05/229827/284/1/Tingkat_P artisipasi_Pemilih_Diprakirakan_Terus_Menurun

158


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

Ulil Abshar Kaget Suara Demokrat Hanya Turun Sedikit Penulis Waktu

:: Senin, 30 Mei 2011 16:59 WIB

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Partai Demokrat menyambut gembira rilis Lembaga Survei Indonesia (LSI) yang menempatkan partai bentukan Susilo Bambang Yudhoyono itu di urutan pertama. Ketua Pusat Pengembangan Strategi dan Kebijakan DPP PD, Ulil Abshar Abdalla, mengaku kaget dengan hasil itu. Ia tak menyangka jika perolehan suara Demokrat tetap yang tertinggi dibanding partai lain. Padahal, ia menduga partainya merosot dibanding pemilu 2009 lalu yang meraih 20,85 persen. “Saya justru kaget turunnya tak sebesar yang kami kira,” kata Ulil, Senin (30/5). Dalam rilis survei LSI, jika pemilu diselenggarakan Mei ini, Demokrat akan meraih 18,9 persen. Posisi berikutnya ditempati PDIP 16,7 persen, dan Partai Golkar 12,5 persen. Mengacu hasil LSI, kata Ulil, justru partai lain yang berhadapan dengan Demokrat itu bermasalah. Sebab, ada partai yang perolehan suaranya turun drastis dan lainnya mengalami stagnasi. “Pooling LSI ini justru menjadi Demokrat sebagai partai promising (menjanjikan) bagi kami,” terangnya. Menurut dia, hasil survei LSI wajar dan tak perlu disikapi secara berlebihan. Pasalnya, pemilih Demokrat yang kebanyakan dari segmen masyarakat kota terdidik saat ini memilih berhati-hati dan menunggu. Yang membuat kelompok itu berdasar survei LSI masuk massa mengambang yang mencapai 54,9 persen.

Sumber : http://www.republika.co.id/berita/nasional/politik/11/05/30/lm06fw-ulilabshar-kaget-suara-demokrat-hanya-turun-sedikit

159


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

Ulil Abshar: Pengirim 'SMS Fitnah' Incar Pemilu 2014 Penulis Waktu

: BUNGA MANGGIASIH : Senin, 30 Mei 2011 | 16:31 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta - Ulil Abshar Abdalla menilai pengirim pesan pendek yang mengatasnamakan bekas Bendahara Umum Partai Demokrat, M. Nazaruddin, dan menyebar fitnah tentang petinggi Partai Demokrat sejatinya tengah mengincar Pemilihan Umum 2014. "Sebab, SMS (pesan singkat) itu mendelegitimasi Demokrat, by intention (dengan niat) mendiskreditkan Demokrat," ujar Ketua Pusat Pengembangan Strategi dan Kebijakan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrat itu dalam jumpa pers di restoran Bumbu Desa, Jakarta, Senin 30 Mei 2011. Menurutnya, pengirim pesan itu jelas ingin menjatuhkan reputasi Demokrat melalui kampanye kotor. Lawan-lawan politik partai pemerintah itu, katanya, berharap suara Demokrat bakal merosot dalam pemilihan mendatang. "Pesan pendek itu adalah bagian kecil saja dari sejumlah upaya yang muncul dari lawan-lawan politik akhir-akhir ini untuk menjatuhkan wibawa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono," tuturnya. Sebelumnya, dari penelitian yang dilakukan Lembaga Survei Indonesia (LSI) menunjukkan tren suara untuk Partai Demokrat terus mengalami penurunan secara signifikan sejak Januari 2010. Jika diadakan pemilihan umum saat ini, hanya 18,9 persen pemilih yang akan memilih partai atau calon dari Partai Demokrat. Padahal, awal tahun lalu, angkanya mencapai 32 persen. Ulil berpendapat sebetulnya ia menyangka penurunannya bakal lebih drastis lagi. "Hasil survei itu malah menunjukkan prospek Demokrat masih promising (menjanjikan)," ucapnya optimistis. Sekretaris Departemen Hak Asasi Manusia DPP Partai Demokrat Rachland Nashidik menambahkan, di negara mana pun partai pemenang pemilihan umum pasti akan jadi sorotan, diterpa kritik, dan kampanye hitam. Ia menampik spekulasi bahwa mungkin saja pesan pendek kontroversial itu malah dikirim kader Demokrat agar partainya bisa berlagak menjadi korban, sehingga menggaet simpati publik dan malah mendongkrak dukungan dalam pemilihan berikutnya. "Logika seperti itu kotor," katanya.

Sumber :

http://www.tempointeraktif.com/share/?act=TmV3cw==&type=UHJpbnQ=&media=bmV3cw==&y =JEdMT0JBTFNbeV0=&m=JEdMT0JBTFNbbV0=&d=JEdMT0JBTFNbZF0=&id=MzM3Njk

160


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

Demokrat: Izin Nazaruddin Belum Diteken "Memang surat minta izinnya ada" Penulis Waktu

: Muhammad Hasits | Luzman Rifqi Karami : Senin, 30 Mei 2011 | 20:10 WIB

VIVAnews - Surat izin mantan Bendahara Umum DPP Partai Demokrat, Muhammad Nazaruddin, untuk berobat ke Singapura rupanya tidak mendapatkan tanda tangan Ketua Fraksi Partai Demokrat, Jafar Hafsah. "Memang surat minta izinnya ada, tapi waktu itu Pak Jafar sedang di luar kota. Jadi ternyata di suratnya tidak ada tanda tangannya," kata Ketua Pusat Pengembangan Strategi dan Kebijakan DPP Partai Demokrat, Ulil Abshar Abdalla, dalam keterangan pers di Jakarta, Senin, 30 Mei 2011. Hal ini bertentangan dengan pengakuan Nazaruddin sebelumnya yang mengatakan dirinya sudah mendapat izin Ketua Fraksi Partai Demokrat. Pengakuan tersebut juga didukung oleh Jafar yang menyatakan surat izin tertanggal 23 Mei 2011 itu sudah mendapatkan persetujuan dari dirinya. Selain misteri kepergian Nazaruddin, di tempat yang sama Ulil juga menegaskan partai Demokrat sudah menyerahkan kasus hukum yang melibatkan Nazaruddin dan kader-kader lainnya pada penindak hukum. "Partai Demokrat sama sekali tidak ingin menghalangi proses hukum yang melibatkan kader-kadernya," tegas Ulil. Nazaruddin terbang ke Singapura sehari sebelum pencegahan dirinya dikeluarkan Kementerian Hukum dan HAM. Nazaruddin diduga terbang pada saat yang hampir bersamaan ketika Sekretaris Dewan Kehormatan Demokrat Amir Syamsuddin membacakan pemecatan Nazaruddin sebagai Bendahara Umum.

Sumber : http://politik.vivanews.com/news/read/223647-surat-izin-nazaruddinbelum-diteken-jafar

161


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

Elit Demokrat Saling Bantah Soal Penjemputan Nazaruddin Penulis Waktu

: MAHARDIKA SATRIA HADI : Senin, 30 Mei 2011 | 17:04 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta - Elit Partai Demokrat sepertinya tak lagi kompak dan kerap saling bantah. Sebelumnya Ketua Pusat Pengembangan Strategi dan Kebijakan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrat, Ulil Abshar Abdalla, menyatakan bahwa Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum telah membentuk tim untuk menjemput Nazaruddin yang diduga telah kabur ke Singapura. Namun, pernyataan itu justru dibantah oleh Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Saan Mustofa. "Tidak ada istilah tim penjemputan. Tapi semua fungsionaris, sebagai kawan, ikut mendorong kalau suatu ketika ada panggilan dari KPK, Pak Nazar bisa memenuhi. Tidak ada istilah tim jemput-menjemput," kata Saan di ruangannya, Senin 30 Mei 2011. Pemulangan Nazaruddin, kata dia, dilakukan lewat pendekatan persuasif oleh kader-kader Demokrat lainnya. Saan mengatakan, semua kader partai yang selama ini kerap menjalin komunikasi intensif dengan Nazaruddin diminta untuk mendorong dan meyakinkan Nazar untuk datang kalau suatu saat Komisi Pemberantasan Korupsi memanggil. Namun, dia enggan menyebutkan siapa saja kader yang kerkomunikasi intensif dengan Nazaruddin itu Saan menegaskan, kepergian Nazaruddin ke Singapura benarbenar atas alasan untuk mengobati gejala penyakit jantung yang dideritanya. Saan yakin Nazaruddin tidak berniat kabur karena sampai sekarang dia masih resmi menjadi bendahara fraksi dan anggota Komisi Energi dan Lingkungan Hidup DPR. "Alasannya untuk berobat, kan ada gejala jantung. Kami juga tak mau ambil risiko. Jantung, kan, penyakit yang susah. Yang segar bugar saja bisa langsung kena, apalagi yang sudah ada gejala," ujar Saan.

Sumber :

http://tempointeraktif.com/hg/politik/2011/05/30/brk,201105 30-337704,id.html 162


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

Saan, yang juga menjabat Sekretaris Fraksi Demokrat di DPR, juga enggan berkomentar banyak soal pernyataan Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto yang mengatakan Nazaruddin harus segera dipulangkan ke Tanah Air. "Itu konteks pemerintah. Mungkin itu juga punya komitmen pemerintah agar upayaupaya penegakan hukum bisa tercapai. Wajar jika pemerintah berusaha mewujudkan komitmen itu," kata dia. Pernyataan Saan ini bertentangan dengan pernyataan Ulil Abshar Abdalla yang mengatakan Ketua Umum Partai Demokrat telah membentuk tim menjemput Nazaruddin. Alasan pembentukan tim penjemputan lantaran partai pemerintah itu merasa memiliki tanggung jawab moral dan etis untuk membantu penegak hukum. "Dua orang ditugaskan untuk membujuk Nazaruddin pulang," ujar Ulil dalam jumpa pers di Restoran Bumbu Desa, siang tadi. Dengan alasan kerahasiaan, ia tak mau mengungkapkan nama kedua orang tersebut. Menurutnya, tim itu dibentuk dalam pertemuan petinggi Demokrat di kediaman Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Cikeas dua malam lalu. Jika mereka bisa memulangkan Nazaruddin, kata Ulil, bekas Bendahara Umum Demokrat itu akan hadir sebelum keterangannya dibutuhkan KPK. Reputasi Demokrat pun akan lebih baik jika Nazaruddin kembali.

Sumber : http://tempointeraktif.com/hg/politik/2011/05/30/brk,20110530337704,id.html

163


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

KPK Kejutkan Andi Mallarangeng Penulis Waktu

: Vanroy Pakpahan : Selasa, 31 Mei 2011 | 15:18 WIB

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) mungkin tak akan pernah melupakan hari Kartini di tahun ini. Saat itu kantor tempatnya bekerja, yaitu Gedung Kemenpora, didatangi sejumlah penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Andi tak mengerti mengapa petugas dari KPK bisa sampai ke kantornya. Dia tak tahu angin apa yang membawa mereka ke Jalan Gerbang Pemuda, Senayan, Kamis itu. Dirinya mengaku sangat terkejut kala itu. "Saya terkejut karena KPK mendatangi kantor saya," ujarnya di Gedung KPK, Jakarta, Selasa (31/5/2011). Andi juga mengaku kaget dan terkejut manakala dirinya menerima kabar pemanggilan pemeriksaan sebagai saksi dari KPK. Pasalnya, kata Andi, dirinya sama sekali tidak mengetahui perihal kasus itu. Dirinya juga mengaku tak tahu Wafid mencari dan menerima bantuand ana tambahan untuk Kegiatan operasional Kemenpora, dari pihak swasta. Berdasarkan hal itu, Andi pun menolak jika namanya disebut sebagai pelapor kasus itu. "Bukan saya," tutur Menpora Andi Mallarangeng.

Sumber : http://www.tribunnews.com/2011/05/31/kpk-kejutkan-andi-mallarangeng

164


Januari - Juni 2011

Kliping Freedom Institute

Kliping, Koin, Sastra Catatan Budaya Penulis Waktu

: Nirwan Dewanto : Minggu, 29 Mei 2011

Sastra Indonesia bukan sekadar kumpulan karya kaum sastrawan dan penelaah sastra. Lebih dari itu, sastra Indonesia adalah, semestinya, institusi yang dikembangkan oleh begitu banyak komponen. Kerja memproduksi makna dan menegakkan budaya tulisan, itulah hakikat sastra nasional kita. Hari Minggu (22/5) saya bergabung dengan 200-an orang dalam Kliping Massal di Pusat Dokumentasi Sastra HB Jassin (selanjutnya: PDS Jassin) yang digerakkan oleh #KoinSastra. Dalam kelompok saya terdapat, antara lain, seorang ibu muda dengan dua bocah perempuannya yang masih kecil dan seorang siswi SMA, yang sebagaimana kami semua di ruang perpustakaan itu dengan girang menggunting bahan dari koran, membubuhkan guntingan pada lembaran kertas kliping, dan menuliskan data terbitan. Para pekliping amatir itu mengerjakan sesuatu untuk ikut merawat dan mencintai PDS Jassin yang sudah bertahun-tahun ini terlalaikan. Saya kira mereka sadar bahwa sumbangan mereka kecil saja, tetapi dari yang kecil itulah mereka, juga kita, berharap akan ada efek bola salju di hari-hari kemudian. Meski keprihatinan akan PDS Jassin menjadi titik tolak pembentukan #KoinSastra dalam tiga bulan terakhir ini, secara lebih luas sesungguhnya gerakan ini mengobarkan minat dan cinta terhadap sastra dan budaya tulisan. Juga, serentak dengan itu: menjawil bahwa kita semua, bukan hanya penyelanggara negara kita, sudah terlalu lama mengabaikan arsip, dokumentasi, perpustakaan, dan sejarah. Tentu saja, tanpa pengarsipan dan dokumentasi, bangsa ini bukan hanya lekas menjadi lupa, tetapi juga menjadi tumpul. Gerakan #KoinSastra menggelitik kita bahwa sumbangan dan kerja kita, sekecil apa pun, akan menghindarkan kita dari proses menjadi lupa dan tumpul itu. Cahaya di terowongan

Sumber : Koran Media Indonesia: Minggu, 29 Mei 2011

145


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

Selalu ada cahaya cerah di ujung terowongan. Dengan terlibat dalam Kiping Massal, siswi SMA dan ibu muda yang saya sebut tadi, misalnya, terhubung secara nyata dengan kekayaan sekaligus penyakit yang diderita PDS Jassin, dan tersambung secara spiritual dengan tonggak sejarah bernama HB Jassin, yang telah membangun sebuah pustaka raksasa sastra Indonesia. Dan itulah yang membuat mereka bangga dan bermakna. Keduanya tidaklah asing sekali dengan dunia tulis-menulis. Di samping memiliki blog sendiri, mereka sudah terjalin dengan dunia sastra Indonesia melalui bacaan mereka dan jejaring media sosial. Demikianlah #KoinSastra telah mempertemukan siapa-siapa dari berbagai kalangan dan usia-sebagian besar adalah mereka yang sebelumnya tak punya urusan dengan dunia sastra-bukan hanya untuk ikut menyelamatkan PDS Jassin, tetapi juga untuk mengerjakan sastra Indonesia. Di Twitter-nya siswi SMA itu segera menulis bahwa ia “senang bisa menjadi bagian dari perubahan�. Tentulah perubahan yang dimaksud bukan hanya menyangkut perhatian terhadap PDS Jassin. Ketika kami diberi kesempatan secara bergiliran melihat rak-rak koleksinya setelah kerja kliping-mengkliping itu, saya tahu bahwa usaha kami hanya riak belaka di tengah samudra tak bertepi. Bukan hanya bahwa koran-koran yang masih harus dikliping masih menggunung. Namun juga bahwa dokumentasi sastra raksasa ini menghadapi bahaya permanen kebakaran, kelapukan, kehilangan, dan kerusakan. Bahwa ia perlu pengelolaan kelas satu untuk menjadi pusat arsip dan perpustakaan modern. Pengabaian PDS Jassin sesungguhnya puncak gunug es belaka. Kini kita makin sadar bahwa para penyelenggara negara hampir sempurna membiarkan masyarakat menderita buta huruf kebudayaan, sementara bagian terbesar masyarakat kita sendiri dengan sukaria menghanyutkan diri dalam budaya massa global. Di perguruan tinggi, perpustakaan tetap saja sektor yang termiskin. Di luar itu, masih banyak perpustakaan dan pusat arsip terbengkalai. Dan Jakarta membanggakan diri sebagai metropolis global tanpa museum dan perpustakaan publik sejati. Maka, Kliping Massal menjadi tindakan simbolik: sinergi terlihat nun jauh di cakrawala. Besarnya tanggapan terhadap gerakan #KoinSastra membuktikan bahwa berbagai sektor masyarakat sudah berhenti berharap pada penyelengara negara, tepatnya pada kinerja mereka untuk memajukan ilmu dan kebudayaan. Setiap orang dan pihak

Sumber : Koran Media Indonesia: Minggu, 29 Mei 2011

146


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

yang terlibat dengan gerakan #KoinSastra menyumbangkan satu, dua, sepuluh, seratus, seribu batu bata untuk membangun rumah besar sastra Indonesia. Dan sungguh kerja belum selesai, belum apa-apa-- jika saya boleh mengutip Chairil Anwar. Gelombang perhatian yang dibangkitkan gerakan #KoinSastra, khususnya sumbangan dan kerja untuk menegakkan kembali PDS Jassin, tentu hanya satu langkah kecil. Akan tetapi, inilah ujian bagi sektorsektor masyarakat dan negara untuk bertindak jernih dan tegas. Hanya pembaruan kelembagaan dan trust fund yang akan membuat PDS Jassin tegak sebagai pusat arsip dan perpustakaan modern. Ataukah ia hanya akan jadi kuburan sastra Indonesia? Atau jangan-jangan ia mesti berhijrah ke mancanegara? Gerakan #KoinSastra bukan hanya menggugah berbagai pihak untuk turun-tangan ke tengah kondisi PDS Jassin, tetapi juga menyadarkan bahwa sastra Indonesia hanya bisa hidup sehat jika kita semua merawat bahan-bahan tertulis yang menjadi anjakan sejarah sastra dan penciptaan sastra kita hari ini. Tentulah gerakan #KoinSastra tidak perlu berkiprah terlalu lama jika saja kaum terpelajar segera tercerahkan bahwa Indonesia selama ini memang mengabaikan budaya tulisan dan perpustakaan, segala sesuatu yang membuat sebuah bangsa layak disebut sebagai bangsa beradab. Namun, tampaknya kita masih harus menyalakan lebih banyak lagi pelita di tengah gelap yang belum akan usai dalam waktu dekat ini.

Sumber : Koran Media Indonesia: Minggu, 29 Mei 2011

147


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

KPK Diminta Jangan Percaya Klaim Andi Mallarangeng Penulis Waktu

: Rachmat Hidayat : Senin, 6 Juni 2011 | 16:09 WIB

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) didesak untuk tidak percaya begitu saja klaim atau pernyataan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Andi Malarangeng yang mengaku tak tahu menahu soal kesepakatanpemberian dana talangan oleh kontraktor PT Duta Graha Indah (DGI) kepada Kementerian itu sebagai dana operasional persiapan Sea Games 2011. Koordinator tim investigasi korupsi Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra), Uchok Sky Khadafi mengungkapkan, tak masuk akal bila Andi Malarangeng mengaku tak tahu soal kesepakatan Wafid terkait pemberian dana talangan oleh DGI. "Dalam sebuah lembaga pemerintah, apalagi setingkat kementerian, seluruh aktivitas organisasi pastilah dilaporkan kepada atasan tertinggi, yakni menteri. Semua harus sepengetahuan Mennegpora. Sekretaris Menteri itu kan pasti lapor ke atasan," kata Uchok kepada wartawan, Senin (06/06/2011). Uchok memberikan ilustrasi, posisi Wafid Muharram setara dengan Sekretaris Jenderal Mahkamah Konstitusi (MK) Janedry M Gaffar yang melapor kepada Ketua MK atas kegiatan apapun yang dilakukannya. Termasuk, saat menerima uang 'persahabatan' dari mantan Bendahara Partai Demokrat, Muhammad Nazaruddin. "Jadi, penjelasan Menpora tidak masuk akal kalau tidak tahu. Pastilah, semua kegiatan harus lapor ke atasan," tandasnya. Sebelumnya, Andi Mallarangeng usai diperiksa KPK mengaku tidak tahu-menahu soal adanya dana talangan yang diberikan PT Duta Graha Indah, sebagai pihak pemenang tender, kepada Kemenpora sebagai dana operasional di Kementerian Pemuda dan Olah Raga, Selasa (31/05/2011) lalu.

Sumber : http://www.tribunnews.com/2011/06/06/kpk-diminta-jangan-percaya-klaim-andi mallarangeng

165


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

KPK menangkap tangan Seskemenpora Wafid Muharram bersama Direktur Marketing PT Anak Negeri Mindo Rosallina Manulang, sebagai pihak perantara, dengan Direktur PT Duta Graha Indah Muhammad El Idris di ruangan Wafid. KPK saat itu menemukan alat bukti berupa cek senilai Rp3,2 miliar.Baik Wafid dan Mindo mengaku uang yang oleh KPK dikategorikan suap tersebut merupakan dana talangan di Kemenpora, sebelum dana APBN cair. Dana talangan itu biasanya dipakai sebagai pengganti sementara bila APBN belum turun. Yang menarik, tidak ada hitam di atas putih saat dana talangan tersebut diberikan. Uchok menegaskan lagi, tak ada dasar hukum yang melegalkan pemberian uang tersebut walau diklaim sebagai dana talangan untuk pelaksanaan Sea Games 2011. "Kalau sudah ada persetujuan dari DPR, berarti oke. Menteri Pemuda dan Olahraga, Menteri Keuangan dan Presiden juga harus tahu. Kemenpora harus mempersiapkan transparansi dan akuntabilitas ketika saatnya Badan Pemeriksa Keuangan masuk untuk mengaudit," tegasnya. Ditandaskan, kalau tidak ada persetujuan dari DPR, berarti dana talangan itu dana haram.

Sumber : http://www.tribunnews.com/2011/06/06/kpk-diminta-jangan-percaya-klaim-andi mallarangeng

166


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

Andi Mallarangeng Bertanggung Jawab Kasus Wisma Atlet Penulis Waktu

: Rachmat Hidayat : Kamis, 9 Juni 2011 | 14:34 WIB

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pakar kebijakan publik dari lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro juga mendorong agar KPK tak ragu memanggil kembali Andi Mallarangeng serta menyelidiki lebih jauh kebenaran klaimnya. “KPK tak boleh berhenti. Dia, (Andi Mallarangeng) harus mengklarifikasi terus. Kalau tak dituntaskan, ini bisa menjadi borok. Dia harus ikut bertanggung jawab, jangan pura-pura tidak tahu. Karena dia pimpinan," ujarnya kepada wartawan, Kamis (09/06/2011). Siti Zuhro mendasari pernyataannya atas analisisnya terhadap pola kerja di institusi kenegaraan serta sistem penyusunan dan pelaksanaan anggaran birokrasi. Dijelaskan, dalam dunia birokrasi sipil memiliki napas yang hamper sama dengan sistem kemiliteran yakni sangat bersifat hierarkis dan komando. Sistem itu, katanya lagi, berbeda dengan sistem di dunia intelektual dimana masing-masing pihak atau pejabat memiliki kebebasan. "Dalam sistem komando, tak dibenarkan sebuah kebijakan itu dibuat oleh bawahan tanpa endorsement atau ijin dari atasan. Sistem bottom up atau dari bawahan ke atasan itu tidak mungkin terjadi di dalam birokrasi kita, itulah watak dasar birokrasi kita," tandasnya. Hal yang sama juga tercermin dalam proses penganggaran hingga tender proyek pemerintah seperti pembangunan Wisma Atlet. Seorang kepala biro, imbuhnya, walau ditugaskan untuk menangani proyek tertentu, takkan mungkin membuat kebijakan anggaran tanpa diketahui oleh atasannya. "Seorang kepala biro sendiri tak mungkin berani buat kebijakan anggaran tanpa ada petunjuk atasannya. Kalau di kementerian, tentu saja menteri bertanggung jawab atas semua mekanisme yang diambil," ujarnya.

Sumber : http://www.tribunnews.com/2011/06/09/andi-mallarangeng-bertanggungjawab

167


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

Siti Zuhro juga mendesak agar Andi Mallarangeng benar-benar menerapkan etika pejabat publik yang seharusnya malu ketika terjadi kegagalan atau skandal di lembaga yang dipimpinnya. Dia mencontohkan pejabat publik negara maju seperti Jepang akan segera mengundurkan diri apabila mengalami situasi yang sama seperti yang terjadi dalam kasus dugaan suap Sesmenegpora. Yang utama, katanya lagi, pimpinan harus bertanggung jawab. "Budaya malu yang awam dipraktikkan oleh pejabat negara maju justru lebih jelas ditunjukkan oleh elit PKS, Arifinto, yang rela mundur dari jabatan di DPR hanya karena ketahuan menonton video seks saat mengikuti sidang paripurna lembaga," katanya menegaskan. "Dan kasus Sesmenegpora ini momentum yang baik agar elit bisa menunjukkan teladan, Andi malarangeng tahu tentang prinsip ini dan harus ambil resiko (mundur) itu," demikian Siti Zuhro.

Sumber : http://www.tribunnews.com/2011/06/09/andi-mallarangeng-bertanggungjawab

168


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

Ini Pandangan Pascal Lemy Tentang Indonesia Sepuluh tahun lalu Indonesia tak dianggap dunia. Kini posisinya sangat dipertimbangkan

Penulis Waktu

: Hadi Suprapto | Harwanto Bimo Pratomo : Selasa, 14 Juni 2011 | 18:56 WIB

VIVAnews - Kemajuan suatu negara merupakan harga mati dari proses globalisasi. Teknologi saat ini serta kebutuhan pasar yang terus berubah meningkat membuat dunia terhubung satu dengan lainnya. Istilah ini sering disebut menglobal. Namun, proses globalisasi ini bukan tanpa hambatan. Menurut Direktur Jenderal Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), Pascal Lamy, persoalan muncul dari kebijakan politik suatu negara yang dalam jangka pendek, suatu pemerintahan dihadapkan pada persoalan domestik, namun dalam jangka panjang mereka dihadapkan pada campur tangan dunia global. "Karena itu pemimpin suatu negara harus menyadari kepentingan nasional yang akan menjadi kepentingan global," katanya dalam kuliah memorial Panglaykim, di JCC, Jakarta, Selasa 14 Juni 2011. Panglaykim atau dikenal dengan Prof. Dr. Jusuf Pang Lay Kim atau J.E. Pangestu merupakan ekonom kawakan. Ahli moneter, marketing, dan manajemen ini merupakan ayah Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu. Jadi yang harus dilakukan, kata Pascal, ialah melokalkan isu global. bukan sebaliknya. Menurut dia, melokalkan isu global bisa diartikan, penduduk mempunyai hak serta kebebasan berpendapat dalam sistim aturan dunia, bukan persoalan suatu negara dapat diatur oleh institusi dunia. Indonesia dalam era globalisasi ini, menurut dia, mempunyai peran penting dalam prosesnya. Dia memberi contoh dalam sektor perdagangan, pola perdagangan yang saat ini telah bergeser dari pasar Amerika menjadi Asia, Brazil, bahkan Indonesia. Indonesia, kata dia, mempunyai daya saing dan diperhitungkan dalam perdagangan ini. Lebih lanjut dia menjelaskan, Indonesia dalam tujuh hingga sepuluh tahun lalu tidak dipandang dalam dunia global. "Namun saat ini Indonesia berada di first division. Indonesia menjadi penting dalam negosiasi dan ekonomi," katanya. Vice Chairman National Economic Committee, M Chatib Basri, berpendapat beberapa faktor yang membuat Indonesia mempunyai nilai tawar dengan pihak dunia, antara lain pertumbuhan dan populasi yang tinggi, demografi negara, serta memiliki komoditas energi yang melimpah. "Dari skala ekonomi kita berada di 18 besar dunia," ucapnya.

Sumber : http://bisnis.vivanews.com/news/read/226823-ini-pandangan-pascal-lemytentang-indonesia

169


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

Demokrat Jangan Takut Beri Sanksi Andi Mallarangeng Penulis Waktu

: Rachmat Hidayat : Rabu, 15 Juni 2011 | 16:36 WIB

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partai Demokrat (PD) diminta tak memberi ampun kepada siapapun elit partai yang diduga kuat terlibat dalam kasus suap Sesmenpora, termasuk Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Malarangeng. Hal ini dikatakan oleh Pengamat Kebijakan Publik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro, kepada wartawan, Rabu (15/06/2011). Dikatakan, Demokrat harusnya reaktif terhadap hasil survey terbaru oleh Lingkaran Survei Indonesia (LSI) yang menunjukkan tren penurunan suara partai akibat kasus suap Sesmenpora.Presiden SBY sebagai Ketua Dewan Kehormatan Partai Demokrat sudah mengambil tindakan dengan memecat Nazaruddin sebagai bendahara umum. Namun, menurut Siti, tidak cukup meyakinkan masyarakat akan komitmen Demokrat atas slogan antikorupsi. "Seharusnya semua harus dibenahi agar kesan pembiaran tak muncul.Evaluasi kabinet dan kinerja menteri itu harus dilakukan. Yang terindikasi terlibat kasus korupsi itu harusnya tidak ada ampun karena bisa membatalkan perjuangan antikorupsi SBY dan Partai Demokrat sejak awal," tegasnya. Seharusnya, katanya lagi, Partai Demokrat belajar dari pengalaman PDIP dan Partai Golkar yang selalu kesulitan untuk menaikkan suara di dua pemilu terakhir hanya karena sejumlah elitnya yang pernah diberitakan terkait kasus korupsi dan perbuatan amoral. Berdasarkan survey periode Juni 2011 yang dirilis minggu lalu oleh LSI, Publik meyakini ada tiga elit partai yang terlibat. Menurut hasil survey, sebanyak 53,7 persen responden meyakini mantan bendahara umum partai Nazaruddin terlibat dalam kasus tersebut, 40,2 persen responden meyakini Menteri pemuda dan olah raga Andi Mallarangeng terlibat, dan 33,5 persen percaya anggota DPR Angelina Sondakh terlibat.

Sumber :

http://www.tribunnews.com/2011/06/15/demokrat-jangantakut-beri-sanksi-andi-mallarangeng 170


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

Survei yang dilakukan pada 1-7 Juni 2011 pada 1.200 responden di 33 provinsi, 42,4 persen responden menjadikan kasus korupsi di Kemenpora menjadi pertimbangan untuk memilih Demokrat di Pemilu mendatang. "Apa ketiganya mau dipelihara terus oleh partai? Kalau dibiarkan ini akan bisa menjadi pembenaran bahwa Demokrat memang menjadi bungker koruptor yang ujungnya bisa berpengaruh pada semakin menurunnya suara partai,� ucap Siti Zuhro.

Sumber : http://www.tribunnews.com/2011/06/15/demokrat-jangan-takut-beri-sanksiandi-mallarangeng

171


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

Publik Anggap Nazaruddin dan Andi Mallarangeng Terlibat Penulis Waktu

: Rachmat Hidayat : Rabu, 15 Juni 2011 | 16:58 WIB

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat politik dari LIPI Siti Zuhro menganggap wajar bila publik percaya Muhammad Nazaruddin dan Andi Malarangeng benar-benar terlibat dalam kasus suap sesmenpora. Untuk Nazaruddin, kata Siti, publik pasti bertanya alasannya melarikan diri ke Singapura setelah kasusnya mencuat deras di publik. "Kalau dia tak salah, harusnya dia segera menghadapi KPK.Sementara tentang keterlibatan Andi Mallarangeng, tidak masuk akal kalau Andi Mallarangeng tak tahu soal keputusan itu. Seorang sekretaris kementerian pasti lapor dan mendapat endorsement dari si menteri," ujarnya. Seharusnya, katanya lagi, Andi Malarangeng sudah mengundurkan diri karena terbukti tak mampu memimpin kementerian dengan benar dan membiarkan kasus suap itu terjadi. Dan Presiden SBY, katanya lagi, harus tegas dalam hal ini. Sementara itu, peneliti politik ICW Abdullah Dahlan mengatakan riset LSI tersebut bisa dilihat dari dua kacamata yakni politik dan hukum.Secara politik, hasil survei seharusnya dilihat sebagai dorongan agar Partai Demokrat konsisten menjalankan agenda antikorupsi. "Yang terlihat sekarang ini adalah mereka hanya terlihat setengah hati menjalankan agenda tersebut.Harusnya beberapa pihak yang diduga terlibat , dengan menggunakan AD/ART partai, dinon-aktifkan. Setidaknya dengan dinonaktifkan, penyidik KPK bisa lebih objektif menyidik mereka," katanya. Dari kacamata hukum, katanya lagi, hasil riset tersebut harus dilihat sebagai keharusan untuk memperdalam dugaan keterlibatan ketiga elit partai Demokrat itu. "Tanpa hasil survei sebenarnya sudah jelas penegak hukum harus memperdalam dugaan keterlibatan ketiga elit itu,� tambah Abdullah.

Sumber : http://www.tribunnews.com/2011/06/15/publik-anggap-nazaruddin-danandi-mallarangeng-terlibat

172


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

Ulil Abshar Abdalla Sambut Baik Vonis Baasyir Penulis Waktu

: Ferdinand Waskita : Jumat, 17 Juni 2011 | 08:05 WIB

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Aktivis Jaringan Islam Liberal (JIL) Ulil Abshar-Abdalla menyambut baik putusan majelis hakim yang menjatuhkan vonis terhadap Abu Bakar Baasyir selama 15 tahun di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan. Walaupun lamanya hukuman bagi Baasyir tidak sebesar tuntutan Jaksa Penuntut Umum (JPU) yakni seumur hidup. "Tentu ini kabar baik. Baasyir sudah cukup tua. Hukuman 15 tahun penjara sudah cukup lumayan," kata Ulil dalam kicauannya dalam jejaring sosial twitter, Kamis (16/6/2011) malam. Ketua Divisi Pusat Pengembangan Strategi dan Kebijakan DPP Partai Demokrat itu menjelaskan, arti penting hukuman bagi Baasyir. Pertama, kata Ulil, hukuman itu membuktikan bahwa tuduhan dia terlibat dalam pelatihan militer benar. Alasan lainnya, lanjut Ulil, penting untuk mendelegitimasi Baasyir sebagai ikon ideologi terorisme di Indonesia agar anak muda tidak terpikat olehnya. "Tentu menghukum Baasyir tak akan menghentikan penyebaran ideologi terorisme. Tetapi sekurang-kurang-nya akan mengurangi pengaruhnya," kata Ulil Menurut Ulil, menangkal ideologi terorisme harus melalui berbagai cara dan tidak cukup hanya menghukum Baasyir. Dirinya juga meminta semua pihak agar ideologi terorisme yang memakai dalil-dalil keislaman harus terus-menerus dikritik, agar kehilangan kredibilitas. "Hukuman atas Baasyir ini juga perlu untuk mendemoralisasi kelompok-kelompok radikal-teroris di Indonesia," tukasnya

Sumber : http://www.tribunnews.com/2011/06/17/ulil-abshar-abdalla-sambut-baikvonis-baasyir

173


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

Diketahui, hakim memvonis 15 tahun penjara dengan menilai Ba'asyir terbukti dalam dakwaan subsider pasal 14 Junto pasal 7 uu 15 tahun 2003 tindak pidana terorisme. Ba'asyir terbukti merencanakan atau menggerakkan orang lain memberikan dananya untuk kegiatan militer di Aceh. Dana yang terbukti dihimpun Ba’asyir sejumlah Rp 350 juta, dengan rincian Rp 150 juta didapat dari Haryadi Usman, dan Rp 200 juta dari Syarif Usman, serta sebuah handycam dari Abdullah Al Katiri. Uang itu digunakan untuk pelatihan militer di Pegunungan Jantho, Aceh Besar.

Sumber : http://www.tribunnews.com/2011/06/17/ulil-abshar-abdalla-sambut-baikvonis-baasyir

174


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

Nazaruddin: Andi Mallarangeng Otak Korupsi Kemenpora Penulis Waktu

: Rachmat Hidayat : Selasa, 21 Juni 2011 | 14:53 WIB

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Bendahara Umum Partai Demokrat, Muhammad Nazaruddin kembali melontarkan bola panas. Kini, dari Singapura, Nazaruddin menuding Menteri Negara Pemuda dan Olahraga, Andi Malarangeng adalah orang penting atas rekayasa tuduhan keterlibatannya dalam kasus suap sesmenpora. Andi, katanya, melakukan rekayasa untuk menutupi berbagai manipulasi di kementeriannya. "Andi Malarangeng adalah otak dari rekayasa kasus yang diarahkan pada saya. Dia lakukan hal itu, karena tidak mungkin bisa menghindar keterlibatannya atas kasus itu. Dia (Andi) ingin tutupi keterlibatannya dalam berbagai manipulasi anggaran di kementeriannya," ujar Nazaruddin kepada para wartawan melalui blackberry messengernya, Selasa (21/06/2011). Ia menegaskan, Andi Mallarangeng tidak mungkin tidak tahu mengenai kasus suap Sesmenpora itu. Sebagai menteri, kata Nazaruddin tentunya memberikan persetujuannya atas proyek di atas Rp 50 miliar. "Andi tahu persis proyek itu. Proyek di atas Rp 50 miliar diketahui oleh menteri. Saya akan buktikan kalau saya memang tak terlibat dalam kasus ini," Nazaruddin menandaskan. Saya tidak menerima satu rupiah pun dari proyek pembangunan wisma atlet di Palembang Sumatera Selatan. Nanti akan saya buka semua. Angelina, Andi, Wayan Koster, dan Andi terlibat," Nazaruddin menegaskan. Keterlibatan politisi di DPR termasuk Andi Mallarangeng yang diungkap oleh Nazaruddin, tak hanya soal proyek pembangunan Wisma Atlit SEA Games Palembang saja sebesar Rp 12 trilyun. Namun, lanjut Nazar, pembangunan Stadion di Palembang dan Stadion Ambalang senilai Rp 1,2 triliun. "Paket ini harus dibuka KPK bersama dengan paket pengadaan alat olahraga senilai Rp 75 miliar yang direkayasa. Menpora juga merekayasa anggaran senilai triliunan rupiah di kementriannya. Ini yang harus dibuka KPK, saya rasa tidak sulit membukanya," kata Nazar.

Sumber : http://www.tribunnews.com/2011/06/21/nazaruddin-andi-mallarangengotak-korupsi-kemenpora

175


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

Temui SBY, Andi Mallarangeng Tak Bahas Nazaruddin Penulis Waktu

: Hasanuddin Aco : Selasa, 21 Juni 2011 | 15:24 WIB

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekretaris Dewan Pertimbangan Partai Demokrat Andi Mallarangeng menemui Ketua Dewan Pertimbangan Demokrat yang juga Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di kantor Presiden Jakarta, Selasa (21/6/2011), siang. Andi yang kini menjabat menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) itu mengaku pertemuan dengan SBY membahas soal Jambore Pramuka IA dimana Presiden SBY akan hadir. "Ini semoga saja menjadi momentum Pramuka. Jadi tadi hadir menanyakan apakah Presiden bisa hadir atau tidak," kata Andi. Dalam pertemuan itu, Presiden mendukung gerakan pembinaan Pramuka bahkan beberapa ide tentang revitalisasi gerakan Pramuka datang dari Presiden. Namun ketika Andi ditanyakan mengenai Nazaruddin, dia tak berkomentar banyak. Termasuk apakah dalam pertemuan dengan SBY dibicarakan soal Nazaruddin. "Oh, tidak (dibicarakan)," ujarnya. Seperti diketahui, Andi Mallarangeng dalam kapasitasnya sebagai Menpora disebut-sebut tahu soal kasus suap Sesmenpora. Bahkan Mantan Bendahara Umum Demokrat Nazaruddin menuding Mallarangeng terlibat dalam kasus itu.

Sumber : http://www.tribunnews.com/2011/06/21/temui-sby-andi-mallarangeng-takbahas-nazaruddin

176


Kliping Freedom Institute

Januari - Juni 2011

SBY Mendadak Panggil Andi Mallarangeng Penulis Waktu

: Hasanuddin Aco : Rabu, 22 Juni 2011 | 18:35 WIB

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Pemuda dan Olahraga yang juga menjabat Anggota Dewan Pertimbangan Partai Demokrat Andi Mallarangeng secara mengejutkan muncul di Wisma Negara, kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (22/6/2011), sore. Mallarangeng terlihat wartawan ketika meninggalkan Wisma Negara dengan mobil dinasnya dengan nomor polisi RI 45 sekitar pukul 17.00 WIB. Belum diketahui apa agenda pemanggilan Andi Mallarangeng ke Wisma Negara. Pasalnya tidak ada agenda resmi Presiden SBY yang diterima pers hari ini menyebutkan ada pertemuan Presiden dengan Andi Mallarangeng. SBY yang juga ketua dewan Pertimbangan Demokrat ini sebelumnya meminta kasus korupsi baik yang melibatkan kader Demokrat agar diusut tuntas. Apakah pemanggilan itu terkait dengan kasus Mantan Bendahara Umum Demokrat Nazaruddin yang mengaitkannya dengan dugaan kasus korupsi di Sesmenpora juga sejauh ini belum ada konfirmasi. Andi Mallarangeng yang dikonfirmasi Tribunnews.com melalui telepon selulernya belum memberikan tanggapan. Sementara pada waktu bersamaan Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa juga berada di Wisma Negara. Marty terlihat meninggalkan Wisma Negara menggunakan mobil dinasnya bernomor polisi RI 17. Marty dipanggil Presiden diduga terkait dengan kasus TKI Ruyati yang dipancung di Arab Saudi karena dituduh membunuh majikannya. Siang tadi, Juru Bicara Presiden Julian Aldrian Pasha membenarkan akan ada pertemuan internal antara Presiden dengan Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa membahas soal TKI. Apalagi besok SBY dijadwalkan mengadakan pertemuan dengan pimpinan DPR RI membahas soal TKI di kantor Presiden Jakarta.

Sumber : http://www.tribunnews.com/2011/06/22/sby-mendadak-panggil-andimallarangeng

177


Perpustakaan Freedom Wisma Proklamasi Jl. Proklamasi No. 41 Menteng Jakarta Pusat 10320 Telp. 021-3100349 Fax. 021-31909227 www.freedom-institute.org 2011


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.