Kedungsono's Archive

Page 1

Kedungsono's Archive

MENUJU DESA TANGGUH BENCANA

KKN-T Destana UNS 2023

Kelompok 12

Desa Kedungsono Kec. Bulu, Kab. Sukoharjo

Kedungsono's Archive

2023 Kelompok 12 Mempersembahkan
MENUJU DESA TANGGUH BENCANA KKN-T UNS

Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha

Esa, karena atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan buku arsip yang sudah lama dipersiapkan ini. Buku

arsip yang berjudul “Kedungsono’s Archive: Menuju Desa Tangguh

Bencana” ini telah penulis buat secara maksimal dan sebaik mungkin dalam tujuannya untuk mengkaji bencana alam yang berpotensi terjadi di Desa Kedungsono.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Desa

Kedungsono, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Sukoharjo, rekan-rekan KKN penulis, dan masih banyak

lagi pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu, yang telah mendukung lancarnya pembuatan buku arsip ini, mulai dari proses penulisan hingga proses pencetakan.

Dalam buku ini, tertulis mengenai situasi geografi Desa

Kedungsono dan memuat kajian tentang ketangguhan Desa

Kedungsono dalam menghadapi potensi bencana alam serta langkah yang dapat dilakukan dalam upayanya mengurangi risiko bencana.

Penulis juga menyadari masih banyak kekurangan atau kekeliruan yang jauh dari kata sempurna. Akhirnya, semoga buku

arsip ini dapat bermanfaat bagi seluruh masyarakat Desa

Kedungsono, terutama Pemerintah Desa Kedungsono dengan

harapan buku ini dapat dijadikan sebagai buku pedoman dalam

melakukan upaya-upaya meningkatkan ketangguhan Desa

Kedungsono dalam mengurangi risiko bencana yang berpotensi terjadi. Terima kasih.

Tim KKN-T Destana UNS Kelompok 12

Sukoharjo, Agustus 2023

Daftar Isi

PENGANTAR PROFIL DESA Profil Administrasi Data Geografi dan Topografi Data Demografi Fasilitas Desa PETA DESA KEDUNGSONO PENILAIAN KETANGGUHAN DESA Indeks Komponen Ketangguhan Bencana Hasil Nilai Ketangguhan Bencana Desa Profil Risiko Bencana Desa KAJIAN RISIKO BENCANA Jenis Ragam Bencana Pemeringkatan Ragam Bencana KARAKTER ANCAMAN PRIORITAS EARLY WARNING SYSTEM Perkenalan EWS Standard Operational Procedure Cara Perakitan dan Pemasangan FOCUS GROUP DISCUSSION ARSIP KEGIATAN Senam Sehat, Kedungsono Kuat! Kedungsono Mewarnai Mural untuk Membibit Moral Euforia 17an di Kedungsono PENUTUP 01 03 05 07 10 12 15 20 25 34

Profil Administrasi

Provinsi

Kabupaten/Kota

Kecamatan

Desa/Kelurahan

Status Pemerintahan

Latitude

Longitude

Alamat Kantor

PROFIL DESA

: Jawa Tengah ((Kode BPS: 33)

: Sukoharjo (Kode BPS: 1810060)

; Bulu (Kode BPS: 3311020)

: Kedungsono (Kode BPS: 3311020004)

: Desa : -7.786519

: 110.854943

: Barangkulon, Kedungsono, Kec. Bulu, Kabupaten

Sukoharjo, Jawa Tengah 57563

03

Fasilitas Desa

Layanan Pendidikan

KB. Kartika Bunda

TK PGRI Kedungsono

SDN 1 Kedungsono

TK-SD Desa Kedungsono 02

TK-SD Kedungsono 03

Layanan Posyandu

Pos Mawar 1, Dk. Badran

Pos Mawar 2, Dk. Soko

Pos Mawar 3, Dk. Tiyoko

Pos Mawar 4, Dk. Malangan

Pos Mawar 5, Dk. Karanggayam

Tempat Ibadah

Masjid Baitul Ghofuur

Mushola Nur Huda

Pesantren Ismaka

Masjid Al Istiqomah

Masjid Nur Hakim

Masjid Ash Shommadu

Masjid At-Tawakal

Masjid Alban

Gereja Katolik Santo Petrus

GKKI Soko

GBI Jemaat Bulu

Data Demografi

Jumlah Penduduk

Jumlah Penduduk Laki-laki

Jumlah Penduduk Perempuan

Jumlah Total Kepala Keluarga

Jumlah Penduduk Berdasar Struktur Usia

Balita (0-≤ 5 th)

Anak-anak (5-≤16 th)

Usia Produktif (16-58 th)

Lansia (≥58 th)

: 3.057 jiwa : 1.567 jiwa : 1490 jiwa : 1.073 jiwa : 177 jiwa : 342 jiwa : 1.012 jiwa : 477 jiwa

1. 2. 3. 4. 5. 1. 2. 3. 4. 5. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 04

arah desa Pule

Batas Daerah

Dusun Soko

Dusun Tiyoko

Dusun Malangan

Dusun Kedungsono

Pegunungan G. Mungkur

Legenda

Kantor Kelurahan

Sekolah

Masjid

Gereja

Posyandu

U 05
Peta Desa Kedungsono
arah desa Tiyaran

PENILAIAN KETANGGUHAN DESA

Penilaian Ketangguhan Desa (PKD) adalah program dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bertujuan menghasilkan data dasar (baseline) tentang aspek-aspek yang mempengaruhi ketangguhan bencana pada tingkatan pemerintahan dan masyarakat. PKD merupakan program kerja wajib yang ditugaskan dari BPBD sebagai bentuk hasil KKN Tematik UNS yaitu Desa Tanggap Bencana. Dengan hasil PKD ini nantinya akan dilanjutkan dengan Kajian Risiko Bencana (KRB) yang kemudian diikuti dengan produk sistem peringatan dini yang ditujukan untuk salah satu bencana alam yang terjadi di Desa Kedungsono.

Pada penilaian ini menyangkut 5 komponen dan 32 Indikator dalam bentuk 128 pertanyaan yang disebarluaskan ke perangkat desa dengan data atau dokumen untuk memverifikasi jawaban yang diberikan.

07

Indeks Komponen

Ketangguhan Bencana

Indikator atau variabel ukur yang digunakan untuk menilai tingkat keberhasilan suatu kebijakan yang meningkatkan ketangguhan bencana.

Komponen 1. Layanan Dasar

Komponen yang terdiri atas 14 indikator berisikan layanan, sarana, prasarana, dan peraturan dasar di Desa Kedungsono. Indikator layanan dasar yang dipenuhi oleh Desa Kedungsono antara lain berupa : penyelenggaraan Layanan Pendidikan, Layanan Kesehatan, Penyediaan Air Bersih, Program dan Kegiatan Pangan & Gizi, Sarana dan Prasarana Komunikasi/Informasi, Pelayanan Administrasi dan Kependudukan, dan Peraturan dan Kegiatan Pemberdayaan Perempuan dan

Perlindungan Anak. Komponen 1 meraih skor 24 dari 56 pertanyaan.

Komponen 2.

Peraturan

dan Kebijakan Penanggulangan Desa

Komponen 2 terdiri dari 5 indikator mengenai kebijakan Desa Kedungsono terhadap Bencana. Indikator yang terpenuhi adalah Bantuan Pelaksanaan

Kegiatan Penanggulangan Bencana. Komponen 2 meraih skor 3 dari 20 pertanyaan.

Komponen 3. Pencegahan dan Mitigasi

Komponen 3 terdiri dari 3 indikator berfokuskan pada pencegahan bencana. Indikator yang terpenuhi adalah kegiatan pencegahan dan sosialisasi kebencanaan. Maka komponen 3 meraih skor 9 dari 12 pertanyaan.

Komponen 4. Kesiapsiagaan Darurat

Komponen 4 terdiri atas 6 indikator untuk kesiapsiasgaan bencana secara darurat. Untuk sekarang indikator yang baru terpenuhi adalah penyebarluasan bencana dan meraih skor 1 dari 24 pertanyaan.

Komponen 5. Kesiapsiagaan Pemulihan

Komponen 5 terdiri dari 4 indikator mengenai pemulihan setelah bencana. Hanya saja Desa Kedungsono sendiri belum memenuhi indikator-indikator ini.

DENGAN TOTAL AKUMULASI SKOR 37 dari 128

08

Bukti Verifikasi Hasil

Penilaian Ketangguhan Desa

Kelengkapan hasil analisis dan bukti verifikasi dapat diakses di tautan:

uns.id/PKDDesaKedungsono

Hasil Nilai Ketangguhan

Bencana Desa

Indeks Ketangguhan Bencana : 28.9%*

*Indeks Ketangguhan Bencana dihitung secara manual mengikuti saran dari

BPBD Sukoharjo melalui persenan untuk nilai 37 dari 128 poin

Tingkat Ketangguhan Bencana Desa Kedungsono : TANGGUH PRATAMA*

*Tangguh pratama dinilai dari hasil capaian nilai > 58,33

Profil Risiko Bencana

Jenis Bencana di Desa

Jenis Bencana Fokus Penilaian

Dampak lebih dari 1 Bencana

Persepsi Risiko

: Hama Kera, Karhutla, Tanah Longsor, Kekeringan, Angin Puting Beliung

: Lebih dari 1 bencana

: Kerusakan rumah warga, kerusakan sumber panen, kerusakan hutan

: Menengah

09

KAJIAN RISIKO BENCANA

Pengkajian Risiko Bencana merupakan suatu upaya penyelidikan atau penelitian sederhana tetapi sistematis untuk mengetahui tingkat risiko bencana (tinggi-sedang-rendah) pada semua jenis bencana di Desa/Kelurahan

Kedungsono beserta faktor-faktor karakter bencana, kerentanan dan kapasitasnya. Kajian Risiko Bencana dibuat untuk menindaklanjuti hasil Penilaian Ketangguhan Desa yang telah dilaksanakan sebelumnya.

Hasil dari penyelidikan penelitian dituangkan dalam bentuk dokumen pengkajian risiko bencana yang menjadi dasar dari peraturan atau kebijakan penanggulangan bencana Desa/Kelurahan khususnya di wilayah Kedungsono.

Dengan mengetahui kemungkinan dan besaran kerugian, fokus perencanaan dan keterpaduan penyelenggaraan penanggulangan bencana untuk di Desa

Kedungsono diharapkan dapat menjadi lebih efektif. Hasil Kajian Risiko Bencana dibagi menjadi 2 bahasan pokok yaitu jenis ragam bencana dan pemeringkatan ragam bencana.

10

Jenis dan Ragam Bencana

Ancaman Hidrometeorologi Angin Puting Beliung, Kekeringan

Ancaman Biologi Hama Kera

Ancaman Kegagalan Teknologi -

Ancaman Lingkungan Karhutla

Ancaman Sosial -

Pemeringkatan Ragam Bencana

Kesimpulan dari Kajian berikut :

Berdasarkan hasil kajian ancaman yang terjadi di Desa Kedungsono maka didapati

Ancaman Prioritas adalah Hama Kera dengan skor 7. Adapun Ancaman terbesar kedua adalah Tanah Longsor dengan total skor 6, diikuti dengan Karhutla dan Angin Puting Beliung dengan masing-masing total skor 4. Serta

ancaman terakhir yakni Kekeringan dengan skor 3.
Ancaman
Jenis Ancaman Ragam Ancaman Geologi Tanah Longsor
Dampak Kemungkinan Terjadi Total Skor Tanah Longsor 3 3 6 Angin Puting Beliung 2 2 4 Kekeringan 1 2 3 Hama Kera 3 4 7 Karhutla 1 3 4 11
Ragam Ancaman
Perkiraan

KARAKTER ANCAMAN

PRIORITAS

Hama Kera

Hama Kera adalah salah satu hama yang dapat menimbulkan kerugian besar bagi petani, terutama yang menanam tanaman hortikultura, seperti pisang, timun, kacang panjang, nangka, dan lain-lain. Dikarenakan wilayah Desa

Kedungsono yang berdekatan dengan pegunungan api purba yang merupakan tempat tinggal kera itu sendiri, maka menjadi sebuah keresahan ketika kera mulai memasuki wilayah desa.

Asal Penyebab

Faktor perusak

Tanda Peringatan

Frekuensi

Periode

Durasi

Intensitas

Posisi

: Hilangnya sumber makanan di habitat asli

: Hewan Kera

: Suara bising dari Kera

: 2 kali tergantung ketersediaan sumber pangan

: Setiap tahun

: 1-2 jam

: 3 dusun terdampak

: Tiyoko, Tegalmojo, Karanggayam

Tanah Longsor

Tanah Longsor merupakan gerakan tanah adalah suatu peristiwa geologi yang terjadi karena pergerakan massa batuan atau tanah dengan berbagai tipe dan jenis seperti jatuhnya bebatuan atau gumpalan besar tanah. Di daerah pegunungan, daerah pinggiran Desa Kedungsono rentan terjadi tanah longsor terutama dalam cuaca dengan curah hujan yang tinggi. Terutama ketika pohonpohon mulai digunakan warga untuk kegiatan sehari-hari.

Asal Penyebab

Faktor perusak

Tanda Peringatan

Frekuensi

Periode

Durasi

Intensitas

Posisi

: Curah hujan yang tinggi, Pengggundulan Hutan, Erosi, Faktor Geografis, PergerakanTanah

: Air dan material (tanah dan bebatuan)

: Curah hujan yang tinggi

: 1 kali

: Setiap 3 tahun

: 2 jam : 3 dusun terdampak

: Tiyoko, Soko, Karanggayam

13

Karhutla

Karhutla adalah singkatan dari kebakaran hutan dan lahan. Karhutla adalah suatu peristiwa terbakarnya hutan atau lahan baik secara alami maupun oleh perbuatan manusia, sehingga mengakibatkan kerusakan lingkungan yang menimbulkan kerugian ekologi, ekonomi, sosial budaya dan politik. Dengan situasi dominan pohon jati yang kering di kawasan pegunungan, menjadi salah satu daerah yang rawan untuk terjadi kebakaran hutan.

Asal Penyebab

Faktor perusak

Frekuensi

Periode

Durasi

Intensitas

Posisi

: Cuaca Ekstrim, Ulah manusia

: Cuaca ekstrim, percikan api

: 1-2 kali

: Setiap tahun terutama pada musim kemarau

: 48 jam (2hari)

: 1 dusun terdampak

: Tegalmojo, serta daerah hutan Desa Kedungsono

14

EARLY WARNI SYSTEM (EWS NG )

Early Warning System atau Sistem

Peringatan Dini adalah sebuah alat

untuk memberitahukan akan

timbulnya kejadian alam, dapat

berupa bencana maupun tanda-tanda

alam lainnya. Peringatan dini pada

masyarakat atas bencana merupakan

tindakan memberikan informasi

dengan bahasa yang mudah dicerna oleh masyarakat.

Melihat dari ancaman prioritas yang terjadi di Desa Kedungsono, tim KKN-T Destana UNS memfokuskan

pada bencana tanah longsor dengan

membuat sebuah sistem peringatan

dini yang berfungsi untuk memantau

adanya gerakan yang memungkinkan

terjadinya tanah longsor di lokasi

penempatan sistem tersebut,

Pemasangan EWS rencananya

akan di pasang di Dukuh

Karanggayam, disamping rumah yang

lahannya rawan longsor sesuai

dengan hasil FGD tanggal 11 Agustus

2023

Dengan adanya EWS, masyarakat

dapat sadar adanya bencana secara

langsung atau real time sehingga

warga dapat mempersiapkan diri

untuk menghadapi bencana.

15

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Standard Operational Procedure

Early Warning System

Sebelum memasang EWS, perlu diadakan identifikasi area untuk mencari informasi lokasi dengan tanah yang rawan longsor

Beri penjelasan kepada masyarakat yang berada di dekat daerah pemasangan EWS mengenai SOP dan cara perawatannya

Setelah EWS ditanam di lokasi yang terbuka, tarik pasak besi dan tanamkan (jangan terlalu dalam) pada area tanah yang akan diduga longsor.

Setelah masyarakat aware terhadap EWS, letakan EWS pada area yang rawan pada bencana tanah longsor.

Jika terjadi longsor, pasak besi akan terlepas dari tanah dan pipa semen yang terikat pada pasak besi akan menarik jack yang menempel pada EWS

EWS akan berbunyi ketika jack terlepas sebagai pertanda tanah longsor. Segera menjauhlah dari area longsor dan lakukan evakuasi

Segera hubungi kejadian tersebut kepada pihak yang berwajib seperti BPBD Sukoharjo dan pastikan tidak mendekati area sebelum longsor selesai.

.
16

Cara Perakitan dan Pemasangan

Rancangan Belanja Barang EWS

163.500

Alat-alat tersebut dapat didapatkan di toko-toko bangunan, toko musik, dan bahkan di e-commerce lainnya seperti tokopedia dan shopee. Dengan beberapa bahan tambahan opsional untuk pemasangan alat EWS di lokasi seperti :

Tiang besi

Semen

Pipa PVC

Tali tambang

Pasak besi, dan

Isolasi untuk kabel

Alat-alat tersebut opsional untuk pemasangan EWS di lokasi dan dapat menggunakan barang alternatif sesuai dengan barang yang ada.

Nama Alat Jumlah Harga Sirine 6-14 Volt 1 Rp 50.000 Jack 6.5 mm 1 Rp 3.500 Socket Jack 6.5 mm 1 Rp 15.000 Baterai Kotak 9 Volt 2 Rp 40.000 Socket Baterai Kotak 2 Rp 20.000 Kotak Plastik 1 Rp 20.000 Tali tambang 1 Rp 15.000
Total Rp
1. 2. 3. 4. 5. 6.
17

Sistem perkabelan EWS

1. 2.

3.

Hubungkan jack 6.5 mm dengan socket jacknya.

Masing-masing kabel merah (positif) dari baterai yang sudah dihubungkan dan kabel merah (positif) dari sirine dihubungkan pada tiap pin dari socket jack.

4.

Pada saat menghubungkan dua buah kabel (sirine dan baterai) ke socket jack, pastikan ketika jack 6.5 mm dilepas maka sirine akan berbunyi.

Siapkan kotak plastik tahan hujan, lubangi bagian atas dan bawah kotak untuk peletakan sirine dan socket jack, pasang perkabelan yang sudah dirakit seperti gambar disamping.

18

Cara Perakitan EWS BATERAI 9VSOCKET AKAI
JACK 6.5 mm 6-14 V
SIRINE Dua buah socket baterai kotak dihubungkan (paralel) kabel merahnya (positif), sedangkan kabel hitamnya (negatif) dihubungkan ke sirine 6-14V.
5.

6.

Buat adukan semen dan pasir, lalu isikan pada pipa PVC yang berukuran ± 30 cm lalu berikan pengait pada bagian atas pipa seperti gambar dibawah dan tunggu hingga kering.

7. 8. 9.

Siapkan tiang besi yang berukuran ± 2 m, berikan pengait untuk kotak plastik berisi sistem EWS dan pengait pipa pada tiang besi seperti gambar dibawah

Buat rangkaian tali tambang yang terhubung antara Jack 6.5 mm, pipa berisi semen, dan pasak besi seperti pada gambar diatas..

Letakkan EWS dengan kokoh pada area tanah yang padat, serta tarik pasak besi pada area tanah yang diduga akan terjadi longsor.

19

FOCUS GROUP DISCUSSION

11 Agustus 2023 - Potensi Rawan Bencana, Kedungsono Menuju Desa Tangguh Bencana

FGD atau Focus Group Discussion merupakan suatu teknik diskusi yang bertujuan untuk mengumpulkan sebuah kelompok dan membahas suatu topik spesifik secara bersama. Dalam hal ini, FGD dilaksanakan dengan topik bahasan yaitu ‘Potensi Rawan Bencana Desa Kedungsono’, yang menghadirkan tamu sebanyak 80 undangan, dengan turut mengundang Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukoharjo sebagai narasumber. FGD yang digelarkan pada hari Jum’at, tanggal 11 Agustus 2023 ini merupakan sebagai tindakan lanjutan dari Penilaian Ketangguhan Desa (PKD) dan Kajian Risiko Bencana (KRB) Desa Kedungsono yang telah dilaksanakan sebelumnya.

Penilaian Ketangguhan Desa (PKD) merupakan program dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk menghasilkan data dasar terkait aspekaspek yang mempengaruhi ketangguhan atas bencana pada tingkatan pemerintahan serta masyarakat. Data PKD diperoleh melalui bentuk pertanyaan yang menyangkut 5 komponen dan 32 indikator yang ditujukan kepada Pemerintah Desa Kedungsono. Melalui PKD yang dilakukan di Desa Kedungsono diperoleh hasil indeks ketangguhan desa terhadap bencana sebesar 28,9% atau tercatat sebagai tingkat Tangguh Pratama. Nilai indeks ini menunjukan masih rendahnya ketangguhan Desa Kedungsono terhadap bencana.

Kajian Risiko Bencana (KRB) merupakan suatu upaya penyelidikan atau penelitian secara sederhana tetapi sistematis untuk mengetahui sejauh mana tingkat risiko bencana yang mungkin terjadi pada semua jenis bencana di Desa Kedungsono, dengan disertai faktor-faktor karakter bencana, kerentanan, serta kapasitasnya. Berdasarkan hasil penyelidikan atau penelitian KRB yang dituangkan dalam bentuk dokumen untuk dijadikan dasar peraturan atau kebijakan penanggulangan bencana oleh Desa Kedungsono, diperoleh hasil bahwa terdapat tiga bencana utama yang sering terjadi di Desa Kedungsono, yaitu kebakaran hutan dan lahan (Kahutla), hama kera, dan tanah longsor.

20

Karhutla, Ulah Manusia atau Cuaca?

Kebakaran Hutan dan Lahan

(Kahutla) menjadi salah satu ancaman

bencana alam yang berbahaya bagi

seluruh penduduk Desa Kedungsono.

Dari tahun ke tahun, upaya pencegahan

terjadinya kahutla terus menjadi fokus

utama pemerintah Desa Kedungsono, karena kebakaran hutan tidak hanya

merugikan secara material, namun

kebakaran hutan dan lahan juga telah

menjadi salah satu momok menakutkan

bagi penduduk sekitar karena

mengancam keselamatan seluruh warga

desa, mengingat secara geografis Desa

Kedungsono terletak diantara wilayah

pegunungan hutan jati, yang

menyebabkan tingginya potensi atau

peluang untuk terjadinya kebakaran

hutan. Bahkan, dalam periode Juli-

Agustus tahun 2023, telah tercatat

kebakaran hutan sebanyak dua kali di

Desa Kedungsono. Selain itu, kemarau

yang

berkepanjangan pada tahun 2023

hingga puncaknya pada bulan Agustus

sampai September, juga makin

meningkatkan peluang terjadinya

kebakaran hutan.

BABINKAMTIBMAS Desa

Kedungsono, Bapak Harry Setiyawan

menyatakan bahwa kebakaran hutan

dan lahan bukanlah merupakan

bencana alam, melainkan gangguan

KAMTIBMAS, mengingat 95%

kebakaran hutan yang terjadi

sebenarnya disebabkan oleh ulah

manusia yang sebagian besarnya

adalah kesengajaan, sehingga ini

tergolong sebagai suatu pelanggaran. Pencegahan terjadinya

kahutla kemudian dapat dilakukan

dengan upaya-upaya seperti tidak

membakar sampah sembarangan, tidak membuang puntung rokok

sembarangan, dan bagi masyarakat

yang melihat adanya tindakantindakan yang dilakukan dengan

sengaja untuk menyebabkan

terjadinya kebakaran hutan, dihimbau untuk segera melaporkan

kejadian kahutla tersebut ke pihak

berwajib supaya dapat segera

ditangani.

22

Keresahan Masyarakat atas Hama Kera yang Turun ke desa

Bencana hama kera atau fenomena

turunnya kera dari gunung merupakan salah

satu bencana yang paling meresahkan warga

Desa Kedungsono. Fenomena turunnya kera

dapat disebabkan oleh faktor seperti

kurangnya sumber makanan kera, sehingga

kera akan turun ke pemukiman penduduk

untuk memenuhi kebutuhannya akan

makanan tersebut. Selain itu, turunnya kera

ke daerah pemukiman dapat juga disebabkan

karena rusaknya habitat tempat tinggal kera

yang semula, sehingga kera akan turun untuk

menemukan tempat tinggal yang baru.

Tidak dapat dipungkiri bahwa manusia

bertanggungjawab sebagai penyebab

turunnya kera dari gunung, sehingga dalam

hal ini kera tidak dapat disebut sebagai hama.

Sebab, daerah hutan yang semula

merupakan habitat kera telah dirusak untuk

kepentingan manusia, mulai dari pembukaan

lahan dengan dibakar secara sengaja, hingga

penebangan pohon untuk dijadikan sebagai

kayu bakar. Kemudian, untuk mengatasi kera yang memasuki pemukiman penduduk di Desa Kedungsono dapat dilakukan upaya

alternatif seperti menggunakan petasan

untuk menakuti kera, namun ini hanya dapat

menangani dalam jangka pendek saja.

Sedangkan, untuk penanggulangan jangka

panjang dapat dilakukan dengan membuat

laporan kepada Perhutani Wonogiri, BKSDA

Semarang, ataupun dikomunikasikan ke

Pemadam Kebakaran untuk melakukan relokasi kera.

23

Isu Tanah Longsor di Desa Kedungsono

Tanah longsor terjadi ketika lapisan tanah atau batuan yang berada pada lereng tidak lagi mampu menahan tekanan dan gaya gravitasi. Tanah longsor seringkali terjadi pada musim penghujan, terutama pada tanah yang telah rusak. Tanah rusak adalah tanah yang telah mengalami degradasi atau kerusakan struktural yang dapat mengurangi kesuburan dan produktivitas tanah. Tanah yang mengalami kerusakan struktural mungkin tidak dapat menyerap air, sehingga semua air yang mengenai tanah akan langsung mengalir atau menggenang ketika berbenturan dengan tanah. Ketika air yang mengalir atau bahkan menggenang sudah terlalu banyak, dan tanah tidak lagi mampu untuk menahan tekanan tersebut, pada saat itulah akan terjadi longsor.

Tanah longsor terakhir kali terjadi di Desa Kedungsono pada tahun 2022. Meskipun, tidak menghasilkan kerusakan dalam jumlah besar, namun kekhawatiran akan terjadi longsor sewaktu-waktu menjadi salah satu fokus Tim KKN-T UNS 2023. Sebab, terdapat banyak pemukiman warga yang terletak di lereng Gunung Api Purba Gajah Mungkur. Sehingga, dikhawatirkan sewaktu terjadi bencana tanah longsor, itu akan berdampak langsung kepada penduduk desa dan membahayakan keselamatannya. Oleh karena itu, Tim KKN-T UNS 2023, membuat sebuah alat deteksi dini bencana alam longsor atau Earky Warning System (EWS) sebagai alat sebagai solusi jangka pendek untuk memantau longsor yang mungkin saja terjadi pada titik rawan longsor di Desa Kedungsono yang dijadikan sebagai lokasi penempatan EWS. Sehingga, alat ini diharapkan dapat membantu masyarakat dalam mengevakuasi diri ketika terjadi longsor.

24

ARSIP KEGIATAN KKN-T UNS 2023

Senam Sehat, Kedungsono Kuat!

Senam Sehat, Kedungsono Kuat adalah program kerja Senam Lansia yang diawali dengan kerjasama bersama tim KKN-T Institut Pertanian Bogor (IPB).

Senam ini mencakup lingkup lansia ngudi rahayu di dusun Tiyoko dan dilaksanakan di posyandu mawar 3, desa Kedungsono.

25

ARSIP KEGIATAN KKN-T UNS 2023

Kedungsono Mewarnai

Kedungsono Mewarnai adalah kegiatan lomba mewarnai untuk PAUD-TK di Desa Kedungsono. Tema lomba mewarnai ini adalah “Sayangi Tumbuhan, Sayangi Lingkungan” sebagai wujud untuk meningkatkan awareness siswa TK untuk menjaga lingkungan di Desa Kedungsono

27

ARSIP KEGIATAN KKN-T UNS 2023

Mural untuk Membibit Moral

Tim KKN-T UNS bekerjasama dengan KB. Kartika Bunda dalam program kerja mural ini dalam upaya untuk membibit moral siswa PAUD-TK dalam menjaga lingkungan melalui visual. Dengan mural menggambarkan kegiatan reboisasi, menjadi tahap pertama pembibitan moral dalam mendidik anak dalam meningkatkan kepekaan terhadap lingkungan.

29

Euforia 17-an di Kedungsono

Dalam rangka merayakan kemerdekaan Indonesia, tim KKN-T UNS ikut memeriahkan euforia 17an di beberapa dusun di Kedungsono seperti Badran, Malangan Lor, dan Malangan. Tim KKN-T UNS bekerjasama dengan karang taruna dusun dalam memeriahkan euforia 17an.

31
ARSIP KEGIATAN KKN-T UNS 2023

Demikian akhir cerita dari Kedungsono's Archive dan tim KKN-T Destana UNS 2023 kelompok 12. Dalam tujuan awal Buku 'Kedungsono's Archive' ini yaitu sebagai media informasi dan pengarsipan data-data dasar yang menjadi titik awal Desa Kedungsono menjadi Desa Tangguh Bencana. Besar harapan kami agar buku arsip ini dapat membantu peningkatan ketangguhan Desa Kedungsono dalam menghadapi Bencana di kemudian hari.

Akhir kata kami ucapkan besar terima kasih kepada Desa Kedungsono yang sudah menerima, menjaga, dan memberi cerita baru dalam kehidupan kami. Selesainya kegiatan KKN ini bukan menjadi akhir dari cerita kita. Sukses selalu dan sampai jumpa di lain kesempatan!

Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.